tugas manajemen lingkungan 1 - efisiensi air
TRANSCRIPT
![Page 1: Tugas Manajemen Lingkungan 1 - Efisiensi Air](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082611/55cf9708550346d0338f6418/html5/thumbnails/1.jpg)
TUGAS MANAJEMEN LINGKUNGAN
CARA SEDERHANA UNTUK PENJERNIHAN
AIR MENGGUNAKAN TANAMAN SEBAGAI SOLUSI UNTUK MENGHEMAT AIR
Oleh :
Andi Aisyiah Alwie (1106005282)
Archietta Niigata Putri (1106012842)
Corry Oktaviani Sutejo (1106007842)
Nabilla Rastania (1106051465)
Widya Setyaningtyas (1106014892)
UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DEPARTEMEN BIOLOGI
![Page 2: Tugas Manajemen Lingkungan 1 - Efisiensi Air](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082611/55cf9708550346d0338f6418/html5/thumbnails/2.jpg)
I. PENDAHULUAN
Air merupakan salah satu sumber penting bagi kehidupan. Bumi memiliki sekitar ¾
lautan dibandingkan dengan daratan. Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang
hampir ¾ bagiannya di kelilingi oleh lautan. Jumlah air bersih yang dapat digunakan untuk
kehidupan sehari-hari (air daratan) yaitu sekitar 3%. Oleh karena itu, banyak terdapat daerah
atau negara yang masih kekurangan air bersih untuk kepentingan sehari-hari. Ada beberapa
cara sederhana yang bisa digunakan untuk mendapatkan air bersih. Cara yang paling mudah
dan paling umum digunakan adalah dengan membuat saringan air. Banyak berbagai tipe
pembuatan saringan air, namun hal tersebut masih jarang diterapkan oleh warga karena
dianggap menyulitkan dan tidak praktis. Dimakalah ini, kami akan membahas cara sederhana
untuk menjernihkan air dengan memanfaatkan beberapa tanaman untuk solusi menghemat air
. Cara tersebut sangat praktis dan mudah, terutama untuk dilakukan disuatu lingkungan
perumahan.
II. ISI
1. Tanaman Kelor (Biji kelor)
Biji kelor (Moringan oleifera) mengandung zat aktif yang dikenal dengan
rhamnosyloxy-benzil-isothiocyanate. Zat tersebut mampu menetralisir partikel-partikel
lumpur serta logam yang terkandung dalam air limbah serta partikel kotoran yang melayang
di dalam air. Penemuan tersebut dikembangkan sejak tahun 1986 di negeri Sudan untuk
menjernihkan air dari anak Sungai Nil. Di negara Indonesia juga sudah dikembangkan di
sungai Mahakam dan hasilnya dapat dimanfaatkan PDAM setempat.
Serbuk biji kelor ternyata cukup ampuh menurunkan dan mengendapkan kandungan
unsur logam berat yang cukup tinggi dalam air, sehingga air tersebut memenuhi standar baku
air minum dan air bersih. Cara memperoleh serbuk kelor cukup sederhana, yaitu dengan
menumbuk biji buah kelor yang sudah tua hingga halus, kemudian ditaburkan ke dalam air
limbah. Untuk satu liter air limbah bisa ditambahkan 3-5 mg serbuk kelor, kemudian diaduk
dengan cepat. Selama 10-15 menit setelah pengadukan, partikel-partikel logam dan kotoran
lainnya akan mengendap sehingga air menjadi jernih. Satu polong buah kelor memiliki 10- 15
biji kelor, dengan berat masing-masing biji sebesar 2,5 gram tanpa kulit ari. Sebanyak 10 biji
kelor dapat dibuat menjadi serbuk untuk menjernihkan air sebanyak 40 liter.
![Page 3: Tugas Manajemen Lingkungan 1 - Efisiensi Air](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082611/55cf9708550346d0338f6418/html5/thumbnails/3.jpg)
Untuk dapat dikonsumsi/diminum aroma serbuk kelor masih sangat terasa. Oleh
karena itu, pada bak-bak penampungan air limbah harus ditambahkan arang yang dibungkus.
Arang berfungsi untuk menyerap aroma kelor yang dihasilkan. Pembungkusan arang tersebut
bertujuan untuk mencegah arang bertaburan saat proses pengadukan. Cara penjernihan air
dengan menggunakan biji kelor dianggap lebih ekonomis jika dibandingkan sistem
penjernihan air dengan bahan baku tawas yang digunakan selama ini.
Perbedaan penjernihan air dengan menggunakan tawas dan serbuk biji kelor adalah
pada lamanya waktu pengendapan partikel setelah pengadukan, yaitu hanya lima menit,
sedangkan dengan serbuk kelor mencapai 10 hingga 15 menit. Penggunaan serbuk biji kelor
lebih ekonomis dibanding tawas karena tanaman kelor dapat dibudidayakan dengan mudah.
Selain itu, daun dan buahnya yang masih muda dapat dimanfaatkan untuk bahan makanan.
Oleh karena itu, memanfaatkan kelor untuk menjernihkan air merupakan alternatif terbaik
yang lebih ekonomis dan efisien serta turut melestarikan lingkungan dengan
membudidayakan tanaman.
Penjernihan air menggunakan serbuk biji kelor ini memiliki beberapa kelemahan dan
kelebihan sebagai berikut.
Keunggulan :1. Caranya sangat mudah,2. Tidak berbahaya bagi kesehatan,3. Dapat menjernihkan air lumpur.4. Kualitas air lebih baik karena mikroba berkurang, air lebih cepat mendidih, 5. Produk yang dihasilkan bersifat back to nature yang ramah akan lingkungan dan dapat
mengurangi pemanasan global.
Kelemahan :1. Air hasil penjernihan dengan kelor untuk dikonsumsi harus segera digunakan dan tidak
dapat disimpan untuk hari berikutnya,2. Air hasil filtrasi masih perlu pemurnian lebih lanjut, dengan cara memasak atau dengan
penyaringan cara filtrasi pasir yang sederhana.
![Page 4: Tugas Manajemen Lingkungan 1 - Efisiensi Air](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082611/55cf9708550346d0338f6418/html5/thumbnails/4.jpg)
2. Kangkung
Kangkung (Ipomoea aquatica) merupakan jenis tanaman yang termasuk jenis sayur-
sayuran dan ditanam sebagai bahan pangan. Kangkung merupakan tanaman air berwarna
hijau dan biasa ditemukan mangapung di air menggenang seperti kolam, sawah, danau atau
sungai yang mengalir tenang. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, tanaman
kangkung memiliki potensi untuk menjernihkan air limbah rumah tangga secara alami, tetapi
air tersebut masih belum aman di konsumsi. Selain itu, dapat mengurangi polusi air sebagai
tempat perkembangbiakan nyamuk dan bakteri penular penyakit.
Semakin lama berada di air kotor atau air limbah rumah tangga, maka tanaman
kangkung akan semakin banyak menyerap zat-zat yang terkandung di dalam air. Air tersebut
akan menjadi lebih jernih dari hari ke hari dan bau yang tidak sedap mulai berkurang.
Semakin jernih air limbah karena tanaman tersebut, maka semakin banyak jumlah endapan
yang dihasilkan. Tanaman kangkung dapat ditanam ditempat yang airnya tercemar oleh air
limbah rumah tangga seperti sumur, kolam dan air genangan dibawah rumah. Hal tersebut
akan membuat air menjadi lebih jernih dan kembali dapat digunakan.
Penjernihan air menggunakan tanaman kangkung memiliki beberapa kelemahan dan
kelebihan sebagai berikut
Kelebihan :
![Page 5: Tugas Manajemen Lingkungan 1 - Efisiensi Air](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082611/55cf9708550346d0338f6418/html5/thumbnails/5.jpg)
1. Mudah didapatkan dan tidak memerlukan biaya untuk mendapatkannya.
2. Mengurangi pencemaran air sebagai sarang penyakit.
3. Tanaman kangkung dapat dikonsumsi.
Kekurangan :
1. Air limbah rumah tangga yang telah dijernihkan masih tidak dapat di konsumsi. Hal
tersebut karena mikroorganisme dan zat kimia yang berbahaya bagi tubuh sebagian besar
masih terdapat di dalam air hasil penjernihan.
2. Proses penjernihan memerlukan waktu yang lama sekitar 6-7 hari.
3. Kulit Pisang
Pisang merupakan tanaman yang memiliki banyak kegunaan, mulai dari buah, batang,
daun, kulit hingga bonggolnya. Tanaman pisang yang merupakan suku Musaceae termasuk
ke dalam tanaman beriklim tropis. Tanaman pisang banyak ditemui di kawasan Asia
Tenggara seperti Malaysia, Indonesia serta Papua. Pisang dapat berbuah sepanjang tahun
pada daerah dengan hujan merata sepanjang tahun. Kulit pisang memiliki kandungan vitamin
C, B, kalsium, protein dan juga lemak yang cukup baik. Selain itu, kulit pisang menyimpan
tegangan tenaga listrik. Kandungan tenaga listrik yang ada pada kulit pisang bisa
dimanfaatkan untuk menggantikan tenaga batu baterai.
Kulit pisang merupakan bahan buangan atau limbah yang cukup banyak jumlahnya.
Umumnya kulit pisang belum dimanfaatkan secara nyata, hanya dibuang sebagai limbah
organik saja atau digunakan sebagai makanan ternak seperti kambing, sapi dan kerbau.
Jumlah dari kulit pisang cukup banyak yaitu sekitar 1/3 dari buah pisang yang belum dikupas.
Kulit pisang juga menjadi salah satu limbah dari industri pengolahan pisang. Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan ternyata kulit pisang dijadikan media dalam penjernihan air.
Kulit pisang kepok (Musa acuminate) didalamnya mengandung beberapa komponen
biokimia, antara lain selulosa, hemiselulosa, pigmen klorofil dan zat pektin yang
mengandung asam galacturonic, arabinosa, galaktosa dan rhamnosa. Asam galacturonic
dapat untuk mengikat ion logam yang punya gugus fungsi gula karboksil. Berdasarkan hasil
penelitian, selulosa juga memungkinkan pengikatan logam berat. Limbah kulit daun pisang
yang dicincang dapat dipertimbangkan untuk ekstraksi tembaga dan ion timbal pada air
limah. Kulit pisang yang akan dipakai untuk menjernihkan air hanya perlu dicincang kecil-
kecil lalu dimasukkan ke dalam air limbah yang kotor. Logam berat seperti timbal dan
tembaga akan terserap oleh serat-serat yang terdapat pada kulit pisang.
![Page 6: Tugas Manajemen Lingkungan 1 - Efisiensi Air](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082611/55cf9708550346d0338f6418/html5/thumbnails/6.jpg)
Langkah-langkah yang dilakukan adalah pertama pisang dicuci sebanyak 5 kali untuk
menghilangkan kotoran dan kelembaban yang akan memengaruhi hasil. Kedua, kulit pisang
dikeringkan selama 48 jam dalam oven 50oC. Pengujian ini menunjukkan bahwa gugus
karboksil dan kadar selulosa hidroksil akan langsung memengaruhi kapasitas penyerapan.
Ketiga, kulit pisang dicincang secara efisien dalam media asam. Teknik ini tidak efektif pada
pH di bawah 3 dan di atas 5. Hal itu dikarenakan asam karboksilat merupakan kelompok
fungsi utama dalam ekstraksi ion logam menjadi protonasi pada konsentrasi H+ tinggi.
Untuk pemurnian air minum dari logam berat, teknologi yang ada saat ini umumnya
sangat mahal sehingga kurang terjangkau oleh masyarakat umum. Selain murah dan mudah
didapatkan, kelebihan lain dari kulit pisang adalah bisa digunakan berkali-kali. Sebuah
penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Industrial & Engineering Chemistry Research ,
kulit pisang yang dicincang bisa dipakai sebanyak 11 kali untuk proses penjernihan air.
4. Eceng Gondok
Eceng gondok atau Eichhornia crassipes pertama kali ditemukan secara tidak sengaja
oleh seorang ilmuan bernama Carl Friedrich Philipp von Martius. Eceng gondok ditemukan
tumbuh di kolam-kolam dangkal, tanah basah dan rawa, aliran air yang lambat, danau, tempat
penampungan air dan sungai. Tumbuhan ini hanya memiliki tinggi sekitar 0,4-0,8 meter dan
tidak mempunyai batang, terkadang berakar dalam tanah. Bentuk daunnya tunggal dan
berbentuk oval, sementara ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal dan tangkai
menggembung, permukaan daunya licin dan berwarna hijau. Kecepatan menyesuaikan diri
membuat tanaman ini tumbuh dengan cepat. Eceng gondok memiliki masa yang besar,
tumbuh mengapung di atas permukaan air.
Mengandalkan fungsi tanaman eceng gondok dan karbon aktif , dapat digunakan
untuk daur ulang air limbah rumah tangga. Pengelolaan dimulai dengan mengumpulkan air
limbah rumah tangga ke bak penampungan. Asumsikan sebuah rumah dihuni lima orang,
sehingga air limbah yang dihasilkan sekitar 700 liter per hari. Air tersebut kemudian dialirkan
ke kolam yang dipenuhi eceng gondok. Fungsi eceng gondok berdasarkan literatur yaitu
dapat menyerap senyawa-senyawa organik, terutama amonia dan fosfat. Eceng gondok
bersifat fitoremediasi atau tumbuhan yang menyerap polutan. Air limbah didiamkan di kolam
eceng gondok selama 24 jam. Setiap batang eceng gondok sanggup membersihkan
air limbah sebanyak 4 liter. Selama sehari penuh, katup penutup saluran air di ujung kolam
eceng dibuka untuk mengalirkan air ke bak penampungan di bawah tanah. Di dalam bak
![Page 7: Tugas Manajemen Lingkungan 1 - Efisiensi Air](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082611/55cf9708550346d0338f6418/html5/thumbnails/7.jpg)
tersebut terdapat saringan berlapis dengan karbon aktif, sehingga didapatkan air yang sudah
jernih. Air jernih tersebut kemudian akan naik ke atas melalui pompa air agar bisa naik
hingga bak penampungan di atap rumah-rumah.
Selain itu, akar tanamaneceng gondok juga dapat menghasilkan zat alleopathy yang
mengandung antibiotoka dan mampu membunuh bakteri E. coli. Eceng gondok juga mampu
menjernihkan atau menurunkan kekeruhan suatu perairan hingga 120 mg perliter silika
selama 48 jam sehingga cahaya matahari dapat menembus perairan dan dapat meningkatkan
produktivitas perairan melalui proses fotosintesis bagi tanaman air lainnya.
Selain dapat menyerap logam berat, eceng gondok juga mampu menyerap residu pestisida.
Akar dari tanaman eceng gondok mempunyai sifat biologis sebagai penyaring air yang
tercemar oleh berbagai bahan kimia buatan industri. Proses regenerasi eceng gondok yang
cepat dan toleransinya terhadap lingkungan yang cukup besar, menyebabkan eceng gondok
dapat dimanfaatkan sebagai pengendali pencemaran lingkungan.
III. KESIMPULAN
Air merupakan salah satu sumber penting bagi kehidupan. Kebutuhan air bersih
makin hari makin banyak, untuk memenuhi kebutuhan air bersih tersebut kita dapat
melakukan penjernihan air secara alami dari air limbah rumah tangga atau sungai. Air
penjernihan ini dapat digunakan untuk menjadi solusi menggunakan air dengan hemat karena
menggunakan air limbah yang dijernihkan. Cara – cara penjernihan air adalah dengan
tanaman kelor atau biji kelor, tanaman kangkung, kulit pisang dan eceng gondok.
Daftar Acuan
Balke, Klaus-Dieter & Yan Zhu. 2008. Natural water purification and water management by
artificial ground water recharge. Journal of Zhejiang University SCIENCE B, China:
221—226.
Jodi, M.L., Birnin-Yauri, U.A., Yahaya, Y. & Sokoto, M.A. 2012. The use of some plants in
water purification. Global Advanced Research Journal of Chemistry and Material
Science Vol. 1(4).