tugas oleokimia 2
TRANSCRIPT
LAPORAN DISKUSI
TEKNOLOGI OLEOKIMIA
NAMA/ NIM :1. Bill Clinton / 100405001
2. Walad Wirawan / 100405039
3. Jeffry Haryadi Nst/100405053
KELOMPOK : VIII (DELAPAN)
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2012
1. Pengertian Lemak dan Minyak
Lemak dan minyak adalah satu yang termasuk dalam golongan lipid,merupakan
senyawa trigliserida atau trigliserol yang berarti triester dari gliserol. Minyak dan lemak
yang telah dipisahkan dari jaringan asalnya, mengandung sejumlah kecil komponen selain
trigliserida (bahan pengotor atau impurities), yaitu asam lemak bebas, hidrokarbon, pigmen
yang larut dalam lemak, sterol dan lipida kompleks seperti fosfatida dan lesitin. Komponen
tersebut mempengaruhi warna dan kadar produk serta berperan pada proses ketengikan.
Asam lemak bebas merupakan komponen trigliserida yang dapat disabunkan, sedangkan
sterol, pigmen dan hidrokarbon merupakan fraksi yang tidak tersabunkan
Minyak dan lemak (trigliserida) mempunyai sifat fisika-kimia yang berbeda satu sama
lain, karena perbedaan jumlah dari jenis ester di dalamnya. Minyak dan lemak merupakan ester 1
mol gliserol dengan 3 mol asam lemak mengikat asam lemak yang sama atau yang berbeda,
umumnya berantai lurus monokarbosilat beratom karbon genap.
Gambar 1.1 Struktur Lemak dan Minyak
Trigliserida dapat berwujud cair atau padat, hal ini tergantung dari komposisi asam lemak
yang menyusunnya. Semakin banyak asam lemak tidak jenuh seperti asam oleat, linoleat atau
asam linolenat pada suatu trigliserida, maka titik cairnya lebih rendah atau sebaliknya trigliserida
yang lebih banyak mengandung asam palmitat dan stearat, titik cairnya lebih tinggi.
Titik didih asam lemak bertambah dengan kenaikan berat molekul asam lemak. Asam lemak
tidak jenuh dengan jumlah atom C yang sama dengan asam lemak jenuh memiliki titik didih
yang lebih rendah.
Tabel 1..2 Titik didih beberapa asam lemak dengan jumlah rantai lurus.
No Nama asam lemak
Jml atom
C
Tekanan (mmHg) 1 2 4 8 16
1 Asam Kaproat
C6 61,7 71, 9 82,8 94,6 107,3
2 Asam Kaprilat
C8 87,5 97,9 109,1 121,3 134,6
3 Asam Kaprat
C10 110,3 121,2 132,7 145,5 159,4
4 Asam Laurat
C12 130,2 141,8 154,1 167,4 181,8
5 Asam Miristat
C14 149,2 161,1 177,9 187,6 202,4
6 Asam palmitat
C16 167,4 179 198,2 200,1 221,5
7 Asam stearat
C18 183,6 195,9 209,2 224,0 240,0
Titik beku asam lemak bertambah dengan pertambahan berat molekul dan berkurang
dengan pertambahan ketidakjenuhan asam lemak. Nilai titik beku dapat dikorelasikan
dengan tingkat ketidakjenuhan suatu asam lemak dan digunakan secara luas untuk
mengidentifikasikan kemurnian asam lemak.
Tabel 1.3 Titik Beku beberapa asam lemak dengan rantai lurus
No Nama asam lemak Simbol nama Titik Beku,oC 1 Asam laurat C12 44,10 2 Asam miristat C14 54,20 3 Asam palmitat C16 62,80 4 Asam stearat C18 69,60 5 Asam oleat C18-1 16,3 6 Asam linoleat C18-2 - 5,0 7 Asam aracidat C20 75,40
2. Asam Lemak Jenuh
Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung ikatan tunggal pada
rantai hidrokarbonnya. Asam lemak jenuh mempunyai rantai zig-zig yang dapat cocok satu
sama lain, sehingga gaya tarik vanderwalls tinggi, sehingga biasanya berwujud padat.
Tabel 2.1 Contoh-contoh dari Asam Lemak Jenuh
Nama Asam Struktur Sumber
Butirat CH3(CH2)2CO2H Lemak susu
Palmitat CH3(CH2)14CO2H Lemak hewani dan nabati
Stereat CH3(CH2)16CO2H Lemak hewani dan nabati
3. Asam Lemak Tak Jenuh
Asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung satu ikatan rangkap
pada rantai hidrokarbonnya,asam lemak dengan lebih dari satu ikatan dua tidak
lazim,terutama terdapat pada minyak nabati,minyak ini disebut poliunsaturat. Trigliserida tak
jenuh ganda (poliunsaturat) cenderung berbentuk minyak.
Tabel 3.1 Contoh Asam Lemak Tak Jenuh
Nama Asam Struktur Sumber
Palmitoleat CH3(CH2)5CH=CH(CH2)7CO2H Lemak hewani
dan nabati
Oleat CH3(CH2)7CH=CH(CH2) 7CO2H Lemak hewani
dan nabati
Linoleat CH3(CH2)4CH=CHCH2CH=CH(CH2)7CO2H Minyak Nabati
Linolenat CH3CH2CH=CHCH2CH=CHCH2=CH
(CH2) 7CO2H
Minyak Biji
Rami
4. SterolSterol sering ditemukan bersama-sama dengan lemak. Sterol dapat dipisahkan dari
lemak setelah penyabunan. Oleh karena sterol tidak tersabunkan maka senyawa ini terdapat
dalam residu. Lebih dari 30 jenis sterol telah dijumpai di alam, terdapat pada jaringan
binatang dan tumbuhan, ragi, jamur, tetapi jarang ditemukan dalam bakteri. Persenyawaan
sterol yang terdapat dalam minyak terdiri dari kolesterol dan fitostrerol. Senyawa kolesterol
umumnya terdapat dalam lemak hewani, sedangkan fitosterol terdapat dalam minyak nabati.
Gambar 4.1 Struktur Kolesterol dan Sitosterol
5. Minyak Nabati
Setiap minyak nabati memiliki sifat dan ciri tersendiri yang ditentukan oleh struktur
asam lemak dan pada rangkaian trigliserida. Trigliserida tak jenuh ganda (poliunsaturat)
cenderung berbentuk minyak.
Tabel 5.1 Komposisi Asam Lemak Beberapa Minyak Nabati
Dengan adanya perbedaan karakteristik penyusunannya,maka setiap memliki
karakteristik masing-masing yang berbeda satu dengan lainnya.
Tabel 5.2 Karakteristik Beberapa Minyak Nabati
7.Reaksi-Reaksi Pada Lemak dan Minyak
a.Esterifikasi
Proses esterifikasi bertujuan untuk asam-asam lemak bebas
daritrigliserida,menjadi bentuk ester. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan melalui
reaksi kimia yang disebut interifikasi atau penukaran ester yang didasarkan pada
prinsip transesterifikasi Fiedel-Craft.
Gambar 7.1 Reaksi Esterifikasi
b.Hidrolisa
Dalam reaksi hidrolisis, lemak dan minyak akan diubah menjadi asam
asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisi mengakibatkan kerusakan lemak dan
minyak. Ini terjadi karena terdapat terdapat sejumlah air dalam lemak dan minyak
tersebut.
Gambar 7.2 Reaksi Hidrolisa
c. penyabunan
Reaksi ini dilakukan dengan penambhan sejumlah larutan basa kepada
trigliserida. Bila penyabunan telah lengkap,lapisan air yang mengandung gliserol
dipisahkan dan gliserol dipulihkan dengan penyulingan.
Gambar 7.3 Reaksi Penyabunan
d. Hidrogenasi
Proses hidrogenasi bertujuan untuk menjernihkan ikatan dari rantai
karbon asam lemak pada lemak atau minyak . setelah proses hidrogenasi selesai ,
minyak didinginkan dan katalisator dipisahkan dengan disaring . Hasilnya adalah
minyak yang bersifat plastis atau keras , tergantung pada derajat kejenuhan.
e.Pembentukan keton
Keton dihasilkan melalui penguraian dengan cara hidrolisa esterr.
Gambar 7.4 Reaksi Pembentukan Keton
f. Oksidasi
Oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen
dengan lemak atau minyak . terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau
tengik pada lemak atau minyak
Extended problem :
Apakah perbedaan lemak dan minyak, sumber-sumber minyak nabati, sifat fisik dan kimia minyak serta reaksi-reaksi yang umum terjadi pada lemak dan minyak
Extented problem solving
Perbedaan Antaa Lemak dan Minyak
Perbedaan antara lemak dan minyak antara lain, yaitu:
1. Pada temoperatur kamar lemak berwujud padat dan minyak berwujud cair
2. Gliserrida pada hewan berupa lemak (lemak hewani) dan gliserida pada
tumbuhan berupa miyak (minyak nabati)
3. Komponen minyak terdiri dari gliserrida yang memiliki banyak asam lemak
tak jenuh sedangkan komponen lemak memiliki asam lemak jenuh.
Sumber-sumber minyak nabati berdasarkan komposisi asam lemak
penyusunnya:
Reaksi-Reaksi Pada Lemak dan Minyak
a.Esterifikasi
Proses esterifikasi bertujuan untuk asam-asam lemak bebas
daritrigliserida,menjadi bentuk ester. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan melalui
reaksi kimia yang disebut interifikasi atau penukaran ester yang didasarkan pada
prinsip transesterifikasi Fiedel-Craft.
Gambar 7.1 Reaksi Esterifikasi
b.Hidrolisa
Dalam reaksi hidrolisis, lemak dan minyak akan diubah menjadi asam
asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisi mengakibatkan kerusakan lemak dan
minyak. Ini terjadi karena terdapat terdapat sejumlah air dalam lemak dan minyak
tersebut.
Gambar 7.2 Reaksi Hidrolisa
c. penyabunan
Reaksi ini dilakukan dengan penambhan sejumlah larutan basa kepada
trigliserida. Bila penyabunan telah lengkap,lapisan air yang mengandung gliserol
dipisahkan dan gliserol dipulihkan dengan penyulingan.
Gambar 7.3 Reaksi Penyabunan
d. Hidrogenasi
Proses hidrogenasi bertujuan untuk menjernihkan ikatan dari rantai
karbon asam lemak pada lemak atau minyak . setelah proses hidrogenasi selesai ,
minyak didinginkan dan katalisator dipisahkan dengan disaring . Hasilnya adalah
minyak yang bersifat plastis atau keras , tergantung pada derajat kejenuhan.
e.Pembentukan keton
Keton dihasilkan melalui penguraian dengan cara hidrolisa esterr.
Gambar 7.4 Reaksi Pembentukan Keton
f. Oksidasi
Oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen
dengan lemak atau minyak . terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau
tengik pada lemak atau minyak