diktat psikodiagnostik iii w a w a n c a r adosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/... · 2019. 4....
TRANSCRIPT
DIKTAT PSIKODIAGNOSTIK III
W A W A N C A R A 2019
PERTEMUAN 1-6 (SEBELUM UTS)
DISUSUN OLEH: 1. Maharani Ardi Putri, MSi.Psikolog
2. Endro Puspo Wiroko, MSi. Psikolog 3. Dra. Diennyarti Tjokroprihatono, M.Psi.
4. Dinda Aisha M.Psi. 5. Dentia Kusmanto, M.Psi
DIGUNAKAN TERBATAS PADA
FAKULTAS PSIKOLOGI UP
1 | P a g e
BAGIAN I
AN INTERPERSONAL COMMUNICATION PROCESS
MATERI PEMBELAJARAN
A. Dua pihak dalam wawancara
➢ Setiap pihak terdiri dari individu yang unik dan kompleks.
➢ Latar belakang setiap individu mempengaruhi wawancara.
➢ Kedua belah pihak yang terlibat dalam waktu yang bersamaan saling bergantian dalam
berbicara dan mendengarkan
➢ Situasi dapat mempengaruhi hubungan yang dibangun: intimate, casual, distant, formal,
functional.
➢ Suasana yang terbangun dalam proses wawancara dapat mempengaruhi pergantian peran
➢ Berbagai dimensi yang dibangun dalam wawancara:
❖ Similarity → Sejumlah kesamaan dalam individual differences dapat membangun
kedekatan.
❖ Inclusion → Hubungan akan lebih terbangun ketika terjadi kolaborasi.
❖ Affection → Kita berinteraksi lebih luwes dengan orang yang kita sukai.
❖ Control→ Batasan hirarki dapat mengendalikan alur informasi dan pengungkapan
diri.
❖ Trust → Kepercayaan dapat meningkatkan kualitas hubungan dalam wawancara.
B. Pentingnya peran (role) dalam wawancara
➢ 2 pihak yang terlibat, dapat berganti peran
➢ Berdasarkan peran:
o Directive Approach
▪ Directive Approach mencakup antara lain: survei, perekrutan pegawai
▪ Kelebihan:
• Mudah dipelajari
• Memerlukan waktu lebih sedikit
• Memberikan kontrol pada interviewer
o Nondirective Approach
▪ Memungkinkan iter dan itee untuk saling berbagi kendali
▪ Nondirective Approach mencakup antara lain: jurnalistik, investigasi,
konseling, penilaian performa
▪ Kelebihan:
• Fleksibel dan adaptif
• Mendorong interviewee untuk memberikan lebih banyak informasi
o Combination Approach/ Kombinasi dari keduanya
2 | P a g e
▪ Bersikap fleksibel saat memilih pendekatan
▪ Hati-hati dalam memainkan peran, jangan sampai mendikte
C. Persepsi dari interviewer dan interviewee
➢ Persepsi terhadap diri sendiri
o Persepsi diri yang bersifat subyektif → melihat diri kita lebih penting dari apa yang
sebenarnya
o Persepsi diri dapat berubah sesuai keadaan/situasi tertentu
o Self esteem sangat terkait dengan self worth
o Perbedaan kultur?
➢ Persepsi dari pihak lain
o Bagaimana persepsi satu pihak ke pihak lainnya akan mempengaruhi bagaimana
masing-masing pihak bereaksi.
o Persepsi dapat berubah seiring berjalannya wawancara:
▪ Bagaimana wawancara dibuka dan diakhiri
▪ Sopan santun
▪ Interaksi verbal dan non verbal
▪ Pertanyaan yang diajukan dan jawaban yang diberikan
➢ Bagaimana pihak lain mempersepsikan kita
➢ Bagaimana pihak lain mempersepsikan dirinya
D. Interaksi dalam berkomunikasi
➢ Level dalam berinteraksi: level 1, 2, dan 3.
➢ Self disclosure: gender, culture.
➢ Interaksi verbal: multiple meanings, ambiguities, sound alikes, connotations, jargon, slang,
euphemisms, naming, power words, regional and role differences, gender differences, global
differences, reducing language problems.
➢ Interaksi non verbal: silence.
➢ Interaksi verbal dan non verbal bersinggungan.
➢ Tingkat interaksi:
A. Tingkat 1 → relatif aman
▪ Tidak mengungkapkan judgement, attitudes, feelings
▪ Bersifat umum dan hanya di “permukaan” saja
▪ Topik yang diangkat tidak bersifat “membahayakan”
B. Tingkat 2 → butuh trust & risk-taking
▪ Topik dapat bersifat personal, kontroversial, “membahayakan”
▪ Menggali lebih dalam akan beliefs, attitudes, values & positions.
▪ Respon yang diberikan antara “aman” dan tidak
C. Tingkat 3 →butuh keterbukaan tinggi
▪ Terkait dengan topik yang sangat personal dan kontroversial.
3 | P a g e
▪ Responden benar-benar “membuka” diri → perasaan, keyakinan, sikap dan
persepsi
➢ Komunikasi dalam wawancara adalah perpaduan antara verbal dan simbol nonverbal
➢ Perbedaan gender dan budaya.
➢ Pentingnya melakukan feedback.
o Feedback diperlukan untuk mengetahui apakah komunikasi berjalan dengan baik atau
tidak
o Feedback dapat bersifat
▪ Verbal → Argumen, ketidaksetujuan, tantangan dll
▪ Nonverbal → Ekspresi wajah, sikap tubuh, kontak mata dll)
o Kita dapat mengetahui feedback yang diberikan responden melalui observasi dan
mendengarkan (listening)
o Listening
▪ For comprehension
▪ For Empathy
▪ For Evaluation
▪ For Resolution
➢ Kemampuan mendengarkan: listening for comprehension, empathy, evaluation, resolution.
➢ Situasi wawancara: permulaan, persepsi, waktu, tempat, lingkungan sekitar, territoriality.
➢ Pengaruh luar (outside forces).
CARA MENGATASI PERMASALAHAN BAHASA
• Pilihlah kata/ kalimat dengan seksama
• Perluas wawasan kosa kata
• Aware terhadap pengucapan kata
• Perhatikan konteks kalimat
• Pelajari jargon-jargon yang dibutuhkan
• Update dengan perubahan bahasa
• Memahami hal-hal apa saja yang dapat mempengaruhi arti kata
4 | P a g e
5 | P a g e
INTERVIEW SITUATION
➢ Pengaturan wawancara dapat membantu kita untuk menciptakan situasi yang mendukung
terjadinya wawancara
➢ Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengatur wawancara:
o Persepsi
o Waktu pelaksanaan
o Tempat
o Lingkungan sekitar
o Teritorial → Faktor Kedekatan
➢ Beberapa Contoh Sitting Arrangement
6 | P a g e
BAGIAN II
PERTANYAAN & KEGUNAANNYA
JENIS PERTANYAAN
o OPEN-CLOSED
▪ OPEN QUESTIONS
– Luas, seringkali hanya menyatakan topiknya saja, lalu mem-biarkan responden secara
bebas memberikan informasi.
– Beberapa pertanyaan sangat terbuka
– Terdiri dari:
– Highly Open → Pertanyaan terbuka luas
– Moderately Open → Memiliki batasan tetapi masih memberikan ruang yang
cukup luas untuk menjawab
– Kelebihan:
Informasi yang diberikan responden sangat banyak, kadang2 kita mendapat infor-masi
yang sebelumnya tidak terpikir oleh kita untuk menanyakannya
– Kekurangan:
o Responden sering menjawab secara bertele-tele dengan memberikan informasi
yang tidak relevan dengan tujuan kita.
o Dengan jawaban yang panjang lebar, kita menjadi sulit untuk memilah-milah
mana informasi yang kita butuhkan mana yang tidak
o Responden juga bisa menahan informasi yang ia anggap sensitif atau tidak
relevan
▪ CLOSED QUESTIONS
– Bersifat membatasi dan bisa saja kita memberikan pilihan jawaban.
– Terdiri dari:
– Highly Closed → Menanyakan hal2 yang spesifik. Jawabannya hanya satu
saja.
– Moderately Closed → Responden memilih jawaban dari pilihan yang iter
berikan, biasa digunakan dalam survey, penilaian pegawai, dll. Jawaban bisa
lebih dari satu.
– Closed question may be bipolar → membatasi responden pada 2 pilihan
– Memilih jawaban → Apakah kamu junior atau senior?
– Memilih sikap → Apakah kamu setuju atau tidak dengan kenaikan BBM?
7 | P a g e
– Yes-No Respon → Apakah kamu tinggal di depok?
– Kelebihan:
– Bisa mengontrol dan memandu responden pada informasi yang spesifik sesuai
dengan yang dibutuhkan
– Dapat menanyakan lebih banyak hal, dalam lingkup yang lebih luas dengan
waktu yang sedikit.
– Jawaban mudah diberikan kode, direplikasi, dll
– Responden dapat mengelaborasi jawaban secara sukarela
– Kekurangan:
– Informasi yang didapat sangat sedikit, sehingga sering memerlukan
pertanyaan tambahan
– Tidak mengungkapkan mengapa seseorang bersikap tertentu atau membuat
suatu pilihan tertentu.
– Responden mendapat kebebasan untuk menyampaikan informasi yang kurang
relevan.
o PRIMARY – SECONDARY
▪ PRIMARY QUESTIONS :
Memperkenalkan topik atau suatu area baru dalam topik dan bisa berdiri sendiri walaupun
dikeluarkan dari dalam konteks
▪ SECONDARY QUESTIONS :
o Mencoba untuk menimbulkan informasi yang lebih jauh lagi mengikuti
primary questions atau secondary questions yang lain
o Disebut juga Probing atau Follow-up questions
o Diperlukan jika responden tidak memberikan respon terhadap pertanyaan, atau
memberikan jawaban secara tidak lengkap, superficial, samar-samar, tidak
relevan atau tidak akurat.
▪ Jenis Secondary Questions:
o Silent probes
o Jawaban tidak lengkap/ responden kelihatan ragu- ragu untuk meneruskan.
o Cara: tetap diam untuk beberapa saat, lalu dengan tanda nonverbal seperti kontak
mata, anggukan atau tanda- lain yang meminta agar responden meneruskan.
o Bisa menunjukkan respek untuk responden dan jawaban yang diberikannya.
o Bisa menghindari adanya sikap defensif dari responden
8 | P a g e
o Nudging probes
o Digunakan bila silent probe gagal dan kita perlu bicara untuk mendapatkan apa
yang kita butuhkan.
o Gunakan kata-kata yang singkat
o Ct: Baik.. Lalu?
o Hati-hati untuk tidak membuka primary question yang baru
o Clearinghouse probes
o Alat yang esensial ketika kita tidak yakin bahwa kita sudah mendapatkan semua
informasi yang kita butuhkan, tetapi kita sudah tidak mempunyai pertanyaan
spesifik yang akan kita tanyakan lagi.
o Ct: Apakah saya melewatkan sesuatu yang anda pikir penting?
o Informational probes
o Alat yang penting untuk mendapatkan informasi tambahan atau penjelasan.
o Mungkin karena jawaban yang diberikan superficial, samar - samar atau ambigu
dan kita ingin tahu lebih lanjut mengenai perasaan responden.
o Cth: Apa yang terjadi sesudah terompet berbunyi?
Jelaskan lebih lanjut mengenai....... (jika superficial)
o Restatement probes
o Kalau responden tidak menjawab pertanyaan kita, maka daripada membuat
secondary question yang baru, kita bisa mengulangi pertanyaan kita tetapi
misalnya dengan lebih menekankan pada point yang kita maksud.
o Cth: Mengapa menurut Anda kekasih Anda bisa begitu posesif pada Anda?
o Reflective probes
o Merefleksikan jawaban untuk meyakinkan bahwa kita sudah benar2 memahami
jawaban dari responden.
o Mirror probes
o Digunakan untuk meyakinkan kita mengerti serangkaian jawaban yang diberikan
oleh responden.
o Bukan merefleksikan jawaban, tetapi mengulangi jawaban responden semirip
mungkin.
o Apabila reflective & mirror digunakan dengan cara yang tepat, maka dapat
menghindari error yang disebabkan karena asumsi yang salah, kesalahan
memori, kesalahan interpretasi
9 | P a g e
o NEUTRAL - LEADING
o NEUTRAL:
❖ Tidak menjuruskan
❖ Cth: Apa pendapat anda mengenai peraturan baru ini?
o Leading :
o Menjuruskan
o Cth: Apa pendapat anda mengenai peraturan baru yang tidak masuk akal ini?
o Loaded Questions
❖ Menambahkan name calling atau memasukkan unsur perasaan/emosi
❖ Cth: Apakah kamu yakin kamu akan memilih dia sebagai pengganti Anda?
o Kesalahan2 yang sering terjadi
1. The Bipolar Trap
▪ Pertanyaan kita bisa dijawab hanya dengan ‘ya’ atau ‘tidak’ padahal kita
sebenarnya mau/perlu jawaban yang panjang lebar.
2. The Open-to-Closed Switch
▪ Muncul ketika kita menanyakan pertanyaan terbuka, tetapi sebelum itee merespon,
kita mengulangi pertanyaan kita dalam bentuk tertutup atau bipolar.
3. The Double-Barreled Inquisition
▪ Multiple questions → Kita menanyakan 2 atau lebih pertanyaan sekaligus pada waktu
yang bersamaan, dan bukannya satu pertanyaan yang jelas
▪ 4. The Leading Push
▪ Pertanyaan yang bersifat mengarahkan
5. The Guessing game
▪ Kita mengira-ngira jawaban, bukannya menanyakan pada responden.
6. The Yes (No) Response
▪ Muncul ketika itee & iter secara keliru menanyakan pertanyaan yang sebenarnya
sudah jelas jawabannya.
7. The Curious Probe
▪ Pertanyaan yang tidak relevan dengan tujuan awal, irrelevant
10 | P a g e
8. The Quiz Show
▪ Menguji pengetahuan responden mengenai area yang belum tentu dikuasai
9. The Don’t Ask Don’t Tell → Hindari pertanyaan-pertanyaan tabu
BAGIAN III
MENYUSUN PANDUAN WAWANCARA
PANDUAN WAWANCARA
• A carefully structured outline of topics and subtopics to be covered during an interview.
• Struktur dalam panduan wawancara berguna untuk memastikan pertanyaan iter sudah
meliputi seluruh area yang dibutuhkan sesuai tujuan wawancara
• Panduan wawancara berguna untuk memastikan bahwa semua pertanyaan yang disampaikan
oleh pewawancara sudah mencakup semua bidang yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan
wawancara.
• Panduan wawancara berisi topik, bukan hanya pertanyaan.
• Apa yang dibutuhkan dalam sebuah wawancara agar berjalan dengan baik?
• Kerjasama dari kedua belah pihak
• Bagaimana menumbuhkan kerjasama dari kedua belah pihak?
• Ada kepentingan bersama/ keinginan untuk terlibat
• Saling percaya
• Saling menghormati
STRUKTUR DALAM WAWANCARA
▪ OPENING THE INTERVIEW
▪ RAPPORT
Adalah suatu proses membangun hubungan antara interviewer & interviewee dengan
didasari niat baik dan rasa percaya → KETULUSAN
11 | P a g e
▪ ORIENT THE OTHER PARTY
Menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan proses wawancara (tujuan, lama, alasan
pemilihan sampel dll). Hindari asumsi yang terlalu jauh. Waspadai apabila anda tidak
memiliki asumsi → terlalu nyaman.
▪ OPENING TECHNIQUES..... (perlu ada kreativitas dalam penerapannya)
1. State The Purpose/ Utarakan tujuan
Contoh: “Melalui wawancara ini saya ingin mengetahui sikap Anda tentang banjir.”
2. Summarize a Problem/ Rangkum suatu masalah/fenomena
Contoh: “Berbagai fenomena ......... Saya merasa banjir ini mempengaruhi produktivitas
bekerja.”
3. Explain How The Problem Was Discovered/ Mengutarakan bagaimana masalah/ fenomena
ditemukan. Contoh: “Saya mendapat sejumlah fakta bahwa .............”
4. Offer an Incentive/ Reward / Menawarkan insentif/reward. Contoh: “Sebagai ucapan terima
kasih ....................”
5. Request for Advice/ Assistance / Meminta bantuan. Contoh: “Saya akan dengan senang hati
menerima masukan ...........”
6. Refer to The Known Position of Interviewee or Refer to Your Organization / Merujuk orang/
organisasi yang dikenal. Contoh: “Saya memahami posisi Anda sebagai ................”
7. Refer to The Person Who Send You to The Interviewee / Merujuk pada orang yang
mengirim/ memberikan rekomendasi. Contoh: “Menurut Professor saya, Anda ahli di
bidang............”
8. Request a Specific Amount of Time / Meminta sejumlah waktu. Contoh: “Apa Anda ada
waktu ....................”
9. Ask a Question / Memberikan pertanyaan sederhana
10. Kombinasikan pertanyaan-pertanyaan
Perhatikan Nonverbal Communication
12 | P a g e
– Territoriality → personal space, eye contact
– Appearance & Dress
– Touch
– Reading Nonverbal Communication
▪ THE BODY OF THE INTERVIEW
o Panduan dapat disusun berdasarkan:
• Topic
• Time
• Space
• Cause to Effect
• Problem-solution
– Mengembangkan Panduan Wawancara
– Bukan hanya serangkaian pertanyaan tapi mengarahkan kita pada topik tertentu.
– Membuat outline
– Urutan/ tahapan yang diperlukan adalah:
1. Topik : untuk mendeskripsikan topik/ subyek
2. Waktu : untuk menjelaskan kronologis
3. Tempat : untuk mengetahui letak
4. Sebab-Akibat
5. Pemecahan Masalah
– Jenis Tahapan Outline (untuk membantu membuat alur)
o Topical → berdasarkan topik tertentu. Cth mengenai reshuffle kabinet SBY. Outline
biasanya berupa 5W1H
o Time → berdasarkan kronologis. Cth. Wawancara tentang pertemuan BJ Habibie dengan
almarhumah istrinya
o Space → dibagi berdasarkan spasial. Cth. Bentuk ruang observasi yang baru dibangun
o Cause-to-effect →Contoh apa yang menyebabkan banyaknya wilayah Indonesia yang diakui
oleh Malaysia
o Problem-solution → wawancara antara dosen dan mahasiswa tentang kesulitan yang ditemui
di mata kuliah wawancara.
– Membuat Daftar Pertanyaan Wawancara
o A Nonscheduled Interview
o A Moderately Sheduled Interview
o A Highly Scheduled Interview
o A Highly Scheduled Standardized Interview
13 | P a g e
– Urutan pertanyaan
o Tunnel → serangkaian pertanyaan sederhana dari berbagai topik
o Funnel → dimulai dengan pertanyaan terbuka
o Inverted funnel → dimulai dengan pertanyaan tertutup, kemudian terbuka
o Combination
o Quintamensional desain
CLOSING
• Sama halnya seperti opening, maka closing adalah dialog bukan monolog.
• Jangan menyampaikan janji berlebihan.
• Law of recency → berhati-hatilah dalam menyampaikan sejumlah pernyataan terakhir.
• False closing mungkin terjadi ketika verbal dan sinyal nonverbal tidak sejalan.
• Fungsi:
• Signals berhentinya proses wawancara
• Mengekspresikan suportifitas dan meninggalkan kesan positif
• Membuat kesimpulan dari wawancara → menunjukkan pemahaman kita.
• Dalam menutup tetap terjadi dialog.
• Jangan terburu-buru → The Law of Recency
• Closing Techniques:
• Offer to Answer Questions
• Use Clearinghouse Questions
• Declare Completion of The Intended Purpose
• Make Personal Inquiries
• Make Profesional Inquiries
• Signal That Time is Up
• Explain The Reason for The Closing
• Express Appreciation/ Satisfaction
• Arrange for The Next Meeting
• Summarize The Interview
• Nonverbal Closing Actions:
• Straightening up in our seat
• Leaning Forward
• Standing up/ moving away
• Uncrossing your leg
• Placing our hands on our knees
• Breaking Eye Contact
• Offering to Shakehands
• Making Hand Movements
• Smiling
14 | P a g e
• Looking at a Clock
HANDLING DIFFICULT INTERVIEWEES
• Emotional
• Itees mungkin menangis → silence kadang lebih baik daripada reaksi verbal yang
tidak cocok
• Treat others as you would like to be treated → sensitive to people who have
experienced tragedies and do not invade the privacies
• Hostile
• If you detect hostilities → determine whether real or imagined. If real, discover why.
• Mungkin Anda = convinient target for releasing feelings, karena benci dengan
organisasi Anda, punya pengalaman buruk, sedang marah.
• Nondirective interview approach mungkin membantu
• Reticent
• Be prepared for the silent type
• If a person is unable or unwilling to talk, discover why
• Many people are reticent among authority figure
• Maybe a personal or family trait that has nothing to do with the interview
• Try to use conversations starters → small talk, change your style to more informal,
etc
• But → no tactic can get some reticent people talk openly and freely
• Talkative
• Controlling may be more difficult than getting reticent ones to open up
• Use highly targetted, closed questions, less verbal maneuverability, more direction
• Nonverbal actions may signal that u need to move on
• Evasive
• Discover why evasive
• Evade questions that reveal feelings or prejudices
• Make them take stand or give specific information
• Evasive interviewees use humor, fake hostility, counter questions, ambiguous
language, rambling answers and never get to the point
• Common tactic: use counter question with a question
• Be patient and persistent
• Be trusting but be aware (maybe dishonest)
• Confused
• Respondents may become confused by a question, topic, physical or mental state, or
the situation
15 | P a g e
• Be understanding, helpful and adaptive
• Restate a question tactfully
• Be conscious of jargon asimilar sounding words
• Dissimilar
• Gender and cultural characteristics are generalities and may not apply to a
praticular interviewee
• Men differ from woman
• Age concern
• etc
PREPARING THE REPORT OR STORY
• Review the information
• Make it a habit to check all sources
• Be honest, accurate, and fair in reporting interview results
BAGIAN IV
MEMPERSIAPKAN WAWANCARA
Jenis-jenis Interview (Stewart & Cash, 2014)
▪ The informational interview
▪ The survey interview
▪ The recruiting interview
▪ The employment interview
▪ The performance interview
▪ The persuasive interview
▪ The counseling interview
▪ The health care interview
Persiapan Wawancara
a) Tentukan tujuan
b) Pelajari situasi
c) Perdalam (lakukan research) terkait topik
d) Buat struktur wawancara:
– Panduan wawancara (interview guide): 5W1H
– Jadwal wawancara (interview schedule): nonscheduled atau moderate schedule
e) Memilih Itee
• Tingkat informasi (level of information)
16 | P a g e
Peneliti perlu mempertimbangkan sejauh mana kedalaman maupun keluasan informasi
ingin dicapai. Berbagai macam informan: primary sources, support sources, expert
sources, dan key informants.
• Ketersediaan (availability)
Carilah informasi bagaimana narasumber dapat dihubungi. Jangan berasumsi, bertanyalah
langsung bagaimana narasumber nyaman untuk dihubungi: tatap muka, melalui telepon,
atau lainnya.
• Keinginan (willingness)
Bersiaplah untuk berbagai kemungkinan bahwa narasumber kurang atau tidak bersedia
menjawab pertanyaan-pertanyaan tertentu.
• Kemampuan (ability)
Yang dimaksud disini adalah kemampuan itee dalam menyampaikan informasi terkait
ingatan, kesehatan, bias, kebiasaan berbohong, kecerobohan, sikap berlebihan, dan
lainnya.
f) Memilih Iter
• Situasi tertentu mempersyaratkan pewawancara tertentu pula yang spesifik dari faktor
usia, jenis kelamin, ras, kelompok etnis, agama, partai politik, atau tingkat pendidikan.
• Seorang pewawancara harus ramah, terstruktur, mampu mengamati, sabar, tangguh, dan
memiliki keahlian yang baik.
MEMBUKA WAWANCARA
▪ Pembukaan yang solid akan menentukan sejauh mana itee akan termotivasi.
▪ Membuat sejumlah kesepakatan (ground rules) dan juga menyepakati hal-hal apa saja
yang termasuk off the record.
MENJALANKAN WAWANCARA
• Memotivasi itee
• Pahami hal-hal apa yang dapat meningkatkan motivasi itee.
• Kepercayaan adalah hal yang esensial.
• Mengajukan pertanyaan
• Ajukanlah open questions guna memberi motivasi untuk itee berbicara lebih banyak.
Tunjukkan kemampuan mendengarkan yang baik. Buatlah supaya itee nyaman dan
merasa berharga.
• Ajukan sejumlah pertanyaan sebagai probing:
✓ Silent = memberi motivasi untuk bicara
✓ Nudging = memberi motivasi untuk bicara
✓ Informational = mendeteksi petunjuk atau mencari tambahan informasi
✓ Restatement = mencari jawaban langsung
✓ Reflective = verifikasi dan klarifikasi
✓ Mirror = verifikasi dan klarifikasi
17 | P a g e
✓ Clearinghouse = memastikan iter sudah berhasil mencapai tujuan
✓ Metaphorical = memotivasi itee untuk menjawab lebih sopan
• Menyusun pertanyaan
• Phrasing questions yang dimaksud adalah menyusun kata-kata yang tepat sehingga
membentuk pertanyaan yang tepat pula.
• Susunlah pertanyaan dengan baik terutama untuk probing yang tidak terencana.
• Pertanyaan yang tersusun dengan baik akan menghindarkan iter dari kebingungan.
• Sebelum bertanya, luangkan waktu sekejap untuk berpikir.
• Mencatat dan merekam
• Mencatat dan merekam dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan.
• Mintalah ijin kepada itee sebelum wawancara dimulai.
• Diusahakan tidak mengganggu proses wawancara.
• Mengatasi situasi khusus
• The Press Conference → Dalam situasi ini, itee akan lebih banyak memegang kendali
wawancara.
• The Broadcast Interview → Faktor-faktor eksternal dapat mempengaruhi situasi ini.
Akrab dengan lingkungan sekitar dapat meminimalisir hal-hal tidak terduga.
• The Videoconference Interview → Siapkan audio dan video yang memadai. Fokus pada
pembicaraan.
• Mengatasi itee yang sulit
MENUTUP WAWANCARA
• Iter harus aktif sejak awal hingga akhir wawancara.
• Dalam menyusun laporan, pastikan untuk memeriksas sumber-sumber terkait.
• Buatlah laporan dengan jujur, akurat, dan adil.
BAGIAN V
MENGOLAH DATA WAWANCARA
• Tidak ada rumus atau aturan yang absolut untuk mengolah dan menganalisis data→ tetapi
tetap ada pedoman atau petunjuk umum mengenai bagaimana mengolah data wawancara
• Organisasi data dengan rapi, sistematis, dan selengkap mungkin.
o Hal-hal yang penting untuk disimpan:
o Data mentah
o Data yang sudah diproses sebagian
18 | P a g e
o Data yang sudah ditandai/diberi kode
o Penjabaran kode dan kategori secara luas dalam bentuk skema
o Memo dan draft insight untuk analisis data
o Catatan pencarian dan penemuan
o Data dalam bentuk skema
o Episode analisis
o Dokumentasi kronologis
o Daftar indeks dari semua material
o Draft laporan
• Koding dan Analisis
• Analysis is a breaking up, seperating, or dissasembling of research materials into
pieces, parts, elements, or units. With facts broken down into manageable pieces, the
researcher sorts them, searching for types, classes, sequences, patterns, or wholes
(Jorgensen, 1989)
• Untuk menganalisa dibutuhkan koding untuk memilih dan memilah data.
• Langkah awal koding:
o Menyusun transkrip verbatim (beri kolom kosong di sebelah kiri)
o Beri nomor pada data transkrip
o Beri nama pada tiap berkas dengan kode tertentu
▪ FGD.L.SS.18Nov96. → transkrip FGD pada kelompok laki-laki,
dilaksanakan di Sumatera Selatan, pada 18 November 1996
o Membaca transkrip untuk mengidentifikasi kemungkinan tema yang muncul
o Membaca transkrip berulang-ulang sblm melakukan koding atau kategorisasi
o Selalu membawa alat untuk mencatat
o Membaca kembali data, dan menuliskan pemikiran, pertanyaan, insight yang
muncul
• Kepekaan Teoritis
• In making sense of the data, you are engaged in theorizing the construction of
meaningful patterns and organizations of facts. A theory is an arrangement of facts in
the form of an explanation or interpretation (Jorgensen, 1989)
• Kualitas personal yang dimiliki peneliti, yang mengindikasikan kesadaran tentang
detil, dan kompleksitas makna dari data.
• Hal-hal Penting sebagai Strategi Analisis
o Analisa inter kasus atau antar kasus? (dapat juga dilakukan keduanya)
o Fokus kedalaman → interkasus
19 | P a g e
• Tahapan Interpretasi
o Interpretasi : upaya memahami data secara lebih ekstensif dan mendalam.
o Memerlukan distansi (upaya mengambil jarak) dari data, dicapai melalui langkah-
langkah metodis dan teoritis yang jelas, serta melalui dimasukkannya data ke dalam
konteks konseptual yang khusus