tugas makalah ( pembelaan negara)

16
Pembelaan Negara Di susun oleh : Nama : Nur Azizah Kelas : 2EA21 NPM : 15210155 TUGAS : MAKALAH Universitas Gunadarma 2012

Upload: aziza-zea

Post on 11-Jul-2015

14.542 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Pembelaan Negara

Di susun oleh :

Nama : Nur Azizah

Kelas : 2EA21

NPM : 15210155

TUGAS : MAKALAH

Universitas Gunadarma

2012

Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan hidayah Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan makalah Pembelaan Negara.

Makalah ini disusun untuk melengkapi salah satu tugas pendidikan kewarganegaraan,sesuai

dengan ketentuan yang telah diberikan oleh bapak Sri waluyo sebagai dosen pengajar.dengan

adanya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat menjadi warga Negara yang bertanggung jawab

dalam kehidupan bernegara.serta mapu menjagadan mempertahankan kesatuan bangsa Indonesia

dari berbagai ancaman baik dari internal maupun eksternal. dan Akhirnya semoga makalah ini

bermanfaat bagi saya dan para pembaca nya,mohon maaf apabila terdapat kekurangan

penyusunan makalah ini.

Jakarta, Mei 2012

Hormat saya

II

DAFTAR ISI

JUDUL ……………………………………………………………………………………… I

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………. II

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………… III

BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………………………………… 1

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH……………………………………………… 1

1.2 HAKIKAT NEGARA….....…………………………………..………………….. 2

1.3 HAKIKAT WARGA NEGARA…..………………………….. ………………… 3

BAB II PEMBAHASAN……………………………………...………………………………6

2.1 PENGERTIAN BELA NEGARA …………...………………………………….. 6

2.2 INSTRUMEN HUKUM PEMBELAAN NEGARA …………………………....7

2.3 PENTINGNYA USAHA PEMBELAAN NEGARA …………………………... 8

2.4 BENTUK – BENTUK USAHA PEMBELAAN NEGARA ……………………9

2.5 PARTISIPASI DALAM USAHA PEMBELAAN NEGARA …………………. 9

BAB III PENUTUP

PENUTUP…………………………………………………………………………………..10

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….11

III

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seperti yang kita ketahui, untuk mencapai kemerdekaan, Bangsa Indonesia harus mengalami perjuangan

yang amat panjang dan luar biasa beratnya paling sedikit tiga setengah abad lamanya bangsa Indonesia

berjuang untuk merebut kekerdekaan dari tangan penjajah, dengankorban yang luar biasa banyaknya.

Itulah pengorbanan yang harus diberikan dalam suatu perjuangan, yang pada akhirnya berhasil membawa

bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan.

Kemerdekaan yang telah kita miliki harus dijaga dan dipertahankan, jika kita tidak ingin direbut kembali.

Sebab, meskipun bangsa Indonesia telah merdeka, bukan berarti terlepas dari segala benutuk ancaman,

gangguan, hambatan, dan tantangan. Oleh karena itu, kita sebagai warga Negara harus menjaga keutuhan

bangsa dan membela Negara dari masalah apapun. Usaha bela Negara dapat dilaksanakan dalam berbagai

bidang dan bentuk. Bukan hanya dalam ancaman fisik, tetapi juga nonfisik. Bukan hanya terhadap

ancaman militer, tetapi juga ancaman nonmiliter.

Sebelum kita membahas upaya warga Negara dalam membela Negara, terlebih dahulu kita akan

membahas tentang hakikat Negara dan hakikat warga Negara.

1

1.2 Hakikat Negara

Istilah Negara dalam bahasa lain seperti staat (Belanda), state (Inggris), etat (Prancis). Negara merupakan

organisasi suatu bangsa. Sedangkan kata „Negara‟ berasal dari bahasa Sansekerta „nagara‟ atau „nagari‟

yang berarti kota.

Sifat – sifat Negara antara lain sebagai berikut:

a. Memaksa, artinya Negara memiliki kekuasaan memaksa agar perundang – undangan ditaati.

b. Monopoli, artinya Negara memiliki monopoli dalam menetapkan tutjuan bersama dari

masyarakat.

c. Menyeluruh, bermakna mencakup semua. Maksudnya, peraturan perundang – undangan yang

dibuat Negara berlaku untuk semua warga Negara tanpa kecuali.

Unsur – unsur berdirinya suatu bangsa meliputi empat unsur, yaitu:

1. Memiliki rakyat

2. Memiliki wilayah

3. Ada pemerinyah yang berdaulat

4. Ada pengakuan dari Negara lain

Tiga syarat pertama disebut dengan syarat de facto (mutlak) disebut juga unsure konstitutif,

sedangkan syarat keempat disebut dengan syarat de jure (hukum internasional) atau unsur

deklaratif.

Tujuan Negara Indonesia yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945 alenia IV, yaitu:

1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

2. Memajukan kesejahteraan umum

3. Mencerdaskan kehidupan bangsa

4. Melaksanakan ketertiban dunia

Fungsi Negara dapat dikelompokkan menjadi:

1. Melaksanakan penertiban

2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran

3. Fungsi pertahanan

4. Menegakan keadilan

2

1.3 Hakikat Warga Negara

Penduduk Indonesia yaitu setiap orang yang tinggal di wilayah Indonesia untuk jangka waktu tertentu,

terdiri dari WNI dan WNA.

1. Penduduk dan warga Negara

Orang – orang yang berada didalam suatu wilayah Negara tertentu, belum tentu merupakan penduduk

Negara tersebut. Artinya, orang – orang yang berada dalam suatu wilayah Negara tertentu ada yang

berstatus penduduk ada pula yang bukan penduduk Negara tersebut.

Penduduk Negara (warga Negara) adalah mereka yang berdasarkan hukum menjadi anggota suatu

Negara.

Penduduk bukan warga Negara (orang asing) adalah mereka yang belun menjadi warga Negara secara

hukum. Naturalisali adalah pewarganegaraan yang diperoleh warga Negara asing setelah memenuhi

syarat dalam undang – undang.

2. Asas kewarganegaraan.

Dalam menentukan kewarganegaraan seseorang dikenal dua asas, yakni asas ius sanguinis dan asas ius

soli.

Asas ius sanguinis (keturunan), asas ini menetapkan kewarganegaraan seseorang menurut keturunan atau

pertalian darah. Artinya, yang menentukan kewarganegaraan seseorang yaitu kewarganegaraan orang

tuanya. Contoh: seseorang yang lahir di Negara X yang orang tuanya warga Negara Y, maka ia adalah

warga Negara Y.

Asas ius soli (tempat kelahiran), asas ini menetapkan kewarganegaraan seseorang menurut Negara tempat

ia dilahirkan. Contoh: seseorang yang lahir di Negara X adalah warga Negara X, meskipun orang tuanya

warga Negara Y.

Sehubungan dengan asas – asas kewarganegaraan ini, kenyataannya seseorang bias tidak mempunyai

kewarganegaraan (apatride) atau mungkin mempunyai kewarganegaraan ganda (bipatride). Hal ini

dimungkinkan karena ada Negara yang menggunakan asa ius sanguinis (keturunan), tetapu ada pula

Negara yang menggunakan asas ius soli (tempat kelahiran).

3

3. Stelsel kewarganegaraan

Selain asas kewarganegaraan tersebut, untuk menentukan kewarganegaraan seseorang digunakan juga

sistem stelsel. Sistem stelsel terdiri dari stelsel aktif dan stelsel pasif.

Stelsel aktif, dimaksudkan bahwa untuk mendapatkan status kewarganegaraan, seseorang harus

melakukan tidakan – tindakan hukum tertentu secara aktif. Misalnya, dengan mengajukan permohonan

dan mengurus segala persyaratannya.

Stelsel pasif, ialah seseorang yang dengan sendirinya dianggap menjadi warga Negara tanpa melakukan

suatu tindakan hukum tertentu.

Hak opsi, adalah hak untuk memilih suatu kewarganegaraan (stelsel aktif).

Hak repodiasi, adalah untuk menolak suatu kewarganegaraan (stelsel pasif).

4. Warga Negara

UUD 1945 pasal 26 Ayat (1) menyebutkan bahwa “Yang menjadi warga Negara ialah orang – orang

bangsa Indonesia asli dan orang – orang bangsa lain yang disahkan dengan undang – undang sebagi

warga Negara”.

Hal ini ditegaskan kembali dalam Pasal 2, Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang

Kewarganegaraan Republik Indonesia. Yang dimaksud dengan orang- orang bansa Indonesia asli adalah

orang Indonesia yang menjadi Warga Negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima

kewarganegaraan lain atas kehendak sendiri.

Berdasarkan Undang – Undang ini Pasal 4, Warga Negara Indonesia adalah:

a. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang – undangan dan/atau berdasarkan perjanjian

Pemerintah Republik Indonesia dengan Negara lain sebelum Undang – Undang ini berlaku sudah

menjadi warga Negara Indonesia.

b. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu warga Negara Indonesia.

c. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga Negara Indonesia dan seorang

ibu warga Negara asing.

d. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga Negara asing dan seorang ibu

warga Negara Indonesia.

e. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu warga Negara Indonesia, tetapi

ayahnya tdak mempunyai kewarganegaraan atau hukum Negara asal ayahnya tidak memberikan

kewarganegaraan kepada anak tersebut.

f. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya meninggal dunia dari

perkawinan yang sah dan ayahnya warga Negara Indonesia.

g. Anak yang lahir di luar pekawinan yang sah dari seorang ibu warga Negara Indonesia.

h. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga Negara asing yang diakui

oleh ayah warga Negara Indonesia sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anank

tersebut berusia 18(delapan belas) tahun atau belum kawin.

i. Anak yang lahir di wilayah Negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas status

kewarganegaraan ayah dan ibunya.

j. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah Negara Republik Indonesia selama ayah dan

ibunya belum diketahui.

k. Anak yang baru lahir di wilayah Negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak

mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya.

l. Anak yang dilahirkan di luar wilayah Indonesia dari seorang ayh dan ibu warga Negara Indonesia

yang karena ketentuan dari Negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan

kepada anak yang bersangkutan.

m. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya,

kemudian ayah atau ibunya meninggal sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji

setia.

Selanjutnya Pasal 7 Undang – Undang ini menegaskan, bahwa: Setiap orang yang bukan Warga Negara

Indonesia diperlakukan sebagai orang asing. Apabila orang asing ini ingin menjadi Warga Negara

Indonesia, maka mereka harus melalui proses pewarganegaraan atau naturalisasi, yakni tata cara bagi

orang asing untuk memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia melalui permohonan (Pasal 1 ayat 3

Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2006).

5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bela Negara

Bela Negara menurut UU No 3 tahun 2002 adalah sikap dan perilaku warga Negara yang di jiwai oleh

kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945

dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara. Pembelaan Negara merupakan hak dan

kewajiban setiap warga Negara. Berikut ini adalah landasan hukum pembelaan Negara, antara lain:

a. Pembukaan UUD 1945 alinea IV

b. UUD 1945 pasal 27 ayat 3 dan 1 dan pasal 30 ayat 1 dan 2

- Isi dari pasal 27 ayat 3 UUD 1945 (hasil amandemen)

“ setiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara”.

- Isi dari pasal 27 ayat 1 UUD 1945

“segala warga Negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintah dan wajib

menjunjung hukum dan pemerintah”

- Isi dari pasal 30 ayat 1 UUD 1945

“tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam pertahanan dan keamanan

Negara”

- Isi dari pasal 30 ayat 2 UUD 1945

“usaha pertahanan dan keamanan Negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan

kemanan rakyat semesta oleh TNI dan POLRI sebagai kekuatan utama, dan rakyat

sebagai kekuatan pendukung”

c. Tap No VI/MPR/2000tentang pemisahan TNI dan POLRI

d. Tap No VII tentang peran TNI dan POLRI

e. UU No 3 tahun 2002 tentang pertahan Negara pasal 9 ayat 1

“segala warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela Negara yang diwujudkan

dalam penyelenggaraan pertahanan Negara”

Sistem pertahanan Negara adalah sistem pertahanan rakyat semesta (sishanrata) artinya

melibatkan seluruh rakyat dan segenap sumber daya nasional, sarana dan prasarana dan seluruh

wilayah sebagai sattu kesatuan. Berikut ini adalah komponen pertahanan Negara yaitu, antara

lain:

a. Komponen utama yaitu TNI yang bertugas mempertahankan kedaulatan negara dan keutuhan

wilayah, meelindungi kehormatan dan keselamatan bangsa, melaksanakan operasi militer

selain perang, ikut aktif dalam pemeliharaan perdamaian dunia.

b. Komponen cadangan yaitu sumber daya nasional yang telah disiapkan untuk digunakan

seperti, pensiunan TNI, resimen mahasiswa, SAR, dll.

c. Komponen pendukung yaitu sumber daya nasional yang dapat digunakan untuk

meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen lain.

6

Selain ada komponen dan landasan tentang pembelaan Negara, ada juga ancaman-ancaman terhadap

bangsa dan Negara yaitu:

a. Ancaman militer dalam bentuk:

- Agresi, berupa penggunaan kekuasaan bersenjata terhadap kedalatan Negara. Seperti

kegiatan invasi, bombardemen, blockade, dll.

- Pelanggaran wilayah

- Spionase

- Sabotase

- Aksi terror

- Pemberontakanbersenjata

- Perang saudara

b. Ancaman nonmiliter, seperti

- Ancaman terhadap ideology

- Ancaman terhadap budaya

- Ancaman terhadap ekonomi

- Dampak globalisasi

2.2 Instrumen Hukum Pembelaan Negara

Khusus yang berkaitan dengan pertahanan dan keamanan Negara, upaya bela Negara dan warganya diatur

dalam beberapa ketentuan berikut.

a. Undang – Undang Dasar 1945

Upaya bela Negara diatur dalam Pasal 27 Ayat (3), dan Pasal 30 Ayat (1) dan (2). Pasal 27 Ayat (3)

berbunyi, “Setiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.” Pasal 30

Ayat (1) berbunyi, “Tiap – tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan

keamanan Negara”. Sementara Ayat (2) berbunyi, “Usaha pertahanan dan keamanan Negara

dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan

pendukung”.

b. UU RI No. 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara

UU RI No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara merupakan pengganti UU. No. 20 Tahun 1982

tentang Ketentuan – Ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia. Dalam UU RI

No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara diatur dalam Pasal 9 ayat (1) dan Ayat (2).

Pasal 9 Ayat (1) berbunyi, “Setiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela Negara

yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan Negara”. Sementara Ayat (2) berbunyi,

“Keikutsertaan warga Negara dalam upaya bela Negara, sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1)

diselenggarakan melalui empat hal berikut.

a. Pendidikan kewarganegaraan.

b. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib.

7

c. Pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau secara wajib.

d. Pengabdian sesuai dengan profesi.

2.3 Pentingnya Usaha Pembelaan Negara

Pada tanggal 17 agustus 1945 indonesia menyatakan kemerdekaannya, melalui proklamasi kemerdekaan

yang dibacakan oleh Ir. Soekarno atas nama Bangsa Indonesia.dengan adanya proklamasi kemerdekaan

Indonesia tersebut, maka secara De facto bangsa Indonesia telah merdeka, berdiri sejajar dengan negara-

negara merdeka lain di dunia.

Untuk mencapai kemerdekaan tersebut, bansa Indonesia harus mengalami perjuangan yang amat panjang

dan luar biasa beratnya. Ratusan, ribuan dan mungkin lebih korban yang meninggal dunia dari perjuangan

merebut kemerdekaan ini, belum termasuk korban raga dan korban harta.

Perjuangan yang gigih dan pengorbanan yang luar biasa dari para pejuang telah mengantarkan kita

menjadi bangsa yang merdeka. Kemerdekaan yang kita miliki sekarang harus dijaga dan pertahankan

karena meskipun Indonesia sudah merdeka, bukan berarti terlepas dari segala bentuk ancaman, gangguan.

Hambatan, dan tantangan (AGHT). Berdasarkan pandangan hidup tersebut, bangsa Indonesia dalam

penyelengaraan pertahanan Negara menganut prinsip-prinsip berikut ini:

a. Bangsa Indonesia berhak dan wajib membela serta mempertahankan kemerdekaan dan

kedaulatan Negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala

ancaman.

b. Pembelaan Negara diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya pertahanan Negara

merupakan tanggung jawab dan kehormatan setiap warga Negara.

c. Bangsa Indonesia cinta perdamaian, tetapi lebih cinta pada kemerdekaan dan

kedaulatannya.

d. Bangsa Indonesia menentang segala bentuk penjajahan dan menganut politik bebas aktif.

e. Bentuk pertahanan Negara bersifat semesta dalam arti elibatkan seluruh rakyat dan

segenap sumber daya nasional.

f. Pertahanan Negara disusun berdasarkan prinsip demokrasi, hak asasi manusia,

kesejahteraan umum, lingkungan hidup, ketentuan hukum nasional, hukum internasional

dan kebiasaan internasional, serta prinsip hidup berdampingan secara damai.

8

2.4 Bentuk – Bentuk Usaha Pembelaan Negara

1. Upaya bela Negara terhadap ancaman militer.

2. Upaya bela Negara terhadap ancaman penyalahgunaan Narkoba.

3. Upaya bela Negara terhadap ancaman KKN.

4. Upaya bela Negara terhadap ancaman perusakan lingkungan.

5. Upaya bela Negara terhadap ancaman kemiskinan.

6. Upaya bela Negara terhadap ancaman kebodohan.

7. Upaya bela Negara tehadap ancaman lunturnya persatuan dan kesatuan bangsa.

8. Upaya bela Negara terhada ancaman budaya asing yang negative.

9. Upaya bela Negara tuntuk mengharumkan nama Bangsa Indonesia di mata dunia.

2.5 Partisipasi dalam Usaha Pembelaan Negara

1. Sebagai anggota keluarga

Upaya dari setiap anggota keluarga untuk saling berbagi, saling mendukung, saling menolong,dan saling

mengasihi satu sama lain merupakan sikap yang dapat menciptakan kerukunan dan keharmonisan dalam

keluarga. Upaya menjaga ketentraman dan kedamaian keluarga ini sudah merupakan bentuk partisipasi

dalam upaya pembelaan Negara di lingkungannya.

2. Sebagai Pelajar

Partisipasi dalam upaya bela Negara bagi pelajar dapat diwujudkan dangan cara belajar dengan tekun dan

penuh semangat yntuk memperdalam iman dan takwa serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Ketekunan

belajar tersebut akan berhasil mewujudkan generasi yang cerdas, beriman, bermoral, berwawasan luas,

dan terampil untuk membangun bangsa dan Negara di masa datang.

3. Bentuk partisipasi warga Negara dalam upaya bela Negara melalui:

- Pendidikan kewarganegaraan

- Pelatihan dasar kemiliteran wajib

- Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib

- Pengabdian sesuai profesi.

TNI merupakan alat pertahanan Negara, bertugas:

- Mempertahankan kedaulatan Negara dan keutuhan wilayah

- Melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa

- Melaksanakan operasi militer selain perang

- Ikut aktif dalam pemeliharaan perdamaian dunia

Polri merupakan alat keamanan Negara, bertugas:

- Menjaga dan memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat

- Mengayomi masyarakat dan memberikan perlindungan hukum.

9

BAB III

PENUTUP

Upaya membela Negara warag Negara sebenarnya tidak hanya berhubungan dengan upaya

mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari ancaman dan serangan musuh,

melainkan merupakan upaya warga Negara mempertahankan dan memajukan bangsa Indonesia di segala

bidang, baik dari luar maupun dari dalam Negara kita sendiri.

Kemerdekaan yang telah kita miliki harus dijaga dan dipertahankan. Sebab, meskipun bangsa

Indonesiamtelah merdeka, bukan berarti terlepas dari segala bentuk ancaman, gangguan, hambatan, dan

tantangan (AGHT). Setiap Negara pasti akn menghadapi segala macam bentuk AGHT tersebut, besar

ataupun kecil. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban kita semua warga Negara Indonesia, untuk terus

menjaga dan mempertahankan keutuhan serta kemerdekaan Negara kesatuan Republik Indonesia tercinta

ini. Kita bela dan pertahankan Negara kita dari segala bentuk gangguan dan ancaman, baik yang berasal

dari dalam maupun luar negeri.

10

DAFTAR PUSTAKA

Kansil, C.S.T. 2001. Ilmu Negara (Umum dan Indonesia). Jakarta: PT Pradya Paramita.

Lemhanas. 2001. Pendidikan kewarganegaraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum.

Syarbani, Syahrial, MA. 2002. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Ghalia

Indonesia.

Undang – Undang Dasar 1945 Hasil Amandemen.

11