tugas hukum indonesia

51
TUGAS HUKUM INDONESIA Membahas empat bidang hukum (Hukum Tata Negara, Hukum Administrasi Negara, Hukum Perdata dan Pidana) Disusun Oleh : Ratika Purnamasari Subarza 2010310004 UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FALKUTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK BANDUNG 2015

Upload: ratika-purnamasari-subarza

Post on 25-Sep-2015

93 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Ilmu sosial dan Politik

TRANSCRIPT

TUGAS HUKUM INDONESIAMembahas empat bidang hukum (Hukum Tata Negara, Hukum Administrasi Negara, Hukum Perdata dan Pidana)

Disusun Oleh :Ratika Purnamasari Subarza 2010310004

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGANFALKUTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIKBANDUNG2015

HUKUM TATA NEGARA

Hukum Tata Negara pada dasarnya adalah hukum yang mengatur organisasi kekuasaan suatu negara beserta segala aspek yang berkaitan dengan organisasi negara tersebut. Sehubungan dengan itu dalam lingkungan Hukum Ketatanegaraan dikenal berbagai istilah yaitu :Di Belanda umumnya memakai istilah staatsrech yang dibagi menjadi staatsrech in ruimere zin (dalam arti luas) dan staatsrech In engere zin (dalam arti luas). Staatsrech in ruimere zin adalah Hukum Negara. Sedangkan staatsrech in engere zin adalah hukum yang membedakan Hukum Tata Negara dari Hukum Administrasi Negara, Hukum Tata Usaha Negara atau Hukum Tata Pemerintah. Di Inggris pada umumnya memakai istilah Contitusional Law, penggunaan istilah tersebut didasarkan atas alasan bahwa dalam Hukum Tata Negara unsur konstitusi yang lebih menonjol. Di Perancis orang mempergunakan istilah Droit Constitutionnel yang di lawankan dengan Droit Administrative, dimana titik tolaknya adalah untuk membedakan antara Hukum Tata Negara dengan Hukum Aministrasi Negara. Sedangkan di Jerman mempergunakan istilah Verfassungsrecht: Hukum Tata Negara dan Verwassungsrecht: Hukum Administrasi negara.

Berikut definisi-definisi hukum tata negara menurut beberapa ahli:

J.H.A LogemannHukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi negara. Het staatsrecht als het recht dat betrekking heeft op de staat -die gezagsorganisatie- blijkt dus functie, dat is staatsrechtelijk gesproken het amb, als kernbegrip, als bouwsteen te hebben. Bagi Logemann, jabatan merupakan pengertian yuridis dari fungsi, sedangkan fungsi merupakan pengertian yang bersifat sosiologis. Oleh karena negara merupakan organisasi yang terdiri atas fungsi-fungsi dalam hubungannya satu dengan yang lain maupun dalam keseluruhannya maka dalam pengertian yuridis negara merupakan organisasi jabatan atau yang disebutnya ambtenorganisatie.

Van VollenhovenHukum Tata Negara adalah Hukum Tata Negara yang mengatur semua masyarakat hukum atasan dan masyarakat Hukum bawahan menurut tingkatannya dan dari masing-masing itu menentukan wilayah lingkungan masyarakatnya. dan akhirnya menentukan badan-badan dan fungsinya masing-masing yang berkuasa dalam lingkungan masyarakat hukum itu serta menentukan sususnan dan wewenang badan-badan tersebut.

ScholtenHukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi dari pada Negara. Kesimpulannya, bahwa dalam organisasi negara itu telah dicakup bagaimana kedudukan organ-organ dalam negara itu, hubungan, hak dan kewajiban, serta tugasnya masing-masing.

Van der PotHukum Tata Negara adalah peraturan-peraturan yang menentukan badan-badan yang diperlukan serta wewenang masing-masing, hubungannya satu dengan yang lain dan hubungan dengan individu yang lain.

ApeldoornHukum Tata Negara dalam arti sempit yang sama artinya dengan istilah hukum tata negara dalam arti sempit, adalah untuk membedakannya dengan hukum negara dalam arti luas, yang meliputi hukum tata negara dan hukum administrasi negara itu sendiri.

Wade and PhillipsHukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur alat-alat perlengkapan negara, tugasnya dan hubungan antara alat pelengkap negara itu. Dalam bukunya yang berjudul Constitusional law yang terbit pada tahun 1936 .

Paton George WhitecrossHukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur alat-alat perlengkapan negara, tugasnya ,wewenang dan hubungan antara alat pelengkap negara itu. Dalam bukunya textbook of Jurisprudence yang merumuskan bahwa Constutional Law deals with the ultimate question of distribution of legal power and the fungctions of the organ of the state.

A.V.DiceyHukum Tata Negara adalah hukum yang terletak pada pembagian kekuasaan dalam negara dan pelaksanaan yang tertinggi dalam suatu negara.Dalam bukunya An introduction the study of the law of the consrtitution.

J. Maurice DuvergerHukum Tata Negara adalah salah satu cabang dari hukum privat yang mengatur organisasi dan fungsi-fungsi politik suatu lembaga nagara.

R. KranenburgHukum Tata Negara meliputi hukum mengenai susunan hukum dari Negara terdapat dalam UUD.

UtrechtHukum Tata Negara mempelajari kewajiban sosial dan kekuasaan pejabat-pejabat Negara.

Kusumadi PudjosewojoHukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur bentuk negara (kesatuan atau federal), dan bentuk pemerintahan (kerajaan atau republik), yang menunjukan masyarakat Hukum yang atasan maupunyang bawahan, beserta tingkatan-tingkatannya (hierarchie), yang selanjutnya mengesahkan wilayah dan lingkungan rakyat dari masyarakat-masyarakat hukum itu dan akhirnya menunjukan alat-alat perlengkapan (yang memegang kekuasaan penguasa) dari masyarakat hukum itu,beserta susunan (terdiri dari seorang atau sejumlah orang), wewenang, tingkatan imbang dari dan antara alat perlengkapan itu.

J.R. StellingaHukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur wewenang dan kewajiban-keawajiban alat-alat perlengkapan Negara, mengatur hak, dan kewajiban warga Negara.

L.J. ApeldornPengertian Negara mempunyai beberapa arti :1. Negara dalam arti penguasa, yaitu adanya orang-orang yang memegang kekuasaan dalam persekutuan rakyat yang mendiami suatu daerah.2. Negara dalam arti persekutuan rakyat yaitu adanya suatu bangsa yang hidup dalam satu daerah, dibawah kekuasaan menurut kaidah-kaidah hukum3. Negara dalam arti wilayah tertentu yaitu adanya suatu daerah tempat berdiamnya suatu bangsa dibawa kekuasaan.4. Negara dalam arti Kas atau Fikus yaitu adanya harta kekayaan yang dipegang oleh penguasa untuk kepentingan umum.

Setelah mempelajari rumusan-rumusan definisi tentang Hukum Tata Negara dari berbagai sumber tersebut di atas, dapat diketahui bahwa tidak ada kesatuan pendapat di antara para ahli mengenai hal ini. Dari pendapat yang beragam tersebut, kita dapat mengetahui bahwa sebenarnya: Hukum Tata Negara adalah salah satu cabang ilmu hukum, yaitu hukum kenegaraan yang berada di ranah hukum publik Definisi hukum tata negara telah dikembangkan oleh para ahli, sehingga tidak hanya mencakup kejian mengenai organ negara, fungsi dan mekanisme hubungan antar organ negara itu, tetapi mencakup pula persoalan-persoalan yang terkait mekanisme hubungan antar organ-organ negara dengan warga negara Hukum tata negara tidak hanya merupakan sebagai recht atau hukum dan apalagi sebagai wet atau norma hukum tertulis, tetapi juga merupakan sebagai lehre atau teori, sehingga pengertiannya mencakup apa yang disebut sebagai verfassungrecht (hukum konstitusi) dan sekaligus verfassunglehre (teori konstitusi) Hukum tata negara dalam arti luas mencakup baik hukum yang mempelajari negara dalam keadaan diam (staat in rust) maupun mempelajari negara dalam keadaan bergerak (staat in beweging)

Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan :Hukum Tata Negara adalah sekumpulan peraturan yang mengatur organisasi dari pada negara, hubungan antara alat perlengkapan negara dalam garis vertikal dan horizontal serta kedudukan warga negara dan hak-hak azasinya.

OBYEK DAN LINGKUP KAJIAN HUKUM TATA NEGARAObyek kajian ilmu hukum tata negara adalah negara. Dimana negara dipandang dari sifatnya atau pengertiannya yang konkrit. Artinya obyeknya terikat pada tempat, keadaan dan waktu tertentu. Hukum tata negara merupakan cabang ilmu hukum yang membahas tatanan, struktur kenegaraan, mekanisme hubungan antara struktur organ atau struktur kenegaraan serta mekanisme hubungan antara struktur negara dan warga negara.

Ruang lingkup Hukum Tata Negara adalah struktur umum dari negara sebagai organisasi, yaitu:1. Bentuk Negara (Kesatuan atau Federasi)2. Bentuk Pemerintahan (Kerajaan atau Republik)3. Sistem Pemerintahan (Presidentil, Parlementer, Monarki absolute)4. Corak Pemerintahan (Diktator Praktis, Nasionalis, Liberal, Demokrasi)5. Sistem Pendelegasian Kekuasaan Negara (Desentralisasi, meliputi jumlah,dasar, cara dan hubungan antara pusat dan daerah)6. Garis-garis besar tentang organisasi pelaksana (peradilan, pemerintahan,perundangan)7. Wilayah Negara (darat, laut, udara)8. Hubungan antara rakyat dengan Negara (abdi Negara, hak dan kewajibanrakyat sebagai perorangan/golongan, cara-cara pelaksanaan hak danmenjamin hak dan sebagainya)9. Cara-cara rakyat menjalankan hak-hak ketatanegaraan (hak politik, sistem10. perwakilan, Pemilihan Umum, referendum, sistem kepartaian/penyampaian pendapat secara tertulis dan lisan)11. Dasar Negara (arti Pancasila, hubungan Pancasila dengan kaidah-kaidah hukum, hubungan Pancasila dengan cara hidup mengatur masyarakat, sosial, ekonomi, budaya dan berbagai paham yang ada dalam masyarakat)12. Ciri-ciri lahir dan kepribadian Negara (Lagu Kebangsaan, Bahasa Nasional, Lambang, Bendera, dan sebagainya)

HUBUNGAN ILMU HUKUM TATA NEGARA DENGAN ILMU-ILMU LAIN

Hubungan Hukum Tata Negara dengan Ilmu Negara Keduanya mempunyai hubungan yang sangat dekata) Ilmu Negara mempelajari : Negara dalam pengertian abstrak artinya tidak terikat waktu dan tempat.b) Ilmu Negara mempelajari konsep-konsep dan teori-teori mengenai negara, serta hakekat negara. Hukum Tata Negara mempelajari : Negara dalam keadaan konkrit artinya negara yang sudah terikat waktu dan tempat. Hukum Tata Negara mempelajari Hukum Positif yang berlaku dalam suatu negara. Hukum Tata Negara mempelajari negara dari segi struktur.

Dengan demikian hubungan antara Ilmu Negara dengan Hukum Tata Negara adalah Ilmu Negara merupakan dasar dalam penyelenggaraan praktek ketatanegaraan yang diatur dalam Hukum Tata Negara lebih lanjut dengan kata lain Ilmu Negara yang mempelajari konsep, teori tentang Negara merupakan dasar dalam mempelajari Hukum Tata Negara.

Hubungan Hukum Tata Negara dengan Ilmu Politik.Hukum Tata Negara mempelajari peraturan-peraturan hukum yang mengatur organisasi kekuasaan Negara, sedangkan Ilmu Politik mempelajari kekuasaan dilihat dari aspek perilaku kekuasaan tersebut. Setiap produk Undang-Undang merupakan hasil dari proses politik atau keputusan politik karena setiap Undang-Undang pada hakekatnya disusun dan dibentuk oleh Lembaga-Lembaga politik, sedangkan Hukum Tata Negara melihat Undang-Undang adalah produk hukum yang dibentuk oleh alat-alat perlengkapanNegara yang diberi wewenang melalui prosedur dan tata cara yang sudah ditetapkan oleh Hukum Tata Negara.Dengan kata lain Ilmu Politik melahirkan manusia-manusia Hukum Tata Negara sebaliknya Hukum Tata Negara merumuskan dasar dari perilaku politik/kekuasaan. Menurut Barrents, Hukum Tata Negara ibarat sebagai kerangka manusia, sedangkan Ilmu Politik diibaratkan sebagai daging yang membalut kerangka tersebut.

Hubungan Hukum Tata Negara dengan Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara merupakan bagian dari Hukum Tata Negara dalam arti luas, sedangkan dalam arti sempit Hukum Administrasi Negara adalah sisanya setelah dikurangi oleh Hukum Tata Negara. Hukum Tata Negara adalah hukum yang meliputi hak dan kewajiban manusia, personifikasi, tanggung jawab, lahir dan hilangnya hak serta kewajiban tersebut hak-hak organisasi batasan-batasan dan wewenang.Hukum Administrasi Negara adalah yang mempelajari jenis bentuk serta akibat hukum yang dilakukan pejabat dalam melakukan tugasnya.Menurut Budiman Sinaga, mengenai perbedaan antara Hukum Tata Negara dengan Hukum Administrasi Negara terdapat banyak pendapat. Secara sederhana, Hukum Tata Negara membahas negara dalam keadaan diam sedangkan Hukum Administrasi Negara membahas negara dalam keadaan bergerak. Pengertian bergerak di sini memang betul-betul bergerak, misalnya mengenai sebuah Keputusan Tata Usaha Negara. Keputusan itu harus diserahkan/dikirimkan dari Pejabat Tata Usaha Negara kepada seseorang.

ASAS-ASAS HUKUM TATA NEGARAObyek asas Hukum Tata Negara sebagaimana obyek yang dipelajari dalam Hukum Tata Negara, sebagai tambahan menurut Boedisoesetyo bahwa mempelajari asas Hukum Tata Negara sesuatu Negara tidak luput dari penyelidikan tentang hukum positifnya yaitu UUD karena dari situlah kemudian ditentukan tipe negara dan asas kenegaraan bersangkutan.

Asas-asas Hukum Tata Negara yaitu:

Asas PancasilaSetiap negara didirikan atas filsafah bangsa. Filsafah itu merupakan perwujudan dari keinginan rakyat dan bangsanya. Dalam bidang hukum, pancasila merupakan sumber hukum materil, karena setiap isi peraturan perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengannya dan jika hal itu terjadi, maka peraturan tersebut harus segera di cabut. Pancasila sebagai Azas Hukum Tata Negara dapat dilihat dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Asas Hukum, Kedaulatan rakyat dan DemokrasiAsas kedaulatan dan demokrasi menurut jimly Asshiddiqie gagasan kedaulatan rakyat dalam negara Indonesia, mencari keseimbangan individualisme dan kolektivitas dalam kebijakan demokrasi politik dan ekonomi. Azas kedaulatan menghendaki agar setiap tindakan dari pemerintah harus berdasarkan dengan kemauan rakyat dan pada akhirnya pemerintah harus dapat dipertanggung jawabkan kepada rakyat melalui wakil-wakilnya sesuai dengan hukum. Asas Negara HukumYaitu negara yang berdiri di atas hukum yang menjamin keadilan kepada warga negaranya. Asas Negara hukum (rechtsstaat) cirinya yaitu pertama, adanya UUD atau konstitusi yang memuat tentang hubungan antara penguasa dan rakyat, kedua adanya pembagian kekuasaan, diakui dan dilindungi adanya hak-hak kebebasan rakyat.

Unsur-unsur / ciri-ciri khas daripada suatu Negara hukum atau Rechstaat adalah :1. Adanya pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia yang mengandung persamaan dalam bidang politik, ekonomi, sosial, kultur dan pendidikan.2. Adanya peradilan yang bebas dan tidak memihak, tidak dipengaruhi oleh suatu kekuasaan atau kekuatan lain apapun.Adanya legalitas dalam arti hukum dalam semua bentuknya.Adanya Undang-Undang Dasaer yang memuat ketentuan tertulis tentang hubungan antara penguasa dengan rakyat. Asas DemokrasiAdalah suatu pemerintahan dimana rakyat ikut serta memerintah baik secara langsung maupun tak langsung. Azas Demokrasi yang timbul hidup di Indonesia adalah Azas kekeluargaan. Asas KesatuanAdalah suatu cara untuk mewujudkan masyarakat yang bersatu dan damai tanpa adanya perselisihan sehingga terciptanya rasa aman tanpa khawatir adanya diskriminasi. Asas Negara kesatuan pada prinsipnya tanggung jawab tugas-tugas pemerintahan pada dasarnya tetap berada di tangan pemerintah pusat. Akan tetapi, sistem pemerintahan di Indonesia yang salah satunya menganut asas Negara kesatuan yang di desentralisasikan menyebabkan adanya tugas-tugas tertentu yang diurus sendiri sehingga menimbulkan hubungan timbal balik yang melahirkan hubungan kewenangan dan pengawasan.Asas Pembagian Kekuasaan dan Check Belances Yang berarti pembagian kekuasaan negara itu terpisah-pisah dalam beberapa bagian baik mengenai fungsinya.Beberapa bagian seperti dikemukakan oleh John Locke yaitu :1. Kekuasaan Legislatif2. Kekuasaan Eksekutif3. Kekuasaan FederatifMontesquieu mengemukakan bahwa setiap Negara terdapat tiga jenis kekuasaan yaitu Trias Politica1. Eksekutif2. Legislatif3. Yudikatif Asas legalitasDimana asas legalitas tidak dikehendaki pejabat melakukan tindakan tanpa berdasarkan undang-undang yang berlaku. Atau dengan kata lain the rule of law not of man dengan dasar hukum demikian maka harus ada jaminan bahwa hukum itu sendiri dibangun berdasarkan prinsip-prinsip demokrasi.

HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

Pengertian Hukum Administrasi NegaraA. Pengertian Administrasi NegaraIstilah Administrasi berasal dari bahasa Latin yaitu Administrare, yang artinya adalah setiap penyusunan keterangan yang dilakukan secara tertulis dan sistematis dengan maksud mendapatkan sesuatu ikhtisar keterangan itu dalam keseluruhan dan dalam hubungannya satu dengan yang lain. Namun tidak semua himpunan catatan yang lepas dapat dijadikan administrasi. Menurut Liang Gie dalam Ali Mufiz (2004:1.4) menyebutkan bahwa Administrasi adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Sehingga dengan demikian Ilmu Administrasi dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari proses, kegiatan dan dinamika kerjasama manusia. Dari definisi administrasi menurut Liang Gie kita mendapatkan tiga unsur administrasi, yang terdiri:1. kegiatan melibatkan dua orang atau lebih2. kegiatan dilakukan secara bersama-sama, dan3. ada tujuan tertentu yang hendak dicapaiKerjasama itu sendiri merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih, kerjasama dapat terjadi dalam semua hal bidang kehidupan baik sosial, ekonomi, politik, atau budaya. Dari sifat dan kepentingannya, kerjasama dapat dibedakan menjadi dua yaitu kegiatan yang bersifat privat dan kegiatan yang bersifat publik. Sehingga ilmu yang mempelajarinya dibedakan menjadi dua pula yaitu ilmu administrasi privat (private administration) dan ilmu administrasi negara (public administration). Perbedaan antara dua cabang ilmu ini (private administration dan public administration) terletak pada fokus pembahasan atau obyek studi dari masing-masing cabang ilmu tersebut. Administrasi negara memusatkan perhatiannya pada kerjasama yang dilakukan dalam lembaga-lembaga pemerintah, sedangkan administrasi privat memfokuskan perhatiannya pada lembaga-lembaga bisnis swasta. Dengan demikian ilmu administrasi negara (public administration) dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari kegiatan kerjasama dalam organisasi atau institusi yang bersifat publik yaitu negara.

Mengenai arti dan apakah yang dimaksud dengan administrasi, lebih lanjut Liang Gie dalam Ali Mufiz (2004: 1.5) mengelompokkan menjadi tiga macam kategori definisi administrasi yaitu:1. Administrasi dalam pengertian proses atau kegiatanSebagaimana dikemukakan oleh Sondang P. Siagian bahwa administrasi adalah keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.2. Administrasi dalam pengertian tata usahaMenurut Munawardi Reksodiprawiro, bahwa dalam arti sempit administrasi berarti tata usaha yang mencakup setiap pengaturan yang rapi dan sistematis serta penentuan fakta-fakta secara tertulis, dengan tujuan memperoleh pandangan yang menyeluruh serta hubungan timbal balik antara satu fakta dengan fakta lainnya.

G. Kartasapoetra, mendefinisikan bahwa administrasi adalah suatu alat yang dapat dipakai menjamin kelancaran dan keberesan bagi setiap manusia untuk melakukan perhubungan, persetujuan dan perjanjian atau lain sebagainya antara sesama manusia dan/atau badan hukum yang dilakukan secara tertulis.

Harris Muda, administrasi adalah suatu pekerjaan yang sifatnya mengatur segala sesuatu pekerjaan yang berhubungan dengan tulis menulis, surat menyurat dan mencatat (membukukan) setiap perubahan/kejadian yang terjadi di dalam organisasi itu.3. Administrasi dalam pengertian pemerintah atau administrasi NegaraWijana, Administrasi negara adalah rangkaian semua organ-organ negara terendah dan tinggi yang bertugas menjalankan pemerintahan, pelaksanaan dan kepolisian.

Y. Wayong, menyebutkan bahwa administrasi Negara adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengendalikan usaha-usaha instansi pemerintah agar tujuannya tercapai.Dari berbagai definisi tentang administrasi Negara, Ali Mufiz (2004:1.7) menyebutkan ada dua pola pemikiran yang berbeda tentang administrasi negara yaitu:a) Pola Pemikiran PertamaMemandang administrasi Negara sebagai satu kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah, khususnya oleh lembaga eksekutif. Marshall Edward Dimock dan Gladys Ogden Dimock (1964), yang mengutif definisi W.F. Willougby,yaitu bahwa fungsi administrasi adalah fungsi untuk secara nyata mengatur pelaksanaan hukum yang dibuat oleh lembaga legislative dan ditafsirkan oleh lembaga yudikatif.b) Pola Pemikiran KeduaPola kedua menyatakan bahwa administrasi Negara lebih luas daripada sekedar membahas aktivitas-aktivitas lembaga eksekutif saja. Artinya Administrasi Negara meliput seluuh aktivitas dari ketiga cabang pemerintahan, mencakup baik lembaga eksekutif maupun lembaga legislative dan yudikatif, yang semuanya bermuara pada fungsi untuk memberikan pelayanan publik. J.M. Pfifftner berpendapat bahwa administrasi Negara adalah koordinasi dari usaha-saha kolektif yang dimaksudkan untuk melaksanakan kebijaksanaan pemerintah.Mendasarkan pada pola kedua di atas, Felix A. Nigro dan Lloyd G. Nigro (1977:18) menyimpulkan bahwa administrasi negara adalah:1) usaha kelompok yang bersifat kooperatif yang diselenggarakan dalam satu lingkungan public2) meliputi seluruh cabang pemerintahan serta merupakan pertalian diantara cabang pemerintahan (eksekutif, yudikatif, dan legislatif).3) Mempunyai peranan penting dalam perumusan kebijaksanaan publik (public policy) dan merupakan bagian dari proses politik4) Amat berbeda dengan administrasi privat5) Berhubungan erat dengan kelompok-kelompok privat dan individual dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.Sementara C.S.T. Kansil (1985:2) mengemukakan arti Administrasi Negara adalah sebagai berikut:1) Sebagai aparatur negara, aparatur pemerintahan, atau istansi politik (kenegaraan) artinya meliputi organ yang berada di bawah pemerintah, mulai dari presiden, menteri, termasuk gubernur, bupati/walikota (semua organ yang menjalankan administrasi negara).2) Sebagai fungsi atau sebagai aktivitas, yakni sebagai kegiatan mengurus kepentingan Negara3) Sebagai proses teknis penyelenggaraan undang-undang, artinya meliputi segala tindakan aparatur negara dalam menjalankan undang-undang.

Tujuan administrasi negara sangat tergantung pada tujuan dari negara itu sendiri. Indonesia yang berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945, selayaknya pula bahwa tujuan dari administrasi negaranya berdasar dan bersumber pada nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 dimana dalam Pembukaannya disebutkan bahwa Negara Indonesia bertujuan untuk bagaimana melindungi segenap bangsa Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa, mewujudkan keadilan sosial, memajukan kesejahteraan umum dan ikut serta dalam usaha perdamaian dunia. Jadi tugas administrasi negara adalah memberikan pelayanan (service) yang baik kepada kepentingan masyarakat, bangsa dan negara, serta mengabdi kepada kepentingan masyarakat. Bukan sebaliknya yang seringkali terjadi masyarakat yang harus melayani administrator negara. Untuk itu agar penyelenggaraan administrasi negara ini dapat berjalan sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa maka dituntut partisipasi masyarakat (social participation), dukungan dari masyarakat kepada administrasi negara (social support), pengawasan dari masyarakat terhadap kinerja administrasi negara (social control), serta harus ada pertanggung jawaban dari kegiatan administrasi negara (social responsibility).B. Hukum Administrasi NegaraIstilah Hukum Administrasi Negara (yang dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0198/LI/1972 tentang Pedoman Mengenai Kurikulum Minimal Fakultas Hukum Negeri maupun Swasta di Indonesia, dalam pasal 5 disebut Hukum Tata Pemerintahan) berasal dari bahasa Belanda Administratiefrecht, Administrative Law (Inggris), Droit Administratief (Perancis), atau Verwaltungsrecht (Jerman). Dalam Keputusan Dirjen Dikti Depdikbud No. 30/DJ/Kep/1983 tentang Kurikulum Inti Program Pendidikan Sarjana Bidang Hukum disebut dengan istilah Hukum Administrasi Negara Indonesia, sedangkan dalam Keputusan Dirjen Dikti No. 02/DJ/Kep/1991, mata kuliah ini dinamakan Asas-Asas Hukum Administrasi Negara. Dalam rapat dosen Fakultas Hukum Negeri seluruh Indonesia pada bulan Maret 1973 di Cibulan, diputuskan bahwa sebaiknya istilah yang dipakai adalah Hukum Administrasi Negara, dengan tidak menutup kemungkinan penggunaan istilah lain seperti Hukum Tata Usaha Negara, Hukum Tata Pemerintahan atau lainnya. Alasan penggunaan istilah Hukum Administrasi Negara ini adalah bahwa Hukum Administrasi Negara merupakan istilah yang luas pengertiannya sehingga membuka kemungkinan ke arah pengembangan yang sesuai dengan perkembangan dan kemajuan negara Republik Indonesia ke depan. Dan berdasarkan Kurikulum Program Sarjana Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Dirjen Dikti Depdiknas tahun 2000, mata kuliah ini disebut Hukum Administrasi Negara dengan bobot 2 SKS.

Hukum Administrasi Negara sebagai salah satu bidang ilmu pengetahuan hukum; dan oleh karena hukum itu sukar dirumuskan dalam suatu definisi yang tepat, maka demikian pula halnya dengan Hukum Administrasi Negara juga sukar diadakan suatu perumusan yang sesuai dan tepat. Mengenai Hukum Administrasi Negara para sarjana hukum di negeri Belanda selalu berpegang pada paham Thorbecke, beliau dikenal sebagai Bapak Sistematik Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara. Adapun salah satu muridnya adalah Oppenheim, yang juga memiliki murid Mr. C. Van Vollenhoven. Thorbecke menulis buku yang berjudul Aantekeningen op de Grondwet (Catatan atas undang-undang dasar) yang pada pokoknya isi buku ini mengkritik kebijaksanaan Raja Belanda Willem I, Thorbecke adalah orang yang pertama kali mengadakan organisasi pemerintahan atau mengadakan sistem pemerintahan di Belanda, dimana pada saat itu Raja Willem I memerintah menurut kehendaknya sendiri pemerintahan di Den Haag, membentuk dan mengubah kementerian-kementerian menurut orang-orang dalam pemerintahan.

Oppenheim memberikan suatu definisi Hukum Administrasi Negara adalah sebagai suatu gabungan ketentuan-ketentuan yang mengikat badan-badan yang tinggi maupun yang rendah apabila badan-badan itu menggunakan wewenang yang telah diberikan kepadanya oleh Hukum Tata Negara. Hukum Administrasi Negara menurut Oppenheim adalah sebagai peraturan-peraturan tentang negara dan alat-alat perlengkapannya dilihat dalam geraknya (hukum negara dalam keadaan bergerak atau staat in beweging). Sedangkan murid Oppenheim yaitu Van Vollenhoven membagi Hukum Administrasi Negara menjadi 4 yaitu sebagai berikut:1. Hukum Peraturan Perundangan (regelaarsrecht/the law of the legislative process)2. Hukum Tata Pemerintahan (bestuurssrecht/ the law of government)3. Hukum Kepolisian (politierecht/ the law of the administration of security)4. Hukum Acara Peradilan (justitierecht/ the law of the administration of justice), yang terdiri dari:a) Peradilan Ketatanegaraanb) Peradilan Perdatac) Peradilan Pidanad) Peradilan Administrasi

Utrecht (1985) dalam bukunya Pengantar Hukum Administrasi Negara mengatakan bahwa Hukum Administrasi Negara ialah himpunan peraturan peraturan tertentu yang menjadi sebab, maka negara berfungsi. Dengan kata lain Hukum Administrasi Negara merupakan sekumpulan peraturan yang memberi wewenang kepada administrasi negara untuk mengatur masyarakat.Sementara itu pakar hukum Indonesia seperti Prof. Dr. Prajudi Atmosudirjo, S.H. (1994), berpendirian bahwa tidak ada perbedaan yuridis prinsipal antara Hukum Administrasi Negara dan Hukum Tata Negara. Perbedaannya menurut Prajudi hanyalah terletak pada titik berat dari pembahasannya. Dalam mempelajari Hukum Tata Negara kita membuka fokus terhadap konstitusi negara sebagai keseluruhan, sedangkan dalam membahas Hukum Administrasi Negara lebih menitikberatkan perhatian secara khas kepada administrasi negara saja. Administrasi merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam konstitusi negara di samping legislatif, yudikatif, dan eksaminasi. Dapat dikatakan bahwa hubungan antara Hukum Administrasi Negara dan Hukum Tata Negara adalah mirip dengan hubungan antara hukum dagang terhadap hukum perdata, dimana hukum dagang merupakan pengkhususan atau spesialisasi dari hukum perikatan di dalam hukum perdata. Hukum Administrasi Negara adalah sebagai suatu pengkhususan atau spesialisasi dari Hukum Tata Negara yakni bagian hukum mengenai administrasi negara.

Berdasarkan definisi Hukum Administrasi Negara menurut Prajudi Atmosudirdjo (1994), maka dapatlah disimpulkan bahwa Hukum Administrasi Negara adalah hukum mengenai seluk-beluk administrasi negara (hukum administrasi negara heteronom) dan hukum operasional hasil ciptaan administrasi negara sendiri (hukum administrasi negara otonom) di dalam rangka memperlancar penyelenggaraan dari segala apa yang dikehendaki dan menjadi keputusan pemerintah di dalam rangka penunaian tugas-tugasnya.

Hukum administrasi negara merupakan bagian operasional dan pengkhususan teknis dari hukum tata negara, atau hukum konstitusi negara atau hukum politik negara. Hukum administrasi negara sebagai hukum operasional negara di dalam menghadapi masyarakat serta penyelesaian pada kebutuhan-kebutuhan dari masyarakat tersebut.

Hukum Administrasi Negara diartikan juga sebagai sekumpulan peraturan yang mengatur hubungan antara administrasi Negara dengan warga masyarakat, dimana administrasi Negara diberi wewenang untuk melakukan tindakan hukumnya sebagai implementasi dari policy suatu pemerintahan.

Contoh, policy pemerintah Indonesia adalah mengatur tata ruang di setiap kota dan daerah di seluruh Indonesia dalam rangka penataan lingkungan hidup. Implementasinya adalah dengan mengeluarkan undang-undang yang mengatur tentang lingkungan hidup. Undang-undang ini menghendaki bahwa setiap pembangunan harus mendapatkan izin dari pejabat yang berwenang. Pelaksanaannya adalah bahwa disetiap daerah ada pejabat administrasi Negara yang berwenang memberi/menolak izin bangunan yang diajukan masyarakat melalui Keputusan Administrasi Negara yang berupa izin mendirikan bangunan.

HUKUM PERDATA DAN PIDANA

A. Pengertian Hukum PerdataHukum perdata ialah aturan-aturan hukum yang mengatur tingkah laku setiap orang terhadap orang lain yang berkaitan dengan hak dan kewajiban yang timbul dalam pergaulan masyarakat maupun pergaulan keluarga. Hukum perdata dibedakan menjadi dua, yaitu hukum perdata material dan hukum perdata formal. Hukum perdata material mengatur kepentingan-kepentingan perdata setiap subjek hukum. Hukum perdata formal mengatur bagaimana cara seseorang mempertahankan haknya apabila dilanggar oleh orang lain.

B. Sejarah Kuh Perdata (Bw)Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUH Perdata) yang dikenal dengan istilah Bugerlijk Wetboek (BW) adalah kodifikasi hukum perdata yang disusun di negeri Belanda. Penyusunan tersebut sangat dipengaruhi oleh Hukum Perdata Prancis (Code Napoleon). Code Napoleon sendiri disusun berdasarkan hukum Romawi (Corpus Juris Civilis) yang pada waktu itu dianggap sebagai hukum yang paling sempurna.KUH Perdata (BW) berhasil disusun oleh sebuah panitia yang diketuai oleh Mr. J.M. Kemper dan sebagian besar bersumber dari Code Napoleon dan bagian yang lain serta kodifisikasi KUH Perdata selesai pada 5 Juli 1830, namun diberlakukan di negeri Belanda pada 1 Oktober 1838. pada tahun itu diberlakukan juga KUH Dagang (WVK).Pada tanggal 31 Oktober 1837 Scholten van Oud Haarlem diangkat menjadi ketua panitia kodifikasi dengan Mr. A.A. Van Vloten dan Mr. Meyer masing-masing sebagai anggota. Panitia tersebut juga belum berhasil. Akhirnya dibentuk panitia baru yang diketuai Mr. C.J. scholten van Oud Haarlem lagi, tatapi anggotanya diganti, yaitu Mr. J. Schneither dan Mr. J. Van Nes. Akhirnya panitia inilah yang berhasil mengkodifikasi KUH Perdata Indonesia berdasarkan asas konkordasi yang sempit. Artinya KUH Perdata Belanda banyak menjiwai KUH Perdata Indonesia karena KUH Perdata Belanda dicontoh dalam kodifikasi KUH Perdata Indonesia.Kodifikasi KUH Perdata (BW) Indonesia diumumkan pada 30 April 1847 melalui Statsblad No. 23, dan mulai berlaku pada 1 Januari 1848. kiranya perlu dicatat bahwa dalam menghasilkan kodifikasi KUH Perdata (BW) Indonesia ini Scholten dan kawan-kawannya berkonsultasi dengan J. Van de Vinne, Directueur Lands Middelen en Nomein. Oleh karenanya, ia juga turut berhasa dalam kodifikasi tersebut.

C. Sistematika Hukum Perdata Dalam Kuh Perdata (Bw)Kitab Undang-undang Hukum Perdata (BW) Indonesia terdiri dari empat buku sebagai berikut :A. Buku I, yang berjudul perihal orang (van persoonen), memuat hukum perorangan dan hukum kekeluargaan.B. Buku II, yang berjudul perihal benda (van zaken), memuat hukum benda dan hukum waris.C. Buku III, yang berjudul perihal perikatan (van verbintennisen), memuat hukum harta kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban yang berlaku bagi orang-orang atau pihak-pihak tertentu.D. Buku IV, yang berjudul perihal pembuktian dan kadaluarsa (van bewijs en verjaring), memuat perihal alat-alat pembuktian dan akibat-akibat lewat waktu terhadap hubungan-hubungan hukum.

D. Sistematika Hukum Perdata Menurut Ilmu PengetahuanMenurut ilmu pengetahuan, hukum perdata sekarang ini lazim dibagi dalam empat bagian, yaitu :A. Hukum tentang orang atau hukum perorangan (persoonenrecht) yang antara lain mengatur tentang:a. Orang sebagai subjek hukum.b. Orang dalam kecakapannya untuk memiliki hak-hak dan bertindak sendiri untuk melaksanakan hak-haknya itu.B. Hukum kekeluargaan atau hukum keluarga (familierecht) yang memuat antara lain :a. Perkawinan, perceraian beserta hubungan hukum yang timbul didalamnya seperti hukum harta kekayaan suami dan istri.b. Hubungan hukum antara orangtua dan anak-anaknya atau kekuasaan orang tua (ouderlijke macht).c. Perwalian (voogdij).d. Pengampunan (curatele).

C. Hukum kekayaan atau hukum harta kekayaan (vermogensrecht) yang mengatur tentang hubungan-hubungan hukum yang dapat dinilai dengan uang. Hukum harta kekayaan ini meliputi :a. Hak mutlak ialah hak-hak yang berlaku terhadap setiap orang.b. Hak perorangan adalah hak-hak yang hanya berlaku terhadap seorang atau suatu pihak tertentu saja.c. Hukum waris (erfrecht) mengatur tentang benda atau kakayaan seseorang jika ia meninggal dunia (mengatur akibat-akibat hukum dari hubungan keluarga terhadap harta warisan yang ditinggalkan seseorang. HUKUM PIDANAA. PengertianHokum pidana adalah hokum yang mengatur tentang pelanggaran-pelanggaran dan kejahatan terhadap kepentingan umum , perbuatan mana di ancam dengan hukuman yang merupakan suatu penderitaan atau siksaan.Hokum pidana adalah hokum yang mengatur tentang pelanggaran dan kejahatan yang merugikan kepentingan umum. Asas berlakunya hokum pidana adalah asas legaliatas pasal 1(1) KUHPB. Tujuan Hukum PidanaA. Prefentif (pencegahan)Untuk menakut nakuti setiap orang jangan sampai melakukan perbuatan yang tidak baik

B. Respresif (mendidik)Mendidik seseorang yang pernah melakuakanperbuatan tidak baik menjadi baik dan dapat diterima kembali dalam kehidupan bermasyarakat.

C. Pembagian Hukum Pidanaa) Hukum Pidana Objektif (Ius Poenale)Semua peratuaran tentang perintah atau larangan terhadap pelanggaran yang mana di ancam dengan hukuman yang bersifat siksaan , dibagi 2 :a) Hukum Pidana MaterialHukum yang mengatur tentang apa , siapa, dan bagai mana orang dapat dihukum.b) Hukum Pidana FormalYang mengatur cara-cara menghukum seseorang yang melanggar peraturan pidanab) Hukum Pidana Subjektif ( Ius Puniendi) Ialah hak Negara atau alat-alat untuk menghukum berdasarkan hokum pidana objektif.

c) Hukum Pidana Umum Ialah hokum pidana yang berlaku untuk setiap penduduk kecuali anggota ketentaraan

E. Tindak Pidanaa) Pengertian Tindak Pidana (Delik )Delik adalah perbuatan yang melanggar UU , dan oleh karena itu bertentangan dengan UU yang dilakukan dengan sengaja oleh orang yang dapat di pertanggung jawabkan atau perbuatan yang dapat dibebankan oleh hokum pidana.b) Unsur Unsur1. Unsur - unsur tindak pidana (delik) : harus ada suatu kelakuan (gedraging) harus sesuai dengan uraian UU ( wettelijke omshrijving) kelakuan hokum adalah kelakuan tanpa hak kelakuan itu diancam dengan hukuman2. Unsur Objektif , adalah mengenai perbuatan , akibat dan keadaan : Perbuatan : Dalam arti positif, perbuatan manusia yang disengaja Dalam arti negative , kelalaian Akibat , efek yang timbul dari sebuah perbuatan Keadaan , sutu hal yang menyebabkan seseorang di hokum yang berkaitan dengan waktu. Unsur SubjektifAdalah mengenai keadaan dapat di pertanggung jawabkan dan schold (kesalahan) dalam arti dolus (sengaja) dan culpa (kelalaian).F. Jenis - Jenis Delik1. Delik Formal , adalah kejahatan itu selesai kalau perbuatan sebagai mana di rurmuskan dalam peraturan pidana itu telah dilakukan.2. Delik Materil, yang dilarang oleh UU ialah akibatnya3. Delicta Commissionis, pelanggaran terhadap larangan yang diadakan oleh UU.4. Delicta Ommissionis, pelanggaran terhadap keharusan yang diadakan oleh UU5. Delik yang dilakukan dengan sengaja (dolus)6. Delik yang dilakukan dengan kelalaian (culpa)7. Kejahatan yang berdiri sendiri8. Kejahatan yang dijalankan terus9. Kejahatan bersahaja10. Kejahatan tersusun11. Kejahatan yang berjalan habis (kejahatan selesai pada suatu saat)12. Kejahatan yang terus13. Delik pengaduan14. Delik commune (tdk membutuhkan pengaduan)15. Delik politik: kejahatan yang ditujukan pada keamanan Negara atau kepala Negara langsung atau tidak langsung16. Delik umum (commune delict): Kejahatan yang dapat dilakukan oleh setiap orang17. Delik khusus: Kejahatan yang hanya dapat dilakukan oleh orang tertentu

KASUS HUKUM TATA NEGARANia Daniaty (Warga Negara Indonesia) adalah seorang ibu kandung dari Olivia Nathania (perempuan) dan mantan istri dari Mohammad Hisham (Warga Negara Asing), Hisham yang berkewarganegaraan Brunei Darussalam adalah ayah kandung dari Olivia (yang lahir di Jakarta pada tanggal 20-2-1992). Permasalahan Kewarganegaraan timbul disaat Kedua orang tua Olivia resmi bercerai (25-2-1993), Nia diterpa masalah kewarganegaraan Olivia ditambah dengan masalah mantan suaminya yang terlibat kasus pidana dalam hal penyewaan mobil mewah di Jakarta dan perjudian, oleh karena itu Nia harus berjuang sendiri dalam membesarkan Olivia.1Status Olivia Nathania setelah orang tuanya resmi bercerai berdasarkan Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 mengikuti status kewarganegaraan ayahnya yang berkewarganegaraan Brunei Darussalam. Nia Daniaty yang telah mengasuh Olivia sangat kecewa dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 ini, karena secara naluri Nia ingin anaknya punya kewarganegaraan yang sama dengannya, apalagi ada kekhawatiran nantinya Olivia akan dibawa oleh ayahnya untuk tinggal di Brunei dan bila Olivia berkeinginan menjadi Warga Negara Indonesia, yang bersangkutan harus menunggu sampai cukup umur 18 tahun untuk mengajukan permohonan menjadi Warga Negara Indonesia.2Olivia yang berkewarganegaraan Asing pada kenyataannya tetap diasuh di Indonesia oleh ibunya atas seizin Hisham, akan tetapi banyak permasalahan yang terkait dengan masalah kewarganegaraan dihadapi oleh Nia Daniaty, seperti harus mengurus perpanjangan izin tinggal Olivia (KITAS) ke kantor Imigrasi Jakarta Selatan, membayar pajak anaknya selaku Warga Negara Asing di Jakarta dan menghadapi keluhan anaknyayang merasa bingung karena tidak punya kewarganegaraan yang sama dengan temantemannya (psikologis). Setelah beberapa waktu berlalu, Pemerintah Brunei lewat Surat Pengenalan Antarabangsa (International Certificate of Identity Brunei) yang dikeluarkan di Bandar Seri Begawan tanggal 2 Juli 1997 menyatakan bahwa Olivia Nathania bukanlah Warga Negara Brunei, hal itu terjadi karena Brunei menerapkan asas ius soli (kewarganegaraan berdasarkan tempat kelahiran) dan Undang-Undang Kewarganegaraan di Brunei menyatakan bahwa Warga Negara Brunei adalah anak yang terlahir dan hidu di Brunei. Dengan kata lain Olivia Nathania berstatus stateless/apatride (tanpa kewarganegaraan), keadaan yang membuat seseorang tak memperoleh perlindungan dan pelayanan dari negara mana pun. Kondisi apatride itu semakin menyusahkan Nia, seperti ketika Nia mengajak Olivia berlibur ke Hong Kong, status anaknya itu dipermasalahkan oleh pihak imigrasi di sana, melihat masalah tersebut Nia Daniaty (menikah dengan M.Hisham di Jakarta pada tanggal 25-9-1991) berusaha mengurus kepastian status sang anak, usaha tersebut bukanlah usaha yang mudah dan membutuhkan waktu yang panjang. Artis yang terkenal dengan lagu Gelas-Gelas Kaca itu mengurus ke Departemen Luar Negeri, Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia, Pengadilan Negeri Jakart Selatan dan Kantor Pengacara Indra Sahnun L. Akhirnya diputuskan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Olivia Nathania adalah Warga Negara Indonesia.

Analisa Kasus Dalam Perspektif Undang-Undang Kewarganegaraan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 mengatur anak-anak dari pasangan perkawinan campuran yang belum berusia 18 tahun atau belum menikah adalah termasuk WNI walaupun mereka juga tercatat sebagai warga negara asal ayahnya, seperti tercermin di Pasal 4 butir d yaitu Warga Negara Indonesia adalah : anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara asing dan ibu Warga Negara Indonesia. Dengan demikian anak tersebut berhak mendapatkan pelayanan publik di Indonesia seperti mendapatkan paspor di Indonesia dan juga paspor dari negara lain dimana anak tersebut diakui sebagai Warga Negara. Surat Edaran Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia, bahwa anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, yang belum mengajukan permohonan pendaftaran untuk memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia tetap diwajibkan memiliki izin keimigrasian dan pemberian izin keimigrasian tersebut cukup diselesaikan atau dilakukan oleh kantor imigrasi yang wilayahnya meliputi tempat tinggal anak, dengan demikian Nia Daniaty tidak perlu lagi mengurus perpanjangan izin tinggal Olivia anaknya. Ketentuan ini selain demi kepentingan sang anak juga bermanfaat bagi perempuan yang bersuamikan orang asing (suatu bentuk perhatian pemerintah terhadap diskriminasi gender), maka dari itu dengan adanya Undang-Undang Kewarganegaraan Nomor 12 Tahun 2006 diharapkan telah berkurangnya diskriminasi terhadap perempuan di dalam perkawinan campuran. Dengan Indonesia menghapus setiap pengucilan atau pembatasan yang dibuat atas dasar jenis kelamin yang mempunyai tujuan untuk mengurangi atau menghapuskan penggunaan Hak Asasi Manusia, seperti tercermin di konvensi wanita Pasal 9 ayat 2 : Negara-negara peserta wajib memberi kepada wanita hak yang sama dengan pria berkenaan kewarganegaraan anak-anak mereka. Berkaca pada kasus Nia Daniaty, seharusnya dengan berlakunya Undang-Undang ini kasus Olivia diharapkan tidak terjadi lagi, karena pemerintah Indonesia sangat menghindari kemungkinan suatu anak yang lahir dari (ataupun diluar) perkawinan campuran berstatus apatride dan selain perlindungan terhadap anak, di Undang-Undang ini posisi perempuan dan laki-laki dalam perkawinan campuran telah seimbang. Perempuan WNI juga mempunyai hak untuk menentukan kewarganegaraan anak-anak mereka, tetapi hanya khusus untuk anak yang lahir diluar perkawinan yang sah, belum berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin dan diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing).

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 Karena hukum kewarganegaraan Indonesia menganut prinsip sanguinis (berdasarkan keturunan) yang bersifat paternalistis, anak dari hasil perkawinan campuran (berbeda kebangsaan) harus mengikuti kewarganegaraan ayahnya. Kenyataannya Negara Brunei tidak mengakui Olivia sebagai Warga negaranya, berdasarkan kondisi tersebut berlakulah ketentuan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang mengatur bahwa setiap anak berhak memperoleh kewarganegaraan dan juga ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 1958 Pasal 1 butir i yaitu Warga negara Republik Indonesia ialah : "orang yang lahir di dalam wilayah Republik Indonesia yang pada waktu lahirnya tidak mendapat kewarganegaraan ayah atau ibunya dan selama ia tidak mendapat kewarganegaraan ayah atau ibunya itu", karena Olivia lahir di Indonesia dan berstatus stateless (tanpa kewarganegaraan) oleh karena itu berdasarkan Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 Olivia dinyatakan sebagai Warga Negara Indonesia. Diskriminasi terhadap perempuan yang dialami oleh Nia Daniaty kental sekali disaat Nia Daniaty (ibu kandung) yang tidak dapat menentukan kewarganegaraan Olivia (anaknya), karena hak tersebut mutlak milik Mohammad Hisham (ayah kandung), Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 dalam hal perceraian pasangan perkawinan campuran tidak melihat penentuan kewarganegaraan berdasarkan keinginan anak, sisi fisik dan kondisi psikologis anak yang sudah sewajarnya (mengingat anak belum dewasa) dirawat oleh ibunya dan diberikan hubungan hukum dengan Ibunya, apalagi pada kasus diatas, Olivia N. mengikuti jalur kewarganegaraan ayahnya, padahal pada kenyataannya ayahnya adalah seorang terpidana dan pernah terbukti memukul Nia Daniaty (kekerasan terhadap perempuan), hal ini jelas sangat membahayakan masa depan Olivia nantinya.

Menurut ahli Masalah Kewarganegaraan (Asyarie Syihabudin), Nia daniaty setelah perceraian bisa menentukan kewarganegaraan anaknya, tetapi dengan syarat berdasarkan Undang-Undang Kewarganegaraan Nomor 62 Tahun 1958 Pasal 13 ayat 2, bila perkawinan Nia Daniaty dengan Hisham di Indonesia bukanlah perkawinan yang sah (misalnya : perkawinan siri) sehingga Olivia tidak mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya, akan tetapi pada kenyataannya perkawinan Nia Daniaty dilangsungkan secara sah dan resmi dihadapan KUA kecamatan Mampang Prapatan dengan Kutipan Akta Nikah Nomor.641/10/1k/1991)

KASUS HUKUM ADMINISTRASI NEGARAPada hari Sabtu tanggal 4 Desember 2010 beberapa orang memenuhi Kantor Forum Nasabah Balicon di Jalan Kamboja, Denpasar Bali. Mereka datang silih berganti dengan wajah yang kecewa.Mereka adalah nasabah PT Bali Consultant Life Insurance (Balicon) yang menjadi korban praktek penggandaan uang berkedok asuransi jiwa dan investasi dengan memberikan bunga investasi mencapai 40 % pertahun kepada nasabah. Usaha Balicon ternyata Ilegal karena tidak memiliki izin operasi asuransi dari kementrian keuangan. I Made Parisadnyana berumur 44 tahun sekarang sudah ditetapkan sebagai tersangka, hanya mempunyai izin perusahaan atas nama notaris I Gede Made Himawan pada Maret 2009. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) yang meporkan perusahaan ini ke Kepolisian Daerah Bali.Balicon beroperasi di Bali dan Jawa. Saat mengetahui perusahaan itu Ilegal, nasabahnya sekitar 21.984 orang terperanjat. Apalagi ketika Polisi menahan Paris ( I Made Parisadnyana) menyegel kantor-kantor Balicon, menyita barang-barang Kantor dan memberikan perintah untuk mengosongkan kantor itu supaya tidak dipakai lagi serta memblokir dana sekitar 11 rekening yang nilainya sekitar 82 juta sejak 1 Desember 2010. Polisi menduga dana nasabah yang didapatkan oleh Balicon selama 4 tahun terakhir mencapai lebih dari 400 miliar.Para nasabah tidak terlau gembira dengan penangkapan Paris sebab hal tersebut membuat mereka mendapatkan kembali dana-dana yang telah diserahkan kepada Balicon. "Bagaimana ini kepastian pencairan uangnya? Katanya dulu tanggal 1 Desember ini. Sekarang katanya tanggal 6 Desember? Mana yang pasti? Sedangkan saya terus ditagih utang dari Bank? Bagaimana ini? Saya harus bagaimana? Saya mau uang saya kembali utuh", Kata Yuli, salah seorang nasabah Balicon di Denpasar. Di tengah hujan yang turun siang itu, puluhan nasabah dari berbagai penjuru Bali datang ke Kantor di Jalan Kamboja dengan berbagai kepanikan. Seorang Ibu bahkan mendadak stres dan stroke ketika mengetahui persis bahwa Balicon sudah ditutup Polisi. Pasalnya, uang yang disetorkannya ke Balicon sekitar Rp 500 juta. Dengan menyerahkan uangsebanyak itu, ibu tersebut berharap uangnya bisa "beranak" sehingga menjadi Rp 700 juta setelah menyimpan setahun. Yuli hanya bisa menghela napas panjang saat mendengar temannya itu stroke. "Saya saja sudah stres kehilangan uang sekitar Rp 10 juta. Ini Rp 500 juta Waduh..., enggak kebayang dah", katanya sambil mengelus dada. Para korban umumnya mengakku tergiur dengan bunga 40 persen setahun yang dijanjikan Balicon. Siapa tak ingin uangnya berbunga cepat mengingat bunga deposito bank umumnya di bawah 10 persen pertahun. "Karena kami tergiur dan lupa, sekarang kami merana tanpa kepastian kapan uang kembali...", keluh nasabah Balicon. Jajaran Direktorat Reserse Kriminal Polda bali saat itu masih melacak seluruh aset tersangka. "Satu permintaan kami kepada para nasabah, beri kami petunjuk dan informasi yang utuh dan jangan sebaliknya menyalahkan polisi karena menutup operasional Balicon", Demikian himbauan Direktur Reserse Kriminal Polda Bali Komisaris Besar Edi Sumitro Tambunan.

ANALISA KASUSDari keterangan di atas mengenai kasus Hukum Administrasi Negara adalah karena adanya ketidak sesuaian antara bentuk dalam dunia nyata dengan perizinan. Peristiwa itu sesuai dengan Tindakan Hukum Pemerintah yang berarti tindakan-tindakan yang dilakukan oleh organ pemerintah atau administrasi negara yang dimaksudkan untuk menimbulkan akibat-akibat hukum dalam bidang pemerintahan atau administrasi Negara. Hal itu terlihat dari tindakan yang dilakukan oleh Polisi di daerah Bali (Organ Pemerintah) untuk menimbulkan akibat-akibat hukum dalam bidang pemerintahan atau administrasi Negara. Tindakan itu berawal dari terungkapnya kasus I Made Parisadnyana yang tidak memiliki izin dari pihak yang berwenang untuk mendirikan dan menjalankan praktek dari PT Bali Consultant Life Insurance (Balicon) yang berkedok asuransi jiwa dan investasi dengan memberikan bunga investasi mencapai 40 % pertahun kepada nasabah atau dengan kata lain ILEGAL. Selain melanggar administrasi negara, I Made Parisadnyana juga termasuk melakukan tindakan melanggar hukum pidana. Karena I Made Parisadnyana termasuk melakukan penipuan kepada berbagai pihak yang ada di Jawa dan Bali dengan modus asuransi jiwa dan investasi dengan memberikan bunga investasi mencapai 40 % pertahun. Dalam bidang administrasi Negara kasus Balicon, sikap yang dilakukan pemerintah telah sesuai dengan unsur-unsur tindakan hukum pemerintah yaitu :1. Perbuatan itu dilakukan oleh Aparat Pemerintah dalam kedudukannya sebagai penguasa maupun sebagai alat perlengakapan pemerintahan dengan prakarsa dan tanggung jawab sendiri.2. Perbuatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan.3. Perbuatan dimaksudkan sebagai sarana untuk menimbulkan akibat hukum di bidang administrasi negara.4. Perbuatan yang bersangkutan dilakukan dalam rangka pemeliharaan kepentingan negara dan rakyat.Dalam memenuhi unsur-unsur tindakan hukum pemerintah, pemerintah telah menjalankan fungsinya dengan baik dan sikap yang dilakukan pemerintah dilaksanakan demi pemeliharaan kepentingan negara dan rakyat. Kasus ini bisa dijadikan pelajaran dan menghimbau warga Indonesia untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan aturan yang berlaku di Indonesia dan tidak menyalahgunakan jabatan atau apapun untuk berbuat sesuatu yang tidak baik.

KASUS HUKUM PIDANAPria Dibacok Lima Orang yang Mengaku dari Ormas JAKARTA, KOMPAS.com - Irfan Kurniawan (30) mengalami luka bacokan yang cukup parah setelah dikeroyok lima orang yang mengaku berasal dari organisasi kemasyarakatan tertentu. Warga Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, itu pun harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit."Kejadiannya di perempatan DDN, Pondok Labu, tengah hari," kata Komisaris Nuredy Irwansyah, Kapolsek Metro Cilandak saat ditemui di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Jumat (14/12/2012). Peristiwa tersebut berawal saat Irfan sedang mengatur lalu lintas yang macet di perempatan DDN. Tiba-tiba muncul rombongan pelaku yang mengendarai sepeda motor dan menyerobot jalur. Melihat tingkah tersebut, Irfan langsung menegur salah seorang pelaku. Namun, teguran itu justru tidak diterima oleh pelaku yang langsung menghentikan kendaraannya."Tegurannya dijawab dengan keras juga. Kata dia, kamu nggak tahu apa saya ini anggota ormas," kata Nuredy menirukan ucapan pelaku.Dibantu rekan-rekannya, pelaku lantas membacok korban dengan menggunakan senjata tajam jenis golok. Korban yang terluka parah di bagian tangan, kepala bagian belakang, dan punggung, kemudian dilarikan warga ke RS Marinir Cilandak untuk mendapat bantuan medis. Sementara itu, petugas kepolisian langsung melakukan pengejaran setelah mendapatkan keterangan dari beberapa saksi dari lokasi kejadian.

ANALISIS KASUSHukum pidana adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur dan membatasi tingkah laku manusia dalam dalam meniadakan pelanggaran kepentingan umum. Syarat suatu perbuatan atau peristiwa dikatan sebagai peristiwa pidana adalah:a) Ada perbuatan atau kegiatan.b) Perbuatan harus sesuai dengan apa yang dilukiskan/dirumuskan dalam ketentuan hukum.c) Harus terbukti adanya kesalahan yang dapat dipertanggungjawabkan.d) Harus berlawanan/bertentangan dengan hukum.e) Harus tersedia ancaman hukumnya.Kasus diatas termasuk suatu peristiwa pidana karena kasus tersebut memenuhi syarat-syarat peristiwa pidana, dimana terjadi penganiayaan, pengeroyokan dan pembacokan terhadap Irfan oleh lima orang yang mengaku sebagai ormas tersebut. Ini dibuktikan dengan adanya laporan dari beberapa saksi di TKP yang langsung melaporkan kepada aparat kepolisian stempat. Disini jelas bahwa perbuatan kelima orang tersebut melanggar hukum, yakni pasal 351,354, dan 358 KUHP tentang Penganiayaan.

Kasus ini khususnya diatur dalam pasal 351 ayat 1 dan 2 yang berbunyi: Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah dan Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun.Kemudian diatur juga dalam pasal 354 ayat 1 yang berbunyi: Barang siapa sengaja melukai berat orang lain, diancam karena melakukan penganiayaan berat dengan pidana penjara paling lama delapan tahun. Dan untuk pengeroyokannya diatur dalam pasal 358 (1) yang berbunyi: Mereka yang sengaja turut serta dalam penyerangan atau perkelahian di mana terlibat beberapa orang, selain tanggung jawab masing-masing terhadap apa yang khusus dilakukan olehnya, diancam: dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan, jika akibat penyerangan atau perkelahian itu ada yang luka-luka berat.Jadi untuk pelaku pembacokannya akan dikenai hukuman sesuai dengan pasal 351 ayat 1 dan 2, dan 354 ayat 1 KUHP, sedangakan teman-teman yang membantu orang yang membacok tersebut dikenai hukuman sesuai dengan pasal 351 ayat 1 dan pasal 358 KUHP.

KASUS HUKUM PERDATA

Perkenalan antara Ny.SW dengan calon suaminya GKH di kota S menjadi awal yang baik untuk terjalinnya cinta diantara mereka. Karena dari perkenalan itu ada cinta yang mulai berbunga-bunga, maka Ny SW memperkenalkan sang calon kepada kedua ortunya di kota B. Ternyata kedua ortu Ny SW menerima dengan baik dan sangat senang kepada calon mantu GKH. Lalu perjalanan cinta berlanjut, kedua ortu Ny SW mengunjungi kediaman ortu si GKH di kota G. Tapi alangkah kaget, kedua ortu Ny SW mendapati kenyataan bahwa kondisi ekonomi sang calon mantu sangat memperihatinkan. Tapi, dasar ortu Ny SW orang baik dan bijak, keadaan itu tidak mengganggu nuraninya untuk tetap merestui hubungan anaknya dengan GKH. Malahan, untuk mendukung perjalanan hidup anak gadisnya yang semata wayang, kedua ortu Ny.SW bersedia membangun rumah GKH menjadi layak huni bagi mereka berdua kelak, apalagi calon besan hanya tinggal ibunya GKH yang sudah tua. Sesudah dibangun dan menghabiskan biaya sampai 600 juta rupiah, prabotannyapun diisi dari mulai tempat tidur, kursi sofa, kursi makan, lemari pakain, kompor gas dan sejumlah alat rumah tangga lainnya. Pokoknya, kalau mereka sudah kawin, tinggal masuk dan menikmati fasilitas yang sudah disediakan. Lalu tibalah waktunya kawin, dan mereka kawin di sebuah greja di kota S (2006). Tapi, perjalanan cinta yang diharapkan berbunga-bunga dan akan menghasilkan buah ternyata tidak sesuai harapan. Sang suami mempunyai perilaku aneh, sang isteri dibiarkan saja tanpa disentuh. Malah kalau malam dia tidur sama ibunya sendiri. Tidak heran, sang isteri yang malang itu tetap virgin sampai sekarang. Sudah begitu, cemburunya si GKH sangat besar. Sang isteri tidak boleh bicara sama lelaki lain, padahal dia jaga toko. Tiap hari harus melayani pembeli yang kebanyakan lelaki. Maka tiap hari pula sang GKH marah-marah sama si isteri. Tidak hanya sampai di situ perlakuan buruk si suami, bahkan Ny SW tidak boleh keluar rumah, tidak boleh telepon pakai telepon rumah ke ortunya di kota B, bahkan mandipun tidak boleh pakai air banyak (maklum disitu kebetulan airnya sulit). Akhirnya Ny SW tidak tahan dan pulang ke rumah ortunya di kota B.Lama tidak pulang, GKH mengajukan gugatan cerai terhadap Ny SW di kota B. Ibarat pepatah "pucuk dicinta ulam tiba", maka gayungpun bersambut. Dalam waktu kurang lebih 2 bulan proses perkara perceraian telah diputus oleh Pengadilan.Proses selanjutnya, fihak Ny. SW mengajukan gugatan Harta Gono-gini dan Harta Bawaan di kota G.

ANALISIS KASUSHukum perdata adalah ketentuan materiil yang mengatur orang atau individu dengan oraang atau individu lain.Dari definisi hukum perdata diatas maka kasus tersebut tergolong kasus perdata karena hanya melibatkan satu orang individu dengan individu yang lain, lebih tepatnya antara Ny. SW dengan GKH.Hukum perdata itu sendiri dibagi dalam 4 bagian, yaitu :1. Hukum perorangan (personenrecht) yang memuat antara lain ;a) Peraturan-peraturan tentang manusia sebagai subyek hukum.b) Peraturan-peraturan tentang kecakapan untuk memiliki hak-hak dan untuk bertindak sendiri melaksanakan hak-haknya itu.2. Hukum keluarga (familierecht) yang memuat antara lain :a) Perkawinan beserta hubungan dalam hukum kekayaan antara suami/istri.b) Hubungan antara orang tua dan anak-anaknya (kekuasaan orang tua atau ouderlijke macht).c) Perwalian (voogdij)d) Pengampunan (curatele)3. Hukum harta kekayaan (vermogensrecht), yang mengatur tentang hubungan-hubungan hukum yang dapat dinilaikan dengan uang. Meliputia) Hak mutlak, yaitu hak-hak yang berlaku terhadap tiap orangb) Hak perorangan, yaitu hak-hak yang hanya berlaku terhadap seorang atau suatu pihak tertentu saja.4. Hukum waris (erfrect), yaitu mengatur tentang benda atau kekayaan seseorang jika ia meninggal dunia (mengatur akibat-akibat dari hubungan keluarga terhadap harta peninggalan seseorang).Dari penjabaran diatas, kasus tersebut masuk kedalam kasus perdata bagian hukum keluarga karena mengatur hubungan suami/istri serta harta kekayaan (harta gono gini) yang dimiliki pasangan tersebut.Peraturan perundang-undangan yang mengatur masalah perceraian ada di dalam UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan tepatnya ada di pasal 38 sampai 41. Yang berbunyi:Pasal 38 Perkawinan dapat putus karena:a) Kematian,b) Perceraian danc) atas keputusan Pengadilan.Dalam kasus ini peerkawinan tersebut di putus karena perceraian.Pasal 391) Perceraian hanya dapat dilakukan di depan Sidang Pengadilan setelah Pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak.2) Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan bahwa antara suami istri itu tidak akan dapat rukun sebagai suami isteri.3) Tata cara perceraian di depan sidang Pengadilan diatur dalam peraturan perundangan tersebut.Pasal 401) Gugatan perceraian diajukan kepada Pengadilan.2) Tata cara mengajukan gugatan tersebut pada ayat (1) pasal ini diatur dalam peraturan perundangan tersendiri.Pasal 41 Akibat putusnya perkawinan karena perceraian ialah:a) Baik ibuatau bapak tetap berkewajiban memelihara dan mendidik anak-anaknya, semata-mata berdasarkan kepentingan anak, bilamana ada perselisihan mengenai penguasaan anak-anak, Pengadilan memberi keputusan.b) Bapak yang bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan pendidikan yang diperlukan anak itu, bilaman bapak dalam kenyataannya tidak dapt memberi kewajiban tersebut pengadilan dapat menentukan bahwa ikut memikul biaya tersebut.c) Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk memberikan biaya penghidupan dan/atau menentukan sesuatu kewajiban bagi bekas isteri.Harta benda dalam perkaawinan diatur dalam UU No. 1 tahun 1974 pasal 35 sampai 37 yang berbunyi:Pasal 351) Harta benda yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan isteri dan harta benda yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan, adalah di bawah penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain.Pasal 361) Mengenai harta bersama, suami atau isteri dapat bertindak atas persetujuan kedua belah pihak.2) Mengenai harta bawaan masing-masing, suami isteri mempunyai hak sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya.Pasal 37Bila perkawinan putus karena perceraian, harta benda diatur menurut hukumnya masing-masing.masalah harta gono gini dalam hukum perdata diatur dalam hukumnya maasing-masing karena hukum perdata menganut asas pluralisme hukum yaitu:1. Hukum perdata adat2. Hukum perdata barat3. Hukum perdata islamJadi tergantung pasangan tersebut menganut hukum mana, atau jika pasangan tersebut berasal dari golongan yang berbeda maka digunakan hukum intergentil. Hukum intergentil itu sendri adalah ilmu hukum yang menetapkan aturan untuk menentukan hukum dan pengadilan mana yang dipakai untuk menyelesaikan sengketa antara pihak-pihak dari sistem atau wilayah hukum yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

http://mrprayzholic.blogspot.com/2011/03/sejarah-singkat-hukum perdata.html, yang diakses pada hari jumat, 03 April 2015

http://nabilahfairest.multiply.com/journal/item/46/makalah_PPkn, yang diakses pada hari jumat, 03 April 2015

http://iinnapisa.blogspot.com/2011/02/sejarah-hukum-perdata-indonesia.html, yang diakses pada hari jumat, 03 April 2015

http://miftachr.blog.uns.ac.id/2010/04/1istilah-dan-pengertian-hukum-tata-negara/, yang diakses pada hari jumat, 03 April 2015

http://widhiyuliawan.blogspot.com/2012/12/contoh-contoh-kasus-dan-analisisnya.html, yang diakses pada hari jumat, 03 April 2015

http://basukinganjuk.blogspot.com/2009/03/pengenalan-hukum-administrasi-negara.html, yang diakses pada hari jumat, 03 April 2015

http://elkafilah.wordpress.com/2012/05/23/kasus -perdata/), yang diakses pada hari jumat, 03 April 2015

More, Imanuel. 2012. Pria Dibacok Lima Orang yang Mengaku dari Ormas. (On-line), http://megapolitan.kompas.com/read/2012/12/14/19124863/Pria.Dibacok.Lima.Orang.yang.Mengaku.dari.Ormas, yang diakses pada hari jumat, 03 April 2015

[27]