tugas makalah mikro skin
TRANSCRIPT
-
7/27/2019 Tugas Makalah Mikro Skin
1/15
[1]
SELULITIS
Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat refrat mikrobiologi dengan
pengampu dr.Ganda
Disusun Oleh:
Lita Lufita J500-110-089
Yohana P. J500-110-090
Rezita Oktiana R. J500-110-098
Aya Fana Oase Caesar J500-110-101
Fakultas Kedokteran Umum
Universitas Muhammadiyah Surakarta
2013
-
7/27/2019 Tugas Makalah Mikro Skin
2/15
-
7/27/2019 Tugas Makalah Mikro Skin
3/15
[3]
A. PENGERTIAN
Selulitis adalah penyebaran infeksi pada kulit yang meluas hingga jaringan
subkutan (Arif, 2000).
Selulitis adalah peradangan akut terutama menyerang jaringan subkutis, biasanya
didahului luka atau trauma dengan penyebab tersering Streptokokus
betahemolitikus dan Stafilokokus aureus. Selulitis adalah peradangan pada
jaringan kulit yang mana cenderung meluas kearah samping dan ke dalam (Herry,
1996).
Selulitis adalah infeksi streptococcus dan staphylococcus akut dari kulit dan
jaringan subkutan biasanya disebabkan oleh invasi bakteri melalui suatu are yang
robek pada kulit, meskipun demikian ini dapat terjadi tanpa bukti sisi entri dan ini
biasanya terjadi pada ekstremitas bawah (Tucker,1993:633).
Selulitis ini adalah inflamasi supuratif yang juga melibatkan sebagian subkutan
(Mansjoer, 200:82). Selulitis adalah infeksi bakteri yang menyebar ke dalam
bidang jaringan (Brunner dan Suddarth, 2000:496).
Selulitis sendiri mempunyai tiga karakteristik yaitu, Peradangan supuratif sampai
di jaringan subkutis, Mengenai pembuluh limfe permukaan, Plak eritematus, batas
tidak jelas dan cepat meluas.
Penyebab selulitis diantaranya adalah infeksi bakteri dan jamur, serta disebabkan
oleh penyebab lain seperti genetic, gigitan serangga dan lainlain.
Untuk menghindari terkena selulitis bias dilakukan dengan melembabkan kulit
secara teratur, Potong kuku jari tangan dan kaki secara hati-hati, Lindungi tangan
dan kaki, Rawat secara tepat infeksi kulit pada bagian superficial
Jadi Selulitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri staphlyococcus
aureus, streptococcus grup A dan streptococcus piogenes.
-
7/27/2019 Tugas Makalah Mikro Skin
4/15
[4]
B. Klasifikasi
a. Usia
Semakin tua usia, ke efektifan sistem sirkulasi dalam menghantarkan darah
berkurang pada bagian tubuh tertentu. Sehingga abrasi kulit potensi mengalami
infeksi seperti selulitis pada bagian yang sirkulasi darahnya memprihatinkan.
b. Melemahnya sistem immun (Immunodeficiency)
Dengan sistem immune yang melemah maka semakin mempermudah terjadinya
infeksi.Contoh pada penderita leukemia lymphotik kronis dan infeksi
HIV.Penggunaan obat pelemah immun (bagi orang yang baru transplantasi organ)
juga mempermudah infeksi.
c. Diabetes mellitus
Tidak hanya gula darah meningkat dalam darah namun juga mengurangi sistem
immun tubuh dan menambah resiko terinfeksi.Diabetes mengurangi sirkulasi
darah pada ekstremitas bawah dan potensial membuat luka pada kaki dan menjadi
jalan masuk bagi bakteri penginfeksi.
d. Cacar dan ruam saraf
Karena penyakit ini menimbulkan luka terbuka yang dapat menjadi jalan masuk
bakteri penginfeksi.
e. Pembangkakan kronis pada lengan dan tungkai (lymphedema)
Pembengkakan jaringan membuat kulit terbuka dan menjadi jalan masuk bagi
bakteri penginfeksi.
f. Infeksi jamur kronis pada telapak atau jari kaki
Infeksi jamur kaki juga dapat membuka celah kulit sehinggan menambah resiko
bakteri penginfeksi masukg. Penggunaan steroid kronik
Contohnya penggunaan corticosteroid.
h. Penyalahgunaan obat dan alcohol
Mengurangi sistem imun sehingga mempermudah bakteri penginfeksi
berkembang.
i. Malnutrisi
-
7/27/2019 Tugas Makalah Mikro Skin
5/15
[5]
Sedangkan lingkungan tropis, panas, banyak debu dan kotoran, mempermudah
timbulnya penyakit ini
C. ETIOLOGI
Penyebab dari selulitis menurut Isselbacher (1999:634) adalah bakteri
streptococcus grup A, streptococcus piogenes dan staphylococcus aureus.
Secara umum, penyakit Selulitis disebabkan oleh:
1. Infeksi bakteri dan jamur :
- Disebabkan oleh Streptococcus grup A dan Staphylococcus aureus
- Pada bayi yang terkena penyakit ini dibabkan oleh Streptococcus grup B
- Infeksi dari jamur, Tapi Infeksi yang diakibatkan jamur termasuk jarang oleh
Aeromonas Hydrophila.
- S. Pneumoniae (Pneumococcus)
2. Penyebab lain :
a. Gigitan binatang, serangga, atau bahkan gigitan manusia.b. Kulit kering
c. Eksim
d. Kulit yang terbakar atau
melepuh
e. Diabetes
f. Obesitas atau kegemukan
g. Pembekakan yang kronis pada kaki
h. Penyalahgunaan obat-obat
terlarang
i. Menurunnya daya tahan tubuh
j. Cacar air
k. Malnutrisi
l. Gagal ginjal
-
7/27/2019 Tugas Makalah Mikro Skin
6/15
[6]
Pada orang dewasa dengan immunocompetent, selulitis biasanya disebabkan oleh
Staphylococcus pyogenes dan kadang-kadang, Staphylococcus aureus. Isolasi dari
methicillin-resistant S.aureus (MRSA) terus meningkat, terutama di kalangan
pengguna narkoba dengan cara suntikan, pasien terinfeksi HIV, tahanan, atlet,
anggota militer, dan laki-laki homoseksual.
Pada anak-anak, yang paling umum menyebabkan selulitis adalah S.aureus.
Penyebab lain meliputi S.pyogenes (perianal selulitis), Haemophilus influenzae,
dan S.pneumoniae.
S.pneumoniae jarang menjadi penyebab selulitis pada dewasa. Pneumococcal
selulitis dapat terjadi dari bakteremia. Dalam pengamatan pada infeksi
pneumokokus di kulit orang dewasa, semua pasien yang terinfeksi memiliki
penyakit kronis yang mendasarinya atau yang immunocompromised oleh obat
atau kecanduan alkohol, Selulitis wajah terjadi terutama pada anak-anak yang
beresiko terkena bakteremia oleh karena pneumokokus.
Pasien yang immunocompromised dengan granulocytopenia, seperti pada
penerima transplantasi ginjal, dapat terkena selulitis akibat infeksi dengan
organisme lain, termasuk bakteri gram negatif (misalnya, Pseudomonas, Proteus,
Serratia, Enterobacter, Citrobacter), Anaerob, patogen oportunistik lain (misalnya
, Helicobacter cinaedi, Fusarium spesies), mikobakteri, dan jamur (misalnya
Cryptococcus). Selulitis preseptal yang disebabkan oleh dermatofitosis jarang
ditemukan, terutama di kelompok usia pediatrik. Selulitis persisten akibat infeksi
Cryptococcus neoformans juga telah dilaporkan pada pasien ginjal yangmenerima dialisis. Escherichia coli dapat menjadi penyebab selulitis pada pasien
dengan sindrom nefrotik .
Penyebab infeksi selulitis yang tidak umum lainnya meliputi Neisseria
meningitidis; Mycobacterium avium-intracellulare; Pasteurella multocida.
-
7/27/2019 Tugas Makalah Mikro Skin
7/15
[7]
D. PATOFISIOLOGI
Selulitis biasanya diikuti suatu kerusakan / luka di kulit, seperti fisura, luka yang
seperti teriris, lecet, gigitan serangga, atau luka tusukan. Selulitis pada wajah atau
yang berasal dari infeksi odontogenic mungkin juga terjadi. Pasien dengan tinea
pedis dan orang-orang dengan obstruksi limfatik, insufisiensi vena, ulkus
bertekanan, dan obesitas sangat rentan terhadap episode berulang cellulitis.
Organisme pada kulit dan sekitarnya mendapatkan jalan untuk masuk dermis dan
berkembang biak menyebabkan selulitis. Sebagian besar kasus klinis disebabkan
oleh Streptococcus pyogenes atau Staphylococcus aureus.
Selulitis kadang kadang dapat disebabkan oleh osteomielitis. Selulitis jarang
sekali terjadi sebagai hasil dari pembenihan metastatik organisme yang terletak
jauh dari fokus infeksi, terutama pada individu dengan defisiensi imun. Hal ini
sangat umum terjadi pada selulitis akibat Streptococcus pneumoniae dan vibrios
di laut.
Neisseria meningitidis, Pseudomonas aeruginosa, Brucella spesies, dan spesies
Legionella juga telah dilaporkan sebagai penyebab langka akibat selulitis
hematogenous spread.
Selulitis terjadi jika bakteri masuk ke dalam kulit melalui kulit yang terbuka. Dua
bakteri yang paling sering menyebabkan infeksi ini adalah streptococcus dan
staphylococcus. Lokasi paling sering terjadi adalah di kaki, khususnya di kulit
daerah tulang kering dan punggung kaki. Karena cenderung menyebar melalui
aliran limfatik dan aliran darah, jika tidak segera diobati, selulitis dapat menjadi
gawat. Pada orang tua, sellulitis yang mengenai extremitas bawah dapat
menimbulkan komplikasi sebagai tromboflebitis. Pada penderita dengan edema
menahun, sellulitis dapat menyebar atau menjalar dengan cepat sekali sedangkan
penyembuhannya lambat. Daerah nekrotik yang mendapat superinfeksi bakteri
gram negative akan mempersulit penyembuhan.
Patofisiologi menurut Isselbacher (1999:634) yaitu:
-
7/27/2019 Tugas Makalah Mikro Skin
8/15
[8]
Bakteri patogen menembus lapisan luar menimbulkan infeksi pada permukaan
kulit atau menimbulkan peradangan, penyakit infeksi sering berjangkit pada orang
gemuk, rendah gizi, kejemuan atau orang pikun, dan pada orang kencing manis
yang pengobatannya tidak adekuat.
Gambaran klinis eritema kulit dan sistem vena dan limfatik pada kedua
ekstermitas atas dan bawah. Pada pemeriksaan ditemukan kemerahan yang
karakteristik hangat, nyeri tekan, demam, dan bakteremia.
Selulitis yang tidak berkomplikasi sering disebabkan oleh streptococcus grup A,
streptococcus lain dan staphylococcus aureus, kecuali jika luka yang terkait
berkembang bakteremia, etiologi miikrobial yang pastisulit ditentukan, untuk
abses lokalisata yang mempunyai gejala sebagai lesi kultur pus atau bahan yang
diaspirasi diperlukan.
Meskipun etiologi abses ini biasanya staphylococcus, abses ini kadang disebakan
oleh campuran bakteri aerob dan anaerob yang lebih kompleks. Bau busuk pada
pewarnaan gram pus menunjukkan adanya organisme campuran.
Ulkus kulit yang tidak nyeri sering terjadi. Lesi ini dangkal dan berindurasi dan
mengalami super infeksi. Etiologinya tidak jelas, tapi mungkin merupakan hasil
perubahan peradangan benda asing, nekrosis, dan infeksi derajat rendah.
-
7/27/2019 Tugas Makalah Mikro Skin
9/15
[9]
E. PATOGENESIS
-
7/27/2019 Tugas Makalah Mikro Skin
10/15
[10]
F. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Mansjoer (200:82) manifestasi klinis selulitis adalah Kerusakan kronik
pada kult sistem vena dan limfatik pada kedua ekstremitas, kelainan kulit berupa
infiltrasi difus subkutan eritema lokal, nyeri cepat menyebar dan infiltratif ke
jaringan di bawahnya. Bengkak, merah, hangat, nyeri tekan, supurasi dan
leukositosis.
Gejala lainnya adalah:
Demam peningkatan suhu tubuh yang menyolok
Nyeri kepala
Penurunan kesadaan
Mendadak shock
Hipertensi
Taki kardi
Peningkatan rangsang m
eningen
Kejang
Kadang-kadang penderita koma
-
7/27/2019 Tugas Makalah Mikro Skin
11/15
[11]
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan darah, menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih, eosinofil
dan peningkatan laju sedimentasi eritrosit (Tucker,1993:633).
2. Pewarnaan gram dan kultur pus atau bahan yang diaspirasi diperlukan ,
menunjukkan adanya organisme campuran Isselbacher (1999:634).
3. Rontgen sinus-sinus para nasal (selulitis periorbital)
Sebenarnya tidak membutuhkan prosedur lebih lanjut untuk sampai ke tahap
diagnosis (yang meliputi anamnesis,uji laboratorium, sinar x dll) dalam kasus
cellulite yang belum mengalami komplikasi yang dimana kriterianya seperti :
a. Daerah penyebaran belum luas
b. Daerah yang terinfeksi tidak mengalami rasa nyeri atau sedikit nyeri
c. Tidak ada tanda-tanda systemic seperti : demam, terasa dingin, dehidrasi,
tachypnea, tachycardia, hypotensi.
d. Tidak ada factor resiko yang dapat menyebabkan penyakit bertambah parah
seperti : Umur yang sangat tua, daya tahan tubuh sangat lemah.
Jika sudah mengalami gejala seperti adanya tanda systemic, maka untuk
melakukan diagnosis membutuhkan penegakan diagnosis tersebut dengan
melakukan pemeriksaan lab seperti :
a. Complete blood count, menunjukkan kenaikan jumlah leukosit dan rata-rata
sedimentasi eritrosit. Sehingga mengindikasikan adanya infeksi bakteri.
b. BUN level
c. Creatinine level
d. Culture darah
Pembuangan luka
a. Immunofluorescence : Immunofluorescence adalah sebuah teknik yang
dimana dapat membantu menghasilkan diagnosa sera pasti pada kultur cellulites
negative, tapi teknik ini jarang digunakan.
-
7/27/2019 Tugas Makalah Mikro Skin
12/15
[12]
b. Penggunaan MRI juga dapat membantu dalam mendiagnosa infeksi cellulites
yang parah. Mengidentifikasi pyomyositis, necrotizing fascitiis, dan infeksi
selulitis dengan atau tanpa pembentukan abses pada subkutaneus.
H. PENATALAKSANAAN MEDIS
Rawat inap di Rumah Sakit, Insisi dan Drainase pada keadaan terbentuk abses.
Pemberian antibiotik intravena seperti oksasilin atau nafsilin, obat oral dapat
digunakan atau tidak digunakan , infeksi ringan dapat diobati dengan obat oral
pada pasien diluar rumah sakit, analgetik, antipretik. Posisi dan imobilisasi
ekstremitas. Bergantian kompres lembab hangat (Long, 1996:670)
Pengobatan yang tepat dapat mencegah penyebaran infeksi ke darah dan organ
lainnya.Diberikan penicillin atau obat sejenis penicillin
(misalnya cloxacillin ).Jika infeksinya ringan, diberikan sediaanper-
oral(ditelan).Biasanya sebelum diberikan sediaan per-oral, terlebih dahulu
diberikan suntikan antibiotik jika:
a. penderita berusia lanjut
b. selulitis menyebar dengan segera ke bagian tubuh lainnya
c. demam tinggi.
Jika selulitis menyerang tungkai, sebaiknya tungkai dibiarkan dalam posisi
terangkat dan dikompres dingin untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan.
I. DIAGNOSA MEDIS
1. Gangguan rasa nyaman, nyeri berhubungan dengan inflamasi jaringan
(Tuker:1998)
2. Kerusakan intregitas kulit berhubungan dengan perubahan turgor sirkulasi daedema (Tucker:1998)
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi menyebabkan
penatalaksanaan perawatan dirumah (Tucker:1998)
http://medicastore.com/index.php?mod=obat_search&selSub=0&selJenis=0&inpNamaObat=&inpNamaGenerik=cloxacillin&inpIndikasi=&go=+go+http://medicastore.com/index.php?mod=obat_search&selSub=0&selJenis=0&inpNamaObat=&inpNamaGenerik=cloxacillin&inpIndikasi=&go=+go+ -
7/27/2019 Tugas Makalah Mikro Skin
13/15
[13]
J. PROGNOSIS
Baik
K. KOMPLIKASI
Pada anak dan orang dewasa yang immunocomprimised, penyulit pada selulitis
dapat berupa gangren, metatasis, abses dan sepsis yang berat. Selulitis pada
wajah merupakan indikator dini terjadinya bakterimia stafilokokus
betahemolitikus tipe A, dapat berakibat fatal karena mengakibatkan trombosis
sinus kavernosum yg septik. Selulitis pada wajah dapat menyebabkan penyulit
intra kranial berupa meningitis.
Jadi, komplikasi selulitis secara umum adalah :
a. Bakteremiab. Nanah atau local Abscessc. Superinfeksi oleh bakteri gram negatived. Lymphangitise. Trombophlebitisf. Sellulitis pada muka atau Facial cellulites pada anak menyebabkan meningitis
sebesar 8%.g. Dimana dapat menyebabkan kematian jaringan (Gangrene), dan dimana harus
melakukan amputasi yang mana mempunyai resiko kematian hingga 25%.
L. PENCEGAHAN
a. Menjaga kebersihan tubuh dengan mandi teratur dan menggunakan sabun atau
shampo yang mengandung antiseptikb. Mengatasi faktor predisposisi
c. Mengusahakan tidak terjadi kerusakan kulit atau bila terjadi kerusakan kulit
berupa luka kecil maka segera dirawat atau diobati
Jika memiliki luka,
a. Bersihkan luka setiap hari dengan sabun dan air
b. Oleskan antibiotic
c. Tutupi luka dengan perban
-
7/27/2019 Tugas Makalah Mikro Skin
14/15
[14]
d. Sering-sering mengganti perban tersebut
e. Perhatikan jika ada tanda-tanda infeksi
Jika kulit masih normal
a. Lembabkan kulit secara teratur
b. Potong kuku jari tangan dan kaki secara hati-hati
c. Lindungi tangan dan kaki
d. Rawat secara tepat infeksi kulit pada bagian superficial
M. KESIMPULAN
Dari makalah diatas dapat diambil kesimpulan yaitu Selulitis adalah penyebaran
infeksi pada kulit yang meluas hingga jaringan subkutan, selulitis sendiri
disebabkan oleh jamur, virus dan penyebab lain seperti genetic dan gigitan
serangga.Ditemukan tiga diagnose yang sering muncul yaitu Nyeri berhubungan dengan
iritasi kulit, gangguan integritas kulit, iskemik jaringan, Ganguan integritas
jaringan berhubungan dengan adanya gangren pada ekstrimitas., Gangguan
gambaran diri berhubungan dengan perubahan bentuk salah satu anggota tubuh.
-
7/27/2019 Tugas Makalah Mikro Skin
15/15
[15]
DAFTAR PUSTAKA
Arif, mansjoer. 1999. Kapita selekta kedokteran. Jakarta: EGC.
Brooks, G.F, Carrol, K.C, Butel, J.S, Morse, S.A. 2004.Jawetz, Melnick &
Adelbergs Medical Microbiology 24th edition. New York: Lange McGrawHill
Djuanda A & Hamzah M. 2007. Selulitis. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi
kelima. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Grace A. Pierce & Neil R. Borley.At a Glance Ilmu Bedah 3rded. Jakarta:
Erlangga
Graham Brown R. and Burns T Eksema. 2002.Lecture Notes: Dermatology.
Jakarta: Erlangga Medical Series.
Lowell A. Goldsmith, Stephen I. Katz, Barbara A. Gilchrest, Amy Paller, David J.
Leffell, Klaus Wolff. 2012. Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine,
Eighth Edition. Austria: McGraw Hill Professional
Price, Sylvia. 1995.Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta:
EGC
Prof.Dr.dr.R.S.Siregar,Sp.KK. 2005. Saripati penyakit kulit.2nded. Jakarta: EGC