tugas - software krisis - rpl [dewa]
TRANSCRIPT
GRIZLI777
Software Crisis Denver International Airport
Dewa Purnama Sidi Putra [08101018]
10/5/2011
Kasus Software Krisis Di Denver International
Airport
Software krisis merupakan istilah yang digunakan dalam bidang
pengetahuan komputer untuk merepresentasikan dampak permasalahan yang
muncul dari akibat adanya kompleksitas dari program atau software
komputer yang dibuat dengan tidak baik.Apabila dilihat secara sekilas
maka permasalahan ini merupakan suatu masalah yang sepele, namun untuk
para pengusahan besar masalah ini merupakan suatu masalah yang serius,
karena kerugian yang diakibatkan oleh masalah ini tidaklah sedikit.
Untuk salah satu contoh krisis software yang terkenal yang dapat
dijadikan bahan pembelajaran adalah tentang masalah software krisis di
Denver International Airport USA. Yang merupakan salah satu contoh
klasik yang bagus untuk mengambarkan dampak dan proses terjadinya
software krisis, permasalahan ini terjadi pada tahun 1990-an
Karena adanya desakan dan niat untuk menjadikan Denver ( salah
satu kota bagian di USA ) sebagai salah satu pusat penerbangan yang
ada, dan untuk meninkatkan kapasitas airport atau bandara, maka
dibuatlah suatu project untuk menyelesaikan rancangan dan pembuatan
Denver International Airport, sistem awal bandara ini merencanakan
pembuatan
1. 88 Pintu airport dan 3 hall atau ruangan besar
2. 17 Mil landasan
3. 3100 cart(wagon(kereta)) standard dan 450 cart besar
4. 14 juta kaki panjang kabel
5. Jaringan network yang dihubungkan oleh lebih dari 100 komputer
6. 5000 motor elektrik
7. 2700 photo sel, dan 59 laser array
8. Automated Baggage Handling
Dari gambaran yang ada pada rancangan, proyek pembuatan bandara
denver terlihat seperti sebuat proyek yang akan menghasilkan sesuatu
yang benar benar hebat, namun penambahan fitur otomasi barang bawaan
penumpang merupakan suatu masalah kritikal yang menyebabkan hancurnya
sistem yang dibangun. Otomasi barang bawaan penumpang yang di klaim
mampu menghemat waktu penumpang sebanyak 30 menit malahan berakibat
fatal pada keseluruhan sistem, hal ini dikarenakan oleh penyepelean
kompleksitas pembuatan program tersebut, oleh karena sistem otomasi
yang tidak berjalan maka pembukaan bandara terpaksa mundur selama 16
bulan sedangkan biaya yang harus ditanggung oleh kota Denver pada saat
itu adalah sekitar 1,1 juta dolar perhari selama waktu penundaan
pembukaan bandara.
Pada saat uji coba sebelum hari pembukaan sistem otomasi barang
bawaan yang diharapkan jadi bahan utama malahan membuat tampak
parahnya sistem yang ada. Hal ini terjadi karena sistem otomasi barang
bawaan gagal memenuhi targetnya dan malahan merusak tas tas yang ada.
Pada saat hari pembukaan bandara, sistem yang ada hanyalah
sebagian kecil dari sistem awal yang direncanakan, sistem otomasi
barang bawaan yang semula direncanakan gagal, yang ada hanyalah sistem
manual untuk mengatasi barang bawaan dengan bantuan conveyor belt
sistem yang dibangun ini meskipun mampu bertahan hingga 10 tahun (
hingga tahun 2005 ) namun pengeluaran untuk proses operasi sistem dan
perawatan sistem besar, sehingga pada akhirnya bandara ini akan
ditutup secara keseluruhan.
Berikut adalah gambaran kronologi perkembangan sistem secara lengkap.
Berdasarkan pengamatan para ahli, hal mendasar yang menyebabkan
kegagalan sistem di bandara ini adalah adanya penyepelean tinkat
kompleksitas sitem dari barang bawaan penumpang, pada dasarnya proses
otomasi barang bawaan melibatkan proses antrian untuk menentukan
posisi dari antrian penumpang mana yang telah kosong dan mana yang
belum, sehingga apabila terjadi suatu kesalahan dalam algoritma awal
untuk penentuan lokasi penbambilan barang oleh cart secara otomatis
maka kinerja sistem justru tidak akan mempercepat waktu yang didapat
oleh penumpang, tetapi justru sebaliknya.
Selain itu masalah gagalnya proyek juga disebabkan oleh karena
waktu pengerjaan yang sangat terbatas, yang mana waktu pengerjaan
hanya 2 tahun untuk bisa menghasilkan sistem bandara yang sudah
berjalan di kota Denver, menurut para ahli meskipun ada contoh
pengerjaan sistem bandara yang selesai dalam masa 2 tahun seperti di
San Francisko dan Munich, namun apabila dibandingkan dengan bandara
besar seperti rancangan di kota Denver maka proyek yang harus
diselesaikan selama 2 tahun adalah suatu pekerjaan yang mustahil.
Kegagalan dalam proses pengidentifikasian masalah yang munkin
muncul dalam pengerjaan proyek dan kurangnya waktu pengerjaan proyek
membuat para tim membuat proyek secara tergesa gesa, hal ini
dikarenakan proyek yang harus selesai tepat waktu, kegagalan kegagalan
dari sistem bandara menurtu para ahli adalah oleh karena jalan pintas
tim pengerja untuk dapat menyelesaikan sistem dalam waktu yang sangat
singkat.
Untuk memperjelas penyebab dari kegagalan sistem maka berikut
diberikan beberapa kunci pokok penyebab kegagalan sistem tersebut.
1. Perubahan pada strategi pembuatan manajemen barang bawaan yang
berakibat berkurangnya waktu pengerjaan proyek.
2. Adanya keputusan kerjasama antara pihak manajemen airport dengan
pihak Boeing Airport Equipment untuk mengerjakan keseluruhan
sistem, meskipun waktu yang tersisa sudah tidak mencukupi.
3. Adanya kesalahan dalam perancangan Jadwal, Jangkauan sistem, dan
Budget untuk pembuatan sistem.
4. Adanya kesepakatan untuk menerima perubahan sistem. Sehingga
sistem tidak akan pernah selesai.
5. Adanya kesalahan dalam desain sistem manajemen barang bawaan dan
sistem manajemen bangunan lain yang dijadikan satu, meskipun
seharusnya kedua sistem itu harus berdiri sendiri.
6. Adanya perubahan sistem manajemen barang , dari otomatis ke
sistem troli manual yang telat waktunya, sehingga perubahan ini
justru memperparah kerugian sistem.
Berdasarkan contoh software krisis yang ada pada Denver
International Airport maka dapat disimpulkan bahwa masalah bandara
Denver diakibatkan oleh
1. Penyepelean kompleksitas sistem.
2. Kurangnya rencana yang berakibat pada adanya perubahan
strategi untuk pembuatan sistem.
3. Terlalu ketatnya jadwal untuk menyelesaikan sistem.
4. Kurangnya kedisiplinan.
5. Adanya pembuatankeputusan meskipun tidak yakin.
6. Buruknya manajemen untuk pengalian dana dari pemegang saham.
( dari tabel kronologi )
7. Putusnya komunikasi antar tim.
8. Gagal dalam menjalankan risk management.
Selain itu manfaat yang dapat diperoleh dari contoh adanya
software krisis ini adalah bahwa berbagai penyebab kegagalan sistem
merupakan suatu masalah besar yang harus dipelajari secara seksama,
mengapa suatu sistem bisa gagal, sehingga dengan manfaat ini
diharapkan kejadian kegagalan sistem seperti itu tidak akan terulang
lagi.