tugas kewirausahaan 2 - klasifikasi usaha - agung priyo sembodo - 7411030854
TRANSCRIPT
Agung Priyo Sembodo 7411030854 – [email protected] 1
TUGAS KEWIRAUSAHAAN
(KLASIFIKASI USAHA) Nama Mahasiswa : Agung Priyo Sembodo NRP : 7411030854 Jurusan : D3 PJJ – Teknik Informatika Kelas : 2 Informatika B Mata Kuliah : Kewirausahaan Dosen Pengajar : Dwi Kurnia Basuki, S.Si, M.Kom
1) Jelaskan perbedaan bentuk klasifikasi usaha berikut ini
• Swasta vs Publik
• Laba vs Nirlaba
• Formal vs Informal
• Invidu vs Masyarakat
• Bisnis vs Sosial
• Manufaktur vs Jasa
2) Berikan contoh masing-masing
Jawab :
1) Swasta vs Publik
Kebijakan – kebijakan pengelola atau pemimpin usaha publik pada dasarnya dimotivasi oleh keinginan untuk dipilih kembali, sementara usaha swasta untuk memperoleh laba.
Usaha Publik memperoleh sebagian besar uangnya dari pembayar pajak sedangkan usaha swasta dari pelanggan.
Usaha publik bersifat demokratis dan terbuka, sehingga biasanya lebih lamban dalam pengambilan keputusan, sementara usaha swasta berpedoman pada hokum pasar
sehingga mengambil dan atau mengubah keputusan dengan cepat sesuai keinginan
konsumen.
Misi usaha public adalah “Melakukan Kebaikan”, bukan menghasilkan uang, sehingga konsep “Untung Rugi” dalam bisnis berubah menjadi pertimbangan moral pada usaha
publik sedangkan usaha swasta memiliki konsep “Untung Rugi”.
Contoh Usaha Publik antara lain : RSU Yogyakarta, Dinas Pariwisata, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Jasa Raharja, dan lain – lain
Contoh Usaha Swasta antara lain : P.T. TIFICIO Tbk, Hotel Ritz Charlton, Prudential, RS PKU Muhammadiyah, dan lain – lain.
2) Laba vs Nirlaba
Usaha laba berorientasi pada laba atau untung, sementara usaha nirlaba hanya sebagai suatu usaha yang didirikan untuk mendukung suatu isu di dalam menarik perhatian
publik untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal
yang bersifat mencari laba (moneter).
Kepemilikan usaha nirlaba tidak jelas siapa sesungguhnya ’pemilik’ usaha apakah anggota, klien, atau donatur. Pada usaha laba, pemilik jelas memperoleh untung dari
hasil usahanya.
Usaha nirlaba membutuhkan donator sebagai sumber pendanaan. Berbeda dengan usaha laba yang telah memiliki sumber pendanaan yang jelas, yakni dari keuntungan
usahanya.
Pada usaha laba telah jelas siapa yang menjadi Dewan Komisaris, yang kemudian memilih seorang Direktur Pelaksana. Sedangkan pada usaha nirlaba, hal ini tidak mudah
dilakukan. Anggota Dewan Komisaris bukanlah ’pemilik’ organisasi.
Contoh usaha laba antara lain : perusahaan dagang, jasa pengiriman barang, jasa transportasi, dan lain – lain.
Agung Priyo Sembodo 7411030854 – [email protected] 2
Contoh Usaha Nirlaba antara lain : Sekolahan Negeri, Pukesmas, dan lembaga – lembaga pemerintah lainnya.
3) Formal vs Informal
Pada usaha formal ada izin usaha sedangkan usaha informal tidak memiliki izin usaha
Pada usaha formal memiliki modal usahanya yang besar sedangkan usaha informal modal usahanya relatif kecil
Pada usaha formal wajib membayar pajak namun pada usaha informal tidak kena pungutan pajak
Pada usaha formal keuntungannya relatif besar sedangkan untuk usaha informal keuntungannya relatif kecil
Pada usaha formal administrasinya tertata rapid an lengkap sedangkan pada usaha informal administrasinya sangat sederhana.
Contoh usaha formal antara lain : Perbankan, transportasi, retail, distribusi, dan lain – lain.
Contoh usaha informal antara lain : Warung makan, pedagang kaki lima, jasa pengetikan , tukang potong rambut dan lain – lain.
4) Individu vs Masyarakat
Usaha individu tujuannya untuk mencari keuntungan sedangkan usaha masyarakat untuk kesejahteraan masyarakat.
Usaha individu yang mengelola organisasi adalah pihak swasta dan untuk usaha masyarakat yang mengelola organisasi adalah sektor public
Usaha individu struktur organisasinya fleksibel (datar, pyramid, lintas fungsional) sedangkan untuk usaha masyarakat struktur organisasinya birokratis, kaku dan hierarkis
Usaha individu sumber pendanaannya berasal dari pembiayaan internal (modal sendiri, laba ditahan, penjualan aktiva) dan pembiayaan eksternal (hutang bank, obligasi,
penerbitan saham) sedangkan untuk usaha masyarakat sumber pendanaannya berasal
dari pajak, restribusi, hutang, obligasi, pemerintah, laba BUMN/BUMD, penjualan
Asset Negara, serta donasi
Usaha individu karakteristik anggarannya tertutup untuk dan untuk usaha masyarakat karakteristik anggarannya terbuka untuk publik.
Usaha individu kepemilikannya adalah individu (pemegang saham/modal terbesar) dan usaha masyarakat kepemilikannya adalah masyarakat (publik)
Contoh usaha individu antara lain : Perusahaan swasta, toko milik pribadi, penyedia jasa swasta (rumah sakit swasta, dan lain – lain)
Contoh usaha masyarakat antara lain : PT KAI, PLN, Rumah Sakit Negeri, Sekolah Negeri, dan lain – lain
5) Bisnis vs Sosial
Usaha Bisnis tujuannya untuk mencari keuntungan sedangkan usaha sosial tujuan utamanya adalah untuk membantu masyarakat, namun tidak hilang kemungkinan untuk
mendapatkan keuntungan
Usaha bisnis sumber pendanaannya berasal dari keuntungan sedangkan usaha sosial sumber pendanaannya berasal dari donator swasta, donator negara, keuntungan, dan lain
– lain.
Usaha bisnis kepemilikannya adalah pendiri, pemilik modal terbesar sedangkan usaha sosial kepemilikannya adalah pendiri, pemilik modal terbesar, masyarakat.
Contoh usaha bisnis antara lain : kontraktor, perusahaan (mencari keuntungan semata), hotel dan lain – lain
Contoh usaha sosial antara lain : YLKI, LSM, usaha yang meperkerjakan orang – orang cacat dan lain
6) Manufaktur vs Jasa
Usaha Jasa tidak menjual barang atau produk tetapi menjual dalam bentuk jasa, sedangkan usaha manufaktur menjual barang yang diperoleh dengan cara mengolah
bahan baku terlebih dahulu.
Agung Priyo Sembodo 7411030854 – [email protected] 3
Usaha Jasa tujuannya memperoleh laba keuntungan yang ditetapkan sedangkan usaha manufaktur tujuannya menghasilkan barang jadi yang bernilai jual.
Usaha jasa tidak memiliki persediaan barang, sedangkan usaha manufaktur memiliki persediaan bahan olahan atau bahan baku.
Usaha jasa tidak menentukan harga pokok barang, sedangkan usaha manufaktur dalam menentukan harga pokok harus melalui beberapa tahapan
Usaha jasa tidak memerlukan pembuatan laporan harga pokok produksi, sedangkan usaha manufaktur membuat laporan harga pokok produksi
Contoh Usaha Manufaktur antara lain : Industri Kertas, Industri Roti, Industri Obat – Obatan, Industri Semen, Industri Kaca, Industri Karet, Industri Mobil, Industri Sabun,
Industri Lem & Cat, Industri Mebel, dan lain – lain.
Contoh Usaha Jasa antara lain : Jasa Fotocopy, Jasa Guru, Jasa Dokter, Jasa Percetakan, Jasa Apotik, Jasa Perbankan, Jasa Konsultan, Jasa Pariwisata, Jasa Asuransi, Jasa
Penerbangan, dan lain – lain.