tugas literatur.docx
DESCRIPTION
literatur kimiaTRANSCRIPT
7. Kriteria Pemilihan, Model/Prosedur Pemilihan
Memilih media hendaknya tidak dilakukan secara sembarangan, melainkan
didasarkan atas kriteria tertentu. Kesalahan pada saat pemilihan, baik pemilihan jenis
media maupun pemilihan topik yang dimediakan, akan membawa akibat panjang yang
tidak kita inginkan di kemudian hari. Banyak pertanyaan yang harus kita jawab sebelum
kita menentukan pilihan media tertentu. Secara umum, kriteria yang harus
dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran diuraikan sebagai berikut:
a. Tujuan
Apa tujuan pembelajaran, atau apa kompetensi yang ingin dicapai? Apakah
tujuan itu masuk kawasan kognitif, afektif , psikomotor atau kombinasinya?. Jenis
rangsangan indera apa yang ditekankan: apakah penglihatan, pendengaran, atau
kombinasinya?. Jika visual, apakah perlu gerakan atau cukup visual diam?, Jawaban
atas pertanyaan itu 5
akan mengarahkan kita pada jenis media tertentu, apakah media audio, visual diam,
visual gerak, audio visual gerak dan seterusnya.
b. Sasaran didik
Siapakah sasaran didik yang akan menggunakan media?, bagaimana karakteristik
mereka, berapa jumlahnya, bagaimana latar belakang sosialnya, apakah ada yang
berkelainan, bagaimana motivasi dan minat belajarnya?, dan seterusnya. Apabila kita
mengabaikan kriteria ini, maka media yang kita pilih atau kita buat tentu tak akan
banyak gunanya. Mengapa?, Karena pada akhirnya sasaran inilah yang akan mengambil
manfaat dari media pilihan kita itu. Oleh karena itu, media harus sesuai benar dengan
kondisi mereka.
c. Karateristik media yang bersangkutan
Bagaimana karakteristik media tersebut?, Apa kelebihan dan kelemahannya,
sesuaikah media yang akan kita pilih itu dengan tujuan yang akan dicapai?, Kita tidak
akan dapat memilih media dengan baik jika kita tidak mengenal dengan baik
karakteristik masing-masing media. Karena kegiatan memilih pada dasarnya adalah
kegiatan membandingkan satu sama lain, mana yang lebih baik dan lebih sesuai
dibanding yang lain. Oleh karena itu, sebelum menentukan jenis media tertentu, pahami
dengan baik bagaimana karaktristik media tersebut.
d. Waktu
Yang dimaksud waktu di sini adalah berapa lama waktu yang diperlukan untuk
mengadakan atau membuat media yang akan kita pilih, serta berapa lama waktu yang
tersedia / yang kita memiliki, cukupkah ?, Pertanyaan lain adalah, berapa lama waktu
yang diperlukan untuk menyajikan media tersebut dan berapa lama alokasi waktu yang
tersedia dalam proses pembelajaran ?, Tak ada gunanya kita memilih media yang baik,
tetapi kita tidak cukup waktu untuk mengadakannya. Jangan sampai pula terjadi, media
yang telah kita buat dengan menyita banyak waktu, tetapi pada saat digunakan dalam
pembelajaran ternyata kita kekurangan waktu.
e. Biaya
Faktor biaya juga merupakan pertanyaan penentu dalam memilih media.
Bukankah penggunaan media pada dasarnya dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi
dan efektifitas pembelajaran. Apalah artinya kita menggunakan media, jika akibatnya
justru pemborosan. Oleh sebab itu, faktor biaya menjadi kriteria yang harus kita
pertimbangkan. Berapa biaya yang kita perlukan untuk membuat, membeli atau meyewa
media tersebut?, Bisakah kita mengusahakan beaya tersebut/ apakah besarnya biaya
seimbang dengan tujuan belajar yang hendak dicapai?, Tidak mungkinkan tujuan
belajar itu tetap dapat dicapai tanpa menggunakan media itu, adakah alternatif media
lain yang lebih murah namun tetap dapat mencapai tujuan belajar?, Media yang mahal,
belum tentu lebih efektif untuk mencapai tujuan belajar, dibanding media sederhana
yang murah.
f. Ketersediaan
Kemudahan dalam memperoleh media juga menjadi pertimbangan kita. Adakah
media yang kita butuhkan itu di sekitar kita, di sekolah atau di pasaran ?, Kalau kita
harus membuatnya sendiri, adakah kemampuan, waktu tenaga dan sarana untuk
membuatnya?, Kalau semua itu ada, petanyaan berikutnya tersediakah sarana yang
diperlukan untuk menyajikannya di kelas?. Misalnya, untuk menjelaskan tentang proses
tejadinya gerhana matahari memang akan lebih efektif jika disajikan melalui media
video. Namun karena di sekolah tidak ada aliran listrik atau tidak punya video player,
maka sudah cukup bila digunakan alat peraga gerhana matahari.
g. Konteks penggunaan
Konteks penggunaan maksudnya adalah dalam kondisi dan strategi bagaimana
media tersebut akan digunakan. Misalnya: apakah untuk belajar individual, kelompok
kecil, kelompok besar atau masal ?, Dalam hal ini kita perlu merencanakan strategi
pembelajaran secara keseluruhan yang akan kita gunakan dalam proses pembelajaran,
Di dalam pemilihan media pembelajaran ada beberapa kriteria yang perlu di
perhatikan, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
b. Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam memilih media.
Karena kesesuaian materi dengan media yang digunakan akan berdampak pada hasil
pembelajaran siswa.
c. Kondisi audien(siswa) dari segi subjek belajar menjadi perhatian yang serius bagi
guru dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi anak. Faktor umur, intelegensi,
latar belakang pendidikan, budaya, dan lingkungan anak menjadi titik perhatian dan
pertimbangan dalam memilih media pengajaran.
d. Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru mendesain sendiri
media yang akan digunakan, merupakan hal yang perlu menjadi pertimbangan seorang
guru.
e. Media yang akan dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan disampaikan
kepada siswa secara tepat dan berhasil guna, sehingga tujuan yang akan ditetapkan dapat
dicapai secara optimal.
f. Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan harus seimbang dengan hasil yang
akan dicapai. Pemanfaatan media yang sederhana mungkin lebih menguntungkan
daripada menggunakan media yang canggih bilamana hasil yang dicapai tidak sebanding
dengan dana yang dikeluarkan.
g. Guru terampil menggunakannya. Apapun media itu, guru harus mampu
menggunakannya dalam proses pembelajaran. Misalnya OHP, proyektor slide dan film,
komputer, dan peralatan canggih lainnya tidak akan mempunyai arti apa-apa jika guru
belum dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran sebagai upaya mempertinggi
mutu dan hasil belajar.
h. Pengelompokkan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu
efektif jika digunakan untuk kelompok kecil atau perorangan.
i. Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi
persyaratan teknis tertentu. Misalnya visual pada slide harus jelas dan informasi atau
pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen-
elemen lain yang berupa latar belakang.
Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk memilih dan menentukan
teknologi pembelajaran yang tepat yang dijelaskan dalam bukunya Drs. Muh. Safei,
M.Si dalam bukunya “Teknologi Pembelajaran Berbasis TIK”, dan pertimbangan dalam
memilih media antara lain sebagai berikut:
1. Tujuan/Kolpetensi yang ingin dicapai
2. Materi pembelajaran
3. Karekteristik siswa
4. Fasilitas pendukung/Ketersediaan
5. Kemampuan guru
6. Karakteristik media
7. Biaya
8. Ketepatgunaan/praktis penggunaannya
9. Pengelompokkan sasaran
10. Kompatibelitas (sesuai dengan norma)
11. Ketersediaan
12. Mutu teknis
13. Artistik
Kriteria di atas sejalan dengan kriteria dalam menentukan pemilihan media
pembelajaran itu sendiri.
Dengan kriteria pemilihan media di atas, guru dapat lebih menggunakan media
mana yang dianggap tepat untuk membantu untuk mempermudah tugas-tugas sebagai
pengajar. Kehadiran media dalam proses pengajaran juga jangan dipaksakan sehingga
mempersulit tugas guru, tapi harus sebaliknya mempermudah guru dalam menjelaskan
bahan pengajaran. Oleh sebab itu media bukan keharusan tetapi sebagai pelengkapjika
dipandang perlu untuk mempertinggi kualitas belajar dan mengajar.
Kriteria lainnya yang dapat kita gunakan untuk memilih media pembelajaran yang tepat
dapat mempertimbangkan faktor Acces, Cost, Technology, Interactivity, Organization,
dan Novelty (ACTION). Penjelasan dari akronim tersebut sebagai berikut:
a. Acces, artinya media yang diperlukan dapat tersedia, mudah, dan dapat dimanfaatkan
siswa
b. Cost, artinya media yang akan dipilih atau digunakan, pembiayaannya dapat
dijangkau.
c. Technology, artinya media yang akan digunakan apakah teknologinya tersedia dan
mudah menggunakannya.
d. Interactivity, artinya media yang akan dipilih dapat memunculkan komunikasi dua
arah atau interaktivitas. Sehingga siswa akan terlibat (aktif) baik secara fisik, intelektual
dan mental.
e. Organization, artinya dalam memilih media pembelajaran tersebut, secara
organisatoris mendapatkan dukungan dari pimpinan sekolah (ada unit organisasi seperti
pusat sumber belajar yang mengelola). Novelty, artinya media yang dipilih tersebut
memiliki nilai kebaruan, sehingga memiliki daya tarik bagi siswa yang belajar
Anderson (1976) mengemukakan adanya dua pendekatan/ model dalam proses
pemilihan media pembelajan, yaitu: model pemilihan tertutup dan model pemilihan
terbuka.
1. Pemilihan tertutup, terjadi apabila alternatif media telah ditentukan “dari
atas” (misalnya oleh Dinas Pendidikan), sehingga mau tidak mau jenis media
itulah yang harus dipakai. Kalau pun kita memilih, maka yang kita lakukan
lebih banyak ke arah pemilihan topik/ pokok bahasan mana yang cocok untuk
dimediakan pada jenis media tertentu. Misalnya saja, telah ditetapkan bahwa
media yang digunakan adalah media audio. Dalam situasi demikian,
bukanlah mempertanyakan mengapa media audio yang digunakan, dan bukan
media lain? Jadi yang harus kita lakukan adalah memilih topik-topik apa saja
yang tepat untuk disajikan melalui media audio.
2. Model pemilihan terbuka, merupakan kebalikan dari pemilihan tertutup.
Artinya, kita masih bebas memilih jenis media apa saja yang sesuai dengan
kebutuhan kita. Alternatif media masih terbuka luas. Proses pemilihan
terbuka lebih luwes sifatnya karena benar-benar kita sesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi yang ada. Namun proses pemilihan terbuka ini
menuntut kemampuan dan keterampilan guru untuk melakukan proses
pemilihan. Seorang guru kadang bisa melakukan pemilihan media dengan
mengkombinasikan antara pemilihan terbuka dengan pemilihan tertutup.
6. Pengembangan Dan Perancangan Media Pembelajaran
Secara garis besar kegiatan pengembangan media pembelajaran terdiri atas tiga
langkah besar yang harus dilalui, yaitu kegiatan perencanaan, produksi dan penilaian.
Sementara itu, dalam rangka melakukan desain atau rancangan pengembangan program
media. Arief Sadiman, dkk, memberikan urutan langkah-langkah yang harus diambil
dalam pengembangan program media menjadi 6 (enam) langkah sebagai berikut:
1) Menganalisis kebutuhan dan karakteristik sisw a
Kebutuhan dalam proses belajar mengajar adalah kesenjangan antara apa yang
dimiliki siswa dengan apa yang diharapkan. Contoh jika kita mengharapkan siswa dapat
melakukan sholat dengan baik dan benar, sementara mereka baru bisa takbir saja, maka
perlu dilakukan latihan untuk ruku, sujud, dan seterusnya.
Setelah kita menganalisis kebutuhan siswa, maka kita juga perlu menganalisis
karakteristik siswanya, baik menyangkut kemampuan pengetahuan atau keterampilan
yang telah dimiliki siswa sebelumnya. Cara mengetahuinya bisa dengan tes atau dengan
yang lainnya. Langkah ini dapat disederhanakan dengan cara mengenalisa topic-topik
materi ajar yang dipandang sulit dan karenanya memerlukan bantuan media. Pada
langkah ini sekaligus pula dapat ditentukan ranah tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai, termasuk rangsangan indera mana yang diperlukan (audio, visual, gerak atau
diam).
contoh melakukan identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa:
Siswa MI diharapkan sudah berprilaku hidup sehat dengan rajin menggosok gigi,
membuang sampah pada tempatnya, mandi 2 kali sehari, selalu berpakaian rapih dan
tidak jajan sembarangan. namun dalam kenyataannya tidak sesuai dengan harapan.
dengan demikian terjadi kebutuhan bagaimana meningkatkan sikap siswa untuk hidup
bersih.
Adanya kebutuhan tersebut seyogyanya menjadi dasar pijakan dalam membuat
media pembelajaran, sebab dengan dorongan kebutuhan inilah media dapat berfungsi
dengan baik. dan media yang digunakan siswa, haruslah relevan dengan kemampuan
yang dimiliki siswa.
2) Merumuskan tujuan intruksional (Instructional objective) dengan operasional dan khas
Tujuan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan kita. Tujuan
dapat memberikan arah tindakan yang kita lakukan. Dalam proses belajar mengajar,
tujuan instruksional merupakan faktor yang sangat penting. Tujuan dapat memberikan
arah kemana siswa akan pergi, bagaimana ia harus pergi kesana, dan bagaimana ia tahu
bahwa telah sampai ke tempat tujuan. Tujuan ini merupakan pernyataan yang
menunjukkan perilaku yang harus dapat dilakukan siswa setelah ia mengikuti proses
instruksional tertentu. Untuk dapat merumuskan tujuan instruksional dengan baik, ada
beberapa ketentuan yang harus diingat, yaitu:
a. Tujuan instruksional harus berorientasi kepada siswa. Artinya tujuan instruksional itu
benar-benar harus menyatakan adanya prilaku siswa yang dapat dilakukan atau
diperoleh setelah proses belajar dilakukan.
b. Tujuan harus dinyatakan dengan kata kerja yang operasional, artinya kata kerja itu
menunjukkan suatu prilaku/perbuatan yang dapat diamati atau diukur.
Beberapa contoh dari kategori kata operasional adalah sebagai berikut:
Kata Kerja Operasional Kata Kerja tidak Operasional
Mengidentifikasikan
Menyebutkan
Menunjukkan
Memilih
Menjelaskan
Menguraikan
Merumuskan
Menyimpulkan
Mendemostrasikan
Membuat
Menghitung
Mengerti
Memahami
Menghargai
Menyukai
Mempercayai
Dan lain-lain
Kata Kerja Operasional Kata Kerja tidak Operasional
Menunjukkan
Menemukan
Membedakan, dll
Sebuah tujuan pembelajaran hendaknya memiliki empat unsur pokok yang dapat
kita akronimkan dalam ABCD (Audience, Behavior, Condition, dan Degree). Penjelasan
dari masing-masing komponen tersebut sebagai berikut:
A = Audience adalah menyebutkan sasaran/audien yang dijadikan sasaran
pembelajaran
B = Behavior adalah menyatakan prilaku spesifik yang diharapkan atau
yang dapat dilakukan setelah pembelajaran berlangsung
C = Condition adalah menyebutkan kondisi yang bagaimana atau dimana
sasaran dapat mendemonstrasikan kemampuannya atau
keterampilannya
D = Degree adalah menyebutkan batasan tingkatan minimal yang
diharapkan dapat dicapai.
Contoh Rumusan Tujuan Pembelajaran:
Setelah mengikuti praktek sholat, siswa kelas 6 MI dapat mempraktekkannya
(C) (A) (B)
(sholat) dengan benar
(D)
Siswa kelas VI SD dapat menyebutkan pulau-pulau besar yang ada di
(A) (B)
Indonesia dengan bena r (D)
3) Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan
Penyusunan rumusan butir-butir materi adalah dilihat dari sub kemampuan atau
keterampilan yang dijelaskan dalam tujuan khusus pembelajaran, sehingga materi yang
disusun adalah dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan dari kegiatan proses
belajar mengajar tersebut. Setelah daftar butir-butir materi dirinci maka langkah
selanjutnya adalah mengurutkannya dari yang sederhana sampai kepada tingkatan yang
lebih rumit, dan dari hal-hal yang konkrit kepada yang abstrak.
Contoh Rumusan Butir-butir Materi dari Rumusan Tujuan Pembelajaran di atas:
Praktek Sholat
Nama Pulau-pulau besar yang ada di Indonesia
4) Mengembangkan alat pengukur keberhasilan
Alat pengukur keberhasilan seyogyanya dikembangkan terlebih dahulu sebelum
naskah program ditulis. Dan alat pengukur ini harus dikembangkan sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai dan dari materi-materi pembelajaran yang disajikan. Bentuk alat
pengukurnya bisa dengan tes, pengamatan, penugasan atau cheklist prilaku.
Instrumen tersebut akan digunakan oleh pengembang media, ketika melakukan tes
uji coba dari program media yang dikembangkannya. Misalkan alat pengukurnya tes,
maka siswa nanti akan diminta mengerjakan materi tes tersebut. Kemudian dilihat
bagaimana hasilnya. Apakah siswa menunjukkan penguasaan materi yang baik atau
tidak dari efek media yang digunakannya atau dari materi yang dipelajarinya melalui
sajian media. Jika tidak maka dimanakah letak kekurangannya. Dengan demikian, maka
siswa dimintai tanggapan tentang media tersebut, baik dari segi kemenarikan maupun
efektifitas penyajiannya.
Sebagai salah satu contoh tentang alat pengukur keberhasilan dari media yang
dikembangkan oleh guru adalah sebagai berikut:
Rumusan Tujuan Rumusan Materi Alat Pengukur (Tes)
Siswa dapat
menyebutkan minimal 5
pulau besar yang ada di
Indonesia dengan benar
Nama-nama pulau
Besar yang ada di
Indonesia
Sebutkan minimal 5
nama-nama pulau besar
yang ada di Indonesia
Siswa kelas VI MI dapat
mempraktekkan tata cara
sholat dengan benar
Tata Cara Sholat - Sebutkan bacaan
ketika Ruku, I’tidal dan
Sujud
Tunjukkan gerakan
ruku dan I’tidal
Dari contoh di atas, jelaslah bahwa penyusunan alat ukur keberhasilannya harus
berdasar dari rumusan tujuan dan materi pembelajaran yang akan diajarkan melalui
media pembelajaran tersebut.
5) Menulis naskah media
Naskah media adalah bentuk penyajian materi pembelajaran melalui media
rancangan yang merupakan penjabaran dari pokok-pokok materi yang telah disusun
secara baik seperti yang telah dijelaskan di atas. Supaya materi pembelajaran itu dapat
disampaikan melalui media, maka materi tersebut perlu dituangkan dalam tulisan atau
gambar yang kita sebut naskah program media.
Naskah program media maksudnya adalah sebagai penuntun kita dalam
memproduksi media. Artinya menjadi penuntut kita dalam mengambil gambar dan
merekam suara. Karena naskah ini berisi urutan gambar dan grafis yang perlu diambil
oleh kamera atau bunyi dan suara yang harus direkam. Dalam teknis penulisannya,
naskah tersebut dilakukan melalui tahapan-tahapan.
Tahapan dalam pembuatan atau penulisan naskah adalah berawal dari adanya ide
dan gagasan yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. selanjutnya pengumpulan
data dan informasi, penulisan sinopsis dan treatment, penulisan naskah, pengkajian
naskah atau revisi naskah, revisi naskah sampai naskah siap diproduksi.
Ada beberapa macam bentuk naskah program media, namun pada prinsipnya
mempunyai maksud yang sama, yaitu sebagai penuntun dan usaha memproduksi media
pembelajaran. Naskah program media terdiri dari urutan gambar, caption atau grafis
yang perlu diambil dengan alat kamera dan suara atau bunyi yang diambil dengan alat
perekam suara. Lembaran naskah tersebut dibagi menjadi dua kolom, di sebelah kiri
terdiri dari gambar, caption atau grafis. Sedangkan di sebelah kanan berisi narasi atau
percakapan yang dibaca narator atau pelaku, dan suara lain yang diperlukan.
6) Mengadakan penilaian (evaluasi media) dan revisi
Penilaian media adalah kegiatan untuk menguji atau mengetahui tingkat efektifitas
dan kesesuaian media yang dirancang dengan tujuan yang diharapkan dari program
tersebut. Sesuatu program media yang oleh pembuatnya dianggap telah baik, tetapi bila
program itu tidak menarik, atau sukar dipahami atau tidak merangsang proses belajar
bagi siswa yang ditujunya, maka program semacam ini tentu saja tidak dikatakan baik.
Evalusi media pembelajaran adalah suatu tindakan proses atau kegiatan yang
dilaksanakan dengan maksud untuk menentukan nilai dari segala media atau alat yang
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Penilaian ini dimaksudkan untuk
mengetahui apakah media yang dibuat tersebut dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan atau tidak.
Dalam melakukan evaluasi terhadap media pembelajaran, pertanyaan pokok yang
sering muncul adalah apa yang harus dievaluasi. Ini berarti, setiap evaluator untuk
melihat kembali fungsi dan prinsip penggunaan media.
Dalam melakukan evaluasi terhadap media pembelajaran, aspek psikologis perlu
dipertibangkan. Sebab aspek psikologis inilah yang membuat orang memiliki gaya
belajar berbeda. Menurut Michael Gardner ada tiga gaya belajar yang dimiliki manusia
yakni: gaya belajar visual (belajar dengan cara melihat), gaya belajar audiotorial (belajar
dengan cara mendengar) dan gaya belajar kinestetik (belajar dengan cara bergerak,
bekerja dan menyentuh).
Penilaian dan perbaikan adalah aspek yang sangat mendasar untuk
mengembangkan kualitas pembelajaran. Penilaian dan perbaikan dapat berdasarkan dua
tahapan yaitu:
a. Penilaian Hasil Belajar Siswa,
1) Penilaian Hasil Belajar Siswa yang Otentik,
2) Penilaian Hasil Belajar Portofolio
3) Penilaian Hasil Belajar yang Tradisional / Elektronik.
4) Menilai dan Memperbaiki Strategi, teknologi dan Media
5) Revisi Strategi, Teknologi, dan Media.
Ada beberapa fungsi dari evaluasi antara lain:
a. Evaluasi merupakan alat yang penting sebagai umpan balik bagi siswa.
b. Evaluasi merupakan alat yang penting untuk mengetahui bagaimana ketercapaian
siswa dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan.
c. Evaluasi dapat memberikan informasi untuk mengembangkan program kurikulum.
d. Informasi dari hasil evaluasi dapat digunakan siswa secara individual dalam
mengambil keputusan.
e. Evaluasi berguna untuk para pengembang kurikulum khususnya dalam menentukan
tujuan khusus yang ingin dicapai
f. Evaluasi berfungsi sebagai umpan balik untuk orang tua, guru, pengembang
kurikulum, pengambil kebijakan.
Sumber :
http://b420k.blogspot.com/2012/10/prosedur-pemilihan-media-pembelajaran.html
http://irmaalhanaah.wordpress.com/2014/05/28/96/
http://marni-marnitp2011.blogspot.com/2011/12/tugas-media-rancangan-media.html
http://nursalmitpb.blogspot.com/2012/05/perancangan-media-pembelajaran.html