tugas perbedaan spkn dan spap

21
SPKN dan SPAP TUGAS Disusun oleh: Eni Waradhuari (142120116) Dita Nurika Safitri (142120117) Wakhid Ian Pratama (142120123) PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

Upload: ianpratama20

Post on 26-Dec-2015

760 views

Category:

Documents


90 download

DESCRIPTION

Kendala Penerapan SPKNDalam penerapannya ada beberapa kendala yang ditemui oleh penulis, antara lain :• Pelaksanaan peer review yang diatur dalam standar umum belum direncanakan secara konsisten dan hasilnya tidak dipublikasikan secara luas• Akuntan publik yang melakukan pemeriksaan atas nama BPK akan mengalami kesulitan karena adanya dua standar yang mengikat• Penetapan kriteria pelaksanaan pemeriksaan kinerja ditetapkan oleh pemeriksa pada saat menjelang proses pemeriksaan bisa mengakibatkan pemeriksaan menjadi tidak obyektif karena bisa terjadi ketidaksingkronan dengan sasaran kinerja yang ditetapkan oleh obyek pemeriksaan• Standar pelaporan informasi rahasia belum didukung dengan sanksi yang tegas terhadap pihak yang bertanggung jawab atas pembocoran infomasi tersebut. Contoh terbaru adalah kebocoran hasil temuan audit investigasi atas kasus bank century tidak jelas proses pencarian pihak yg bertanggungjawab atas kebocoran informasi tersebut.

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Perbedaan SPKN Dan SPAP

SPKN dan SPAP

TUGAS

Disusun oleh:

Eni Waradhuari (142120116)

Dita Nurika Safitri (142120117)

Wakhid Ian Pratama (142120123)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2014/2015

Page 2: Tugas Perbedaan SPKN Dan SPAP

Perbedaan SPKN dan SPAP

SPKN SPAP

Ruang Lingkup Berlaku bagi pemeriksa BPK

ataupun kantor akuntan public

yang melakukan kegiatan

pemeriksaan pengelolaan

keuangan negara

Berlaku bagi seluruh akuntan

publik dalam melakukan

kegiatan pelayanan jasa di

sektor swasta

2. Kegiatan yang

diatur

Pemeriksaan keuangan

Pemeriksaan Kinerja

Pemeriksaan dengan tujuan

tertentu

Auditing

Atestasi

Akuntansi dan review

Konsultasi

Dalam hal ini SPAP memiliki pengaturan lingkup bidang yang

lebih luas daripada SPKN

3. Pengendalian Mutu Hanya sedikit disinggung

dalam standar umum

diatur secara khusus dalam

suatu kumpulan standar

tersendiri

4. Standar

pelaksanaan

adanya perencanaan dan

supervisi

pemahaman atas SPI

perolehan bukti yang kompeten

pengkomunikasian infomasi

oleh pemeriksa

pertimbangan hasil

pemeriksaan sebelumnya

merancang pemeriksaan untuk

mendeteksi adanya

penyimpangan, kecurangan dan

ketidakpatutan

pengembangan temuan

pendokumentasian proses

pemeriksaan

Pada standar auditing dalam

SPAP standar pelaksanaan

meliputi :

adanya perencanaan dan

supervise

Pemahaman atas SPI

Perolehan bukti yang kompeten

SPKN mengadopsi standar pelaksanaan yang terdapat pada

Page 3: Tugas Perbedaan SPKN Dan SPAP

standar auditing SPAP dengan memberikan beberapa tambahan

5. Standar Pelaporan Pengungkapan prinsip

akuntansi yang digunakan

Pengungkapan atas penerapan

prnsip akuntansi yang

digunakan

Pengungkapan informatif atas

laporan yang diperiksa harus

memadai

Pernyataan pemeriksa atas

keseluruhan hasil pemeriksaan

Peryataan kepatuhan terhadap

standar pemeriksaan

Pelaporan tentang kepatuhan

terhadap Undang Undang

Pelaporan kondisi SPI obyek

pemeriksaan

Pelaporan Tanggapan dari

Pejabat yang bertanggungjawab

Pelaporan mengenai informasi

rahasia

Penerbitan dan Pendistribusian

laporan

Pada standar auditing SPAP

standar pelaporannya adalah :

Pengungkapan prinsip

akuntansi yang digunakan

Pengungkapan atas penerapan

prnsip akuntansi yang

digunakan

Pengungkapan informatif atas

laporan yang diperiksa harus

memadai

Pernyataan pemeriksa atas

keseluruhan hasil pemeriksaan

SPKN mengadopsi standar pelaporan dalam standar auditing

dalam SPAP dengan memberikan beberapa tambahan

Kendala Penerapan SPKN

Dalam penerapannya ada beberapa kendala yang ditemui oleh penulis, antara lain :

Pelaksanaan peer review yang diatur dalam standar umum belum direncanakan secara konsisten

dan hasilnya tidak dipublikasikan secara luas

Akuntan publik yang melakukan pemeriksaan atas nama BPK akan mengalami kesulitan karena

adanya dua standar yang mengikat

Page 4: Tugas Perbedaan SPKN Dan SPAP

Penetapan kriteria pelaksanaan pemeriksaan kinerja ditetapkan oleh pemeriksa pada saat

menjelang proses pemeriksaan bisa mengakibatkan pemeriksaan menjadi tidak obyektif karena

bisa terjadi ketidaksingkronan dengan sasaran kinerja yang ditetapkan oleh obyek pemeriksaan

Standar pelaporan informasi rahasia belum didukung dengan sanksi yang tegas terhadap pihak

yang bertanggung jawab atas pembocoran infomasi tersebut. Contoh terbaru adalah kebocoran

hasil temuan audit investigasi atas kasus bank century tidak jelas proses pencarian pihak yg

bertanggungjawab atas kebocoran informasi tersebut.

Perbandingan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara

(SPKN)

Pernyataan Standar Audit

(IAI)

Pernyataan Standar Pemeriksaan

(SPKN)

Keterangan

Standar Umum PSP 01

Audit harus dilaksanakan

oleh seorang atau lebih

yang memiliki keahlian

dan pelatihan teknis yang

cukup sebagai auditor.

Pemeriksa secara kolektif harus

memiliki kecakapan profesional

yang memadai untuk

melaksanakan tugas

pemeriksaan

Dalam SPKN auditor lebih ditekankan

pada kemampuan auditor dalam

pelaksanaan tugas, sedangakan dalam

standar umum auditor ditekankan paling

tidak memiliki pendidikan formal tentang

audit dan akuntansi. Tanggung jawab

organisasi pemeriksa dalam memastikan

personil berkualitas dalam pelaksanaan

tugas menurut SPKN lebih ditekankan

dan SPKN lebih detail dalam

menjabarkan mengenai kecakapan

profesional termasuk dalam jenjang

persyaratan pendidikan berkelanjutan

yang harus ditempuh oleh auditor

pemerintah dimana salah satunya

menuliskan setiap 2 tahun harus

menyelesaikan paling tidak 80 jam

pendidikan yang secara langsung

meningkatkan kecakapan profesional

pemeriksa untuk melaksanakan

Page 5: Tugas Perbedaan SPKN Dan SPAP

pemeriksaan.

Dalam semua hal yang

berhubungan

dengan perikatan, indepe

ndensi dalam sikap

mental harus

dipertahankan oleh

auditor.

Dalam semua hal yang berkaitan

dengan pekerjaan pemeriksaan,

organisasi pemeriksa dan

pemeriksa, harus bebas dalam

sikap mental dan penampilan

dari gangguan pribadi, ekstern,

dan organisasi yang dapat

mempengaruhi independensinya

Pada dasarnya untuk sikap mental

independensi mutlak diperlukan oleh

auditor dan hal itu dinyatakan dalam

masing-masing pernyataan baik dalam

SPKN ataupun PSA. Sehingga pernyataan

ini tidak jauh berbeda dan tetap berintikan

pada kata independensi auditor.

Independen sendiri secara garis besar

yang wajib dimiliki auditor adalah

independent in appearance, in fact, dan in

mind. Hal ini tidak dijabarkan dalam

SPKN dan lebih memfokuskan bagaimana

gangguan yang mungkin terjadi dalam

rangka menggoyang independensi auditor

Dalam pelaksanaan audit

dan penyusunan

laporannya, auditor wajib

menggunakan

kemahiran profesionalnya 

dengan cermat dan

seksama

Dalam pelaksanaan pemeriksaan

serta penyusunan laporan hasil

pemeriksaan, pemeriksa wajib

menggunakan kemahiran

profesionalnya secara cermat

dan seksama

Dua standar ini baik PSA maupun SPKN

sama-sama menekankan pada kemahiran

profesional yang didalamnya juga terdapat

salah satunya sikap profesional skeptism,

sehingga baik dalam penjabaran maupun

pernyataannya sendiri pada dasarnya tidak

berbeda jauh.

- Setiap organisasi pemeriksa

yang melaksanakan pemeriksaan

berdasarkan Standar

Pemeriksaan harus memiliki

sistem pengendalian mutu yang

memadai, dan sistem

pengendalian mutu tersebut

harus direviu oleh pihak lain

yang kompeten (pengendalian

mutu ekstern)

Dalam PSA hal ini tidak dimasukkan dan

diatur tersendiri pada Standar Profesional

Akuntan Publik di Pernyataan Standar

Pengendalian Mutu (PSPM) yang

dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan

Standar Pengendalian Mutu (IPSM)

Standar Pelaksanaan PSP 02 Keterangan

Page 6: Tugas Perbedaan SPKN Dan SPAP

Pekerjaan harus

direncanakan dengan

sebaik-baiknya dan jika

digunakan tenaga asisten

harus disupervisi dengan

semestinya.

Pekerjaan harus direncanakan

dengan sebaik-baiknya dan jika

digunakan tenaga asisten harus

disupervisi dengan semestinya.

PSP 02 di tiga poin pertama merupakan

adopsi dari IAI sehingga pernyataan ini

sama dengan apa yang diterapkan oleh

IAI. Perbedaan antara PSA dan PSP ini

terletak pada dimana SPKN

menambahkan beberapa poin lagi

sehingga terlihat bahwa BPK mengetatkan

aturan bagi para pemeriksanya dalam

melaksanakan tugas karena tahap-tahap

seperti komunikasi pemeriksa dengan

klien pada awal pemeriksaan jamak

dilakukan oleh auditor publik tanpa perlu

dimasukkan dalam PSA. Akuntan publik

atau pihak lainnya yang bekerja untuk dan

atas nama BPK akan sedikit mengalami

benturan dimana terdapat dua pernyataan

standar dari BPK dan IAI.

Pemahaman yang

memadai atas

pengendalian intern harus

diperoleh untuk

merencanakan audit2 dan

menentukan sifat, saat,

dan lingkup pengujian

yang akan dilakukan.

Pemahaman yang memadai atas

pengendalian intern harus

diperoleh untuk merencanakan

audit2 dan menentukan sifat,

saat, dan lingkup pengujian yang

akan dilakukan.

Bukti audit yang

kompeten harus diperoleh

melalui inspeksi,

pengamatan, pengajuan

pertanyaan, dan

konfirmasi sebagai dasar

memadai untuk

menyatakan pendapat

atas laporan keuangan

yang diaudit.

Bukti audit yang kompeten

harus diperoleh melalui

inspeksi, pengamatan,

pengajuan pertanyaan, dan

konfirmasi sebagai dasar

memadai untuk menyatakan

pendapat atas laporan keuangan

yang diaudit.

Pemeriksa harus

mengkomunikasikan informasi

yang berkaitan dengan sifat,

saat, lingkup pengujian,

pelaporan yang direncanakan,

dan tingkat keyakinan kepada

manajemen entitas yang

diperiksa dan atau pihak yang

meminta pemeriksaan

Komunikasi pemeriksa dengan klien pada

awal pemeriksaan jamak dilakukan oleh

auditor publik tanpa perlu dimasukkan

dalam PSA, namun dalam konteks

pemeriksaan pemerintah hal ini

diperlukan karena terkait dengan perlunya

panduan tindakan auditor sehingga bila

terdapat masalah dikemudian hari dapat

ditelisik apakah auditor bertindak sesuai

standar atau tidak, apalagi dalam kasus-

Page 7: Tugas Perbedaan SPKN Dan SPAP

kasus tertentu terdapat komunikasi yang

harus dilakukan secara tertulis

Pemeriksa harus

mempertimbangkan hasil

pemeriksaan sebelumnya serta

tindak lanjut atas rekomendasi

yang signifikan dan berkaitan

dengan tujuan pemeriksaan yang

sedang dilaksanakan

Hal ini perlu karena dalam penjelasan

disebutkan bahwa manajemen dapat

memperoleh sanksi bila tindak lanjut atas

rekomendasi tidak dijalankan, apalagi hal

ini terkait peraturan perundangan yang

berlaku. Hal ini juga jamak dilakukan

oleh auditor swasta, walaupun tidak

tercantum pada pernyataan standar,

walaupun penekanannya berbeda dimana

auditor swasta tidak menekankan pada

peraturan perundangan untuk manajemen

Pemeriksa harus merancang

pemeriksaan untuk memberikan

keyakinan yang memadai guna

mendeteksi salah saji material

yang disebabkan oleh

ketidakpatuhan terhadap

ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berpengaruh

langsung dan material terhadap

penyajian laporan keuangan.

Jika informasi tertentu menjadi

perhatian pemeriksa,

diantaranya informasi tersebut

memberikan bukti yang

berkaitan dengan penyimpangan

dari ketentuan peraturan

perundang-undangan yang

berpengaruh material tetapi

tidak langsung berpengaruh

terhadap kewajaran penyajian

laporan keuangan, pemeriksa

Audit tentang kecurangan juga terdapat

pada audit swasta walaupun tidak

dinyatakan dalam PSA. Hal yang paling

mendasar dalam perbedaan PSP dan PSA

ini dalam pernyataan ini adalah pada

peraturan perundangan yang dijadikan

salah satu dasar penentuan apakah

terdapat penyimpangan dan

ketidakpatutan dalam temuan

pemeriksaan.

Page 8: Tugas Perbedaan SPKN Dan SPAP

harus menerapkan prosedur

pemeriksaan tambahan untuk

memastikan bahwa

penyimpangan dari ketentuan

peraturan perundang-undangan

telah atau akan terjadi.

Pemeriksa harus waspada pada

kemungkinan adanya situasi

dan/atau peristiwa yang

merupakan indikasi kecurangan

dan/atau ketidakpatutan dan

apabila timbul indikasi tersebut

serta PSP 02 Standar

Pelaksanaan Pemeriksaan

Keuangan berpengaruh

signifikan terhadap kewajaran

penyajian laporan keuangan,

pemeriksa harus menerapkan

prosedur pemeriksaan tambahan

untuk memastikan bahwa

kecurangan dan/atau

ketidakpatutan telah terjadi dan

menentukan dampaknya

terhadap kewajaran penyajian

laporan keuangan.

Pemeriksa harus merencanakan

dan melaksanakan prosedur

pemeriksaan untuk

mengembangkan unsur-unsur

temuan pemeriksaan

Penekanan PSP ini lebih pada penekanan

pada perlunya ada standar yang detail

dalam rangka memberikan kerangka kerja

yang lengkap dan dalam untuk pemeriksa

agar terdapat payung hukum yang kuat

bila ditemukan unsur-unsur temuan

pemeriksaan yang dapat dikembangkan,

agar entitas yang diperiksa tidak dapat

Page 9: Tugas Perbedaan SPKN Dan SPAP

beralasan tidak ada dasaar bagi pemeriksa

untuk mengembangkan temuan

pemeriksaan.

Pemeriksa harus mempersiapkan

dan memelihara dokumentasi

pemeriksaan dalam bentuk

kertas kerja pemeriksaan.

Dokumentasi pemeriksaan yang

berkaitan dengan perencanaan,

pelaksanaan, dan pelaporan

pemeriksaan harus berisi

informasi yang cukup untuk

memungkinkan pemeriksa yang

berpengalaman, tetapi tidak

mempunyai hubungan dengan

pemeriksaan tersebut dapat

memastikan bahwa dokumentasi

pemeriksaan tersebut dapat

menjadi bukti yang mendukung

pertimbangan dan simpulan

pemeriksa. Dokumentasi

pemeriksaan harus mendukung

opini, temuan, simpulan dan

rekomendasi pemeriksaan

Penekanan PSP ini lebih pada penekanan

pada perlunya ada standar yang detail

dalam rangka memberikan kerangka kerja

yang lengkap dan dalam untuk pemeriksa

agar terdapat payung hukum yang kuat

bila terdapat kasus hukum yang

melibatkan hasil pemeriksaan.

Dokumentasi yang kuat merupakan

senjata utama yang dapat digunakan

pemeriksa dalam menguatkan posisi

dirinya dan BPK.

Standar Pelaporan PSP 03 Keterangan

Laporan audit harus

menyatakan apakah

laporan keuangan

disajikan sesuai dengan

prinsip akuntansi yang

berlaku umum di

Indonesia atau prinsip

akuntansi yang lain yang

Laporan audit harus menyatakan

apakah laporan keuangan

disajikan sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia atau prinsip akuntansi

yang lain yang berlaku secara

komprehensif.

PSP 02 di tiga poin pertama merupakan

adopsi dari IAI sehingga pernyataan ini

sama dengan apa yang diterapkan oleh

IAI. Perbedaan antara PSA dan PSP ini

terletak pada dimana SPKN

menambahkan beberapa poin lagi

sehingga terlihat bahwa BPK mengetatkan

aturan bagi para pemeriksanya dalam

Page 10: Tugas Perbedaan SPKN Dan SPAP

berlaku secara

komprehensif.

melaksanakan tugas karena tahap-tahap

seperti komunikasi pemeriksa dengan

klien pada awal pemeriksaan jamak

dilakukan oleh auditor publik tanpa perlu

dimasukkan dalam PSA. Namun,

kelemahan standar ini adalah dimana

standar pelaporan informasi rahasia yang

terkait dengan rahasia negara belum

didukung dengan punishment/ sanksi yang

tegas terhadap pihak yang bertanggung

jawab dalam melakukan pembocoran

infomasi tersebut

Laporan auditor harus

menunjukkan, jika ada,

ketidakkonsistenan

penerapan prinsip

akuntansi dalam

penyusunan laporan

keuangan periode

berjalan dibandingkan

dengan penerapan prinsip

akuntansi tersebut dalam

periode sebelumnya.

Laporan auditor harus

menunjukkan, jika ada,

ketidakkonsistenan penerapan

prinsip akuntansi dalam

penyusunan laporan keuangan

periode berjalan dibandingkan

dengan penerapan prinsip

akuntansi tersebut dalam periode

sebelumnya.

Pengungkapan informatif

dalam laporan keuangan

harus dipandang

memadai, kecuali

dinyatakan lain dalam

laporan audit.

Pengungkapan informatif dalam

laporan keuangan harus

dipandang memadai, kecuali

dinyatakan lain dalam laporan

audit.

Laporan auditor harus

memuat suatu pernyataan

pendapat mengenai

laporan keuangan secara

keseluruhan atau suatu

asersi bahwa pernyataan

demikian tidak dapat

diberikan. Jika pendapat

secara keseluruhan tidak

dapat diberikan maka

alasannya harus

dinyatakan. Dalam hal

nama auditor dikaitkan

dengan laporan

keuangan, laporan auditor

Laporan auditor harus memuat

suatu pernyataan pendapat

mengenai laporan keuangan

secara keseluruhan atau suatu

asersi bahwa pernyataan

demikian tidak dapat diberikan.

Jika pendapat secara

keseluruhan tidak dapat

diberikan maka alasannya harus

dinyatakan. Dalam hal nama

auditor dikaitkan dengan laporan

keuangan, laporan auditor harus

memuat petunjuk yang jelas

mengenai sifat pekerjaan audit

yang dilaksanakan, jika ada, dan

Page 11: Tugas Perbedaan SPKN Dan SPAP

harus memuat petunjuk

yang jelas mengenai sifat

pekerjaan audit yang

dilaksanakan, jika ada,

dan tingkat tanggung

jawab yang dipikul

auditor.

tingkat tanggung jawab yang

dipikul auditor.

Laporan hasil pemeriksaan harus

menyatakan bahwa pemeriksaan

dilakukan sesuai dengan Standar

Pemeriksaan

Laporan auditor swasta bentuk formalnya

juga telah mencantumkan bahwa laporan

mengacu pada standar pemeriksaan,

sehingga walaupun tidak dicantumkan

dalam pernyataan, hal ini juga merupakan

hal yang wajib dilakukan oleh auditor

pada umumnya. Penekanan dalam SPKN

adalah untuk memberikan dasar dan

payung hukum yang kuat bagi auditornya

Laporan hasil pemeriksaan atas

laporan keuangan harus

mengungkapkan bahwa

pemeriksa telah melakukan

pengujian atas kepatuhan

terhadap ketentuan peraturan

perundang-undangan yang

berpengaruh langsung dan

material terhadap penyajian

laporan keuangan

Auditor swasta tidak perlu (kecuali

diminta) melakukan pengujian atas

kepatuhan terhadap ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berpengaruh

langsung dan material dalam laporan

keuangan. Hal ini yang membedakan

antara PSP dan PSA dimana pengujian

kepatuhan terhadap peraturan

perundangan menjadi wajib dilakukan.

Laporan atas pengendalian

intern harus mengungkapkan

kelemahan dalam pengendalian

intern atas pelaporan keuangan

yang dianggap sebagai “kondisi

yang dapat dilaporkan”

Kondisi yang dapat dilaporkan sudah

ditentukan dalam PSP sehingga kondisi

untuk pengendalian intern ini terbatas

pada apa yang dinyatakan, dan hal ini

berbeda bila di swasta dimana auditor

yang menilai apakah pengendalian intern

perlu dilaporkan atau tidak.

Laporan hasil pemeriksaan yang Hal ini perlu dalam pemeriksaan

Page 12: Tugas Perbedaan SPKN Dan SPAP

memuat adanya kelemahan

dalam pengendalian intern,

kecurangan, penyimpangan dari

ketentuan peraturan perundang-

undangan, dan ketidakpatutan,

harus dilengkapi tanggapan dari

pimpinan atau pejabat yang

bertanggung jawab pada entitas

yang diperiksa mengenai temuan

dan rekomendasi serta tindakan

koreksi yang direncanakan

keuangan negara dimana dengan aturan

keuangan yang lebih ketat memerlukan

tindak lanjut yang konkrit dalam

penyelesaian temuan pemeriksaan

sehingga temuan pemeriksaan dan

rekomendasi mutlak dilaksanakan. Hal ini

berbeda dengan di swasta dimana auditor

sampai pada batas pemberian

rekomendasi dan opini saja, sedangkan

wewenang pengawasan pelaksanaan atas

rekomendasi bukan di tangan auditor dan

auditor tidak perlu “memaksa”

perlaksanaan rekomendasi. Selain itu,hal

ini perlu dilakukan auditor pemerintah

karena penekanan dalam SPKN adalah

untuk memberikan dasar dan payung

hukum yang kuat bagi auditornya apabila

ada masalah di kemudian hari

Informasi rahasia yang dilarang

oleh ketentuan peraturan

perundang-undangan untuk

diungkapkan kepada umum

tidak diungkapkan dalam

laporan hasil pemeriksaan.

Namun laporan hasil

pemeriksaan harus

mengungkapkan sifat informasi

yang tidak dilaporkan tersebut

dan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang

menyebabkan tidak

dilaporkannya informasi

tersebut

Standar pelaporan informasi rahasia yang

terkait dengan rahasia negara belum

didukung dengan punishment/ sanksi yang

tegas terhadap pihak yang bertanggung

jawab dalam melakukan pembocoran

infomasi tersebut

Laporan hasil pemeriksaan Laporan audit pada pihak auditor swasta

Page 13: Tugas Perbedaan SPKN Dan SPAP

diserahkan kepada lembaga

perwakilan, entitas yang

diperiksa, pihak yang

mempunyai kewenangan untuk

mengatur entitas yang diperiksa,

pihak yang bertanggung jawab

untuk melakukan tindak lanjut

hasil pemeriksaan, dan kepada

pihak lain yang diberi

wewenang untuk menerima

laporan hasil pemeriksaan sesuai

dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang 31

berlaku

hanya diserahkan pada komite

audit/pemilik perusahaan, sedangkan

dalam laporan hasil pemeriksaan SPKN

diserahkan ke beberapa pihak sesuai

aturan sehingga kewajiban auditor tidak

hanya kepada BPK saja sebagai pemberi

tugas,namun juga pada pihak-pihak yang

telah ditentukan.