tugas spbo

18
MAKALAH TEORI DAN KONSEP PERTANIAN ORGANIK Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sitem Pertanian Berkelanjutan Organik AGROTEKNOLOGI G Utari Kusumadewi 150510120147 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR

Upload: kaka-silmi

Post on 17-Jan-2016

15 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

s

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS spbo

MAKALAH TEORI DAN KONSEP PERTANIAN ORGANIK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sitem Pertanian

Berkelanjutan Organik

AGROTEKNOLOGI G

Utari Kusumadewi 150510120147

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2015

Page 2: TUGAS spbo

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadiran Allah SWT, karna dengan rahmat dan

karunia-Nya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini yang

berjudul Teori Dan Konsep Pertanian Organik. Tidak lupa saya ucapkan kepada

dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam

menyelesaikan makalah in.

Penulis menyadari bahawa penulisan makalah ini masih banyak

kekurangan,oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dan semoga dengan selesaqinya makalah ini dapat bermanfaat bagi

pembaca dan teman-teman. Amin

Penulis

Page 3: TUGAS spbo

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang

Organik merupakan istilah pelabelan yang menyatakan bahwa suatu produk telah

diproduksi sesuai dengan standar produksi organic dan disertifikasi oleh otoritas atau

lembaga sertifikasi resmi. Penggunaan sarana produksi yang berasal dari produk

non-organik seperti jerami dari pertanian non-organik diminimalkan. Sementara itu,

penggunaan ppuk dan pestisida sintesis tidak diperbolehkan sama sekali. (Sriyanto,

2010)

Pertanian organik semakin mendapat perhatian dari sebagian masyarakat baik di

negara maju maupun negara berkembang, khususnya bagi mereka yang sangat

memperhatikan kualitas kesehatan, baik kesehatan manusia maupun lingkungan.

Produk pertanian organik diyakini dapat menjamin kesehatan manusia dan

lingkungan karena dihasilkan melalui proses produksi yang berwawasan lingkungan.

Walaupun pada dasarnya praktik pertanian organic tidak dapat menjamin bahwa

produk bebas sepenuhnya dari residu kimia. Hal ini disebabkan adanya polutan dari

lingkungan seperti asap kendaraan bermotor, pabrik atau polusi air yang disebabkan

logam berat dari limbah industry.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian pertanian organik ?

2. Bagaimana Sejarah pertanian organik

3. bagaimana peraturan dan sertifikasi pertanian organik

4. bagaimana pemasaran produk pertanian organik

Page 4: TUGAS spbo

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pertanian Organik

Pertanian organic merupakan suatu sistem pertanian yang didesain dan

dikelola sedemekian rupa sehingga mampu menciptakan produktivitas yang

berkelanjutan (Sriyanto, 2010)

Pakar pertanian Barat menyebutkan bahwa sisitem pertanian organic

merupakan “hukum pengembalian (low of return)” yang berarti suatu sistem yang

berusaha untuk mengembalikan semua jenis bahan organic kedalam tanah, baik

dalam bentuk residu dan limbah pertanaman maupun ternak yang selanjutnya

bertujuan member makanan pada tanaman.

Filosofi yang melandasi pertanian organic adalah mengembangkan prinsip-

prinsip memberi makanan pada tanah yang selanjutnya tanah menyediakan makanan

untuk tanaman (feeding the soil that feeds the plants), dan bukan memberi makanan

langsung pada tanaman (Sutanto, 2002).

Tujuan utama dari pertanian organik adalah memperbaiki dan menyuburkan

kondisi lahan serta menjaga keseimbangan ekosistem. Sumber daya lahan dan

kesuburannya dipertahankan dan ditingkatkan melalui aktivitas biologi dari lahan itu

sendiri, yaitu dengan memanfaatkan residu hasil panen, kotoran ternak, dan pupuk

hijau (green manure crops). Produk pertanian dikatakan organik jika produk tersebut

berasla dari sistem pertanian organik yang menerapkan praktik manajemen yang

berupaya untuk memelihara ekosisitem melalui beberapa cara, seperti

pendaurulangan residu tanaman dan hewan, rotasi dan seleksi pertanaman, serta

manajemen air dan pengelolaan tanah.

Page 5: TUGAS spbo

2.2 Sejarah Pertanian Organik

Pertanian organik merupakan jawaban atas revolusi hijau yang digalakkan

pada tahun 1960-an yang menyebabkan berkurangnya kesuburan tanah dan kerusakan

lingkungan akibat pemakaian pupuk dan pestisida kimia yang tidak terkendali. Sistem

pertanian berbasis high input energy seperti pupuk kimia dan pestisida dapat merusak

tanah yang akhirnya dapat menurunkan produktifitas tanah, sehingga berkembang

pertanian organik. Pertanian organik sebenarnya sudah sejak lama dikenal, sejak ilmu

bercocok tanam dikenal manusia, semuanya dilakukan secara tradisional dan

menggunakan bahan-bahan alamiah.

Perkembangan pertanian organik dunia

Preferensi konsumen dan perkembangan ekonomi menyebabkan permintaan

produk pertanian organik dunia meningkat pesat. Selama kurun waktu 10 tahun

(1999- 2009) terjadi

peningkatan yang cukup

pesat baik dari perluasan

lahan pertanian organik

maupun pelaku pertanian

organik. Pada tahun

1999, luas lahan

pertanian organik hanya

11 juta ha, dan meningkat

kira-kira tiga kali lipat selama kurun waktu 10 tahun menjadi 37,2 juta ha. Luas lahan

pertanian organik ini menunjukkan perkembangan yang pesat di sebagian besar

negara, bahkan terdapat peningkatan pertumbuhan yang cukup tinggi untuk beberapa

komoditi pertanian organik di dunia. Walaupun perkembangan pertanian organik

didunia berkembang cepat, namun persentase luas lahan pertanian organik dunia

terhadap dari total luas lahan pertanian masih rendah yaitu 0,9 %

Page 6: TUGAS spbo

Perkembangan pertanian organik di Indonesia

Pertanian organik modern di

Indonesia diperkenalkan oleh

Yayasan Bina Sarana Bakti

(BSB), dengan mengembangkan

usahatani sayuran organik di

Bogor, Jawa Barat pada tahun

1984 (Prawoto and Surono, 2005;

Sutanto 2002). Pada tahun 2006,

terdapat 23.605 petani organik di

Indonesia dengan luas area 41.431 ha, 0,09 persen dari total lahan pertanian di

Indonesia (IFOAM, 2008). Perkembangan luas areal pertanian organik dari tahun

2007-2011 diperlihatkan pada Gambar 4. Pada tahun 2007 luas areal pertanian

organik di Indonesia adalah 40.970 ha, pada tahun 2008 meningkat secara tajam

sebesar 409 persen menjadi 208.535 ha. Pertumbuhan luas pertanian organik dari

tahun 2008 hingga 2009 tidak terlalu signifikan, hanya 3 persen. Luas area pertanian

organik Indonesia tahun 2010 adalah 238,872.24 ha, meningkat 10 persen dari tahun

sebelumnya (2009). Namun pada tahun 2011 menurun 5,77 persen dari tahun

sebelumnya menjadi 225.062,65 ha. Penurunan terjadi karena menurunnya luas areal

pertanian organik tersertifikasi sebanyak 13 persen. Hal ini disebabkan karena jumlah

pelaku (petani madu hutan) tidak lagi melanjutkan sertifikasi produknya tahun 2011.

Semakin luasnya pertanian organik, diharapkan bisa memberikan manfaat yang lebih

luas dalam pemenuhan permintaan masyarakat akan pangan yang sehat dan

berkelanjutan.

2.3 Peraturan dan sertifikasi pertanian organik

Standar umum pertanian organik yang dirumuskan oleh IFOAM, International

Federation of Organic Agriculture Movements, (IFOAM 1992) tentang budidaya

tanaman organik harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut :

Page 7: TUGAS spbo

1. Lingkungan Lokasi kebun harus bebas dari kontaminasi bahan-bahan kimia

sintetik. Karena itu pertanaman organik tidak boleh berdekatan dengan

pertanaman yang memakai pupuk buatan, pestisida kimia, dan lain-lain yang tidak

dizinkan.

2. Bahan Tanaman Varietas yang ditanam sebaiknya yang telah beradaptasi baik di

daerah yang bersangkutan, dan tidak berdampak negatif terhadap lingkungan.

3. Pola Tanam Pola tanam hendaknya berpijak pada prinsip-prinsip konservasi tanah

dan air, berwawasan lingkungan menuju pertanian berkelanjutan.

4. Pemupukan dan Zat Pengatur Tumbuh Bahan organik sebagai pupuk adalah

sebagai berikut :

a. Berasal dari kebun atau luar kebun yang diusahakan secara organik.

b. Kotoran ternak, kompos sisa tanaman, pupuk hijau, jerami, mulsa lain, urin

ternak, sampah kota (kompos) dan lain-lain bahan organik asalkan tidak

tercemar bahan kimia sintetik atau zat-zat beracun. Pupuk buatan (mineral).

c. Urea, ZA, SP36/TSP dan KCl, tidak boleh digunakan .

d. K2SO4 (Kalium Sulfat) boleh digunakan maksimal 40 kg/ha; Kapur,

kieserit, dolomit, fosfat batuan boleh digunakan.

e. Semua zat pengatur tumbuh tidak boleh digunakan.

5. Pengelolaan Organisme Pengganggu ‐ Semua pestisida buatan (kimia) tidak boleh

digunakan, kecuali yang diizinkan dan terdaftar pada IFOAM ‐ Pestisida hayati

diperbolehkan

Sertifikasi organik dilembagakan pertama kali pada tahun 1970-oleh

kelompok tani pada daerah yang sama, pertama kali dikembangkan standar

organik. Pada tahun-tahun awal, para petani diperiksa satu sama lain atas dasar

sukarela, menurut umum cukup satu set standar. Saat ini pihak ketiga sertifikasi

adalah proses yang jauh lebih kompleks dan formal. Meskipun sertifikasi dimulai

sebagai sebuah kegiatan sukarela, pasar mulai meminta untuk transaksi penjualan,

dan sekarang produk organik wajib memiliki peraturan oleh pemerintah untuk

setiap jenis dari "organik " memiliki klaim pada label produk.

Page 8: TUGAS spbo

Tujuan sertifikasi organik:

sebagai bukti adanya produk organik

sebagai alat pemasaran di pasar premium

diperlukan jika produk organik diperdagangkan di seluruh dunia

sebagai standar yang selalu ditinjau

mendapatkan harga jual yang lebih tinggi

membuka pasar baru

berguna untuk konsumsi pribadi

menghindari konsumen dari penyalahgunaan pertumbuhan dan keuntungan

pasar

Jenis-jenis Sertifikasi

1. Standar internasional

IFOAM Basic Standard: Bagaimana produk produk organik berkembang,

diproduksi,diproses dan ditangani.

Codex Alimentarius: Penggabungan program standar makanan FAO /

WHO sebagai pedomanuntuk produksi, pemrosesan, pelabelan dan

pemasaran produk-produk organik.Codex yang sesuai dengan standar

dasar IFOAM & Uni Eropa

2. Standar Nasional

Pedoman untuk produksi, pengolahan dan imporproduk organik termasuk

prosedur pemeriksaan, label, pemasaran untuk seluruh Eropa

Peraturan Uni Eropa 2092/91 untuk tanaman pada tahun 1993

Peraturan Uni Eropa 1804-1899 untuk ternak pada tahun 2000

Peraturan Uni Eropa sepenuhnya diterapkan di 28 negara Eropa, 7 di

wilayah Asia dan pasifik , 3 di Amerika dan Karibia, 1 di Afrika dan timur

tengah.

Indonesia sedang dalam proses penyusunan peraturan

Sertifikasi Internasional lebih tinggi dari sertifikasi Nasional

Page 9: TUGAS spbo

Prosedur sertifikasi pertanian organic

1 Awalnya, pertanian diperiksa dan laporan diajukan dengan komite peninjau

sertifikasi (CRC). Jika CRC merekomendasikan peternakan memasuki sistem

sertifikasi, maka akan ditempatkan "Dalam Pengawasan" selama 12 bulan

pertama. Selama waktu ini, memproduksi atau produk tidak dapat dijual sebagai

'Certified Organik " atau sebagai ' DI KONVERSI KE Organik".

2 Setelah 12 bulan, pertanian dapat diupgrade menjadi "Dalam Konversi" apabila

pemeriksaan kedua adalah memuaskan. Pertanian kemudian harus menyelesaikan

dua tahun "Dalam Konversi" sebelum dipertimbangkanuntuk sertifikasi sebagai

“Organik” (atau dikenal sebagai "A Organik GRADE")

3 Setelah "Dalam konversi" periode dapat dikurangi -. tetapi hanya apabila dapat

dibuktikan pertanian selama tahun-tahun sebelumnya teknik konversi yang

digunakan erat bersekutu dengan orang-orang pertanian organik dan yang

memenuhi semua persyaratan pengujian, dan inspeksi. Berdasarkan panjang

periode konversi, produk tidak dapat dijual sebagai "Dalam konversi ke Organik"

sampai pertanian telah di bawah sistem inspeksi selama 12 bulan.

4 Dalam hal kegiatan pertanian lainnya tidak bersertifikat, kegiatan tersebut harus

secara jelas dipisahkan dan produk harus memiliki sifat yang berbeda dari

prosuder ato produk bersertifikat. Tidak mungkin ada organik dan non-organik

tumbuh (produksi paralel) dari spesies yang sama pada properti yang sama-atau

pada properti lainnya di bawah manajemen pengawasan pertumbuhan atau

kontrol yang sama.

5 Ketika suatu area pasti adalah bersertifikat, sisa lahan harus dikonversi menjadi

organik dalam waktu 10 tahun.

Setelah mengetahui praturan dan standar umum pertanian organik serta telah

mengikuti tahapan tahapan untuk sertifikasi produk pertanian organik, barulah

Page 10: TUGAS spbo

ada jaminan untuk mempercayai produk tersebut adalah organik 100% dan

konsumen akan loyal membeli produk pertanian organik tersebut.

2.4 Pemasaran Produk pertanian organik

Untuk pemasaran produk pertanian organik sendiri dapat dilakukan dengan

berbagai macam cara, sebelum membahas hal tersebut produk pertanian organik

memiliki tempat tersendiri di konsumen. Kebanyakan konsumen yang

mengkonsumsi produk pertanian organik ialah para konsumen yang mengerti

tentang kesehatan. Dan biasanya produk pertanian organik harganya cukup tinggi

dibanding yang nonorganik. Produk organik harus memiliki sertifikasi agar dapat

diterima oleh pasar sebagai jaminan dari produk tersebut.

Dalam pemasarannya pertanian organik agak sulit ditemui dipasar pasar

tradisional dalam hal ini para produsen pertanian organik telah memiliki pasar

tersendiri untuk memasarkan produknya. Mereka akan memilih pasar yang tepat

untuk memasarkan prodaknya. Biasanya mereka menerima pesanan tersendiri

dari konsumen yang mecari produk tersebut untuk dijual kembali. Contoh lain

pemasaran produk ini adalah :

1. Pemasaran secara langsung kepada konsumen (mouth to mouth)

2. Pemasaran melalui supermarket

3. Membuka toko organik sendiri

4. Menjadi suplayer untuk kebutuhan hotel dan restoran

5. Atau dengan skala pemasaran expor

Page 11: TUGAS spbo

DAFTAR PUSTAKA

FAO. 1999. Organik agriculture. Committee on Agriculture. http://www.fao.

org/unfao/bodies/coag/coag15/x0075e.htm. Diakses pada 21/02/15

IFOAM. 2008. The World of Organic Agriculture - Statistics & Emerging Trends

2008. http://www.soel.de/fachtheraaii downloads/s_74_l O.pdf. Diakses pada

21/02/15

Muqtadir, M.M., Makalah Sistem Pertanian Organik. Tersedia pada:

https://www.scribd.com/doc/208258926/Paper-Sistem-Pertanian-Organik. Diakses

pada 21/02/2015

Prawoto A. and Surono I. 2005. Organic Agriculture in Indonesia: A Wannabe Big

Player in the Organic World, http://eng. biocert.or.id/ artikel_isi.php?aid=73 (15

August 2007 accessed).

Sriyanto, S. (2010). Panen Duit dari Bisnis Padi Organik. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

Sutanto, R. (2002). Penerapan pertanian organik: pemasyarakatan dan pengembangannya. yogyakarta: kanisius .

Willer, H. 2010. Organic Agriculture Worldwide. Key Results from the Global

Survey on Organic. Research Institute of Organic108 FORUM PENELITIAN AGRO

EKONOMI, Volume 30 No. 2, Desember 2012 : 91 - 108 Agriculture FiBL and

IFOAM, Frick, Switzerland.