tugas perbaikan uts ptmba safiera amalia w 2010420167

6
1 PTMBARS Semester : 07 2014 Agustus-Desember purs[email protected] Tugas UTS Diskusi : 01 purs[email protected] Pengaruh Kegiatan Ibadah Umat Islam Terhadap Penataan Ruang di Masjid Safiera Amalia Wulandari NPM : 2010420167 / 5 ABSTRAK Suatu aktivitas pasti berhubungan dengan tempat yang mewadahi penyelenggaraan aktivitas tersebut. Aktivitas itu pun mempengaruhi kaidah perancangan wadah (enclosure) agar efisien dan tepat guna sesuai fungsinya. Salah satunya adalah kegiatan ibadah umat Islam di masjid. Pertama-tama perancang harus mengetahui apa saja kegiatan ibadah yang dilakukan di masjid. Kemudian, setelah mengetahui berbagai kegiatan ibadah yang dilakukan, kaji sifat dan kriteria aktivitas yang berlangsung. Selanjutnya, dapat diketahui layout ruangan masjid yang efisien untuk mewadahinya, juga sign apa saja yang menjadi pembentuk enclosurenya. Sebagai acuan, disertakan pula contoh ruangan masjid di Indonesia yang efisien untuk menyelenggarakan kegiatan ibadah yang berlangsung. Keywords: Masjid, Ibadah, Islam, Tatanan, Ruang PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Suatu wadah kegiatan (enclosure) dipengaruhi oleh kegiatan yang berlangsung di dalamnya. Posisi manusia, pemimpin kegiatan, dan variasi kegiatan mempengaruhi orientasi, besaran, dan tatanan ruangan tersebut. Dalam perancangan arsitektur, efisiensi ruangan merupakan salah satu aspek yang dijadikan acuan perancangan. Hal ini dikarenakan arsitektur merupakan media pemenuhan kebutuhan manusia sehingga perancangan enclosure harus berdasarkan efisiensi, entah bentuk, proporsi, maupun tatanan. Jika efisiensi ruangan telah tercapai, maka manusia dapat melaksanakan aktivitasnya dengan nyaman karena kenyamanan pengguna adalah salah satu tujuan perancangan arsitektur di samping keamanan dan kesehatan. Masjid merupakan suatu wadah kegiatan ibadah bagi umat muslim. Aktivitas yang terjadi di dalamnya bersifat sakral karena berhubungan dengan koneksi manusia dengan Tuhannya. Berbagai filosofi, aturan, dan kegiatan ibadah yang terjadi harus diperhatikan dalam perancangan masjid menjadikan perancangan tersebut bersifat spesifik. TUJUAN DAN MANFAAT Tujuan dari tulisan ini adalah menganalisa pengaruh kegiatan ibadah umat Islam terhadap perancangan masjid sehingga tercipta layout ruangan masjid yang efisien bagi terselenggaranya kegiatan, juga mengetahui sign apa saja yang menjadi pembentuk bangunan. Manfaat yang diperoleh bagi penulis adalah untuk memahami keterkaitan antara suatu kegiatan terhadap enclosure agar tercipta rancangan yang mengutamakan efisiensi ruang, dan memahami bagaimana suatu kegiatan berkaitan dengan sign pada bangunan. KASUS STUDI DAN METODA PEMBAHASAN Kasus studi yang dipilih adalah kegiatan ibadah umat Islam dalam memengaruhi bentuk masjid. Ibadah ini bersifat spesifik sehingga kebutuhan ruangnya pun harus direncanakan dengan baik agar tercapai efisiensi ruang. Dari segi bahasa kata ‘mesjid’ berasal dari kata benda bahasa Arab, yang artinya ‘tempat bersujud’. Mesjid menduduki posisi sentral dalam Islam dan kehidupan kaum Muslimin, tidak hanya dalam ibadah (shalat), tetapi dalam berbagai aspek kehidupan kaum muslimin. Masjid berperan sebagai salah satu simbol eksistensi keberadaan Islam. Sebuah masjid dirancang atas dasar kegiatan ibadah, aturan, dan filosofi. Kegiatan yang terjadi di masjid antara lain shalat (berjamaah), pengajian, dan ceramah. Kegiatan ibadah tersebut memiliki aturan tersendiri dalam pelaksanaannya. Seperti berikut ini: 1. Ibadah shalat harus menghadap kiblat 2. Ruangan luas tidak bersekat 3. Terdapat pemimpin shalat berjamaah yang diberi posisi khusus di masjid (mihrab)

Upload: safiera-amalia-wulandari

Post on 26-Sep-2015

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ptmba

TRANSCRIPT

  • 1

    PTMBARS Semester : 07

    2014 Agustus-Desember

    [email protected]

    Tugas UTS Diskusi : 01 [email protected]

    Pengaruh Kegiatan Ibadah Umat Islam Terhadap Penataan Ruang di Masjid

    Safiera Amalia Wulandari NPM : 2010420167 / 5

    ABSTRAK

    Suatu aktivitas pasti berhubungan dengan tempat yang mewadahi penyelenggaraan aktivitas tersebut. Aktivitas itu pun mempengaruhi kaidah perancangan wadah (enclosure) agar efisien dan tepat guna sesuai fungsinya. Salah satunya adalah kegiatan ibadah umat Islam di masjid. Pertama-tama perancang harus mengetahui apa saja kegiatan ibadah yang dilakukan di masjid. Kemudian, setelah mengetahui berbagai kegiatan ibadah yang dilakukan, kaji sifat dan kriteria aktivitas yang berlangsung. Selanjutnya, dapat diketahui layout ruangan masjid yang efisien untuk mewadahinya, juga sign apa saja yang menjadi pembentuk enclosurenya. Sebagai acuan, disertakan pula contoh ruangan masjid di Indonesia yang efisien untuk menyelenggarakan kegiatan ibadah yang berlangsung. Keywords: Masjid, Ibadah, Islam, Tatanan, Ruang

    PENDAHULUAN

    LATAR BELAKANG

    Suatu wadah kegiatan (enclosure) dipengaruhi oleh kegiatan yang berlangsung di dalamnya. Posisi manusia, pemimpin kegiatan, dan variasi kegiatan mempengaruhi orientasi, besaran, dan tatanan ruangan tersebut. Dalam perancangan arsitektur, efisiensi ruangan merupakan salah satu aspek yang dijadikan acuan perancangan. Hal ini dikarenakan arsitektur merupakan media pemenuhan kebutuhan manusia sehingga perancangan enclosure harus berdasarkan efisiensi, entah bentuk, proporsi, maupun tatanan. Jika efisiensi ruangan telah tercapai, maka manusia dapat melaksanakan aktivitasnya dengan nyaman karena kenyamanan pengguna adalah salah satu tujuan perancangan arsitektur di samping keamanan dan kesehatan.

    Masjid merupakan suatu wadah kegiatan ibadah bagi umat muslim. Aktivitas yang terjadi di dalamnya bersifat sakral karena berhubungan dengan koneksi manusia dengan Tuhannya. Berbagai filosofi, aturan, dan kegiatan ibadah yang terjadi harus diperhatikan dalam perancangan masjid menjadikan perancangan tersebut bersifat spesifik.

    TUJUAN DAN MANFAAT

    Tujuan dari tulisan ini adalah menganalisa pengaruh kegiatan ibadah umat Islam terhadap perancangan masjid sehingga tercipta layout ruangan masjid yang efisien bagi terselenggaranya kegiatan, juga mengetahui sign apa saja yang menjadi pembentuk bangunan.

    Manfaat yang diperoleh bagi penulis adalah untuk memahami keterkaitan antara suatu kegiatan terhadap enclosure agar tercipta rancangan yang mengutamakan efisiensi ruang, dan memahami bagaimana suatu kegiatan berkaitan dengan sign pada bangunan.

    KASUS STUDI DAN METODA PEMBAHASAN Kasus studi yang dipilih adalah kegiatan ibadah umat Islam dalam memengaruhi bentuk masjid. Ibadah ini bersifat spesifik sehingga kebutuhan ruangnya pun harus direncanakan dengan baik agar tercapai efisiensi ruang.

    Dari segi bahasa kata mesjid berasal dari kata benda bahasa Arab, yang artinya tempat bersujud. Mesjid menduduki posisi sentral dalam Islam dan kehidupan kaum Muslimin, tidak hanya dalam ibadah (shalat), tetapi dalam berbagai aspek kehidupan kaum muslimin. Masjid berperan sebagai salah satu simbol eksistensi keberadaan Islam.

    Sebuah masjid dirancang atas dasar kegiatan ibadah, aturan, dan filosofi. Kegiatan yang terjadi di masjid antara lain shalat (berjamaah), pengajian, dan ceramah. Kegiatan ibadah tersebut memiliki aturan tersendiri dalam pelaksanaannya. Seperti berikut ini:

    1. Ibadah shalat harus menghadap kiblat

    2. Ruangan luas tidak bersekat

    3. Terdapat pemimpin shalat berjamaah yang diberi posisi khusus di masjid (mihrab)

  • 2

    PTMBARS Semester : 07

    2014 Agustus-Desember

    [email protected]

    Tugas UTS Diskusi : 01 [email protected]

    4. Shalat berjamaah membentuk barisan yang disebut shaf

    5. Adanya pemisahan gender

    6. Ritual bersuci (wudhu) sebelum melaksanakan ibadah

    7. Kegiatan ceramah dipimpin seorang penceramah (khotib) yang berdiri di mimbar

    8. Adanya batas suci sebelum memasuki masjid

    9. Terdapat menara untuk menyuarakan adzan

    10. Kebutuhan ruang untuk pengurus masjid dan penyimpanan peralatan

    Sedangkan, secara filosofi, konsep Islam yang harus diterapkan di perancangan masjid adalah anti-mubazir. Yaitu, tidak berlebihan, mengutamakan efisiensi untuk mencapai hasil yang optimal. (Hadist Islam)

    Metoda pembahasannya adalah mengidentifikasi kegiatan dan gejala yang ada, menganalisa kegiatan yang terjadi, menganalisa kebutuhan ruang dan kriteria berdasarkan kegiatan tersebut, membuat rancangan layout enclosure, dan menginterpretasi kepada bangunan nyata dengan cara membandingkan dengan contoh bangunan masjid yang sudah ada. Salah satu masjid yang akan menjadi materi pembahasan pada penulisan ini adalah Masjid Al Irsyad, Padalarang.

    ANALISIS DAN HASILNYA Berbagai kegiatan yang dilaksanakan di masjid tidak lepas dari banyaknya kriteria kegiatan yang mempengaruhi. Analisa kegiatan ibadah di masjid, khususnya di Indonesia, adalah sebagai berikut:

    Arah kiblat berada di barat, maka orientasi jemaat adalah menghadap barat

    Imam shalat merupakan pemimpin kegiatan, maka posisinya berada di depan jemaat

    Jemaat membentuk barisan secara horizontal bernama shaf

  • 3

    PTMBARS Semester : 07

    2014 Agustus-Desember

    [email protected]

    Tugas UTS Diskusi : 01 [email protected]

    Antara area pria dan wanita diberi pembatas seperti tirai maupun pagar karena dalam Islam, wanita dan pria dilarang saling bersentuhan jika bukan muhrimnya.

    Sebelum melaksanakan ibadah, dilakukan ritual wudhu, yaitu membersihkan bagian tubuh dengan air mengalir. Area wudhu ini pun dipisahkan antara pria dan wanita

    Sebelum memasuki masjid, terdapat batas suci yang membatasi antara area luar dan dalam masjid. Jika sudah melewati batas suci, jemaat wajib untuk melepaskan alas kaki

    Dalam kegiatan ceramah, dipimpin oleh seorang khotib yang berdiri di mimbar menghadap ke jemaat. Posisinya berada di depan (biasanya dekat dengan mihrab) agar seluruh jemaat dapat memerhatikan isi ceramah dengan seksama

    Dalam kegiatan pengajian, biasanya dilaksanakan jemaat membentuk lingkaran dengan pemimpin pengajian (ustadz) berada di tengah lingkaran (orientasi memusat)

  • 4

    PTMBARS Semester : 07

    2014 Agustus-Desember

    [email protected]

    Tugas UTS Diskusi : 01 [email protected]

    Terdapat ruangan pelengkap di masjid berupa menara tempat diletakkannya pengeras suara, ruangan pengurus masjid, dan ruang penyimpanan peralatan

    Sedangkan, filosofi yang terdapat pada perancangan masjid adalah:

    Keterbukaan, seolah mengajak para umat untuk beribadah di dalamnya

    Mencerminkan koneksi antara Tuhan dan umatNya

    Selain itu, bentuk layout masjid pun tidak lepas dari sejarah peradaban masa lampau. Bentuk masjid yang hingga saat ini diaplikasikan adalah bentuk persegi (Arab style atau hypostyle) mengikuti bentuk awal masjid pada masa Abbasiyah dan Umayyah. Konsep Islam pun biasanya diterapkan dalam perancangan masjid, yaitu konsep anti-mubazir (tidak berlebihan) sehingga mengutamakan efisiensi ruang.

    Berdasarkan hal-hal tersebut, maka diketahui bahwa layout masjid yang paling efisien adalah sebagai berikut:

  • 5

    PTMBARS Semester : 07

    2014 Agustus-Desember

    [email protected]

    Tugas UTS Diskusi : 01 [email protected]

    Kemudian, dilakukan analisa terhadap bangunan masjid yang sudah ada.

    Masjid Al Irsyad, Padalarang

    Masjid ini berbentuk persegi berorientasi ke arah barat. Posisi mihrab dan mimbar berada di depan jemaat.

    Antara area shalat pria dan wanita dipisahkan oleh pembatas tirai.

    Konsep keterbukaan dan kontemplasi diwujudkan pada bagian barat masjid ini. Adanya sculpture berukir nama Tuhan sebagai sebuah simbol objek yang disembah. Suasana sunyi membuat jemaat konsentrasi (khusyuk) dalam beribadah, didukung oleh pencahayaan alami yang berasal dari arah barat, membuat jemaat seolah menuju ke lorong cahaya saat melaksanakan ibadah.

    Masjid Salman, Bandung

    Seperti pada masjid Al Irsyad, masjid ini pun berbentuk persegi. Seperti masjid di Jawa kuno, terdapat pendopo berupa teras di sekeliling bangunan, yang difungsikan untuk area berkumpul dan berkegiatan seperti pengajian, diskusi keagamaan, dll. Dengan adanya pendopo, maka terdapat batas ruang kegiatan ibadah dan kegiatan keagamaan lainnya sehingga masing-masing kegiatan tersebut dapat berjalan dengan lancar tanpa saling mengganggu.

    Pemisahan area pria dan wanita, tempat wudhu, menara, dan ruang pengelola terdapat di masjid ini. Dari hal-hal tersebut, maka Masjid Al Irsyad dan Masjid Salman ini memenuhi kriteria layout masjid yang baik sehingga tercipta efisiensi yang diwujudkan dalam perancangannya. Tanda (sign) yang dihadirkan dalam bangunan adalah bentuk dan simbol. Keduanya merupakan bangunan dengan style modern. Walaupun tanpa kubah seperti masjid pada umumnya, bentuk bangunan bentang besar, tinggi bangunan, dan simbol pada elemen bangunan dapat merepresentasikan bangunan tersebut sebagai rumah ibadah umat Muslim.

    Masjid Raudhatul Rahman, Padang Tiji, Aceh

    Masjid ini berbentuk tempurung, dengan denah berbentuk lingkaran dan menggunakan struktur dome. Denahnya yang berbentuk lingkaran membuat ruang dalamnya kurang efektif karena kegiatan ibadah berlangsung dengan tatanan linear, bukan

  • 6

    PTMBARS Semester : 07

    2014 Agustus-Desember

    [email protected]

    Tugas UTS Diskusi : 01 [email protected]

    memusat. Sehingga di dalam ruangannya terdapat bagian-bagian yang tidak dapat digunakan.

    KESIMPULAN Berdasarkan analisa terhadap kegiatan ibadah yang terjadi di masjid, maka layout ruangan masjid yang baik dan mewadahi fungsi kegiatan secara efisien adalah berorientasi ke arah kiblat (barat), berbentuk persegi dengan posisi mimbar dan mihrab berada di depan, terdapat batas suci sebelum memasuki masjid, tersedia area wudhu, ruang pengelola, gudang, dan menara. Sign yang terdapat pada masjid ditunjukkan dari bentuknya (persegi), ornamen Islami, dan menara.

    Masjid Al Irsyad dan Masjid Salman merupakan contoh masjid berlanggam modern tidak mengikuti bentuk masjid kuno dan konvensional tetapi ditata dengan layout yang baik, sesuai dengan kaidah efisiensi fungsi dan ruang, juga memenuhi kebutuhan kegiatan ibadah yang berlangsung di dalamnya. Sedangkan, masjid Raudhatul Rahman tidak mencapai efisiensi tersebut dari bentuknya.

    REFERENSI id.wikipedia.org/wiki/Masjid

    Iskandar, M. Syaom B. 2004. Tradisionalitas dan Modernitas Tipologi Arsitektur Masjid. Dimensi Teknik Arsitektur Vol.. 32 No. 2:110-118

    Utami. 2013. Penerapan Konsep Islam pada Perancangan Masjid Salman ITB Bandung. Jurnal Reka Karsa ITENAS Vol. 01 No. 2

    Fanani, Achmad . 2009. Arsitektur Masjid. Jakarta : Bentang Pustaka

    Mihrab

    Shaf shalat

    Bagian yang tidak efektif