tugas pkn

26
TUGAS PKN PEMBELAAN TERHADAP NEGARA DISUSUN OLEH : HARIS NUR MUSTOFA IX D/15 SMP N 1 PURWOKERTO TAHUN AJARAN 2012/2013 1

Upload: haris-nur-mustofa

Post on 06-Aug-2015

107 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS PKN

TUGAS PKN

PEMBELAAN TERHADAP NEGARA

DISUSUN OLEH :

HARIS NUR MUSTOFA IX D/15

SMP N 1 PURWOKERTO TAHUN AJARAN 2012/2013

HAKEKAT BANGSA DAN NEGARA

1

Page 2: TUGAS PKN

1. PENGERTIAN BANGSA

Pengertian atau definisi sebuah bangsa terbagi menjadi dua yaitu :

A. Definisi menurut para ahli

1. ERNEST RENANBangsa terbentuk karena adanya keinginan untuk hidup bersama ( hasrat untuk bersatu ) dengan perasaan kesetiakawanan yang agung.

2. OTTO BAUERBangsa adalah kelompok manusia yang mempunyai kesamaan karakter, karakteristik tumbuh karena adanya kesamaan nasib.

3. F. RATZELBangsa terbentuk karena adanya hasrat bersatu. Hasrat itu timbul karena adanya rasa kesatuan antara manusia dan tempat tinggalnya (paham geopolitik)

4. HANS KOHNBangsa adalah buah hasil tenaga hidup manusia dalam sejarah. Suatu bangsa merupakan golongan yang beraneka ragam dan tidak bisa dirumuskan secara eksak.

5. JALOBSEN, LIPMANBangsa adalah suatu kesatuan budaya (cultural unity) dan kesatuan politik (political unity)

B. Definisi dalam arti sosiologis dan politis

1. MENURUT SOSIOLOGIS / ANTROPOLOGISBangsa adalah persekutuan hidup yang disatukan oleh adanya kesamaan sejarah, tradisi, keturunan, kepecayaan, budaya dan bahasa. Ikatan itu disebut ikatan primordial. Dengan ikatan itu kita bisa membedakan antara Suku Bangsa Batak dan Suku Bangsa Jawa atau Sunda.Persekutuan hidup, artinya perkumpulan orang-orang yang saling membutuhkan dan bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama dalam suatu wilayah tertentu. Persekutuan hidup itu dapat berupa persekutuan hidup mayoritas dan minoritas.

2. MENURUT POLITISBangsa dalam pengertian politik adalah suatu masyarakat dalam suatu daerah yang sama dan mereka tunduk kepada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan teringgi keluar dan kedalam, diikat oleh sebuah organisasi kekuasaan / politik, yaitu negara beserta pemerintahnya, serta di ikat oleh satu kesatuan wilayah nasional, hukum, perundang-undangan yang berlaku.

2

Page 3: TUGAS PKN

2. UNSUR TERBENTUKNYA BANGSA

1. MENURUT HANS KOHNKebanyakan bangsa terbentuk karena adanya faktor-faktor objektif tertentu yang membedakannya dari bangsa lain, yakni :- kesamaan keturunan- wilayah, bahasa.- adat istiadat.- kesamaan politik.- perasaan, agama.Faktor objektif terpenting terbentuknya suatu bangsa adalah, adanya kehendak atau kemauan bersama atau nasionalisme.

2. MENURUT FRIEDRICH HERTZ1. Keinginan untuk mencapai kesatuan nasional yang terdiri atas kesatuan sosial, ekonomi, politik, agama, kebudayaan, komunikasi dan solidaritas.2. Keinginan untuk mencapai kemerdekaan dan kebebasan nasional sepenuhnya, yaitu bebas dari dominasi dan campur tangan bangsa asing terhadap urusan dalam negerinya.3. Keinginan akan kemandirian, keunggulan, individualisme, keaslian dan kekhasan.4. Keinginan untuk menonjol (unggul) di antara bangsa-bangsa dalam mengejar kehormatan, pengaruh dan prestise

3.MENURUT UMUM1. Ada sekelompok manusia yang mempunyai kemauan untuk bersatu.2. Berada dalam satu wilayah tertentu.3. Ada kehendak untuk membentuk atau berada di bawah pemerintahan yang dibuatnya sendiri.4. Secara psikologis merasa senasib, sepenanggungan, setujuan, dan secita-cita5. Ada kesamaan karakter, identitas, budaya, bahasa sehingga dapat dibedakan dengan bangsa lain.

3. TEORI TERBENTUKNYA BANGSA INDONESIA

Siapakah sesungguhnya Bangsa Indonesia? Ada banyak cara/versi untuk menerangkan jawaban atas pertanyaan tadi. Dari semua versi, keseluruhannnya berpendapat sama jika lelulur masyarakat Indonesia yang sekarang ini mendiami Nusantara adalah bangsa pendatang. Penelitian arkeologi dan ilmu genetika memberikan bukti kuat jika leluhur Bangsa Indonesia bermigrasi dari wilayah Asia ke wilayah Asia bagian Selatan. Masyarakat Indonesia mungkin banyak yang tidak menyadari apabila perbedaan warna kulit, suku, ataupun bahasa tidak menutupi fakta suatu bangsa yang memiliki rumpun sama, yaitu rumpun Austronesia. Jika melihat catatan penelitian dan kajian ilmiah tentang asal-usul suatu bangsa, apakah masyarakat Indonesia menyadari jika mereka berasal (keturunan) dari leluhur yang sama (satu rumpun)?

Topik dalam tulisan ini sebelumnya sudah sering dibahas di media cetak maupun elektronik, termasuk juga dituliskan oleh beberapa blogger. Sayang sekali di setiap penulisan tidak memberikan penegasan

3

Page 4: TUGAS PKN

apapun kecuali hanya sekedar informasi umum. Pada prinsipnya, dengan menelusuri asal-usul suatu bangsa, setidaknya akan diketahui gambaran atas pemikiran, paham, ataupun anggapan tentang sikap suatu bangsa.

Menelusuri asal-usul suatu bangsa tidak sekedar membutuhkan bidang ilmu antropologi, akan tetapi sudah masuk ke dalam ranah ilmu genetika. Pada awalnya, penelurusuran hanya didasarkan pada bukti-bukti arkeologi dan pola penuturan bahasa. Temuan terbaru cukup mengejutkan karena merubah keseluruhan fakta di masa lalu jika selama ini leluhur Bangsa Indonesia bukan berasal dari Yunan.

Teori Awal Tentang YunanTeori awal tengan asal-usul Bangsa Indonesia dikemukakan oleh sejarawan kuno sekaligus arkeolog dari Austria, yaitu Robern Barron von Heine Geldern atau lebih dikenal von Heine Geldern (1885-1968). Berdasarkan kajian mendalam atas kebudayaan megalitik di Asia Tenggara dan beberapa wilayah di bagian Pasifik disimpulkan bahwa pada masa lampau telah terjadi perpindahan (migrasi) secara bergelombang dari Asia sebelah Utara menuju Asia bagian Selatan. Mereka ini kemudian mendiami wilayah berupa pulau-pulau yang terbentang dari Madagaskar (Afrika) sampai dengan Pulau Paskah (Chili), Taiwan, dan Selandia Baru yang selanjutnya wilayah tersebut dinamakan wilayah berkebudayaan Austronesia. Teori mengenai kebudayaan Austronesia dan neolitikum inilah yang sangat populer di kalangan antropolog untuk menjelaskan misteri migrasi bangsa-bangsa di masa neolitikum (2000 SM hingga 200 SM).

Teori von Heine Geldern tentang kebudayaan Austronesia mengilhami pemikiran tentang rumpun kebudayaan Yunan (Cina) yang masuk ke Asia bagian Selatan hingga Australia. Salah satunya pula yang melandasi pemikiran apabila leluhur Bangsa Indonesia berasal dari Yunan. Teori ini masih sangat lemah (kurang akurat) karena hanya didasarkan pada bukti-bukti kesamaan secara fisik seperti temuan benda-benda arkeologi ataupun kebudayaan megalitikum. Teori ini juga sangat mudah diperdebatkan setelah ditemukannya catatan-catatan sejarah di Borneo (Kalimantan), Sulawesi bagian Utara, dan Sumatera yang saling bertentangan dengan teori Out of Yunan. Sayangnya, masih banyak pendidikan dasar di Indonesia yang masih mempertahankan prinsip ‘Out of Yunan’.

Teori LinguistikTeori mengenai asal-usul Bangsa Indonesia kemudian berpijak pada studi ilmu linguistik. Dari keseluruhan bahasa yang dipergunakan suku-suku di Nusantara memiliki rumpun yang sama, yaitu rumun Austronesia. Akar dari keseluruhan cabang bahasa yang digunakan leluhur yang menetap di wilayah Nusantara berasal dari rumpun Austronesia di Formosa atau dikenal dengan rumpun Taiwan. Teori linguistik membuka pemikiran baru tentang sejarah asal-usul Bangsa Indonsia yang disebut pendekatan ‘Out of Taiwan’. Teori ini dikemukakan oleh Harry Truman Simandjuntak yang selanjutnya mendasar teori moderen mengenai asal usul Bangsa Indonesia.

Pada prinsipnya, menurut pendekatan ilmu linguistik, asal-usul suatu bangsa dapat ditelusuri melalui pola penyebaran bahasanya. Pendekatan ilmu linguistik mendukung fakta penyebaran bangsa-bangsa rumpun Austronesia. Istilah Austronesia sendiri sesungguhnya mengacu pada pengertian bahasa penutur. Bukti arkeologi menjelaskan apabila keberadaan bangsa Austronesia di Kepulauan Formosa (Taiwan) sudah ada sejak 6000 tahun yang lalu. Dari kepulauan Formosa ini kemudian bangsa Austronesia menyebar ke

4

Page 5: TUGAS PKN

Filipina, Indonesia, Madagaskar (Afrika), hingga ke wilayah Pasifik. Sekalipun demikian, pendekatan ilmu linguistik masih belum mampu menjawab misteri perpindahan dari Cina menuju Kepulauan Formosa.

Pendekatan Teori GenetikaTeori dengan pendekatan ‘Out of Taiwan’ nampaknya semakin kuat setelah disertai bukti-bukti berupa kecocokan genetika. Riset genetika yang dilakukan pada ribuan kromosom tidak menemukan kecocokan pola genetika dengan wilayah di Cina. Temuan ini tentunya cukup mengejutkan karena dianggap memutuskan dugaan gelombang migrasi yang berasal dari Cina, termasuk di antaranya pendekatan ‘Out of Yunan’. Sebaliknya, kecocokan pola genetika justru semakin memperkuat pendekatan ‘Out of Taiwan’ yang sebelumnya juga dijadikan dasar pemikiran arkeologi dengan pendekatan ilmu linguistik.

Dengan menggunakan pendekatan ilmu linguistik dan riset genetika, maka asal-usul Bangsa Indonesia bisa dipastikan bukan berasal dari Yunan, akan tetapi berasal dari bangsa Austronesia yang mendiami Kepulauan Formosa (Taiwan). Direktur Institut Biologi Molekuler, Prof. Dr Sangkot Marzuki menyarankan untuk dilakukan perombakan pandangan yang tentang asal-usul Bangsa Indonesia. Dari pendekatan genetika menghasilkan beragam pandangan tentang pola penyebaran bangsa Austronesia. Hingga saat ini masih dilakukan berbagai kajian mendalam untuk memperkuat pendugaan melalui pendekatan linguistik tentang pendekatan ‘Out of Taiwan’.

Jalur MigrasiJalur migrasi berdasarkan pendekatan ‘Out of Taiwan’ bertentangan dengan pendekatan ‘Out of Yunan’. Pendekatan ‘Out of Yunan’ menerangkan migrasi Austronesia bermula dari Utara menuju semenanjung Melayu yang selanjutnya menyebar ke wilayah Timur Indonesia. Pendekatan ‘Out of Yunan’ dapat dilemahkan setelah ditelusuri berdasarkan pendekatan linguistik dan diperkuat pula oleh pembuktian genetika.

Berdasarkan pendekatan ‘Out of Taiwan’, migrasi leluhur dari Taiwan (Formosa) tiba terlebih dulu di Filipina bagian Utara sekitar 4500 hingga 3000 SM. Diduga migrasi dilakukan untuk memisahkan diri mencari wilayah baru di Selatan. Akibat dari migrasi ini kemudian membentuk budaya baru, termasuk diantaranya pembentukan cabang bahasa yang disebut Proto-Malayo-Polinesia (PMP). Teori migrasi awal bangsa Austronesia dari Formosa disampaikan oleh Daud A. Tanudirjo berdasarkan pandangan pakar linguistik Robert Blust yang menerangkan pola penyebaran bangsa-bangsa Austronesia.

Pada tahap selanjutnya sekitar 3500 hingga 2000 SM terjadi migrasi dari Masyarakat yang semula mendiami Filipina dengan tujuan Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara. Migrasi yang berakhir di Maluku Utara ini kemudian meneruskan migrasinya sekitar tahun 3000 hingga 2000 SM menuju ke Selatan dan Timur. Migrasi di bagian Selatan menuju gugus Nusa Tenggara, sedangkan di bagian Timur menuju pantai Papua bagian Barat. Dari Papua Barat ini kemudian mereka bermigrasi lagi dengan tujuan wilayah Oseania hingga mencapai Kepulauan Bismarck (Melanesia) sekitar 1500 SM.

Pada periode 3000 hingga 2000 SM, migrasi juga dilakukan ke bagian Barat yang dilakukan oleh mereka yang sebelumnya menghuni Kalimantan dan Sulawesi menuju Jawa dan Sumatera. Selanjutnya, hijrah pun diteruskan menuju semenanjung Melayu hingga ke seluruh wilayah di Asia Tenggara. Proses migrasi

5

Page 6: TUGAS PKN

berulang-ulang dan menghabiskan masa ribuan tahun tidak hanya membentuk keanekaragaman budaya baru, akan tetapi juga pola penuturan (bahasa) baru.

PenutupTeori asal-usul Bangsa Indonesia dengan pendekatan ‘Out of Taiwan’ saat ini adalah teori paling mendukung karena disertai bukti linguistik dan genetika. Kesamaan pola budaya Megalitikum hanya bisa menjelaskan pola variasi budaya, akan tetapi belum mampu untuk menjelaskan arus migrasi pertama kali. Pendekatan ‘Out of Taiwan’ pun bukannya tanpa celah. Seperti yang dikemukakan oleh Prof. Dr Sangkot Marzuki, teori mengenai keberadaan bangsa Austronesia berdasarkan pendekatan genetika juga masih beragam dan belum menemukan titik temu.

Jika ditanya motif suku-suku bangsa ketika itu untuk menggabungkan diri ke dalam NKRI bukanlah semata didasarkan atas kesamaan nasib. Kesamaan asal usul leluhur sangat dimungkinkan bagi melatarbelakangi keinginan untuk menyatukan kembali menjadi suatu bangsa. Kedatangan kolonial Eropa yang meng-kapling wilayah menyebabkan suku-suku bangsa di wilayah penyebaran Austronesia menjadi terpisah secara politik satu dengan yang lain. Tidak mengherankan apabila catatan sejarah Majapahit dan Sriwijaya wilayah meng-klaim Nusantara sebagai wilayah kekuasaan Austronesia.

Kisah tentang sejarah asal-usul Bangsa Indonesia sesungguhnya masih belum terungkap penuh. Temuan terbaru dari Prof. Dr Sangkot Marzuki bahkan menyatakan jika penyebaran bangsa dengan bahasa Austronesia berawal dari wilayah Sunda (Jawa Barat). Perlu kiranya pemikiran atau teori baru tentang asal-usul Bangsa Indonesia dikaji ulang. Untuk awal, setidaknya dengan membebaskan terlebih dahulu paham ‘Out of Yunan’.

Sekalipun belum ditemukan bukti-bukti genetika secara meyakinkan, suku bangsa Austronesia yang menempati gugus kepulauan Formosa (Taiwan) diduga kuat bermigrasi dari wilayah Utara (Cina). Rumpun bahasa Austronesia dan keluarga bahasa lainnya di Asia Tenggara merupakan filum Bahasa Austrik. Dilihat dari kekerabatan linguistik (hipotesis filum Austrik), semua bahasa di wilayah Tiongkok bagian Selatan memiliki kedekatan (kekerabatan) dengan rumpun Bahasa Austrik. Jika hendak ditarik benang merahnya, maka diskriminasi rasial tidak perlu terjadi di negeri ini. Dengan memahami sejarah masa lalu dirinya sendiri, setidaknya bangsa ini akan lebih bijaksana dalam memberikan sikap.

4. PENGERTIAN NEGARA

Menurut Max Weber, Negara adalah Suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam

menggunakan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah. Sedangkan Karl Marx mengatakan Negara

adalah suatu kekuasaan bagi manusia (penguasa) untuk menindas manusia lain.

Prof. Mr. Soenarko, Negara adalah organisasi masyarakat yang mempunyai daerah tertentu

dimana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai suatu kedaulatan, sedangkan Prof. Miriam

Budiardjo memberikan pengertian Negara adalah organisasi dalam suatu wilayah dapat memaksakan

kekuasaannya secara sah terhadap semua golongankekuasaan lainnya dan yang dapat menetapkan tujuan-

tujuan dari kehidupan bersama itu.

6

Page 7: TUGAS PKN

Jadi Negara adalah sekumpulan orang yang menempati wilayah tertentu dan diorganisasi oleh

pemerintah negara yang sah, yang umumnya mempunyai kedaulatan (keluar dan ke dalam).

5. SIFAT DAN UNSUR NEGARA

SIFAT SIFAT NEGARA :

1. Memaksa yaitu negara mempunyai kekuasaan untuk memaksa agar peraturan di taatib.

2. Monopoli yaitu negara menetapkan tujuan bersama dari masyarakat.

3. Menyeluruh/mencakup semua (all embresing) yaitu peraturan perundang-undangan yang dibuat

negara berlaku untuk semua warga negara tanpa kecuali.

UNSUR UNSUR TERBENTUKNYA SUATU NEGARA :

       Unsur terbentuknya Negara dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu unsur konstitutif dan unsurdeklaratif.  

1.     Unsur konstitutif adalah unsur yang mutlak harus ada di saat Negara tersebut didirikan seperti rakyat, wilayah, dan pemerintahan yang berdaulat.

2.     Unsur deklaratif adalah unsur yang tidak harus ada di saat Negara tersebut berdiri tetapi boleh dipenuhi setelah Negara tersebut berdiri, misalnya pengakuan dari Negara lain.

Unsur Rakyat :             

Rakyat adalah semua orang yang secara nyata berada dalam wilayah suatu Negara yang tunduk dan patuh terhadap peraturan Negara tersebut. 

Rakyat dibedakan menjadi dua macam yaitu penduduk dan bukan penduduk. 

1.     Penduduk adalah orang yang berdomisili secara tetap dalam wilayah suatu Negara dalam jangka waktu yang lama. Penduduk terdiri dari WNI dan WNA (pekerja asing yang tinggal menetap di Indonesia).  Penduduk juga dibedakan menjadi warga Negara dan bukan warga Negara.  Warga Negara adalah orang yang secara syah menurut hukum menjadi warga Negara, yaitu penduduk asli dan WNI keturunan asing. Bukan warga Negara adalah orang yang menurut hukum tidak menjadi warga suatu Negara atau WNA.

2.     Bukan penduduk adalah mereka yang berada di wilayah suatu Negara tidak secara menetap atau tionggal untuk sementara waktu. Contoh: turis asing yang sedang berlibur.

Unsur Wilayah

Wilayah adalah unsurr mutlak suatu Negara yang terdiri dari daratan, lautan, dan udara dan terkadang suatu Negara hanya memiliki daratan dan udara saja karena Negara tersebtu terletak di tengah benua jadi tidak memiliki lautan atau pantai.  Indonesia memiliki ketiga wilayah tersebut Batas wilayah daratan  suatu Negara dengan Negara lain dapat berupa :

7

Page 8: TUGAS PKN

·        Batas alamiah (gunung, sungai, hutan)·        Batas buatan (pagar tembok, kawat berduri, patok, pos penjagaan.·        Bats secara geografis yaitu batas berdasarkan garis lontang dan garis bujur.  Mkisalnya Indonesia terletak antara 6o LU – 11o LS, 95o BT – 141o BT.

Pemerintahan yang berdaulat :           

Menurut Jean Bodin sifat kedaulatan ada empat :

·        Asli artinya kedaulatan tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi.·        Permanen artinya kekuasaan itu tetap ada selama Negara  tetap berdiri.·        Tunggal atau bulat artinya kekuasaan itu merupakan satu-satunya kekuasaan tertinggi dalam Negara yang tidak dibagi-bagi kelembaga Negara lainnya.· Tidak terbatas artinya kekuasaan itu tidak dibatasi oleh kekuasaan lain.   Bila ada yang membatasi

maka kekuasaan itu akan lenyap.            

Pemerintah suatu Negara berdaulat keluar dan kedalam :

1.      Berdaulat keluar artinya memiliki kedudukan sederajat dengan Negara-negara lain, sehingga bebas dari campur tangan Negara-lain. 2.     Berdaulat ke dalam artinya berwibawa, berwenang menentukan dan menegakkan hokum atas warga dan wilayah negaranya.

Pengakuan dari Negara lain :             

Pengakuan dari negara lain ada dua jenis yaitu secara de facto dan de jure.

A.     De facto adalah pengakuan atas fakta adanya suatu Negara telah terbentuk berdasarkan adanya rakyat, wilayah, dan pemerintahan yang berdaulat.

Contoh pertama Belanda tidak mengakui Indonesia merdeka 17 Agustus 1945, seharusnya Indonesia diserahkan kepada Belanda karena kemerdekaan Indonesia bertentangan dengan hokum Internasional menurut Belanda, namun dalam usaha ini Belanda mengadakan perundingan dengan pihak Indonesia, itu artinya Belanda telah mengakui keberadaan Negara Indonesia secarade facto.

 Contoh kedua disaat Inggris mau melucuti sisa tentara Jepang yang ada di Indonesia pada akhir perang Dunia ke II pemerintah Inggris mengadakan perundingan dan kerjasama dengan Republik Indonesia.             

Pengakuan de facto ada dua macam :

1.     De facto bersifat tetap adalah pengakuan dari Negara lain terhadap suatu Negara yang hanya menimbulkan hubungan di bidang perdagangan dan ekonomi.2.     De facto bersifat sementara adalah pengakuan dari Negara lain tanpa melihat perkembangan Negara tersebut.  Bila Negara tersebut bubar maka Negara lain akan menarik pengakuannya.            B.   De jure adalah pengakuan berdasarkan pernyataan resmi menurut hukum internasional, sehingga suatu Negara mendapatkan hak-hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga nagsa-bangsa di dunia.Contoh Belanda mengakui Republik Indonesia secara de jure pada tanggal 27 Desember 1947,Mesir mengakui Indonesia secara de jure tanggal 10 Juni 1947.             

 Pengakuan de jure ada dua macam :

8

Page 9: TUGAS PKN

1.     De jure bersifat tetap adalah pengakuan dari Negara lain yang berlaku selamanya karena kenyataan menunjukkan pemerintahan yang stabil.2.     De jure bersifat penuh adalah taerjadinya hubungan antar Negara yang mengakui dan diakui dalam hubungan dagang, ekonomi, dan diplomatik. Negara yang mengakui berhak membuka konsulat, kedutaan di Negara yang diakui.

6. TEORI TERBENTUKNYA NEGARA INDONESIA

Republik Indonesia disingkat RI atau Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, yang dilintasi

garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan

Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau, oleh

karena itu ia disebut juga sebagai Nusantara (Kepulauan Antara). Dengan populasi sebesar 222 juta jiwa

pada tahun 2006, Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan negara yang

berpenduduk Muslim terbesar di dunia, meskipun secara resmi bukanlah negara Islam. Bentuk

pemerintahan Indonesia adalah republik, dengan Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah

dan Presiden yang dipilih langsung. Ibukota negara ialah Jakarta. Indonesia berbatasan dengan Malaysia

di Pulau Kalimantan, dengan Papua Nugini di Pulau Papua dan dengan Timor Leste di Pulau Timor.

Negara tetangga lainnya adalah Singapura, Filipina, Australia, dan wilayah persatuan Kepulauan

Andaman dan Nikobar di India.

Sejarah Indonesia banyak dipengaruhi oleh bangsa lainnya. Kepulauan Indonesia menjadi wilayah

perdagangan penting setidaknya sejak abad ke-7, yaitu ketika Kerajaan Sriwijaya menjalin hubungan

agama dan perdagangan dengan Tiongkok dan India. Kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha telah tumbuh

pada awal abad Masehi, diikuti para pedagang yang membawa agama Islam, serta berbagai kekuatan

Eropa yang saling bertempur untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah Maluku semasa era

penjelajahan samudra. Setelah berada di bawah penjajahan Belanda, Indonesia menyatakan

kemerdekaannya di akhir Perang Dunia II. Selanjutnya Indonesia mendapat berbagai hambatan, ancaman

dan tantangan dari bencana alam, korupsi, separatisme, proses demokratisasi dan periode perubahan

ekonomi yang pesat.

Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa dan agama yang berbeda. Suku

Jawa adalah grup etnis terbesar dan secara politis paling dominan. Semboyan nasional Indonesia,

"Bhinneka tunggal ika" ("Berbeda-beda tetapi tetap satu"), berarti keberagaman yang membentuk negara.

Selain memiliki populasi padat dan wilayah yang luas, Indonesia memiliki wilayah alam yang

mendukung tingkat keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia.

9

Page 10: TUGAS PKN

ETIMOLOGI

Kata "Indonesia" berasal dari kata dalam bahasa Latin yaitu Indus yang berarti "Hindia" dan kata dalam

bahasa Yunani nesos yang berarti "pulau". Jadi, kata Indonesia berarti wilayah Hindia kepulauan, atau

kepulauan yang berada di Hindia, yang menunjukkan bahwa nama ini terbentuk jauh sebelum Indonesia

menjadi negara berdaulat. Pada tahun 1850, George Earl, seorang etnolog berkebangsaan Inggris,

awalnya mengusulkan istilah Indunesia dan Malayunesia untuk penduduk "Kepulauan Hindia atau

Kepulauan Melayu". Murid dari Earl, James Richardson Logan, menggunakan kata Indonesia sebagai

sinonim dari Kepulauan India. Namun, penulisan akademik Belanda di media Hindia Belanda tidak

menggunakan kata Indonesia, tetapi istilah Kepulauan Melayu (Maleische Archipel); Hindia Timur

Belanda (Nederlandsch Oost Indië), atau Hindia (Indië); Timur (de Oost); dan bahkan Insulinde (istilah

ini diperkenalkan tahun 1860 dalam novel Max Havelaar (1859), ditulis oleh Multatuli, mengenai kritik

terhadap kolonialisme Belanda).

Sejak tahun 1900, nama Indonesia menjadi lebih umum pada lingkungan akademik di luar Belanda, dan

golongan nasionalis Indonesia menggunakannya untuk ekspresi politik. Adolf Bastian dari Universitas

Berlin memasyarakatkan nama ini melalui buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipels,

1884–1894. Pelajar Indonesia pertama yang menggunakannya ialah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar

Dewantara), yaitu ketika ia mendirikan kantor berita di Belanda yang bernama Indonesisch Pers Bureau

di tahun 1913

SEJARAH

Peninggalan fosil-fosil Homo erectus, yang oleh antropolog juga dijuluki "Manusia Jawa", menimbulkan

dugaan bahwa kepulauan Indonesia telah mulai berpenghuni pada antara dua juta sampai 500.000 tahun

yang lalu.[10] Bangsa Austronesia, yang membentuk mayoritas penduduk pada saat ini, bermigrasi ke

Asia Tenggara dari Taiwan. Mereka tiba di sekitar 2000 SM, dan menyebabkan bangsa Melanesia yang

telah ada lebih dahulu di sana terdesak ke wilayah-wilayah yang jauh di timur kepulauan. Kondisi tempat

yang ideal bagi pertanian, dan penguasaan atas cara bercocok tanam padi setidaknya sejak abad ke-8 SM,

menyebabkan banyak perkampungan, kota, dan kerajaan-kerajaan kecil tumbuh berkembang dengan baik

pada abad pertama masehi. Selain itu, Indonesia yang terletak di jalur perdagangan laut internasional dan

antar pulau, telah menjadi jalur pelayaran antara India dan Cina selama beberapa abad. Sejarah Indonesia

selanjutnya mengalami banyak sekali pengaruh dari kegiatan perdagangan tersebut.

10

Page 11: TUGAS PKN

POLITIK DAN PEMERINTAHAN

Indonesia menjalankan pemerintahan republik presidensial multipartai yang demokratis. Seperti juga di

negara-negara demokrasi lainnya, sistem politik di Indonesia didasarkan pada Trias Politika yaitu

kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif. Kekuasaan legislatif dipegang oleh sebuah lembaga bernama

Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).

MPR pernah menjadi lembaga tertinggi negara unikameral, namun setelah amandemen ke-4 MPR

bukanlah lembaga tertinggi lagi, dan komposisi keanggotaannya juga berubah. MPR setelah amandemen

UUD 1945, yaitu sejak 2004 menjelma menjadi lembaga bikameral yang terdiri dari 560 anggota Dewan

Perwakilan Rakyat (DPR) yang merupakan wakil rakyat melalui Partai Politik, ditambah dengan 132

anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang merupakan wakil provinsi dari jalur independen.

Anggota DPR dan DPD dipilih melalui pemilu dan dilantik untuk masa jabatan lima tahun. Sebelumnya,

anggota MPR adalah seluruh anggota DPR ditambah utusan golongan dan TNI/Polri. MPR saat ini

diketuai oleh Taufik Kiemas. DPR saat ini diketuai oleh Marzuki Alie, sedangkan DPD saat ini diketuai

oleh Irman Gusman.

Lembaga eksekutif berpusat pada presiden, wakil presiden, dan kabinet. Kabinet di Indonesia adalah

Kabinet Presidensial sehingga para menteri bertanggung jawab kepada presiden dan tidak mewakili partai

politik yang ada di parlemen. Meskipun demikian, Presiden saat ini yakni Susilo Bambang Yudhoyono

yang diusung oleh Partai Demokrat juga menunjuk sejumlah pemimpin Partai Politik untuk duduk di

kabinetnya. Tujuannya untuk menjaga stabilitas pemerintahan mengingat kuatnya posisi lembaga

legislatif di Indonesia. Namun pos-pos penting dan strategis umumnya diisi oleh menteri tanpa portofolio

partai (berasal dari seseorang yang dianggap ahli dalam bidangnya).

Lembaga Yudikatif sejak masa reformasi dan adanya amandemen UUD 1945 dijalankan oleh Mahkamah

Agung, Komisi Yudisial, dan Mahkamah Konstitusi, termasuk pengaturan administrasi para hakim.

Meskipun demikian keberadaan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tetap dipertahankan.

KEBUDAYAAN DAN WARISAN

Indonesia menjalankan pemerintahan republik presidensial multipartai yang demokratis. Seperti juga di negara-negara demokrasi lainnya, sistem politik di Indonesia didasarkan pada Trias Politika yaitu kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif. Kekuasaan legislatif dipegang oleh sebuah lembaga bernama Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).

11

Page 12: TUGAS PKN

MPR pernah menjadi lembaga tertinggi negara unikameral, namun setelah amandemen ke-4 MPR bukanlah lembaga tertinggi lagi, dan komposisi keanggotaannya juga berubah. MPR setelah amandemen UUD 1945, yaitu sejak 2004 menjelma menjadi lembaga bikameral yang terdiri dari 560 anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang merupakan wakil rakyat melalui Partai Politik, ditambah dengan 132 anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang merupakan wakil provinsi dari jalur independen. Anggota DPR dan DPD dipilih melalui pemilu dan dilantik untuk masa jabatan lima tahun. Sebelumnya, anggota MPR adalah seluruh anggota DPR ditambah utusan golongan dan TNI/Polri. MPR saat ini diketuai oleh Taufik Kiemas. DPR saat ini diketuai oleh Marzuki Alie, sedangkan DPD saat ini diketuai oleh Irman Gusman.

Lembaga eksekutif berpusat pada presiden, wakil presiden, dan kabinet. Kabinet di Indonesia adalah Kabinet Presidensial sehingga para menteri bertanggung jawab kepada presiden dan tidak mewakili partai politik yang ada di parlemen. Meskipun demikian, Presiden saat ini yakni Susilo Bambang Yudhoyono yang diusung oleh Partai Demokrat juga menunjuk sejumlah pemimpin Partai Politik untuk duduk di kabinetnya. Tujuannya untuk menjaga stabilitas pemerintahan mengingat kuatnya posisi lembaga legislatif di Indonesia. Namun pos-pos penting dan strategis umumnya diisi oleh menteri tanpa portofolio partai (berasal dari seseorang yang dianggap ahli dalam bidangnya).

Lembaga Yudikatif sejak masa reformasi dan adanya amandemen UUD 1945 dijalankan oleh Mahkamah Agung, Komisi Yudisial, dan Mahkamah Konstitusi, termasuk pengaturan administrasi para hakim. Meskipun demikian keberadaan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tetap dipertahankan.

7. PENTINGNYA USAHA PEMBELAAN NEGARA

Kemampuan berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dalam kegiatan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara merupakan  kemampuan

yang harus kalian miliki. Pada bagian ini kalian akan diajak untuk mempelajari materi partisipasi dalam

usaha pembelaan negara. Materi ini  memiliki kedudukan yang amat penting dalam upaya memberikan

pengetahuan, pemahaman, dan menanamkan kesadaran  peserta didik  untuk berpartisipasi dalam usaha

membela negara di lingkungan masing-masing. Selanjutnya kalian diharapkan mampu menjelaskan

pentingnya usaha pembelaan negara, mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan negara, dan

menampilkan peran serta  dalam usaha pembelaan negara.

Pentingnya Usaha Pembelaan Negara                                        

          Pada bagian ini kalian diajak untuk mempelajari pentingnya usaha pembelaan negara.

Materi ini penting dipahami agar setiap warga negara memiliki pemahaman, kesadaran dan kemauan

berpartisipasi  dalam usaha pembelaan negara.

Apa yang dimaksud usaha pembelaan negara?

Pernahkah kalian melihat atau meraba wujud negara? Tentu kalian sulit melihat atau meraba

wujud negara, karena negara bersifat abstrak (in abstracto). Namun demikian, untuk mengetahui wujud

12

Page 13: TUGAS PKN

negara dapat  kita telusuri dari unsur-unsur negara seperti penduduk, wilayah, pemerintah, dan

pengakuan. Unsur-unsur itulah yang mesti kita bela.

Dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tidak dijelaskan pengertian usaha

pembelaan negara. Untuk mengetahui hal tersebut, dapat dilihat dalam Undang-Undang Republik

Indonesia nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Istilah yang digunakan dalam undang-udang

tersebut bukan ”usaha pembelaan negara” tetapi digunakan istilah lain yang mempunyai makna sama

yaitu ”upaya bela negara”.Dalam penjelasan tersebut ditegaskan bahwa upaya bela negara adalah sikap

dan perilaku warga negara yang  dijiwai oleh kecintaannya kepada negara kesatuan Republik Indonesia

yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.

Berdasarkan pengertian upaya bela negara di atas, apakah kalian pernah ikut serta dalam usaha

pembelaan negara?  Apabila kalian pernah ikut serta menjaga wilayah negara termasuk wilayah

lingkungan sekitar dari gangguan atau ancaman yang membahayakan keselamatan bangsa dan negara

berarti kalian sudah berpartisipasi   dalam usaha pembelaan negara. Demikian pula sikap hormat terhadap

bendera, lagu kebangsaan, dan menolak campur tangan pihak asing terhadap kedaulatan negara RI

menunjukkan suatu sikap dalam usaha pembelaan negara.

Mengapa usaha pembelaan negara penting dilakukan?

   Pernahkah kalian memiliki barang yang diganggu atau akan diambil alih orang lain tanpa hak?

Apakah kalian berusaha membela atau mempertahankannya? Pasti kalian mempertahankannya bukan?

Setiap manusia normal secara naluriah pasti akan selalu melindungi, membela, dan mempertahankan apa

yang dia miliki dari ganguan orang lain. Lebih-lebih jika sesuatu itu sangat disenangi, sangat penting, 

dan sangat berharga bagi kalian.

          Hal lain yang sangat penting bagi kehidupan kita adalah negara. Pada dasarnya setiap orang

membutuhkan suatu organisasi yang disebut negara. Apa yang akan terjadi jika tidak ada negara? Thomas

Hobbes pernah melukiskan kehidupan manusia sebelum adanya negara yaitu ”manusia merupakan

serigala bagi manusia lainnya” (Homo Homini Lupus)  dan ”perang manusia lawan manusia” (Bellum

Omnium Contra Omnes). Dengan demikian, jika tidak ada negara pasti tidak akan ada ketertiban,

keamanan, dan keadilan.

           Supaya hidup tertib, aman, dan damai  maka diperlukan  negara. Negara akan tegak berdiri jika

dipertahankan oleh setiap warga negaranya. Oleh karena itu, membela negara sangat penting dilakukan

oleh setiap  warga negaranya.  Ada beberapa alasan mengapa usaha pembelaan negara penting dilakukan

oleh setiap warga negara Indonesia, diantaranya yaitu:

a. untuk mempertahankan negara dari berbagai ancaman;

b. untuk menjaga keutuhan wilayah negara;

c. merupakan panggilan sejarah;

d. merupakan kewajiban setiap warga negara.

          Alasan-alasan pentingnya usaha pembelaan negara tersebut dapat dihubungkan dengan Pertama,

teori fungsi negara; Kedua, unsur-unsur negara;Ketiga, aspek sejarah perjuangan bangsa (merupakan

panggilan sejarah); danKeempat,  peraturan perundang-undangan tentang kewajiban membela negara.

1. Fungsi Negara dalam kaitannya dengan Pembelaan Negara

13

Page 14: TUGAS PKN

Para ahli merumuskan fungsi negara secara berbeda-beda tergantung pada titik berat perhatian

dan latar belakang perumusan tujuan dan fungsi negara tersebut. Selain itu, penafsiran rumusan fungsi

negara dipengaruhi oleh pandangan atau ideologi yang dianut oleh negara atau ahli tersebut. Namun

demikian, Budiardjo (1978:46) menyatakan bahwa setiap negara, terlepas dari ideologinya,

menyelenggarakan beberapa fungsi minimum yang mutlak perlu yaitu:

a.     Melaksanakan penertiban (law and order). Untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokan-

bentrokan dalam masyarakat, maka negara harus melaksanakan penertiban atau bertindak sebagai

stabilisator.

b.     Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Bagi negara-negara baru, fungsi ini dianggap

sangat penting karena untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran rakyat diperlukan campur tangan

dan peran aktif dari negara.

c.      Fungsi Pertahanan, yaitu untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar, sehingga negara harus

diperlengkapi dengan alat-alat pertahanan.

d.     Menegakkan keadilan, yang dilaksanakan melalui badan-badan pengadilan.

Keempat  fungsi tersebut merupakan fungsi minimum, yang berarti  fungsi negara tersebut bisa

berkembang lebih luas sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai negara. Jadi fungsi negara tidak bisa

dipisahkan dari tujuan negara karena keduanya saling berkaitan, sehingga para ahli seringkali

menggandengkan tujuan dengan fungsi negara.

Bagaimana keterkaitan fungsi negara dengan usaha pembelaan negara? Pada dasarnya fungsi-

fungsi   negara tersebut berkaitan dengan usaha pembelaan negara.

Namun salah satu fungsi negara yang sangat penting bagi jaminan kelangsungan hidup negara

adalah fungsi pertahanan negara. Fungsi Pertahanan negara dimaksudkan untuk menjaga dan

mempertahankan negara terhadap segala kemungkinan serangan dari luar, sehingga negara harus

diperlengkapi dengan alat-alat pertahanan yaitu TNI dan perlengkapannya.

Fungsi pertahanan negara tidak bisa dipisahkan dengan pembelaan terhadap negara sebagaimana

ditegaskan dalam Undang-undang nomor 3 tahun 2003  bahwa “ setiap warga negara berhak dan wajib

ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara”  (Pasal 9

ayat 1). Hal ini mengandung makna bahwa partisipasi warga negara dalam melaksanakan fungsi

pertahanan negara merupakan wujud upaya pembelaan negara. 

Selain fungsi pertahanan, terdapat fungsi lain yang juga sangat penting dalam upaya pembelaan

negara yaitu fungsi keamanan (ketertiban) untuk mencegah bentrokan-bentrokan dalam masya-rakat. Di

negara kita untuk melaksanakan fungsi keamanan tersebut dibentuk lembaga yang kita kenal POLRI.

Berdasarkan uraian di atas, fungsi negara yang sangat penting untuk memelihara ketertiban dan

menjamin  kelangsungan hidup atau tetap tegaknya negara adalah fungsi pertahanan dan ketertiban

(keamanan). Untuk mewujudkan fungsi pertahanan dan keamanan tersebut selain negara harus memiliki

alat-alat pertahanan dan keamanan, juga diperlukan keikutsertaan segenap warga negara untuk membela

negara dalam upaya pertahanan dan keamanan negara. Dengan demikian, keikutsertaan segenap warga

negara dalam melaksanakan fungsi pertahanan dan keamanan negara berkaitan dengan upaya membela

negara.

14

Page 15: TUGAS PKN

Fungsi pertahanan dan keamanan negara sangat urgen dalam kehidupan negara dan merupakan

prasyarat bagi fungsi-fungsi lainnya, karena negara hanya dapat menjalankan fungsi-fungsi lainnya jika

negara mampu mempertahankan diri  dari berbagai ancaman baik dari luar maupun dari dalam.

Pentingnya fungsi pertahanan dan keamanan dalam kehidupan negara dapat diibaratkan pada

kehidupan pribadi sehari-hari kita. Apakah kalian bisa belajar dengan tenang atau tidur dengan nyenyak

apabila tidak mampu menangkal dan mempertahankan diri dari gangguan atau ancaman yang dihadapi?

Jadi jika ingin belajar dengan tenang, nyaman dan konsentrasi, maka diperlukan kemampuan untuk

menangkal berbagai gangguan dan ancaman yang dihadapi.

Demikian pula dalam organisasi negara, fungsi pertahanan dan keamanan sangat penting karena

negara tidak akan dapat mensejahterakan rakyat, meningkatkan kualitas pendidikan, menegakkan

keadilan, dan lain-lain jika tidak mampu mempertahankan diri terhadap ancaman baik dari luar maupun

dari dalam. 

8.  BENTUK BENTUK USAHA PEMBELAAN NEGARA

Bentuk Penyelenggaraan Usaha Pembelaan Negara

Persoalan kita sekarang adalah bagaimana wujud penyelenggaraan keikutsertaan warga negara

dalam upaya bela negara?  Menurut Pasal 9 ayat (2) Undang-undang nomor 3 tahun 2002 tentang 

Pertahanan Negara, keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara diselenggarakan melalui:

a. Pendidikan kewarganegaraan;

b. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib;

c.  Pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara suka rela atau secara  wajib; dan

d. Pengabdian sesuai dengan profesi.

Berdasarkan ketentuan tersebut, siswa yang mengikuti mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan di sekolah dapat dikatakan telah ikut serta dalam upaya pembelaan negara.

a. Pendidikan Kewarganegaraan

Salah satu materi/bahan kajian  yang wajib dimuat dalam kurikulum  pendidikan dasar dan

menengah  serta pendidikan tinggi adalah Pendidikan Kewarganegaraan (Pasal 37 ayat (1) dan (2) UU

Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).  Persoalan yang hendak kita telusuri adalah

mengapa upaya bela negara dapat diselenggarakan melalui pendidikan kewaganegaraan?

Dalam penjelasan Pasal 37 ayat (1) undang-undang  tersebut dijelaskan bahwa pendidikan

kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa

kebangsaan dan cinta tanah air. Dari uraian di atas, jelas bahwa pembentukan rasa kebangsaan dan cinta

tanah air  peserta didik dapat dibina melalui pendidikan kewarganegaraan. 

Konsep rasa kebangsaan dan cinta tanah air sangat berkaitan dengan makna upaya bela negara.

Perhatikan kalimat “ ..dijiwai oleh kecintaannya kepada negara kesatuan RI ..” pada definisi upaya bela

negara yang telah diungkapkan di atas.  Kalimat kecintaan kepada negara kesatuan RI merupakan

realisasi dari konsep nasionalisme (rasa kebangsaan) dan cinta tanah air (patriotisme).  Sedangkan

kecintaan kepada tanah air dan kesadaran berbangsa merupakan ciri kesadaran dalam bela negara.

Darmawan (2004) menegaskan bahwa konsep bela negara adalah konsepsi moral yang diimplementasikan

15

Page 16: TUGAS PKN

dalam sikap, perilaku dan tindakan warga negara yang dilandasi oleh : cinta tanah air, kesadaran

berbangsa dan bernegara, keyakinan kepada Pancasila sebagai ideologi negara, dan kerelaan berkorban

untuk bangsa dan negara Indonesia. Dengan demikian, dalam kaitannya dengan bela negara, pendidikan

kewarganegaraan  merupakan wahana untuk membina kesadaran peserta didik ikut serta dalam

pembelaan negara.

Selain itu, dapat kita lihat dengan menelusuri ketentuan  yuridis penjelasan Pasal 9 ayat 2 (huruf

a) UU nomor 3 tahun 2002  yang berbunyi  “dalam pendidikan kewarganegaraan sudah tercakup

pemahaman tentang kesadaran bela negara.”  Hal ini bermakna bahwa salah satu cara untuk memperoleh

pemahaman tentang kesadaran bela negara dapat ditempuh dengan mengikuti pendidikan

kewarganegaraan.

Darmawan (2004) menegaskan bahwa pendidikan kewarganegaraan, di samping mengajarkan hak

dan kewajiban warga negara, sudah tercakup di dalamnya pemahaman tentang kesadaran bela negara

untuk pertahanan negara. Kemudian beliau menegaskan bahwa kewajiban memuat pendidikan

kewarganegaraan dalam kurikulum pendidikan dasar, menengah dan tinggi merupakan wujud dari

keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara dalam rangka  penyelenggaraan Pertahanan Negara.

Dengan demikian, pembinaan kesadaran bela negara melalui pendidikan kewarganegaraan

dimaksudkan untuk membina dan meningkatkan  upaya pertahanan negara. Malik Fajar (2004)

menegaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan mendapat tugas untuk menanamkan komitmen

kebangsaan, termasuk mengembangkan nilai dan perilaku demokratis dan bertanggung jawab sebagai

warga negara Indonesia.

Berdasarkan uraian di atas, diskusikan hal-al berikut. Melalui apa saja pembinaan kesadaran bela

negara ditanamkan kepada siswa dan mahasiswa? Mengapa demikian? Dan apakah kesadaran bela negara

kalian dapat tumbuh melalui pendidikan kewarganegaraan?

 b. Pelatihan Dasar Kemiliteran

     Selain TNI, salah satu komponen warga negara yang mendapat pelatihan dasar militer adalah

unsur mahasiswa yang tersusun dalam organisasi Resimen Mahasiswa (Menwa).  Memasuki organisasi

resimen mahasiswa merupakan hak bagi setiap mahasiswa, namun setelah memasuki organisasi tersebut

mereka harus mengikuti latihan dasar kemiliteran.  Saat ini jumlah resimen Mahasiswa  sekitar 25.000

orang dan alumni resimen mahasiswa sekitar 62.000 orang (Dephan, 2003). Anggota resimen mahasiswa

tersebut merupakan komponen bangsa yang telah memiliki pemahaman dasar-dasar kemiliteran dan bisa

didayagunakan dalam kegiatan pembelaan terhadap negara. Kegiatan yang perlu dilakukan sekarang

adalah mengamati kegiatan Resimen Mahasiswa dan mewawancarai anggotanya berkaitan dengan materi

pembinaan dan persepsi mereka tentang kesadaran bela negara.

c. Pengabdian sebagai Prajurit TNI

Sejalan dengan tuntutan reformasi, maka dewasa ini telah terjadi perubahan paradigma dalam

sistem ketatanegaraan khususnya yang menyangkut pemisahan peran dan fungsi TNI dan POLRI.  POLRI

merupakan alat negara yang berperan dalam memelihra keamanan dan ketertiban masyarakat,

menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat

dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri. Sedangkan TNI berperan sebagai alat pertahanan

negara kesatuan Republik Indonesia. Dengan demikian, POLRI berperan dalam bidang keamanan negara,

sedangkan TNI berperan dalam bidang pertahanan negara.

16

Page 17: TUGAS PKN

Dalam upaya pembelaan negara, peranan TNI sebagai alat pertahanan negara sangat penting dan

strategis karena TNI memiliki tugas  untuk:

a.     mempertahankan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah;

b.     melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa;

c.      melaksanakan operasi militer selain perang;

d.     ikut serta secara aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian regional dan internasional. (Pasal 10 ayat 3

UU nomor 3 tahun 2002).

Berdasarkan uraian tersebut, jelaslah bahwa TNI merupakan komponen utama dalam pertahanan

negara. Pertahanan negara adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan

wilayah negara kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan

gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara (Pasal  1 ayat 1 UU nomor 3 tahun 2002). Sedangkan

ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang dinilai

membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Gambar

di bawah ini merupakan salah satu bukti upaya bela negara yang dilakukan TNI dalam menghadapi

berbagai ancaman.

Jika demikian, apakah hanya TNI yang memiliki tugas menghadapi berbagai ancaman ?  Hal ini

tergantung pada jenis ancaman yang dihadapi. Jika jenis ancaman yang dihadapi berbentuk

ancaman militer, maka Tentara Nasional Indonesia ditempatkan sebagai komponen utama dengan

didukung oleh komponen cadangan dan komponen pendukung. Sedangkan apabila yang dihadapi

ancaman non-militer, maka unsur utamanya adalah lembaga pemerintah di luar bidang pertahahan sesuai

dengan bentuk dan sifat  ancaman yang dihadapi dengan didukung oleh unsur-unsur lain dari kekuatan

bangsa.

Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang terorganisasi yang

dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan

keselamatan segenap bangsa.  Sedangkan ancaman non-militer adalah ancaman yang tidak menggunakan

kekuatan senjata tetapi jika dibiarkan akan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara,

dan keselamatan segenap bangsa. 

Menurut penjelasan undang-undang nomor 3 tahun 2002, ancaman militer dapat berbentuk antara

lain:

a.     agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lain terhadap kedaulatan negara, keutuhan

wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa;

b.     pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh negara lain, baik menggunakan kapal maupun pesawat non

komersial

c.      spionase yang dilakukan oleh negara lain untuk mencari dan mendapatkan rahasia militer

d.     sabotase untuk merusak instalasi penting militer dan obyek vital nasional yang membayakan keselamatan

bangsa

e.      aksi teror  bersenjata yang dilakukan oleh jaringan terorisme internasional atau bekerja sama dengan 

teorisme dalam negeri.

f.       Pemberontakan bersenjata

g.      Perang saudara yang terjadi antara kelompok masyarakat bersenjata dengan kelompok masyarakat

bersenjata lainnya. 

17

Page 18: TUGAS PKN

Kemudian dalam Departemen Pertahanan ( 2003) diungkapkan bahwa Tentara Nasiomal

Indonesia  merupakan  salah satu kekuatan nasional negara (Instrument of national power ), disiapkan

untuk menghadapi ancaman yang berbentuk kekuatan militer. Dalam tugasnya, TNI melaksanakan

Operasi Militer Perang ( OMP ) dan Operasi Militer Selain Perang ( OMSP ). OMP adalah Operasi

militer dalam menghadapi kekuatan militer negara lawan, baik berupa invasi, agresi, maupun infiltrasi.

Sedangkan OMSP adalah Operasi militer yang dilaksanakan bukan dalam rangka perang dengan negara

lain, tetapi untuk tugas - tugas lain seperti melawan pemberontakan bersenjata gerakan separatis ( counter

insurgency ), tugas mengatasi kejahatan lintas negara, tugas bantuan, tugas kemanusiaan, dan tugas

perdamaian. Gambar di bawah ini merupakan contoh partisipasi TNI dalam kegiatan selain perang.

Dilihat dari sifatnya,  ancaman keamanan dapat dibedakan atas ancaman yang bersifat tradisional

dan non-tradisonal (Departemen Pertahanan, 2003).  Ancaman tradisional yaitu ancaman yang berbentuk

kekuatan militer negara lain berupa agresi atau invasi yang membahayakan kemerdekaan, kedaulatan dan

keutuhan wilayah negara kesatuan Republik Indonesia.

Sedangkan ancaman yang bersifat non-tradisional  yaitu  yang dilakukan oleh aktor non -

negara.berupa aksi teror, perompakan dan pembajakan, penyelundupan, imigrasi gelap, perdagangan

narkotik dan obat obat terlarang, penangkapan ikan secara ilegal, serta pencurian kekayaan.

Perbedaan sifat ancaman tersebut akan mempengaruhi terhadap  besar kecilnya peranan TNI dan

warga negara non-TNI dalam keikutsertaan membela negara. Dalam menanggulangi ancaman tradisional,

peranan TNI untuk menunaikan kewajiban membela negara sangat dominan, sedangkan kewajiban warga

negara lainnya hanya sebagai pendukung.

 Hal ini berberda jika  ancaman yang dihadapi bersifat non-militer (non tradisional) seperti

perdagangan narkotik dan obat terlarang lainnya. Dalam ancaman jenis ini segenap warga negara

memiliki peranan penting untuk menunaikan kewajiban dalam pembelaan negara sesuai kedudukan dan

profesinya masing-masing.  Misalnya seorang siswa atau guru dan warga negara lainnya berkewajiban

untuk melaporkan perdagangan narkotik dan obat terlarang lainnya jika dia mengetahui hal tersebut.

Sedangkan polisi berkewajiban untuk melakukan penyeledikan dan penyidikan terhadap pelaku kasus

tersebut. Demikian pula jaksa dan hakim masing-masing berkewajiban melakukan proses peradilan

terhadap pelaku kasus itu. Sedangkan TNI  dalam hal ini tidak memiliki kewenangan untuk turut serta

menangani permasalahan tersebut.

Pertanyaannya, apakah ancaman non tradisional dapat membahayakan negara dan harus

melibatkan militer? Ancaman non tradisional  mungkin pada awalnya merupakan ancaman terhadap

keamanan dan ketertiban publik yang bisa diatasi oleh Polisi. Namun pada tingkat (eskalasi) tertentu,

ancaman dapat berkembang sampai pada taraf yang membahayakan keselamatan bangsa, sehingga

diperlukan kehadiran kekuatan militer untuk menjalankan tugas OMSP. Dengan demikian, ada

keterkaitan dan kesinambungan antara tugas TNI dan POLRI sesuai dengan tingkat dan jenis ancaman

yang dihadapi.

Gambar di atas menunjukkan bahwa kondisi atau status di suatu negara bisa dalam keadaan

damai/tertib, konflik  intensitas rendah, darurat sipil, darurat militer, dan darurat perang. Keadaan tersebut

dipengaruhi oleh tingkat ancaman yang dihadapi, sehingga akan melahirkan  keadaan aman, rawan, dan

gawat. Status dan kondisi tersebut akan berpengaruh pada besar-kecilnya peranan POLRI dan TNI

18

Page 19: TUGAS PKN

khususnya dalam melaksanakan tugas operasi militer selain perang. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat

keterkaitan antara TNI dan POLRI dalam menangani masalah pertahanan dan keamanan.

9. DASAR HUKUM

Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara :

1. Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan Nasional.

2. Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.

3. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara RI. Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.

4. Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.

5. Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.

6. Amandemen UUD '45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.

7. Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.

8. Undang-Undang No.56 tahun 1999 tentang Rakyat Terlatih

19