tugas teknik perawatan
TRANSCRIPT
Nama : Izma Yuliana
Judul : Pengurangan Pembentukan Karak
Pada boiler yang berbahan bakar minyak dan batubara, jelaga yang terbentuk pada pipa-pipa
bertindak sebagai isolator terhadap perpindahan panas, sehingga endapan tersebut harus dihilangkan
secara teratur. Suhu cerobong yang meningkat dapat menandakan pembentukan
jelaga yang berlebihan. Hasil yang sama juga akan terjadi karena pembentukan kerak pada
sisi air. Suhu gas keluar yang tinggi pada udara berlebih yang normal menandakan buruknya
kineja perpindahan panas. Kondisi ini dapat diakibatkan dari pembentukan endapan secara
bertahap pada sisi gas atau sisi air. Pembentukan endapan pada sisi air memerlukan sebuah
tinjauan pada cara pengolahan air dan pembersihan pipa untuk menghilangkan endapan.
Diperkirakan kehilangan efisiensi 1 persen terjadi pada setiap kenaikan suhu cerobong 220C.
Suhu cerobong harus diperiksa dan dicatat secara teratur sebagai indikator pengendapan
jelaga. Bila suhu gas meningkat ke sekitar 20 oC diatas suhu boiler yang baru dibersihkan,
maka waktunya untuk membuang endapan jelaga. Oleh karena itu direkomendasikan untuk
memasang termometer jenis dial pada dasar cerobong untuk memantau suhu gas keluar
cerobong.
Diperkirakan bahwa 3 mm jelaga dapat mengakibatkan kenaikan pemakaian bahan bakar
sebesar 2,5 persen disebabkan suhu gas cerobong yang meningkat. Pembersihan berkala pada
permukaan tungku radiant, pipa-pipa boiler, economizers dan pemanas udara mungkin perlu
untuk menghilangkan endapan yang sulit dihilangkan tersebut.
Kerak boiler yang lazim : CaCO3 , Ca3 , (PO4)2 , Mg(OH)2 , MgSiO3 , SiO2 , Fe2(CO3)3 , FePO4.
Dari kerak-kerak di atas yang lazim pada boiler dapat di lakukan pencegahan kerak terhadap air boiler.
Salah satu nya Chemical dengan bahan dasar Phosphate yang diformulasikan khusus untuk mencegah
scale dan deposit yang terjadi akibat ion hardness, dimana ion tersebut diikat sehingga terpisah darilarutan
air boiler dan dibuang melalui bottom blowdownFosfat digunakan untuk melunakkan air dalam suatu
boiler untuk mencegah pembentukan formasi kerak dengan cara pemisahan kesadahan kalsium dan
magnesium dari air boiler menjadi sludge (endapan lumpur) yang diinginkan.Pada boiler inti nya
pengendalian suhu cerobong mempengaruhi pembentukan kerak, suhu cerobong tidak boleh terlalu
rendah. Terjadinya korosi terhadap logam ketel, sepanjang aliran air umpan dan aliran condensate
yang disebabkan terutama oleh gas oksigen yang terlarut dalam air
Ada beberapa cara yang dilakukan pada perawatan eksternal, diantaranya pelunakan kapur soda,
dearasi berfungsi menghilangkan gas secara mekanikal dengan dearator dan secara
kimiawi, dan petukaran ion.
macam perawatan eksternal dilakukan, yaitu :
(1) Pertukaran ion memakai tangki berisi media resin cation (biasa disebut water softener)
dan proses regenerasi memakai larutan garam dapur (NaCI). Pertukaran ion dalam proses pelunakan
air bertujuan untuk menghasilkan airlunak (air soft), dengan kandungan kesadahan total (Total
75Hardness) serendah mungkin (Trace).
(2) Dearasi yaitu pengurangan gas oksigen yang terlarut didalam air umpan. Ada dua cara
yaitu secara kimiawi
memakai bahan kimia pengikat oksigen. Dearator bekerjadengan prinsip menghasilkan kontak sebaik mu
ngkin antara butiran air yang dingin (mengandung banyak oksigen
terlarut) dengan uap dan kondensat yang panas, sehingga oksigen yang terlarut akan terlepas dari air.
Perawatan Internal merupakan perawatan yang dilakukan terhadap air dalam katel uap.
Perawatan internal ditujukan untuk menyempurnakan apa yang telah dilakukan oleh
perawatan eksternal, sehingga masalahmasalah yang mungkin terjadi didalam ketel uap dan jalur
kondensate dapat diminimalkan bahkan ditiadakan sama sekali. Ada
beberapacara yang dilakukan pada perawatan internal :
a) Pengikat sisa gas oksigen yang terlarut dalam air umpan
b) Pengikat kesadahan yang tersisa ada dalam air umpan.
c) Pengendalian padatan tersuspensi dalam air ketel
d) Penetralan asam carbonate dalam air condens
didalam air umpan gas oksigen terlarut selalu ada di dalam air alam 76yang jumlahnya dalam
kesetimbangan suhu air semakin tinggi tersebut, oksigen harus dihilangkan hingga ke titik nol
sebelum masuk ke dalam ketel uap, karena oksigen di
dalam air akan menyebabkan terjadinya reaksi korosi.Permukaan besi yang terkorosi karena oksigen, me
miliki cirikhas yang mudah terlihat yaitu terjadinya lubang cekungan (pitting) dan sekitar lubang
tertimbun tumpukan produk korosi sehingga terlihat permukaan logam menjadi berkarat.
Korosi karena oksigen yang berlanjut terusmenerus dapat
menembus logam hingga menyebabkan kebocoran. Bila
tidak ada oksigen di dalam air, maka reaksi korosi tersebut
tidak akan terjadi.
b) Pengikat kesadahan yang tersisa ada dalam air umpan.
Kesadahan total yang masih tersisa (standar maksimal 5
ppm CaCO3) dalam air umpan adalah senyawa calcium dan
magnesium dalam bentuk bicarbonate yang terlarut (tidak
kasat mata) yang dikarenakan panas akan terurai menjadi
senyawa carbonate yang tidak larut (endapan yang kasat
mata).
c) Pengendalian padatan tersuspensi dalam air ketel
77Dalam pengoperasian ketel uap telah ditentukan suatu
barasa parameter yang disebut TDS (Total Dissolved Solids
= Jumlah padatan terlarut), yang biasa dinyatakan dalam
satu ms/mc (micro siemens per centimeters).
d) Penetralan asam carbonate dalam air condens
Seperti kita ketahui kondensate merupakan alat yang
dipakai untuk mengolah uap bekas dari turbin yang menjadi
air. Perubahan uap bekas menjadi air kondensasi terjadi
pada alat yang bernama Condensor. Dan hasil pengolahan
tersebut adalah Air Condensate atau air embun. Pemakaian
air ini sangat menguntungkan sebab air tersebut sudah
bersuhu tinggi antara 600
800
C.
Nama : Izma Yuliana
Judul :
Pembakaran yang tidak sempurna dapat timbul dari kekurangan udara atau kelebihan bahan
bakar atau buruknya pendistribusian bahan bakar. Hal ini nyata terlihat dari warna atau asap,
dan harus segera diperbaiki.
Dalam sistim pembakaran minyak dan gas, adanya CO atau asap (hanya untuk sistim
pembakaran minyak) dengan udara normal atau sangat berlebih menandakan adanya masalah
pada sistim burner. Terjadinya pembakaran yang tidak sempurna disebabkan jeleknya
pencampuran udara dan bahan bakar pada burner. Jeleknya pembakaran minyak dapat
diakibatkan dari viskositas yang tidak tepat, ujung burner yang rusak, karbonisasi pada ujung
burner dan kerusakan pada diffusers atau pelat spinner.
Pada pembakaran batubara, karbon yang tidak terbakar dapat merupakan kehilangan yang
besar. Hal ini terjadi pada saat dibawa oleh grit atau adanya karbon dalam abu dan dapat mencapai lebih
dari 2 persen dari panas yang dipasok ke boiler. Ukuran bahan bakar yang
tidak seragam dapat juga menjadi penyebab tidak sempurnanya pembakaran. Pada chain
grate stokers, bongkahan besar tidak akan terbakar sempurna, sementara potongan yang kecil
dan halus apat menghambat aliran udara, sehingga menyebabkan buruknya distribusi udara.
Pada sprinkler stokers, kondisi grate stoker, distributor bahan bakar, pengaturan udara dan
sistim pembakaran berlebihan dapat mempengaruhi kehilangan karbon. Meningkatnya
partikel halus pada batubara juga meningkatkan kehilangan karbon.