peran serta dalam upaya pembelaan negara tempo dulu
TRANSCRIPT
PERAN SERTA DALAM UPAYA
PEMBELAAN NEGARA TEMPO DULU
DISUSUN OLEH :
ESTI WIDYANINGSIH
IX I / 12
SMPN 1 TRENGGALEK
TAHUN AJARAN 2014/2015
LEMBAR PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH
“PERAN SERTA DALAM UPAYA PEMBELAAN
NEGARA TEMPOD DULU”
Disusun Oleh : Esti Widyaningsih
Kelas : IX-I
Disahkan tanggal :
Kepala Sekolah Guru Pembimbing
Drs. Bambang Sutikno,M.Pd Dra. Ninik Indiati,M.Pd
NIP. 19640314 198903 1 012 NIP. 19620515 198301 2 001
LEMBAR PUBLIKASI
Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “Peran Serta Dalam Upaya
Pembelaan Negara Tempo Dulu” diserahkan untuk dipublikasikan di
Perpustakaan SMPN 1 Trenggalek.
No. Register :
Tanggal :
Trenggalek, 30 September 2014
Pembina Perpustakaan
Endang Sunarti S.Pd
NIP. 19620303 198403 2 015
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkatnya Karya
Tulis BAB Peran serta dalam Upaya Pembelaan Negara ini dapat terselesaikan dengan baik.
Karya Tulis ini berisi ringkasan pengetahuan tentang Peran serta Pembelaan Negara.
Karya Tulis ini tentunya masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan.
Semoga ringkasan materi ini dapat bermanfaat untuk kita semua dan dapat
menambah pengetahuan bagi para pembacanya. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam
penulisan maupun kata – kata.
Trenggalek, 26 September 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan ............................................................................................................................................................................ i
Lembar Pengesahan .......................................................................................................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................................................................................................................... iii
BAB I
1. Latar Belakang ................................................................................................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah ............................................................................................................................................................ 1
3. Tujuan ................................................................................................................................................................................... 1
BAB II
A. HAKIKAT BANGSA dan NEGARA ........................................................................................................................... 2
B. TERBENTUKNYA BANGSA DAN NEGARA ........................................................................................................... 6
C. PENTINGNYA USAHA PEMBELAAN NEGARA .................................................................................................. 10
D. BENTUK-BENTUK USAHA PEMBELAAN NEGARA ........................................................................................... 14
E. PARTISIPASI DALAM UPAYA PEMBELAAN NEGARA ..................................................................................... 16
F. TINDAKAN DALAM UPAYA PEMBELAAN NEGARA TEMPO DULU ............................................................ 17
BAB III ....................................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................................... 20
BIODATA PENULIS ............................................................................................................................................... 21
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui, untuk mencapai kemerdekaan, Bangsa Indonesia
harus mengalami perjuangan yang amat panjang dan luar biasa beratnya paling
sedikit tiga setengah abad lamanya bangsa Indonesia berjuang untuk merebut
kemerdekaan dari tangan penjajah, dengan korban yang luar biasa banyaknya.
Itulah pengorbanan yang harus diberikan dalam suatu perjuangan, yang pada
akhirnya berhasil membawa bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan.
Kemerdekaan yang telah kita miliki harus dijaga dan dipertahankan, jika kita
tidak ingin direbut kembali. Sebab, meskipun bangsa Indonesia telah merdeka,
bukan berarti terlepas dari segala bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan. Oleh karena itu, kita sebagai warganegara harus menjaga keutuhan
bangsa dan membela negara dari masalah apapun. Usaha bela negara dapat
dilaksanakan dalam berbagai bidang dan bentuk. Bukan hanya dalam ancaman
fisik, tetapi juga nonfisik. Bukan hanya terhadap ancaman militer, tetapi juga
ancaman nonmiliter.
2. Rumusan Masalah.
1. Apa pengertian pembelaan Negara ?
2. Sebutkan bentuk-bentuk usaha pembelaan Negara?
3. Bagaimana cara berpartisipasi dalam usaha pembelaan Negara?
4. Tujuan
1. Memahami terbentuknya bangsa dan negara Indonesia
2. Memahami arti penting bela negara
3. Memahami tujuan peran serta warga negara dalam bela negara
BAB II
A. HAKIKAT BANGSA DAN NEGARA
1. PENGERTIAN BANGSA
Bangsa adalah sekelompok orang yang memiliki kehendak untuk bersatu yang
memiliki persatuan senasib dan tinggal di wilayah tertentu, beberapa budaya yang sama,
mitos leluhur bersama. Pengertian bangsa menurut para ahli :
1. Ernest Renant, bangsa adalah suatu nyawa, suatu akal yang terjadi dari dua hal yaitu
rakyat yang harus menjalankan satu riwayat, dan rakyat yang kemudian harus
memilikim kemauan, keinginan untuk hidup menjadi satu.
2. Otto Bauer, bangsa adalah kelompok manusia yang memiliki kesamaan karakter yang
tumbuh karena kesamaan nasib.
3. F. Ratzel (Jerman), menyatakan bahwa bangsa terbentuk karena adanya hasrat bersatu.
4. Hans Kohn (Jerman), menyatakan bahwa bangsa adalah buah hasil tenaga hidup
manusia dalam sejarah.
2. TERJADINYA BANGSA
Suatu bangsa terbentuk karena adanya beberapa unsur. Apabila bangsa diartikan
secara sosiologis maka terbentuk bangsa karena kesamaan ras, agama, budaya, keturunan,
dan agama.
Ada 2 macam unsur yang membentuk bangsa, yaitu :
o Unsur Objektif adalah terbentuknya suatu bangsa karena kesamaan objektif dalam
persekutuan hidup manusia di wilayah tersebut. Misalnya, kesamaan ras, bahasa,
keturunan, adat kebudayaan atau kesamaan agama.
o Unsur Subjektif adalah terbentuknya suatu bangsa karena kesamaan subjektif
dalam persekutuan hidup manusia di wilayah tersebut. Misalnya, nasib dan
kesamaan cita-cita.
3. UNSUR – UNSUR BANGSA
Friederch Hertz menyatakan unsur terbentuknya bangsa sebagai berikut :
a. Adanya keinginan untuk bersatu secara sosial, ekonomi, politik, agama, budaya,
komunikasi, urusan dalam negeri.
b. Adanya keinginan menunjukkan karakteristik sendiri melalui kemandirian, keaslian,
kelebihan, dll.
c. Adanya hasrat untuk menunjukkan keunggulan dalam kerjasama antar bangsa.
4. PENGERTIAN NEGARA
o Secara etimologi kata Negara berasal dari kata state (Inggris), Staat (Belanda,
Jerman), Le`etat(Prancis), Statum (Latin) yang berarti meletakkan dalam keadaan
berdiri, menempatkan, atau membuat berdiri.
o Kata Negara yang dipakai di Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta
yantu Negara atau nagari yang artinya wilayah, kota, atau penguasa.
o Menurut George Jellinek, Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok
manusia yang mendiami wilayah tertentu.
o Menurut R. Djokosoentono, Negara adalah organisasi manusia atau kumpulan manusia
yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama.
o Negara adalah Suatu organisasi yang didalamnya harus ada kelompok rakyat yang
hidup di suatu wilayah yang permanen dan ada pemerintahan yang berdaulat baik ke
dalam maupun ke luar untuk mencapai tujuan bersama.
5. FUNGSI DAN UNSUR NEGARA
FUNGSI NEGARA
Secara umum terlepas dari ideologi yang dianutnya, setiap negara
menyelenggarakan beberapa fungsi minimum yang mutlak harus ada. Fungsi tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan penertiban (Law and order) : untuk mencapai tujuan bersama dan
mencegah bentrokan–bentrokan dalam masyarakat, maka negara harus melaksanakan
penertiban. Dalam fungsi ini negara dapat dikatakan sebagai stabilisator.
2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.
3. Pertahanan : fungsi ini sangat diperlukan untuk menjamin tegaknya kedaulatan
negara dan mengantisipasi kemungkinan adanya serangan yang dapat mengancam
kelangsungan hidup bangsa (negara). Untuk itu negara dilengkapi dengan alat
pertahanan.
4. Menegakkan keadilan : Memperlakukan setiap orang sacar adil sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
UNSUR NEGARA
Suatu negara dinyatakan syah berdiri sebagai suatu negara yang berdaulat, jika
memenuhi minimal 4 unsur, yaitu:
1. Rakyat.
Yaitu sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh suatu perasaan dan bersama-sama
mendiami suatu wilayah tertentu.
Pembedaan rakyat berdasarkan hubungan dengan negaranya di dalam suatu
negara :
o Penduduk : Mereka yang bertempat tinggal / berdomisli di dalam suatu wilayah
negara secara tetap.
o Bukan Penduduk : Mereka yang berada di dalam suatu wilayah negara hanya
untuk sementara waktu.
Pembedaan rakyat berdasarkan hubungan dengan pemerintahnya :
o Warga Negara : Mereka yang berdasarkan hukum tertentu meruoakan anggota
dari suatu negara.
o Bukan Warga Negara : Mereka yang berada pada suatu negara tetapi secara
hukum tidak menjadi anggota suatu negara, tetapi tunduk pada pemerintahan
tempat mereka berada.
2. Wilayah.
Wilayah dalam suatu negara adalah tempat bagi rakyat untuk menjalani
kehidupannya. Bagi pemerintah merupakan tempat untuk mengatur dan menjalankan
pemerintahan.
Wilayah suatu negara terdiri dari :
o Wilayah Darat
o Wilayah Laut adalah semua perairan yang meliputi lautan, danau, sungai yang
berada dalam batas negara.
o Wilayah Udara adalah wilayah yang berada di atas wilayah darat dan wilayah
perairan teritorial suatu negara. Ketinggian wilayah udara tidak memiliki batas
yang pasti, asalkan suau negara dapat mempertahankannya.
3. Pemerintahan yang berdaulat.
Pemerintah yang berdaulat yaitu pemerintah yang syah yang diberi wewenang oleh
rakyat sebagai pemegang kedaulatan berdasarkan undang-undang.
Kedaulatan dibedakan menjadi dua, yaitu :
o Kedaulatan ke dalam : Kekuasaan negara untuk mengatur kepentingan rakyatnya
oleh badan atau lembaga negara tanpa campur tangan negara lain.
o Kedaulatan ke luar : Kedaulatan negara yang bebas untuk mengadakan hubungan
kerjasama dengan negara lain.
4. Pengakuan dari negara lain.
Suatu negara yang baru merdeka memerlukan pengakuan dari negara lain karena
faktor :
1. Adanya kekhawatiran terancam kelangsungan hidupnya baik yang timbul dari
dalam maupun dari luar.
2. Negara tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan dan kerjasama dengan negara
lain.
Pengakuan dari negara lain dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. DE FACTO bahwa negara sudah benar-benar merdeka secara sah dan negara lain
mengakuinya.
2. DE JURE bahwa pengakuan kedaulatan secara resmi berdasarkan hukum
Internasional.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa, unsur negara dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Unsur Konstitutif, meliputi Wilayah, Rakyat. Dan Pemerintah yang Berdaulat
2. Unsur Deklaratif, meliputi Pengakuan dari negara lain.
6. TUJUAN NEGARA
TUJUAN
NEGARA
ALINEA IV
PEMBUKAAN
UUD 1945
MELINDUNGI SEGENAP BANGSA DAN
SELURUH TUMPAH DARAH INDONESIA
IKUT SERTA MELAKSANAKAN KETERTIBAN DUNIA
BERDASARKAN KEMERDEKAAN PERDMAIAN ABADI DAN
KEADILAN SOSIAL
MEMAJUKAN
KESEJAHTERAN UMUM
MENCERDASKAN
KEHIDUPAN BANGSA
B. TERBENTUKNYA BANGSA DAN NEGARA
1. TEORI TERJADINYA BANGSA INDONESIA
Syarat terbentuknya bangsa, yaitu kesatuan nasib dan kehendak untuk bersatu. Tanah
air sebagai tempat tinggal orang-orang merasa satu tersebut. Kesatuan antar tempa dan
orang-orang yang merasa satu inilah membentuk bangsa.
Alat pemersatu bangsa antara lain :
1. Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia berawal dari rumpun Bahasa Melayu yang dipergunakan sebagai
bahasa pergaulan yang diangkat menjadi bahasa persatuan pada 28 Oktober 1928.
2. Bendera Negara, Sang Merah
Putih
Warna merah berarti berani
dan putih berarti suci.
Lambang merah putih sudah
dikenal pada masa kerajaan di
Indonesia yang kemudian
diangkat sebagai Bendera
Negara pada 28 Oktober 1928.
3. Lagu kebangsaan, Indonesia
Raya
Indonesia Raya dinyanyikan
pertama kali pada tanggal 28
Oktober 1928. Dalam UUD
1945 pasal 36B menyatakan
bahwa lagu kebangsaan
Indonesia adalah Indonesia
Raya.
4. Lambang Negara, Garuda Pancasila
Garuda adalah burung khas Indonesia
yang dijadikan lambang Negara. Dalam
UUD 1945 lambang negara diatur pada
pasal 36A yang menyatakan bahwa
lambang negara adalah Garuda
Pancasila dengan semboyan Bhineka
Tunggal Ika.
5. Semboyan Negara yaitu Bhineka Tunggal Ika
Bhineka Tunggal Ika artinya Berbeda-beda tetapi tetap satu juwa. Semboyan negara
diatur dalam pasal 36A yang menyatakan bahwa lambang negara adalah Garuda
Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.
6. Dasar Falsafah yaitu Pancasila.
Pancasila berisi 5 nilai dasar sebagai dasar filsafat dan ideologi. Dasar negara
falsafah Pancasila tercantum dalam pembukaam UUD 1945 alinea IV.
7. Konstitusi (Hukum Dasar) Negara, UUD 1945
Konstitusi merupakan hukum dasar tertulis yang
menduduki tingkatan tertinggi dalam tata urutan
perundang-undangan. Tata urutan perundang-
undangan menurut UU RI NO 10 tahun 2004
pasal 7 ayat 1 adalah :
1. UUD negara Republik Indonesia tahun 1945
2. UU peraturan Pemerintah pengganti UU
3. Peraturan Pemerintah
4. Peraturan Presiden
5. Peraturan Daerah
8. Konsepsi Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara adalah cara pandang
bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungan yang serba beragam dan memiliki
nilai strategis dengan mengutamakan
persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan
wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
9. Kebudayaan Daerah sebagai Kebudayaan Nasional
Kebudayaan Daerah adalah kebudayaan suku bangsa yang memiliki sifat-sifat
kedaerahan. Kebudayaan Nasional adalah puncak kebudayaan daerah yang menjadi
kebudayaan nasional tersebut sesuai dengan nilai Pancasila.
10. Bentuk NKRI yang Berdaulat
Bentuk negara adalah kesatuan, sedangkan bentuk pemerintahan adalah Republik.
Sistem politik yang digunakan adalah Sistem Demokrasi.
2. TEORI TERJADINYA NEGARA INDONESIA.
Teori terbentuknya Negara, yaitu :
a. Teori Ketuhanan (Theokratis).
Dasar pemikiran teori ini adalah suatu kepercayaan bahwa segala sesuatu yang ada
atau terjadi di alam semesta ini adalah semuanya kehendak Tuhan, demikian pula
negara terjadi karena kehendak Tuhan.
b. Teori Kekuasaan.
Menurut teori ini negara terbentuk karena adanya kekuasaan, sedangkan kekuasaan
berasal dari mereka-mereka yang paling kuat dan berkuasa, sehingga dengan
demikian negara terjadi karena adanya orang yang memiliki kekuatan/kekuasaan
menaklukkan yang lemah
c. Teori Perjanjian Masyarakat.
Menurut teori ini, negara terbentuk karena sekelompok manusia yang semula masing–
masing hidup sendiri–sendiri mengadakan perjanjian untuk membentuk organisasi
yang dapat menyelenggarakan kepentingan bersama.
d. Teori Hukum Alam.
Menurut teori ini, terbentuknya negara dan hukum dengan memandang manusia
sebelum ada masyarakat hidup sendiri–sendiri.
Proses terbentuknya Negara di zaman modern. Proses tersebut dapat berupa
penaklukan, peleburan, pemisahan diri, dan pendudukan atas Negara atau wilayah yg blm
ada pemerintahan sebelumnya.
Bangsa Indonesia beranggapan bahwa terjadinya NEGARA merupakan suat proses
yang bersinambungan secara ringkas, proses tersebut adalah sebagai berikut :
a. Perjuangan Pergerakan Kemerdekaan Indonesia
b. Proklamasi atau pintu gerbang Kemerdekaan
c. Keadaan bernegara yang nilai-nilai dasarnya ialah mereka yang bersatu, berdaulat, adil
dan makmur.
C. USAHA PEMBELAAN NEGARA
1. PENGERTIAN BELA NEGARA
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh,
terpadu, dan berlanjutdan dilandasi oleh kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa
dan bernegara.
Upaya Bela Negara adalah kegiatan yang dilakukan oleh setiap warga negara sebagai
pelaksanaan hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggara pertahanan dan keamanan
negara.
Upaya Bela Negara dapat dilakukan melalui pendidikan bela negara untuk
menumbuhkan rasa kecintaan pada tanah air dan kesadaran berbangsa dan bernegara.
2. DASAR HUKUM USAHA PEMBELAAN NEGARA.
Berdasarkan UUD 1945 pasal 30 ayat (1) tertulis bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan syarat pembelaan negaradiatur
dengan Undang-undang ”
Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara :
1. UUD 1945
a. Pasal 27 ayat 3 “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara”
b. Pasal 30 ayat 1 “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan negara”
c. Pasal 30 ayat 2 “usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui
sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh TNI dan Kepolisian
Negara Indonesia sebagai kekuatan utama sedangkan rakyat sebagai kekuatan
pendukung”
2. UU No. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
3. UU No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
4. UU No. 34 tahun 2004 tentang TNI
5. Tap. MPR No. VI/MPR RI/ 2000 tentang Pemisahan TNI dan POLRI
6. Tap. MPR No. VII/MPR RI/ 2000 tentang Peran TNI dan POLRI
3. PELAKSANAAN BELA NEGARA
Wujud bela negara yang telah dilakukan bangsa Indonesia untuk membela Negara
Indonesia antara lain :
a. Masa Perang yang bersifat Kedaerahan
Perang antara bangsa Indonesia melawan Portugis, Spanyol, Belanda dan Inggris.
Tokoh yang melakukan perjuangan bela negara yaitu Sultan Hairun dan Sultan
Baabulah di Ternate untuk melawan Portugis. Perjuangan Sultan Ali Mughayat Syah ,
Sultan Iskanda Muda dan Raden Patah juga untuk melawan Portugis
b. Masa Perang Kemerdekaan (1945 - 1949)
Perang dalam rangka merebut kemerdekaan dari tangan penjajah, yaitu Belanda dan
Jepang. Keikut sertaan warga negara dalam bela negara diwujudkan dalam perang
kemerdekaan maupun diplomasi.
c. Masa 1950 – 1965
Pada masa ini terjadi banyak pemberontakan dari dalam negeri karena rasa tidak
puas dari berbagai pihak dan daerah. Wujud perjuangan dilakukan dengan upaya
pertahanan dan keamana bersenjata ataupun upaya diplomasi.
d. Masa Orde Baru (1996 – 1998)
Bela negara dalam masa Orde Baru diwujudkan dengan ketahanan nasional dalam
upaya menghadapi tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan.
e. Masa Reformasi – Sekarang
Bela Negara pada masa saat ini diwujudkan dengan upaya untuk mengatasi krisis
yang sedang dihadapi oleh segenap bangsa Indonesia.
4. ARTI PENTING BELA NEGARA
Arti penting dalam Bela Negara antara lain :
a. Bela Negara merupakan wujud kecintaan warga negara kepada NKRI yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa
dan negara.
b. Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar manusia juga merupakan
kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran,
tanggung jawab, dan rela berkorban dalam mengabdi kepada bangsa dan negara.
c. Bangsa Indonesia cinta perdamaian, tetapi lebih cinta kemerdekaan dan kedaulatan.
d. Bangsa Indonesia menentang segala bentuk penjajahan dan menganut politik luar
negeri bebas aktif.
e. Bentuk perlawanan Indonesia dalam rangka membela kemerdekaan dan
kedaulatannya yang bersifat kerakyatan, kesemestaan dan kewilayahan.
5. KEWAJIBAN WARGA NEGARA DALAM USAHA PEMBELAAN NEGARA
Alasan mengapa negara wajib dibela oleh warga negaranya :
a. Untuk menjamin kelansungan hidup negara.
b. Masyarakat Indonesia telah membuktikan dirinya selalu berpartisipasi dan
menunggal bersama aparat pertahanan dan keamanan membela dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
c. Setiap warga negara dalam keadaan tertentu dapat dipaksakan oleh negara untuk
ikut dalam pembelaan negara.
Menurut Pasal 9 ayat 2 UU RI No. 3 Tahun 2002 dinyatakan tentang “Setiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara yang diselenggarakan
melalui hal berikut ini ”
a. Pendidikan Kewarganegaraan
Dengan mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan, peserta didik menjadi manusa
yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
b. Pelatihan Dasar Militer
Warga negara yang mendapat pelatihan dasar kemiliteran adalah unsur mahasiswa
yang masuk menjadi anggota resimen mahasiswa (menwa). Selain Menwa, warga
negara yang menjadi anggota HANSIP, WANRA, KAMRA juga mendapat pelatihan
dasar militer.
c. Pengabdian sebagai Prajuit TNI
UU No. 34 tahun 2009 pasal 7 tentang TNI disebutkan tugas pokok TNI adalah:
1. menegakkan kedaulatan negara,
2. mempertahan keutuhan wilayah NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD RI
1945
3. melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari
ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
d. Pengabdian sesuai Profesi
Pengabdian warga negara
yang mempunyai profesi
tertentu untuk kepentingan
pertahanan negara,
termasuk dalam
menanggulangi dan
memperkecil akibat yang
ditimbulkan oleh perang.
Saat ini kita para pelajar
dapat berperan serta dalam
usaha bela negara dengan
terus belajar untuk
menggapai masa depan
yang gemilang dan kelak
menjadi pemimpin maupun pengatur negara ini, dan menjadikan negara ini lebih
baik dari yang sebelumnya.
D. BENTUK-BENTUK USAHA PEMBELAAN
NEGARA
1. BELA NEGARA SECARA FISIK
Bela Negara secara fisik dilakukan dengan cara angkat senjata menghadapi serangan
dari musuh, ini dilakukan untuk menghadapi serangan dari luar.
Bela negara seperti ini diatur dalam UU No. 3 tahun 2002 dan sesuai doktrin sistem
pertahanan semesta, pelaksanaan dilakukan oleh rakyat terlatih.
Rakyat terlatih mempunyai 4 fungsi, yaitu :
i. Ketertiban Umum
ii. Pelindung Masyarakat
iii. Keamanan Rakyat
iv. Perlawanan Rakyat
Tiga fungsi diatas dilakukakan pada masa damai atau saat bencana alam, darurat sipil.
Dimana unsur rakyat terlatih membantu pemerintah daerah dalam menangani keamanan
dan ketertiban masyarakat.
Sedangkan fungsi Perlawanan Rakyat dilakukan pada saat darurat perang, mereka
dapat dimobilisasi dalam waktu singkat disesuaikan dengan latar pendidikan dan profesi.
2. BELA NEGARA SECARA NON FISIK
Bela Negara secara non fisik adalah upaya peningkatan ketahanan Nasional sangat
penting untuk menangkat pengaruh budaya asing di era globalisasi dengan arus
informasi yang sangat pesat dan propaganda dari luar negeri sulit untuk dibendung
akibat semakin canggihnya teknologi komunikasi.
Ancaman dari Dalam Negeri :
Disintegrasi bangsa melalui gerakan-gerakan separatis
Keresahan sosial akibat ketimpangan kebijakan ekonomi dari pelanggaran HAM
Upaya mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi lain
Potensi konflik antar kelompok akibat perbedaan pendapat dalam masalah
politik
Penggulingan pemerintah yang sah dan konstitusional
Memudarnya rasa nasionalisme dan kecintaan terhadap bangsa dan negara
Kurangnya kesadaran hukum dikalangan masyarakat.
Cara mengatasi Ancaman dari Dalam Negeri :
Peningkatan keimanan, ketaqwaan sesuai agama dan keyakinan
Peningkatan kerukunan, perdamaian, persatuan dan kesatuan bangsa
Sosialisasi hukum dan peraturan perundang-undangan kepada masyarakat
sehingga tercipta kesadaran hukum.
Ancaman dari Luar Negeri.
Keinginan negara-negara maju atau besar untuk menguasai Indonesia sebab
posisi Indonesia yang sangat strategis dan memiliki kekayaan yang berlimpah.
Keinginan negara industri untuk menguasai Indonesia sebab kekayaan alamnya
sangat melimpah
Bahaya perang nuklir yang dapat mengancam keberadaan negara Indonesia
Derasnya arus globalisasi menimbulkan kerawanan di bidang Politik, Ekonomi,
Sosial Budaya, Pertahanan dan Keamanan.
Cara mengatasi Ancaman dari Luar Negeri
Negara Indonesia menerapkan Politik Luar Negeri yaitu BEBAS AKTIF
E. PARTISIPASI DALAM USAHA PEMBELAAN
NEGARA
A. CONTOH PARTISIPASI UPAYA PEMBELAAN NEGARA DI LINGKUNGAN
KELUARGA
a. Rajin belajar
b. Membantu orang tua di rumah
c. Menciptakan kerukunan dan keharmonisan dalam rumah tangga
d. Melakukan hal-hal terpuji
B. CONTOH PARTISIPASI UPAYA PEMBELAAN NEGARA DI LINGKUNGAN SEKOLAH
a. Belajar dengan tekun dan penuh semangat
b. Memperdalam iman dan taqwa serta ilmu pengetahuan dan teknologi
c. Tidak terlibat Narkoba
d. Tidak terlibat tawuran antar pelajar
e. Tidak berbuat onar di sekolah
f. Berprestasi.
C. CONTOH PARTISIPASI UPAYA PEMBELAAN NEGARA DI LINGKUNGAN
MASYARAKAT
a. Tidak berbuat onar di lingkungan masyarakat
b. Menghormati agama lain
c. Aktif dalam kegiatan siskamling
d. Ikut serta dalam menanggulangi bencana alam
e. Aktif dalam kegiatan remaja
f. Menjalin kerukunan dalam kehidupan masyarakat.
D. CONTOH PARTISIPASI UPAYA PEMBELAAN NEGARA DI LINGKUNGAN
BERBANGSA DAN BERNEGARA
a. Menjadikan nilai-nilai agama dan nilai-nilai budaya bangsa sebagai sumber
kehidupan berbangsa dan bernegara untuk memperkuat akhlak dan moral
b. Meningkatkan kerukunan sosial antar pemeluk agama, suku, dan kelompok
masyarakat lainnya.
c. Melaksanakan hukun dan perundang-undangan secara konsisten,
bertanggung jawab dan menghormati HAM
d. Rela berkorban demi bangsa dan negara
e. Menjalin persatuan dan kesatuan bangsa.
BAB III
1. CONTOH TINDAKAN DALAM UPAYA PEMBELAAN
NEGARA
1. PERTEMPURAN SURABAYA
Peristiwa 10 November ditandai dengan adanya balas dendam sekutu ( inggris ) karena
terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, pemimpin Negara sekutu ( inggris ) tepatnya
di jembatan merah, Surabaya.
Pada tanggal 10 November 1945, Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh
mengeluarkan ultimatum sampai batas jam 6 pagi untuk meminta pihak Indonesia
menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan pada tentara AFNEI dan administrasi
NICA. Pada tanggal 10 November pagi, tentara Inggris mulai melancarkan serangan berskala
besar, yang diawali dengan pengeboman udara ke gedung-gedung pemerintahan Surabaya,
dan kemudian mengerahkan sekitar 30.000 infantery, sejumlah pesawat terbang, tank, dan kapal
perang. Lalu, inggris membombardir kota Surabaya dengan meriam dari laut dan darat.
Dugaan inggris, dalam waktu 3 hari mereka dapat menaklukan kota Surabaya tetapi
pelopor muda seperti Bung Tomo menggerakan semangat perlawanan yang tinggi. Sehingga,
perlawanan berlanjut di tengah serangan inggris. Pertempuran ini berlangsung selama 3
minggu sebelum kota Surabaya jatuh di tangan inggris.
Peristiwa 10 November ini menewaskan 6.000 pejuang Indonesia dan 200.000 rakyat sipil
mengungsi dari kota Surabaya. Karena banyaknya korban tersebut, akhirnya kota Surabaya
dikenang sebagai Kota Pahlawan pada tanggal 10 November .
B. KESIMPULAN
Usaha pembelaan negara dan pertahanan keamanan negara sebenarnya bertumpu pada
kesadaran setiap warganegara akan hak dan kewajibannya. Kesadaran demikian perlu
ditumbuhkan melalui proses motivasi untuk mencintai tanah air dan untuk ikut serta dalam
membela pertahanan dan keamanan negara. Proses motivasi untuk membela negara dan
bangsa akan berhasil jika setiap warga memahami keunggulan dan kelebihan negara dan
bangsanya. Disamping itu setiap warga negara hendaknya juga memahami kemungkinan segala
macam ancaman terhadap eksistensi bangsa dan negara Indonesia.
2. SARAN
Untuk berkorban demi mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan negara serta persatuan
dan kesatuan bangsa Indonesia, keutuhan wilayah Nusantara dan yaridiksi nasional, serta nilai –
nilai pancasila dan UUD 1945.
3. PENUTUP
Setelah mempelajari Karya Tulis Ilmiah ini pembeca dapat memahami tentang arti bela
negara, pengertian bangsa dan negara, proses terbentuknya bangsa dan negara Indonesia,
dan peran serta warga negara dalam bela negara. Dan yang terutama, peran kita seorang
pelajar juga warga negara yang wajib melaksanakan pembelaan terhadap negara.
DAFTAR PUSTAKA
1. Makalah Pembelaan Terhadap Negara karya Tirza Rimba Aras tahun 2012 / 2013
2. Buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk Kelas IX SMP/MTs, penulis Sunardi H.S. dan
Bambang Tri P. , Penerbit GLOBAL
3. http://www.slideshare.net/septianraha/makalah-bela-negara
4. http://pkngundar.blogspot.com/2013/04/teori-terbentuknya-suatu-negara.html
5. http://deudinul.wordpress.com/2013/04/05/teori-terbentuknya-negara/
6. http://ichayooke.blogspot.com/p/asal-mula-terjadinya-negara-secara.html
7. http://guraru.org/info/sejarah-singkat-peringatan-hari-pahlawan/
8. http://rangersarlandaciikocooki.blogspot.com/2011/08/ringkasan-peristiwa-10-november.html
BIODATA PENULIS
NAMA LENGKAP : ESTI WIDYANINGSIH
NAMA PANGGILAN : ESTI
SEKOLAH : SMPN 1 TRENGGALEK
TANGGAL LAHIR : TRENGGALEK, 21 JULI 2000
AGAMA : ISLAM
ALAMAT : RT. 05, RW. 02, SUMBERINGIN, KARANGAN, TRENGGALEK.
JENIS KELAMIN : PEREMPUAN
ORANG TUA :
1. AYAH : CHIDMADYANTORO
2. IBU : WIJI KUSBIYAH
PEKERJAAN ORANG TUA :
1. AYAH : PNS
2. IBU : PNS (DOKTER)
SAUDARA :
1. ANISA WIDYA SAPUTRI
2. HUSNA WIDYASTUTI