tugas pak haris

4
Nama : Akhmad Kamal Nim : E1A209052 Fungsi : Media Tumbuh Proses : Sebagai Penyimpan Unsur Hara Atribut : Bahan Organik Indikator : Kandungan C-organik Metode : Penetapan Karbon Organik Cara Kurmis (Kolorimeter) Klorimeter adalah alat ukur warna. Penentuan keadaan larutan zat dengan meningkatkan pada warnanya serta membandingkan dengan warna standar dengan cara menentukan intensitas-intensitas tiga warna utama yang membentuk warna itu. Prosedur kerjanya yaitu : 1. Menimbang 0,500 gram contoh tanah ukuran < 0,5 mm, memasukkan ke dalam labu ukur 100 ml. 2. Menambahkan 5 ml K 2 Cr 2 O 7 2 N, lalu dikocok 3. Menambahkan 7,5 ml H 2 SO 4 Pekat, dikocok kemudian mendiamkan selama 30 menit. 4. Mengencerkan dengan air murni, mendinginkannya dan mengimpit 5. Mengukur extinctionnya dengan kolorimeter pada keesokkan harinya dengan panjang gelombang 561 nm 6. Membuat pembanding dengan deret standart 0-250 ppm. Dengan interval standart 50 ppm, sehingga diperoleh deret o ppm, 25 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm, dan 250 ppm. Langkah untuk memperoleh deret

Upload: akhmad-kamal

Post on 08-Dec-2014

132 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Pak Haris

Nama : Akhmad Kamal

Nim : E1A209052

Fungsi : Media Tumbuh

Proses : Sebagai Penyimpan Unsur Hara

Atribut : Bahan Organik

Indikator : Kandungan C-organik

Metode : Penetapan Karbon Organik Cara Kurmis (Kolorimeter)

Klorimeter adalah alat ukur warna. Penentuan keadaan larutan zat dengan

meningkatkan pada warnanya serta membandingkan dengan warna standar

dengan cara menentukan intensitas-intensitas tiga warna utama yang membentuk

warna itu. Prosedur kerjanya yaitu :

1. Menimbang 0,500 gram contoh tanah ukuran < 0,5 mm, memasukkan ke

dalam labu ukur 100 ml.

2. Menambahkan 5 ml K2Cr2O7 2 N, lalu dikocok

3. Menambahkan 7,5 ml H2SO4 Pekat, dikocok kemudian mendiamkan selama 30

menit.

4. Mengencerkan dengan air murni, mendinginkannya dan mengimpit

5. Mengukur extinctionnya dengan kolorimeter pada keesokkan harinya dengan

panjang gelombang 561 nm

6. Membuat pembanding dengan deret standart 0-250 ppm. Dengan interval

standart 50 ppm, sehingga diperoleh deret o ppm, 25 ppm, 50 ppm, 100 ppm,

150 ppm, 200 ppm, dan 250 ppm. Langkah untuk memperoleh deret tersebut

dengan memipet 0; 0,5; 1; 2; 3; 4; dan 5 ,l dari standar 5000 ppm glukosa

5000 ppm kedalam labu ukur 100 ml dengan tiap deret sendiri-sendiri dan

memperlakukan sama dengan pengerjaan contoh yaitu menambahkan 5 ml

K2Cr2O7 2 N, lalu dikocok

7. Menambahkan 7,5 ml H2SO4 pekat. Mengocok lalu mendiamkan selama 30

menit.

8. mengencerkan dengan air murni, mendinginkan dan mengimpitkan untuk

masing-masing deret

Page 2: Tugas Pak Haris

Nilai prosentase karbon atau C-organik Tanah dalam tanah dikelompokkan

dalam lima kategori berikut:

(1) sangat rendah untuk C(%) <1,00.

(2) rendah untuk C(%) berkisar antara 1,00 s/d 2,00.

(3) sedang untuk C(%) berkisar antara 2,01 s/d 3,00.

(4) tinggi untuk C(%) berkisar antara 3,01 s/d 5,00.

(5) sangat tinggi untuk C(%) lebih dari 5,00.

C-Organik (Bahan organik) merupakan bagian dari tanah yang merupakan

suatu sistem kompleks dan dinamis, dan bersumber dari sisa tanaman dan atau

binatang yang terdapat di dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan

bentuk, karena dipengaruhi oleh faktor biologi, fisika, dan kimia. Bahan organik

tanah adalah semua jenis senyawa organik yang terdapat di dalam tanah, termasuk

serasah, fraksi bahan organik ringan, biomassa mikroorganisme, bahan organik

terlarut di dalam air, dan bahan organik yang stabil atau humus.

Tanah memiliki C-organik tinggi karena diatas tanah banyak tumbuh

tumbuhan-tumbuhan seperti gulma dan lain-lain, tanaman ini menyumbang

banyak bahan organik sehingga C-organiknya tinggi. Berbeda dengan tanah yang

tererosi dimana lapisan atas yang banyak mengandung bahan organik sering

terkikis akibat erosi maka bahan organiknya rendah sehingga C-organiknya juga

rendah.

Kandungan C-organik pada setiap tanah bervariasi, mulai dari kurang dari

1% pada tanah berpasir sampai lebih dari 20 % pada tanah berlumpur. Warna

tanah menunjukkan kandungan C-organik tanah tersebut. Tanah yang berwarna

hitam kelam mengandung C-organik yang tinggi. Makin cerah warna tanah

kandungan C-organiknya makin rendah. Contohnya tanah yang berwarna merah

mengandung kadar besi yang tinggi, tetapi rendah kandungan C-organiknya.

Fungsi bahan organik di dalam tanah lebih kuat pengaruhnya kearah

perbaikan sifat-sifat tanah, dan bukan khususnya untuk meningkatkan unsur hara

di dalam tanah, tetapi dapat mempertahankan suatu unsur hara di dalam tanah

yang nantinya dapat di ambil oleh tanaman. Sebagai contoh urea kadar N 46 %,

sedangkan bahan organik mempunyai kadar N <3%, sangat jauh perbedaan kadar

unsur N. Akan tetapi urea hanya menyumbangkan 1 unsur hara yaitu N sedangkan

Page 3: Tugas Pak Haris

bahan organik memberikan hampir semua unsur yang dibutuhkan tanaman dalam

perbandingan yang relatif setimbang, walaupun kadarnya sangat kecil. Usaha-

usaha mempertahankan kadar bahan organik tanah hingga mencapai kondisi ideal

(5 % pada tanah lempung berdebu). Pengaruh bahan organik dalam usaha

pertanian ini menjadi sangat penting setelah banyak masyarakat lebih menghargai

hasil-hasil pertanian ramah lingkungan (pertanian organik).

Tanah sebagai salah satu indikator terpenting dalam fungsinya secara

epidologi yaitu tempat tumbuh dan berkembangnya tanaman. Memiliki fungsi

yang beragam dalam menyediakan bahan alam yang dibutuhkan oleh tanaman

antara lain yang kita ketahui seperti air, hara, dan udara. Mineral-mineral yang

berada dalam tanah juga berpengaruh terhadap tersedianya unsur hara bagi

tanaman.

Sifat tanah sendiri juga berpengaruh terhadap fungsi tanah sebagai media

tanam mulai dari sifat fisika baik tekstur, struktur,konsistensi dan masih banyak

lagi sifat fisik yang lain dapat menentukan tanah tersebut baik atau tidak sebagai

media tanam, sifat bilogi dilihat dari kegiatan fauna tanah yang berukuran makro,

mikro dan meso didalam tanah berfungsi mengolah unsur hara tanah, sifat kimia

berhubungan erat dengan pH atau tingkat keasaman dan kebasaan tanah dan KTK

(kapasitas tukar kation) atau kemampuan tanah dalam menjerap ion ion (hara)

dalam tanah.