tugas kelompok mektan fix.docx
DESCRIPTION
okTRANSCRIPT
PENGUJIAN TINGGI ENERGI TURUN (FALLING HEAD) UNTUK PENGUJIAN
KOEFISIEN PERMEABILITAS DI LABORATORIUM
Untuk menentukan koefisien permeabilitas. Pengujian di lapangan yang dilakukan menghasilkan data uji lapangan yang kemudian akan diperbandingkan dengan hasil uji laboratorium. Nilai koefisien permeabilitas lapangan berdasar model alat uji dan laboratorium dengan menggunakan alat uji falling head permeameter.
a. Falling Head Permeameter
Cocok untuk tanah berbutir halus
Data pengamatan yang dicatat :
T, h1, h2, A, L
b. Tujuan Percobaan
Metode test ini meliputi prosedur untuk mendapatkan nilai koefisien K. Yaitu nilai-
nilai yang menyatakan kemudahan aliran air melalui contoh tanah berbutir halus.
c. Alat dan Bahan
Tabung permeater yang terdiri dari :
- Batu pori 2 buah
- Siil dari karet 2 buah
- Pegas (peer)
Pipa vertical (pisometer)
Gelas Ukur
Timbangan
Alat Pencatat waktu
Sample tanah
d. Prosedur Percobaan Falling Head Test
Tanah yang dipakai dalam keadaan undisturbedsample atau tanah asli
Ambil contoh di lapangan yang sudah ditentukan dengan cetakan (ring) permeabilitas
Ratakan pada ujung dan pangkalnya dengan pisau
Masukkan contoh tanah dengan extruder ke dalam tabung permeameter yang sudah
dilengkapi dengan porostone (batu pori) pada ujung dan pangkalnya
Setelah itu ukur tinggi sampel lalu timbang (berat contoh + tabung saja)
Di atas batu pori diletakkan kertas filter, lalu contoh tanah di atasnya beri lagi kertas
filter baru batu pori, lalu kertas
Kemudian tutup tabung permeameter sampai menekan pegas sehingga pegas memberi
tekanan pada contoh tanah, selain itu juga untuk menjaga tanah tetap pada tempatnya
sewaktu tanah menjadi jenuh
Air dialirkan pada pisometer, hilangkan gelembung-gelembung udaranya
Pembacaan pertama setelah contoh tanah jenuh, ukur tinggi air (ho) dari datum sampai
tinggi mula-mula, catat waktunya (to)
Pembacaan kedua dari datum sampai tinggi setelah penurunan air (h1), catat waktunya
(t1).
e. Flowchart Percobaan
Sample dalam keadaan undisturbed sampel atau tanah aslli
Ambil contoh dilapangan yang sudah ditentukan dengan ring permeabilitas
Ratakan ujung dan pangkal ring dengan pisau
Masukkan contoh tanah ke dalam tabung permeameter yang sudah dilengkapi porostone pada ujung dan pangkal
Timbang sample dengan tabungnya serta ukur tinggi tabung
Kemudian tutup tabung permeameter sampai menekan pegas sehingga pegas memebrikan tekanan pada sample, selain itu menjaga sample tetap pada tempatnya
Aliran air pada pisometer, hilangkan gelembung-gelembung udaranya
Pembacaan pertama setelah sample, ukur tinggi air(h0) dari datum sampai tinggi mula-mula. Pembacaan kedua dari datum sampai tinggi setelah penurunan catat waktunya
Diatas batu pori letakkan kertas filter kemudian letakkan sample tanah dan beri kertas filter lagi baru batu porus
f. Perhitungan
Untuk test Falling Head, air didalam pipa yang dipasang diatas contoh tanah dibiarkan turun. Volume air yang melewati contoh tanah adalah sama dengan volume air yang hilang di dalam pipa :
k. (h/L). A. dt = a. dh (1)
Dimana :A = luas penampang contoh tanaha = luas penampang pipa (tabung buret)dt = waktu yang diperlukan oleh air untuk mengalirdh = tinggi air didalam pipa yang hilang
Persamaan (1) diatas dapat dituliskan :
dt = (a.L/A.k). (dh/h)......atau t = (aL/Ak) ln (h1/h2)
Atau dapat disederhanakan menjadi :
KT=aLA
2.3( t1 − t2 )
logh1
h2 (2)
Keterangan :
KT = Koefisien Rembesan (cm/det)
a = Luas pipa (cm²)
L = Panjang contoh tanah (cm)
A = Luas contoh tanah
h1 = tinggi air pada t1
h2 = tinggi air pada t2
g. Contoh Perhitungan Uji Permeabilitas Falling Head
No. Contoh 1 2 3 4
1.Φ Dalam Pipa (cm) 1,5 1,5 1,5 1,5
2.a Pot. Dalam Pipa (cm2) 1,7663 1,7663 1,7663 1,7663
3.Φ Contoh Tanah (cm) 6 6 6 6
4.A Pot. Contoh Tanah (cm2) 28,260 28,260 28,260 28,260
5.Panjang Contoh Tanah L
(cm)2 2 2 2
6.Waktu (menit) 1440 1440 1440 1440
7.Tinggi Air Pada t1 --> h1 46,8 36,8 48,8 38,8
8.Tinggi Air Pada t2 --> h2 36,8 32,8 38,8 34,8
9.h1 / h2
10.log h1 / h2
11.a. L
12.a. L / A
13.2,3 / (t2 - t1)
14.kT = a.L/A.2.3/(t2-t1).log
h1/h2
15.T (oC) 26 26 26 26
16.XT / X20oC
17.K20 = kT.XT / X20oC
19.Koefisien Kerembesan
(cm/dt)
Contoh Perhitungan
Diameter Contoh Tanah = 6 cm
Diameter Dalam Pipa = 1,45 cm
Luas Pipa (a) = 0,25 × π × 1,452 = 1,6505 cm2
Panjang Contoh Tanah (L) = 6 cm
Luas Contoh Tanah (A) = 0,25 × π × 62 = 28,26 cm2
Pembacaan Pengukuran
Pada hari pertama
Tinggi air pada (t1) : h1 = 45,6 cm
Tinggi air pada (t2) : h2 = 36,2 cm
t = 1 hari
= 1 × 24 jam × 60 menit × 60 detik
= 86400 detik
Suhu air (T) = 26o
Dari grafik variasi
XTO C
X20O C , maka didapatkan :
X26O C
X20O C = 0,867 Ratio kekentalan
maka...
k T =
a×LA
× 2,3( t2−t1 )
×logh1
h2
=
1,6505×628 ,26
× 2,3(86400−0 )
×log45 ,636 ,2
= 9,35213 ×10-7 cm/detik
k T
200C = kT ×
XTO C
X20O C
= 9,35213 ×10-76 × 0,867 = 8,10829 ×10-7 cm/detik
Koefisien permeabilitas rata-rata :
KT
200C =
8,10829x10-7+2 ,81141 x10-7+8 ,75479 x10-7+4 ,17053 x10-7
4
= 5,96125 x 10-7 cm/det
Dari percobaan falling head diperoleh koefisien permeabilitas sebesar
5,96125 x 10-7 cm/det, sehingga disimpulkan jenis tanah pada percobaan ini adalah
lempung ( k pada suhu 20 oC= 10-8 - 10-5 mm/dt )
Penurunan Rumus :
dQ = kx
hL
xAxdt
axdh = kx
hL
xAxdt
axdhh =
kxAL
xdt
dimana : dQ = a x dh ; a = luas pipa
Integrasi antara batas h1 – h2 dan 0 – t
ax∫h1
h2dhh
= kx
AL
x∫0
1
dt