tugas manajemen rekayas sumber daya air (sda)

Upload: yogi-oktopianto

Post on 14-Oct-2015

61 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

MANAJEMEN

TRANSCRIPT

  • 5/24/2018 Tugas Manajemen Rekayas Sumber Daya Air (Sda)

    1/36

    TUGAS MANAJEMEN REKAYAS SUMBER DAYA AIR (SDA)

    Disusun Oleh :

    Bunga Triana (93212003)

    Neneng Winarsih (93212023)

    Yogi Oktopianto (93212033)

    FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    JURUSAN TEKNIK SIPIL

    UNIVERSITAS GUNADARMA

    2014

  • 5/24/2018 Tugas Manajemen Rekayas Sumber Daya Air (Sda)

    2/36

    1. INFRASTRUKTUR AIR BAKUManajemen infrastruktur merujuk suatu sistem fisik yang menyediakan transportasi,

    pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain yang

    dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi

    (Grigg, 1988). Sistem infrastruktur merupakan pendukung utama fungsi-fungsi sistem

    sosial dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Sistem infrastruktur dapat

    didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas atau struktur-struktur dasar, peralatan-peralatan,

    instalasi-instalasi yang dibangun dan yang dibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial dan

    sistem ekonomi masyarakat (Grigg, 2000). Dari berbagai manajemen infrastruktur, salah

    satunya adalah manajemen infrastruktur tentang air baku, mulai dari sumber air baku,

    pengadaan air baku, pengolahan air baku hingga ke pendistribusiannya.

    Pembangunan infrastruktur di sektor sumber daya air telah berhasil meningkatkan

    produksi pangan hingga mencapai swasembada pangan pada tahun 1980. Sejalan dengan

    pertumbuhan penduduk, telah dikembangkan juga infrastruktur pengairan dan sanitasi

    terutama sejak pelaksanaan REPELITA III. Namun demikian, pembangunan tidak dapat

    mengimbangi pertumbuhan penduduk dimana cakupan pelayanan hanya dapat mencapai

    sekitar 55% dari jumlah penduduk di Indonesia.

    Untuk peningkatan sumber daya air di Indonesia, masih banyak diperlukan

    pembangunan bendungan, waduk, dan sistim jaringan irigasi yang handal untuk menunjang

    kebijakan ketahanan pangan pemerintah. Di samping itu untuk menjamin ketersediaan air

    baku, tetap perlu dilakukan normalisasi sungai dan pemeliharaan daerah aliran sungai yang

    ada di beberapa daerah. Pemeliharaan dan pengembangan Sistem Wilayah Sungai tersebut

  • 5/24/2018 Tugas Manajemen Rekayas Sumber Daya Air (Sda)

    3/36

    didekati dengan suatu rencana terpadu dari hulu sampai hilir yang dikelola secara

    profesional. Untuk itu perlu dikembangkan teknologi rancang bangun Bendungan Besar,

    Bendung Karet, termasuk terowongan, teknologi Sabo, sistem irigasi maupun rancang

    bangun pengendali banjir.

    Saat ini terdapat beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS) yang memiliki peran penting

    dalam penyediaan sumber air sebagian telah mengalami kerusakan yaitu 62 DAS rusak dari

    total 470 DAS, sehingga mengakibatkan menurunnya nilai kemanfaatan air sehubungan

    penurunan fungsi daerah tangkapan dan resapan air. Saat ini jaringan irigasi terbangun

    mencapai 6,77 juta ha (1,67 juta ha belum berfungsi), dan jaringan irigasi rawa 1,8 juta ha

    yang berfungsi untuk mendukung Program Ketahanan Pangan Nasional.

    a. Pembangunan Infrastruktur Sumber Daya Air Yang BerkelanjutanPembangunan berkelanjutan sangat memperhatikan optimalisasi manfaat sumber

    daya alam dan sumber daya manusia dengan cara menyelaraskan aktivitas manusia dengan

    kemampuan sumber daya alam untuk menopangnya. Komisi dunia untuk lingkungan dan

    pembangunan mendefinisikan pembangunan berkelanjutan sebagai pembangunan yang

    memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi

    mendatang.

    Tujuan pembangunan berkelanjutan yang bermutu adalah tercapainya standar

    kesejahteraan hidup manusia yang layak, sehngga tercapai taraf kesejahteraan masyarakat

    secara menyeluruh. Taraf kesejahteraan ini diusahakan dicapai dengan menjaga kelestarian

    lingkungan alam serta tetap tersediannya sumber daya yang diperlukan. Salah satu konsep

  • 5/24/2018 Tugas Manajemen Rekayas Sumber Daya Air (Sda)

    4/36

    terkait dengan pembangunan yang memperhatikan dampak terkecil dari kerusakan

    lingkungan tetapi menghasilkan manfaat yang optimal adalah kosep Eco-Efficiency.

    b. Konsep Eco- EfficiencyEco-efficiency untuk pertama kalinya dipromosikan dalam The World Business

    Council on Sustainable Development (WBCSD) sebagai konsep bisnis untuk memperbaiki

    kinerja ekonomi dan kondisi lingkungan pada setiap perusahaan. Eco-efficiency telah

    dipertimbangkan dengan memperhitungkan penghematan sumber daya dan pencegahan

    polusi dari industri manufaktur sebagai pemicu untuk inovasi dan daya saing di semua jenis

    perusahaan. Pasar uang juga mulai mengenali nilai eco-efficiency karena banyak

    perusahaan yang menerapkan eco-efficiency dapat menghasilkan performa yang lebih baik

    secara finansial.

    Menurut Tamlyn, pengertian eco-efficiency perlu memperhatikan dampak lingkungan

    meliputi pertimbangan ekologi dan ekonomi yang merupakan strategi untuk mengurangi

    dampak lingkungan dan meningkatkan nilai produksi. Dengan mempertimbangkan hal-hal

    tersebut maka akan terdapat upaya untuk mengurangi dampak lingkungan namun dapat

    meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Namun hal yang penting untuk dicatat adalah

    terjadinya hubungan yang memberikan peluang untuk saling berubah secara posistif antara

    satu dengan yang lainnya.

    WBCSD telah mengidentifikasi 7 (tujuh) elemen yang dapat digunakan dalam

    menjalankan bisnis perusahaan untuk meningkatkan eko-efisiensi proses bisnisnya yaitu: 1)

    mengurangi penggunaan bahan baku; 2) mengurangi penggunaan energi; 3) mengurangi

    limbah beracun dari hasil produksi; 4) meningkatkan kemampuan daur ulang; 5)

  • 5/24/2018 Tugas Manajemen Rekayas Sumber Daya Air (Sda)

    5/36

    memaksimalkan penggunaan energi terbarukan; 6) memperpanjang daya tahan produk; dan

    7) meningkatkan intensitas layanan.

    Indikator eco-efficiency pada tingkat penrusahaan dapat diterapkan untuk mengukur

    seberapa besar tingkat efisiensi sumberdaya yang digunakan dalam suatu usaha. Misalnya

    seberapa besar sumber daya energi, air dan bahan baku utama yang digunakan untuk

    mentransformasikan menjadi produk yang layak jual.

    1.1.1 SUMBER AIR BAKUSumber air baku memegang peranan yang sangat penting dalam industri air minum.

    Air baku (raw water) merupakan awal dari suatu proses dalam penyediaan dan pengolahan

    air bersih. Berdasarkan SNI 6773 : 2008 tentang spesifikasi unit paket instalasi pengolahan

    air dan SNI 6774 : 2008 tentang Tata cara perencanaan unit paket instalasi pengolahan air

    pada bagian instalasi dan definisi yang disebut air baku adalah air yang berasal dari sumber

    air permukaan, cekungan air tanah dan atau air hujan yang memenuhi ketentuan baku mutu

    tertentu sebagai air baku untuk air minum.

    Sumber air baku bisa berasal dari sungai, danau, sungai air dalam, mata air dan bisa

    juga dibuat dengan cara membendung air buangan atau air laut. Evaluasi dan pemilihan

    sumber air yang layak darus berdasarkan dari ketentuan berikut :

    1) Jumlah air yang diperlukan2) Kualitas air baku3) Kondisi iklim4) Tingkat kesulitan pada pembuangan intake

  • 5/24/2018 Tugas Manajemen Rekayas Sumber Daya Air (Sda)

    6/36

    5) Tingkat keselamatan operator6)

    Ketersediaan biaya minuman oprasional dan pemeliharaan untuk IPA

    7) Kemungkina terkontaminasinya sumber air pada masa yang akan datang8) Kemungkinan untuk memperbesar intake pada masa yang akan datang

    Air bawah tanah termasuk air yang dikumpulkan dengan cara rembesan dapat

    dipertimbangkan sebagai sumber air. Hal ini dapat menghemat biaya operasional dan

    pemeliharaan karena secara umum kualitas air bawah tanah sangat baik sebagai air baku.

    Khususnya untuk air bawah tanah yang diambil dengan cara pengeboran yang tentunya

    melalui perijinan, hal ini untuk mencegah terjadinya eksploitasi secara besar-besaran yang

    dapat mengakibatkan kekosongan air bawah tanah karena tidak seimbangnya antara air

    yang masuk dengan air yang keluar. Sehingga menyebabkan pondasi bangunan yang berada

    diatasnya dapat turun (settlement) dan dapat mengakibatkan air laut yang masuk merembes

    menggantikan air tanah tersebut sehingga air menjadi asin dan tidak layak pakai seperti di

    utara Jakarta.

    Tidak semua air baku dapat diolah, menurut SNI 6773:2008 bagian Persyaratan

    Teknis kualitas air baku yang dapat diolah Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) adalah :

    1) Kekeruhan, maksimum 600 NTU atau 400mg/L SiO2.2) Kandungan warna asli (appearent colour) tidak melebihi dari 100 Pt Co dan

    warna sementara mengikui kekeruhan air baku.

  • 5/24/2018 Tugas Manajemen Rekayas Sumber Daya Air (Sda)

    7/36

    3) Unsur-unsur lainnya memenuhi syarat baku air sesuai Peraturan PemerintahNo. 82 tahun 2000 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian

    Pencemaran Air.

    4) Dalam hal air sungai daerah tertentu mempunyai kandungan warna, besi danatau bahan organik melebihi syarat tertentu di atas tetapi kekeruhan rendah (