tugas kelompok full

40
 1 TUGAS PENELITIAN KAPITA SELEKTA SOSIOLOGI PERILAKU KONSUMTIF REMAJA PUTRI DALAM KONSUMSI TERHADAP FASHION Dosen Pengasuh : DR. Ridho Taqwa M. Si Disusun Oleh : 1. Reza Febriansyah (07081002051) 2. Resky Permatasari (07081002029) 3. Hestika Yulistia (07081002055) 4. Fathur Rohman (07081002076) 5. Dwi Pramadita (07081002009) 6. Nindi Elise (07081002074) 7. Djaka Sabillah (07081002063) 8. Kurnia Rizkiati (07081002017) JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2011

Upload: arungborneo4748

Post on 15-Jul-2015

327 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Kelompok Full

5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 1/40

 

1

TUGAS PENELITIAN KAPITA SELEKTA SOSIOLOGI

PERILAKU KONSUMTIF REMAJA PUTRI DALAM KONSUMSI TERHADAP

FASHION

Dosen Pengasuh : DR. Ridho Taqwa M. Si

Disusun Oleh :

1.  Reza Febriansyah (07081002051)

2.  Resky Permatasari (07081002029)

3.  Hestika Yulistia (07081002055)

4.  Fathur Rohman (07081002076)5.  Dwi Pramadita (07081002009)

6.  Nindi Elise (07081002074)

7.  Djaka Sabillah (07081002063)

8.  Kurnia Rizkiati (07081002017)

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK 

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2011

Page 2: Tugas Kelompok Full

5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 2/40

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.  Latar Belakang

Setiap orang memiliki kebutuhan hidupnya masing-masing. Kebutuhan itu berusaha

untuk dipenuhinya dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang memenuhi kebutuhannya secara

wajar dan ada juga yang berlebihan dalam pemenuhan kebutuhannya. Hal tersebut menyebabkan

orang-orang untuk berperilaku konsumtif. Perilaku konsumtif seperti ini terjadi pada hampir 

semua lapisan masyarakat. Tidak hanya pada orang dewasa, perilaku konsumtif pun banyak 

melanda para remaja.

Remaja memang sering dijadikan target pemasaran berbagai produk industri, antara lain

karena karakteristik mereka yang labil, spesifik dan mudah dipengaruhi sehingga akhirnya

mendorong munculnya berbagai gejala dalam perilaku membeli yang tidak wajar. Membeli tidak 

lagi dilakukan karena produk tersebut memang dibutuhkan, namun membeli dilakukan karena

alasan-alasan lain seperti sekedar mengikuti mode, hanya ingin mencoba produk baru, ingin

memperoleh pengakuan sosial dan sebagainya.

Remaja merupakan obyek yang menarik untuk diminati oleh para ahli pemasaran.

Kelompok usia remaja adalah salah satu pasar yang potensial bagi produsen karena remaja

  biasanya mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikut-ikutan teman, tidak realistis, dan cenderung

  boros dalam menggunakan uangnya, lebih mudah terpengaruh teman sebaya dalam hal

 berperilaku dan biasanya lebih mementingkan gengsinya untuk membeli barang-barang bermerk 

agar mereka dianggap tidak ketinggalan zaman.

Perilaku konsumtif remaja terhadap barang-barang bermerk menarik untuk diteliti

mengingat remaja sebenarnya belum memiliki kemampuan finansial untuk memenuhi

kebutuhannya. Seiring perkembangan biologis, psikologis, sosial ekonomi tersebut, remaja

memasuki tahap dimana sudah lebih bijaksana dan sudah lebih mampu membuat keputusan

sendiri (Steinberg, 1996). Hal ini meningkatkan kemandirian remaja, termasuk juga posisinya

Page 3: Tugas Kelompok Full

5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 3/40

 

sebagai konsumen. Remaja memiliki pilihan mandiri mengenai apa yang hendak dilakukan

dengan uangnya dan menentukan sendiri produk apa yang ingin ia beli. Namun di lain pihak,

remaja sebagai konsumen memiliki karakteristik mudah terpengaruh, mudah terbujuk iklan, tidak 

 berpikir hemat, kurang realistis

Dalam kaitannya dengan perilaku remaja sebagai konsumen, walaupun sebagian besar 

tidak memiliki penghasilan tetap, tetapi ternyata mereka memiliki pengeluaran yang cukup besar.

Sebagian besar remaja belum memiliki pekerjaan tetap karena masih sekolah. Namun, para

 pemasar tahu bahwa sebenarnya pendapatan mereka tidak terbatas, dalam arti bisa meminta uang

kapan saja pada orang tuanya (Loudon & Bitta, 1984).

Perilaku konsumtif pada remaja sebenarnya dapat dimengerti bila melihat usia remaja

sebagai usia peralihan dalam mencari identitas diri. Remaja ingin diakui eksistensinya oleh

lingkungan dengan berusaha menjadi bagian dari lingkungan itu. Kebutuhan untuk diterima dan

menjadi sama dengan orang lain yang sebaya itu menyebabkan remaja berusaha untuk mengikuti

  berbagai atribut yang sedang menjamur. Remaja dalam perkembangan kognitif dan emosinya

masih memandang bahwa atribut yang superfisial itu sama penting (bahkan lebih penting)

dengan substansi. Apa yang dikenakan oleh seorang artis yang menjadi idola para remaja

menjadi lebih penting (untuk ditiru) dibandingkan dengan kerja keras dan usaha yang dilakukan

artis idolanya itu untuk sampai pada kepopulerannya.

Menjadi masalah ketika kecenderungan yang sebenarnya wajar pada remaja ini dilakukan

secara berlebihan. Pepatah ³lebih besar pasak daripada tiang´ berlaku di sini. Terkadang apa

yang dituntut oleh remaja di luar kemampuan orang tuanya sebagai sumber dana. Hal ini

menyebabkan banyak orang tua yang mengeluh saat anaknya mulai memasuki dunia remaja.

Dalam hal ini, perilaku tadi telah menimbulkan masalah ekonomi pada keluarganya.

Perilaku konsumtif ini dapat terus mengakar di dalam gaya hidup sekelompok remaja.

Dalam perkembangannya, mereka akan menjadi orang-orang dewasa dengan gaya hidup

konsumtif. Gaya hidup konsumtif ini harus didukung oleh kekuatan finansial yang memadai.

Masalah lebih besar terjadi apabila pencapaian tingkat finansial itu dilakukan dengan segala

Page 4: Tugas Kelompok Full

5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 4/40

 

macam cara yang tidak sehat. Mulai dari pola bekerja yang berlebihan sampai menggunakan cara

instan seperti korupsi. Pada akhirnya perilaku konsumtif bukan saja memiliki dampak ekonomi,

tapi juga dampak psikologis, sosial bahkan et ika.

2.  Rumusan Masalah

Mengapa remaja putri ingin mendapatkan baju atau aksesoris penunjang penampilan

mereka, walaupun sebenarnya apa yang mereka beli tidak masuk dalam kategori kebutuhan

 bahkan tidak mereka gunakan ?

3.  Tujuan

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui mengapa Mengapa remaja putri inginmendapatkan baju atau aksesoris penunjang penampilan mereka, walaupun sebenarnya apa yang

mereka beli tidak masuk dalam kategori kebutuhan bahkan tidak mereka gunakan.

4.  Manfaat

Untuk menambah pemahaman mengenai perilaku konsumtif sebagai pembelajaran

Sosiologi khususnya Kapita selekta Sosiologi dan diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai

sebagai informasi tambahan untuk penelitian berikutnya yang berhubungan dengan perilakukonsumtif pada remaja

Page 5: Tugas Kelompok Full

5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 5/40

 

BAB II

LANDASAN TEORI

1.  Tinjauan Pustaka

A.  Pengertian Perilaku Konsumtif 

James F. Engel (dalam Mangkunegara, 2002: 3) ´mengemukakan bahwa perilaku

konsumtif dapat didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat

dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses

  pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut.

Perilaku konsumtif bisa dilakukan oleh siapa saja. Fromm Pendapat di atas berarti bahwa perilaku membeli yang berlebihan tidak lagi mencerminkan usaha manusia untuk memanfaatkan

uang secara ekonomis namun perilaku konsumtif dijadikan sebagai suatu sarana untuk 

menghadirkan diri dengan cara yang kurang tepat. Perilaku tersebut menggambarkan sesuatu

yang tidak rasional dan bersifat kompulsif sehingga secara ekonomis menimbulkan pemborosan

dan inefisiensi biaya. Sedangkan secara psikologis menimbulkan kecemasan dan rasa tidak 

aman.Konsumen dalam membeli suatu produk bukan lagi untuk memenuhi kebutuhan semata-

mata, tetapi juga keinginan untuk memuaskan kesenangan. Keinginan tersebut seringkali

mendorong seseorang untuk membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Hal ini dapat

dilihat dari pembelian produk oleh konsumen yang bukan lagi untuk memenuhi kebutuhan

semata tetapi juga keinginan untuk meniru orang lain yaitu agar mereka tidak berbeda dengan

anggota kelompoknya atau bahkan untuk menjaga gengsi agar tidak ketinggalan jaman.

Keputusan pembelian yang didominasi oleh faktor emosi menyebabkan timbulnya perilaku

konsumtif. Hal ini dapat dibuktikan dalam perilaku konsumtif yaitu perilaku membeli sesuatu

yang belum tentu menjadi kebutuhannya serta bukan menjadi prioritas utama dan menimbulkan

 pemborosan.

Page 6: Tugas Kelompok Full

5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 6/40

 

B.  Hal-hal yang Berkaitan dengan Perilaku Konsumtif 

Konsumtif menjelaskan keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya

kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan yang maksimal. Berdasarkan

definisi di atas, maka dalam perilaku konsumtif Tambunan (2001) berpendapat ada dua aspek 

mendasar, yaitu :

1)  Adanya suatu keinginan mengkonsumsi secara berlebihan.

2)  Pemborosan. Perilaku konsumtif yang memanfaatkan nilai uang lebih besar dari nilai

  produknya untuk barang dan jasa yang bukan menjadi kebutuhan pokok. Perilaku ini

hanya berdasarkan pada keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya

kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan yang maksimal.

3)  Inefisiensi Biaya. Pola konsumsi seseorang terbentuk pada usia remaja yang biasanya

mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikut-ikutan teman, tidak realistis, dan cenderung

 boros dalam menggunakan uangnya sehingga menimbulkan inefisiensi biaya.

y  Pengenalan kebutuhan

Pengambilan keputusan membeli barang dengan mempertimbangkan banyak hal seperti

faktor harga, faktor kualitas, faktor manfaat, dan faktor merk.

y  Emosional

Motif pembelian barang berkaitan dengan emosi seseorang. Biasanya konsumen membeli

  barang hanya karena pertimbangan kesenangan indera atau bisa juga karena ikut-ikutan.

Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan bahwa aspek-aspek perilaku konsumtif yang

dikemukakan Tambunan (2001) lebih bersifat penjelasan terhadap keinginan seseorang dalam

melakukan pembelian terhadap barang-barang kebutuhan, sehingga peneliti cenderung

menggunakan aspek dari Tambunan yaitu keinginan untuk mengkonsumsi secara berlebihan dan

 perilaku yang bertujuan untuk mencapai kepuasan semata guna penyusunan skala.

Page 7: Tugas Kelompok Full

5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 7/40

 

C.  Indikator Indikator Perilaku Konsumtif 

Menurut Sumartono (2002), indicator perilaku konsumtif adalah :

1.  Membeli produk karena iming-iming hadiah.

Individu membeli suatu barang karena adanya hadiah yang ditawarkan jika membeli

 barang tersebut

2.  Membeli produk karena kemasan menarik 

Konsumen sangat mudah terbujuk untuk membeli produk yang dibungkus dan dihias

dengan warna warni yang rapid an menarik. Artinya, motivasi untuk membeli produk 

tersebut hanya karena penampilan luar dari produk tersebut.

3.  Membeli produk demi menjaga gengsi dan penampilan diri

Konsumen mempunyai keinginan membeli yang tinggi, karena pada umumnya konsumen

 berusaha agar dapat menarik perhatian orang lain

4.  Membeli produk atas pertimbangan harga, bukan atas dasar manfaat atau kegunaan

Konsumen cenderung berperilaku menggunakan segala sesuatu hal yang dianggap

mewah

5.  Membeli produk hanya karena menjaga simbol status

Dengan membeli suatu produk dapat memberikan symbol status agar terlihat lebih baik di

mata orang lain

6.  Munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan menimbulkan

rasa percaya diri yang tinggi

7.  Memakai suatu produk karena unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan

8.  Mencoba lebih dari dua produk sejenis dengan merk yang berbeda

Page 8: Tugas Kelompok Full

5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 8/40

 

D.  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif 

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif ada dua, yaitu internal dan

eksternal :

y  Faktor Internal.

Faktor internal ini juga terdiri dari dua aspek, yaitu faktor psikologis dan faktor 

 pribadi.

a)  Faktor psikologis, juga sangat mempengaruhi seseorang dalam bergaya hidup konsumtif 

 b)  Motivasi, dapat mendorong karena dengan motivasi tinggi untuk membeli suatu produk,

  barang / jasa maka mereka cenderung akan membeli tanpa menggunakan faktor rasionalnya.

c)  Persepsi, berhubungan erat dengan motivasi. Dengan persepsi yang baik maka motivasi

untuk bertindak akan tinggi, dan ini menyebabkan orang tersebut bertindak secara

rasional.

d)  Sikap pendirian dan kepercayaan. Melalui bertindak dan belajar orang akan memperoleh

kepercayaan dan pendirian. Dengan kepercayaan pada penjual yang berlebihan dan

dengan pendirian yang tidak stabil dapat menyebabkan terjadinya perilaku konsumtif.

y  Faktor Eksternal / Lingkungan.

Perilaku konsumtif dipengaruhi oleh lingkungan di mana ia dilahirkan dan dibesarkan.

Variabel-variabel yang termasuk dalam faktor eksternal dan mempengaruhi perilaku konsumtif 

adalah kebudayaan, kelas sosial, kelompok sosial, dan keluarga.

E.  Pengertian Fashion

Aspek fashion semakin menyentuh di kehidupan sehari-hari setiap remaja. Fashion

mempengaruhi apa yang kita kenakan, bagaimana kita hidup dan bagaimana kita memandang

diri sendiri. Fashion juga memicu pasar dunia untuk terus berkembang, produsen untuk 

Page 9: Tugas Kelompok Full

5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 9/40

 

  berproduksi, pemasaran untuk menjual dan konsumen untuk membeli. Cara berpakaian yang

mengikuti fashion juga memperlihatkan kepribadian dan idealisme.

Fashion sendiri berasal dari bahasa Inggris, yang artinya suatu cara, kebiasaan atau mode.

Menurut Troxell dan Stone dalam bukunya ³Fashion Merchandising´, fashion didefinisikan

sebagai gaya yang diterima dan digunakan oleh mayoritas anggota sebuah kelompok dalam satu

waktu tertentu. Definisi ini berbeda dengan Solomon. Menurut Solomon dalam bukunya

³Consumer Behavior : European Perspective´, fashion adalah proses penyebaran sosial (social-

diffusion) dimana sebuah gaya baru diadopsi oleh kelompok konsumen. Sedangkan menurut

  penulis sendiri, fashion adalah busana yang menentukan penampilan seseorang dalam suatu

acara tertentu, sehingga terlihat berbeda dari sebelumnya.

Dari definisi-definisi diatas dapat terlihat bahwa fashion erat kaitannya dengan gaya yang

digemari, kepribadian seseorang, dan rentang waktu. Maka bisa dimengerti mengapa sebuah

gaya yang di gemari bulan lalu ini bisa dikatakan ketinggalan jaman beberapa bulan kemudian.

Di kehidupan remaja putri fashion bisa dianggap sebagai kode atau bahasa yang

membantu mereka untuk saling berkomunikasi. Mereka selalu mengikuti setiap trend mode

terbaru. Mereka akan terlihat percaya diri jika mengikuti trend mode yang sedang digandrungi

kelompok mereka. Hal tersebut tentunya akan sedikit menimbulkan rasa cemburu terhadapremaja yang satu dengan remaja yang lainnya. Selain itu, tidak semua remaja putri mempunyai

  pola konsumsi fashion yang sama. Remaja putri sekarang ini penuh karakter. Hal tersebut

dikarenakan perbedaan gaya hidupnya masing-masing. Jadi tidak semua remaja putri mempunyai

 pola konsumsi fashion yang sama antara satu dengan yang lainnya.

Pada dasarnya pola konsumsi fashion tidak hanya dipengaruhi oleh status sosial ekonomi

saja, tetapi juga dipengaruhi oleh adanya iklan. Peran iklan dalam meningkatkan pola konsumsi

sangat besar karena iklan dapat menciptakan mode atau trend yang terbaru. Melalui iklan

  produk, fashion menjadi semakin melekat dikalangan remaja putri yang memperhatikan

 penampilannya.

Page 10: Tugas Kelompok Full

5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 10/40

 

10

Kebutuhan akan produk fashion didasari oleh adanya kebutuhan konsumen. Perilaku

konsumen dalam membeli produk fashion dapat dikatakan sebagai pembelian produk secara

simbolik. Remaja yang mengikuti trend mode dapat dikatagorikan sebagai pencerminan dari

kehidupan sosial konsumennya. Produk-produk fashion yang remaja kenakan secara tidak 

langsung dapat memperlihatkan status sosialnya, image dan karakteristik pribadi remaja yang

 bersangkutan. Produk fashion sendiri terbagi 2 jenis , antara lain :

1.  Physiological : merupakan pakaian yang menutupi tubuh dan melindungi tubuh dari

elemen-elemen eksternal.

2.  Safety : sebuah pakaian yang tidak mudah terbakar jika didekatkan dengan elemen

 pemicu kebakaran.

Menurut Jacky Mussry, Partner / Kepala Divisi Consulting dan Research Mark Plus and

Co, bahwa gejala ramai-ramainya berbagai produk yang mengarah pada fashion muncul karena

konsumen semakin ingin diakui jati dirinya sebagai suatu pribadi. Maka dari itu, mereka sengaja

membentuk identitasnya sendiri dan kemudian bersatu dengan kelompok yang selaras

dengannya. Jenis-jenis produk fashion sendiri sekarang ini sudah banyak berkembang. Produsen

yang berlomba-lomba menciptakan trend mode fashion terbaru, membuat pemasaran menjadi

semakin bervariasi. Di dunia bisnis, macam-macam produk fashion sangat bervariasi sekarang

ini.

2.  Definisi Operasional

Perilaku konsumtif dapat didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu yang secara

langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis

termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan

tersebut. Sedangkan, fashion didefinisikan sebagai gaya yang diterima dan digunakan oleh

mayoritas anggota sebuah kelompok dalam satu waktu tertentu.

Page 11: Tugas Kelompok Full

5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 11/40

 

11

3.  Hipotesis Umumnya perilaku konsumtif remaja putri cenderung yang mereka lakukan hanya untuk 

mengikuti tren, mode atau malah hanya ingin membeli tanpa memikirkan kegunaan dari barang

yang mereka beli.

Page 12: Tugas Kelompok Full

5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 12/40

 

12 

BAB III

METODE PENELITIAN 

1.  Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang

  bermaksud membuat pemeriaan (penyandraan) secara sistematis, factual, dan akurat mengenai

fakta-fakta dan sifat-sifat populasi tertentu. (Prof. Dr. Usman, M.Pd., M.T. 2008; 4) dan juga

  bertujuan untuk menggambarkan keadaan status fenomena dimana yang digambarkan dengan

kata-kata atau kalimat dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan

(Arikunto, 1997;254)

Dalam penelitian ini dijelaskan tentang prilaku konsumtif dalam berbelanja fashion . Dan

 penelitian ini merupakan penelitian lapangan, peneliti akan terjun langsung ke lapangan (lokasi

 penelitian) agar mendapatkan data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian.

y  Lokasi Penelitian

Untuk mendapatkan data yang diperlukan maka, penelitian ditujukan pada pusat

 perbelanjaan Palembang Indah Mall di kawasan 23 ilir.

y  Jenis Penelitian

Pengelompokan jenis- jenis penelitian tergantung pada pedoman dari sudut pandang

mana pengelompokan itu ditinjau. Ditinjau dari jenis penelitian ini termasuk penelitian kualitatif 

yang menghasilkan data deskriptif yaitu penelitian yang langsung bertujuan untuk memberikan

data seteliti mungkin tentang.

2.  Strategi Penelitian

Dalam penelitian ditentukan tahap-tahap penelitian, dan bagaimana beranjaknya dari

tahap satu ke tahap yang lain dalam proses yang berbentuk siklus. Tahapan-tahapan tersebut

Page 13: Tugas Kelompok Full

5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 13/40

 

13 

memiliki tiga fase pokok: Pertama. Tahap orientasi dengan mendapatkan informasi tentang apa

yang penting untuk ditemukan, atau orientasi dan peninjauan. Kedua, tahap eksplorasi dengan

menemukan sesuatu secara eksplorasi terfokus, dan ketiga, tahap member check  dengan

mengecek temuan menurut prosedur yang tepat dan memperoleh laporan akhir.

3.  Peranan Peneliti

Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit. Peneliti berperan sebagai

  perencana penelitian sekaligus merupakan pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir data,

serta menjadi pelapor hasil penelitiannya. Di sini peneliti bertindak sebagai instrumen penelitian

yang dimaksudkan sebagai alat mengumpulkan data seperti pada penelitian kuantitatif.

4.  Penentuan Informan

Penentuan subjek penelitian dan informan pada penelitian dan informan pada penelitian

kualitatif erat kaitannya dengan faktor-faktor kontekstual. (Moeloeng, 2002; 181). Subyek dan

informan dalam penelitian ini dimaksud adalah responden penelitian dan berfungsi untuk 

menjaring sebanyak-banyaknya data dan informasi yang akan berguna bagi pembentukan kosep

dan proposisi sebagai temuan penelitian (Bunging, 2003; 206). Penentu informan dalam

 penelitian ini menggunakan dengan cara purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan

informasi sesuai dengan permasalahan penelitian.

5.  Teknik Pengumpulan Data

A.  Observasi / Pengamatan

Peneliti akan melakukan pengamatan di lapangan dengan melakukan pecatatan-

 pencatatan secara sistematis terhadap fenomena dan gejala yang berlangsung dalam proses social

yang terjadi di lapangan dalam upaya menggali data kualitatif yang diukur secara tidak langsung

 berupa sikap, prilaku, dan aktifitas.

Page 14: Tugas Kelompok Full

5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 14/40

 

14 

Selain itu peneliti akan melakukan Penelitian Kepustakaan ( Library Research) yang

dilakukan dengan menghimpun data dari berbagai literatur baik di perpustakaan maupun di

tempat lain. Literatur yang digunakan tidak terbatas pada buku-buku tetapi juga bahan-bahan

dokumentasi serta artikel-artikel baik yang bersumber dari media cetak mai\upun media

elektronik yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

B.  Wawancara / Interview

Wawancara merupakan suatu cara pengumpulan data atau informasi dengan cara

langsung bertatap muka dengan informan dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap

tentang masalah yang diteliti, wawancara yang dimaksud dilakukan dengan informan atau subjek 

  penelitian pada umumnya. Dalam proses interview ada dua pihak yang menempati kedudukan

yang berbeda. Satu pihak berfungsi sebagai pencari informasi atau interviewer sedangkan pihak 

lain berfungsi sebagai pemberi informasi atau informan (responden). Pedoman wawancara yang

kami gunakan berbentuk pertanyaan pertanyaan kepada informan yang akan diwawancarai,

 pedomannya seperti di bawah ini :

 Nama :

Umur :

1.  Berapa kali anda berbelanja dalam waktu satu bulan ?

2.  Apa saja yang anda beli?

3.  Apakah barang yang anda beli dipergunakan sesuai dengan kebutuhan?

4.  Berapa uang yang anda keluarkan dalam sekali berbelanja?

5.  Berapa penghasilan orang tua anda (kisaran < Rp. 2.000.000 , > Rp.2. 000.000?

6.  Dalam berbelanja, apakah anda pernah berencana membeli barang A tetapi ternyata

 barang yang anda beli adalah barang B, apakah anda sering mengalami hal seperti itu?

Jika iya apa alasannya?

Metode penarikan sampel dalam penelitian ini adalah

1.  Populasi dalam penelitian ini adalah remaja putri yang berusia antara 14-20 tahun.

Page 15: Tugas Kelompok Full

5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 15/40

 

15 

2.  Sampel dalam penelitian ini kita ambil menurut lokasi yang umum menjadi tempat para

remaja putri dalam berbelanja kubutuhan fashion mereka

6.  Teknik Pengolahan Data

Data yang berupa kalimat-kalimat yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara

diolah dan dianalisa supaya menghasilkan kesimpulan yang valid (Sutopo, 1988). Ada tiga

komponen pokok dalam tahap analisa, yaitu :

1.  Data Reduksi

Merupakan proses seleksi pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data yang ada

dalam field note. Proses ini berlangsung sepanjang pelaksanaan penelitian dan saat pengumpulandata. Data reduksi bagian dari analisa yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus dan

membuang hal yang tidak penting, sehingga kesimpulan akhir dapat diperoleh.

2.  Penarikan Kesimpulan

Sejak awal pengumpulan data, peneliti sudah harus mengerti tentang data-data yang

didapatkan. Kemudian data tersebut diverifikasi untuk mendapatkan hasil riset yang baik. Kedua

komponen analisa data tersebut aktivitasnya berbentuk interaksi dengan proses pengambilan datasebagai proses siklus dan sifatnya saling berkait baik sebelum, pada waktu, maupun sesudah

  pelaksanaan pengumpulan data yang bergerak data reduksi, data display dan penarikan

kesimpulan. Analisa ini disebut model analisa interaktif.

7.  Teknik Analisis

Studi penelitian ini dengan menggunakan teknik Analisis data kualitatif yang mana

 proses penganalisisan data tersebut dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:

a.  Data yang diperoleh diproses dan dilakukan penyusunan data dalam satuan-satuan

tertentu.

 b.  Analisis Komponensial (Component ial Analysi s)

Page 16: Tugas Kelompok Full

5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 16/40

 

16 

Analisis komponensial ini baru akan dilakukan setelah peneliti memiliki cukup banyak 

fakta, informasi dari hasil wawancara dan atau observasi yang melacak kontras-kontras diantara

warga satu domain. Kontras-kontras tersebut oleh peneliti dipikirkan atau dicarikan dimensi-

dimensi yang bisa mewadahinya. Kontras-kontras yang dimasukkan ke dalam lembaran kerja

analisis kompenensial tersebut masih perlu dicek kembali guna memastikan apakah terpenuhi

secara memadai ataukah belum. Hasil pengecekan tersebut barangkali tanpa menimbulkan

 perubahan apapun, tetapi mungkin juga diperlukan penambahan tertentu.

c.  Penafsiran Data

Tahap ini merupakan tahap dimana teori-teori yang akan diterapkan di dalam suatu data

sehingga akan terjadi diskusi antara data di satu pihak dan teori di pihak lain yang pada akhirnya

akan diharapkan dan ditemukan beberapa asumsi yang dapat dijadikan dasar untuk mendukung

toeri-teori yang sudah ada.

8.  Teknik Triangulasi

Dalam rangka mencari validitas data dalam penelitian digunakan metode triangulasi.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di

luar data itu untuk keperluan pengecekan data atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik 

triangulasi yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lain (Moleong,

1988).

Dalam hal ini metode triangulasi yang digunakan yaitu triangulasi data dengan

menggunakan beberapa sumber untuk mengumpulkan data yang sama yaitu dengan melakukan

kroscek dengan beberapa sumber yang berkaitan dengan penelitian ini, dan dalam hal ini

sumber- sumber data yang akan kami jadikan data pembanding untuk mengkroscek data yang

kami dapatkan berupa penelitian-penelitian sebelumnya dengan fokus serupa diU

niversitasSriwijaya, artikel-artikel ilmiah, dan sebagainya. Data pembanding juga bisa kami dapatkan

misalnya di perpustakaan.

Page 17: Tugas Kelompok Full

5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 17/40

 

17 

9.  Jadual Kegiatan Penelitian

Penelitian rencananya akan dilaksanakan yaitu pada tanggal 28 November 2011 sampai 5

Desember 2011.

Page 18: Tugas Kelompok Full

5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 18/40

 

18 

BAB IV

PEMBAHASAN

1.  Deskripsi Informan Penelitian

Deskripsi informan yaitu mengenai keadaan informan seperti identitas informan yang

terdiri dari 5 informan penelitian serta aktivitas penggunaan fashion di kalangan remaja putri.

Pada bagian ini akan diuraikan profil informan yang diperoleh melalui hasil wawancara. Ada 5

orang informan yang menggunakan fashion di kalangan remaja putri.

a.  Informan 1

Laura (20 tahun). Menggunakan fashion karena ingin terlihat lebih menarik saat bersekolah.

 b.  Informan 2

Mira (19 tahun). Menggunakan fashion karena ingin tampil menarik saat beraktivitas

seperti jalan jalan.

c.  Informan 3

Kiki (20 tahun). Menggunakan fashion karena hanya sebagai pajangan atau dengan kata

lain kolektor fashion

d.  Informan 4

Sania (19 tahun). Menggunakan fashion karena ingin tampil menarik saat berpergian dan

menghadiri acara acara tertentu.

e.  Informan 5

Rani (17 tahun). Menggunakan fashion karena menggemari untuk mengkoleksi busana

 busana fashion atau kolektor fashion.

Berikut hasil wawancara peneliti dengan 5 informan remaja putri yang sebagai konsumenfashion :

1.   Nama : Laura

Umur : 18 tahun

Page 19: Tugas Kelompok Full

5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 19/40

 

19 

7.  Berapa kali anda berbelanja dalam waktu satu bulan ?

T id ak t entu t ergantun g keuan gan d an kebutuhan. Biasan ya satu bulan sekal i 

8.  Apa saja yang anda beli?

 P akaian untuk di pakai jalan- jalan, aksesor i s seper t i band o jepit  d an ikat rambut  

9.  Apakah barang yang anda beli dipergunakan sesuai dengan kebutuhan?

 I   ya biasan  ya aksesor i  s saya pakai pad a saat  sek olah biar lebih rapi saat  berad a di 

 sek olah d an t erl ihat  lebih menar ik . 

10. Berapa uang yang anda keluarkan dalam sekali berbelanja?

S ek it ar 30 r ibu ± 70 r ibu 

11. Berapa penghasilan orang tua anda (kisaran < Rp. 2.000.000 , > Rp.2. 000.000?

> Rp. 2.000.000

12. Dalam berbelanja, apakah anda pernah berencana membeli barang A tetapi ternyata

 barang yang anda beli adalah barang B, apakah anda sering mengalami hal seperti itu?

Jika iya apa alasannya?

 I   ya ser in g . Karena pad a saat  saya mencar i baran  g yan g  in g in saya bel i , saya t id ak 

 sen gaja mel ihat  baran g lain yamg lebih menar ik  , karena baran g t ersebut bag u s d an lag i 

t ren pad a saat  ini makan ya saya lan gsun g bel i. 

2.   Nama : Mira

Umur : 19 tahun

1.  Berapa kali anda berbelanja dalam waktu satu bulan ?

T id ak t entu.  P ad a saat sed an g jalan- jalan ad a baran g yan g menar ik saya bel i. 

2.  Apa saja yang anda beli?

 Baju, jean s t et api lebih ser in g baju 

3.  Apakah barang yang anda beli dipergunakan sesuai dengan kebutuhan?

 Biasa

n  ya saya paka

isaa

t jala

n- jala

nseper 

t i ini

 t et ap

ijika m

od el n  ya s

ud ah lama baj

n ya saya simpan di lemar i. 

4.  Berapa uang yang anda keluarkan dalam sekali berbelanja?

S ek it ar 70 r ibu ± 150 r ibu 

Page 20: Tugas Kelompok Full

5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 20/40

 

20

5.  Berapa penghasilan orang tua anda (kisaran < Rp. 2.000.000 , > Rp.2. 000.000?

> Rp. 2. 000.000

6.  Dalam berbelanja, apakah anda pernah berencana membeli barang A tetapi ternyata

 barang yang anda beli adalah barang B, apakah anda sering mengalami hal seperti itu?

Jika iya apa alasannya?

T id ak saya bel i baran g yan g saya bel i d ul u jika ad a baran g yan g lain yan g bag u s saya

akan membel in ya jika uan g saya ad a yan g lebih. 

3.   Nama : Kiki

Umur : 20 tahun

1.  Berapa kali anda berbelanja dalam waktu satu bulan ?

2-3 kal i 

2.  Apa saja yang anda beli?

 Aksesor i s , baju 

3.  Apakah barang yang anda beli dipergunakan sesuai dengan kebutuhan?

 Ad a baran g yan g saya pakai ad a ju ga baran g yan g saya simpan untuk pajan gan. 

4.  Berapa uang yang anda keluarkan dalam sekali berbelanja?

50 r ibu ± 100 r ibu 

5.  Berapa penghasilan orang tua anda (kisaran < Rp. 2.000.000 , > Rp.2. 000.000?

> Rp. 2.000.000

6.  Dalam berbelanja, apakah anda pernah berencana membeli barang A tetapi ternyata

 barang yang anda beli adalah barang B, apakah anda sering mengalami hal seperti itu?

Jika iya apa alasannya?

 I  ya , soal n  ya saya ser in g  t erg iur jika mel ihat  baran  g yan  g bag u  s apa lag i jika baran g 

t ersebut  lag i  t ren. Biasan  ya baran  g yan  g lag i  t ren  itu cepat  habi  s jadi saya lan gsun g 

membel i.

 

4.   Nama : Sania

Umur : 19 tahun

Page 21: Tugas Kelompok Full

5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 21/40

 

21

1.  Berapa kali anda berbelanja dalam waktu satu bulan ?

S atu bulan sekal i 

2.  Apa saja yang anda beli?

 Baju, sepatu at au sand al 

3.  Apakah barang yang anda beli dipergunakan sesuai dengan kebutuhan?

 I   ya biasan  ya saya pakai  untuk beperg ian, baju-baju yan g dibel i mod el bajun  ya bag u s

 jika di simpan bajun ya bi sa di g unakan untuk acara-acara t er t entu. 

4.  Berapa uang yang anda keluarkan dalam sekali berbelanja?

100 r ibu ± 200 r ibu 

5.  Berapa penghasilan orang tua anda (kisaran < Rp. 2.000.000 , > Rp.2. 000.000?

> Rp. 2.000.000

6.  Dalam berbelanja, apakah anda pernah berencana membeli barang A tetapi ternyata

 barang yang anda beli adalah barang B, apakah anda sering mengalami hal seperti itu?

Jika iya apa alasannya?

 Biasan  ya saya membel i baran  g yan  g saya in g in bel i  t erlebih d ahul u, jika saya pun ya

uan g lebih saya akan membel i baran g yan g saya l ihat bag u s/menar ik t adi. 

5.   Nama : Rani

Umur : 17 tahun

1.  Berapa kali anda berbelanja dalam waktu satu bulan ?

2 kal i 

2.  Apa saja yang anda beli?

 P akaian, aksesor i s

3.  Apakah barang yang anda beli dipergunakan sesuai dengan kebutuhan?

 Biasan ya baran g yan g saya bel i saya pakai han  ya sesekal i saja , han ya baran g -baran g 

t er 

t entu

yan  g saya ser 

in  g paka

ikare

na bara

n g 

t erseb

ut mod 

el n  ya mema

n  g bag 

u s

d an

  saya suka bi sa dikat akan favor it  

4.  Berapa uang yang anda keluarkan dalam sekali berbelanja?

50 r ibu ± 100 r ibu 

Page 22: Tugas Kelompok Full

5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 22/40

 

22 

5.  Berapa penghasilan orang tua anda (kisaran < Rp. 2.000.000 , > Rp.2. 000.000?

> Rp.2.000.000

6.  Dalam berbelanja, apakah anda pernah berencana membeli barang A tetapi ternyata

 barang yang anda beli adalah barang B, apakah anda sering mengalami hal seperti itu?

Jika iya apa alasannya?

 I   ya baran g -baran  g yan  g lag i  t rend   d an mod el n  ya bag u  s ser in  g membuat  saya t erg iur 

untuk memil ik i baran g  t ersebut. Biasan ya saya ser in g ketok o buk u untuk mencar i buk u 

 penun jan  g pelajaran karena t id ak sen  gaja mel ihat  baju yan  g bag u  s saya jadi membel i 

baju t ersebut. 

Dari hasil wawancara tersebut dapat ditarik benang merah dari perilaku konsumtif pada

remaja putri dalam konsumsi fashion yakni berupa konsumsi yang sebenarnya di luar kebutuhan,dari 5 informan terdapat 3 informan yang menyatakan menggunakan fashion agar tampil

menarik, sedangkan sisanya sebagai pajangan saja.

2.  Fungsi atau Kegunaan Fashion bagi Pengguna Termasuk Remaja Putri

Banyak kaum muda tertarik dan menjadi konsumen yang secara tidak langsung mereka

menyadari bahwa fashion merupakan suatu identitas penting yang harus di lakukan untuk 

memenuhi kebutuhan mereka, dalam hal ini kepuasaan rasa memiliki. Fashion itu sepertimenciptakan ilusi. Pakar fashion Sonny Muchilson menjelaskan bahwa berbusana fashion itu

 pada intinya bagaimana mengalihkan perhatian atau atensi orang di luar lingkungan rumah dan

mengetahui kekurangan dan kelebihan diri. Seperti yang diungkap beberapa informan :

³I   ya biasan  ya aksesor i  s saya pakai pad a saat  sek olah biar lebih rapi saat  berad a di 

 sek olah d an t erl ihat  lebih menar ik´. (Laura)

³ B

iasan  ya saya paka

isaat  jalan- jalan seper t 

i ini  t et ap

ijika mo

d el n  ya su

d ah lama

bajun ya saya simpan di lemar i´. (Mira)

³I  ya biasan ya saya pakai untuk beperg ian, baju-baju yan g dibel i mod el bajun  ya bag u s

 jika di simpan bajun ya bi sa di g unakan untuk acara-acara t er t entu´. (Sania)

Page 23: Tugas Kelompok Full

5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 23/40

 

23 

Selama berabad-abad tiap individu dan masyarakat telah menggunakan pakaian dan

hiasan tubuh lainnya sebagai bentuk komunikasi nonverbal. Fashion juga berguna untuk 

menunjukkan pekerjaan, pangkat, jenis kelamin, lokalitas, kelas, kekayaan, dan afiliasi

kelompok. Fashion merupakan bentuk kebebasan ekspresi. Hal ini tidak hanya mencakup

  pakaian, tetapi juga aksesoris, perhiasan, gaya rambut, kecantikan, dan seni tubuh. Apa yang

dipakai, bagaimana, dan kapan memakainya, orang lain akan menilai bagaimana status sosial

seseorang.

a.  Fashion sebagai Simbol 

Fashion merupakan bahasa simbol dan ikonografi sebagai komunikasi non-verbal tentang

individu dan kelompok. Fashion dalam segala bentuknya dari tato, tindik pusar, hingga

gaya rambut terbaru, merupakan contoh dari ikonografi untuk mengungkapkan identitas

diri seseorang.

 b.  Fashion sebagai Barometer Perubahan Budaya 

Bagaimana memandang keindahan atau keburukan fisik tergantung pada ruang dan

waktu. Mungkin tidak akan mengatakan perempuan yang dilukis pada abad ke-18 adalah

cantik jika memakai standar wanita cantik yang berlaku pada abad 21. Orang-orang yang

  bertahan pada adat yang ideal dan tidak mampu mengikuti perubahan mode, akan

dianggap gagal dalam fashion test. Sedangkan mereka yang lulus dalam fashion test akan

selalu menghabiskan hidup mereka dengan diet, olahraga, operasi kosmetik, dan

 perawatan lainnya. Termasuk berbelanja dan membeli baju model terbaru dengan merek 

terkenal.

Dalam bahasan ini, fashion tidak akan berada jauh dari konsep konsumerisme. George

Simmel menekankan tentang interaksi pertukaran dalam ekonomi. Menurutnya model barudalam mengkonsumsi muncul berkat kemunculan uang dan masyarakat perkotaan. Pertumbuhan

kelas sosial urban dan model baru konsumsi tersebut terkait dengan modifikasi barang konsumsi.

Pertumbuhan imajinasi mengenai barang konsumsi muncul dari penilaian pada barang tersebut.

Page 24: Tugas Kelompok Full

5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 24/40

 

24 

Puncak imajinasi itu berperan pada munculnya masyarakat urban yang berorientasi pada

 pemasaran mode (fashion) (Chaney, 2006 : 55). Simmel menyimpulkan bahwa mengkonsumsi

membentuk budaya baru dan mengkonstruksi masyarakat, di mana terjadi pergeseran dari

masyarakat konsumen (comsumer society) menjadi budaya konsumen (consumer culture).

Pendapat lainnya berasal dari Pierre Bordieu yang menghubungkan konsumsi dengan

simbol-simbol sosial. Menurutnya, barang konsumsi merupakan simbol status dan kelas sosial

seseorang. Konsumsi dibentuk oleh ide, simbol, dan selera yang menciptakan pembedaan dalam

masyarakat. Selera, preferensi, gaya hidup dan standar nilai ini ditentukan oleh kelas superior.

Kelas ini menentukan hegemoni dalam pola-pola konsumsi.

Pada zaman sekarang ini mengkonsumsi barang sama dengan mengkonsumsi simbol dan

citra. Featherstone memandang konsumsi sebagai sumber diferensiasi kelas dan status sosial. Ia

membagi budaya konsumen menjadi tiga tipe, pertama, konsumerisme merupakan tahap tertentu

kapitalis ; kedua, konsumerisme dan konsumsi merupakan persoalan tentang relasi benda-benda

dan cara melukiskan status. Praktik konsumsi merupakan strategi penciptaan dan pembedaan

status sosial; ketiga, kemunculan kreativitas konsumsi. Hal ini terkait dengan estetikasi konsumsi

yang kemudian menciptakan mode, estetisasi bentuk dan gaya hidup.

3. 

Fashion pada Remaja Putri SebagaiB

agian dari Konsumerisme

Malcolm Barnard dalam ³Fashion sebagai Komunikasi: Identitas Sosial, Seksual, Kelas,

dan Gender³ (2009) mengungkapkan, fashion digunakan untuk menunjukkan nilai sosial atau

status, dan orang sering membuat penilaian terhadap nilai sosial, berdasarkan atas apa yang

dipakai oleh orang lain tersebut. Fashion bukan hanya soal pakaian, tetapi juga sebagai

mekanisme atau ideologi yang berlaku untuk hampir setiap area pada dunia modern, dari akhir 

abad pertengahan dan periode sesudahnya.

Pakaian adalah wujud sebuah entitas yang berhubungan dengan hasrat untuk tampil

  berbeda dengan komunitasnya. Oleh karenanya, berbagai upaya dilakukan dalam perkara

menghias tubuh, yang pada nantinya akan terpasung dalam hasrat-hasrat semu.

Page 25: Tugas Kelompok Full

5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 25/40

 

25 

Deni S Jumani dalam tulisannya ³Fashion Ideologi dan Politik Busana´ (2010)

menunjukkan, bahwa hasrat berlebihan untuk memiliki, bergaya, dan berbelanja, telah menjebak 

manusia modern pada perilaku konsumerisme akut. Konsep konsumerisme merupakan gerakan

sosial pascakapitalisme awal untuk melindungi konsumen dari serangan produk yang tidak 

 berguna, inferior, dan berbahaya, seperti iklan yang menyesatkan atau harga yang tidak adil. Hal

ini terlihat dari ungkapan salah seorang informan bernama Kiki (20) yang berperilaku

konsumerisme akut :

³I  ya , soal n ya saya ser in g  t erg iur jika mel ihat  baran g yan g bag u s apa lag i jika baran g 

t ersebut  lag i  t ren. Biasan  ya baran  g yan  g lag i  t ren  itu cepat  habi  s jadi saya lan gsun g 

membel i´. (Kiki)

Termasuk di dalamnya konsep ekonomi liberal yang mengatakan bahwa konsumsi barang

terus berkembang dan menguntungkan bagi perekonomian, kendati fakta di lapangan

menunjukkan meningkatnya konsumsi barang berelasi secara signifikan dengan soal soal

 pemerataan atau keadilan ekonomi.

Dalam pandangan teori konsumerisme, John Storey (Cultural Studies dan Kajian Budaya

Pop: Teori dan Metode, 2008), memandang perilaku konsumsi secara artifisial sangat

dipengaruhi oleh persepsi individu terhadap faktor eksternal, seperti produk-produk barang yangkerap ditansmisikan berbagai media dan produk-produk iklan. Dalam konteks industri busana,

laki-laki dan perempuan adalah obyek yang kerap dieksploitasi untuk kepentingan ekonomis.

Filsuf Mazhab Frankfurt, Herbert Mercuse (1968), menunjukkan bahwa ideologi

konsumerisme mendorong kebutuhan palsu dan bekerja sebagai satu bentuk kontrol sosial.

Pengiklan mendorong kebutuhan palsu untuk menjadi jenis orang tertentu, menggunakan tipe

 pakaian tertentu, serta makan, minum, dan menggunakan barang khusus. Filsuf Jerman lainnya,

Karl Mainnhem (Ideologi dan Utopia, 1991) mengatakan, bahwa pengetahuan dan kesadaran

manusia atas satu teks itu tidak selalu obyektif. Pengetahuan (dan kesadaran) bersifat sosial,

  politis, dan historis. Di sini, busana terkait dengan pengetahuan, kesadaran, dan cara hidup

Page 26: Tugas Kelompok Full

5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 26/40

 

26 

manusia (modern) yang dibentuk (by design), yang subyektif dan mencerminkan identitas sosial,

kultural, bahkan afiliasi politis dan ideologis penggunanya.

Bagi filsuf postmodernisme seperti Pierre Bourdieu (1984), perilaku konsumerisme

  bertujuan untuk melakukan pelabelan sekaligus pembedaan sosial, menunjukkan adanya

 pertarungan kelompok dan kelas sosial. Konsumerisme (termasuk mengonsumsi busana secara

 berlebih dan mahal) sesungguhnya bukanlah ranah ilmu ekonomi, namun sebuah pergulatan nilai

dan identitas modern yang lebih pas dikategorisasi sebagai problem budaya.

Hedonisme-konsumerisme modern dipahami sebagai pencarian kenikmatan dan makna

melalui godaan pembaruan yang selalu disediakan pasar. Dalam logika modernitas, fashion atau

gaya berbusana bukanlah eksploitasi irasional, melainkan suatu pencarian eksistensial dalam

kultur modernitas yang kian sekular dan irasional.

Baudrillard memandang konsumerisme sebagai budaya konsumen yang memiliki ciri

  penting sebagai gerakan menuju ke arah produksi massal yang menjadi jantung hidup sistem

kapitalisme. Kemenangan budaya massa yang memberi dorongan simulasional telah

mengaburkan batasan antara realita dan imajinasi, memaksa manusia modern hidup dalam dunia

halusinasi dan komodifikasi µestetik¶.

4.  Penyebab dan Dampak Fashion Pada Remaja Putri

Mengikuti trend mode fashion selalu saja identik dengan penghambur-hamburan uang.

  Namun dibalik semua itu, sebenarnya mengikuti trend mode fashion tidak ada ruginya sama

sekali. Banyak manfaat juga yang bisa remaja dapat dari keaktifannya mengikuti arus fashion

tersebut. Secara tidak langsung, remaja yang mengikuti fashion menjadi terlatih untuk 

 berpenampilan baik. Selain itu, remaja juga bisa mendapatkan teman-teman baru dengan terjun

mengikuti dunia fashion. Kecenderungan menghamburkan uang dapat dilihat dari ungkapaninforman bernama Laura (18) :

Page 27: Tugas Kelompok Full

5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 27/40

 

27 

³I   ya ser in g . Karena pad a saat  saya mencar i baran  g yan g  in g in saya bel i , saya t id ak 

 sen gaja mel ihat  baran g lain yamg lebih menar ik  , karena baran g t ersebut bag u s d an lag i 

t ren pad a saat  ini makan ya saya lan gsun g bel i.´ (Laura)

Fashion di kalangan remaja putri merupakan target pasar yang potensial. Ada beberapa

alasan kenapa remaja putri menjadi sasaran pasar yang menarik. Pertama, remaja putri

merupakan konsumen langsung. Kedua, remaja putri merupakan pembujuk yang hebat di

lingkungan manapun. Ketiga, remaja putri adalah konsumen remaja masa depan. Artinya bahwa

dengan bertambahnya waktu, remaja yang dulunya dibiayai orangtuannya untuk membeli

 produk-produk fashion akan berubah menjadi seorang remaja yang memiliki penghasilan sendiri

untuk memenuhi kebutuhan fashion di masa mendatang. Bagi sejumlah produsen, kelompok 

remaja putri merupakan salah satu target yang menggiurkan. Alasannya karena remaja putri  biasanya mudah terbujuk iklan, suka ikut-ikutan teman, tidak realistis, dan cenderung boros

dalam penggunaan uang.

Di kalangan remaja yang memiliki orangtua dengan kelas ekonomi menengah ke atas,

mal sudah menjadi rumah kedua bagi mereka. Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka

mengikuti trend mode yang sedang beredar. Padahal sebuah mode itu sendiri cenderung selalu

  berubah dari waktu ke waktu. Sedangkan di kalangan remaja yang memiliki orangtua dengan

kelas menengah ke bawah, mereka berusaha untuk mengikuti trend mode yang sedang beredar 

walaupun uang menjadi kendala utama bagi mereka. Tetapi pada dasarnya, trend mode untuk 

kalangan menengah ke atas dan kalangan menengah ke bawah adalah sama. Yang membedakan

adalah jenis barang dan harga barang tersebut. Untuk kalangan menengah ke atas, mereka

membeli barang-barang yang bermerk (misalnya, Logo, Dust, Volcom, Billabong, Quicksilver,

Ripcurl, Polo) dan tentu saja dengan harga yang lumayan mahal. Sedangkan untuk kalangan

menengah ke bawah, mereka hanya bisa membeli barang-barang tiruan yang trend modenya

sama dengan trend mode aslinya.

Pola konsumsi fashion tidak hanya dipengaruhi oleh status sosial ekonomi saja, tetapi

 juga dipengaruhi oleh adanya iklan. Peran iklan dalam meningkatkan pola konsumsi sangat besar 

karena iklan dapat menciptakan mode atau trend yang terbaru. Melalui iklan produk, fasion

Page 28: Tugas Kelompok Full

5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 28/40

 

28 

menjadi semakin melekat di kalangan remaja putri yang memperhatikan penampilannya.

Kemunculan iklan produk fashion sendiri disesuaikan dengan sasaran pasar. Contohnya iklan

  baju Polo, celana jeans Logo, Lea, Dust yang sering terpampang di berbagai majalah remaja

seperti Gaul, Gadis, Aneka, Hai, dan Olga. Dari iklan-iklan produk fashion tersebut, remaja putri

akan dipengaruhi oleh perkembangan fashion yang beredar dari hari ke harinya.

Lingkungan sekitar merupakan tempat sosialisasi setelah di dalam keluarga. Pengaruh

lingkungan terhadap kehidupan seseorang bisa lebih besar pengaruhnya dari pada pengaruh

dalam keluarga itu sendiri. demikian juga dengan kehidupan remaja putri. Kehidupannya, dalam

hal ini gaya hidupnya banyak dipengaruhi oleh lingkungan pergaulannya. Cara berdandan, cara

 berpakaian banyak dipengaruhi oleh lingkungan pergaulannya. Hal ini disebabkan karena remaja

  putri sebagian besar waktunya dihabiskan di luar rumah baik mengikuti bimbingan belajar,sekolah, kursus, atau hanya sekedar berkumpul dengan teman-temannya di pusat perbelanjaan

atau mall. Oleh karena itu, faktor lingkungan juga menjadi faktor yang berpengaruh terhadap

 pola konsumsi produk fashion di kalangan remaja putri.

Dari manfaat yang dapat diperoleh remaja, mengikuti arus fashion juga akan memperoleh

dampak-dampak tertentu. Pola konsumsi remaja putri yang sekarang ini meningkat tajam dapat

 juga menimbulkan berbagai macam dampak. Dampak-dampak tersebut antara lain :

a.  Dampak positif 

1.  Remaja putri akan mempunyai wawasan yang luas tentang bagaimana cara berpakaian

menurut mode fashion yang sedang beredar.

2.  Remaja putri akan mendapat teman-teman baru karena mereka masuk dalam kelompok-

kelompok penggemar trend mode fashion.

 b. 

Dampak negatif 

1.  Remaja putri akan bertindak boros dalam pengeluarannya dikarenakan mereka berusaha

selalu mengikuti trend mode fashion yang sedang beredar.

Page 29: Tugas Kelompok Full

5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 29/40

 

29 

2.  Remaja putri akan membeli barang-barang yang mungkin tidak mereka butuhkan karena

mereka hanya mengikuti hasrat untuk memiliki barang-barang yang sedang marak di

kalangan mereka.

Dengan kata lain dampak negatifnya yakni adanya trend fashion yang membludak dan

membabi buta melahirkan culture shock yakni efek kejut negatif dalam hal pergaulan, dalam

artian bersikap terus-menerus untuk konsumtif terhadap apa yang di sebut ´brand new´ dan

mengagung-agungkan kata ´prestige´ untuk sebuah kelayakan dalam norma sosial. Hal ini

mengakibatkan pemaksaan-pemaksaan kebutuhan individu, memborosi pengeluaran sendiri dan

  pada akhirnya terpental dan menyadari bahwa hal itu tidaklah dituntut untuk dipenuhi

keterbatasan untuk rasa memiliki.

Page 30: Tugas Kelompok Full

5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 30/40

 

30

BAB V

PENUTUP

Sebagai kesimpulan, mengapa remaja putri ingin mendapatkan baju atau aksesoris penunjang penampilan mereka, walaupun sebenarnya apa yang mereka beli tidak masuk dalam

kategori kebutuhan bahkan tidak mereka gunakan? Sesuai dengan hipotesis, umumnya perilaku

konsumtif remaja putri cenderung yang mereka lakukan hanya untuk mengikuti tren, mode atau

malah hanya ingin membeli tanpa memikirkan kegunaan dari barang yang mereka beli. Dari

hasil wawancara kepada 5 informan remaja putri dapat ditarik benang merah dari perilaku

konsumtif pada remaja putri dalam konsumsi fashion yakni berupa konsumsi yang sebenarnya di

luar kebutuhan, dari 5 informan terdapat 3 informan yang menyatakan menggunakan fashion

agar tampil menarik, sedangkan sisanya sebagai pajangan saja.

Fashion itu seperti menciptakan ilusi. Pakar fashion Sonny Muchilson menjelaskan

 bahwa berbusana fashion itu pada intinya bagaimana mengalihkan perhatian atau atensi orang

dari kekurangan dan kelebihan diri. Apa yang dipakai, bagaimana, dan kapan memakainya, orang

lain akan menilai bagaimana status sosial seseorang. Fashion sebagai simbol, fashion merupakan

  bahasa simbol dan ikonografi sebagai komunikasi non-verbal tentang individu dan kelompok.

Fashion dalam segala bentuknya mulai dari tato, tindik pusar, pakaian, alas kaki hingga gayarambut terbaru, merupakan contoh dari ikonografi untuk mengungkapkan identitas diri

seseorang.

Dalam pandangan teori konsumerisme, John Storey (Cultural Studies dan Kajian Budaya

Pop: Teori dan Metode, 2008), memandang perilaku konsumsi secara artifisial sangat

dipengaruhi oleh persepsi individu terhadap faktor eksternal, seperti produk-produk barang yang

kerap ditansmisikan berbagai media dan produk-produk iklan. Dalam konteks industri busana,

laki-laki dan perempuan adalah obyek yang kerap dieksploitasi untuk kepentingan ekonomis.

Filsuf Mazhab Frankfurt, Herbert Mercuse (1968), menunjukkan bahwa ideologi

konsumerisme mendorong kebutuhan palsu dan bekerja sebagai satu bentuk kontrol sosial.

Page 31: Tugas Kelompok Full

5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 31/40

 

31

Pengiklan mendorong kebutuhan palsu untuk menjadi jenis orang tertentu, menggunakan tipe

 pakaian tertentu, serta makan, minum, dan menggunakan barang khusus. Filsuf Jerman lainnya,

Karl Mainnhem (Ideologi dan Utopia, 1991) mengatakan, bahwa pengetahuan dan kesadaran

manusia atas satu teks itu tidak selalu obyektif. Pengetahuan (dan kesadaran) bersifat sosial,

  politis, dan historis. Di sini, busana terkait dengan pengetahuan, kesadaran, dan cara hidup

manusia (modern) yang dibentuk (by design), yang subyektif dan mencerminkan identitas sosial,

kultural, bahkan afiliasi politis dan ideologis penggunanya.

Bagi filsuf postmodernisme seperti Pierre Bourdieu (1984), perilaku konsumerisme

  bertujuan untuk melakukan pelabelan sekaligus pembedaan sosial, menunjukkan adanya

 pertarungan kelompok dan kelas sosial. Konsumerisme (termasuk mengonsumsi busana secara

 berlebih dan mahal) sesungguhnya bukanlah ranah ilmu ekonomi, namun sebuah pergulatan nilaidan identitas modern yang lebih pas dikategorisasi sebagai problem budaya.

Hedonisme-konsumerisme modern dipahami sebagai pencarian kenikmatan dan makna

melalui godaan pembaruan yang selalu disediakan pasar. Dalam logika modernitas, fashion atau

gaya berbusana bukanlah eksploitasi irasional, melainkan suatu pencarian eksistensial dalam

kultur modernitas yang kian sekular dan irasional.

Baudrillard memandang konsumerisme sebagai budaya konsumen yang memiliki ciri  penting sebagai gerakan menuju ke arah produksi massal yang menjadi jantung hidup sistem

kapitalisme. Kemenangan budaya massa yang memberi dorongan simulasional telah

mengaburkan batasan antara realita dan imajinasi, memaksa manusia modern hidup dalam dunia

halusinasi dan komodifikasi µestetik¶.

Mengikuti trend mode fashion selalu saja identik dengan penghambur-hamburan uang.

  Namun dibalik semua itu, sebenarnya mengikuti trend mode fashion tidak ada ruginya sama

sekali. Banyak manfaat juga yang bisa remaja dapat dari keaktifannya mengikuti arus fashion

tersebut. Secara tidak langsung, remaja yang mengikuti fashion menjadi terlatih untuk 

 berpenampilan baik. Selain itu, remaja juga bisa mendapatkan teman-teman baru dengan terjun

mengikuti dunia fashion.

Page 32: Tugas Kelompok Full

5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 32/40

 

32 

Fashion di kalangan remaja putri merupakan target pasar yang potensial. Ada beberapa

alasan kenapa remaja putri menjadi sasaran pasar yang menarik. Pertama, remaja putri

merupakan konsumen langsung. Kedua, remaja putri merupakan pembujuk yang hebat di

lingkungan manapun. Ketiga, remaja putri adalah konsumen remaja masa depan. Artinya bahwa

dengan bertambahnya waktu, remaja yang dulunya dibiayai orangtuannya untuk membeli

 produk-produk fashion akan berubah menjadi seorang remaja yang memiliki penghasilan sendiri

untuk memenuhi kebutuhan fashion di masa mendatang. Bagi sejumlah produsen, kelompok 

remaja putri merupakan salah satu target yang menggiurkan. Alasannya karena remaja putri

  biasanya mudah terbujuk iklan, suka ikut-ikutan teman, tidak realistis, dan cenderung boros

dalam penggunaan uang.

Pola konsumsi fashion tidak hanya dipengaruhi oleh status sosial ekonomi saja, tetapi juga dipengaruhi oleh adanya iklan. Peran iklan dalam meningkatkan pola konsumsi sangat besar 

karena iklan dapat menciptakan mode atau trend yang terbaru. Melalui iklan produk, fasion

menjadi semakin melekat di kalangan remaja putri yang memperhatikan penampilannya.

Kemunculan iklan produk fashion sendiri disesuaikan dengan sasaran pasar. Contohnya iklan

  baju Polo, celana jeans Logo, Lea, Dust yang sering terpampang di berbagai majalah remaja

seperti Gaul, Gadis, Aneka, Hai, dan Olga. Dari iklan-iklan produk fashion tersebut, remaja putri

akan dipengaruhi oleh perkembangan fashion yang beredar dari hari ke harinya.

Lingkungan sekitar merupakan tempat sosialisasi setelah di dalam keluarga. Pengaruh

lingkungan terhadap kehidupan seseorang bisa lebih besar pengaruhnya dari pada pengaruh

dalam keluarga itu sendiri. demikian juga dengan kehidupan remaja putri. Kehidupannya, dalam

hal ini gaya hidupnya banyak dipengaruhi oleh lingkungan pergaulannya. Cara berdandan, cara

 berpakaian banyak dipengaruhi oleh lingkungan pergaulannya. Hal ini disebabkan karena remaja

  putri sebagian besar waktunya dihabiskan di luar rumah baik mengikuti bimbingan belajar,

sekolah, kursus, atau hanya sekedar berkumpul dengan teman-temannya di pusat perbelanjaanatau mall. Oleh karena itu, faktor lingkungan juga menjadi faktor yang berpengaruh terhadap

 pola konsumsi produk fashion di kalangan remaja putri.

Page 33: Tugas Kelompok Full

5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 33/40

 

33 

Dari manfaat yang dapat diperoleh remaja, mengikuti arus fashion juga akan memperoleh

dampak-dampak tertentu. Pola konsumsi remaja putri yang sekarang ini meningkat tajam dapat

 juga menimbulkan berbagai macam dampak. Dampak-dampak tersebut antara lain :

c.  Dampak positif 

3.  Remaja putri akan mempunyai wawasan yang luas tentang bagaimana cara berpakaian

menurut mode fashion yang sedang beredar.

4.  Remaja putri akan mendapat teman-teman baru karena mereka masuk dalam kelompok-

kelompok penggemar trend mode fashion.

d.  Dampak negatif 

3.  Remaja putri akan bertindak boros dalam pengeluarannya dikarenakan mereka berusaha

selalu mengikuti trend mode fashion yang sedang beredar.

4.  Remaja putri akan membeli barang-barang yang mungkin tidak mereka butuhkan karena

mereka hanya mengikuti hasrat untuk memiliki barang-barang yang sedang marak di

kalangan mereka.

Dengan kata lain dampak negatifnya yakni adanya trend fashion yang membludak dan

membabi buta melahirkan culture shock yakni efek kejut negatif dalam hal pergaulan, dalam

artian bersikap terus-menerus untuk konsumtif terhadap apa yang di sebut ´brand new´ dan

mengagung-agungkan kata ´prestige´ untuk sebuah kelayakan dalam norma sosial. Hal ini

mengakibatkan pemaksaan-pemaksaan kebutuhan individu, memborosi pengeluaran sendiri dan

  pada akhirnya terpental dan menyadari bahwa hal itu tidaklah dituntut untuk dipenuhi

keterbatasan untuk rasa memiliki.

Page 34: Tugas Kelompok Full

5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 34/40

 

34 

LAMPIRAN I

Pedoman wawancara

 Nama :Umur :

13. Berapa kali anda berbelanja dalam waktu satu bulan ?

14. Apa saja yang anda beli?

15. Apakah barang yang anda beli dipergunakan sesuai dengan kebutuhan?

16. Berapa uang yang anda keluarkan dalam sekali berbelanja?

17. Berapa penghasilan orang tua anda (kisaran < Rp. 2.000.000 , > Rp.2. 000.000?

18. Dalam berbelanja, apakah anda pernah berencana membeli barang A tetapi ternyata

 barang yang anda beli adalah barang B, apakah anda sering mengalami hal seperti itu?

Jika iya apa alasannya?

Page 35: Tugas Kelompok Full

5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 35/40

 

35 

LAMPIRAN II

6.   Nama : Laura

Umur : 18 tahun

1.  Berapa kali anda berbelanja dalam waktu satu bulan ?

T id ak t entu t ergantun g keuan gan d an kebutuhan. Biasan ya satu bulan sekal i 

2.  Apa saja yang anda beli?

 P akaian untuk di pakai jalan- jalan, aksesor i s seper t i band o jepit  d an ikat rambut  

3.  Apakah barang yang anda beli dipergunakan sesuai dengan kebutuhan?

 I   ya biasan  ya aksesor i  s saya pakai pad a saat  sek olah biar lebih rapi saat  berad a di 

 sek olah d an t erl ihat  lebih menar ik . 

4.  Berapa uang yang anda keluarkan dalam sekali berbelanja?

S ek it ar 30 r ibu ± 70 r ibu 

5.  Berapa penghasilan orang tua anda (kisaran < Rp. 2.000.000 , > Rp.2. 000.000?

> Rp. 2.000.000

6.  Dalam berbelanja, apakah anda pernah berencana membeli barang A tetapi ternyata

 barang yang anda beli adalah barang B, apakah anda sering mengalami hal seperti itu?

Jika iya apa alasannya?

 I   ya ser in g . Karena pad a saat  saya mencar i baran  g yan g  in g in saya bel i , saya t id ak 

 sen gaja mel ihat  baran g lain yamg lebih menar ik  , karena baran g t ersebut bag u s d an lag i 

t ren pad a saat  ini makan ya saya lan gsun g bel i. 

7.   Nama : Mira

Umur : 19 tahun

7.  Berapa kali anda berbelanja dalam waktu satu bulan ?

T id ak t entu.  P ad a saat sed an g jalan- jalan ad a baran g yan g menar ik saya bel i. 

8.  Apa saja yang anda beli?

 Baju, jean s t et api lebih ser in g baju 

Page 36: Tugas Kelompok Full

5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 36/40

 

36 

9.  Apakah barang yang anda beli dipergunakan sesuai dengan kebutuhan?

 Biasan  ya saya pakai saat  jalan- jalan seper t i  ini  t et api jika mod el n  ya sud ah lama baju 

n ya saya simpan di lemar i. 

10. Berapa uang yang anda keluarkan dalam sekali berbelanja?

S ek it ar 70 r ibu ± 150 r ibu 

11. Berapa penghasilan orang tua anda (kisaran < Rp. 2.000.000 , > Rp.2. 000.000?

> Rp. 2. 000.000

12. Dalam berbelanja, apakah anda pernah berencana membeli barang A tetapi ternyata

 barang yang anda beli adalah barang B, apakah anda sering mengalami hal seperti itu?

Jika iya apa alasannya?

T id ak saya bel i baran g yan g saya bel i d ul u jika ad a baran g yan g lain yan g bag u s saya

akan membel in ya jika uan g saya ad a yan g lebih. 

8.   Nama : Kiki

Umur : 20 tahun

7.  Berapa kali anda berbelanja dalam waktu satu bulan ?

2-3 kal i 

8.  Apa saja yang anda beli?

 Aksesor i s , baju 

9.  Apakah barang yang anda beli dipergunakan sesuai dengan kebutuhan?

 Ad a baran g yan g saya pakai ad a ju ga baran g yan g saya simpan untuk pajan gan. 

10. Berapa uang yang anda keluarkan dalam sekali berbelanja?

50 r ibu ± 100 r ibu 

11. Berapa penghasilan orang tua anda (kisaran < Rp. 2.000.000 , > Rp.2. 000.000?

> Rp. 2.000.000

12. Dalam berbelanja, apakah anda pernah berencana membeli barang A tetapi ternyata barang yang anda beli adalah barang B, apakah anda sering mengalami hal seperti itu?

Jika iya apa alasannya?

Page 37: Tugas Kelompok Full

5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 37/40

 

37 

 I  ya , soal n  ya saya ser in g  t erg iur jika mel ihat  baran  g yan  g bag u  s apa lag i jika baran g 

t ersebut  lag i  t ren. Biasan  ya baran  g yan  g lag i  t ren  itu cepat  habi  s jadi saya lan gsun g 

membel i. 

9.   Nama : Sania

Umur : 19 tahun

7.  Berapa kali anda berbelanja dalam waktu satu bulan ?

S atu bulan sekal i 

8.  Apa saja yang anda beli?

 Baju, sepatu at au sand al 

9.  Apakah barang yang anda beli dipergunakan sesuai dengan kebutuhan?

 I   ya biasan  ya saya pakai  untuk beperg ian, baju-baju yan g dibel i mod el bajun  ya bag u s

 jika di simpan bajun ya bi sa di g unakan untuk acara-acara t er t entu. 

10. Berapa uang yang anda keluarkan dalam sekali berbelanja?

100 r ibu ± 200 r ibu 

11. Berapa penghasilan orang tua anda (kisaran < Rp. 2.000.000 , > Rp.2. 000.000?

> Rp. 2.000.000

12. Dalam berbelanja, apakah anda pernah berencana membeli barang A tetapi ternyata

 barang yang anda beli adalah barang B, apakah anda sering mengalami hal seperti itu?

Jika iya apa alasannya?

 Biasan  ya saya membel i baran  g yan  g saya in g in bel i  t erlebih d ahul u, jika saya pun ya

uan g lebih saya akan membel i baran g yan g saya l ihat bag u s/menar ik t adi. 

10.  Nama : Rani

Umur : 17 tahun

7.  Berapa kali anda berbelanja dalam waktu satu bulan ?

2 kal i 

8.  Apa saja yang anda beli?

 P akaian, aksesor i s

Page 38: Tugas Kelompok Full

5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 38/40

 

38 

9.  Apakah barang yang anda beli dipergunakan sesuai dengan kebutuhan?

 Biasan ya baran g yan g saya bel i saya pakai han  ya sesekal i saja , han ya baran g -baran g 

t er t entu yan  g saya ser in  g pakai karena baran g  t ersebut  mod el n  ya meman  g bag u s d an 

 saya suka bi sa dikat akan favor it  

10. Berapa uang yang anda keluarkan dalam sekali berbelanja?

50 r ibu ± 100 r ibu 

11. Berapa penghasilan orang tua anda (kisaran < Rp. 2.000.000 , > Rp.2. 000.000?

> Rp.2.000.000

12. Dalam berbelanja, apakah anda pernah berencana membeli barang A tetapi ternyata

 barang yang anda beli adalah barang B, apakah anda sering mengalami hal seperti itu?

Jika iya apa alasannya?

 I   ya baran g -baran  g yan  g lag i  t rend   d an mod el n  ya bag u  s ser in  g membuat  saya t erg iur 

untuk memil ik i baran g  t ersebut. Biasan ya saya ser in g ketok o buk u untuk mencar i buk u 

 penun jan  g pelajaran karena t id ak sen  gaja mel ihat  baju yan  g bag u  s saya jadi membel i 

baju t ersebut. 

Page 39: Tugas Kelompok Full

5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 39/40

 

39 

LAMPIRAN III

Foto remaja putri yang sedang berbelanja

The image cannotbe displayed. Your computer may nothave enough memory to open the image, or the image may have been corrupted. Restartyour computer, and then open the file again. If the red x still appears, you may have todelete the image and then insertit again.

Page 40: Tugas Kelompok Full

5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 40/40

 

40

DAFTAR PUSTAKA

Amir Piliang, Yasraf.  Dia yan g dil i pat : T amasya Melampaui Bat as- Bat as Kebud ayaan. 2004.

Bandung : Jalasutra

Baudrillard, Jean P. diterjemahkan oleh Wahyunto.  Masyarakat  K on sumsi. 2004. Yogayakarta:

Kreasi Wacana

Feathersone, Mike. Con sumer Cul ture and   P o smod er ni sm. 1992. London : Sage Publications

Kumpulan Penulis: Editor Idi Subandi Ibrahim.  Li fest   yle Ecst asy: Kebud ayaan   P o p d alam

 Masyarakat K omodit as  I nd onesia. 1997. Bandung: Jalasutra

Stearns, Peter N. Con sumer i sm in W orl d  H i story: T he Gl obal T ran sf ormat ion o f  Desire. 2003.

 New York. Routledge

Roland Barthes , T he Fashion S  yst em, CA: University of California Press, 1990

Griffin, Emory A.,  A F irst   Look at  Communicat ion T heory , 5t h edit ion, New York: McGraw-

Hill, 2003

Soedjatmiko, Haryanto., S aya Berbelan ja , Maka S aya Ad a: Ket ika K on sumsi  d an   Desain 

 Men jadi Gaya H id u p K on sumer i sme, Indonesia : Jalasutra, 2008