tugas psikologi industri

4
Isu isu atau Persoalan dalam Perundingan Persoalan dalam perundingan merupakan hal yang lazim ditemukan, terdapat beberapa karakteristik persoalan di antaranya sebagai berikut. 1. Peran ciri kepribadian dalam perundingan Penilaian keseluruhan atas hubungan antara kepribadian dan perundingan, menjumpai bahwa ciri kepribadian tidak mempunyai efek langsung yang mencolok baik pada proses tawar-menawar maupun pada hasil perundingan. Kesimpulan ini penting dan mengemukakan bahwa orang seharusnya berkonsentrasi pada persoalan dan faktor situasional dalam tiap episode tawar- menawar dan bukan pada kepribadian lawan. 2. Peranan jenis kelamin dalam perundingan Riset menunjukkan bahwa manajer dengan kekuasaan rendah, lepas dari jenis kelamin, berusaha untuk menentramkan lawan-lawannya dan menggunakan taktik bujukan yang lembut, serta bukan konfrontasi dan ancaman langsung, di mana pria dan wanita memiliki basis kekuasaan yang sama, sehingga seharusnya tidak terdapat perbedaan berarti dalam gaya perundingannya. 3. Peranan budaya dalam perundingan Konteks budaya dari perundingan sangat memengaruhi jumlah dan tipe persiapan untuk tawar-menawar, tekanan relatif pada hubungan tugas lawan antarpribadi, taktik yang digunakan, dan bahkan kapan perundingan itu hendak dijalankan. 4. Peranan pihak ketiga dalam perundingan

Upload: msuridin

Post on 10-Feb-2016

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

psikologi industri

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Psikologi Industri

Isu isu atau Persoalan dalam Perundingan

Persoalan dalam perundingan merupakan hal yang lazim ditemukan, terdapat beberapa

karakteristik persoalan di antaranya sebagai berikut.

1. Peran ciri kepribadian dalam perundingan

Penilaian keseluruhan atas hubungan antara kepribadian dan perundingan, menjumpai

bahwa ciri kepribadian tidak mempunyai efek langsung yang mencolok baik pada proses

tawar-menawar maupun pada hasil perundingan. Kesimpulan ini penting dan

mengemukakan bahwa orang seharusnya berkonsentrasi pada persoalan dan faktor

situasional dalam tiap episode tawar-menawar dan bukan pada kepribadian lawan.

2. Peranan jenis kelamin dalam perundingan

Riset menunjukkan bahwa manajer dengan kekuasaan rendah, lepas dari jenis kelamin,

berusaha untuk menentramkan lawan-lawannya dan menggunakan taktik bujukan yang

lembut, serta bukan konfrontasi dan ancaman langsung, di mana pria dan wanita memiliki

basis kekuasaan yang sama, sehingga seharusnya tidak terdapat perbedaan berarti dalam

gaya perundingannya.

3. Peranan budaya dalam perundingan

Konteks budaya dari perundingan sangat memengaruhi jumlah dan tipe persiapan untuk

tawar-menawar, tekanan relatif pada hubungan tugas lawan antarpribadi, taktik yang

digunakan, dan bahkan kapan perundingan itu hendak dijalankan.

4. Peranan pihak ketiga dalam perundingan

Terkadang individu atau wakil kelompok mencapai suatu jalan buntu dan tidak mampu

menyelesaikan perbedaannya lewat perundingan langsung, sehingga cara untuk

menyelesaikannya berpaling ke pihak ketiga untuk membantu menemukan suatu

penyelesaian. Ada 4 (empat) peran mendasar pihak ketiga, yaitu sebagai berikut.

a) Mediator

Pihak ketiga netral yang mempermudah pemecahan rundingan dengan menggunakan

penalaran, persuasi, dan saran-saran alternatif.

b) Arbitrator

Page 2: Tugas Psikologi Industri

Pihak ketiga pada suatu perundingan yang mempunyai otoritas untuk memaksakan

suatu persetujuan.

c) Perujuk

Pihak ketiga yang dipercaya memberikan suatu tautan komunikasi informal antara

perunding dan lawannya.

d) Konsultan sebagai perunding

Pihak ketiga yang tidak berat sebelah dan terampil dalam manajemen konflik, yang

berupaya memudahkan pemecahan masalah kreatif lewat komunikasi dan analisis.

Peran kepemimpinan kontemporer

1. Menyediakan Kepemimpinan TimKepemimpinan mendapatkian tempat yang semakin pentung dalam konteks tim. Ketika tim semakin popular, peran pemimpin dalam mamandu anggota tim menjadi semakin penting.

2. MentoringBanyak pemimpin menciptakan hubungan mentoring. Mentor adalah karyawan yang mensponsori dan mendukung karyawan lain yang kurang berpengalaman (protégé).

3. Kepemimpinan DiriMerupakan serangkaian proses yang digunakan individu untuk mengendalikan perilaku mereka sendiri. Bagaimana cara para pemimpin menciptakan para pemimpin diri?a) Bentuklah Kepemimpinan Dirib) Doronglah karyawan menciptakan sasaran yang tersendiri diciptakan sendiric) Doronglah penggunaan imbalan diri untuk memperkuat dan meningkatkan perilaku yang diinginkand) Ciptakanlah pola berpikir yang positife) Ciptakanlah iklim kepemimpinan dirif) Doronglah kritik diri

Ada 8 tantangan yang harus dihadapi Pemimpin kontemporer saat ini

Pertama, kemampuan untuk menjaga tingkat kesehatan perusahaan dalam wujud perusahaan yang kuat dan sehat.Kedua, kemampuan membangun kepemimpinan yang harmonis disemua jenjang organisasi.

Page 3: Tugas Psikologi Industri

Ketiga, kemampuan membangun kekuatan sumber daya manusia yang berkualitas dalam menjawab setiap perubahan.Keempat, kemampuan membangun lingkungan sosial yang mendukung bisnis perusahaan.Kelima, kemampuan untuk memahami potensi pasar secara mendalam.Keenam, kemampuan untuk bekerja dengan teknologi dan informasi yang sesuai dengan tuntutan zaman.Ketujuh, kemampuan untuk menciptakan efisiensi dan penghematan secara menyeluruh di dalam organisasi.Kedelapan, kemampuan untuk membangun komunikasi internal-eksternal perusahaan yang tangguh.

Adapun ciri-ciri kepemimpinan yang efektif

menurut Keith Davis harus memiliki 4 hal, yang meliputi :1. Intelegensinya tinggi (intellegence) seharusnya seorang pemimpin harus mempunyai

tingkat intelegensi yang lebih tinggi dari bawahannya.2. Kematangan jiwa sosial (social maturity and breadth) Pemimpin biasanya memiliki

perasaan/jiwa yang cukup matang dan mempunyai kepentingan serta perhatian yang cukup besar terhadap bawahannya.

3. Motivasi terhadap diri dan hasil (inner motivation and achievment drives) para pemimpin senantiasa ingin membereskan segala sesuatu yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.

4. Menjalin hubungan kerja manusiawi (human relation attides) pemimpin harus dapat bekerja secara efektif dengan orang lain atau dengan bawahannya.

Hubungan antara kecerdasan emosional dengan kepemimpinan

Emotional Intelektual (EI) terbukti berhubungan secara positifdengan kinerja jabatan pada semua level. Namun EI tampak sangat relevan dalam jabatan yang menuntut derajat tinggi interaksi social. Para pemimpin besar menunjukkan EI mereka dengan memperlihatkan semua lima (5) komponen kuncinya :

1. Kesadaran diri2. Swakelola3. Motivasi diri4. Empati5. Keterampilan social