tugas makalah mikro skin

Upload: aya-fana-oase-caesar

Post on 02-Apr-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/27/2019 Tugas Makalah Mikro Skin

    1/15

    [1]

    SELULITIS

    Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat refrat mikrobiologi dengan

    pengampu dr.Ganda

    Disusun Oleh:

    Lita Lufita J500-110-089

    Yohana P. J500-110-090

    Rezita Oktiana R. J500-110-098

    Aya Fana Oase Caesar J500-110-101

    Fakultas Kedokteran Umum

    Universitas Muhammadiyah Surakarta

    2013

  • 7/27/2019 Tugas Makalah Mikro Skin

    2/15

  • 7/27/2019 Tugas Makalah Mikro Skin

    3/15

    [3]

    A. PENGERTIAN

    Selulitis adalah penyebaran infeksi pada kulit yang meluas hingga jaringan

    subkutan (Arif, 2000).

    Selulitis adalah peradangan akut terutama menyerang jaringan subkutis, biasanya

    didahului luka atau trauma dengan penyebab tersering Streptokokus

    betahemolitikus dan Stafilokokus aureus. Selulitis adalah peradangan pada

    jaringan kulit yang mana cenderung meluas kearah samping dan ke dalam (Herry,

    1996).

    Selulitis adalah infeksi streptococcus dan staphylococcus akut dari kulit dan

    jaringan subkutan biasanya disebabkan oleh invasi bakteri melalui suatu are yang

    robek pada kulit, meskipun demikian ini dapat terjadi tanpa bukti sisi entri dan ini

    biasanya terjadi pada ekstremitas bawah (Tucker,1993:633).

    Selulitis ini adalah inflamasi supuratif yang juga melibatkan sebagian subkutan

    (Mansjoer, 200:82). Selulitis adalah infeksi bakteri yang menyebar ke dalam

    bidang jaringan (Brunner dan Suddarth, 2000:496).

    Selulitis sendiri mempunyai tiga karakteristik yaitu, Peradangan supuratif sampai

    di jaringan subkutis, Mengenai pembuluh limfe permukaan, Plak eritematus, batas

    tidak jelas dan cepat meluas.

    Penyebab selulitis diantaranya adalah infeksi bakteri dan jamur, serta disebabkan

    oleh penyebab lain seperti genetic, gigitan serangga dan lainlain.

    Untuk menghindari terkena selulitis bias dilakukan dengan melembabkan kulit

    secara teratur, Potong kuku jari tangan dan kaki secara hati-hati, Lindungi tangan

    dan kaki, Rawat secara tepat infeksi kulit pada bagian superficial

    Jadi Selulitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri staphlyococcus

    aureus, streptococcus grup A dan streptococcus piogenes.

  • 7/27/2019 Tugas Makalah Mikro Skin

    4/15

    [4]

    B. Klasifikasi

    a. Usia

    Semakin tua usia, ke efektifan sistem sirkulasi dalam menghantarkan darah

    berkurang pada bagian tubuh tertentu. Sehingga abrasi kulit potensi mengalami

    infeksi seperti selulitis pada bagian yang sirkulasi darahnya memprihatinkan.

    b. Melemahnya sistem immun (Immunodeficiency)

    Dengan sistem immune yang melemah maka semakin mempermudah terjadinya

    infeksi.Contoh pada penderita leukemia lymphotik kronis dan infeksi

    HIV.Penggunaan obat pelemah immun (bagi orang yang baru transplantasi organ)

    juga mempermudah infeksi.

    c. Diabetes mellitus

    Tidak hanya gula darah meningkat dalam darah namun juga mengurangi sistem

    immun tubuh dan menambah resiko terinfeksi.Diabetes mengurangi sirkulasi

    darah pada ekstremitas bawah dan potensial membuat luka pada kaki dan menjadi

    jalan masuk bagi bakteri penginfeksi.

    d. Cacar dan ruam saraf

    Karena penyakit ini menimbulkan luka terbuka yang dapat menjadi jalan masuk

    bakteri penginfeksi.

    e. Pembangkakan kronis pada lengan dan tungkai (lymphedema)

    Pembengkakan jaringan membuat kulit terbuka dan menjadi jalan masuk bagi

    bakteri penginfeksi.

    f. Infeksi jamur kronis pada telapak atau jari kaki

    Infeksi jamur kaki juga dapat membuka celah kulit sehinggan menambah resiko

    bakteri penginfeksi masukg. Penggunaan steroid kronik

    Contohnya penggunaan corticosteroid.

    h. Penyalahgunaan obat dan alcohol

    Mengurangi sistem imun sehingga mempermudah bakteri penginfeksi

    berkembang.

    i. Malnutrisi

  • 7/27/2019 Tugas Makalah Mikro Skin

    5/15

    [5]

    Sedangkan lingkungan tropis, panas, banyak debu dan kotoran, mempermudah

    timbulnya penyakit ini

    C. ETIOLOGI

    Penyebab dari selulitis menurut Isselbacher (1999:634) adalah bakteri

    streptococcus grup A, streptococcus piogenes dan staphylococcus aureus.

    Secara umum, penyakit Selulitis disebabkan oleh:

    1. Infeksi bakteri dan jamur :

    - Disebabkan oleh Streptococcus grup A dan Staphylococcus aureus

    - Pada bayi yang terkena penyakit ini dibabkan oleh Streptococcus grup B

    - Infeksi dari jamur, Tapi Infeksi yang diakibatkan jamur termasuk jarang oleh

    Aeromonas Hydrophila.

    - S. Pneumoniae (Pneumococcus)

    2. Penyebab lain :

    a. Gigitan binatang, serangga, atau bahkan gigitan manusia.b. Kulit kering

    c. Eksim

    d. Kulit yang terbakar atau

    melepuh

    e. Diabetes

    f. Obesitas atau kegemukan

    g. Pembekakan yang kronis pada kaki

    h. Penyalahgunaan obat-obat

    terlarang

    i. Menurunnya daya tahan tubuh

    j. Cacar air

    k. Malnutrisi

    l. Gagal ginjal

  • 7/27/2019 Tugas Makalah Mikro Skin

    6/15

    [6]

    Pada orang dewasa dengan immunocompetent, selulitis biasanya disebabkan oleh

    Staphylococcus pyogenes dan kadang-kadang, Staphylococcus aureus. Isolasi dari

    methicillin-resistant S.aureus (MRSA) terus meningkat, terutama di kalangan

    pengguna narkoba dengan cara suntikan, pasien terinfeksi HIV, tahanan, atlet,

    anggota militer, dan laki-laki homoseksual.

    Pada anak-anak, yang paling umum menyebabkan selulitis adalah S.aureus.

    Penyebab lain meliputi S.pyogenes (perianal selulitis), Haemophilus influenzae,

    dan S.pneumoniae.

    S.pneumoniae jarang menjadi penyebab selulitis pada dewasa. Pneumococcal

    selulitis dapat terjadi dari bakteremia. Dalam pengamatan pada infeksi

    pneumokokus di kulit orang dewasa, semua pasien yang terinfeksi memiliki

    penyakit kronis yang mendasarinya atau yang immunocompromised oleh obat

    atau kecanduan alkohol, Selulitis wajah terjadi terutama pada anak-anak yang

    beresiko terkena bakteremia oleh karena pneumokokus.

    Pasien yang immunocompromised dengan granulocytopenia, seperti pada

    penerima transplantasi ginjal, dapat terkena selulitis akibat infeksi dengan

    organisme lain, termasuk bakteri gram negatif (misalnya, Pseudomonas, Proteus,

    Serratia, Enterobacter, Citrobacter), Anaerob, patogen oportunistik lain (misalnya

    , Helicobacter cinaedi, Fusarium spesies), mikobakteri, dan jamur (misalnya

    Cryptococcus). Selulitis preseptal yang disebabkan oleh dermatofitosis jarang

    ditemukan, terutama di kelompok usia pediatrik. Selulitis persisten akibat infeksi

    Cryptococcus neoformans juga telah dilaporkan pada pasien ginjal yangmenerima dialisis. Escherichia coli dapat menjadi penyebab selulitis pada pasien

    dengan sindrom nefrotik .

    Penyebab infeksi selulitis yang tidak umum lainnya meliputi Neisseria

    meningitidis; Mycobacterium avium-intracellulare; Pasteurella multocida.

  • 7/27/2019 Tugas Makalah Mikro Skin

    7/15

    [7]

    D. PATOFISIOLOGI

    Selulitis biasanya diikuti suatu kerusakan / luka di kulit, seperti fisura, luka yang

    seperti teriris, lecet, gigitan serangga, atau luka tusukan. Selulitis pada wajah atau

    yang berasal dari infeksi odontogenic mungkin juga terjadi. Pasien dengan tinea

    pedis dan orang-orang dengan obstruksi limfatik, insufisiensi vena, ulkus

    bertekanan, dan obesitas sangat rentan terhadap episode berulang cellulitis.

    Organisme pada kulit dan sekitarnya mendapatkan jalan untuk masuk dermis dan

    berkembang biak menyebabkan selulitis. Sebagian besar kasus klinis disebabkan

    oleh Streptococcus pyogenes atau Staphylococcus aureus.

    Selulitis kadang kadang dapat disebabkan oleh osteomielitis. Selulitis jarang

    sekali terjadi sebagai hasil dari pembenihan metastatik organisme yang terletak

    jauh dari fokus infeksi, terutama pada individu dengan defisiensi imun. Hal ini

    sangat umum terjadi pada selulitis akibat Streptococcus pneumoniae dan vibrios

    di laut.

    Neisseria meningitidis, Pseudomonas aeruginosa, Brucella spesies, dan spesies

    Legionella juga telah dilaporkan sebagai penyebab langka akibat selulitis

    hematogenous spread.

    Selulitis terjadi jika bakteri masuk ke dalam kulit melalui kulit yang terbuka. Dua

    bakteri yang paling sering menyebabkan infeksi ini adalah streptococcus dan

    staphylococcus. Lokasi paling sering terjadi adalah di kaki, khususnya di kulit

    daerah tulang kering dan punggung kaki. Karena cenderung menyebar melalui

    aliran limfatik dan aliran darah, jika tidak segera diobati, selulitis dapat menjadi

    gawat. Pada orang tua, sellulitis yang mengenai extremitas bawah dapat

    menimbulkan komplikasi sebagai tromboflebitis. Pada penderita dengan edema

    menahun, sellulitis dapat menyebar atau menjalar dengan cepat sekali sedangkan

    penyembuhannya lambat. Daerah nekrotik yang mendapat superinfeksi bakteri

    gram negative akan mempersulit penyembuhan.

    Patofisiologi menurut Isselbacher (1999:634) yaitu:

  • 7/27/2019 Tugas Makalah Mikro Skin

    8/15

    [8]

    Bakteri patogen menembus lapisan luar menimbulkan infeksi pada permukaan

    kulit atau menimbulkan peradangan, penyakit infeksi sering berjangkit pada orang

    gemuk, rendah gizi, kejemuan atau orang pikun, dan pada orang kencing manis

    yang pengobatannya tidak adekuat.

    Gambaran klinis eritema kulit dan sistem vena dan limfatik pada kedua

    ekstermitas atas dan bawah. Pada pemeriksaan ditemukan kemerahan yang

    karakteristik hangat, nyeri tekan, demam, dan bakteremia.

    Selulitis yang tidak berkomplikasi sering disebabkan oleh streptococcus grup A,

    streptococcus lain dan staphylococcus aureus, kecuali jika luka yang terkait

    berkembang bakteremia, etiologi miikrobial yang pastisulit ditentukan, untuk

    abses lokalisata yang mempunyai gejala sebagai lesi kultur pus atau bahan yang

    diaspirasi diperlukan.

    Meskipun etiologi abses ini biasanya staphylococcus, abses ini kadang disebakan

    oleh campuran bakteri aerob dan anaerob yang lebih kompleks. Bau busuk pada

    pewarnaan gram pus menunjukkan adanya organisme campuran.

    Ulkus kulit yang tidak nyeri sering terjadi. Lesi ini dangkal dan berindurasi dan

    mengalami super infeksi. Etiologinya tidak jelas, tapi mungkin merupakan hasil

    perubahan peradangan benda asing, nekrosis, dan infeksi derajat rendah.

  • 7/27/2019 Tugas Makalah Mikro Skin

    9/15

    [9]

    E. PATOGENESIS

  • 7/27/2019 Tugas Makalah Mikro Skin

    10/15

    [10]

    F. MANIFESTASI KLINIS

    Menurut Mansjoer (200:82) manifestasi klinis selulitis adalah Kerusakan kronik

    pada kult sistem vena dan limfatik pada kedua ekstremitas, kelainan kulit berupa

    infiltrasi difus subkutan eritema lokal, nyeri cepat menyebar dan infiltratif ke

    jaringan di bawahnya. Bengkak, merah, hangat, nyeri tekan, supurasi dan

    leukositosis.

    Gejala lainnya adalah:

    Demam peningkatan suhu tubuh yang menyolok

    Nyeri kepala

    Penurunan kesadaan

    Mendadak shock

    Hipertensi

    Taki kardi

    Peningkatan rangsang m

    eningen

    Kejang

    Kadang-kadang penderita koma

  • 7/27/2019 Tugas Makalah Mikro Skin

    11/15

    [11]

    G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Pemeriksaan Laboratorium

    1. Pemeriksaan darah, menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih, eosinofil

    dan peningkatan laju sedimentasi eritrosit (Tucker,1993:633).

    2. Pewarnaan gram dan kultur pus atau bahan yang diaspirasi diperlukan ,

    menunjukkan adanya organisme campuran Isselbacher (1999:634).

    3. Rontgen sinus-sinus para nasal (selulitis periorbital)

    Sebenarnya tidak membutuhkan prosedur lebih lanjut untuk sampai ke tahap

    diagnosis (yang meliputi anamnesis,uji laboratorium, sinar x dll) dalam kasus

    cellulite yang belum mengalami komplikasi yang dimana kriterianya seperti :

    a. Daerah penyebaran belum luas

    b. Daerah yang terinfeksi tidak mengalami rasa nyeri atau sedikit nyeri

    c. Tidak ada tanda-tanda systemic seperti : demam, terasa dingin, dehidrasi,

    tachypnea, tachycardia, hypotensi.

    d. Tidak ada factor resiko yang dapat menyebabkan penyakit bertambah parah

    seperti : Umur yang sangat tua, daya tahan tubuh sangat lemah.

    Jika sudah mengalami gejala seperti adanya tanda systemic, maka untuk

    melakukan diagnosis membutuhkan penegakan diagnosis tersebut dengan

    melakukan pemeriksaan lab seperti :

    a. Complete blood count, menunjukkan kenaikan jumlah leukosit dan rata-rata

    sedimentasi eritrosit. Sehingga mengindikasikan adanya infeksi bakteri.

    b. BUN level

    c. Creatinine level

    d. Culture darah

    Pembuangan luka

    a. Immunofluorescence : Immunofluorescence adalah sebuah teknik yang

    dimana dapat membantu menghasilkan diagnosa sera pasti pada kultur cellulites

    negative, tapi teknik ini jarang digunakan.

  • 7/27/2019 Tugas Makalah Mikro Skin

    12/15

    [12]

    b. Penggunaan MRI juga dapat membantu dalam mendiagnosa infeksi cellulites

    yang parah. Mengidentifikasi pyomyositis, necrotizing fascitiis, dan infeksi

    selulitis dengan atau tanpa pembentukan abses pada subkutaneus.

    H. PENATALAKSANAAN MEDIS

    Rawat inap di Rumah Sakit, Insisi dan Drainase pada keadaan terbentuk abses.

    Pemberian antibiotik intravena seperti oksasilin atau nafsilin, obat oral dapat

    digunakan atau tidak digunakan , infeksi ringan dapat diobati dengan obat oral

    pada pasien diluar rumah sakit, analgetik, antipretik. Posisi dan imobilisasi

    ekstremitas. Bergantian kompres lembab hangat (Long, 1996:670)

    Pengobatan yang tepat dapat mencegah penyebaran infeksi ke darah dan organ

    lainnya.Diberikan penicillin atau obat sejenis penicillin

    (misalnya cloxacillin ).Jika infeksinya ringan, diberikan sediaanper-

    oral(ditelan).Biasanya sebelum diberikan sediaan per-oral, terlebih dahulu

    diberikan suntikan antibiotik jika:

    a. penderita berusia lanjut

    b. selulitis menyebar dengan segera ke bagian tubuh lainnya

    c. demam tinggi.

    Jika selulitis menyerang tungkai, sebaiknya tungkai dibiarkan dalam posisi

    terangkat dan dikompres dingin untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan.

    I. DIAGNOSA MEDIS

    1. Gangguan rasa nyaman, nyeri berhubungan dengan inflamasi jaringan

    (Tuker:1998)

    2. Kerusakan intregitas kulit berhubungan dengan perubahan turgor sirkulasi daedema (Tucker:1998)

    3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi menyebabkan

    penatalaksanaan perawatan dirumah (Tucker:1998)

    http://medicastore.com/index.php?mod=obat_search&selSub=0&selJenis=0&inpNamaObat=&inpNamaGenerik=cloxacillin&inpIndikasi=&go=+go+http://medicastore.com/index.php?mod=obat_search&selSub=0&selJenis=0&inpNamaObat=&inpNamaGenerik=cloxacillin&inpIndikasi=&go=+go+
  • 7/27/2019 Tugas Makalah Mikro Skin

    13/15

    [13]

    J. PROGNOSIS

    Baik

    K. KOMPLIKASI

    Pada anak dan orang dewasa yang immunocomprimised, penyulit pada selulitis

    dapat berupa gangren, metatasis, abses dan sepsis yang berat. Selulitis pada

    wajah merupakan indikator dini terjadinya bakterimia stafilokokus

    betahemolitikus tipe A, dapat berakibat fatal karena mengakibatkan trombosis

    sinus kavernosum yg septik. Selulitis pada wajah dapat menyebabkan penyulit

    intra kranial berupa meningitis.

    Jadi, komplikasi selulitis secara umum adalah :

    a. Bakteremiab. Nanah atau local Abscessc. Superinfeksi oleh bakteri gram negatived. Lymphangitise. Trombophlebitisf. Sellulitis pada muka atau Facial cellulites pada anak menyebabkan meningitis

    sebesar 8%.g. Dimana dapat menyebabkan kematian jaringan (Gangrene), dan dimana harus

    melakukan amputasi yang mana mempunyai resiko kematian hingga 25%.

    L. PENCEGAHAN

    a. Menjaga kebersihan tubuh dengan mandi teratur dan menggunakan sabun atau

    shampo yang mengandung antiseptikb. Mengatasi faktor predisposisi

    c. Mengusahakan tidak terjadi kerusakan kulit atau bila terjadi kerusakan kulit

    berupa luka kecil maka segera dirawat atau diobati

    Jika memiliki luka,

    a. Bersihkan luka setiap hari dengan sabun dan air

    b. Oleskan antibiotic

    c. Tutupi luka dengan perban

  • 7/27/2019 Tugas Makalah Mikro Skin

    14/15

    [14]

    d. Sering-sering mengganti perban tersebut

    e. Perhatikan jika ada tanda-tanda infeksi

    Jika kulit masih normal

    a. Lembabkan kulit secara teratur

    b. Potong kuku jari tangan dan kaki secara hati-hati

    c. Lindungi tangan dan kaki

    d. Rawat secara tepat infeksi kulit pada bagian superficial

    M. KESIMPULAN

    Dari makalah diatas dapat diambil kesimpulan yaitu Selulitis adalah penyebaran

    infeksi pada kulit yang meluas hingga jaringan subkutan, selulitis sendiri

    disebabkan oleh jamur, virus dan penyebab lain seperti genetic dan gigitan

    serangga.Ditemukan tiga diagnose yang sering muncul yaitu Nyeri berhubungan dengan

    iritasi kulit, gangguan integritas kulit, iskemik jaringan, Ganguan integritas

    jaringan berhubungan dengan adanya gangren pada ekstrimitas., Gangguan

    gambaran diri berhubungan dengan perubahan bentuk salah satu anggota tubuh.

  • 7/27/2019 Tugas Makalah Mikro Skin

    15/15

    [15]

    DAFTAR PUSTAKA

    Arif, mansjoer. 1999. Kapita selekta kedokteran. Jakarta: EGC.

    Brooks, G.F, Carrol, K.C, Butel, J.S, Morse, S.A. 2004.Jawetz, Melnick &

    Adelbergs Medical Microbiology 24th edition. New York: Lange McGrawHill

    Djuanda A & Hamzah M. 2007. Selulitis. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi

    kelima. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

    Grace A. Pierce & Neil R. Borley.At a Glance Ilmu Bedah 3rded. Jakarta:

    Erlangga

    Graham Brown R. and Burns T Eksema. 2002.Lecture Notes: Dermatology.

    Jakarta: Erlangga Medical Series.

    Lowell A. Goldsmith, Stephen I. Katz, Barbara A. Gilchrest, Amy Paller, David J.

    Leffell, Klaus Wolff. 2012. Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine,

    Eighth Edition. Austria: McGraw Hill Professional

    Price, Sylvia. 1995.Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta:

    EGC

    Prof.Dr.dr.R.S.Siregar,Sp.KK. 2005. Saripati penyakit kulit.2nded. Jakarta: EGC