tugas perawatan he editing
TRANSCRIPT
PERAWATAN MESIN
Di susun oleh :
1.M. Summa Adam (03101005006)2.Hendri Ide Dinata (03101005024)3.M. Albar Suwadi Nugraha
(03101005031)4.Vincentcius Jeffrianto (03101005047)5.Iman Edi Kuswari (03101005060)6.Yessi Ana Siska (03101005072)
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penerapan prinsip-prinsip perpindahan kalor untuk merancang (design)
alat-alat guna mencapai suatu tujuan sangatlah penting, karena dalam
menerapkan prinsip ke dalam rancanganlah orang bekerja kearah pencapaian
tujuan untuk mengembangkan barang hasil yang memberikan manfaat ekonomi.
Pembahasan kita tentang penukar kalor akan berbentuk analisis teknik, dimana
metode untuk meramalkan dayaguna (performance) penukar kalor akan
dijelaskan, disertai pembahasan tentang metode-metode yang dapat digunkan
untuk menaksir ukuran dan jenis penukar kalor yang diperlukan untuk
melakukan sesuatu tugas tertentu.
Dalam hal ini, pembahsan akan kita batasi pada alat-alat penukar kalor
yang terutama menggunkan ragam perpindaha kalor konduksi (hantaran) dan
konveksi (ilian). Hal ini bukanlah berarti bahwa radiasi (sinaran) tidak penting
dalam rangcang penukar kalor, karena dalam berbagai penerapan diangkasa luar,
ragam itulah yang merupakan cara yang paling tersedia untuk melakukan
perpindahan kalor.
1.2 Alat penukar panas atau Heat Exchanger (HE)
Alat penukar panas atau Heat Exchanger (HE) adalah alat yang
digunakan untuk memindahkan panas dari sistem ke sistem lain tanpa
perpindahan massa dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai
pendingin. Biasanya, medium pemanas dipakai adalah air yang dipanaskan
sebagai fluida panas dan air biasa sebagai air pendingin (cooling water).
Penukar panas dirancang sebisa mungkin agar perpindahan panas antar fluida
dapat berlangsung secara efisien. Pertukaran panas terjadi karena adanya kontak,
baik antara fluida terdapat dinding yang memisahkannya maupun keduanya
bercampur langsung (direct contact). Penukar panas sangat luas dipakai dalam
industri seperti kilang minyak, pabrik kimia maupun petrokimia, industri gas
alam, refrigerasi, pembangkit listrik. Salah satu contoh sederhana dari alat
PERAWATAN MESIN 2
penukar panas adalah radiator mobil di mana cairan pendingin memindahkan
panas mesin ke udara sekitar.
A. Tipe Aliran pada Alat Penukar Panas
Tipe aliran di dalam alat penukar panas ini ada 4 macam aliran yaitu :
1. Counter current flow (aliran berlawanan arah)
2. Paralel flow/co current flow (aliran searah)
3. Cross flow (aliran silang)
4. Cross counter flow (aliran silang berlawanan)
B. Jenis-jenis penukar panas
Jenis-jenis penukar panas antara lain :
1. Double Pipe Heat Exchanger
2. Plate and Frame Heat Exchanger
3. Shell and Tube Heat Exchanger
4. Adiabatic wheel heat exchanger
5. Pillow plate heat exchanger
6. Dynamic scraped surface heat exchanger
7. Phase – change heat exchanger
PERAWATAN MESIN 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Prinsip Kerja dan Jenis Heat Exchanger
A. Prinsip dan Teori Dasar Perpindahan Panas
Panas adalah salah satu bentuk energi yang dapat dipindahkan dari
suatu tempat ke tempat lain, tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan
sama sekali. Dalam suatu proses, panas dapat mengakibatkan terjadinya
kenaikan suhu suatu zat dan atau perubahan tekanan, reaksi kimia dan
kelistrikan.
Proses terjadinya perpindahan panas dapat dilakukan secara
langsung, yaitu fluida yang panas akan bercampur secara langsung dengan
fluida dingin tanpa adanya pemisah dan secara tidak langsung, yaitu bila
diantara fluida panas dan fluida dingin tidak berhubungan langsung tetapi
dipisahkan oleh sekat-sekat pemisah.
B. Perpindahan Panas Secara Konduksi
Merupakan perpindahan panas antara molekul-molekul yang saling
berdekatan antar yang satu dengan yang lainnya dan tidak diikuti oleh
perpindahan molekul-molekul tersebut secara fisik. Molekul-molekul benda
yang panas bergetar lebih cepat dibandingkan molekul-molekul benda yang
berada dalam keadaan dingin. Getaran-getaran yang cepat ini, tenaganya
dilimpahkan kepada molekul di sekelilingnya sehingga menyebabkan
getaran yang lebih cepat maka akan memberikan panas.
C. Perpindahan Panas Secara Konveksi
Perpindahan panas dari suatu zat ke zat yang lain disertai dengan
gerakan partikel atau zat tersebut secara fisik.
PERAWATAN MESIN 4
D. Perpindahan Panas Secara Radiasi
Perpindahan panas tanpa melalui media (tanpa melalui molekul).
Suatu energi dapat dihantarkan dari suatu tempat ke tempat lainnya (dari
benda panas ke benda yang dingin) dengan pancaran gelombang
elektromagnetik dimana tenaga elektromagnetik ini akan berubah menjadi
panas jika terserap oleh benda yang lain.
Gambar 1. Perpindahan Kalor pada Heat Exchanger
Pada Dasarnya prinsip kerja dari alat penukar kalor yaitu
memindahkan panas dari dua fluida pada temperatur berbeda di mana
transfer panas dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung.
a. Secara kontak langsung
Panas yang dipindahkan antara fluida panas dan dinginmelalui
permukaan kontak langsung berarti tidak ada dinding antara kedua
fluida.Transfer panas yang terjadi yaitu melalui interfase / penghubung
antara kedua fluida.Contoh : aliran steam pada kontak langsung yaitu 2 zat
cair yang immiscible (tidak dapat bercampur), gas-liquid, dan partikel padat-
kombinasi fluida.
b. Secara kontak tak langsung
Perpindahan panas terjadi antara fluida panas dan dingin melalui
dinding pemisah. Dalam sistem ini, kedua fluida akan mengalir.
PERAWATAN MESIN 5
2.2 Bagian-bagian Heat Exchanger
No Nama Komponen Fungsi
1 Connections
ukuran yang distandarkan untuk pemasangan yang mudah,
penambahan galur (thread) permukaan pelindung
untukmemudahkan pemasangan.berfungsi sebagai daerah
masuknya fluida yang akan ditransfer kalornya
2 Gasket
fiber berkualitas tinggi yang dikompres.berfungsi untuk
merapatkan 2 komponen part yang disatukan untuk
mencegah kebocoran
3 Head
berbahan standar cast iron atau steel head.berfungsi sebagai
ruang untuk menampung fluida yang akan masuk ke dalam
tube
4 Tubesheet
Ubend tubes diperluas terhadap tubesheet yang membiarkan
untuk perluasan dan penyusutan tabung karena fluktuasi
suhu.berfungsi sebagai tempat mengalirnya fluida yang akan
didinginkan atau dipanaskan.
5 Mounting saddles yang diganbungkan dengan unit standar untuk
PERAWATAN MESIN 6
mounting yang cepat dan mudah.berfungsi untuk tumpuan
atau fondasi heat exchanger
6 Shell
welded shell dilindungi dengan cat berkualitas tinggi untuk
menghambat korosi.berfungsi untuk melindungi tube-tube
dan komponen di dalam heat exchanger
7 Tube bundles
berbahan stainless steal, tampilan tube bundle yang unik
meminimalisasi permasalahan yang muncul dan
mengoptimumkan media aliran dalam unit.berfungsi untuk
menopang pipa atau tube
8 Baffles
adanya celah baffles dengan jarak minimum antara tabung
untuk menjamin aliran fluida yang benar dan meminimalisasi
bypass.berfungsi sebagai sekat-sekat agar fluida yang
mengalir dapat menahan lajunya sehingga kalor yang akan
ditransfer ke tube akan efektif,dan untuk mengarahkan aliran
fluida di dalam heat exchanger
2.2 Metode inspeksi Heat Excharger
A. On Stream Inspection
On Stream inspection adalah pemeriksaan yang dilakukan pada
kondisi peralatan sedang beroperasi. pemeriksaan ini sangat terbatas hanya
pemeriksaan pada bagian luar saja. Pada umurnnya kerusakan pada heat
exchanger tidak catastrophic.Hal hal yang dapat diperiksa pada kondisi on
stream adalah: Pondasi dan support, tangga, struktur, Piping system,
grounding, isolasi, gasket , nozzle, electrical system.
Teknik pemeriksaan dapat dilakukan dengan cara visual. Apabila
memungkinkan dapat juga dilakukan pengukuran ketebalan pada pressure
part dengan menggunakan alat ukur tebal. Pemeriksaan dengan bantuan
peralatan scanning infra red dapat juga dilakukan guna mengetahui kondisi
isolasi dengan endeteksi adanya kebocoran panas.Hasil pemeriksaan on
stream tersebut adalah berupa rekomendasi dimana rekomendasi tersebut
PERAWATAN MESIN 7
dapat berupa perbaikan yang bisa dilakukan saat on stream misalnya,
proteksi korosi pada struktur, atau perbaikan yang harus dilakukan pada saat
stop.
B. Off Stream Inspection
Off stream inspection adalah pemeriksaan yang dapat dilakukan pada
saat peralatan yang akan diperiksa di stop dari operasinya, pada
pemeriksaan off stream diperlukan kondisi tertentu agar pemeriksaan dapat
berjalan dengan akurat.Hal yang umum menjadi pertentangan adalah bahwa
tingkat kebersihan yang dibutuhkan oleh inspeksi lebih tinggi dari
kebutuhan operasi. Tingkat kebersihan yang dibutuhkan oleh inspeksi
adalah lebih tinggi karena bila ditemukan adanya indikasi kerusakan maka
untuk memastikannya akan digunakan teknik NDT sesuai dengan
keperluannya yang mana pada metode NDT tersebut membutukan tingkat
kebersihan tertentu pada metal yang akan diperiksa.Bila diperlukan untuk
memenuhi aspek kebersihan tersebut dapat dilakukan sand blasting, water
jet blasting, power brush, maupun chemical cleaning.Penggunaan scrapper
ataupun wire brush dapat dilakukan pada peralatan yang tidak
membutuhkan pemeriksaan detail.
BAB III
PERMASALAHAN
Pada pembahasan makalah ini akan membahas mengenai perawatan shell dan
tube Heat Excharger. Ada pun langkah-langkah perawatanya terdiri dari :
1. Inspeksi
Adalah suatu metode perawatan dengan cara melihat dan mendengar keadaan
performansi suatu mesin. Inspeksi biasanya dilakukan secara rutin oleh operator
pabrik. Pada shell dan tube Heat Excharger terdapat 2 metode inspeksi yaitu :
Inspeksi bagian luar
Pada umumnya pemeriksaan bacian luar dari Heat Exchanger
dapat dilakukan sewaktu alat sedang beroperasi. Perlengkapannya yaitu
tangga, platform, pondasi, pipe connection, alat perlengkapan, cat, isolasi
PERAWATAN MESIN 8
dan sebagainya dengan mudah dapat diperiksa sewaktu beroperasi. Dapat
juga dilakukan pengukuran tebal dengan cara Non Destructive Examination
(NDE) terhadap komponen-komponen dari peralatan itu. Data-data yang
diperoleh dapat digunakan sebagai petunjuk untuk pemeriksaan lebih
seksama diwaktu alat shutdown.
Pemeriksaan bagian luar dilakukan terhadap :
a. Tangga dan platform
Pemeriksaan terhadap tangga dan platform untuk mencari bagian
yang longgar, lepas, retak atau patah. Ini dapat dilakukan dengan
pemeriksaan visual, dengan hammer test atau mengeriknya dengan alat
yang tajam dan runcing (scraper). Bila diperlukan, ketebalan dari
platform dan struktur dapat diukur dengan kaliper.
b. Pemeriksaan pondasi dan support.
Pondasi exchanger biasanya terdiri dari support baja duduk diatas
beton,ada juga yang seluruh supportnya dari baja. Pondasi beton harus
diperiksa terhadap kemungkinan retak, spalling dan settling. Bagian-
bagian baja dari pondasi diperiksa secara visual dan dengan hammer test.
Ketebalan dari pelat t support diperiksa dengran kaliper. Baut pondasi
diperiksa dengan hammer test.
c. Nozzle/Pipa Connection
Bagian luar dari pipe connection diperiksa secara visual terhadap
korosi, retak pada lasan dan kebocoran sewaktu alat beroperasi, lebih-
lebih pada tempat yang mengalami atau bagi pengilangan yang terletak
didaerah gempa, angin topan atau yang tanahnya masih belum stabil
pada sambungan pipa dengan Exchanqer merupakan tempat yang kritis.
Support tambahan perlu dipertimbangkan ditempat yang tinggi
getarannya. Apabila ditemukan tanda-tanda retak pada nozzle, pada
waktu unit stop tempat ini supaya disandblast atau dibersihkan dengan
sikat kawat untuk pemeriksaan yang lebih teliti dan seksama.
d. Alat pelengkap
PERAWATAN MESIN 9
Alat-alat pelengkap seperti gage, gelas penduga dan katup
pengaman supaya diperiksa secara visual sewaktu unit sedang beroperasi
untuk melihat kondisinya.
e. Bagian luar lainnya
Kondisi dari cat sewaktu-waktu harus diperiksa. Tempat yang
berkarat, spalling atau lapisan cat yang terkupas menandakan ada
kerusakan pada cat. Ini akan mudah terlihat pada waktu diadakan
pemeriksaan ditempat. Tempat-tempat yang sering mengalami kerusakan
cat adalah pada celan-celah, bagian yang tajam dan pada kantong-
kantong.
Bila alat diisolasi, isolasinya juga harus diperiksa secara visual
untuk meyakinkan bahwa isolasinya masih dalam keadaan baik, utuh dan
rapat melekatnya ke shell atau channel. Daerah nozzle adalah tempat
dimana sering ditemukan kerusakan isolasi. Isolasi yang terbuka
didaerah nozzle akan dimasuki oleh air hujan dan ini dapat
menyebabkan korosi dibawah isolasi (corrosion under insulation) pada
shell exchanger.
Inspeksi Bagian Dalam
Persiapan :
Pemeriksaan, bagian-bagian dari permukaan yang akan diperiksa
supaya dibersihkan dengan baik sebelum pemeriksaan dimulai. Tempat
yang diperkirakan-terdapat retak atau tempat yang akan diperiksa dengan
cara magnetic particle atau dengan dye-penetrant atau NDE lainnya haruslah
dibersihkan dengan seksama. Bila perlu dibersihkan dengan sand blast,
sikat kawat atau chemical cleaning.
a. Pemeriksaan shell, channel dan shell cover
Tindakan pertama untuk memeriksa shell, channel dan shell cover
adalah pemeriksaan urnum secara visual.
Alat yang diperlukan untuk memeriksa adalah sebuah scraper dan
hammer. Scraper yang runcing dapat digunakan untuk mengerik-ngerik
PERAWATAN MESIN 10
tempat-tempat yang mungkin terjadi pits, cracks ataupun grooves. Dalam
pitting pada metal dapat diukur dengan pit depth gage.
Bila diketemukan pitting yang dalam, disarankan untuk membersihkan
permukaannya dengan sand blast supaya dapat dilakukan evaluasi yang
lebih teliti.
Tempat yang tipis dapat diketanui dengan hammer test atau NDT. Bila
diperkirakan ada keretakan, tempat itu harus diperiksa lebih teliti dengan
dye-penetrant atau magnetic particle.
Tempat-tempat yang perlu diperiksa :
1. Coating, lining atau cladding bila shell cover, channel dan channel cover
diberi lapisan.
2. Tempat dudukan gasket pada nozzle atau flange dari shell, shell cover
dan channel supaya diperiksa karena groove mungkin terdapat disini.
3. Sambungan las pada shell harus selalu diperiksa dengan teliti bila
servisnya caustic atau bersuhu tinggi. Dalam kedua hal retak mungkin
terdapat pada atau didekat sambungan las. Sangat disarankan untuk
melakukan pemeriksaan NDE dengan dye-penetrant atau magnetic
particle.
4. Bagian dalam shell didekat baffle plate dari bundle dan didekat
impingement plate supaya diperiksa terhadap erosi dan korosi karena
adanya arus turbulensi dan bertambahnya kecepatan arus disekitar
tempat tersebut.
5. Nozzle pada shell, bagian dalamnya diperiksa terhadap korosi, erosi,
retak dan distorsi. Pengukuran diameter dalam dan ketebalan dapat
dilakukan dengan inside kaliper. Bila nozzlenya tidak dibuka, bundle
tidak ditarik atau fixed tube exchanger, pengukuran ketebalan dilakukan
secara NDT.
6. Semua pipa-pipa kecil yang melekat pada heat exchanger perlu diperiksa
terhadap korosi, erosi, retak atau penipisan. Pemeriksaan ini dapat
dilakukan dengan hammer test.
Tempat yang biasanya mengalami korosi.
Tempat dimana terjadi korosi tergantung pada servis dari peralatan itu,
namun demikian ada beberapa tempat yang selalu diawasi karena ditempat
itu sering terjadi korosi.
PERAWATAN MESIN 11
7. Bagian bawah dari shell.
Bila kondisi operasi sedemikian rupa sehingga meninggalkan endapan
atau deposit, endapan ini akan tertahan dan tertinggal dibagian bawah
dari shell.
Bila deposit ini mengandung zat yang bersifat korosi, akan terdapat
korosi disepanjang bagian bawah dari shell.
8. Channel tempat air keluar
Untuk servis air sungai ataupun air laut korosi yang terhebat terdapat
ditempat yang terpanas.
Bila air mengalir didalam tube, tempat yang tertinggi suhunya adalah
dichannel tempat air keluar.
Channel ini harus diperiksa dengan seksama.
Heat Exchanger atau cooler yang menggunakan air laut sebagai air
pendingin, channel dan shell covernya diberi protective coating yang
sesuai atau dicladding dengan metallic lining untuk melindungi carbon
steel dari serangan air laut.
9. Tempat yang tajam dan sambungan las
Retak kadang-kadang terjadi ditempat yang tajam atau didekat
sambungan las terutama bila ada tegangan yang tinggi. Tempat yang
mengalami tegangan tinggi misalnya pada nozzle atau flange dari shell.
Tempat ini supaya diperiksa dengan seksama.
10. Shell didekat impingement plate dan baffle plate sering mengalami
erosi bila kecepatan fluidanya tinggi.
b. Pemeriksaan bundle
Tindakan pertama, dilakukan pemeriksaan umum secara visual. Dengan ini
kita mendapat kesan terhadap kondisi bundle dan pola kerusakannya.
Bundle sudah mulai diperiksa sewaktu dia ditarik dari shell sebab warna,
tipe, banyaknya dan tempat dari scale (kerak) dan endapan akan menolong
untuk menentukan atau mengarahkan masalah korosinya. Scale atau
endapan yang berwarna hijau pada copper base tube menunjukkan bahwa
PERAWATAN MESIN 12
tube mengalami korosi. Bila sedikil diketemukan scale atau endapan
didekat tempat arus masuk kedalam shell, ini menunjukkan masalah erosi.
Tempat-tempat yang perlu diperiksa :
1. Daerah bundle didekat tube-sheet dan baffle plate.
Didaerah ini sering diketernukan groove pada tube karena tempat ini
sukar dibersihkan. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan scraper
yang runcing untuk mengerik-ngerik. Sering diketemukan lubang untuk
tube pada baffle plate meluas karena getaran tube dan fempat ini sukar
dibersihkan. Juga tube didaerah ini serinq diketemukan menipis.
2. Ujung tube sebelah dalam, ini diperiksa dengan visual. Lebih kedalam
dapat diperiksa dengan cara Eddy Current untuk mencari pitting pada
dinding tube sebelah dalam.
3. Bagian luar tube atau bundle, hanya tube yang terpasang dibagian luar
dari bundle yang dapat diperiksa dengan seksama. Pemeriksaan visual
dapat dibantu dengan kaca pembesar untuk mencari retak dan/atau pitting
yang halus.
4. Baffle plate, tie-rod, supaya diperiksa secara visual untuk mencari korosi
dan distorsi. Baffle plate atau tie-rod yang sudah korosi atau tipis harus
diganti pada waktu bundle di-retube. Scraper dapat digunakan waktu
pemeriksaan.
5. Tube sheet.
Tube sheet dan tempat dudukan gasket diperiksa secara visual untuk
melihat korosi dan distorsi.
Untuk memeriksa tube sheet masih rata atau tidak dapat digunakan siku-
siku. Distorsi pada tube sheet dapat disebabkan oleh overolling, cara
pengerolan yang tidak baik, ekspansi panas, ledakan, handling yang kasar
dan over pressure selama hydrotest.
Ketebalan tube sheet diukur dengan kaliper.
Untuk memeriksa gejala dezincification dari brass tube, goresan-goresan
halus atau retak-retak halus, sample dari tube yang rusak harus diambil
dan dibelah untuk pemeriksaan metallurgi atau pemeriksaan cara kimia.
PERAWATAN MESIN 13
Tempat yang biasanya mengalami korosi.
6. Permukaan luar dari tube yang berhadapan dengan inlet nozzle. Tempat
ini sering mengalami erosi atau korosi karena tertumbur arus fluida yang
masuk (impingement corrosion). Korosi yang maximum pada bundle
terdapat didaerah inlet ini. Karena itu tempat ini harus diperiksa pada
waktu pemeriksaan. Untuk menghindarkan erosi dan korosi pada bundle,
ditempat ini dipasang impingement plate.
7. Ujung tube sebelah dalam tempat fluida masuk
Tempat ini juga sering diserang olen korosi dan erosi karena disini
tempat masuknya aliran secara turbulensi, terutama bila aliran masuk
dengan kecepatan tinggi. Untuk melindungi ujung tube didaerah inlet
dapat dipasang pelindung tube yang terbuat dari bahan sejenis plastik
(ferrules), atau diflare.
8. Tempat belokan
Tempat belokan sering mengalami erosi bila fluida mengalir dengan
kecepatan tinggi, karena disini arah arus dirubah. Ini misalnya diujung
tube ditempat arus masuk.
11. Pengujian
Setelah heat exchanger berhenti dari operasi, sebelum dibuka sebaiknya
diadakan terhadap shell side atau tube side terlebih dahulu untuk mengetahui
exchange dalam keadaan bocor atau tidak. Bila ternyata bocor exchanger perlu
dibuka dan diuji kembali untuk mencari tempat yang bocor.
2.1. Standard Test
Heat exchanger diuji secara hydrostatic dengan air.
Tekanan uji ditahan minimum 30 menit. Shell dan tube side diuji secara
terpisah bergantian) supaya kebocoran pada sambungan tube dengan tube-plate
dapat dilihat. Bila design pressure pada tube side lebih tinggi, tube bundle diuji
diluar bila konstruksi memungkinkan.
Tempat sambungan las harus dibersihkan dengan baik sebeluam
pengujian supaya dapat diperiksa dengan seksama. Tekanan uji hydrostatic pada
PERAWATAN MESIN 14
temperatur kamar 21oC-49oC Max. sebesar 1,5 kali pressure, dikoreksi terhadap
temperatur, kecuali untuk material jenis cast iron yang memakai code lain.
2.2 Liquid Test Yang Lain
Bila penggunaan air membahayakan, dapat dipakai liquid yang lain
sebagai media penguji. Air yang digunakan untuk pengujian harus fresh water.
Kandungan chlorida dalam air untuk pengujian austenitic stainless steel heat
exchanger maximum 50 ppm.
2.3. Pneumatic Test
Bila liquid tidak boleh digunakan sebagai test medium, exchanger dapat
ditest. secara pneumatic. Pengujian harus dilakukan menurut code. Telah
diketahui bahwa udara atau gas adalah berbahaya bila digunakan sebagai media
penguji. Tekanan uji pneumatic pada temperature kamar maximum sebesar 1,25
kali design pressure, dikoreksi terhadap temperature, kecuali untuk material
jenis Cast iron yang memakai code lain.Pada pneumatic test, pemeriksaan
dengan busa sabun (soap solution) dilakukan untuk membantu pemeriksaan
visual. Busa sabun dipoleskan ditempat las-lasan, sambungan roll dan
ditempat lain yang mau diperiksa.
Busa itu akan menggelembung ditempat yang bocor dan ini mudah
terlihat.Besar tekanan uji tergantung pada tekanan design atau tekanan operasi
dari heat exchanger yang bersangkutan.Besar tekanan ini harus ditentukan
setempat berdasarkan pada kebutuhan operasi masing-masing
pengilangan.Sebelum dilakukan pengujian shell side, Inspektor harus yakin
betui bahwa tube bundle tahan terhadap tekanan luar yang diterima bundle. Bila
bundle tidak tahan, bundle harus diuji diluar.
III. PROSEDUR PERBAIKAN
A. Shell dan Tube Exchanger
Repair procedure untuk shell, shell cover dan channel mengikuti
procedure untuk pressure vessel.Tube yang bocor dapat langsung diplug pada
kedua ujungnya. Material dari plug harus sama dengan material dari tube,
bentuknya tirus. Jika terjadi kebocoran melalui tempat rolan, dapat diperbaiki
PERAWATAN MESIN 15
dengan re-rolling bila belum overroll. Bila sudah overroll tube harus dipluged,
karena kalau diteruskan tidak akan membawa hasil. Bila sudah cukup banyak
tube yang bocor, ±10% pada satu pass, bundle perlu dipertimbangkan untuk di-
retube. Besar persentasi ini tergantung pada fungsi dari exchanger yang
bersangkutan. Umumnya bila 10% tube sudah diplug fungsi exchanger sudah
kurang efektip dan juga rata-rata tube lainnya sudah kurang baik.
Untuk meretube bundle, diperlukan pekerjaan pengerolan. Jika
pengerolan tidak dilakukan dengan cermat dan dengan sistem yang baik dapat
terjadi :
Tube plate mengembang dan melengkung arah luar, bentuk tidak bulat lagi.
Sambungan kurang rapat karena overroll atau underroll.
Karena itu pekerjaan pengerolan harus dikontrol dengan baik. Untuk
dapat mengontrol dengan baik, hal dibawah ini dapat dijadikan pedoman.
Dengan pengerolan terjadi pengembangan tube dalam tube plate. Diameter luar
tube membesar sampai mendesak lubang tube di tube plate.
Diameter dalam tube sebagian bertambah karena adanya tekanan keliling
dan tarikan arah aksial. Akibat pengerolan ini tebal dinding tube berkurang
sedikit.
Sewaktu terjadi sentuhan antara tube dengan lubang tube, dinding tube
tertekan diantara roll expander dan tube-sheet. Gaya tekanan akan meneruskan
tekanan sampai dinding tube menyentuh tube sheet.
Pengurangan tebal dari dinding tube ini dapat digunakan sebagai
ketentuan berapa besar ekspansi diperlukan untuk pengerolan. Ketika alat roll
(expander) dilepas, material tube dan tube plate akan kembali sedikit karena sifat
elastisitasnya. Karena itu tube plate sekitar lubang mengerut sedikit dan
menjepit tube sebelah luar dan terjadi sambungan yang rapat.
Ekspansi yang berlebihan tidak akan menambah kekuatan dan kerapatan
sambungan atau penjepitan karena dinding tube akan menggelincir kearah aksial
sepanjang tube plate. Tekanan terhadap dinding tube mendesak metal dalam
arah aksial. Hal ini ternyata dengan berkurangnya tebal dinding dimana hanya
sedikit pertambahan diameter luar tube. Gerakan metal yang aksial ini
memanjangkan tube di dua arah.
a. Didalam tube sheet, ini menyebabkan bending pada tube sheet karena
tegangan tekan didalam tube diteruskan ke tube-sheet.
PERAWATAN MESIN 16
b. Diluar tube sheet, menyebabkan tonjolan ujung tube bertambah.
Besarnya ekspansi terhadap tebalnya dinding semula.
Airtool Manufacturing Company suatu perusahaan yang telah
berpengalaman luas dalam bidang mengerolan tube, menyatakan bahwa
sambungan optimum untuk nonferous tube akan diperoleh dengan pengurangan
tebal dinding tube 5%. Pelaksanaan untuk mendapatkan pengurangan 5% ini
adalah sbb:
Dengan pengukuran.
a. Tentukan besar clearance antara diameter luar tube dengan diameter lubang
tube pada tube plate.
Clearance = diameter lubang tube - diameter luar tube.
b. Tambahkan clearance dengan diameter dalam tube semula dan 5% tebal dari
dua dinding (untuk memudahkan ambiI 10% dari satu tebal dinding).
Jumlah ketiganya memberikan diameter dalam tube sesudah diroll.
Jadi rolled tube ID = Orig. ID tube + clearance + 10% tube wall thickness.
Bila diameter tube setelah diroll lebih besar dari batas ini, kekuatan dan
stabilitas sambungan roll akan berkurang. Untuk tube sheet yang tebalnya
sampai 1¾" dan bahannya non ferrous, pengurangan tebal dinding tube, setelah
diroll, 5%. Untuk tube sheet yang lebih tebal dari 1¾", besar 5% ini dapat
dikurangi, tergantung pada tebal tube sheet.
Bila tube sheet lebih tebal dari pada 1¾", lebih sedikit persentase
pengurangan tebal dinding yang diperlukan.
Kalau persentase ini tidak dikurangi akan diperoleb sambungan yang
jauh lebih kuat daripada kekuatan tube itu sendiri dan ini percuma. Dalam
pengerolan jangan kurang dari 2 inci, atau tebal tube sheet kurang 1/8", diambil
yang terkecil. Steel tube memerlukan persentase pengurangan yang lebih kecil
dari pada nonferrous tube karena dinding tube dari baja sukar bergerak kearah
aksial dari pada non ferrous tube. Untuk pengembangan diameter dalam yang
sama antara steel tube dan non ferrous tube, diameter luarnya akan lebih besar
pada steel tube.
PERAWATAN MESIN 17
Pada steel tube bundle, setelah tube dirol dapat diseal weld untuk
tambahan kekuatan. Hal ini dilakukan pada exchanger yang servisnya
berbahaya dan bertekanan tinggi.
Urutan pekerjaan untuk pengerolan dan pengelasan tube :
1. Rol tube dengan pelan (sligthly)
2. Las tube.
3. Buang bagian-bagian yang tajamdari pengelasan.
4. Rol tube kembali.
B. Prosedur Pengerolan Tube
Tube-plate dapat mengalami pembesaran diameter dan pelenturan,
disebabkan oleh over-expansion dan urutan pengerolan yang tidak tepat sewaktu
bundle diretube.
Pada gambar 1, ditunjukkan efek pada tube-plate dari berbagai urutan
pengerolan. Cara pengerolan seperti gambar 1a, harus dan dapat dihindarkan,
tetapi urutan seperti pada gambar 1b dan 1c, dalam praktek tidak dapat
dihindarkan. Kita hanya dapat mengusahakan agar pelenturan tube-sheet yang
terjadi sekecil mungkin.
Hal ini dapat dilakukan dengan terlebih dahulu mengikat posisi tube-
plate dengan "tack tube" yang tersebar diselurun bundle dan di-roll dengan
urutan tertentu. Urutan pengerolan dan letak tack tube dipilih sedemikian rupa,
hingga kemungkinan pelenturan tube-plate sekecil mungkin.
Gambar 2 menunjukkan salah satu urutan yang dapat dipakai untuk tack
tube itu. Urutan yang meloncat-loncat harus ditempuh hingga jumlan tack tube
mencapai kira-kira 10% dari jumlah tube.
Setelah itu tube yang lain dapat diroll dengan cara berurutan. Sebaiknya
selalu dimulai ditengah diantara 2 tack tube dan dilanjutkan kearan tack tube itu.
PERAWATAN MESIN 18
GAMBAR 1
Effect dari urutan pengerolan terhadap tube-plate dan tube (angka 1 s/d 6
menunjukkan urutan pengerolan) Bila seluruhnya ada 2000 tube maka jumlah
tack tube paling sedikit 200
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Alat penukar panas atau Heat Exchanger (HE) adalah alat yang digunakan untuk
memindahkan panas dari sistem ke sistem lain tanpa perpindahan massa dan bisa
berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya, medium pemanas
dipakai adalah air yang dipanaskan sebagai fluida panas dan air biasa sebagai air
pendingin (cooling water). Penukar panas dirancang sebisa mungkin agar perpindahan
panas antar fluida dapat berlangsung secara efisien. Pertukaran panas terjadi karena
adanya kontak, baik antara fluida terdapat dinding yang memisahkannya maupun
keduanya bercampur langsung (direct contact). Penukar panas sangat luas dipakai
PERAWATAN MESIN 19
dalam industri seperti kilang minyak, pabrik kimia maupun petrokimia, industri gas
alam, refrigerasi, pembangkit listrik.
Langkah Perawatan pada shell dan Tube Heat Exchanger ini ialah
Inspeksi,Pengujian dan Perbaikan
DAFTAR PUSTAKA
Artono Koestoer, Raldi .”Perpindahan Kalor”. Salemba Teknika. Jakarta 2002
Holman, JP. Alih bahasa E.Jasifi. “Perpindahan Kalor”. Penerbit
Erlangga.Jakarta.1995
http://beck-fk.blogspot.com/2012/05/alat-heat-exchanger.html
http://bekompas.blogspot.com/2011/12/analisa-perpindahan-panas-dan-
tegangan.html
http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/10/aliran-fluida-pada-heat exchanger.html
http://wagecoolinspeksimanualheatexchanger.html
PERAWATAN MESIN 20
PERAWATAN MESIN 21