tugas perokonomian indonesia
DESCRIPTION
Tugas Perokonomian IndonesiaTRANSCRIPT
EKO SUDARMAKIYANTO (1M101535) PEREKONOMIAN INDONESIA
1
A. Ekonomi Klasik
Pendekatan ekonomi klasik dalam teori pembangunan ekonomi merupakan sebuah kerangka
yang berisi tema-tema utama dari ekonomi politik. Para pemikir ekonomi klasik mengajukan dan
menguraikan secara terinci dua ide utama, yakni mengenai argumen tentang pasar atau ilmu
ekonomi dapat dipandang mampu mengatur dirinya sendiri, dan bahwa ilmu ekonomi lebih
penting dari bidang yang yang lain. Kemudian mengenai argumen nilai dan distribusi.
Para pelopor ekonomi klasik memandang bahwa telah terjadi perubahan pada hubungan
antara kehidupan politik dan non politik yang diistilahkan secara longgar sebagai pemenuhan
terhadap kebutuhan pribadi. Berdasarkan persepsi ini, para pelopor melakukan re-definisi dan
penyelarasan ulang. Penyelarasan ulang ini, para pelopor melakukan pergeseran penekanan, yakni
menuju pada sebuah pandangan bahwa masyarakat mampu mengatur dirinya sendiri, dan mampu
berkembang sesuai dengan pola perkembangan, proses dan tuntutan-tuntutannya sendiri. Dengan
kata lain, institusi-institusi sosial yang penting dan vital dalam masyarakat tidaklah berkembang
semata-mata karena direncanakan oleh keputusan-keputusan politik, melainkan masyarakat
berkembang sesuai dengan tuntutan-tuntutan kebutuhan dasar dari kondisi kehidupan
berkelompok masyarakat itu sendiri.
Pandangan ini memberikan dorongan yang besar bagi pergeseran fokus semacam ini dimana
penekanan terhadap politik dikurangi dan digeser ke arah pemahaman ekonomi. Adam Smith
sebagai salah satu pelopor memandang kebangkitan masyarakat sipil sebagai dampak dari perilaku
pencarian laba dan bukan sebagai akibat dari perencanaan yang dibuat dan dicanangkan oleh
proses politik atau kewenangan publik apapun. Memudarnya dominasi politik ini tampak kelas di
dalam konsep ”tangan tak terlihat” (invisible hand) maksudnya relasi pasar terhadap dirinya
sendiri dari Adam Smith. Dia menyimpulkan bahwa politik tidak berdampak apa-apa bagi
masyarakat, dia punya pandangan yang pesimistis terhadap kaum politisi yang negatif dan penuh
dengan intrik-intrik kotor.
Sehingga inti dari pandangan ekonomi klasik bahwa pasar akan berjalan dengan baik jika
tanpa ada campur tangan politik. Biarkan pasar berjalan dengan sendirinya,meskipun adanya
penderitaan yang ditimbulkan pasar adalah penderitaaan pada individu per individu saja.
Maksudnya pendapatan dan kesejahteraan dari seorang penjual tertentu bisa saja menurun oleh
karena kondisi pasar, tapi pendapatan dan kesejahteraan dari semua penjual sebagai satu kesatuan
EKO SUDARMAKIYANTO (1M101535) PEREKONOMIAN INDONESIA
2
tidak mungkin bisa mengalami kerugian. Selain itu, kerugian yang dialami oleh penjual atau
pebisnis hanya bersifat sementara karena kesulitan itu akan berakhir ketika si penjual
menyesuaikan keterampilannya dan modalnya sehingga bisa menghasilkan barang lain yang
disukai pasar.
Kendati demikian permasalahan dalam argumen klasik ini tentang pasar yang meregulasinya
sendiri adalaj bahwa seandainya pun pasar memang benar-benar mampu meregulasi dirinya
dengan cara seperti di atas, kepuasan yang dirasakan individu dari pasar akan tergantung pada
bagimana, dan berapa barang yang ia jual di pasar. Bukan berapa kebutuhan pribadi dari si individu
yang menentukan berapa yang ia konsumsi, melainkan sejauh mana kemampuannya untuk
memenuhi kebutuhan orang lain. Kemudian tanpa ada regulasi terhadap aturan main pasar, tidak
semua masyarakat yang mampu menikmati dari keuntungan dari mekanisme pasar ini. Masyarakat
yang tidak memiliki modal dan keterampilan dengan sendirinya akan semakin terhimpit oleh
permainan pasar tersebut.
B. Ekonomi Neoklasik
Ilmu ekonomi neoklasik bukanlah sekedar versi modern dari ekonomi klasik. Ide utama
dalam pemikiran neoklasik adalah konsep ”pilihan yang dibatasi”. Konsep ini memandang
individu sebagai pelaku yang membuat pilihan, atau orang yang harus memilih dari beberapa
alternatif tindakan berdasarkan pandangan atau imajinasinya sendiri tentang apa dampak dari tiap-
tiap alternatif bagi dirinya sendiri. Para ekonom yang dididik dalam tradisi neoklasik
mengasumsikan bahwa semua orang akan selalu berusaha untuk mencapai level kepuasan yang
tertinggi di dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, sehingga tingkat kebahagiaan yang
tertinggi dapat dicapai sesuai dengan sumberdaya yang tersedia bagi kita.
Pendekatan neoklasik bertolak dari ide tentang masimalisasi kebutuhan individu. Langkah
berikutnya adalah menggunakan ide ini untuk mendefinisikan kondisi-kondisi maksimalisasi
kesejahteraan untuk sebuah sistem yang terdiri dari beberapa individu yang saling terkait.
Kesejahteraan dari sebuah kelompok harus didefinisikan secara berbeda dari kesejahteraan
individu. Sebuah kelompok dikatakan mendapatkan kesejahteraan yang maksimal ketika semua
anggota dari kelompok itu berhasil memaksimalkan kesejateraannya masing-masing, asalkan
kesejateraan dari semua individu dalam kelompok saling terkait satu sama lain.
EKO SUDARMAKIYANTO (1M101535) PEREKONOMIAN INDONESIA
3
Mengenai mekanisme pasar dalam pandangan neoklasik ini, pasar untuk produk atau bahkan
untuk tenaga kerja bahwa hubungan antara pasar dan pilihan ini tidak boleh dikenai intervensi oleh
pemerintah. Batas-batas pasar ditentukan sebagai batas sejauh mana ketersediaan pilihan mampu
meningkatkan kesejahteraan. Agar dapat menentukan batas-batas ini, kita perlu memerhatikan
prinsip apa saja 9misalnya hak-hak individu) yang harus dipenuhi sebelum individu memilih.
Secara ringkasnya, pendekatan ini dalam ilmu ekonomi memandang pasar sebagai institusi yang
memungkinkan terbentuknya peluang yang semaksimal mungkin bagi pertukaran secara bebas,
sehingga memungkinkan terwujudnya efisiensi yang seluas-luasnya. Pasar memungkinkan
individu untuk mengganti sumberdaya atau komoditas yang hendak ia gunakan agar bisa
memenuhi kebutuhannya. Jika dilihat dari sudut pandang konsumen, situasi semacam ini terbentuk
jika ada banyak jenis barang konsumen di pasar yang bisa ia pilih. Dari sudut pandang produsen,
situasi ini terjadi ketika ada kesempatan untuk mengkombinasikan faktor-faktor produksi dengan
banyak cara yang berbeda. Tanah, tenaga kerja, dan kapital, yang semuanya memiliki banyak lagi
sub kategori di dalamnya, bisa digabungkan dengan proporsi yang berbeda-beda untuk
menghasilkan barang-barang yang dapat dijual di pasar.
Ekonomi dipandang sebagai proses dimana orang berusaha memaksimalkan pemenuhan
terhadap kebutuhan berdasarkan sumberdaya yang ada. Pasar dipandang sebagai sebuah sistem
yang terdiri dari transaksi-transaksi yang dilakukan secara sukarela antar beberapa pemilik yang
independen yang semuanya sama-sama mengejar kepentingan pribadinya sendiri-sendiri. Menurut
pandangan ini, transaksi-transaksi ini baru akan terjadi kalau dianggap bisa memberikan
peningkatan kesejahteraan bagi kedua belah pihak yang terlibat dalam transaksi.
Cara pandang dari pendekatan ini menghasilkan dua jenis agenda politik. Yang pertama,
adalah agenda politik yang berusaha untuk mengamankan atau mempertahankan sistem hak
kepemilikan agar transaksi bisa terjadi secara sukarela. Ini dilakukan dengan memberlakukan dan
menegakkan beberapa aturan tentang hak kepemilikan yang dirancang untuk menunjang tujuan-
tujuan pencapaian kesejahteraan individu. Yang kedua, adalah agenda politik yang terkait dengan
pihak-pihak yang tidak ikut mengadakan kontrak tapi terpengaruh oleh kontra atau transaksi itu,
atau agenda yang terkait dengan situasi-situasi di mana transaksi-transaksi yang berpotensi untuk
meningkatkan kesejhateraan tidak dapat dilakukan karena berbagai alasan yang bukan merupakan
batasan-batasan yang harus dipatuhi agar bisa menegakkan hak kepemilikan.
EKO SUDARMAKIYANTO (1M101535) PEREKONOMIAN INDONESIA
4
Pandangan ekonomi neoklasik selanjutnya juga menerapkan logika ekonomi dasar dari
pilihan terbatas terhadap situasi-situasi dimana transaksi pribadi tidak berhasil memaksimalkan
kesejahteraan. Istilah ”ekonomi” disini digunakan dalam dua artian. Artian yang pertama dan yang
paling mendasar dari ”ekonomi” disini adalah penghematan yang dilakukan karena terbatasnya
pilihan yang ada. Yang kedua, ”ekonimi” disini berarti menggunakan mekanisme pasar sebagai
salah satu cara untuk meningkatkan pemenuhan terhadap kebutuhan individu. Cara lainnya adalah
lewat politik. Jika membangun ilmu ekonomi politik berdasarkan pendekatan neoklasik adalah
sama dengan mempertimbangkan masalah kegagalan pasar (karena pendekatan neoklasik
sebenarnya tidak membutuhkan politik dan lebih menekankan pada ekonomi, maka politik baru
diperlukan kalai ekonominya gagal, atau dengan kata lain kalau pasarnya tidak sempurna.
Ekonomi politik neoklasik menelaah situasi dimana pasar tidak berhasil memberikan peluang
kepada individu-individu untuk mencapai level pemenuhan kebutuhan yang semaksimal mungkin
sesuai dengan sumberdaya yang tersedia.
C. Pendekatan Keynesian
Pendekatan ini mengajukan sebuah kritik terhadap konsep pasar yang meregulasinya
dirinya sendiri yang banyak digunakan oleh para pemikir klasik dan neoklasik sebelumnya. Kritik
dari pendekatan Keynesian ini mempertanyakan pandangan bahwa sistem pasar yang tidak
diregulasi akan dapat sepenuhnya memanfaatkan potensi produksi yang ada dalam masyarakat.
Inti dari argumen pasar yang meregulasi dirinya sendiri adalah sistem pasar akan mempertemukan
orang yang memiliki permintaan dengan orang yang memiliki pasokan sedemikan rupa sehingga
kebutuhan semua orang akan terpenuhi seoptimal mungkin sesuai dengan sumberdaya yang ada.
Argumen neoklasik ini sebelumnya merujuk pada harga dan permintaan. Harga dari barang akan
naik atau turun sedemikian rupa sehingga semua kebutuhan dalam pasar akan terpeuhi yakni
semua yang dibawa produsen ke pasar akan selalu mendapatkan pembeli. Mekanisme harga ini
akan menjamin bahwa permintaan akan selalu ada, dan sekaligus membuat investasi kapital
diarahkan pada bagian-bagian yang memerlukan lebih banyak investasi, dimana kebutuhan yang
lebih tinggi akan investasi ini akan ditandai dengan adanya profitabilitas yang lebih besar.
Kritik dari Keynesian mengatakan bahwa kegagalan untuk menemukan pembeli bisa jadi
merupakan masalah sistemik yang tidak ada hubungannya dengan ketidakcocokan antara apa yang
diproduksi dengan apa yang diperlukan, melainkan bisa disebabkan karena kegagalan mekanisme
EKO SUDARMAKIYANTO (1M101535) PEREKONOMIAN INDONESIA
5
pasar itu sendiri untuk menarik pembeli-pembeli yang memiliki daya beli yang cukup. Dengan
kata lain, pasar gagal untuk mempertemukan permintaan dengan pasokan, sehingga tidak berhasil
memanfaatkan keseluruhan kapasitas produksi yang tersedia dalam masyarakat. Kegagalan pada
permintaan agregat (tidak adanya pembeli yang cukup untuk membeli semua produk dalam pasar)
ini memiliki perbedaan yang mendasar dengan kegagalan pada permintaan individu (tidak adanya
pembeli yang cukup untuk membeli produk dari satu penjual tertentu). Kalau pasar secara
sistematis mengalami kegagalan untuk mendapatkan permintaan agregat maka itu akan berdampak
terhadap kemampuan pasar sebagai mekanisme untuk memenuhi kebutuhan. Penilaian tentang
mampu tidaknya pasar ini terkait dengan pandangan kita tentang bagaimana hubungan antara
urusan pribadi dengan badan publik, sehingga berdampak juga terhadap pandangan tentang
keterpisahan antara bidang ekonomi dan politik dan sejauh mana ekonomi dapat mendominasi
kehidupan bermasyarakat.
Kritik dari pendekatan Keynesian berusaha untuk mempertimbangkan kembali hubungan
antara politik dengan pasar. Namun sejauh ini, banyak ekonom dari aliran Keynesian
menyimpulkan bahwa kegagalan dalam permintaan agregat (kegagalan dari pasar untuk menarik
konsumen-konsumen dalam jumlah yang sesuai dengan pasokan yang ada dalam pasar) tidak harus
diperlakukan sebagai sebuah masalah politik. Para ekonom Keynesian mengajukan argumen
bahwa stabilitas dan kecukupan mekanisme-mekanisme otomatis, yaitu dengan menggunakan
sarana administratif dan bukan dengan cara politik.
Argumen dari pendekatan Keynesian ini, tentu saja dapat diperdebatkan lagi. Tapi yang
penting disini adalah bahwa perdebatan terhadap pandangan dari aliran Keynesian ini akan
menggeser fokus dari topik-topik utama dalam ekonomi politik ke bidang yang berbeda. Kita perlu
memahami kritik Keynesian terhadap konsep pasar yang meregulasi dirinya sendiri secara lebih
terperinci. Kritik Keynesian ini mengimplikasikan bahwa cara pandangan kita terhadap
perekonomian pasar harus direvisi secara signifikan. Revisi yang dilakukan oleh kritikan dari
pendekatan ini sendiri ditunjukkan pada masalah-masalah yang bersifat sentral dari ekonomi
politik, yakni sifat dasar, tujuan sosial dan batas-batas dari sistem kepemilikan. Pendekatan
Keynesian memfokuskan pada ketidakstabilan proses reproduksi dan pertumbuhan dalam
perekonomian kapitalis. Karena adanya beberapa faktor perekoniman kapitalis mengandung
proses-proses yang membuat reproduksi di dalamnya menjadi tidak stabil sehingga tidak dapat
EKO SUDARMAKIYANTO (1M101535) PEREKONOMIAN INDONESIA
6
diperkirakan secara pasti perkembangannya. Proses-proses yang menimbulkan ketidakstabilan ini
membuat kita menjadi ragu tentang sejauh mana pasar yang meregulasinya sendiri dapat dijadikan
institusi bagi masyarakat untuk mengorganisir produksi dan distribusi barang.
Pandangan perekonomian kapitalis mengandung unsur-unsur yang membuatnya menjadi
tidak stabil sebelumnya sudah ada sejak lama. Karl Marx merupakan tokoh yang paling keras
mengkritik tentang pasar yang meregulasi dirinya sendiri memiliki kecenderungan untuk
mengalami krisis yang akan mengakibatkan pengangguran dalam skala besar dan pasar produk
akan gagal untuk menyalurkan keseluruhan kapasitas produksi yang ada dalam produk kapitalis.
Keynes sepakat dengan pandangan Marx ini namun hanya sebatas tertentu saja. Biarpun Keynes
tidak menggunakan bahasa yang dramatis seperti yang biasa digunakan Marx untuk
menggambarkan gangguan-gangguan yang terjadi dalam proses reproduksi kapitalis, namun
Keynes juga membatan pendapat bahwa pasar mampu mempertahankan ketersediaan lapangan
kerja dan kelancaran reproduksi. Keynes menolak ide bahwa kapitalisme mengandung unsur-
unsur yang membuatnya tidak stabil dan mengalami kekacauan, namun dia menyimpulkan bahwa
kalau perekonomian kapitalis dibiarkan bekerja tanpa intervensi negara (atau dalam konsep klasik
disebut ”tangan tak terlihat”) , maka akan terjadi situasi di mana sumber daya yang ada tidak
termanfaatkan secara penuh dalam kadar yang signifikan.
D. Neo-Keynesian
Pandangan mereka disebut Keynesian kerena teori mereka merupakan determinasi
pemikiran Keynes dan disebut Neo kerena pemikiran Keynes tersebut diperbaharui berdasarkan
penelitian empiris yang lebih baru. Neo-Keynes merupakan penerus ajaran Keynes yang banyak
berjasa dalam mengembangkan teori-teori yang berhubungan dengan usaha menjaga stabilitas
perekonomian. Teori-teori tersebut menjelaskan tentang fluktuasi ekonomi (business cycle) dan
teori-teori yang berhubungan dengan pertumbuhan dan pendapatan.
Fluktuasi Ekonomi (Business cycle)
Pada masa sebelumnya, masalah fluktuasi ekonomi ini telah dibicarakan, namun
pembahasannya hanya sepintas dikarenakan sudah begitu melekatnnya kepercayaan orang
terhadap pemikiran klasik, yang mengatakan bahwa perekonomian akan selalu menuju
keseimbangan dan tidak akan terjadi guncangan dalam perekonomian.
EKO SUDARMAKIYANTO (1M101535) PEREKONOMIAN INDONESIA
7
Pembahasan tentang fluktuasi ekonomi ini mendapatkan perhatian yang lebih serius pada
era sesudah Keynes (Neo-Keynes). Mereka membahas teori fluktuasi ekonomi secara mendalam
karena mereka memerlukan teori-teori yang mampu menjelaskan apa yang menyebabkan
perekonomian tidak stabil dan yang lebuh penting lagi adalah apa tindakan dan kebijakan yang
dapat dilakukan untuk mencegah gerak perekonomian yang berfluktuasi tersebut agar menjadi
lebih stabil.
Bagi kaum Neo-Keynes, fluktuasi ekonomi terjadi karena dua penyebab utama. Pertama,
terjadinya perubahan-perubahan dalam tingkat investasi dan rendahnya tingkat konsumsi. Kedua,
fluktuasi terjadi karena tidak adanya mekanisme koreksi yang mampu mendorong perekonomian
pada keseimbangan full-employment, yang disebabkan oleh kakunya harga dan tingkat upah
dalam mekanisme penyesuaian. Kerena perekonomian tidak selalu berada pada keseimbangan,
sering terjadi fluktuasi. Ketidakseimbangan perekonomian yang berkaitan dengan pengangguran
dan inflasi menyebabkan kaum neo-keynesian percaya perlunya intervensi dari pemerintah sebagai
langkah koreksi.
Berikut tokoh-tokoh pemikir yang fenomenal dari kaum neo-keynesian:
1. Alvin Hansen
Hansen berhasil menyusun secara sistematis serangkaian pikiran dasar Keynes dalam suatu
kerangka analisis yang rapi dan utuh. Dia dengan jelas menujukkan hal-hal pokok pada sistem
pemikirannya dalam ramifikasinya terhadap kebijakan negara secara langsung dan tidak langsung.
Hansen juga menjelaskan permasalahan mengenai pendapatan nasional, investasi, dan
kesempatan kerja, yang ditempatkan dalam suatu pola perkembangan ekonomi yang ditandai gerak
gelombang kegiatan yang menaik dan menurun (dalam hal ini Hansen juga dipengaruhi oleh
pemikiran Joseph Schumpeter, yang bersama-sama berinduk di Harvard University). Dalam
hubungan ini, pengelolaan permintaan agragatif dilihat sebagai pencerminan dari kebijakan fiskal
yang anti-siklis. Hansen juga menghubungkan antara beberapa pemikiran dari Alfred Marshall dan
dari cabang ilmu ekonomi pemikiran Keynes. Dalam pola pendekatan Hansen, kini teori siklus
ekonomi dijadikan lagi sebagai bagian dalam kerangka teori ekonomi umum.
2. Joseph Schumpeter
EKO SUDARMAKIYANTO (1M101535) PEREKONOMIAN INDONESIA
8
Dari masa-masa sebelumnya, pakar pertama yang lebih serius dalam mengembang teori
pertumbuhan adalah Schumpeter. Bagi dia, pelaku utama pertumbuhan ekonomi adalah adanya
entepreneur. Entrepreneur bukan hanya seorang pengusaha atau manajer, melainkan juga
seseorang yang mau menerima risiko dan menghasilkan produk dan teknologi baru dalam
masyarakat.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi akan berkembang pesat dalam lingkungan, masyarakat
yang menghargai dan merangsang orang untuk menggali penemuan-penemuan baru, seperti
lingkungan masyarakat penganut laissez faire. Dalam masyarakat yang demikian, insentif bagi
penemuan baru lebih tinggi.
Juga depresi tahun 30-an, menurut Schumpeter, bukan karena kelemahan sistem kapatilis
tetapi justru karena kekuatannya, yang pada saat itu perekonomian sedang berada dalam salah satu
titik terendah dalam suatu gelombang panjang. Jika ditemukan inovasi dan teknologi baru,
perekonomian akan membaik kembali.
3. Simon Kuznets
Kuznets berperan dalam kegiatan yang bersangkut-paut dengan data statistik yang
selanjutnya berkembang menjadi ilmu pengetahuan dengan kerangka analisis berdasarkan teknik
dan metode matematika canggih. Kuznets memantau kegiatan ekonomi dalam masyarakat dengan
berpangkal pada suatu kerangka perhitungan nasional dengan dilengkapi tentang unsur-unsur
komponen dalam pendapatan nasional.
Berkat karya kuznets tersebut, pengertian-pengertian pokok dalam kerangka teori Keynes
dapat diberikan wujud nyata secara kuantitatif-empiris, seperti mengenai hubungan antara
pendapatan-konsumsi-tabungan-investasi dalam masyarakat secara agregat. Dan segala sesuatu itu
dapat diamati dan dikaji secara berturut-turut sesuai tahapan dalam perkembangan waktu. Hal ini
dikenal sebagai time series analysis.
4. Paul Samuelson
Di bawah pengaruh Samuelson, kerangka dasar pemikiran Keynes disempurnakan sampai
pada tingkat yang lebih manju dan dalam lingkup pembahasan yang lebih luas.
EKO SUDARMAKIYANTO (1M101535) PEREKONOMIAN INDONESIA
9
Ada dua hal yang berjasa dari ulasan Samuelson. Pertama, diperlihatkannya tentang
hubungan timbal-balik antara faktor multiplier dan asas accelerator, yang berimplikasi bahwa
multiplier dan accelerator saling memperkuat perannya dalam jalannya perekonomian secara
agregat. Permintaan efektif dari masyarakat dipengaruhi oleh investasi langsung (autonomous
investment), yang selanjutnya melalui faktor multiplier menyebabkan tambahan pendapatan
dengan berlipat. Permintaan efektif pun dapat diberi stimulan yag berawal dari pengeluaran
konsumen, yang selanjutnya melalui asas accelerator secara tidak langsung menyebabkan
bertambahnya investasi (induced investement).
Bidang kedua adalah mengenai lalu lintas perdagangan dan pembayaran internasional.
Samuelson memperjelas hubungan antara kebijakan fiskal dengan keseimbangan dalam lalu lintas
pembayaran internasional. Hal ini memperllihatkan peranan foreign trade multiplier (dampak
multiplier yang berasal dari perdangan luar negeri) dan berbagai kemungkinan penyimpangan dari
keseimbangan internasional. Di sini dapat dilihat adanya integrasi mengenai segi ekulibrium
internasional ke dalam kerangka umum teori ekonomi makro.
5. Walt Withman Rostow
Teori pembangunan yang paling terkenal adalah ulasan dari Rostow, yang mengatakan
bahwa negara-negara berkembang yang ingin maju harus melalui tahap-tahap pembangunan
sebagai berikut.
· Tahap tradisional statis
Yang dicirikan oleh keadaan IPTEK yang masih sangat rendah dan tidak berpengaruh
terhadap kehidupan dan perekonomian pun masih didominasi sektor pertanian-pedesaan. Struktur
sosial-politik masih kaku.
· Tahap transisi
IPTEK mulai berkembang, sehingga produktivitas semakin meningkat dan industri semakin
berkembang. Tenaga kerja mulai beralih dari sektor pertanian ke sektor industri, pertumbuhan
tinggi, kaum pedagang bermunculan, dan struktur sosial-politik semakin membaik.
Tahap lepas landas (take-off)
EKO SUDARMAKIYANTO (1M101535) PEREKONOMIAN INDONESIA
10
Dicirikan oleh keadaan suatu hambatan sosial-politik yang umumnya dapat diatasi. Tingkat
kebudayaan dan IPTEK semakin maju, investasi dan pertumbuhan tetap tinggi, dan mulai adanya
ekspansi perdagangan ke luar negeri.
Tahap dewasa
Masyarakat semakin tinggi penguasaan IPTEK, sehingga terjadi perubahan komposisi
angkatan kerja di mana jumlah skilled labor lebih banyak daripada unskilled labor. Serikat dagang
dan gerakan buruh semakin maju dan berperan. Pendapatan perkapita tinggi.
Tahap mass consumption
Masyarakat hidup serba kecukupan, kehidupan aman tentram, dan laju pertumbuhan
penduduk semakin rendah.
Proses di atas hanya bisa berlangsung jika dipenuhi beberapa kondisi, seperti pemerintahan
yang stabil, adanya perbaikan tingkat pendidikan, adanya kelompok inovator dan wiraswastawan,
meningkatnya tabungan dan investasi hingga mencapai 10 persen dari pendapatan nasional, dan
adanya reformasi sosial.
E. New-Keynesian
Nicholas Gregory Mankiw
Mankiw adalah Professor Ekonomi di Harvard University. Penelitiannya mencakup banyak
bidang dalam ilmu ekonomi dan meliputi berbagai tulisan mengenai penyesuaian harga, perilaku
konsumen, pasar keuangan, kebijakan moneter dan fiskal, dan pertumbuhan ekonomi.
Dalam konsep makroekonominya yang sangat terkenal dan merupakan bidang ahlinya,
Mankiw menawarkan keseimbangan dalam pembahasan isu-isu makroekonomi jangka pendek
dan jangka panjang, mengintegrasikan wawasan teori klasik dan teori Keynes, menyajikan teori
ekonomi dengan beberapa variasi model sederhana, dan memberikan penekanan bahwa
makroekonomi adalah disiplin ilmu empiris yang banyak berkaitan dengan bidang-bidang ilmu
lainnya.
EKO SUDARMAKIYANTO (1M101535) PEREKONOMIAN INDONESIA
11
Mankiw merumuskan teori-teori ekonomi ke dalam “Ten Principles of Economics”-nya.
Tujuannya adalah untuk menjelaskan overview tentang apa itu ekonomi. Kesepuluh prinsip
tersebut adalah:
1. Orang menghadapi berbagai trade-off (efisiensi dan equality)
2. Biaya adalah sesuatu yang dikorbankan oleh seseorang untuk mendapatkan sesuatu
hal yang lain
3. Orang rasional berpikir terhadap margin (perubahan marginal)
4. Orang bereaksi terhadap insentif
5. Perdagangan/pertukaran dapat membuat setiap orang menjadi lebih baik
6. Pasar merupakan sebuah solusi yang baik untuk mengorganisir aktivitas ekonomi
(tentang ekonomi pasar)
7. Pemerintah terkadang dapat meningkatkan kinerja pasar (tentang kegagalan pasar,
eksternalitas, dan kekuatan pasar.
8. Standar hidup sebuah negara bergantung pada kemampuannya dalam memproduksi
barang dan jasa (tentang produktivitas)
9. Harga-harga meningkat ketika pemerintah mencetak uang terlalu banyak (tentang
inflasi)
10. Masyarakat menghadapi trade-off jangka pendek antara inflasi dan pengangguran
(tentang fluktuasi ekonomi)
David Romer
Romer adalah Professor ekonomi politik di University of California, Berkeley. Dia
merupakan pakar ekonomi di bidang makroekonomi. Dalam karya terbarunya, Romer bekerja
sama dengan istrinya, Christina Romer, pada kebijakan fiskal dan moneter dari tahun 1950 hingga
saat ini, dengan menggunakan catatan dari pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dan
bahan-bahan dari staf The Fed untuk mempelajari bagaimana Federal Reserve membuat
keputusan. Karyanya menunjukkan bahwa beberapa dari kredit untuk pertumbuhan ekonomi yang
relatif stabil pada tahun 1950, should lies dengan good policy oleh Federal Reserve, di samping
itu anggota FOMC telah membuat keputusan yang lebih baik dengan mengandalkan lebih dekat
pada perkiraan yang dibuat oleh staf The Fed tersebut.
EKO SUDARMAKIYANTO (1M101535) PEREKONOMIAN INDONESIA
12
Baru-baru ini, Romers (David dan Christina) berfokus pada dampak kebijakan pajak
pemerintah dan pertumbuhan ekonomi secara umum. Karya ini terlihat pada catatan sejarah
perubahan pajak Amerika Serikat dari 1945-2007, tidak termasuk perubahan pajak endogen, yang
dibuat untuk melawan resesi atau meringankan biaya pengeluaran baru pemerintah. Ia menemukan
bahwa ada peningkatan pajak eksogen, dibuat misalnya untuk mengurangi pewarisan defisit
anggaran, mengurangi pertumbuhan ekonomi (meskipun dengan jumlah yang lebih kecil setelah
tahun 1980 dari sebelumnya). Romers juga menemukan, "Tidak ada dukungan untuk hipotesis
bahwa pemotongan pajak mengendalikan pengeluaran pemerintah, memang pemotongan pajak
bisa saja meningkatkan pengeluaran. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa efek utama dari
pemotongan pajak pada anggaran pemerintah adalah mendorong timbulnya peningkatan pajak
berikutnya"
Ia juga menulis tentang beberapa mata pelajaran bagi ekonom makro, seperti “Do Students
Go to Class? Should They?” dan “Do Firms Maximize? Evidence from Professional Football”.
Dynamic Stochastic General Equlibrium (DSGE)
Model ini adalah cabang dari teori keseimbangan umum terapan yang berpengaruh dalam
makroekonomi kontemporer. Metodologi DSGE berupaya menjelaskan fenomena ekonomi
agregat, seperti pertumbuhan ekonomi, siklus bisnis, dan dampak kebijakan moneter dan fiskal,
berdasarkan model ekonomi makro yang berasal dari prinsip ekonomi mikro. Salah satu alasan
utama makroekonomi berusaha untuk membangun model microfounded adalah, tidak seperti yang
lebih tradisional model peramalan makroekonometrik, model microfounded pada prinsipnya tidak
harus rentan terhadap kritik Lucas. Selain itu, karena dasar mikro didasarkan pada preferensi
pengambil keputusan dalam model, fitur model DSGE merupakan indikator alami untuk
mengevaluasi efek kesejahteraan dari perubahan kebijakan. Struktur dari model DSGE ini adalah
preferensi, teknologi, dan kerangka institusional.