tugas koordinator ekskul

27
TUGAS KOORDINATOR EKSKUL Tugas pokok koordinator ekstrakurikuler adalah membantu kepala sekolah dalam kegiatan ekstra kurikuler, sedangkan fungsi dari koordinator ekstrakurikuler adalah 1. Menyusun program kerja kegiatan ekskul 2. Membuat tata tertib dari masing-masing ekskul 3. Mendata semua anggota ekskul (membuat biodata masing- masing anggota ekskul) 4. Mendata prestasi yang sudah diperoleh anggota ekskul dan mendokumentasi-kan bukti fisik 5. Melakukan pembinaan terhadap siswa yang mengikuti ekskul 6. Memberikan arahan kepada setiap kegiatan ekskul 7. Mengontrol dan mengawasi kegiatan ekskul 8. Mengevaluasi kegiatan ekskul 9. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan ekskul tiap bulan kepada kepala sekolah melalui Pembantu Kepala Sekolah 10. Berkoordinasi dengan sesama koordinator ekskul lainnya dalam setiap kegiatan 11. Berkoordinasi dengan lembaga atau instansi yang melakukan kegiatan sejenis 12. Memelihara sarana-prasarana pendukung kegiatan ekskul 13. Melaksanakan pengaturan / persiapan dan pelaksanaan upacara bendera dan hari-hari besar lainnya 14. Melaksanakan piket guna pemantauan dan pengawalan perilaku siswa di sekolah 15. Menegakkan kedisiplinan siswa yang meliputi ketepatan kehadiran/pemakaian seragam sekolah, dan yang lainnya sesuai dengan tata tertibsekolah 16. Membuat laporan penilaian non akademis siswa tiap akhir semester. SAAT EKSTRAKURIKULER 1. Siswa wajib mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, pada jam yang telah ditentukan

Upload: moch-soleh

Post on 19-Jan-2016

2.412 views

Category:

Documents


188 download

TRANSCRIPT

TUGAS KOORDINATOR EKSKUL

Tugas pokok koordinator ekstrakurikuler adalah membantu kepala sekolah dalam kegiatan ekstra kurikuler, sedangkan fungsi dari koordinator ekstrakurikuler adalah

1. Menyusun program kerja kegiatan ekskul2. Membuat tata tertib dari masing-masing ekskul3. Mendata semua anggota ekskul (membuat biodata masing-masing anggota ekskul)4. Mendata prestasi yang sudah diperoleh anggota ekskul dan mendokumentasi-kan

bukti fisik5. Melakukan pembinaan terhadap siswa yang mengikuti ekskul6. Memberikan arahan kepada setiap kegiatan ekskul7. Mengontrol dan mengawasi kegiatan ekskul8. Mengevaluasi kegiatan ekskul9. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan ekskul tiap bulan kepada kepala sekolah

melalui Pembantu Kepala Sekolah10. Berkoordinasi dengan sesama koordinator ekskul lainnya dalam setiap kegiatan11. Berkoordinasi dengan lembaga atau instansi yang melakukan kegiatan sejenis12. Memelihara sarana-prasarana pendukung kegiatan ekskul13. Melaksanakan pengaturan / persiapan dan pelaksanaan upacara bendera dan hari-hari

besar lainnya14. Melaksanakan piket guna pemantauan dan pengawalan perilaku siswa di sekolah15. Menegakkan kedisiplinan siswa yang meliputi ketepatan kehadiran/pemakaian

seragam sekolah, dan yang lainnya sesuai dengan tata tertibsekolah16. Membuat laporan penilaian non akademis siswa tiap akhir semester.

SAAT EKSTRAKURIKULER

1. Siswa wajib mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, pada jam yang telah ditentukan 2. Siswa membawa perlengkapan yang telah ditentukan oleh instruktur ekstrakurikuler3. Memakai seragam yang telah ditentukan (karate : dengan seragam karate, futsal :

dengan seragam futsal)4. Selama mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, siswa tidak diperkenankan untuk keluar

dari kegiatan sebelum waktu selesai5. Mengikuti materi ekstrakurikuler dengan tekun6. Tetap menjaga kerapihan, kebersihan dan sopan santun7. Memberitahu ketidakhadiran pada jam ekstrakuikuler pada koordinator

ekstrakurikuler (wakasek kesiswaan)8. Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang telah dipilih minimal selama 1 TAHUN

(tidak berpindah)  

PEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PADA KURIKULUM 2013POSTED BY KAHAR MUZAKKIR POSTED ON MONDAY, MAY 19, 2014 WITH NO COMMENTS

Berikut ini kami sajikan pedoman Kegiatan Ekstrakurikuler  pada kurikulum 2013 yang dikutip

dari lampiran III Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 81A tentang

Implementasi Kurikulum 2013 dengan harapan semoga bisa menjadi tambahan referensi bagi

kita dalam memahami dan mengimplementasikan kurikulum 2013 di tingkat satuan pendidikan

masing-masing

I. PENDAHULUAN

Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.

Pengembangan potensi peserta didik sebagaimana dimaksud dalam tujuan pendidikan nasional

tersebut dapat diwujudkan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan salah satu kegiatan

dalam program kurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler adalah program kurikuler yang alokasi

waktunya tidak ditetapkan dalam kurikulum. Jelasnya bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan

perangkat operasional (supplement dancomplements) kurikulum, yang perlu disusun dan

dituangkan dalam rencana kerja tahunan/kalender pendidikan satuan pendidikan.

Kegiatan ekstrakurikuler menjembatani kebutuhan perkembangan peserta didik yang berbeda;

seperti perbedaan sense akan nilai moral dan sikap, kemampuan, dan kreativitas. Melalui

partisipasinya dalam kegiatan ekstrakurikuler peserta didik dapat belajar dan mengembangkan

kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dengan orang lain, serta menemukan dan

mengembangkan potensinya. Kegiatan ekstrakurikuler juga memberikan manfaat sosial yang

besar.

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu perangkat operasional

(supplement dancomplements) kurikulum, yang perlu disusun dan dituangkan dalam rencana

kerja tahunan/kalender pendidikan satuan pendidikan (seperti disebutkan pada Pasal 53 ayat (2)

butir a Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan) serta dievaluasi pelaksanaannya setiap semester oleh satuan pendidikan (seperti

disebutkan pada Pasal 79 ayat (2) butir b Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor

32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan).

II. TUJUAN

Pedoman kegiatan ekstrakurikuler ini disusun dengan tujuan untuk.

1. Menjadi arahan operasional dalam pengembangan program dan kegiatan ekstrakurikuler oleh

satuan pendidikan.

2. Menjadi arahan operasional dalam pelaksanaan dan penilaian kegiatan ekstrakurikuler di

tingkat satuan pendidikan.

III. PENGGUNA PEDOMAN

Pedoman kegiatan ekstrakurikuler ini diharapkan bermanfaat bagi pengguna yang meliputi :

1. Dewan guru dan tenaga kependidikan sebagai pengembang dan pembina program

ekstrakurikuler.

2. Kepala sekolah sebagai penanggung jawab program ekstrakurikuler di satuan pendidikan.

3. Komite sekolah/madrasah sebagai mitra sekolah yang mewakili orang tua peserta didik dalam

pengembangan program dan dukungan pelaksanaan program ekstrakurikuler.

IV. DEFINISI OPERASIONAL

Beberapa istilah yang perlu dijelaskan dalam pedoman ini adalah sebagai berikut.

1. Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam

belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dan dilakukan di bawah

bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan

kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di luar minat yang dikembangkan oleh kurikulum.

Berdasarkan definisi tersebut, maka kegiatan di sekolah atau pun di luar sekolah yang terkait

dengan tugas belajar suatu mata pelajaran bukanlah kegiatan ekstrakurikuler.

2. Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh

peserta didik, terkecuali bagi peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya

untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut.

3. Ekstrakurikuler pilihan merupakan program ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh peserta

didik sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing.

V. KOMPONEN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

A. Visi dan Misi

1. Visi

Visi kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan adalah berkembangnya potensi, bakat,

minat, kemampuan, kepribadian, dan kemandirian peserta didik secara optimal melalui kegiatan-

kegiatan di luar kegiatan intrakurikuler.

2. Misi

Misi kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan adalah sebagai berikut:

a. Menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih dan diikuti sesuai dengan kebutuhan,

potensi, bakat, dan minat peserta didik.

b. Menyelenggarakan sejumlah kegiatan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk dapat mengekspresikan dan mengaktualisasikan diri secara optimal melalui kegiatan

mandiri dan atau berkelompok.

B. Fungsi dan Tujuan

1. Fungsi

Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan memiliki fungsi pengembangan, sosial,

rekreatif, dan persiapan karir.

a. Fungsi pengembangan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mendukung

perkembangan personal peserta didik melalui perluasan minat, pengembangan potensi, dan

pemberian kesempatan untuk pembentukan karakter dan pelatihan kepemimpinan.

b. Fungsi sosial, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mengembangkan

kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik. Kompetensi sosial dikembangkan

dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperluas pengalaman sosial,

praktek keterampilan sosial, dan internalisasi nilai moral dan nilai sosial.

c. Fungsi rekreatif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dalam suasana rileks,

menggembirakan, dan menyenangkan sehingga menunjang proses perkembangan peserta

didik. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat menjadikan kehidupan atau atmosfer sekolah lebih

menantang dan lebih menarik bagi peserta didik.

d. Fungsi persiapan karir, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk

mengembangkan kesiapan karir peserta didik melalui pengembangan kapasitas.

2. Tujuan

Tujuan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan adalah:

a. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan

psikomotor peserta didik.

b. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat mengembangkan bakat dan minat peserta didik dalam

upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya.

C. Prinsip

Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dikembangkan dengan prinsip sebagai berikut.

1. Bersifat individual, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan sesuai dengan

potensi, bakat, dan minat peserta didik masing-masing.

2. Bersifat pilihan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan sesuai dengan minat dan

diikuti oleh peserta didik secara sukarela.

3. Keterlibatan aktif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler menuntut keikutsertaan peserta didik

secara penuh sesuai dengan minat dan pilihan masing-masing.

4. Menyenangkan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan dalam suasana yang

menggembirakan bagi peserta didik.

5. Membangun etos kerja, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan dan

dilaksanakan dengan prinsip membangun semangat peserta didik untuk berusaha dan bekerja

dengan baik dan giat.

6. Kemanfaatan sosial, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan dan dilaksanakan

dengan tidak melupakan kepentingan masyarakat.

D. Jenis Kegiatan

Kegiatan ekstrakurikuler dapat berbentuk.

1. Krida; meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang Merah

Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka), dan lainnya;

2. Karya ilmiah; meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan

kemampuan akademik, penelitian, dan lainnya;

3. Latihan/olah bakat/prestasi; meliputi pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, cinta

alam, jurnalistik, teater, keagamaan, dan lainnya; atau

4. Jenis lainnya.

E. Format Kegiatan

Kegiatan ekstrakurikuler dapat diselenggarakan dalam berbagai bentuk.

1. Individual; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh

peserta didik secara perorangan.

2. Kelompok; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh

kelompok-kelompok peserta didik.

3. Klasikal; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh peserta

didik dalam satu kelas.

4. Gabungan; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh

peserta didik antarkelas.

5. Lapangan; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh

seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar sekolah atau kegiatan lapangan.

VI. MEKANISME KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

A. Pengembangan Program dan Kegiatan

Kegiatan ekstrakurikuler dalam Kurikulum 2013 dikelompokkan berdasarkan kaitan kegiatan

tersebut dengan kurikulum, yakni ekstrakurikuler wajib dan ekstrakurikuler pilihan.

Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta

didik, terkecuali peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya untuk

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut.

Dalam Kurikulum 2013, Kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib dari

sekolah dasar (SD/MI) hingga sekolah menengah atas (SMA/SMK), dalam pendidikan dari

sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Pelaksananannya dapat bekerja sama dengan

organisasi Kepramukaan setempat/terdekat.

Ekstrakurikuler pilihan merupakan kegiatan yang antara lain OSIS, UKS, dan PMR. Selain itu,

kegiatan ini dapat juga dalam bentuk antara lain kelompok atau klub yang kegiatan

ekstrakurikulernya dikembangkan atau berkenaan dengan konten suatu mata pelajaran,

misalnya klub olahraga seperti klub sepak bola atau klub bola voli.

Berkenaan dengan hal tersebut, satuan pendidikan (kepala sekolah, guru, dan tenaga

kependidikan) perlu secara aktif mengidentifikasi kebutuhan dan minat peserta didik yang

selanjutnya dikembangkan ke dalam kegiatan ekstrakurikuler yang bermanfaat positif bagi

peserta didik. Ide pengembangan suatu kegiatan ekstrakurikuler dapat pula berasal dari peserta

didik atau sekelompok peserta didik.

Program ekstrakurikuler berikut adalah contoh yang dapat dikembangkan di satuan pendidikan

sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang dimilikinya.

PROGRAM EKSTRAKURIKULER1. Klub Tari, Nyanyi, Sandiwara, Melukis, berbagai kesenian daerah2. Klub Diskusi Bahasa, Sastra, Drama, Orasi3. Klub Voli, Sepak bola, Basket, Dayung, Badminton, Renang, Atletik, Silat, Karate, Yudo, Bela Diri lainnya.4. Klub Pencinta Matematika, Komputer, Otomotif, Elektronika.5. Klub Pencinta Alam, Pencinta Kupu-kupu, Pencinta, Arung Jeram, Pencinta Astronomi, Kebersihan Lingkungan, Pertanian6. Klub Pendaki Gunung, Kelompok Pekerja Sosial, Polisi Lalu Lintas Sekolah7. Perkumpulan Pengelola Rumah Ibadah, Kelompok Peduli Rumah Jompo, Kelompok Peduli Rumah Yatim.

Satuan pendidikan selanjutnya menyusun “Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler” yang berlaku di

satuan pendidikan dan mendiseminasikannya kepada peserta didik pada setiap awal tahun

pelajaran.

Panduan kegiatan ekstrakurikuler yang diberlakukan pada satuan pendidikan paling sedikit

memuat.

1. Kebijakan mengenai program ekstrakurikuler;

2. Rasional dan tujuan kebijakan program ekstrakurikuler;

3. Deskripsi program ekstrakurikuler meliputi:

a. ragam kegiatan ekstrakurikuler yang disediakan;

b. tujuan dan kegunaan kegiatan ekstrakurikuler;

c. keanggotaan/kepesertaan dan persyaratan;

d. jadwal kegiatan; dan

e. level supervisi yang diperlukan dari orang tua peserta didik.

4. Manajemen program ekstrakurikuler meliputi:

a. Struktur organisasi pengelolaan program ekstrakurikuler pada satuan pendidikan;

b. Level supervisi yang disiapkan/disediakan oleh satuan pendidikan untuk masing-masing

kegiatan ekstrakurikuler; dan

c. Level asuransi yang disiapkan/disediakan oleh satuan pendidikan untuk masing-masing

kegiatan ekstrakurikuler.

5. Pendanaan dan mekanisme pendanaan program ekstrakurikuler.

B. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler

Peserta didik harus mengikuti program ekstrakurikuler wajib (kecuali bagi yang terkendala), dan

dapat mengikuti suatu program ekstrakurikuler pilihan baik yang terkait maupun yang tidak

terkait dengan suatu mata pelajaran di satuan pendidikan tempatnya belajar.

Penjadwalan waktu kegiatan ekstrakurikuler sudah harus dirancang pada awal tahun atau

semester dan di bawah bimbingan kepala sekolah atau wakil kepala sekolah bidang kurikulum

dan peserta didik. Jadwal waktu kegiatan ekstrakurikuler diatur sedemikian rupa sehingga tidak

menghambat pelaksanaan kegiatan kurikuler atau dapat menyebabkan gangguan bagi peserta

didik dalam mengikuti kegiatan kurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan di luar jam pelajaran kurikuler yang terencana setiap hari.

Kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan setiap hari atau waktu tertentu (blok waktu). Kegiatan

ekstrakurikuler seperti OSIS, klub olahraga, atau seni mungkin saja dilakukan setiap hari setelah

jam pelajaran usai. Sementara itu kegiatan lain seperti Klub Pencinta Alam, Panjat Gunung, dan

kegiatan lain yang memerlukan waktu panjang dapat direncanakan sebagai kegiatan dengan

waktu tertentu (blok waktu).

Khusus untuk Kepramukaan, kegiatan yang dilakukan di luar sekolah atau terkait dengan

berbagai satuan pendidikan lainnya, seperti Jambore Pramuka, ditentukan oleh

pengelola/pembina Kepramukaan dan diatur agar tidak bersamaan dengan waktu belajar

kurikuler rutin.

C. Penilaian Kegiatan Ekstrakurikuler

Penilaian perlu diberikan terhadap kinerja peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler. Kriteria

keberhasilan lebih ditentukan oleh proses dan keikutsertaan peserta didik dalam kegiatan

ekstrakurikuler yang dipilihnya. Penilaian dilakukan secara kualitatif.

Peserta didik diwajibkan untuk mendapatkan nilai memuaskan pada kegiatan ekstrakurikuler

wajib pada setiap semester. Nilai yang diperoleh pada kegiatan ekstrakurikuler wajib

Kepramukaan berpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta didik. Nilai di bawah memuaskan

dalam dua semester atau satu tahun memberikan sanksi bahwa peserta didik tersebut harus

mengikuti program khusus yang diselenggarakan bagi mereka.

Persyaratan demikian tidak dikenakan bagi peserta didik yang mengikuti program ekstrakurikuler

pilihan. Meskipun demikian, penilaian tetap diberikan dan dinyatakan dalam buku rapor.

Penilaian didasarkan atas keikutsertaan dan prestasi peserta didik dalam suatu kegiatan

ekstrakurikuler yang diikuti. Hanya nilai memuaskan atau di atasnya yang dicantumkan dalam

buku rapor.

Satuan pendidikan dapat dan perlu memberikan penghargaan kepada peserta didik yang

memiliki prestasi sangat memuaskan atau cemerlang dalam satu kegiatan ekstrakurikuler wajib

atau pilihan. Penghargaan tersebut diberikan untuk pelaksanaan kegiatan dalam satu kurun

waktu akademik tertentu; misalnya pada setiap akhir semester, akhir tahun, atau pada waktu

peserta didik telah menyelesaikan seluruh program pembelajarannya. Penghargaan tersebut

memiliki arti sebagai suatu sikap menghargai prestasi seseorang. Kebiasaan satuan pendidikan

memberikan penghargaan terhadap prestasi baik akan menjadi bagian dari diri peserta didik

setelah mereka menyelesaikan pendidikannya.

D. Evaluasi Program Ekstrakurikuler

Program ekstrakurikuler merupakan program yang dinamis. Satuan pendidikan dapat menambah

atau mengurangi ragam kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan

pada setiap semester.

Satuan pendidikan melakukan revisi “Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler” yang berlaku di satuan

pendidikan untuk tahun ajaran berikutnya berdasarkan hasil evaluasi tersebut dan

mendiseminasikannya kepada peserta didik dan pemangku kepentingan lainnya.

VII. PIHAK YANG TERLIBAT

Pihak-pihak yang terkait dengan pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian kegiatan

ekstrakurikuler antara lain :

A. Satuan Pendidikan

Kepala sekolah, dewan guru, guru pembina ekstrakurikuler, dan tenaga kependidikan bersama-

sama mengembangkan ragam kegiatan ekstrakurikuler; sesuai dengan penugasannya

melaksanakan supervisi dan pembinaan dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler, serta

melaksanakan evaluasi terhadap program ekstrakurikuler.

B. Komite Sekolah/Madrasah

Sebagai mitra sekolah yang mewakili orang tua peserta didik memberikan usulan dalam

pengembangan ragam kegiatan ekstrakurikuler dan dukungan dalam pelaksanaan kegiatan

ekstrakurikuler.

C. Orang tua

Memberikan kepedulian dan komitmen penuh terhadap suksesnya kegiatan ekstrakurikuler pada

satuan pendidikan karena pendidikan holistik bergantung pada pendekatan kooperatif antara

satuan pendidikan/sekolah dan orang tua

VIII. PENUTUP

Demikian pedoman ini disusun sebagai arahan operasional dalam pengembangan,

pelaksanaan, dan penilaian program ekstrakurikuler pada satuan pendidikan. Semoga

pengembangan dan pelaksanaan program ekstrakurikuler pada satuan pendidikan menuai

manfaat yang signifikan dalam pengembangan kemampuan intelektual, emosional, spiritual,

sosial, serta pengembangan keterampilan dan kepribadian peserta didik.

DRAFT

TATA TERTIB SISWA

BAB I

DASAR PEMIKIRAN, DASAR HUKUM, TUJUAN

Pasal 1

DASAR PEMIKIRAN

Tata tertib kehidupan sosial sekolah bersumber pada nilai-nilai keagamaan akhlak mulia, nilai sosial budaya seperti adat istiadat setempat yang dihormati. Dalam penerapannya tata tertib tersebut tetap dalam kerangka pengembangan budaya nasional, hak-hak asasi manusia (HAM) dan nilai-nilai lain yang mendukung proses pendidikan yang efektif, yang sifatnya mencerminkan kebutuhan sekolah dalam konteks sosial sekolah, lingkungan, dan masyarakat. Program pembentukan kepribadian dan program manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (school-based quality improvement) sebagai salah satu manajemen pendidikan kita di masa depan telah dirintis di sejumlah sekolah, termasuk di SMA Negeri 5 Bandung .

Di SMA Negeri 5 Bandung program tersebut dibuat dengan mengacu pada visi dan misi sekolah, yakni sekolah unggul yang berdaya saing tinggi yang berpijak pada agama, budaya dan iptek. Untuk mencapai visi tersebut, diperlukan karakter siswa yang berdisplin tinggi, taat dan patuh pada ajaran agama, serta menguasai teknologi dengan penuh tanggung jawab. Oleh karena itu, dibuatlah sebuah pedoman tatatertib yang mengarahkan siswa agar terbentuk karakater yang diharapkan

Pasal 2

DASAR HUKUM

a. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

b. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

c. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 21, 22, 23 dan 24 tentang Standar Isi, Standar Hasil dan Pelaksanaan Kepmen Nomor 21, 22 dan 23

d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan;

Pasal 3

TUJUAN

a. Sebagai pedoman pelaksanaan tatatertib siswa di lingkungan SMA Negeri 5 Bandung .

b. Mengarahkan perilaku siswa di lingkungan SMA Negeri 5 Bandung

c. Mewujudkan ketertiban di lingkungan SMA Negeri 5 Bandung

d. Membekali siswa dalam proses penyesuaian diri dengan lingkungan di mana pun dia berada

BAB II

KETENTUAN UMUM

Tata tertib siswa ini :

1. dimaksudkan sebagai rambu-rambu bagi siswa dalam bersikap, berucap,

bertindak dan melaksanakan kegiatan sehari-hari di sekolah dalam rangka menciptakan iklim dan kultur sekolah yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang efektif

2. dibuat berdasarkan nilai-nilai yang dianut sekolah dan masyarakat sekitar, yang meliputi : nilai ketakwaan, rendah hati, sopan santun, kejujuran, kedisiplinan, ketangguhan, keberanian, ketertiban, kebersihan, kesehatan, kerapian, keamanan, dan nilai-nilai yang mendukung kegiatan belajar yang efektif.

3. Setiap siswa wajib melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam tatatertib secara konsekuen, ikhlas, dan penuh kesadaran

Pasal 1

PAKAIAN SEKOLAH

1. Pakaian Seragam

Siswa wajib mengenakan pakain seragam sekolah dengan ketentuan sebagi berikut:

a. Umum

1. Sopan dan rapi sesuai dengan ketentuan yang berlaku

2. Baju putih, bawahan abu tua, kecuali Hari Jumat memakai seragam batik SMAN 5 Bandung.

3. Memakai badge OSIS dan identitas sekolah

4. Memakai ikat pinggang berwarna hitam dan berlogo SMA Negeri 5 Bandung

5. Memakai kaos kaki putih, sepatu warna hitam sejenis warrior dengan tali putih

6. Pakaian tidak terbuat dari kain yang tipis dan tembus pandang, tidak ketat dan tidak membentuk tubuh

7. Tidak mengenakan atribut selain atribut resmi SMA Negeri 5 Bandung

8. Tidak mengenakan jaket/sweater tanpa seizin guru piket

9. Memakai pakaian/kaus dalam

b. Khusus Pria

1. Bagian bawah pakaian seragam putih yang sedang dikenakan selalu dimasukan ke dalam celana

2. Celana dan lengan baju tidak dilipat atau digulung

3. Tidak diperkenankan memakai celana dengan model potlot, melorot atau penuh tambalan

4. Celana tidak sobek, dibuka jahitannya, atau ditambal

5. Tidak memakai perhiasan atau aksesoris seperti : Kalung, gelang, anting

c. Khusus Wanita

1. Bagian bawah pakaian seragam putih yang sedang dikenakan selalu dimasukan ke dalam rok

2. Panjang rok sampai dengan mata kaki

3. Yang berjilbab, memakai baju tangan panjang dan kerudung warna putih

4. Tidak memakai perhiasan atau aksesoris yang mencolok dan berlebihan

5. Lengan baju tidak dilipat atau digulung

d. Pakaian Olahraga

Siswa wajib mengenakan pakaian olahraga yang telah ditetapkan sekolah

e. Jaket almamater

Dikenakan pada saat , penerimaan tamu , kunjungan , perlombaan, dan kegiatan-kegiatan resmi lainnya

Pasal 2

RAMBUT, KUKU, TATO, MAKE UP

1. Umum

SIswa dilarang : - Berkuku panjang dan bertato

- Mengecat rambut dan kuku

2. Khusus Pria

1) Tidak berambut panjang atau bercukur gundul

2) Ukuran rambut panjang adalah apabila rambut bagian belakang melewati kerah baju, bila disisir ke depan melewati alis mata dan menutupi daun telinga.

3) Tidak diperkenankan rambut dengan model mohawk atau model acak-acakan.

3. Khusus Wanita

1) Rambut siswa wanita disisir rapi atau diikat

2) Tidak memakai make-up berlebihan

Pasal 3

MASUK, PROSES KBM , DAN PULANG SEKOLAH

1. Siswa wajib hadir di kelas selambat-lambatnya pukul 06.30.

2. Siswa yang terlambat datang maksimal pukul 06.45 harus melapor kepada guru piket dan diizinkan masuk kelas.

3. Siswa yang terlambat datang ke sekolah lebih dari pukul 06.45 harus lapor kepada guru piket dan diizinkan masuk kelas pada pelajaran berikutnya, setelah mendapatkan pembinaan dari guru piket, pembina OSIS atau wakasek di aula SMA Negeri 5 Bandung lantai 3

4. Siswa yang tidak dapat hadir karena sakit atau sebab lain, wajib membuat surat keterangan dokter atau orang tua/wali yang bersangkutan.

5. Selama proses belajar siswa tidak diperkenankan menggunakan alat komunikasi.

6. Selama pelajaran berlangsung/pada pergantian jam /ketika guru berhalangan hadir, siswa dilarang berada di luar kelas, atau meninggalkan kelas tanpa izin guru kelas/piket.

7. Ketika praktik olah raga, IT , IPA, seni atau bahasa siswa dilarang berada didalam kelas.

8. Setelah KBM berakhir siswa wajib meninggalkan sekolah kecuali yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan tidak berdiam diri tanpa alasan di area Taman PLN dan sepanjang jalan Bali.

9. Kegiatan ekstrakurikuler hari senin sampai jum’at berlangsung sampai pukul 16.00. Pada hari Sabtu mulai pukul 07.00 – 13.00.

10. Siswa yang sedang mengikuti peminatan dan lintas minat tidak diperkenankan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pada hari Senin - Jumat

11. Siswa dapat meninggalkan sekolah sebelum jam pelajaran berakhir dengan alasan sakit atau permintaan orang tua setelah mendapat izin guru piket dan guru mata pelajaran. Surat izin meninggalkan sekolah diserahkan kembali kepada walikelas keesokan harinya.

12. Salam resmi yang digunakan bagi siswa muslim adalah “Assalaamu’alaikum”, sedangkan bagi nonmuslim adalah ”selamat pagi/siang/sore“. Salam tersebut diucapkan ketika bertemu guru.

Pasal 4

KEBERSIHAN, KEDISIPLINAN DAN KETERTIBAN

A. Lingkungan Kelas

1. Setiap kelas membentuk tim piket kelas yang secara bergiliran bertugas menjaga kebersihan, dan ketertiban, serta memlihara perlengkapan kelas

2. Tim piket kelas mempunyai tugas sebagai berikut :

a) Membersihkan papan tulis setiap pergantian pelajaran

b) Membantu menyiapkan dan membereskan perlengkapan KBM

c) Membersihkan kelas serta merapikan bangku-bangku dan meja setelah KBM berakhir.

d) Merapikan hiasan dinding kelas, seperti struktur organisasi kelas, jadwal piket, papan absensi dan hiasan lainnya

e) Melaporkan kepada guru piket tentang tindakan-tindakan pelanggaran di kelas yang menyangkut kebersihan dan ketertiban kelas, misalnya mengotori atau merusak sarana yang ada di kelas.

3. Sebelum pulang seluruh siswa berdiri di belakang kursi masing-masing untuk melakukan doa bersama serta mengucapkan terima kasih kepada guru.

B. Lingkungan Sekolah

1. Setiap siswa menjaga kebersihan kamar kecil/toilet, dan seluruh lingkungan sekolah lainnya.

2. Setiap siswa membuang sampah pada tempatnya.

3. Setiap siswa membiasakan budaya antre dalam mengikuti berbagai kegiatan sekolah yang berlangsung pada waktu bersamaan.

4. Setiap siswa menjaga suasana ketenangan belajar, baik di kelas, di perpustakaan, di laboratorium, maupun di tempat lain di lingkungan sekolah.

5. Setiap siswa menaati peraturan yang berlaku di perpustakaan, penggunaan laboratorium dan sumber belajar lainnya.

6. Setiap siswa wajib mengikuti satu kegiatan ekstrakurikuler dan hanya diperkenankan mengikuti maksimal dua kegiatan ekstrakurikuler.

7.

Pengelolaan Ekstra Kurikuler di Sekolah20/01/2014Afid Burhanuddin Tinggalkan komentar Go to comments

Belajar, khususnya dalam pendidikan, bukanlah sekedar transmisi ilmu pengetahuan sebagai fakta. Tetapi legih dari itu, belajar adalah mengolah daya penalaran peserta didik sebagai bekal dasar bagi setiap warga Negara yang bertanggungjawab. Teori belajar mengatakan kepada kita bahwa prose belajar tidak terjadi dalam ruang kosong. Data ilmu pengetahuan hanya dapat diserap kaitannya dengan dunia nyata, terutama bagi peserta didik muda dibangku pendidikan dasar.Dilingkungan sekolah, peserta didik merupakan unsur inti kegiata pendidikan, karena itu jika tidak ada peserta didik, tentunya tidak akan ada kegiatan pendidikan. Lebih-lebih di era persaingan antar lembaga pendidikan yang begitu ketat seperti sekarang, sekolah harus berjuang secara sungguh-sungguh untuk mendapatkan peserta didik. Tidak sedikit lembaga pendidikan yang mati karena kehabisan peserta didik. Bahkan ada ketua yayasan pendidikan yang mengatakan bahwa mencari peserta didik jauh lebih sulit daripada mencari guru baru. dikatannya untuk mendapatkan guru baru cukup membuka lamaran, sehari sedah banyak yang datang. Sedangkan untuk mencari peserta didik, belum tentu dengan mengedarkan brosur dan memasang sepanduk peserta didik akan datang. Hal ini menggambarkan bahwa dalam kegiatan pendidikan di era persaingan ini, peserta didik merupakan unsur utama yang dimenej dan dihargai martabatnya tak jauh berbeda dengan pembeli/konsumen dalam dunia usaha.

Manajemen peserta didik merupakan suatu usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik itu masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah. Dalam hal ini yang diatur secara langsung oleh pihak sekolah adalah segi-segi lain yang berkaitan dengan peserta dimaksudkan untuk memberikan layanan yang sebaik mungkin kepada peserta didik.

Tujuan umum manajemen peserta didik adalah megatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar di sekolah. Hal ini dilakukan agar proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar, tertib, dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian  tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.

Suatu sekolah terus mengembangkan potensi, minat, bakat, dan hobi yang dimiliki oleh peserta didik. Sekolah bisa memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan potensi, minat, bakat, dan hobi tersebut. Sedangkan pengertian ekstrakurikuler adalah kegiatan pelajaran yang diselenggarakan akan diluar jam pelajaran bisa. Kegiatan ini dilaksanakan pagi hari bagi sekolah-sekolah yang masuk sore. Ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya saja olahraga, kesenia, dan berbagai macam keterampilan serta kepramukaan.

 

1. A.    PEMBAHASAN 1.      Definisi dan Keterkaitan dengan Siswa dan SekolahKegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pengayaan dan perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler dan intrakurikuler. Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai wadah bagi siswa yang memiliki minat mengikuti kegiatan tersebut. Melalui bimbingan dan pelatihan guru, kegiatan ekstrakurikuler dapat membentuk sikap positif terhadap kegiatan yang diikuti oleh para siswa. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan kesiswaan. Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dan dilaksanakan oleh siswa baik di sekolah maupun diluar sekolah, bertujuan agar siswa dapat memperkaya dan memperluas diri. Memperluas diri ini dapat dilakukan dengan memperluas wawasan pengetahuan dan mendorong pembinaan sikap dan nilai-nilai.

Pengertian ekstrakurikuler menurut Maus Besar Bahasa Indonesia (2002:291) yaitu suatu kegiatan yang berada diluar program yang 10 tertulis didalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan

pembinaan siswa. Kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan diluar jam pelajaran wajib. Kegiatan ini memberikan keleluasaan kepada siswa untuk menentukan kegiatan sesuai dengan bakat dan minat mereka. Berdasarkan penjelasan tentang ekstrakurikuler tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ekstrakulikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran yang dilakukan, baik disekolah ataupun diluar sekolah yang bertujuan untuk memperdalam dan memperkaya pengetahuan siswa, mengenal hubungan antar berbagai pelajaran, serta menyalurkan bakat dan minat.

Faktor – faktor yang mempengaruhi minat yang timbul dalam diri seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor yang berasal dari dalam dari individu itu sendiri (faktor instrinsik), maupun faktor yang berasal dari luar individu itu sendiri (faktor ekstrinsik).

1. Faktor dari dalam (faktor instrinsik) yaitu sifat pembawaan.2. Faktor dari luar (faktor ekstrinsik) diantaranya keluarga, sekolah dan masyarakat sekitar. Minat

yang terjadi dalam individu dipengaruhi dua faktor yang menentukan yaitu faktor keinginan dari dalam, dan faktor keinginan dari luar. Minat dari dalam terdiri dari tertarik atau rasa senang pada kegiatan, perhatian terhadap suatu kegiatan dan adanya aktifitas atau tindakan akibat rasa senang maupun perhatian.dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara garis besar minat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri (factor instrinsic) dan faktor yang berasal dari luar individu tersebut (factor ekstrinsic). Adapun ketiga faktor instrinsik dari minat tersebut antara lain:a. Rasa Tertarik

Menurut Suadirman (1984: 36) ketertarikan adalah proses yang dialami setiap individu tetapi sulit dijelaskan. Dzakir (1992: 216) menyampaikan, tertarik adalah suka atau senang, tetapi belum melakukan aktivitas. Sedangkan Winkell (1983: 30) mendefinisikan rasa tertarik sebagai penilaian positif terhadap suatu obyek. Berdasarkan tiga pendapat ini, disimpulkan bahwa rasa tertarik merupakan rasa yang dimiliki setiap individu dalam ungkapan suka, senang dan simrpati kepada sesuatu sebelum melakukan aktivitas, sebagai penilian positif atau suatu obyek.

b. Perhatian

Perhatian didefinisikan oleh Sumadi Suryabrata (1982:14) sebagai frekuensi dan kuantitas kesadaran yang menyertai aktivitas seseorang, sedangkan Dakir (1993: 144) mendefinisikan minat perhatian sebagai keaktifan peningkatan kesadaran seluruh jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada sesuatu, dan Bimo Walgito (2002: 98) mendefinisikan perhatian sebagai pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada suatu objek. Berdasarkan tiga definisi tersebut, disimpulkan perhatian merupakan pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa tertentu kepada suatu objek, atau frekuensi dan kuantitas kesadaran peningkatan kesadaran seluruh jiwa.

c. Aktivitas

Tahap setelah siswa tertarik dan memberikan perhatian terhadap suatu objek atau kegiatan adalah bergabungnya siswa dalam kegiatan tersebut. Dalam penelian ini aktivitas siswa berbentuk keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bolavoli mini.

Selain itu ada juga faktor ekstrinsik terdiri atas pengaruh dari lingkungan keluarga,sekolah, dan lingkungan. Lingkungan keluarga yang memberikan pengaruh misalnya keadaan sosial ekonomi, serta cara orang tua mendidik anak merupakan sebagian contoh faktor keluarga yang dapat mempengaruhi minat siswa. Pengaruh lingkungan sekolah misalnya kurikulum, metode mengajar yang digunakan guru, serta aturan dan disiplin sekolah. Adapun faktor masyarakat meliputi teman bergaul serta kegiatan siswa di masyarakat.

Kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan diluar jam pelajaran wajib. Ini memberikan keleluasaan kepada siswa untuk menentukan kegiatan sesuai dengan bakat dan minat mereka. Berdasarkan penjelasan tentang ekstrakurikuler tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran yang dilakukan, baik di sekolah ataupun di luar sekolah yang

bertujuan untuk memperdalam dan memperkaya pengatahuan siswa, mengenal hubungan antar berbagai pelajaran, serta menyalurkan bakat dan minat. Kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan diluar jam pelajaran wajib. Kegiatan ini memberikan keleluasaan kepada siswa untuk menentukan kegiatan sesuai dengan bakat dan minat mereka. Siswa dapat memperdalam dan memeperluas pengetahua keterampilan mengenai hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya. Mampu memanfaatkan pendidikan kepribadian serta mengaitkan pengetahuan yang diperolehnya dalam program kurikulum dengan kebutuhan dan keadaan lingkungan.

 

1. 2.      Konsep Dasar Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan intra sekolah yang harusnya dikemas dengan kegiatan yang menarik. Akan tetapi pada penerapannya masih banyak kegiatan ekstrakurikuler yang dipusatkan didalam kelas, sama halnya dengan pembelajaran formal setiap hari, sehingga hal itu menyebabkan kurang tertariknya peserta didik untuk mengikuti mengikuti ektrakurikuler tersebut. Keberadaan kegiatan ekstrakurikuler diperlukan siswa sebagai media untuk mengembangkan potensi diri, selain itu diharapkan mampu mengangkat dan mengharumkan nama sekolah dengan prestasinya, khususnya prestasi non akademik. Kenyataan di lapangan, menunjukkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler mendapat proporsi yang tidak seimbang, kurang mendapat perhatian, bahkan cenderung disepelekan. Perhatian sekolah-sekolah juga masih kurang serius, hal ini terlihat dari kurangnya dukungan yang memadai baik dari segi dana, perencanaan, dan pelaksanaan, serta perannya sebagai bagian dari evaluasi keberhasilan siswa. Selain itu kecerdasan manusia tidak hanya dilihat dari kecerdasan intelektual saja, tetapi juga dilihat emosionalnya, kreativitasnya,religiusnya. Keberagaman kecerdasan ini sangat mungkin tidak terakomodasi selama proses pembelajaran. Sekolah hanya mengutamakan pencapaian logical dan mathematical intelegence. Padahal potensi anak beragam dan sangat memungkinkan kecerdasan tersebut dapat diasah melalui kegiatan ekstrakurikuler. Dengan demikian pemahama dan pengelolaan ektrakurikuler yang baik akan membentuk siswa yang kreatif, inovatif, dan beradab.Fungsi kegiatan ekstrakurikuler yang dijelaskan oleh Mumuh Sumarna (2006:10) yaitu: “Kegiatan ekstrakurikuler yang dimaksudkan untuk lebih mengaitkan antara pengetahuan yang diperoleh dalam program kurikulum dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan”. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi ekstrakurikuler adalah sebagai sarana penunjang bagi proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah yang berguna untuk mengaplikasikan teori dan praktik yang telah diperoleh sebagai hasil nyata proses pembelajaran. Yudha M. Saputra (1998: 6) mendefinisikan kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran sekolah biasa yang dilakukan di sekolah atau di luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa mengenai hubungan antar pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi pembinaan manusia seutuhnya. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan program yang berupa pengayaan dan perbaikan yang berkaitan dengan kegiatan intrakurikuler. Pendapat lain dikemukakan oleh Wahjosumidjo (2007:256) kegiatan ekstrakurikuler yaitu kegiatan-kegiatan siswa diluar jam pelajaran, yang dilaksanakan di sekolah atau diluar sekolah, dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, memahami keterkaitan antara berbagai mata pelajaran, penyaluran bakat dan minat, serta dalam rangka usaha untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan para siswa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kesadaran berbangsa dan bernegara, berbudi pekerti luhur dan sebagainya. Dari beberapa pendapat para ahli tentang ekstrakurikuler diatas, dapat diketahui bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilakukan diluar jam pelajaran dan tidak diatur dalam kurikulum, hal ini sejalan dengan pendapat Suryosubroto 14 (2007:58) yang mengartikan “kegiatan ekstrakurikuler mencakup semua kegiatan di sekolah yang tidak diatur dalam kurikulum.” Dengan demikian, dapat diketahui bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan tambahan di luar jam pelajaran yang dapat dilakukan di dalam sekolah maupun di luar sekolah dengan tujuan mengembangkan bakat dan minat yang dimiliki siswa. 

1. 3.    Hubungan Ekstrakurikuler dan Peningkatan Pada SiswaPentingnya Minat Elizabeth B. Hurlock (1993: 214) mengatakan bahwa pada semuausia, minat memainkan peran yang penting dalam kehidupan seseorang danmempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap, terutama selamamasa kanak-kanak. Karena jenis pribadi anak sebagian besar ditentukan olehminat yang berkembang selama masa kanak-kanak. Di samping itupengalaman belajar dari anak juga sangat berpengaruh terhadapperkembangan minatanak.Minat mempunyai pengaruh yang besar terhadap proses danpencapaian hasil belajar. Apabila materi pelajaran yang dipelajari tidaksesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan tertarik untuk belajar dengan sebaik-baiknya. Tidak ada daya tarik bagi siswa mengakibatkan keengganan belajar. Keengganan belajar mengakibatkan tidak adanya kepuasan dari pelajaran tersebut. Namun sebaliknya, pelajaran yang menarik siswa, lebih mudah direncanakan karena minat menambah aktivitas belajar. Jika terdapat siswa yang kurang berminat terhadap belajar, maka dapatlah diusahakan agar mempunyai minat yang lebih besar yaitu dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan peserta didik.Wiliamson dalam Yudha M.Saputra (1998: 16) tujuan kegiatanekstrakurikuler adalah memberikan sumbangan pada perkembangan kepribadian anak didik, khususnya bagi mereka yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Berkaitan dengan tujuan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler, Yudha M. Saputramengemukakan empat tipe yang termasuk dalam kegiatan ekstrakurikuler sebagaiberikut.

1. 1.      Program sekolah dan masyarakat seperti seni lukis, seni tari, seni musik, seni    tari drama dan sejumlah kegiatan ekstetika lainya

2. 2.    Partisipasi dan observasi kegiatan olahraga diluar atau didalam ruangan seperti            atletik, renang, tenis, sepak bola dan permainan tradisional.

3. 3.    Berdiskusi masalah-masalah sosial dan ekonomi seperti melakukan kunjungan             ke pasar, ke tempat bersejarah, ke kebun binatang dan sebagainya.

4. 4.    Aktif menjadi anggota klub dan organisasi seperti klub olahraga, pramuka,      OSIS dan sebagainya.

5. 5.    Secara komprehensif kegiatan ekstrakurikuler memiliki berbagi macam tujuan yang pada dasarnya menyangkut perkembangan kepribadian, perkembangan emosional, hubungan sosial serta kemampuan motorik, baik motorik halus maupun motorik kasar. Optimalisasi kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara terencana memiliki pengaruh yang besar bagi perkembangan siswa.

6. 6.    Ada beberapa jenis program ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah7. 7.    Antara lain sebagai berikut. (Yudha M. Saputra, 1998: 23)

 

1) Program pengembangan bakat dan minatSetiap anak pasti memiliki potensi. Melalui kegiatan ekstrakurikuler potensiitu dapat dikembangkan. Yang terpenting dari program pengembangan bakat danminat melalui kagiatan ekstrakurikuler di sekolah adalah menumbuhkembangkan potensi anak seperti bidang kerajinan, seni tari, seni drama, senisuara, seni musik, dan mementaskan hasil seni anak didik. Dalam hal ini gurubertindak sebagai fasilitator mengarahkan agar potensi yang dimiliki anaktersebut tidak disalahgunakan oleh anak.

2) Program kegiatan rekreasi dan waktu luangAgar kegiatan rekreasi dan waktu luang tidak hanya sebagai kegiatan yangsebatas hura-hura maka perlu adanya inovasi pengembangan kearah yang lebihbermanfaat bagi anak, khususnya sekolah dasar. Kegiatan ini dapat berupapemberdayaan potensi permainan tradisional dan penciptaan bentuk-bentukpermainan baru. Permainan dapat berupa kunjungan ke tempat-tempat yang kayaakan seni tradisional.

3) Program keagamaanProgram keagamaan dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan hari-haribesar yang diperingati setiap tahun. Anak dapat mengadakan acara yangbernuansa keagamaan guna memupuk rasa

saling menghargai antar umatberagama. Kegiatan yang dilakukan dapat berbentuk lomba, diskusi keagamaandan perayaan sederhana agar anak saling mengetahui aktivitas keagamaan masing masing.

4) Program politik dan sosialProgram ini merupakan program pengenalan politik dan sosial kepada anak.Kegiatan yang dilakukan dapat berupa peragaan sederhana yang dikemas dalambentuk drama atau dilakukan bakti sosial dan melaksanakan upacara benderapada hari-hari besar. Kegiatan pendidikan politik dan sosial ini dapat dilakukanseperti OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah), LKS (Latihan kepemimpinan

Siswa) dan PKS (Patroli Keamanan Sekolah)

5) Program pusat belajarProgram kegiatan pusat belajar ini dilakukan dengan mengembangkanpelajaran intrakurikuler seperti bahasa Indonesia, bahasa Inggris, IPA danMatematika. Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan dapat berupapembentukan klub bahasa, sains atau klub karya ilmiah remaja.

6) Program ekonomiKegiatan yang dlakukan pada program ekonomi ini adalah untukmenghimpun dana dalam rangka pengembangan kegiatan ekstrakurikuler.Misalnya anak diajak oleh guru untuk mengadakan bazar dari anak oleh anakuntuk anak. Program ini mengajarkan kepada anak untuk mejadi pelaku ekonomidalam level yang sederhana seperti koperasi sekolah dan praktek kerja nyata.

7) Program budayaPelaksanaan program budaya ini dapat dilakukan dengan memberdayakanpotensi daerah untuk diperkenalkan kepada anak didik degan cara pementasanseni budaya yang dilakukan anak didik.

 8) Program informasi dan kegiatan yang tidak diorganisasikanPengembangan kegiatan ini melalui kegiatan ekstrakurikuler dapat berupadiskusi kelompok antar anak dengan topik yang dibatasi. Anak akan mendapatkesempatan untuk mendiskusikan masalah apapun yang mereka sukai. Dalamkegiatan ini guru tidak terlibat secara langsung tetapi hanya memonitor kegiatantersebut.

9) Program olahragaDalam program olahraga biasanya guru membuat klub atau unit kegiatanolahraga. Anak dapat memilih cabang olahraga yang disukainya. Misalnyaolahraga yang banyak diminati peserta didik, sepak bola, bola basket, bola voli,bela diri karate, tae kwon do dan sebagainya.

 

1. 4.      Tujuan & Keberartian Kegiatan Ekstrakurikuler 

1. Mengembangkan seluruh ranah kemampuan siswa secara komprehensif dan seimbang.2. 2.      Kegiatan belajar siswa disekolah saat ini menekankan pada pengembangan fungsio tidak

sebelah kiri yakni persepsi kognisi hal-hal yang logis sekuensial dan rasional. Pengembangan fungsio tidak sebelah kanan yang bersifat holistik, imajinatif, dan kreatif kurang mendapat perhatian. Akibatnya pengembangan aspek afeksi dan psikomotorik menjadi terabaikan. Bobi DePorter dan Mike Hernacki (1999) menyarankan untuk keseimbangan pengambangan fungsi kedua belahan otak itu hendaklah diusahakan cara belajar global (global learning).

3. Mendorong rasa betah gairah dan pencapaian prestasi belajar disekolah.4. Mengembangkan bakat dan minat siswa menuju pembentukan integritas pribadi yang kuat dan

produktif.5. Mengisi waktu luang agar efektif dan bermanfaat, bandingkan kegiatan belajar / ekstrakurikuler

yang berlangsung pada sekolah dengan paruh waktu (part time), penuh waktu(fuul day) dan sepanjang waktu (berasrama / boarding system).

6. Memelihara nilai-nilai luhur budaya kehidupan bangsa yang religius, berperadaban untuk saling menghormati, menjunjung tinggi rasa persatuan musyawarah dan memupuk sikap berkeadilan. 

1. 5.      Prinsip Kegiatan EkstrakurikulerKegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dikembangkan dengan prinsip sebagai berikut :

1. 1.      Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan potensi, bakat dan minat peserta didik masing-masing.

2. 2.      Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan keinginan dan diikuti secara sukarela oleh peserta oleh peserta didik.

3. 3.      Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang menuntu keikutsertaan peserta didik secara penuh.

4. 4.      Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana yang disukai dan menggembirakan peserta didik.

5. 5.      Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang membangun semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil.

6. 6.      Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.6.    Jenis Kegiatan EkstrakurikulerKegiatan ekstrakurikuler dapat berbentuk :

 1. 1.      Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang Merah

Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA).2. 2.      Karya ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan

kemampuan akademik, penelitian.3. 3.      Latihan / lomba keberbakatan / prestasi, meliputi pengembangan bakat olahraga, seni

dan budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, keagaman.4. 4.      Seminar, lokakarya, dan pameran / bazar, dengan substansi antara lain karir,

pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, seni budaya.Selanjutnya menurut Depdikbud (1987:27) kegiatan ekstrakurikuler dibagi menjadi dua jenis yaitu :

a). Kegiatan yang bersifat sesaat, misal: karyawisata, bakti sosial.

b). Kegiatan yang bersifat kelanjutan, misal: pramuka, PMR, dan sebagainya.

7.    Pelaksanaan Kegiatan EkstrakurikulerPelaksanaan program-program kegiatan ekstrakurikuler hendaknya dikendalikan untuk pencapaian tujuan-tujuan yang telah diterapkan dan kontribusinya terhadap perwujudan visi sekolah. Dari setiap pelaksanaan program kegiatan ekstrakurikuler hendaknya diusahakan suasana yang kondusif, tidak terlalu membebani siswa dan tidak merugikan aktivitas kurikuler sekolah. Usahakan pelaksanaan kegiatan konsisten sebagaimana terjadwal dan terpublikasikan. Kerja sama tim adalah fundamental, hindari pembatasan untuk partisipasi. Setiap personil disekolah, sesuai dengan fungsinya, pada dasarnya bertanggungjawab atas pengembangan program ekstrakurikuler yang diselenggarakan.Adapun ragam dan banyaknya sumber daya manusia yang diperlukan untuk menangani pengelolaan program ekstrakurikuler itu tergantung pada kebutuhan yang berkembang, kompleksitas tugas-tugas penyelenggaraan program, dan kebijakan dari pimpinan sekolah sebagaimana hasil kesepakatan antar pihak yang berkepentingan (stakeholders). Peran-peran kunci dari setiap personil disekolah seperti kepala sekolah, para wakil kepala sekolah, guru-guru, wali kelas, guru/petugas BP, pustakawan, dan kepengurusan OSIS, hendaknya dioptimalkan dalam jabatannya dan terkait secara langsung dengan pengembangan program kegiatan ekstrakurikuler. Demikian halnya dengan peran-peran kunci personil yang berada diluar organisasi sekolahdan dimiliki keterkaitan fungsional dengan kepentingan penyelenggaraan program ekstrakurikuler, seperti pengurus Komite Sekolah, orang tua siswa, tokoh masyarakat yang peduli, pengurus MGMP, pemerintahan setempat dan lain-lain, hendaknya juga dioptimalkan.

Untuk tenaga guru/instruktur, seyogianya adalah guru yang ada di sekolah yang memiliki latar belakang pendidikan yang relevan dan atau guru memiliki minat yang kuat untuk itu. Jika sekolah tidak memiliki guru/instruktur yang berlatar belakang pendidikan relevan dan tidak mempunyai guru yang berminat untuk menyelenggarakan program ekstrakurikuler, sekolah dapat mengusahakan dengan cara mengundang guru/instruktur di bidang ekstrakurikuler dari sekolah/lembaga pendidikan lain yang berdekatan melalui kerja sama yang saling menguntungkan. Memanfaatkan nara sumber/tenaga ahli yang ada dan potensial pada masyarakat sekitar sekolah. Membina kemampuan yang dibutuhkan melalui MGMP, program pendampingan tenaga guru dalam mengelola kegiatan ekstrakurikuler dan keikutsertaan guru dalam suatu program pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan. Fasilitas untuk setiap program kegiatan hendaknya dipikirkan guna mendukung terlaksankannya program kegiatan ekstrakurikuler yang efektif. Fasilitas program ini mislnya mencakup, pedoman/sumber dan kesempatan mengikuti program ekstrakurikuler yang ditawarkan. Form bio data siswa. Alat test dan form interview. Form penawaran pilihan atas jenis kegiatan ekstrakurikuler. Daftar siswa/kelompok siswa untuk layanan kegiatan ekstrakurikuler. Form pengaturan jadwal kegiatan ekstrakurikuler dan liburan sekolah. Form rancangan program kegiatan ekstrakurikuler. Form MOU, form perizinan. Form monitoring pelaksanakaan kegiatan ekstrakurikuler dan pembimbingan. Form pelaksanaan evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler. Form sertifikasi atas penyelesaian keikutsertaan siswa dalam program kegiatan ekstrakurikuler yang dipercaya.

 

1. 8.      Evaluasi Program Kegiatan EkstrakurikulerEvaluasi program kegiatan ekstrakurikuler di maksudkan untuk mengumpulkan data atau informasi mengenai tingkat keberhasilan yang dicapai siswa. Penilaian dapat dilakukan sewaktu-waktu untuk menetapkan tingkat keberhasilan siswa pada tahap-tahap tertentu dan untuk jangka waktu tertentu berkenan dengan proses dan hasil kegiatan ekstrakurikuler. Penilaian program ekstrakurikuler menekankan pada penilaian / tes tindakan yang dapat mengungkapkan tingkat untuk perilaku belajar / kerja siswa. Penetapan tingkat keberhasilan untuk program ekstrakurikuler didasarkan atau standart minimal tingkat penguasaan kemampuan yang disyaratkan dan bersifat individual. Penilaian secara inklusif mempertimbangkan pembentukan kepribadian yang terintegrasi jiwa kemandirian atau kewirausahaan sikap dan etos perilaku itumempertimbangkan kemahiran dalam pemecahan masalah dan berkomunikasi. Mempertimbangkan standart keadilan dan keragaman secara individual bagi setiap siswa, dan mempertimbangkan tingkat partisipasi aktif dalam kegiatan ekstrakkurikuler yang dilakukan. Penilaian dilakukan dengan memandang bobot yang sama baik terdapat proses dan hasil akhir dari setiap kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan. Penilaian melalui pemberian tugas secara bervariasi dan dinamisakan mendorong tumbuhnya rasa tanggungjawab yang tinggi. Ujian kemampuan atau tingkat kemahiran yang telah dicapai siswa dan sertifikasi dilakukan secara bersama sehingga dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan.

 

 

1. 9.      Pelapor / Pertanggungjawaban Kegiatan Ekstrakurikuler Sekolah hendaknya membuat laporan, baik laporan untuk keseluruhan program kegiatan ekstrakurikuler dan untuk setiap jenis kegiatan ekstrakurikuler ataupun untuk pertanggungjawaban keuangan yang telah dialokasikan/digunakan untuk kegiatan yang dimaksudkan. Untuk laporan kegiatan, hendaknya dibuat format yang sederhana tetapi cukup komprehensif dan mudah dipahami, misalnya mencakup: kata pengantar, hasil yang diharapkan, organisasi penyelenggaraan, jdwal dan mekanisme pelaksanaan, bentuk penghargaan, hasil yang diperolah, kesulitan yang dijumpai dan usaha mengatasi kesulitan itu, kesimpulan keseluruhan dan saran-saran yang diajukan, serta lampiran-lampiran yang diperlukan.

 

C. PENUTUP

 

1. KesimpulanKegiatan kurikuler merupakan kegiatan pokok pendidikan yang di dalamnya terjadi proses belajar mengajar antara peserta didik dan pendidik untuk mendalami materi-materi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tujuan pendidikan dan kemampuan yang hendak diperoleh peserta didik. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengembangkan aspek-aspek tertentu dari apa yang ditemukan pada kurikulum yang sedang dijalankan, termasuk yang berhubungan dengan bagaimana penerapan sesungguhnya dari ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh peserta didik sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup mereka maupun lingkungan sekitarnya.

 

DAFTAR PUSTAKA

Prihatin, Eka. (2011). Manajemen Peserta Didik. Bandung: AlfabetaDepdiknas (2003) Petunjuk Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional 2003.  Jakarta : C.V. Eka JayaBateman & Snell (2002). Management Completing in The New Era. New York : The McGraw-Hill