tugas miskinnnn

24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kemiskinan memang telah lama ada sejak dahulu kala. Pada masa lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kekurangan pangan, tetapi miskin dalam bentuk minimnya kemudahan atau materi. Dari kehidupan moderen pada masakini mereka tidak menikmati fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kemudahan-kemudahan lainnya yang tersedia pada jaman moderen. Kemiskinan merupakan masalah pembangunan kesejahteraan sosial yang berkaitan dengan berbagai bidang pembangunan lainnya yang ditandai oleh pengangguran, keterbelakangan, dan ketidak berdayaan. Oleh karena itu, kemiskinan merupakan masalah pokok nasional yang penanggulangannya tidak dapat ditunda dan harus menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial. Pemberdayaan fakir miskin merupakan salah satu upaya strategis nasional dalam mewujudkan sistem ekonomikerakyatan yang berkeadilan sosial dan melindungi hak asasi manusia terutama dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. 1

Upload: ahmad-d-karomalloh

Post on 15-Jan-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kemiskinan kemensos

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas miskinnnn

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah kemiskinan memang telah lama ada sejak dahulu kala. Pada masa lalu

umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kekurangan pangan, tetapi miskin

dalam bentuk minimnya kemudahan atau materi. Dari kehidupan moderen pada masakini

mereka tidak menikmati fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kemudahan-

kemudahan lainnya yang tersedia pada jaman moderen.

Kemiskinan merupakan masalah pembangunan kesejahteraan sosial yang

berkaitan dengan berbagai bidang pembangunan lainnya yang ditandai oleh

pengangguran, keterbelakangan, dan ketidak berdayaan. Oleh karena itu, kemiskinan

merupakan masalah pokok nasional yang penanggulangannya tidak dapat ditunda dan

harus menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial.

Pemberdayaan fakir miskin merupakan salah satu upaya strategis nasional dalam

mewujudkan sistem ekonomikerakyatan yang berkeadilan sosial dan melindungi hak asasi

manusia terutama dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.

Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya alamnya mempunyai

49,5 juta jiwa penduduk yang tergolong miskin (Survai Sosial Ekonpmi Nasional). Jumlah

penduduk miskin tersebut terdiri dari 17,6 juta jiwa di perkotaan dan 31,9 juta jiwa di

pedesaan. Angka tersebut lebih dari dua kali lipat banyaknya disbanding angka tehun

1996 (sebelum krisis ekonomi) yang hanya mencatat jumlah penduduk miskin diperkirakan

makin bertamabah.

Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yakni kemiskinan

alamiah dan kerena bantuan. Kemiskinan alamiah terjadi antara lain akibat sumber daya

alam yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah dan bencana alam. Kemiskinan

”buatan” terjadi karena lembaga-lembaga yang ada di masyarakat membuat sebagian

anggota masyarakat tidak mampu menguasai secara ekonomi dan berbagai fasilitas lain

yang tersedia, sehingga mereka tetap miskin. Maka itulah sebabnya para pakar ekonomi

sering mengkritik kebijakan pembangunan yanterus terfokus pada pertumbuhan

dibandingkan pemerataan.

1

Page 2: Tugas miskinnnn

Berbagai persoalan kemiskinan penduduk memang menarik untuk disimak dari

berbagai aspek, baik dari aspek sosial, ekonomi, psikologi, dan politik. Aspek sosial

terutama akibat terbatasnya interaksi sosial dan penguasaan informasi. Aspek ekonomi

akan nampak pada terbatasnya pamilikan alat produksi, upah kecil, daya tawar rendah,

tabungan nilai, lemah mengantisipasi peluang. Dari aspek psikologi terutama akibat rasa

rendah diri, fatalisme, malas, dan rasa terisolir. Sedangkan, dari aspek politik berkaitan

dengan kecilnya akses terhadap berbagai fasilitas dan kesempatan, posisi lemah dalam

proses pengambilan keputusan.

Kamiskinan dapat disebabkan menjadi tiga yaitu :

a. Kemiskinan absolut, seseorang termasuk golonagan miskin absolut apabila hasil

pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi

kebutuhan hidup minimum (pangan, sandang, kesehatan, papan, pendidikan).

b. Kemiskinan relativ, seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di

atas garis kemiskinan namun masih berbeda di bawah kemampuan masyarakat

sekitarnya .

c. Kemiskinan kultural, erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang

tidak mau berusaha untuk memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha

dari pihak lain yang membantunya.

Dalam penanggulan kemiskinan dimana termuat dalam UUD 1945 khususnya

pasal 34 ayat (1dan 3) mengamanatkan bahwa :

1. ”fakir miskin dan anak terlantar di pelihara oleh negara”

2. Negara berkewajiban menangani fakir miskin melalui pemberdayaan dan bantuan

jaminan sosial”

Selanjutnya komitmen nasional dalam pemberdayaan fakir miskin dituangkan dalam

Keputusan Presiden Nomor 124 tahun 2001, dan Nomor 8 tahun 2002 tentang Komite

Penanggulangan Kemiskinan, dengan tujuan meningkatkan kerja sama, dukungan dan

sinergi semua pihak baik sektor pemerintah daerah. Masyarakat maupun dunia usaha

dalam menanggulangi masalah kemiskinan.

Tugas pokok dan fungsi Departemen Sosial khususnya Direkturat Pemberdayaan Fakir

Miskin berupaya menciptakan sistem kesejahteraan sosial nasional yang dapat

mempercapat untuk peningkatan kesjahteraan sosial bagi penduduk miskin melalui

program pemberdayaan fakir miskin. Agar dapat kesatuan gerak langkah dalam

pemberdayaan fakir miskin, maka diperlukan rencana strategis nasional penanggulangan

2

Page 3: Tugas miskinnnn

kemiskinan malalui program pemberdayaan fakir miskin yang dijadikan acuan dalam

pelaksanaan kebijakan dan program di desa secara teratur, terpadu dan berkelanjutan.

B. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini disusun dengan sestemmatika penulisan sebagai berikut :

1. Untuk memenuhi salah satu tugas Analisis Masalah Sosial.

2. Untuk mengetahui bagai mana tugas dan Analisis Masalah Sosial. Fungsi terhadap

kemiskinan.

3. Untuk mengetahui bagaimana Analisis Masalah Sosial.

BAB II

PEMBAHASAN

I.1 Definisi Kemiskinan

Pengertian kemiskinan menurut versi pemerinah sangat beragam, antara lain menurt :

(1). Menurut Menko kesra (2000), kemiskinan adalah suatu keadaan kekurangn yang

dialami oleh seorang atau sekolompok orang di luar keinginan yang bersangkutan

3

Page 4: Tugas miskinnnn

sebagai kejadian yang tidak dapat dihindari dengan kesatuan dan kemampuan yang

dimilikinya yang disebabkan oleh berbagai faktor yang sangat komleks yang

berinteraksi satu sama lain.

(2). Menurut BKKBN (KPK, 2002), kemiskinan adalah sejumlah keluarga miskin

prasejahtera yang tidak dapat melaksanakan ibadah menurut agamanya; tidak

mampu makan 2 kali sehari; tidak memiliki pakaian berbeda untuk di rumah, bekerja

dan berpergian, bagian tertentu dari rumah berlantai tanah, dan tidak mampu

membawah anggota keluarga ke sarana kesehatan.

(3). Menurut BPS (1994) kemiskinan adalah kondisi dimana seseorang yang dapat

memenuhi kebutuhan makannya kurang dari 2. 100 kalori perkapita perhari.

(4). Menurut Bappenas (2002), kemiskinan mencakup unsur-unsur :

a). Ketidak mampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar (papan, kesehatan,

pendidikan, perumahan, air bersih, transportasi, dan sanitasi).

b). Kerentanaan

c). Ketidak Berdayaan

d). Ketik mampuan menyalurkan aspirasinya

(5). Menurut KPK (2003) mendefenisikan ciri-ciri masyarakat miskin, yaitu;

1). Tidak mempunyai daya/kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar

seperti pangan dan gizi, sandang, papan, pendidikan, dan kesehatan (basic

need deprivation).

2). Tidak mempunyai daya/kemampuan untuk melakukan kegiatan usaha

produksi.

3). Tidak mempunyai daya/kemampuan untuk menjangkau akses sumber daya

sosial dan ekonomi (inaccessibility).

4). Tidak mempunyai daya/kemampuan untuk membantu nasibnya sendiri serta

senantiasa mendapat perlakuan diskriminatif, mempunyai perasaan ketakutan

dan kecurugaan, serta sikap apatis dan fatalistik (vulnerability).

5). Tidak mempunyai daya/kemampuan untuk membebaskan diri dari mental dan

daya miskin serta senantiasa merasa mempunyai martabat dan harga diri

yang rendah.

Kemiskinan adalah sebuah fenomena multifaset, multidimensional, dan terpadu.

Hidup miskin bukan berti hidup di dalam kondisi kekurangan sandang, pangan dan papan.

4

Page 5: Tugas miskinnnn

Hidup dalam kemiskinan seringkali juga berarti akses yang rendah terhadap berbagai

regam sumberdaya dan asset produktif yang sangat diperlukan untuk dapat memperoleh

sarana pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidup yang paling dasar. (Nasikun : 1995).

Manurut Edi Suharto, kemiskinan merupakan kondisi yang berbeda di bawah garis

nilai standar kebutuhan manimum, baik untuk makan merupakan kondisi yang berbeda di

bawah garis kamiskinan adalah sejumlah rupiah yang diperlukan oleh setiap individu untuk

dapat membayar kebutuhan makan serta 2100 kilo kalori per orang perhari dan kebutuhan

non makan yang terdiri dari perumahan, pakaian, kesehatan, pendidikan, transpotrasi srta

aneka barang dan jasa lainnya.

Dan menurut M. Jauhari Wira Karta Kusuma, ”kemiskinan adalah tentang adanya

perubahan kesejahteraan penduduk di kota yang meningkat, sementara penduduk yang

berbeda di daerah perkotaan.

Menurut Fiedmann (1979;101) mendefenisikan kemiskinan sebagai

ketidaksamaan kesempatan untuk mengakumulasikan basis kekuasaan sosial. Basis

kekuasaan sosial meliputi (tidak terbatas); modal yang produktif atau assat misalnya

tanah, perumahan, peralatan kesehatan, dan lain-lain, sumber-sumber keuangan

pendapatan dan kredit yang memadahi.organisasi sosial dan polotik yang dpat digunakan

untuk mencapai kepentingan bersama (partai polotik sindikat, koperasi dan lain-lain).

Dari pengertian diatas dapat disebutkan bahwa kemiskinan tersebut secara global

dapat disebutkan : ”Kemiskinan adalah rendahnya nilai tatanan kehidupan di suatu

daerah, baik di perkotaan maupun di pedesaan, baik yang menyangkut masalah moral,

material maupu sprituil”

Fakir miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata

pencaharian tidak mempunyai sumber mata pencaharian tetapi tidak dapat memenuhi

kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan. (Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun

1981).

Saha Kesejahteraan Sosial (UKS) adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan

untuk mengatasi masalah sosial atau kerawanan sosial ekonomi dari anggota masyarakat

melalui pengertian kemampuan sember daya manusia dan peningkatan akses terhadap

pelayan sosial dasar dengan mendayagunakan sumber-sumber sosial yang ada di

masyarakat.

5

Page 6: Tugas miskinnnn

Jaminan Kesejahteraan Sosial adalah sistem perlindungan sosial dalam bentuk

bantuan dan asumsi kesejahteraan sosial kepada individu, keluarga, kelompok, dan

komunitas yang dikategorikan sebagai penyandang masalah kesejahteraan sosial.

Bantuan sosial adalah bantuan yang sifatnya sementara yang diberikan kepada

fakir miskin, dengan maksud agar mereka dapat meningkatkan kehidupan secara wajar.

(PP.No. 42 tahun 1981).

1.2. Karakteristik atau Ciri-Ciri Kemiskinan

Menurut SMERU (2001), kemiskinan memiliki berbagi dimensi :

-). Penghasilan kurang dari 500 ribu s/d 1 juata perubahan

-). Ketidak mampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (pangan, sandang, dan

papan).

-). Tidak adanya aske terghadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan,

sanitasi, air bersih dan transportasi).

-). Tidak adanya jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk pendidikan dan

keluarga).

-). Keretanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massal.

-). Rendahnya kualitas sumberdaya manusia dan keterbatasan sumber alam.

-). Tidak dilibatkannya dalam kegiatan sosial masyarakat.

-). Tidak adanya askes terhadap lapangan kerja danmata pencaharian yang

berkesinambungan.

-). Ketidak mampuan dan ketidakberuntungan social (anak terlantar, Wanita sorban

tindak kekerasan dalam rumah tangga, janda miskin, kelompok marginal dan

terpencil) (Suharto, dkk, 2004;7-4).

Untuk mencegah dengan adanya estándar ganda tenteng masalah kemiskinan tersebut

maka terdapat beberapa indikator untuk menentukan kriteria orang miskin yaitu :

1. Penghasilan rendah atau menurut garis kemiskinan yang ditentukan oleh tingkat

penghasilan oleh per orang per bulan menurut estándar BPS pada propinsi dan

kabupaten/kota.

2. Tergantung pada bantuan bahan makanan.

3. Pemilikan baju terbatas untuk setiap anggota keluarga per tahun (hanya mempunyai 1

potong baju per orang per tahun).

6

Page 7: Tugas miskinnnn

4. Tidak dapat membayar biaya perawatan kesehatan jira ada anggota keluarga yang

sakit.

5. Tidak dapat membanyar biaya pendidikan dasar (9 tahun) untuk anak mereka.

6. Tidak punya kepemilikan aset yang dapat digunakan atau dijual untuk memenuhi

kebutuhan selama tiga bulan atau sebanyak dua kali di atas garis kemiskinan.

7. Tinggal di rumah yang tidak sehat (tidak layak untuk tinggal).

8. Sulit untuk mendapatkan air bersih.

1.3. Faktor – Faktor Penyebab Kemiskinan.

Menurut Tansey Zigley (1991) kemiskinan mempunyai tiga penyebab yaitu :

a). Humam Capital deficiencies, defenisi modal manusia berarti rendahnya kualitas

sumberdaya manusia, seperti rendahnya pengetahuan dan ketrampilan

sehinggamenyebabkan mendapatkan pekerjaan yang rendah pendapatannya dan

rendahnya daya beli.

b). Insufficient demand for labor, yakni rendahnya permintaan akan tenaga kerja sehingga

meningkatkan pengangguran, tidak memiliki pendapatan, daya bili rendah, dan

akhirnya tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar.

c). Diskrimination, adanya perlakuan yang berbeda terhadap golongan tertentu terutama

dalam aksebilitas terhadap sumberdaya-sumberdaya dan adanya dominasi pihak

tertentu terhadap sumberdaya tersebut.

1. Faktor-faktor Internal

Faktor-faktor internal adalah faktor yang berada pada diri individu atau keluarga

fakir miskin itu sendiri sehingga menyebabkan terjadinya kemiskinan antara lain

berupa kekurangmampuan dalam hak :

1. Fisik (misalnya cacat, kurang gizi, sakit-sakitan)

2. Mental emosional (minyak lemas, mudah menyerah, putus asa, temperamental).

3. Intelektual (misalnya kurangnya pengetahuan, kebodohan, kekurangan informasi)

4. Spritual (misalnya tidak jujur, penipu, serakah, tidak disiplin)

5. Sosial pisikologis (misalnya kurang motivasi, kurang percaya diri, depresi/stress,

kurang relasi, kurang mampu mencari dukungan)

6. Ketrampulan (misalnya tidak mempunyai keahlian yang sesuai dengan

permintaan lapangan kerja)

7

Page 8: Tugas miskinnnn

7. Asset (misalnya tidakmemiliki stok kekayaan dalam bentuk tanah, rumah,

tabungan, kendaraan dan modal kerja)

2. Faktor Eksternal

Faktor-fakotr eksternal adalah faktor yang berada di luar diri individu atau keluarga

yang menyebabkan terjadinya kemiskinan antara lain :

Terbatsnya pelanyanan sosial.

Tidak dilindungi hak atas kepemilikan tanah

Terbatasnya lapangan kerja formal dan kurang terlindungnya adanya usaha-

usaha dalam sektor informal

Kebijakan perbankan terhadap layanan kredit mikro dan tingkat bunga yang tidak

mendukung sektor usaha mikro.

Belum terciptanya sistem ekonomi kerakyatan dengan prioritas sektor riil

masyarakat banyak.

Sistem mobilisasi dan pendayagunaan dana sosial masyarakat yang belum

optimal (seperti zkat)

Dampak sosial negatif dari program penyesuaian struktural (Structural Adjusment

Program/SAP).

Budaya yang kurang mendukung kemajuan dan kesejahteraan

Kondisi geografis yang silit, tandus, terpencil, atau daerah bencana

Pembangunan yang lebih berorientasi fisik material

Pembangunan ekonomi antar daerah yang belum merata.

Kebijakan publik yang belum berpihak kepada penduduk miskin.

1.4. Sumber Masalah Kemiskinan

Hal utama yang menyebabkan adanya kemiskinan di kalangan mesyarakat miskin ini

bukan berarti kekurangan sumber daya yang dibutuhkan untuk berpartisipasi secara

signifikan dalam masyarakat.

Menurut PBB, yang diuraikan dalam Human Development Report 2000, Kemiskinan

terdiri dari dua macam yaitu ;

-). Human Poverty (kamiskinan sosial)

8

Page 9: Tugas miskinnnn

Human poverty adalah kemiskinan secara multidimensi, meliputi kehilangan

(deprivation) kesempatan untuk menikmati hidup yang panjang dan sehat, kekurangan

dalam pengetahuan, kekurangan tergadap standard kehidupan yang layak, dan

kekurangan dalam partisipasi di masyarakat.

-). Income Poverty (kemiskinan ekonomi)

Income Poverty adalah kemiskinan yang terjadi dalam suatu dimensi saja, (Nancy

Krieger, 2002)

Untuk mencari sumber kemiskinan bukanlah yang mudah. Waupun ilmu

pengetahuan dewasa ini bagitu maju, tetapi konsep kemiskinan telah ada, tetap saja

sumber dan akar kemiskinan belum diketahui secara jelas. Oleh sebab itu masalah

kemiskinan tetap saja menjadi topik pembicaraan khususnya di Indonesia. Banyak para

ahli yang mengemukakan tentang penyebab kemiskinan, namun bila ditarik satu

kesimpulan maka penyebab kemiskinan yang paling mendasar adalah rendahnya tingkat

pendidikan dan ketrampilan, baik sera teknis maupun material.

Seringkali kita kita mellihat sumber kemiskinan hanya pada pendidikan rendah,

akses kesumberdaya ekonomi terbatas, kurang modal, dan ”mental iskin” biasanya

diartikan sebagai suatu cara hidup dan cara pandang sekelompok orang yang gampang

puas dan tidak mempunyai cita-cita untuk meraih masa depan yang lebih baik dan banyak

malas. Semua ini memeng menjadi sumber kemiskinan. Tetapi yang haris kita ingat,

kemiskinan juga ditentukanoleh nilai-nilaidan struktur sosial yang ada. Kemiskinan yang

ada pada seseorang manusia tidak terpisahkan dari sistem sosial di mana ia berada.

Sumber kemiskinan bisa sangat dinamis, sebagai gejala ketrangan ekonomi (economoc

insecurity), kemiskinan dapat timbul dari :

a). Resiko-resiko akibat guncangan ekonomi seperti naiknya harga-harga barang,

penyakit, kecelakaan, dan bencana alam.

b). Kamampuan waarga atau kelompok warga yang terbatas untuk memulihkan diri

sesudah guncangan ekonomi (Guy Standing, 2007).

Oleh karena itu, program pengentasan kemiskinan pun seharusnya dinamis,

sesuai dengan penyebab timbulnya kemiskinan tersebut. Dalam hal ini, cukup relevan jika

dikakatan bahwa kemiskinan, selain dapat merupakan pengalaman yang bersifat

sementara dan kronis, dapat pula menjadi takdir hidup yang bersifat permanen bagii

seseorang.

9

Page 10: Tugas miskinnnn

1.5. Dampak Masalah Kemiskinan

Rendahnya pengetahuan serta lingkungan yang kurang sehat sendiri merupakan

dari kamiskinan. Kondisi ini menjadikan satu daerah tertentu sebagai daerah rawan akan

semakin rendahnya kwalitas sumberdaya manusia, rendahnya pengetahuan, ketrampilan,

mendapat penghasilan yang rendah, yang dapat mengakibatkan daya beli menurun (tidak

dapat memenuhi kebutuhan dasar).

Menurut Oscar Lewis, kemiskinan yang bersangkut paut dengan keterbatasan

pemilikan dan penguasaan sumber-sumber dasar material akan merefleksikan suatu cara

hidup tertentu atau budaya kemiskinan yang ciri-cirinya antara lain,fatalistic, meminta-

minta, mengharapkan bantuan, cenderung suka berjudi dan mabuk-mabukan. Jaringan –

jaringan sosial yang terbentuk pada masyarakat miskin bukannya mendorong pada status

ekonomi tetapi menjerat mereka untuk tetap berada pada lingkaran kemiskinan.

Bentuk kerjasama dan solidaritas yang tumbuh pada masyarakat miskin selalu

berputar-putar didalam dan menjebak untuk tetap hidup dalam batas-batas subtensi

ekonomi bukan suatu pergerakan yang evolutif yang berkembang. Kemiskinan telah

membatasi hak warga untuk: Memperoleh pekerjaan yang layak bagi kemanusiaan,

memperoleh perlindungan hukum, memperoleh rasa aman, memperoleh akses atau

kebutuhan hidup yang terjangkau, memperoleh akses pendidikan, memperoleh akses

kesehatan, memperoleh keadilan, berpartisipasi dalam pengambilan keputusan public dan

pemerintah, untuk berinovasi,menjalankan hubungan spiritual dengan Tuhan,

berpartisipasi dalam penataan dan pengolahan pemerintahan dengan baik.

1.6. Upaya Pemecahan yang Telah Dilakukan Pemerintah

Sistem usaha kesejahretaan sosial untuk orang miskin selanjutnya adalah berupai

bantuan sosial. Bantuan sosial (social assisstance) merupakan suatu program bantuan

yang diberikan kepada orang miskin untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Progam

bantuan ini diberikan hanya untuk memenuhi aspek dasar kebutuhan hidupnya. Program

bantuan ini diberikan hanya untuk memenuhi aspek dasar kebutuhan manusia seperti

makan, kesehatan dan pendidikan.

Bantuan ini terbagi dalam beberapa macam program yaitu bantuan langsung tunai

(BLT), Program kelurga harapan (PHK), Asuransi kesehatan miskin (ASKESKIN), Jaminan

kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS), Beras untuk rakyat miskin (RASKIN), dan bantuan

operasional sekolah Dana BOS).

10

Page 11: Tugas miskinnnn

Program yang pertama yaitu program bantuan langsun tunai. Program ini

direncanakan diberikan kepada warga miskin sebagai kompensasi dari kenaikan harga

bahan bakar minyak. BLT ini diberikan dalam bentuk uang tuani sebesar Rp. 100.000 per

bulan dan diberikan satu kali dalam tiga bulan. Kriteria penerima program ini adalah warga

yang memang masuk golongan miskin.

Program yang kedua yaitu Program keluarga harapan (PKH). Program ini

biasanya dikatakan sebagai kelanjutan dari BLT. Program ini lebih ditujukan kepada warga

miskin yang mempunyai anggota keluarga yang hamil atau mempunyai anak belita atau

anak yang masih sekolah. Besaran dana yang diberikan dalam PKH ini tergantung pada

kondisi keluarga miskin tersebut, adalah wanita hamil, jumlah belita atau anak yang masih

sekolah.

Program yang ketiga yaitu program Asuransi Kesehtan masyarakat miskin

(ASKESKIN) Program ini dijalankan dengan tujuan untuk memberikan pelayanan

kesehatan gratis kepada warga miskin. Askeskin ini memberikan pelayanan pengobatan

dari pemerintahan kesehatan dasar di pusat kesehatan masyarakat (PUSKESMAS),

Perwatan di puskesmas, pemeriksaan kesehatan lanjut kerumah sakit. Progaram askeskin

ini dijalankan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia bekerja sama dengan PT.

ASKES.

Program selanjutnya adalah Jaminan kesehatan masyarakat (JAMKESMAS)

Jamkesmas ini merupakan program kelanjutan dari askeskin, dimana jemkesmas ini

melakukan perbaikan –perbaikan pada kekurangan yang dimiliki oleh program askeskin.

Halini di picu oleh adanya kemacetan dana dari Departemen Kesehatan Republik

Indonesia ke PT. ASKES sehingga program askeskin tidak berjalan dengan lancar.

Selanjudnya adalah program Beras Untuk Rakyat Miskin (RASKIN). Program

raskin ini dilakukan dengan tujuan untuk menyediakanbahan pangan yang murah bagi

penduduk miskin. Program ini dijalankan oleh Badan Usaha Logistik (BULOG). Pada

program raskin ini beras dijual pada penduduk miskin dihargai sebesar Rp. 1000 per kg.

Kemiudian menyesuaikan dengan kondisi ekonomi maka beras beras untuk program

raskin dihargai sebesar Rp. 1500 per kg.

Program yang lain yaitu Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Program

ini dilaksanakan oleh Departem Pendidikan nasional dengan tujuan untuk memberikan

kesempatan pendidikan murah bahkan gratis kepada anak-anak penduduk miskin. Dana

program ini memberikan pendidikan murah bahkan gratis kepada anak-anak penduduk

11

Page 12: Tugas miskinnnn

miskin . Dana Bos ini membantu mengurangi atau menghilangkan beban biaya

operasional pada setiap sekolah yang sangat memberikan bagi penduduk miskin.

1.7. Upaya Pemerintah Dalam Pemecahan Masalah

Setelah melihat data jumlah penduduk miskin di indonesia yang jumlahnya begitu

banyak atau cukup besar, maka dilakukan suatu langkah-langkah untuk mengatasi

masalah kemiskinan. Di Indonesi di kenal dengan adanya sistem usaha kesejahteraan

sosial yaitu suatu sistem yang berusaha untuk menyembuhkan, mengobati,mengatasi dan

mencegah suatu masalah sosial termasuk kemiskinan. Pada sistem kesejahteraan sosial

ini dekenal dengan tiga jenis tindakan untuk masalah-masalah sosial yaitu : Pada

Lembaga pelayanan, Program Bantuan, dan Bantuan sosial.

Untuk mengatasi masalah kemiskinan maka perlu dilakukan satu langkah-langkah

terpadu sehingga kemiskinan dapat ditanggulangi. Kamiskinan sebagai satu masalag

sosial jika dilihat pada jenis masalahnya maka tindakan yang bisa dilakukan oleh sistem

usaha kesejahteraan sosial adalah berupa program bantuan dan bantuan sosial.

Dalam menjalankan dua jeni tindakan ini perlu dilakukan pemilihan-pemilihan

terhadap penduduk miskin. Pemilahan ini agar dapat diidentifikasikasi dengan jelas

kelompok penduduk miskin mana yang mendapat program bantuan program bantuan dan

kelompok penduduk mana yang mendapat bantuan sosial. Hal ini perlu dilakukan agar

tidak semua penduduk digolongkan dalam satu program saja dan agar tindakan yang

dilakukan tepat pada sasarannya.

Dalam pembagian kelompok penduduk miskin yang mendapat program bantuan

adalah kelompok penduduk miskin yang masih bisa berusaha, bekerja dan masih

potensial dalam menjalankan bantuan yang diberikan. Kelompok ini meliputi penduduk

miskin yang disebabkan oleh kurangnya ketrampilan, kurangnya lapangan pekerjaan,

kurangnya aset, keadaan geografi tempat tinggal yang tidak mendukung, dan kebijakan

publik yang tidak berpihak.

Sedangkan kelompok penduduk miskin yang mendapat bantuan sosial adalah

kelompok penduduk miskin yang sudah tidak mampu untuk bekerja dan berusaha karena

faktor usia, penyakit yang cukup parah, dan faktor lainnya.

12

Page 13: Tugas miskinnnn

BAB III

P E N U T U P

Kesimpulan dan Saran

2.1 Kesimpulan

Sistem usaha kesejahteraan sosial dalam menangani masalah kemiskinan sangat

bisa memberdayakan masyarakat untuk menambah wawasan yang cukup luas, untuk

dapat menutupi keterbelakangan zaman moderen, dan dapat meningkatkan sistem

kesejaheraan sosial, dalam meningkatnya produktifitas, dapat mengurangi beban usa

kesejahteraan sosial dan mempunyai progaram pemberdayaan fakir miskin oleh instansi

terkait dan masyarakat, baik di tingkat pusat, propinsi dan kabupaten/kota. Dalam

program ini yang pada dasarnya bagi para penyelenggara di lapangan untuk melakukan

inovási harus dapat di sesuaikan dengan kondisi dan situasi setempat, sepanjang tidak

menyimpang dari kebijakan yang digariskan.

Berhasilnya pelaksanaa dalam program pengentasan kemiskinan di lapangan

akan Sangay tergantung pada semangat dan koalitas verja para penyelenggara di daerah

serta derajat jeringan verja yang berhasil di bangun.

2.2. S a r a n

Dari pembahasan di atas maka dapat diberikan beberapa saran yaitu :

1. Dalam pelaksanaan program pengentasan kemiskinan hendaknya di lakukan dengan

program yang tepat.

2. Dalam pelaksanaan program pengentasan kemiskinan hendaknya dilakukan dengan

program yang tepat dan perlu dilakukan dengan kebijakan-kebijakan yang pro

pada rakyat sehingga dapat diminimalisir efek-efek yang buruk bagi

masyarakat.

13