tugas kepemimpinan

19
Page 1 KEPEMIMPINAN TENTANG TUJUH KEBIASAAN EFEKTIF DAN CARA PENERAPANNYA DALAM KULIAH ANGGARA MARTHA P (1100118) KP - C UNIVERSITAS SURABAYA

Upload: angga-pratama

Post on 24-Oct-2015

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kepemimpinan

TRANSCRIPT

Page 1: tugas kepemimpinan

Page

1

KEPEMIMPINAN TENTANG

TUJUH KEBIASAAN EFEKTIF DAN CARA PENERAPANNYA DALAM KULIAH

ANGGARA MARTHA P (1100118)

KP - C

UNIVERSITAS SURABAYA

2010

Page 2: tugas kepemimpinan

HABITS ( Kebiasaan ) Yang terefektifDari Ketergantungan Ke saling-ketergantungan

Karakter kita adalah gabungan dari kebiasaan (habits) kita.Merubah kebiasaan memang

sulit, tapi bisa dikerjakan dengan komitmen yang sungguh kuat. Suatu kebiasaan (baik) bisa

didefinisikan sebagai persilangan antara pengetahuan (knowledge) , keahlian (skills) dan

keinginan (desire). Perubahan merupakan siklus proses dari “menjadi” dan “melihat”.

Tujuan kita adalah bergerak secara progresif pada rangkaian dari ketergantungan menuju

kemandirian kemudian saling-ketergantungan. Meskipun kemandirian adalah paradigma

masyarakat kita saat ini, kita bisa menyempurnakan lebih banyak dengan kerjasama dan

spesialisasi. Bagaimanapun, kita mesti mencapai keadaan kemandirian sebelum kita bisa

memilih saling-ketergantungan.

Etika Kepribadian Vs. KarakterSuatu pencapaian kesuksesan dalam literatur, yakni etika kepribadian dan etika karakter.

Etika kepribadian telah ada dari nenek moyang. Sebelumnya, etika karakterlah yang lebih

dominan.

Sesuai dengan etika karakter, adalah sangat penting untuk memfokuskan

pada menyatukan prinsip-prinsip kehidupan yang efektif kepada salah satu karakter.

Prosesnya mungkin panjang, tetapi menjalani suatu karakter, termasuk cara pandang yang

efektif tentang dunia, adalah perolehan suatu akar yang mana perilaku mengalir dan

berlangsung begitu mendasar. Etika karakter melihat perkembangan tersendiri sebagai

proses jangka panjang yang mendasari pencapaian hasil.

Sesuai dengan etika kepribadian, disana suatu keahlian dan teknik bisa dipelajari dan

menjadi citra publik, suatu kepribadian dan sikap bisa berkembang menghasilkan

kesuksesan. Masalahnya, terkadang kita mungkin tidak berpendirian dan dangkal. Ide-ide itu

bisa membantu ketika kita mengalir secara alamiah dari suatu karakter yang baik dan motif-

motif yang benar, tetapi itu menjadi hal yang tidak begitu penting (di etika kepribadian).

Suatu paradigma adalah suatu model, teori atau penjelasan tentang sesuatu. Jika paradigma

2

Page 3: tugas kepemimpinan

kita tidak dekat dengan kenyataan, sikap kita, perilaku dan tanggapan tidak akan menjadi

efektif atau tepat. Kita hanya bisa menyelesaikan kemajuan berlipat (kuantum) dalam

kehidupan kita jika kita menyelesaikan peralihan paradigma sehingga lebih akurat dan efektif

dalam memandang dunia. Beberapa pergeseran paradigma mungkin terjadi cepat

(kenyataan yang terang benderang), beberapa berjalan lambat (perubahan karakter). The

Seven habits adalah suatu paradigma yang berpusat pada prinsip. Prinsip adalah pegangan

tingkah laku manusia yang menjamin daya tahan, suatu nilai permanen adalah hal

mendasar.

Tujuh kebiasaan efektif manusia dapat di bagi menjadi 2 yaitu kebiaasaan primer dan

sekunder. Kebiaasaan primer yang meliputi kebiaasaan 1, 2, dan 3 dan kebiaasaan sekunder

yang meliputi kebiaasaan 4, 5, dan 6 dan kemampuan pembaharuan diri yang merupakan

kebiasaan ke 7.

Kebiaasaan primer 1, 2, dan 3.

3

Page 4: tugas kepemimpinan

1. Menjadi Proaktif

Adapun kebiasaan proaktif adalah bagaimana kita bisa secara aktif dan secara sadar

melakukan apa yang ingin dan perlu kita lakukan. Ketika kita mengerjakan sesuatu, kita

memang telah memilih untuk mengerjakannya dan fokus pada hal itu. Ketika kita berpindah

ke hal yang lain, kita pun melakukannya dengan sepenuh hati. Dengan cara ini, kita

melakukan tindakan produktif pertama, yakni secara proaktif menjalani kehidupan dengan

sepenuh hati. Yang menjadi kendali seseorang terhadap lingkungan dibanding situasi

sekelilingmu yang mengendalikanmu, artinya lebih dari sekedar mengambil inisiatif, pada

intinya kita diberikan anugerah oleh Sang Pencipta berupa kebebasan untuk memilih.

Kebebasan memilih ini didasarkan pada kesadaran diri kita masing-masing yang meliputi :

imajinasi ( kemampuan untuk menciptakan di dalam benak kita dan di luar realitas kita

yang sekarang ), Suara hati ( kesadaran batin tentang benar dan salah, tentang prinsip-

prinsip yang mengatur perilaku kita, dan pengertian tentang tingkat di mana pikiran dan

tindakan kita selaras dengan prinsip-prinsip tersebut). kerena Manusia yang proaktif

adalah manusia yang mampu menggunakan kebebasannya untuk memilih respon atas

suatu rangsangan berdasarkan nilai yang dianutnya. Dengan kata lain, manusia yang

proaktif adalah manusia Yang Dewasa, Andal dan Tepercaya. Dewasa bukan dalam arti

umur tapi moral. Andal artinya dapat diandalkan ( profesional ) untuk bidang yang

menjadi profesinya serta dapat menutup kesenjangan antara apa yang seharusnya dan

antara apa yang ternyata ada, Terpercaya artinya terpercaya secara moral.

Di samping itu Kesadaran diri juga adalah merupakan kemampuan kunci untuk

memahami orang lain dan dunia ini. Bahkan kesadaran-diri merupakan pintu untuk

mengenal di mana sebenarnya keunggulan / kelemahan diri kita. Dengan kesadaran-diri

yang tinggi maka kaki kita mantap menginjak realitas bumi dan tidak ragu-ragu dalam

bertindak.

Kemampuan tentang kesadaran-diri apabila diaktualkan secara optimal akan

menghasilkan kebiasaan efektif berupa proaktif, Dikatakan kebiasaan efektif karena

semua persoalan tidak ada yang membingungkan apabila ditangani oleh orang yang

berkapasitas mampu mengambil keputusan. Kualitas menjadi pengambil keputusan seperti

inilah yang tidak dimiliki oleh orang dengan kesadaran diri setengah-setengah.

4

Page 5: tugas kepemimpinan

Contoh :

1. Dapat melakukan suatu pekerjaan dangan sepenuh hati ketika kita

memang telah memilih untuk mengerjakan dan fokus pada pekerjaan

tersebut

2. Dapat berlaku Profesional dalam bidang atau kegiatan yang di pilih atau

yang menjai ahli.

3. Memiliki inisiatif dan daya tanggap untuk membuat sesuatu terjadi.

4. Menjadikan pengalaman sulit menjadi ujian dalam menempa karakter

kita dan mengembangkan kekuatan jiwa kita (inner power).

5. Dapat menjaga komitmen dan kemampuan membuat komitmen, karena

komitmen dan kemampuan membuat komitmen adalah merupakan

perwujudan terjelas dari sikap proaktif kita dalam kehidupan sehari-hari

dan dalam kuliah.

6. memiliki kemampuan untuk memilih respon yang cocok atau

menentukan keputusan dalam perkuliahan

5

Page 6: tugas kepemimpinan

2. Imajinasi - Mulailah segala sesuatu dari tujuan akhirnya atau mulai dengan akhir

dipikiran atau disebut kepemimpinan pribadi.

Dengan ini kita dapat konsentrasi dan mempertimbangkan segala konsekwensinya

sebelum bertindak, sehingga dapat produktif dan berhasil. Misalnya Setiap pekerjaan yang

kita lakukan harus memiliki visi. Visi inilah yang memberi gambaran dan arahan bagaimana

tujuan akhir kita akan dicapai. Dengan adanya visi kita akan bersemangat, fokus sekaligus

melakukan tindakan-tindakan bertahap yang diperlukan agar visi terwujud. Dengan memulai

sesuatu dari tujuan akhirnya, maka kita akan terhindar dari menyia-nyiakan waktu untuk

sesuatu yang dalam jangka panjang atau bentuk akhir yang tidak bermanfaat.

Kemampuan imajinasi juga apabila diaktualkan secara optimal dengan petunjuk

kesadaran dan prinsip akan menghasilkan kebiasaan hidup yang bermuara pada tujuan

akhir/kepentingan misi. Orang yang telah melatih imajinasinya pada level tinggi senantiasa

akan membuat lilin harapan dan visi menyala sehingga tidak mudah digoda oleh berbagai

bentuk distraksi dari luar dan dari dalam atau tidak mudah kalut oleh kegelapan realitas

temporer. Kondisi internal yang terus tercerahkan oleh lilin harapan dan visi inilah yang

membuat dirinya realistic (berada di atas realitas) atau victor (pemenang) dan effective.

Sebaliknya, pada level aktualisasi kemampuan yang rendah di mana orang

membiarkan imajinasinya liar kemana-mana tanpa kesadaran atau prinsip yang jelas akan

menghasilkan cetakan kebiasaan hidup yang tidak berbentuk, atau menjadi korban (victim),

sudah kemana-mana tetapi tidak menemukan apa-apa (sense of futility about goal).

Contoh :

1. Dapat mempertimbangkan segala konsekwensinya sebelum mengambil

tindakan. Misalnya, setiap pekerjaan yang kita lakukan harus mempunyai

visi agar tujuan akhir kita dapat di capai.

2. Kita dapat terhindar dari menyia - nyiakan waktu untuk sesuatu yang

dalam jangka panjang atau yang bentuk akhirnya tidak bermanfaat.

6

Page 7: tugas kepemimpinan

3. Kemauan - Dahulukan yang Utama

Dahulukan Yang Utama atau manajemen pribadi untuk mengimplementasikan dan

mengelola kebiasaan no.2 yang bersifat mental, dan kebiasaan no.3 bersifat fisik.

merupakan perlakuan dengan keunggulan pribadi. Itu adalah “keunggulan diri sendiri” yang

diperlukan sehingga karakter kita berkembang. Keunggulan pribadi mendahului

kemenangan publik.

Dalam hidup selalu ada hal penting dan hal kurang penting atau bahkan tidak penting sama

sekali. Secara sederhana, kita bisa membagi aktivitas untuk menentukan mana yang penting mana

yang tidak, mana yang mendesak dan mana yang tidak. Seringkali kita tercampur dan tidak bisa

membedakan antara sesuatu yang penting dan sesuatu yang mendesak. Sebagai contoh,

mengangkat telepon yang sedang berdering adalah hal yang mendesak, tapi belum tentu penting.

Mendesak karena setelah beberapa kali berdering, telepon akan kembali diam dan kesempatannya

mengangkatnya menjadi hilang. Sementara penting atau tidaknya baru bisa diketahui belakangan.

Hal yang penting sekaligus mendesak adalah tugas-tugas utama yang harus menjadi prioritas.

Berikutnya hal yang penting namun kurang mendesak. Mengapa hal yang penting harus

didahulukan? Karena mengikut prinsip 80/20, bisa jadi hal yang penting hanya akan menghabiskan

20% waktu mengerjakannya namun memberi dampak 80%. Sementara sisanya hal-hal yang tidak

penting akan menghabiskan 80% waktu kita dengan hasil cuma 20%.

Contoh :

1. Harus memiliki kemampuan berupa kemauan untuk Dapat menerapkan

kebiasaan hidup teratur, mengutamakan yang utama dan penuh disiplin

dalam membuat tata letak antara prioritas utama dan kepentingan.

2. Disiplin agar kemauan keras dapat di raih untuk merebut tanggung

jawab.

3. Harus Bisa membedakan antara sesuatu yang penting dan sesuatu yang

mendesak. Maksutnya adalah anak kuliah tidak perlu membeli barang

yang tidak penting,cukup membeli barang harus di miliki dan penting.

7

Page 8: tugas kepemimpinan

Paradigma Saling-Ketergantungan

Kemenangan dalam pengembangan pribadi mendahului kemenangan publik.

Kemandirian adalah pondasi dari saling-ketergantungan. Unsur yang sangat penting untuk

kita letakkan dalam setiap hubungan adalah bukan apa yang kita katakan atau kerjakan,

namun siapakah kita. Jika perkataan dan tindakan kita datang dari teknik hubungan yang

dangkal (etika kepribadian) lebih dari pada hati yang terdalam (etika karakter), lain akan

merasa bahwa itu palsu. Saling-ketergantungan membuka dunia suatu kemungkinan-

kemungkinan mendalam, persahabatan penuh makna, produktivitas yang lebih tinggi,

pelayanan, konstribusi dan pertumbuhan. Juga memperlihatkan kepada kita perasaan sakit

yang lebih besar. Agar memberikan keuntungan dari saling-ketergantungan, kita

memerlukan penciptaan dan merawat hubungan sebagai sumber keuntungan. bank emosi

adalah kiasan yang menjelaskan hubungan dan keseimbangan (Produksi versus

pembangunan Kapasitas produksi) untuk mencapai saling-ketergantungan. Hal ini

menjelaskan bagaimana kepercayaan dibangun pada suatu hubungan. Perilaku positif

adalah cadangan deposito,sedangkan Perilaku negatif adalah penarikan. Keseimbangan

cadangan yang besar menghasilkan toleransi yang lebih tinggi dan membuka lebih besar

komunikasi. Ada enam deposito utama, dimana kita bisa membuat catatan bank emosi :

1. Mengerti Individu.

Nilai seorang individu menentukan tindakan apa yang akan dihasilkan dalam

deposito atau penarikan untuk setiap individu tersebut. Untuk membangun

hubungan, kita harus belajar apa yang penting bagi orang lain dan membuatnya

penting sepenting diri kita, bagaikan orang lain adalah kita. Mengerti orang lain

secara mendalam sebagai individu dan kemudian memperlakukannya dalam hal

pengertian itu.

2. Mengurus hal kecil

yang membuat sesuatu yang besar bagi hubungan.

3. Jagalah komitmen

menciderai janji adalah penarikan besar.

4. Jelaskan harapan.

8

Page 9: tugas kepemimpinan

Penyebab dari semua kesulitan hubungan yang besar berakar pada bermuka dua

(ambigu), konflik harapan seputar aturan dan sasaran, perlu perjelas harapan.

Membuat investasi waktu dan upaya di awal akan menghemat waktu, upaya, dan

penarikan besar di kemudian.

5. Perlihatkan integritas pribadimu.

Kekurangan integritas bisa meruntuhkan hampir sebagian upaya untuk menciptakan

suatu cadangan kepercayaan tinggi. Kejujuran memerlukan penyesuaian perkataan

kita pada realitas. Integritas memerlukan penyesuaian realitas terhadap perkataan,

penjagaan janji dan pemenuhan harapan kita. Kunci dari banyak hal adalah satu,

khususnya satu test kesabaran dan humor yang baik dari hal banyak. Bagaimana

kamu memperlakukan satu pengungkapan (rahasia), bagaimana kamu bisa

menghormati yang banyak, karena setiap orang adalah hakekatnya sama.

6. Memaafkan secara tulus ketika kamu membuat suatu penarikan.

Permaafan yang tulus adalah cadangan, tetapi permintaan maaf yang berulang

diinterprestasikan sebagai ketidak-tulusan, menghasilkan penarikan.

Paradigma saling ketergantungan mencakup Kebiasaan sekunder 4, 5 dan 6 yang

merupakan orientasi kepribadian dengan keunggulan publik dari kerja tim, kerjasama dan

Komunikasi.

Kebiasaan sekunder 4, 5 dan 6 meliputi :

4. Mentalitas berkelimpahan - berpikir menang atau menang atau kepemimpinan

antar pribadi.

Sasaran bergantung kepada hubungan dan kerjasama dengan lainnya, maka semua

perlu bagian yang adil dan menguntungkan. Kemampuan mentalitas atau kapasitas mental

yang diaktualkan secara optimal akan menghasilkan kebiasaan berpikir menang atau

menang dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Mentalitas berlimpah akan

menghasilkan karakter kepribadian berprinsip. Prinsiplah yang menjadi sumber

keberlimpahan, kemakmuran dan keamanan. Kalau dikaitkan dengan kecerdasan EQ,

tingkat kecerdasan yang tinggi akan mampu memproduksi kebahagian di dalam sehingga

berkuranglah tingkat dependensinya terhadap sumber kebahagian dari luar . Semakin

9

Page 10: tugas kepemimpinan

kuat orang memegang ‘ principle-centered ’ (berpusat pada prinsip hidup), semakin mudah

orang tersebut mengalirkan rasa cinta/penghargaan kepada orang lain. Oleh karena itu

dikatakan, mentalitas berlimpah akan menghasilkan profit dan power.

Sebaliknya pada level aktualisasi yang rendah akan menghasilkan kebiasaan hidup

talang bocor berupa mentalitas kerdil (scarcity) di mana orang merasa kurang dengan

dirinya. Rasa bahagia, rasa aman, dan rasa makmur tidak mampu diciptakan oleh dirinya

melainkan merasa harus bergantung kepada orang lain sehingga tidak mudah memberi

maaf atas kesalahan apapun yang dilakukan oleh mereka. Kita/teman kita yang

bermentalitas kerdil akan mudah bentrok walaupun pemicunya berupa masalah kecil

padahal cukup diselesaikan dengan memaafkan sedikit.

Contoh :

1. Tidak berpikir egois ( berpikir menang / kalah )

2. Slalu bisa Berbagi informasi, pengakuan, dan imbalan.

3. Slalu berusaha mencapai keuntungan bersama yang didasarkan pada sikap

saling menghormati dalam semua interaksi

5. Keberanian - Berusaha mengerti dulu, baru minta dimengerti

Komunikasi adalah bagian penting, dan seperti analogi “diagnosis dulu sebelum

memberikan resep “ Kemampuan keberanian apabila diaktualkan secara optimal akan

menghasilkan kebiasaan efektif berupa memahami lebih dulu baru akan dipahami.

Memahami lebih dulu membutuhkan keberanian dengan pertimbangan. Dikatakan efektif

karena memahami lebih dulu akan (biasanya) membuat kita dipahami lebih dulu.

Memahami lebih dulu adalah membuka talang yang macet atau kalau dipinjamkan dari

istilah lain, memahami lebih dulu adalah kebiasaan empati, bukan simpati.

Sebaliknya keberanian yang tidak diaktualkan secara optimal akan menghasilkan

kebiasaan hidup tidak efektif berupa keinginan untuk dipahami lebih dulu baru akan

memahami. Jika dikembalikan ke kehidupan kita, akar dari sebab persoalan besar adalah

dasar berkomunikasi yang ingin dipahami lebih dulu. Semua orang memang secara alami

ingin dipahami lebih dulu.

10

Page 11: tugas kepemimpinan

Contoh :

1. Dapat Memahami lebih dulu, karena dapat memahami adalah yang

membutuhkan keberanian dengan pertimbangan dalam pengambilan

keputusan untuk melakukan sesuatu.

2. Slalu mendengarkan dengan seksama, untuk dapat memahami orang

lain, ketimbang untuk menanggapinya, agar kita dapat memulai

komunikasi sejati dan membangun hubungan. Karena Kalau orang lain

merasa dipahami, mereka akan merasa ditegaskan dan

dihargai,sehingga mau membuka diri, dan peluang untuk berbicara

secara terbuka serta dipahami terjadi lebih alami dan mudah.

6. Sinergistik – prinsip kerjasama yang kreatif.

Kekuatan kerjasama lebih besar dari upaya per bagiannya, jadi galilah potensi dan

kebaikan konstribusi orang lain. Kemampuan kreativitas apabila diaktualkan secara optimal

akan menghasilkan kebiasaan hidup efektif berupa terciptanya keunggulan sinergis dari

perbedaan atau persamaan. Keunggulan sinergis adalah manifestasi kesadaran misi dan

tidak dapat diraih dengan pendewaan posisi. Salah satu karakteristik keunggulan sinergis

adalah terciptanya saluran komunikasi di antara respectful minds yang berinteraksi untuk

menemukan kompromi dan kerjasama. Kenyataan seringkali mengajarkan bahwa pada

akhirnya, kerjasasama yang diolah dengan kreativitas akan menang melebihi

‘confrontation’.

Contoh :

1. Menjalin Komunikasi Sinergis

Komunikasi sinergis adalah membuka pikiran dan hati kita untuk menuju

kemungkinan baru. Seperti saat kita melepaskan bisikan “memulai awal

di pikiran”, tetapi nyatanya dipenuhi oleh sasaran dan penemuan yang

lebih baik.

2. Sinergi dalam Ruang Kelas

Suatu kelas sinergis bergerak dari suatu lingkungan yang tenang

kekeadaan ber-ungkapan pendapat (brainstorming). Spirit evaluasi

menjadi bawahannya spirit jejaring kreativitas, angan-angan dan

intelektual. Kemudian kelas sepenuhnya ditransformasikan dengan 11

Page 12: tugas kepemimpinan

kegairahan dari arah baru. Ini bukan terbang dengan khayalan, namun

hal pokok. Di waktu lain, pada suatu kelas mungkin dikenalkan bentuk

sinergi, namun didorong menuju kekacauan. Sinergi membutuhkan

persenyawaan yang benar dan kedewasaan emosi dalam kelompok

untuk berkembang.

3. Menghargai Perbedaan

sinergi adalah menghargai perbedaan mental, emosional dan psikologis

diantara orang-orang. Kunci untuk menghargai perbedaan itu adalah

menyadarkan bahwa semua orang memandang dunia, tidak

sebagaimana adanya. namun sebagaimana mereka melihat perbedaan

dalam memandang.

7. Asahlah “Gergaji” merupakan prinsip keseimbangan pembaharuan diri, sehingga

kebiasaan baik lainnya bisa tumbuh dan berkembang.

Kebiasaan mengasah gergaji dihasilkan dari kemampuan pembaruan-diri yang

diaktualkan secara optimal. Dikatakan kebiasaan efektif karena dengan terus mengasah

gergaji ( pengembangan diri ) dapat mengurangi kemungkinan yang menyebabkan

kegagalan atau kelambanan menyelesaikan masalah akibat perubahan keadaan. Seperti

dikatan, siksaan paling berat yang kita rasakan adalah ketidaktahuan ( kebodohan ).

Pembaharuan adalah inovasi, improvisasi, pembelajaran, atau merenovasi.

Sebaliknya, kemampuan pembaruan yang tidak diaktualkan secara optimal akan

membuat kita terperosok dalam sistem hidup yang tertutup, gaya hidup yang gelap, dan

buntu. Tak pelak lagi sistem dan gaya hidup demikian hanya akan mewariksakan

ketertinggalan dari kemajuan zaman, mentalitas kerdil dan kebodohan akan

perkembangan informasi.

Contoh :

1. Dimensi Fisik

Dimensi fisik menyangkut merawat tubuh , makan makanan sehat, cukup

istirahat, santai, dan berolah raga secara teratur. Jika kita tidak punya

program olah raga teratur, pada akhirnya kita akan membiarkan masalah

12

Page 13: tugas kepemimpinan

kesehatan muncul. Keuntungan terbesar dari merawat diri sendiri adalah

pengembangan “otot”.

2. Dimensi Spiritual

Dimensi spiritual adalah pusat, komitmen untuk sistem nilai. Ia

tergambar di atas sumber yang menginspirasi dan mengangkat serta

mengikat pada kebenaran manusia yang abadi. Ketika kita meluangkan

waktu untuk menggambarkan pusat kepemimpinan dari hidup kita, apa

yang menjadi pokok kehidupan, itu akan mengembang bagaikan payung

yang menaungi apapun di bawahnya. Inilah mengapa suatu pernyataan

misi pribadi begitu penting.

3. Dimensi Mental

Adalah penting untuk menjaga ketajaman pikiran dengan membaca,

menulis, mengelola dan merencanakan sesuatu. Kumandangkan dan

perlihatkan diri kita terhadap pemikiran-pemikiran yang besar.contohnya

adalah TV,TV adalah hambatan terbesar dari pembaharuan mental.

Banyak dari program TV adalah pemborosan waktu. Setiap hari kita harus

membuat komitmen paling sedikit satu jam untuk memperbaharui dalam

tiga dimensi : fisik, mental, spiritual. Latihan ini adalah sebuah

“Kemenangan Pribadi Harian”.

4. Dimensi Sosial/emosional

Dimensi fisik, spiritual dan mental dekat hubungannya dengan kebiasaan

1, 2 dan 3 : visi pribadi, kepemimpinan dan manajemen. Dimensi sosial/

emosional memfokuskan pada kebiasaan 4, 5 dan 6: prinsip

kepemimpinan pribadi, komunikasi empati dan kerjasama kreatif.

Kehidupan emosional kita adalah pertama yang dikembangkan dan

dimuat dalam hubungan dengan yang lain. Pembaharuan dimensi sosial/

emosional memerlukan perhatian dan latihan dalam interaksi kita dengan

orang lain.

13