tugas rangkuman produk alami

Upload: phia29

Post on 18-Jul-2015

143 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

NAMA : FERA KURNIAWATI I. TERPENOID COELENTERATA Coelenterata berasal dari kata KOILOS = rongga tubuh atau selom dan ENTERON = usus. Jadi COELENTERON artinya rongga yang berfungsi sebagai usus. Coelenterata hidupnya di perairan laut maupun air tawar, contoh hydra. Filum Coelenterata lebih dikenal dengan nama Cnidaria. Kata Cnidaria berasal dari bahasa Yunani, cnido yang berarti penyengat karena sesuai dengan cirinya yang memiliki sel penyengat. Sel penyengat tersebut terletak pada tentakel yang terdapat di sekitar mulutnya Ciri coelenterata : 1. 2. 3. 4. Hewan bersel banyak (multiseluler) Tubuh radial simetris (2 lapis sel), ektoderm dan endoderm. Diantaranya ada rongga (mesoglea) Bentuk seperti tabung (polip) dan seperti mangkok (medusa) Di atas tubuh terdapat mulut dan tentakel untuk menangkap mangsa dan bergerak. Tentakel punya sel racun (knidoblast) atau sel penyengat (nematosis) Punya rongga gastrovaskuler untuk pencernaan Sistem pernapasan dengan cara difusi (seluruh permukaan tubuh), kecuali Anthozoa dan Sifonoglia Mengalami metagenesis (pergiliran keturunan), vegetatif pada fase polip dan generatif pada fase medusa

5. 6. 7.

Tipe coelenterata : 1. POLIP Umumnya hidup soliter (sendiri), tapi ada pula yang memben-tuk koloni. Melekat pada dasar perairan, tidak dapat bergerak bebas. Tubuh atas membesar, di alamnya terdapat rongga gastrovaskuler yang fungsinya sebagai usus. Di bagian atas terdapat mulut dan tentakel untuk menangkap mangsa. Polip merupakan fase vegetatif pada coelenterata 2. MEDUSA Fase medusa merupakan fase generatif (seksual), dimana pada fase ini mengha-silkan sel telur dan sel sperma. Medusa dapat melepaskan diri dari induk dan berenang bebas di perairan. Bentuknya seperti payung dan punya tentakel yang melambailambai. Kita biasa menamakannya dengan ubur-ubur Cara memperoleh makanan: Coelenterata hidup di perairan yang jernih yang mengandung partikel-pertikel organik, plankton atau hewan-hewan kecil. Jika terdapat hewan kecil, misal jentik nyamuk menempel pada tentakel dan menge-nai sel knidoblast, maka sel tersebut mengeluarkan racun. Jentik akan lemas lalu tentakel membawanya ke mulut. Di bawah mulut terdapat kerong-kongan pendek lalu masuk ke rongga gastrovaskuler untuk dicerna secara ekstraseluler (luar sel). Sel-sel endoderma menyerap sari-sari makanan. Sisa-sisa makanan akan dimuntahkan melalui mulut Ada 2 cara perkembangbiakan, yaitu : aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif) Aseksual : Dilakukan dengan membentuk kuncup pada kaki pada fase polip. Makin lama makin besar, lalu membentuk tentakel. Kuncup tumbuh disekitar kaki sampai besar hingga induknya membuat kuncup baru. Semakin banyak lalu menjadi koloni Seksual : Dilakukan dengan peleburan sel sperma dengan sel ovum (telur) yang terjadi pada fase medusa. Letak testis di dekat tentakel sedangkan ovarium dekat kaki. Sperma masak dikeluarkan lalu berenang hingga menuju ovum. Ovum yang dibuahi akan membentuk zigot. Mula-mula zigot tumbuh di ovarium hingga menjadi larva. Larva bersilia (planula) berenang meninggalkan induk dan membentuk polip di dasar perairan.

-

Coelenterata dibedakan menjadi 4 kelas, yaitu : Hydrozoa, Scyphozoa, Anthozoa dan Ctenophora 1. Hydrozoa berasal dari kata hydra, artinya hewan yang bentuknya seperti ular. Umumnya hidup soliter atau berkoloni. Soliter berbentuk polip dan yang berkoloni berbentuk polip dan medusa. Contoh : Hydra, Obelia dan Physalia Hydra Hidup di air tawar secara soliter. Makanannya jentik-jentik nyamuk. Bereproduksi secara aseksual dan seksual Obelia Hidup di air laut secara koloni. Sebagian besar waktu hidupnya sebagai koloni polip. Bagian polip yang berfungsi dalam hal makan disebut hidrant, sedang fase seksual (medusa) disebut gonangium

2. Scyphozoa . Berasal dari kata scyphos = mangkok Memiliki bentuk dominan medusa. Polip bagian atas akan membentuk medusa lalu lepas melayang di air. Medusa akan melakukan kawin dan membentuk planula sebagai calon polip. Contoh : Aurelia aurita (ubur-ubur) 3. Anthozoa. Berasal dari kata anthos = bunga. Hidup di laut bentuk polip, tidak punya fase medusa. Polip bereproduksi secara aseksual dengan tunas, pembelahan dan fragmentasi. Reproduksi seksual dengan fertilisasi yang menghasilkan zigot lalu menjadi planula. Contoh : Anemon laut : Metridium marginatum, Utricina crasicaris. Karang laut : Astrangia denae, Tubiphora musica 4. Ctenophora. Beberapa zoolog menganggap ctenophora merupakan filum tersendiri. Tubuhnya mempunyai lapisan mesoderm, tidak mempunyai nematoksis dan tentakelnya mengandung zat-zat pelekat untuk menangkap mangsa. Ctenophora dibedakan atas 2 subkelas, yaitu : Subkelas Tentaculata (punya tentakel). Terdiri atas beberapa ordo, antara lain : Cydippida, Platyctenida, Cobata, Cestida,

- Subkelas muda (tak punya tentakel), berupa ordo Beroida, Peran coelenterata : 1. 2. 3. Sebagai bahan makanan, contoh : ubur-ubur Anemon laut/mawar laut sebagai hiasan di bawah laut atau akuarium air laut. Terumbu karang yang bagus dan eksotik bisa menarik wisatawan berkunjung untuk wisata laut dengan menyelam, contoh : Taman Laut Bunaken Terumbu karang juga berfungsi sebagai tempat berkembang biak ikan-ikan laut dan tempat berlindung satwa laut lainnya

4.

Terpenoid merupakan suatu kelompok senyawa kimia dari golongan hidrokarbon isometik yang mempunyai rumus molekul C10H16 Asal mula senyawa terpenoid : 1. Dihasilkan oleh polip 2. Dari zooxanthella 3. Asosiasi polip coelenterata dengan zooxanthella Fungsi senyawa terpen: 1. Terpen sebagai racun melawan predator. Tingkat toksisitas pada masing-masingnya bervariasi pada coelenterata dari menghambat,merusak sampai mematikan predator. 2. Sebagai senyawa untuk menyelamatkan makanan dari biota lain. Senyawa terpen yang berbau harum dan juga mempunyai rasa yang enak,tetapi mengandung racun. Adapun beberapa yang berbau tidak enak tidak berbahaya.

Peran terpen pada siklus seksual coelenterata : Terdapat dalam proses pematangan zigot.Hal ini terlihat pada kandungan terpen yang meningkat pada waktu ovulasi. demikian pula kosentrasi terpen meninggi dalam telor pada saat dilepaskan di air sampai menjadi planula kemudian melekat didasar. Kosentrasi terpen menurun pada akhir musim kawin II. KAROTENOID SEDIMEN LAUT Karotenoid adalah golongan senyawa kimia organik bernutrisi yang terdapat pada pigmen alami tumbuhan dan hewan Karotenoid merupakan zat yang menyebabkan warna merah, kuning, oranye, dan hijau tua pada buah dan sayuran Karotenoid tidak hanya ditemukan pada buah dan sayuran (tumbuhan), tetapi juga pada organisme lain seperti ganggang dan beberapa jenis bakteri fotosintetik, serta pada beberapa jenis fungi dan bakteri non-fotosintetik . contoh karotenoid yaitu karoten, likopen, lutein, zaexantin, sferoidenon. Sedimentasi : Proses pembentukan sedimen atau batuan sedimen yang diakibatkan oleh pengendapan dari material pembentuk atau asalnya pada suatu tempat yang disebut dengan lingkungan pengendapan berupa sungai, muara, danau, delta, estuaria, laut dangkal sampai laut dalam. Sumber sedimen laut : Biogenous sedimen Heterogenous sedimen Lithougenous sedimen Cosmogirl sedimen

Sedimen laut pada akhir-akhir ini mengandung karotenoid utuh, yang berdasarkan pertimbangan strukturnya dapat dilacak ; berasal dari ganggang atau bakteri. Sedimen lautan yang berumur lebih tua mengandung hidrokarbon jenuh seperti halnya perhidro karotena, yang mewakili turunan terhidrogenasi penuh dari karotena induk III. STEROL INVERTEBRATA LAUT Banyak biota laut yang mengandung sterol, misal : mega-sterol, shakosterol, meritristerol, dan pteropoda-sterol. Empat macam sumbernya: 1. 2. 3. 4. Biosintesis de novo sterol dari asetil Co-A melalui asam mevalonat dan skualena. Absorpsi dan asimilasi dari sterol makanan Modifikasi dari sterol makanan Lintasan sterol dari ganggang simbiotik atau organisme lain yang ada hubungan (misal jamur atau bakteri) ke hewan inang

Komposisi sterol invertebrata laut : 1. Porifera, bunga karang juga mengandung sterol yang mempunyai punya rantai samping dengan pola alkilasiunik seperti aplisterol dalam Verongia spp. 2. Cniderae . Sterol dalam coelenterate banyak yang terdapat luas dalam fila invertebrata kecuali gorgonian dan anggota Zoanthidae kolesterol kandung utama. 3. Namertea dan Annelida . Satu jenis cacing nemertea dan lima jenis cacing polichaeta yang telah dianalisis kandung komponen utama kolesterol dari campuran kompleks sterol. Analisis pertama tentang sterol dari polichaeta Pseudopotamilla occelata yang selanjutnya diketahui juga sterol rantai samping. 4. Molusca .Diperkirakan banyak Moluska mampu melakukan sintesis sterol tapi produksi rendah. Moluska banyak dianalisis mengandung dan komposisi sterol, karena nilai nutrisi steroid > 1%. 5. Arthropoda . Crustacea mempunyai sterol paling sederhana dari invertebrata, umumnya mengandung kolesterol utama biasa > 90% , yang punya kadar < 90% sebagai gantinya sterol yang ada hubungan seperti demosterol. Ekdisis adalah : proses pergantian kulit yang dipengaruhi hormon steroid (ekdison).

Hormon eksidon dan ekdisterol terdapat dalam : Udang (Homarus americanus) Kerang(Orconectes limosus) Ketam (Carcinus maenus)

IV. SAPONIN LAUT Saponin adalah senyawa glikosida kompleks, yang dihasilkan terutama oleh tanaman, hewan laut tingkat rendah, dan beberapa bakteri. Saponin berasal dari kata SAPO diambil dari kata SAPONARIA VACCARIA, yaitu larut dalam air, tetapi tidak larut dalam eter. Saponin yang terkandung dalam organisme laut berperan sebagai agen toksik untuk melindungi diri dari predator. Dalam sebuah penelitian dikatakan bahwa toksin saponin dalam Sea cucumber (Timun laut), diketahui tidak toksik pada manusia, melainkan justru dapat beraktivitas sebagai antitumor . Contoh hewan yang mengandung saponin : Echinodermata Berasal dari kata Echinos yang berarti duri dan dermal yang berarti kulit, jadi Echinodermata adalah hewan berkulit duri. Terdiri dari asteroida, crinoidea, holothuroidea, ophiuroidea V. SESKUITERPEN GANGGANG LAUT Ganggang termasuk kedalam dunia tallopyta (tumbuhan talus). SESKUITERPENOID (C15) terpenoid ISOPREN (2 metil butadien 1.3) = C5 Contoh : Monosiklofarhesana : Sniderol berasal dari ganggang merah dari marga laurencia Ada 2 isomer : 1. -sniderol dari L. Obtusa pantai Spanyol 2. -sniderol dari L. snyderae pantai Kalifornia Daktiloksena diperoleh dari aplysia dactylomela (kelinci laut), Ganggang laut hawai L. nidifica Bisabolana : Kaespitol, diperoleh dari sari eter Laurencia caespitosa menghasilkan 2 isomer yaitu kaespitol dan isokaespitol Kamigrana : Turunan monohalogenasi dari 10-bromokamigana berasal dari L. glandullifera adalah senyawa terpoligenasi contohnya Nidisifena, isoobtusol, elatol dari L. pasifica Kamigrana yang tertata ulang : a. kumarana, laurana, sikloaurana b. perforana, perforatana, perforena

-

Dari ganggang Dictyopteris divaricata dipisahkan 4 senyawa seskuiterpen : Kopaena Kadinena Kadalena Kadinol

VI. DITERPENOID BUNGA KARANG LAUT Senyawa diterpena berkerangka dasar asam isoagatat, diperoleh oleh Ruzicka dan Hosking (1930) bila asam agatat direaksikan dengan asam. Halichondria sp : Isonitril , Isotiosianat , Geranil linalool Spongia officinalis : Isoagatolakton

VII. KAROTENOID GANGGANG LAUT Rumput laut (seaweed) atau yang lebih dikenal dengan ganggang merupakan organisme autotrof yang hidup di perairan. Struktur rumput laut tidak dapat dibedakan antara daun, batang dan akar. Keseluruhan tubuh rumput laut disebut thallus. Pembagian karoten: 1. Karoten Karoten mempunyai susunan kimia yang hanya terdiri dari C dan H seperti alfa, beta gamma karoten. 2. Xantofil Terdiri dari atom-atom C, H dan O. (Nakedfisher,2009). Kerotenoid yang berada dalam rumput laut juga berperan sebagai antioksidan yaitu zat yang berfungsi memerangi radikal bebas yang berbahaya bagi tubuh VIII.KAROTENOID INVERTEBRATA LAUT Peridinin & Fukoxantin : karotenoid utama, pigmen lautan khas berasal dari fitoplangton paling besar jumlahnya di alam Karotenoid invertebrata/vertebrata lautan: idoxantin, astaxantin, as.asterinat, doradexantin karotenoid aromatik bunga karang Ikan bintang : Mengandung astaxantin dan asam asterinat Molusca : pigmen mitiloxanthin dan Isomitilo xantin Anemon laut (coelenterata) : pigmen: violeritrin, roseritrin Koral (coelenterata) : Pigmen: chitin (mengandung zat tanduk) IX. TERPENOID BUNGA KARANG Tipe terpenoid : Hemiterpenoid, contohnya prenol, asam isovalerat. Monoterpenoid, contohnya geraniol.. Seskuiterpenoid, contohnya farnesol, kurkumen, bisabolol. diterpenoid adalah fitol, asam giberelat, -kamforena, asam dekstro-pimarat, marubin, asam abietat Triterpenoid, contohnya lanosterol

Biosintesis : 1. 2. 3. Pembentukan isopren aktif berasal dari asam asetat melalui asam mevalonat Penggabungan kepala dan ekor dua unit isopren akan membentuk mono, seskui, di, sester dan poli-terpenoid Penggabungan ekor dan ekor dari unit c-15 atau c-20 menghasilkan triterpenoid dan streroid

X. KAROTENOID VERTEBRATA LAUT Tunicata (protochordata) Spesies : Batryllus schlosseri Ikan (Pisces) Banyak ikan terdiri dari : a. Astaxantin c. Taraxantin b.Lutein d. Araxantin (Pektenoxantin) Halocynthia Papillosa (sintraxantin)

Arassius auratus (ikan mas jepang) : astaxanthin, lutein dan duraxantin

Rainbow trout (ikan pelangi) : astaxanthin, Lutein, seaxantin Gairdneri Iridius (ikan Salmon) : astaxanthin, Lutein, seaxantin XI. KAROTENOID BAKTERI LAUT Bakteri fotosintetik merupakan bakteri yang dapat mengubah bahan organik menjadi asam amino atau zat bioktif dengan bantuan sinar matahari. Bakteri Non Fotosintetik : Bakteri halofilik Halofilik Eksterm Membutuhkan >15% NaCl untuk pertumbuhannya. Ex : Halobacteriaceae Halofilik sedang Membutuhkan 5-15% NaCl untuk pertumbuhannya. Ex. Pediococcus

XII. TIMUN LAUT Teripang adalah hewan yang bergerak lambat, hidup pada dasar substrat pasir, lumpur pasiran maupun dalam lingkungan terumbu. Teripang merupakan komponen penting dalam rantai makanan di terumbu karang dan ekosistem. Holothurins adalah kelompok racun, awalnya diisolasi dari teripang Actinopyga agassizi . Holothurin dikenal sebagai steroid glycoside atau saponin. Saponin juga terdapat pada kulit mentimun laut jenis H. atra dan cuverian tubule dari Bohadschia sp. Holothurin bersifat stabil terhadap panas, saponin steroid aktif yang terdapat pada cuverian organ dan jaringan lain pada mentimun laut Actynopyga agassizi. Bahan bioaktif yang sama juga ditemukan pada beberapa jenis mentimun laut yang lain. Berat molekul holothurin berkisar 1150. Zat ini bersifat sangat toksik bagi hewan lain dan mempunyai efek antitumor dan mempunyai sifat hemolitik kuat. Setidaknya terdapat enam glikosida yang larut dalam air. Salah satu elemen bernama Holothurin A. Dari teripang Holothuria spesies leucospilota. Senyawa lain yang diekstraksi: Holothurin B, menunjukkan beberapa aktivitas farmakologi yang menarik. Kandungan zat toksik tersebut diperkirakan sebagai alat perlindungan diri dari predator. Holothurins beracun untuk banyak organisme seperti krustasea, ikan cacing tanah, dan mamalia, dengan aktivitas hemolitik, sel membunuh, dan menghancurkan tumor kanker saraf beracun. Contoh obat yang menggunakan holotuhrin secara alamiyaitu: Obat kanker,obat anti asma,obat tumor,obat anti fungi XIII. SAPONIN ECHINODERMATA Echinodermata (dalam bahasa yunani, echino = landak, derma = kulit) adalah kelompok hewan triopoblastik selomata yang memilki ciri khas adanya rangka dalam (endoskeleton) berduri yang menembus kulit Saponin mempunyai beberapa sifat antara lain berasa pahit, berbusa dalam air, mempunyai sifat detergen yang baik, beracun bagi hewan berdarah dingin, namun tidak beracun bagi hewan berdarah panas. Saponin diklasifikasikan menjadi 2 yaitu : saponin steroid dan saponin triterpenoid. XIV. STEROID LAUT Pd teripang : Testosteron , Androgen, Estrogen

XV. EKDISON DLM CRUSTACEA Eksidis : Cadangan lemak dalam jaringan hepatopankreas dimobilisasi Pembelahan sel meningkat Diproduksi mRNA yang baru, diikuti oleh sintesis senyawa protein baru Terjadi perubahan tingkah-laku

Molting adalah proses pergantian cangkang pada udang (crustacea) dan terjadi ketika ukuran daging udang bertambah besar sementara eksoskeleton tidak bertambah besar karena eksoskeleton bersifat kaku, sehingga untuk menyesuaikan keadaan ini udang akan melepaskan eksoskeleton lama dan membentuk kembali dengan bantuan kalsium. Semakin baik pertumbuhannya semakin sering udang berganti cangkang. Inilah yang kemudian dikenal sebagai pertumbuhan. Yg mempengaruhi molting : Eksternal : tekanan, nutrisi, temperatur, lingkungan Internal : hormon ekdison