tugas perbedaan spkn dan spap
DESCRIPTION
Kendala Penerapan SPKNDalam penerapannya ada beberapa kendala yang ditemui oleh penulis, antara lain :• Pelaksanaan peer review yang diatur dalam standar umum belum direncanakan secara konsisten dan hasilnya tidak dipublikasikan secara luas• Akuntan publik yang melakukan pemeriksaan atas nama BPK akan mengalami kesulitan karena adanya dua standar yang mengikat• Penetapan kriteria pelaksanaan pemeriksaan kinerja ditetapkan oleh pemeriksa pada saat menjelang proses pemeriksaan bisa mengakibatkan pemeriksaan menjadi tidak obyektif karena bisa terjadi ketidaksingkronan dengan sasaran kinerja yang ditetapkan oleh obyek pemeriksaan• Standar pelaporan informasi rahasia belum didukung dengan sanksi yang tegas terhadap pihak yang bertanggung jawab atas pembocoran infomasi tersebut. Contoh terbaru adalah kebocoran hasil temuan audit investigasi atas kasus bank century tidak jelas proses pencarian pihak yg bertanggungjawab atas kebocoran informasi tersebut.TRANSCRIPT
SPKN dan SPAP
TUGAS
Disusun oleh:
Eni Waradhuari (142120116)
Dita Nurika Safitri (142120117)
Wakhid Ian Pratama (142120123)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2014/2015
Perbedaan SPKN dan SPAP
SPKN SPAP
Ruang Lingkup Berlaku bagi pemeriksa BPK
ataupun kantor akuntan public
yang melakukan kegiatan
pemeriksaan pengelolaan
keuangan negara
Berlaku bagi seluruh akuntan
publik dalam melakukan
kegiatan pelayanan jasa di
sektor swasta
2. Kegiatan yang
diatur
Pemeriksaan keuangan
Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan dengan tujuan
tertentu
Auditing
Atestasi
Akuntansi dan review
Konsultasi
Dalam hal ini SPAP memiliki pengaturan lingkup bidang yang
lebih luas daripada SPKN
3. Pengendalian Mutu Hanya sedikit disinggung
dalam standar umum
diatur secara khusus dalam
suatu kumpulan standar
tersendiri
4. Standar
pelaksanaan
adanya perencanaan dan
supervisi
pemahaman atas SPI
perolehan bukti yang kompeten
pengkomunikasian infomasi
oleh pemeriksa
pertimbangan hasil
pemeriksaan sebelumnya
merancang pemeriksaan untuk
mendeteksi adanya
penyimpangan, kecurangan dan
ketidakpatutan
pengembangan temuan
pendokumentasian proses
pemeriksaan
Pada standar auditing dalam
SPAP standar pelaksanaan
meliputi :
adanya perencanaan dan
supervise
Pemahaman atas SPI
Perolehan bukti yang kompeten
SPKN mengadopsi standar pelaksanaan yang terdapat pada
standar auditing SPAP dengan memberikan beberapa tambahan
5. Standar Pelaporan Pengungkapan prinsip
akuntansi yang digunakan
Pengungkapan atas penerapan
prnsip akuntansi yang
digunakan
Pengungkapan informatif atas
laporan yang diperiksa harus
memadai
Pernyataan pemeriksa atas
keseluruhan hasil pemeriksaan
Peryataan kepatuhan terhadap
standar pemeriksaan
Pelaporan tentang kepatuhan
terhadap Undang Undang
Pelaporan kondisi SPI obyek
pemeriksaan
Pelaporan Tanggapan dari
Pejabat yang bertanggungjawab
Pelaporan mengenai informasi
rahasia
Penerbitan dan Pendistribusian
laporan
Pada standar auditing SPAP
standar pelaporannya adalah :
Pengungkapan prinsip
akuntansi yang digunakan
Pengungkapan atas penerapan
prnsip akuntansi yang
digunakan
Pengungkapan informatif atas
laporan yang diperiksa harus
memadai
Pernyataan pemeriksa atas
keseluruhan hasil pemeriksaan
SPKN mengadopsi standar pelaporan dalam standar auditing
dalam SPAP dengan memberikan beberapa tambahan
Kendala Penerapan SPKN
Dalam penerapannya ada beberapa kendala yang ditemui oleh penulis, antara lain :
Pelaksanaan peer review yang diatur dalam standar umum belum direncanakan secara konsisten
dan hasilnya tidak dipublikasikan secara luas
Akuntan publik yang melakukan pemeriksaan atas nama BPK akan mengalami kesulitan karena
adanya dua standar yang mengikat
Penetapan kriteria pelaksanaan pemeriksaan kinerja ditetapkan oleh pemeriksa pada saat
menjelang proses pemeriksaan bisa mengakibatkan pemeriksaan menjadi tidak obyektif karena
bisa terjadi ketidaksingkronan dengan sasaran kinerja yang ditetapkan oleh obyek pemeriksaan
Standar pelaporan informasi rahasia belum didukung dengan sanksi yang tegas terhadap pihak
yang bertanggung jawab atas pembocoran infomasi tersebut. Contoh terbaru adalah kebocoran
hasil temuan audit investigasi atas kasus bank century tidak jelas proses pencarian pihak yg
bertanggungjawab atas kebocoran informasi tersebut.
Perbandingan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
(SPKN)
Pernyataan Standar Audit
(IAI)
Pernyataan Standar Pemeriksaan
(SPKN)
Keterangan
Standar Umum PSP 01
Audit harus dilaksanakan
oleh seorang atau lebih
yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknis yang
cukup sebagai auditor.
Pemeriksa secara kolektif harus
memiliki kecakapan profesional
yang memadai untuk
melaksanakan tugas
pemeriksaan
Dalam SPKN auditor lebih ditekankan
pada kemampuan auditor dalam
pelaksanaan tugas, sedangakan dalam
standar umum auditor ditekankan paling
tidak memiliki pendidikan formal tentang
audit dan akuntansi. Tanggung jawab
organisasi pemeriksa dalam memastikan
personil berkualitas dalam pelaksanaan
tugas menurut SPKN lebih ditekankan
dan SPKN lebih detail dalam
menjabarkan mengenai kecakapan
profesional termasuk dalam jenjang
persyaratan pendidikan berkelanjutan
yang harus ditempuh oleh auditor
pemerintah dimana salah satunya
menuliskan setiap 2 tahun harus
menyelesaikan paling tidak 80 jam
pendidikan yang secara langsung
meningkatkan kecakapan profesional
pemeriksa untuk melaksanakan
pemeriksaan.
Dalam semua hal yang
berhubungan
dengan perikatan, indepe
ndensi dalam sikap
mental harus
dipertahankan oleh
auditor.
Dalam semua hal yang berkaitan
dengan pekerjaan pemeriksaan,
organisasi pemeriksa dan
pemeriksa, harus bebas dalam
sikap mental dan penampilan
dari gangguan pribadi, ekstern,
dan organisasi yang dapat
mempengaruhi independensinya
Pada dasarnya untuk sikap mental
independensi mutlak diperlukan oleh
auditor dan hal itu dinyatakan dalam
masing-masing pernyataan baik dalam
SPKN ataupun PSA. Sehingga pernyataan
ini tidak jauh berbeda dan tetap berintikan
pada kata independensi auditor.
Independen sendiri secara garis besar
yang wajib dimiliki auditor adalah
independent in appearance, in fact, dan in
mind. Hal ini tidak dijabarkan dalam
SPKN dan lebih memfokuskan bagaimana
gangguan yang mungkin terjadi dalam
rangka menggoyang independensi auditor
Dalam pelaksanaan audit
dan penyusunan
laporannya, auditor wajib
menggunakan
kemahiran profesionalnya
dengan cermat dan
seksama
Dalam pelaksanaan pemeriksaan
serta penyusunan laporan hasil
pemeriksaan, pemeriksa wajib
menggunakan kemahiran
profesionalnya secara cermat
dan seksama
Dua standar ini baik PSA maupun SPKN
sama-sama menekankan pada kemahiran
profesional yang didalamnya juga terdapat
salah satunya sikap profesional skeptism,
sehingga baik dalam penjabaran maupun
pernyataannya sendiri pada dasarnya tidak
berbeda jauh.
- Setiap organisasi pemeriksa
yang melaksanakan pemeriksaan
berdasarkan Standar
Pemeriksaan harus memiliki
sistem pengendalian mutu yang
memadai, dan sistem
pengendalian mutu tersebut
harus direviu oleh pihak lain
yang kompeten (pengendalian
mutu ekstern)
Dalam PSA hal ini tidak dimasukkan dan
diatur tersendiri pada Standar Profesional
Akuntan Publik di Pernyataan Standar
Pengendalian Mutu (PSPM) yang
dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan
Standar Pengendalian Mutu (IPSM)
Standar Pelaksanaan PSP 02 Keterangan
Pekerjaan harus
direncanakan dengan
sebaik-baiknya dan jika
digunakan tenaga asisten
harus disupervisi dengan
semestinya.
Pekerjaan harus direncanakan
dengan sebaik-baiknya dan jika
digunakan tenaga asisten harus
disupervisi dengan semestinya.
PSP 02 di tiga poin pertama merupakan
adopsi dari IAI sehingga pernyataan ini
sama dengan apa yang diterapkan oleh
IAI. Perbedaan antara PSA dan PSP ini
terletak pada dimana SPKN
menambahkan beberapa poin lagi
sehingga terlihat bahwa BPK mengetatkan
aturan bagi para pemeriksanya dalam
melaksanakan tugas karena tahap-tahap
seperti komunikasi pemeriksa dengan
klien pada awal pemeriksaan jamak
dilakukan oleh auditor publik tanpa perlu
dimasukkan dalam PSA. Akuntan publik
atau pihak lainnya yang bekerja untuk dan
atas nama BPK akan sedikit mengalami
benturan dimana terdapat dua pernyataan
standar dari BPK dan IAI.
Pemahaman yang
memadai atas
pengendalian intern harus
diperoleh untuk
merencanakan audit2 dan
menentukan sifat, saat,
dan lingkup pengujian
yang akan dilakukan.
Pemahaman yang memadai atas
pengendalian intern harus
diperoleh untuk merencanakan
audit2 dan menentukan sifat,
saat, dan lingkup pengujian yang
akan dilakukan.
Bukti audit yang
kompeten harus diperoleh
melalui inspeksi,
pengamatan, pengajuan
pertanyaan, dan
konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk
menyatakan pendapat
atas laporan keuangan
yang diaudit.
Bukti audit yang kompeten
harus diperoleh melalui
inspeksi, pengamatan,
pengajuan pertanyaan, dan
konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan
yang diaudit.
Pemeriksa harus
mengkomunikasikan informasi
yang berkaitan dengan sifat,
saat, lingkup pengujian,
pelaporan yang direncanakan,
dan tingkat keyakinan kepada
manajemen entitas yang
diperiksa dan atau pihak yang
meminta pemeriksaan
Komunikasi pemeriksa dengan klien pada
awal pemeriksaan jamak dilakukan oleh
auditor publik tanpa perlu dimasukkan
dalam PSA, namun dalam konteks
pemeriksaan pemerintah hal ini
diperlukan karena terkait dengan perlunya
panduan tindakan auditor sehingga bila
terdapat masalah dikemudian hari dapat
ditelisik apakah auditor bertindak sesuai
standar atau tidak, apalagi dalam kasus-
kasus tertentu terdapat komunikasi yang
harus dilakukan secara tertulis
Pemeriksa harus
mempertimbangkan hasil
pemeriksaan sebelumnya serta
tindak lanjut atas rekomendasi
yang signifikan dan berkaitan
dengan tujuan pemeriksaan yang
sedang dilaksanakan
Hal ini perlu karena dalam penjelasan
disebutkan bahwa manajemen dapat
memperoleh sanksi bila tindak lanjut atas
rekomendasi tidak dijalankan, apalagi hal
ini terkait peraturan perundangan yang
berlaku. Hal ini juga jamak dilakukan
oleh auditor swasta, walaupun tidak
tercantum pada pernyataan standar,
walaupun penekanannya berbeda dimana
auditor swasta tidak menekankan pada
peraturan perundangan untuk manajemen
Pemeriksa harus merancang
pemeriksaan untuk memberikan
keyakinan yang memadai guna
mendeteksi salah saji material
yang disebabkan oleh
ketidakpatuhan terhadap
ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berpengaruh
langsung dan material terhadap
penyajian laporan keuangan.
Jika informasi tertentu menjadi
perhatian pemeriksa,
diantaranya informasi tersebut
memberikan bukti yang
berkaitan dengan penyimpangan
dari ketentuan peraturan
perundang-undangan yang
berpengaruh material tetapi
tidak langsung berpengaruh
terhadap kewajaran penyajian
laporan keuangan, pemeriksa
Audit tentang kecurangan juga terdapat
pada audit swasta walaupun tidak
dinyatakan dalam PSA. Hal yang paling
mendasar dalam perbedaan PSP dan PSA
ini dalam pernyataan ini adalah pada
peraturan perundangan yang dijadikan
salah satu dasar penentuan apakah
terdapat penyimpangan dan
ketidakpatutan dalam temuan
pemeriksaan.
harus menerapkan prosedur
pemeriksaan tambahan untuk
memastikan bahwa
penyimpangan dari ketentuan
peraturan perundang-undangan
telah atau akan terjadi.
Pemeriksa harus waspada pada
kemungkinan adanya situasi
dan/atau peristiwa yang
merupakan indikasi kecurangan
dan/atau ketidakpatutan dan
apabila timbul indikasi tersebut
serta PSP 02 Standar
Pelaksanaan Pemeriksaan
Keuangan berpengaruh
signifikan terhadap kewajaran
penyajian laporan keuangan,
pemeriksa harus menerapkan
prosedur pemeriksaan tambahan
untuk memastikan bahwa
kecurangan dan/atau
ketidakpatutan telah terjadi dan
menentukan dampaknya
terhadap kewajaran penyajian
laporan keuangan.
Pemeriksa harus merencanakan
dan melaksanakan prosedur
pemeriksaan untuk
mengembangkan unsur-unsur
temuan pemeriksaan
Penekanan PSP ini lebih pada penekanan
pada perlunya ada standar yang detail
dalam rangka memberikan kerangka kerja
yang lengkap dan dalam untuk pemeriksa
agar terdapat payung hukum yang kuat
bila ditemukan unsur-unsur temuan
pemeriksaan yang dapat dikembangkan,
agar entitas yang diperiksa tidak dapat
beralasan tidak ada dasaar bagi pemeriksa
untuk mengembangkan temuan
pemeriksaan.
Pemeriksa harus mempersiapkan
dan memelihara dokumentasi
pemeriksaan dalam bentuk
kertas kerja pemeriksaan.
Dokumentasi pemeriksaan yang
berkaitan dengan perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan
pemeriksaan harus berisi
informasi yang cukup untuk
memungkinkan pemeriksa yang
berpengalaman, tetapi tidak
mempunyai hubungan dengan
pemeriksaan tersebut dapat
memastikan bahwa dokumentasi
pemeriksaan tersebut dapat
menjadi bukti yang mendukung
pertimbangan dan simpulan
pemeriksa. Dokumentasi
pemeriksaan harus mendukung
opini, temuan, simpulan dan
rekomendasi pemeriksaan
Penekanan PSP ini lebih pada penekanan
pada perlunya ada standar yang detail
dalam rangka memberikan kerangka kerja
yang lengkap dan dalam untuk pemeriksa
agar terdapat payung hukum yang kuat
bila terdapat kasus hukum yang
melibatkan hasil pemeriksaan.
Dokumentasi yang kuat merupakan
senjata utama yang dapat digunakan
pemeriksa dalam menguatkan posisi
dirinya dan BPK.
Standar Pelaporan PSP 03 Keterangan
Laporan audit harus
menyatakan apakah
laporan keuangan
disajikan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang
berlaku umum di
Indonesia atau prinsip
akuntansi yang lain yang
Laporan audit harus menyatakan
apakah laporan keuangan
disajikan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia atau prinsip akuntansi
yang lain yang berlaku secara
komprehensif.
PSP 02 di tiga poin pertama merupakan
adopsi dari IAI sehingga pernyataan ini
sama dengan apa yang diterapkan oleh
IAI. Perbedaan antara PSA dan PSP ini
terletak pada dimana SPKN
menambahkan beberapa poin lagi
sehingga terlihat bahwa BPK mengetatkan
aturan bagi para pemeriksanya dalam
berlaku secara
komprehensif.
melaksanakan tugas karena tahap-tahap
seperti komunikasi pemeriksa dengan
klien pada awal pemeriksaan jamak
dilakukan oleh auditor publik tanpa perlu
dimasukkan dalam PSA. Namun,
kelemahan standar ini adalah dimana
standar pelaporan informasi rahasia yang
terkait dengan rahasia negara belum
didukung dengan punishment/ sanksi yang
tegas terhadap pihak yang bertanggung
jawab dalam melakukan pembocoran
infomasi tersebut
Laporan auditor harus
menunjukkan, jika ada,
ketidakkonsistenan
penerapan prinsip
akuntansi dalam
penyusunan laporan
keuangan periode
berjalan dibandingkan
dengan penerapan prinsip
akuntansi tersebut dalam
periode sebelumnya.
Laporan auditor harus
menunjukkan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan
prinsip akuntansi dalam
penyusunan laporan keuangan
periode berjalan dibandingkan
dengan penerapan prinsip
akuntansi tersebut dalam periode
sebelumnya.
Pengungkapan informatif
dalam laporan keuangan
harus dipandang
memadai, kecuali
dinyatakan lain dalam
laporan audit.
Pengungkapan informatif dalam
laporan keuangan harus
dipandang memadai, kecuali
dinyatakan lain dalam laporan
audit.
Laporan auditor harus
memuat suatu pernyataan
pendapat mengenai
laporan keuangan secara
keseluruhan atau suatu
asersi bahwa pernyataan
demikian tidak dapat
diberikan. Jika pendapat
secara keseluruhan tidak
dapat diberikan maka
alasannya harus
dinyatakan. Dalam hal
nama auditor dikaitkan
dengan laporan
keuangan, laporan auditor
Laporan auditor harus memuat
suatu pernyataan pendapat
mengenai laporan keuangan
secara keseluruhan atau suatu
asersi bahwa pernyataan
demikian tidak dapat diberikan.
Jika pendapat secara
keseluruhan tidak dapat
diberikan maka alasannya harus
dinyatakan. Dalam hal nama
auditor dikaitkan dengan laporan
keuangan, laporan auditor harus
memuat petunjuk yang jelas
mengenai sifat pekerjaan audit
yang dilaksanakan, jika ada, dan
harus memuat petunjuk
yang jelas mengenai sifat
pekerjaan audit yang
dilaksanakan, jika ada,
dan tingkat tanggung
jawab yang dipikul
auditor.
tingkat tanggung jawab yang
dipikul auditor.
Laporan hasil pemeriksaan harus
menyatakan bahwa pemeriksaan
dilakukan sesuai dengan Standar
Pemeriksaan
Laporan auditor swasta bentuk formalnya
juga telah mencantumkan bahwa laporan
mengacu pada standar pemeriksaan,
sehingga walaupun tidak dicantumkan
dalam pernyataan, hal ini juga merupakan
hal yang wajib dilakukan oleh auditor
pada umumnya. Penekanan dalam SPKN
adalah untuk memberikan dasar dan
payung hukum yang kuat bagi auditornya
Laporan hasil pemeriksaan atas
laporan keuangan harus
mengungkapkan bahwa
pemeriksa telah melakukan
pengujian atas kepatuhan
terhadap ketentuan peraturan
perundang-undangan yang
berpengaruh langsung dan
material terhadap penyajian
laporan keuangan
Auditor swasta tidak perlu (kecuali
diminta) melakukan pengujian atas
kepatuhan terhadap ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berpengaruh
langsung dan material dalam laporan
keuangan. Hal ini yang membedakan
antara PSP dan PSA dimana pengujian
kepatuhan terhadap peraturan
perundangan menjadi wajib dilakukan.
Laporan atas pengendalian
intern harus mengungkapkan
kelemahan dalam pengendalian
intern atas pelaporan keuangan
yang dianggap sebagai “kondisi
yang dapat dilaporkan”
Kondisi yang dapat dilaporkan sudah
ditentukan dalam PSP sehingga kondisi
untuk pengendalian intern ini terbatas
pada apa yang dinyatakan, dan hal ini
berbeda bila di swasta dimana auditor
yang menilai apakah pengendalian intern
perlu dilaporkan atau tidak.
Laporan hasil pemeriksaan yang Hal ini perlu dalam pemeriksaan
memuat adanya kelemahan
dalam pengendalian intern,
kecurangan, penyimpangan dari
ketentuan peraturan perundang-
undangan, dan ketidakpatutan,
harus dilengkapi tanggapan dari
pimpinan atau pejabat yang
bertanggung jawab pada entitas
yang diperiksa mengenai temuan
dan rekomendasi serta tindakan
koreksi yang direncanakan
keuangan negara dimana dengan aturan
keuangan yang lebih ketat memerlukan
tindak lanjut yang konkrit dalam
penyelesaian temuan pemeriksaan
sehingga temuan pemeriksaan dan
rekomendasi mutlak dilaksanakan. Hal ini
berbeda dengan di swasta dimana auditor
sampai pada batas pemberian
rekomendasi dan opini saja, sedangkan
wewenang pengawasan pelaksanaan atas
rekomendasi bukan di tangan auditor dan
auditor tidak perlu “memaksa”
perlaksanaan rekomendasi. Selain itu,hal
ini perlu dilakukan auditor pemerintah
karena penekanan dalam SPKN adalah
untuk memberikan dasar dan payung
hukum yang kuat bagi auditornya apabila
ada masalah di kemudian hari
Informasi rahasia yang dilarang
oleh ketentuan peraturan
perundang-undangan untuk
diungkapkan kepada umum
tidak diungkapkan dalam
laporan hasil pemeriksaan.
Namun laporan hasil
pemeriksaan harus
mengungkapkan sifat informasi
yang tidak dilaporkan tersebut
dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang
menyebabkan tidak
dilaporkannya informasi
tersebut
Standar pelaporan informasi rahasia yang
terkait dengan rahasia negara belum
didukung dengan punishment/ sanksi yang
tegas terhadap pihak yang bertanggung
jawab dalam melakukan pembocoran
infomasi tersebut
Laporan hasil pemeriksaan Laporan audit pada pihak auditor swasta
diserahkan kepada lembaga
perwakilan, entitas yang
diperiksa, pihak yang
mempunyai kewenangan untuk
mengatur entitas yang diperiksa,
pihak yang bertanggung jawab
untuk melakukan tindak lanjut
hasil pemeriksaan, dan kepada
pihak lain yang diberi
wewenang untuk menerima
laporan hasil pemeriksaan sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang 31
berlaku
hanya diserahkan pada komite
audit/pemilik perusahaan, sedangkan
dalam laporan hasil pemeriksaan SPKN
diserahkan ke beberapa pihak sesuai
aturan sehingga kewajiban auditor tidak
hanya kepada BPK saja sebagai pemberi
tugas,namun juga pada pihak-pihak yang
telah ditentukan.