tugas pembelajaran math
DESCRIPTION
pembelajaran matematikaTRANSCRIPT
1. Jelaskan perkembangan kognitif manusia menurut Bruner!
Bruner mengungkapkan bahwa dalam proses belajar anak sebaiknya diberi kesempatan
untuk memanipulasi benda-benda (alat peraga). Melalui alat peraga yang ditelitinya itu, anak
akan melihat langsung bagaimana keteraturan dan pola struktur yang terdapat dalam benda yang
sedang diperhatikannya itu.
Pandangan Bruner mengenai perkembangan kognitif, kultur memainkan peranan yang sangat
penting. Ia menandai perkembangan kognitif manusia sebagai berikut ;
1. Perkembangan intelektual ditandai dengan adanya kemajuan dalam menanggapi suatu
rangsangan.
2. Perkembangan intelektual bergantung pada “system penyimpanan” yang digunakan oleh anak
untuk mengingat abyek-obyek, kejadian dan pengalaman.
3. Perkembangan intelektual meliputi perkembangan kemampuan berbicara pada diri sendiri
atau pada diri orang lain melalui kata-kata atau lambing tentang apa yang telah dilakukan dan
apa yang akan dilakukan. Hal ini berhubungan dengan kepercayaan pada diri sendiri.
4. Interaksi secara sistematis antara pembimbing, guru atau orang tua dengan anak diperlukan
bagi perkembangan kognitifnya.
5. Bahasa adalah kunci perkembangan kognitif, karena bahasa merupakan alat komunikasi
antara manusia. Untuk memahamikonsep-konsep yang ada diperlukan bahasa. Bahasa
diperlukan untuk mengkomunikasikan suatu konsep kepada orang lain.
6. Perkembangan kognitif ditandai dengan kecakapan untuk mengemukakan beberapa
alternative secara simultan, memilih tindakan yang tepat, dapat memberikan prioritas yang
berurutan dalam berbagai situasi.
Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan
oleh caranya melihat kondisi lingkungan, yaitu :
1. Tahap Enaktif ( enactive )
Tahap ini merupakan tahap representasi pengetahuan dalam melakukan tindakan nyata.
Pada tahap pembelajaran suatu pengetahuan di mana pengetahuan itu dipelajari secara
aktif, dengan menggunakan atau memanipulasi obyek – obyek secara langsung. Tahap ini
lebih didominasi pada usia anak 5 s.d 7 tahun, misalkan seorang anak secara enaktif
mengetahui bagaimana mengendarai sepeda motor.
2. Ikonik ( iconic )
Tahap yang merupakan perangkuman bayangan secara visual. Pada tahap ini anak
melihat dunia melalui gambar – gambar atau visualisasi. Dalam belajarnya , anak tidak
memanipulasi obyek – obyek secara langsung, tetapi sudah dapat memanipulasi dengan
menggunakan gambaran dari obyek.
3. Simbolik ( Symbolic )
Tahap ini merupakan tahap pembelajaran di mana pengetahuan itu direpresentasikan
dalam bentuk simbol-simbol abstrak yaitu simbol-simbol arbiter yang dipakai berdasarkan
kesepakatan orang-orang dalam bidang yang bersangkutan, baik simbol-simbol verbal
(seperti huruf-huruf, kata-kata, kalimat-kalimat), lambang-lambang matematika, maupun
lambang-lambang abstrak lainnya.
Menurut Bruner, untuk mengajarkan sesuatu tidak perlu ditunggu sampai anak mencapai
suatu tahap perkembangan tertentu.Apabila bahan yang diberikan diatur dengan baik, maka anak
dapat belajar meskipun usianya belum memadai.Jadi perkembangan kognitif seseorang dapat
ditingkatkan dengan cara mengatur bahan yang akan dipelajari dan menyajikannya sesuai dengan
tingkat perkembangannya.
2. Sebutkan 4 teorema yang berkaitan dengan pembelajaran matematika yang
dikembangkan Bruner!
Menurut Bruner ada empat prinsip tentang cara belajar dan mengajar matematika yang
disebut teorema. Keempat teorema tersebut adalah:
1) Teorema penyusunan (Construction theorem)
2) Teorema notasi (Notation theorem)
3) Teorema kekontrasan dan keanekaragaman (Contras and variation theorem)
4) Teorema pengaitan (Connectivity theorem).
3. Jelaskan secara singkat teorema Notasi menurut Bruner!
Teorema notasi mengungkapkan bahwa dalam penyajian konsep, notasi memegang peranan
penting. Notasi yang digunakan dalam menyatakan sebuah konsep tertentu harus disesuaikan
dengan tahap perkembangan kognitif anak. Ini berarti untuk menyatakan sebuah rumus misalnya,
maka notasinya harus dapat dipahami oleh anak, tidak rumit dan mudah dimengerti.
Sebagai contoh pada permulaan konsep fungsi diperkenalkan pada anak SD kelas akhir, notasi
yang sesuai menyatakan fungsi a = 2 + 3, untuk tingkat yang lebih tinggi misalnya siswa SMP
notasi fungsi dituliskan y = 2x + 3, setelah anak memasuki SMA atau perguruan tinggi notasi
fungsi dituliskan dengan f(x) = 2x + 3.
Notasi yang diberikan tahap demi tahap ini sifatnya berurutan dari yang paling sederhana
sampai yang paling sulit. Urutan penggunaan notasi disesuaikan dengan tingkat perkembangan
kognitif anak.
4. Menurut Bruner, dalam mengubah dari representasi konkret menuju representasi
yang lebih abstrak suatu konsep dalam matematka dilakukan dengan
kegiatan pengontrasan dan penganekaragaman. Jelaskan salah satu cara
untuk menyampaikan suatu konsep dengan pengontrasan!
Dalam teorema ini dinyatakan bahwa dalam mengubah dari representasi konkrit menuju
representasi yang lebih abstrak suatu konsep dalam matematika, dilakukan dengan kegiatan
pengontrasan dan keanekaragaman. Artinya agar suatu konsep yang akan dikenalkan pada anak
mudah dimengerti, konsep tersebut disajikan dengan mengontraskan dengan konsep-konsep
lainnya dan konsep tersebut disajikan dengan beranekaragam contoh. Dengan demikian anak
dapat memahami dengan mudah karakteristik konsep yang diberikan tersebut.
Untuk menyampaikan suatu konsep dengan cara mengontraskan dapat dilakukan dengan
menerangkan contoh dan bukan contoh. Sebagai contoh untuk menyampaikan konsep bilangan
ganjil pada anak diberikan padanya bermacam-macam bilangan, seperti bilangan ganjil, bilangan
genap, bilangan prima, dan bilangan lainnya selain bilangan ganjil. Kemudian siswa diminta
untuk menunjukkan bilangan-bilangan yang termasuk contoh bilangan ganjil dan contoh bukan
bilangan ganjil.
Sebagai contoh lain, untuk menjelaskan pengertian persegi panjang, anak harus diberi
contoh bujur sangkar, belah ketupat, jajar genjang dan segi empat lainnya selain persegi panjang.
Dengan demikian anak dapat membedakan apakah segiempat yang diberikan padanya termasuk
persegi panjang atau tidak.
Dengan contoh soal yang beranekaragam, kita dapat menanamkan suatu konsep dengan
lebih baik daripada hanya contoh-contoh soal yang sejenis saja. Dengan keanekaragaman contoh
yang diberikan siswa dapat mengenal dengan jelas karakteristik konsep yang diberikan
kepadanya. Misalnya, dalam pembelajaran konsep persegi panjang, persegi panjang sebaiknya
ditampilkan dengan berbagai contoh yang bervariasi, misalnya ada persegi panjang yang
posisinya bervariasi (ada yang kedua sisinya yang berhadapan terletak horisontal dan dua sisi
yang lainnya vertikal, ada yang posisinya miring, dan sebagainya).
5. Menurut Bruner, belajar bermakna dapat terjadi melalui belajar penemuan. Jelaskan
bagaimana caranya?
Bruner menganggap bahwa belajar penemuan (discovery learning) sesuai dengan pencarian
pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling
baik. Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya
menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna (yaitu kegiatan belajar dengan
pemahaman).
Siswa-siswa hendaknya belajar melalui berpartisipasi secara aktif dengan konsep-konsep
dan prinsip-pninsip, agar mereka memperoleh pengalaman, dan melakukan eksperimen-
eksperimen yang mengizinkan mereka untuk menemukan prinsip-prinsip itu sendiri.
Pengetahuan yang diperoleh dengan belajar penemuan menunjukan beberapa kebaikan,
antara lain:
Pertama, pengetahuan itu bertahan lama atau lama dapat diingat, atau lebih mudah diingat,
bila dibandingkan dengan pengetahuan yang dipelajari dengan cara-cara lain.
Kedua, hasil belajar penemuan mempunyai efek transfer yang lebih baik daripada hasil
belajar lainnya. Dengan kata lain, konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dijadikan milik
kognitif seseorang lebih mudah diterapkan pada situasi-situasi baru.
Ketiga, secara menyeluruh belajar penemuan meningkatkan penalaran dan kemampuan untuk
berfikir secara bebas. Secara khusus belajar penemuan melatih keterampilan-keterampilan
kognitif siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain.
Belajar penemuan membangkitkan keingin-tahuan siswa, memberi motivasi untuk bekerja terus
sampai menemukan jawaban-jawaban. Lagi pula pendekatan ini dapat mengajarkan
keterampilan-keterampilan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain, dan meminta
para siswa untuk menganalisis dan memanipulasi informasi, tidak hanya menerima saja.