tugas sejarah.docx

Upload: trizky-nataza-putra

Post on 30-Oct-2015

38 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TUGAS SEJARAHMENGUATNYA PERAN NEGARA PADA MASA ORDE BARU TERHADAP KEHIDUPAN POLITIK DI INDONESIA

DISUSUN OLEH:NAMA KELOMPOK: Jerry Alvero Dwi Suci Fatmawati Mafazi Nataza Putra Dwi Indah Utami Billy Pasaribu Ari Raka Siwi M.Arif Ridwan

SMA ARINDA PALEMBANGTAHUN AJARAN 2012/2013

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karuniaNyalah, karyailmiah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunyaAdapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Antropologi Budaya, pada semester IV, di tahun ajaran 2008, dengan judul Etos, Fokus dan Unsur Kebudayaan Suku Jambi di Indonesia.

Dengan membuat tugas ini kami diharapkan mampu untuk lebih mengenal tentang etos dan kebudayaan yang berkembang di Jambi, yang merupakan salah satu provinsi di Indonesia dan seringkali luput dari pengamatan kita sebagai masyarakat Indonesia.

Palembang, 7 Mei 2013

Penyusun

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Memenuhi tugas kelompok sejarah yang diberikan ibu maya sopa mengenai Menguatnya peran negara pada masa orde baru terhadapan kehidupan politik di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Orde baru lahir sebagai upaya untuk :1. Mengoreksi total penyimpangan yang dilakukan pada masa Orde Lama.2. Penataan kembali seluruh aspek kehidupan rakyat, bangsa, dan negara Indonesia.3. Melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.4. Menyusun kembali kekuatan bangsa untuk menumbuhkan stabilitas nasional guna mempercepat proses pembangunan bangsa.a. Bidang Politik* Merintis stabilitas politik nasional (1996-1997)Pengukuhan Surat Perintah Sebelas Maret 1996 menjadi TAP MPRS No. IX/MPRS/1966Pelaksanaan sidang MPRS tanggal 5 Juli 1966 yang menghasilkan TAP MPRS No. XI/MPRS/1966 tentang PemiluKeluarnya TAP MPRS No. XIII/MPRS/1966 tentang pambentukan Kabinet AmperaTAP MPRS No. XII/MPRS/1968 tentang pemberian otonomi luas kepada daerahKeluarnya TAP MPRS tentang Kepartaian, Keormasan, dan KekaryaanKeluarnya Resolusi MPRS No. III/MPRS/1966 tentang penerapan sistem pendidikan PancasilaPeninjauan kembali oleh MPRS terhadap ketetapan-ketetapan MPRS sebelum tahun 1965. Melaksanakan Konsolidasi (sejak tahun1968)Selama masa Orde Baru telah berhasil melaksanakan pemilihan umum sebanyak enam kali yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali, yaitu: tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. Menghadapi pemilu tanggal 23 Mei 1970, telah ditetapkan organisasi-organisasi yang dapat mengikuti pemilu. Ada 9 partai politik yang berhak mengikuti pemilu, yaitu : IPKI, Partai Khatolik, PNI, Perkindo, Murba, PI. Perti, Parmusi, NU, PSIISetelah pemilu 1971 maka dilakukan penyederhanakan jumlah partai tetapi bukan berarti menghapuskan partai tertentu sehingga dilakukan penggabungan (fusi) sejumlah partai. Sehingga pelaksanaannya kepartaian tidak lagi didasarkan pada ideologi tetapi ataspersamaan program. Penggabungan tersebut menghasilkan tiga kekuatan sosial-politik, yaitu :Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merupakan fusi dari NU, Parmusi, PSII, dan Partai Islam Perti yang dilakukan pada tanggal 5 Januari 1973 (kelompok partai politik Islam)Partai Demokrasi Indonesia (PDI), merupakan fusi dari PNI, Partai Katolik, Partai Murba, IPKI, dan Parkindo (kelompok partai politik yang bersifat nasionalis).Golongan Karya (Golkar) Menata Hubungan Luar NegeriMasuknya Kembali Indonesia Menjadi Anggota PBBMembekukan Hubungan Diplomatik dengan Republik Rakyak Cina (RRC)Penghentian Politik Konfrontasi dengan MalaysiaBerperan dalam pembentukan ASEANPemulihan hubungan dengan SingapuraBidang Ekonomi,Sosial dan Budaya Membentuk pola dasar pembangunan nasional yang dilaksanakan dengan bertumpu pada Trilogi Pembangunan

Pemerintah menyusun pola umum pembangunan jangkawaktu meliputi ku 25-30 tahun. Setiap tahap berjangka waktu lima tahun. Sesuai jangka waktu itu, maka setiap tahap disebut Pembangunan Lima Tahun atau Pelita

Pelita IDilaksanakan pada 1 April 1969 hingga 31 Maret 1974 yang menjadi landasan awal pembangunan Orde Baru.Tujuan: untuk meningkatkan taraf hidup rakyat dansekaligus meletakkan dasar-dasar bagipembangunan dalam tahap berikutnya.Sasaran: Pangan, Sandang, Perbaikanprasarana, perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani.Titik Berat : Pembangunan bidang pertanian sesuai dengantujuan untuk mengejar keterbelakanganekonomi melalui proses pembaharuan bidangpertanian, sebab mayoritas penduduk Indonesia hidup dari hasil pertanianPelita IIDilaksanakan pada tanggal 1 April 1974 hingga 31 Maret 1979. Sasaran utamanya adalahtersedianya pangan, sandang, perumahan, sarana dan prasarana, mensejahterakan rakyat dan memperluas kesempatan kerja. Pelaksanaan Pelita II cukup berhasil pertumbuhan ekonomi rata-rata mencapai 7% per tahun. Pada awal pemerintahan Orde Baru laju inflasi mencapai 60% dan pada akhir Pelita I laju inflasi turun menjadi 47%. Selanjutnya pada tahun keempat Pelita II, inflasi turun menjadi 9,5%.Pelita IIIDilaksanakan pada tanggal 1 April 1979 hingga 31 Maret 1984. Pelita III pembangunan masih berdasarkan pada Trilogi Pembangunan dengan penekanan lebih menonjol pada segi pemerataan yang dikenal dengan Delapan Jalur Pemerataan, yaitu:1. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, khususnya sandang, pangan, dan perumahan.2. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan.3. Pemerataan pembagian pendapatan4. Pemerataan kesempatan kerja5. Pemerataan kesempatan berusaha6. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi generasi muda dan kaum perempuan7. Pemerataan penyebaran pembagunan di seluruh wilayah tanah air8. Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.

Pelita IVDilaksanakan pada tanggal 1 April 1984 hingga 31 Maret 1989. Titik beratnya adalahsektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin industri sendiri. Terjadi resesi pada awal tahun 1980 yang berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Pemerintah akhirnya mengeluarkan kebijakan moneter dan fiskal sehingga kelangsungan pembangunan ekonomi dapat dipertahankan.Pelita VDilaksanakan pada tanggal 1 April 1989 hingga 31 Maret 1994. Titik beratnya pada sektorpertanian dan industri.Indonesia memiki kondisi ekonomi yang cukup baik dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,8 % per tahun. Posisi perdagangan luar negeri memperlihatkan gambaran yang menggembirakan. Peningkatan ekspor lebih baik dibanding sebelumnya.Pelita VIDilaksanakan pada tanggal 1 April 1994 hingga 31 Maret 1999. Titik beratnya masih padapembangunan pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri dan pertanian serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya. Sektor ekonomi dipandang sebagai penggerak utama pembangunan. Pada periode ini terjadi krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia. Karena krisis moneter dan peristiwa politik dalam negeri yang mengganggu perekonomian menyebabkan rezim Orde Baru runtuh. Indonesia memiliki ekonomi berbasis pasar di mana pemerintah memainkan peranan penting dan dominan. Besarnya proyek-proyek pembangunan ng dibiayai melalui bantuan asing, seperti : IMF, World Bank, CGI, IDA, dan ADBDampak Kuatnya Peran Negara Masa Pemerintahan Orde Baru : Bidang PolitikDampak Positif:1.Pemerintah mampu membangun pondasi yang kuat bagi kekusaan lembaga kepresidenan yang membuat semakin kuatnya peran negara dalam masyarakat.2. Situasi keamanan pada masa Orde Baru relatif aman dan terjaga dengan baik karena pemerintah mampu mengatasi semua tindakan dan sikap yang dianggap bertentangan dengan Pancasila.3. Dilakukan peleburan partai dimaksudkan agar pemerintah dapat mengontrol parpol.Dampak Negatif:1.Orde baru yang bersifat otoriter, dominatif, dan sentralistis2.Otoritarianisme merambah segenap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan3.Pemerintah Orde Baru gagal memberikan pelajaran berdemokrasi yang baik dan benar kepada rakyat Indonesia. Golkar menjadi alat politik untuk mencapai stabilitas yang diinginkan, sementara 2 partai lainnya hanya sebagai boneka agar tercipta citra sebagai negara demokrasi.4. Sistem perwakilan bersifat semu bahkan hanya dijadikan topeng untuk melanggengkan sebuah kekuasaan secara sepihak. Dalam setiap pemilhan presiden melalui MPR Suharto selalu terpilih.5. Demokratisasi yang terbentuk didasarkan pada KKN(Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme)sehingga banyak wakil rakyat yang duduk di MPR/DPR yang tidak mengenal rakyat dan daerah yang diwakilinya.6. Kebijakan politik teramat birokratis, tidak demokratis, dan cenderung KKN.7.Dwifungsi ABRI terlalu mengakar masuk ke sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara bahkan pada bidang-bidang yang seharusnya masyarakat yang berperan besar terisi oleh personel TNI dan Polri8.Hukum hanya diciptakan untuk keuntungan pemerintah yang berkuasa sehingga tidak mampu mengadili para konglomerat yang telah menghabisi uang rakyat.

BAB IISOAL DAN PEMBAHASAN2.1 Soal1. Jelaskan dampak negatif demokrasi masa orde baru bagi masyarakat indonesia ?2. Berikan contoh dampak negatif pemerintahan yang otoriter, dominatif, dan sentralis ?3. Apa yang dimaksud dengan konsensus nasional ?

2.2 Pembahasan1. Dampak negatifnya adalah terbentuknya pemerintahan yang otoriter artinya presiden yang mempunyai kekuasaan yang sangat besar dalam pemerintahan sehingga hal ini merugikan rakyat karena mereka kurang bisa berpartisipasi terhadap kehidupan politik yang ada.2. Dampak negatif pemerintahan yang otoriter masyarakat kurang bisa berpartisipasi dengan kehidupan politik yang ada karena kekuasaan sepenuhnya di tangan presiden.Dampak negatif pemerintahan yang dominatif ialah terlalu dominannya peran golkar yang selalu dijadikan alat kekuasaan politik sehingga sulit bagi partai lain untuk bisa menggantikan posisi golkarDampak pemerintahan yang sentralis ialah timbulnya gaya pemerintahan yang sentralis ditandai dengan adanya pemusatan penentuan kebijakan politik pada pemerintah pusat. Pemerintah daerah hanya diberi peluang yang sangat kecil untuk mengatur pemerintahan dan mengelola anggaran daerahnya sendiri.3. Konsensus nasional adalah sebuah upaya yang dilakukan presiden soeharto sebagai presiden dengan cara mengambil kesepakatan yang telah disetujui bersama-sama antarkelompok atau individu setelah adanya perdebatan dan penelitan yang dilakukan secara nasional demi kelangsungan hidup masyarakat di Indonesia.2.3 KesimpulanJadi menguatnya peran negara pada masa orde baru terhadap kehidupan politik di indonesia menimbulkan dampak positif dan dampak negatif :Damapak positif:1. Pemerintah mampu membangun fondasi yang kuat bagi kekuasaan lembaga kepresidenan yang menyebabkan semakin kuatnya peran negara dalam masyarakat.2. Dilakukannya peleburan parpol agar pemerintah mampu mengontrol parpolDampak negatif:1. Terbentuknya pemerintahn yang bersifat otoriter, dominatif, sentralis.2. Otoritarianisme menambah segenap aspke kehiupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara termasuk kehidupan politik yang sangat merugikan rakyat.3. Golkar yang saat itu memenangkan pemilu dijadikan alat kukuasaan politik untuk mencapai stabilitas, sementara dua partai yang lain hanya menjadi boneka agar terkesan sebagai negara demokrasi.