tugas presentasi

10
Laju Pertumbuhan Produk Domestic Bruto (PDB) di Indonesia dari Sisi Pengeluaran Atas dasar Harga Berlaku Dosen : Sumiyarti, SE. ME Nama Anggota : - Chairisa Azqiyah

Upload: triasni-utami

Post on 10-Dec-2015

2 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Ekonomi Makro

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Presentasi

Laju Pertumbuhan Produk Domestic Bruto (PDB) di Indonesia dari Sisi Pengeluaran Atas dasar Harga

Berlaku

Dosen : Sumiyarti, SE. ME

Nama Anggota : - Chairisa Azqiyah

- Mathilda Titalessy- Vivian Dolorosa P. M. P- Triasni Utami

Page 2: Tugas Presentasi

Pengertian

PDB (Produk Domestik Bruto) adalah nilai pasar total output suatu negara, dan merupakan nilai pasar semua barang dan jasa akhir yang diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu. GDP bisa dihitung dengan dua cara, yaitu pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan. Pendekatapan pengeluaran adalah menjumlahkan semua jumlah total yang dibelanjakan pada semua barang akhir selama periode tertentu. Pendekatan pendapatan adalah menjumlahkan pendapatan yang diterima oleh semua faktor produksi dalam menghasilkan barang akhir. GDP juga mempunyai dua tipe yaitu, GDP dengan harga berlaku atau GDP nominal dan GDP dengan harga tetap atau GDP riil. GDP dengan harga berlaku atau GDP nominal, yaitu nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam suatu tahun dinilai menurut harga yang berlaku pada tahun tersebut. GDP dengan harga tetap atau GDP riil, yaitu nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam suatu tahun dinilai menurut harga yang berlaku pada suatu tahun tertentu yang seterusnya digunakan untuk menilai barang dan jasa yang dihasilkan pada tahun-tahun lain. Nilai PDB suatu negara sebenarnya merupakan hasil perkalian antara harga barang yang diproduksi dengan jumlah barang yang dihasilkan pada periode yang sama, kalau harga-harga naik dari tahun ke tahun karena inflasi, maka besarnya GDP akan naik pula, tetapi belum tentu kenaikan tersebut menunjukkan jumlah produksi (GDP riil). Mungkin kenaikan GDP hanya disebabkan oleh kenaikan harga saja, sedangkan volume produksi tetap atau merosot.

Kali ini kita akan membahas PDB) di Indonesia dari Sisi Pengeluaran Atas dasar Harga Berlaku. Dalam pendekatan pengeluaran, pengeluaran agregat negara sama dengan penjumlahan konsumsi, C, investasi, I, pembelian pemerintah, G, dan ekspor netto, yaitu nilai ekspor, X, dikurangi dengan nilai impor, M, atau (X-M).Penjumlahan komponen tersebut menghasilkan pengeluaran agregat, atau GDP:C + I + G + (X-M) = Pengeluaran agregat = GDP

Page 3: Tugas Presentasi

-

Keterangan :

Pada tahun 2012, dari sisi penggunaan, PDB digunakan untuk memenuhi Konsumsi Rumah Tangga sebesar 54,56 %, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau Investasi Fisik 33,16 %, Konsumsi Pemerintah 8,89 persen, dan Ekspor 24,26 % Sedangkan untuk penyediaan dari Impor sebesar 25,81 %.

Page 4: Tugas Presentasi

Keterangan :

Pertumbuhan ekonomi tahun 2012 sebesar 6,23 %, terjadi padaPembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 9,81 %, Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 5,28 %, Ekspor sebesar 2,01 %, dan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 1,25 %. Sementara itu, komponen Impor juga tumbuh sebesar 6,65 %.

Page 5: Tugas Presentasi

Tambahan keterangan :

Sebagaimana kebiasaan yang berlaku secara internasional, BPS mengelompokkannya sebagai berikut: Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga, Pengeluaran Konsumsi Pemerintah, Pembentukan modal tetap domestik Bruto, perubahan stok atau inventory, serta ekspor dan impor

Pengeluaran konsumsi rumah tangga mencakup semua pengeluaran untuk konsumsi barang dan jasa, yang pada tahun 2009 sebesar Rp 3.290,8 triliun. Perkiraan nilai tersebut menggunakan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) sebagai data pokok. BPS menambahkan keterangan bahwa perkiraan pengeluaran konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari untung, serta penyempurnaan estimasi pengeluaran konsumsi rumah tangga dilakukan melalui proses rekonsiliasi dalam rangka penyusunan Tabel Input-Output (I-O) 2000.

Rekonsiliasi sederhananya berarti suatu proses membandingkan dua catatan untuk memastikan keduanya adalah sama.

Konsumsi Pemerintah. Pemerintah sebagai konsumen akhir mencakup pemerintah umum yang terdiri dari pemerintah pusat yang meliputi unit departemen, lembaga non-departemen dan lembaga pemerintah lainnya, serta pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota dan daerah di bawahnya. Cakupannya adalah: belanja pegawai, penyusutan barang-barang pemerintah, dan belanja barang (termasuk belanja perjalanan, pemeliharaan, dan pengeluaran lain yang bersifat rutin), tidak termasuk penerimaan dari produksi barang dan jasa yang dihasilkan pemerintah yang

Page 6: Tugas Presentasi

bukan dikonsumsi sendiri oleh pemerintah tetapi dikonsumsi oleh masyarakat. Konsumsi Pemerintah pada tahun 2009 sebesar Rp 539,8 triliun.

Pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTB) didefinisikan sebagai pengadaan, pembuatan dan pembelian barang-barang modal baru yang berasal dari dalam negeri (domestik) dan barang modal baru ataupun bekas dari luar negeri. Barang modal adalah peralatan yang digunakan untuk berproduksi dan biasanya mempunyai umur pakai satu tahun atau lebih. PMTB dapat dibedakan atas: a) pembentukan modal dalam bentuk bangunan/konstruksi; b) pembentukan modal dalam bentuk mesin-mesin dan alat-alat perlengkapan; c) pembentukan modal dalam bentuk alat angkutan; dan d) pembentukan modal untuk barang modal lainnya.

Perubahan inventori ( Persediaan ) dihitung dari pengurangan posisi inventori pada akhir tahun dengan posisi inventori pada awal tahun, yang nilainya sebesar minus Rp 5,5 triliun pada tahun 2009. Data mengenai nilai perubahan inventori yang mempunyai data kuantum, seperti: komoditi perkebunan, peternakan, kehutanan, pertambangan dan industri berasal dari publikasi masing-masing direktorat terkait di BPS, yaitu Statistik Pertanian, Statistik Pertambangan, Statistik Industri Besar dan Sedang, dengan mengalikan kuantum dan harga masing-masing komoditi. Sementara itu, data inventori yang tidak mempunyai kuantum diperoleh dari Laporan Keuangan Perusahaan yang memuat nilai inventori di dalamnya.

Page 7: Tugas Presentasi

Kuantum : banyaknya (jumlah) sesuatu

Ekspor dan impor merupakan kegiatan transaksi barang dan jasa antara penduduk Indonesia dengan penduduk negara lain, yang meliputi ekspor dan impor barang, jasa pengangkutan, jasa asuransi, komunikasi, pariwisata, dan jasa lainnya. Termasuk juga dalam ekspor adalah pembelian langsung atas barang dan jasa di wilayah domestik oleh penduduk negara lain. Sebaliknya pembelian langsung barang dan jasa di luar negeri oleh penduduk Indonesia, dimasukkan sebagai impor. Data yang digunakan diperoleh dari beberapa sumber yaitu Statistik Ekspor dan Impor, BPS; Neraca Pembayaran baik dari Bank Indonesia maupun Dana Moneter Internasional; serta data dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Diskrepansi statistik adalah semacam item lain-lain, yang tidak bisa digolongkan kepada kategori yang tersedia, yang terutama sekali berkenaan dengan perbedaan antara perhitungan pendekatan pengeluaran dengan pendekatan produksi. Padahal, yang paling diandalkan dan dijadikan patokan oleh BPS adalah perhitungan dengan pendekatan produksi. Selain itu, penggantian tahun dasar dari tahun 1993 menjadi tahun 2000 yang mulai dilakukan sejak tahun 2004, mengakibatkan perubahan cakupan barang dan jasa, sehingga ada beberapa “penyesuaian” yang dimasukkan dalam diskrepansi statistik.