tugas kelompok full
TRANSCRIPT
5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 1/40
1
TUGAS PENELITIAN KAPITA SELEKTA SOSIOLOGI
PERILAKU KONSUMTIF REMAJA PUTRI DALAM KONSUMSI TERHADAP
FASHION
Dosen Pengasuh : DR. Ridho Taqwa M. Si
Disusun Oleh :
1. Reza Febriansyah (07081002051)
2. Resky Permatasari (07081002029)
3. Hestika Yulistia (07081002055)
4. Fathur Rohman (07081002076)5. Dwi Pramadita (07081002009)
6. Nindi Elise (07081002074)
7. Djaka Sabillah (07081002063)
8. Kurnia Rizkiati (07081002017)
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2011
5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 2/40
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Setiap orang memiliki kebutuhan hidupnya masing-masing. Kebutuhan itu berusaha
untuk dipenuhinya dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang memenuhi kebutuhannya secara
wajar dan ada juga yang berlebihan dalam pemenuhan kebutuhannya. Hal tersebut menyebabkan
orang-orang untuk berperilaku konsumtif. Perilaku konsumtif seperti ini terjadi pada hampir
semua lapisan masyarakat. Tidak hanya pada orang dewasa, perilaku konsumtif pun banyak
melanda para remaja.
Remaja memang sering dijadikan target pemasaran berbagai produk industri, antara lain
karena karakteristik mereka yang labil, spesifik dan mudah dipengaruhi sehingga akhirnya
mendorong munculnya berbagai gejala dalam perilaku membeli yang tidak wajar. Membeli tidak
lagi dilakukan karena produk tersebut memang dibutuhkan, namun membeli dilakukan karena
alasan-alasan lain seperti sekedar mengikuti mode, hanya ingin mencoba produk baru, ingin
memperoleh pengakuan sosial dan sebagainya.
Remaja merupakan obyek yang menarik untuk diminati oleh para ahli pemasaran.
Kelompok usia remaja adalah salah satu pasar yang potensial bagi produsen karena remaja
biasanya mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikut-ikutan teman, tidak realistis, dan cenderung
boros dalam menggunakan uangnya, lebih mudah terpengaruh teman sebaya dalam hal
berperilaku dan biasanya lebih mementingkan gengsinya untuk membeli barang-barang bermerk
agar mereka dianggap tidak ketinggalan zaman.
Perilaku konsumtif remaja terhadap barang-barang bermerk menarik untuk diteliti
mengingat remaja sebenarnya belum memiliki kemampuan finansial untuk memenuhi
kebutuhannya. Seiring perkembangan biologis, psikologis, sosial ekonomi tersebut, remaja
memasuki tahap dimana sudah lebih bijaksana dan sudah lebih mampu membuat keputusan
sendiri (Steinberg, 1996). Hal ini meningkatkan kemandirian remaja, termasuk juga posisinya
5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 3/40
3
sebagai konsumen. Remaja memiliki pilihan mandiri mengenai apa yang hendak dilakukan
dengan uangnya dan menentukan sendiri produk apa yang ingin ia beli. Namun di lain pihak,
remaja sebagai konsumen memiliki karakteristik mudah terpengaruh, mudah terbujuk iklan, tidak
berpikir hemat, kurang realistis
Dalam kaitannya dengan perilaku remaja sebagai konsumen, walaupun sebagian besar
tidak memiliki penghasilan tetap, tetapi ternyata mereka memiliki pengeluaran yang cukup besar.
Sebagian besar remaja belum memiliki pekerjaan tetap karena masih sekolah. Namun, para
pemasar tahu bahwa sebenarnya pendapatan mereka tidak terbatas, dalam arti bisa meminta uang
kapan saja pada orang tuanya (Loudon & Bitta, 1984).
Perilaku konsumtif pada remaja sebenarnya dapat dimengerti bila melihat usia remaja
sebagai usia peralihan dalam mencari identitas diri. Remaja ingin diakui eksistensinya oleh
lingkungan dengan berusaha menjadi bagian dari lingkungan itu. Kebutuhan untuk diterima dan
menjadi sama dengan orang lain yang sebaya itu menyebabkan remaja berusaha untuk mengikuti
berbagai atribut yang sedang menjamur. Remaja dalam perkembangan kognitif dan emosinya
masih memandang bahwa atribut yang superfisial itu sama penting (bahkan lebih penting)
dengan substansi. Apa yang dikenakan oleh seorang artis yang menjadi idola para remaja
menjadi lebih penting (untuk ditiru) dibandingkan dengan kerja keras dan usaha yang dilakukan
artis idolanya itu untuk sampai pada kepopulerannya.
Menjadi masalah ketika kecenderungan yang sebenarnya wajar pada remaja ini dilakukan
secara berlebihan. Pepatah ³lebih besar pasak daripada tiang´ berlaku di sini. Terkadang apa
yang dituntut oleh remaja di luar kemampuan orang tuanya sebagai sumber dana. Hal ini
menyebabkan banyak orang tua yang mengeluh saat anaknya mulai memasuki dunia remaja.
Dalam hal ini, perilaku tadi telah menimbulkan masalah ekonomi pada keluarganya.
Perilaku konsumtif ini dapat terus mengakar di dalam gaya hidup sekelompok remaja.
Dalam perkembangannya, mereka akan menjadi orang-orang dewasa dengan gaya hidup
konsumtif. Gaya hidup konsumtif ini harus didukung oleh kekuatan finansial yang memadai.
Masalah lebih besar terjadi apabila pencapaian tingkat finansial itu dilakukan dengan segala
5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 4/40
4
macam cara yang tidak sehat. Mulai dari pola bekerja yang berlebihan sampai menggunakan cara
instan seperti korupsi. Pada akhirnya perilaku konsumtif bukan saja memiliki dampak ekonomi,
tapi juga dampak psikologis, sosial bahkan et ika.
2. Rumusan Masalah
Mengapa remaja putri ingin mendapatkan baju atau aksesoris penunjang penampilan
mereka, walaupun sebenarnya apa yang mereka beli tidak masuk dalam kategori kebutuhan
bahkan tidak mereka gunakan ?
3. Tujuan
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui mengapa Mengapa remaja putri inginmendapatkan baju atau aksesoris penunjang penampilan mereka, walaupun sebenarnya apa yang
mereka beli tidak masuk dalam kategori kebutuhan bahkan tidak mereka gunakan.
4. Manfaat
Untuk menambah pemahaman mengenai perilaku konsumtif sebagai pembelajaran
Sosiologi khususnya Kapita selekta Sosiologi dan diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai
sebagai informasi tambahan untuk penelitian berikutnya yang berhubungan dengan perilakukonsumtif pada remaja
5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 5/40
5
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Tinjauan Pustaka
A. Pengertian Perilaku Konsumtif
James F. Engel (dalam Mangkunegara, 2002: 3) ´mengemukakan bahwa perilaku
konsumtif dapat didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat
dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses
pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut.
Perilaku konsumtif bisa dilakukan oleh siapa saja. Fromm Pendapat di atas berarti bahwa perilaku membeli yang berlebihan tidak lagi mencerminkan usaha manusia untuk memanfaatkan
uang secara ekonomis namun perilaku konsumtif dijadikan sebagai suatu sarana untuk
menghadirkan diri dengan cara yang kurang tepat. Perilaku tersebut menggambarkan sesuatu
yang tidak rasional dan bersifat kompulsif sehingga secara ekonomis menimbulkan pemborosan
dan inefisiensi biaya. Sedangkan secara psikologis menimbulkan kecemasan dan rasa tidak
aman.Konsumen dalam membeli suatu produk bukan lagi untuk memenuhi kebutuhan semata-
mata, tetapi juga keinginan untuk memuaskan kesenangan. Keinginan tersebut seringkali
mendorong seseorang untuk membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Hal ini dapat
dilihat dari pembelian produk oleh konsumen yang bukan lagi untuk memenuhi kebutuhan
semata tetapi juga keinginan untuk meniru orang lain yaitu agar mereka tidak berbeda dengan
anggota kelompoknya atau bahkan untuk menjaga gengsi agar tidak ketinggalan jaman.
Keputusan pembelian yang didominasi oleh faktor emosi menyebabkan timbulnya perilaku
konsumtif. Hal ini dapat dibuktikan dalam perilaku konsumtif yaitu perilaku membeli sesuatu
yang belum tentu menjadi kebutuhannya serta bukan menjadi prioritas utama dan menimbulkan
pemborosan.
5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 6/40
6
B. Hal-hal yang Berkaitan dengan Perilaku Konsumtif
Konsumtif menjelaskan keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya
kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan yang maksimal. Berdasarkan
definisi di atas, maka dalam perilaku konsumtif Tambunan (2001) berpendapat ada dua aspek
mendasar, yaitu :
1) Adanya suatu keinginan mengkonsumsi secara berlebihan.
2) Pemborosan. Perilaku konsumtif yang memanfaatkan nilai uang lebih besar dari nilai
produknya untuk barang dan jasa yang bukan menjadi kebutuhan pokok. Perilaku ini
hanya berdasarkan pada keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya
kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan yang maksimal.
3) Inefisiensi Biaya. Pola konsumsi seseorang terbentuk pada usia remaja yang biasanya
mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikut-ikutan teman, tidak realistis, dan cenderung
boros dalam menggunakan uangnya sehingga menimbulkan inefisiensi biaya.
y Pengenalan kebutuhan
Pengambilan keputusan membeli barang dengan mempertimbangkan banyak hal seperti
faktor harga, faktor kualitas, faktor manfaat, dan faktor merk.
y Emosional
Motif pembelian barang berkaitan dengan emosi seseorang. Biasanya konsumen membeli
barang hanya karena pertimbangan kesenangan indera atau bisa juga karena ikut-ikutan.
Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan bahwa aspek-aspek perilaku konsumtif yang
dikemukakan Tambunan (2001) lebih bersifat penjelasan terhadap keinginan seseorang dalam
melakukan pembelian terhadap barang-barang kebutuhan, sehingga peneliti cenderung
menggunakan aspek dari Tambunan yaitu keinginan untuk mengkonsumsi secara berlebihan dan
perilaku yang bertujuan untuk mencapai kepuasan semata guna penyusunan skala.
5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 7/40
7
C. Indikator Indikator Perilaku Konsumtif
Menurut Sumartono (2002), indicator perilaku konsumtif adalah :
1. Membeli produk karena iming-iming hadiah.
Individu membeli suatu barang karena adanya hadiah yang ditawarkan jika membeli
barang tersebut
2. Membeli produk karena kemasan menarik
Konsumen sangat mudah terbujuk untuk membeli produk yang dibungkus dan dihias
dengan warna warni yang rapid an menarik. Artinya, motivasi untuk membeli produk
tersebut hanya karena penampilan luar dari produk tersebut.
3. Membeli produk demi menjaga gengsi dan penampilan diri
Konsumen mempunyai keinginan membeli yang tinggi, karena pada umumnya konsumen
berusaha agar dapat menarik perhatian orang lain
4. Membeli produk atas pertimbangan harga, bukan atas dasar manfaat atau kegunaan
Konsumen cenderung berperilaku menggunakan segala sesuatu hal yang dianggap
mewah
5. Membeli produk hanya karena menjaga simbol status
Dengan membeli suatu produk dapat memberikan symbol status agar terlihat lebih baik di
mata orang lain
6. Munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan menimbulkan
rasa percaya diri yang tinggi
7. Memakai suatu produk karena unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan
8. Mencoba lebih dari dua produk sejenis dengan merk yang berbeda
5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 8/40
8
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif ada dua, yaitu internal dan
eksternal :
y Faktor Internal.
Faktor internal ini juga terdiri dari dua aspek, yaitu faktor psikologis dan faktor
pribadi.
a) Faktor psikologis, juga sangat mempengaruhi seseorang dalam bergaya hidup konsumtif
b) Motivasi, dapat mendorong karena dengan motivasi tinggi untuk membeli suatu produk,
barang / jasa maka mereka cenderung akan membeli tanpa menggunakan faktor rasionalnya.
c) Persepsi, berhubungan erat dengan motivasi. Dengan persepsi yang baik maka motivasi
untuk bertindak akan tinggi, dan ini menyebabkan orang tersebut bertindak secara
rasional.
d) Sikap pendirian dan kepercayaan. Melalui bertindak dan belajar orang akan memperoleh
kepercayaan dan pendirian. Dengan kepercayaan pada penjual yang berlebihan dan
dengan pendirian yang tidak stabil dapat menyebabkan terjadinya perilaku konsumtif.
y Faktor Eksternal / Lingkungan.
Perilaku konsumtif dipengaruhi oleh lingkungan di mana ia dilahirkan dan dibesarkan.
Variabel-variabel yang termasuk dalam faktor eksternal dan mempengaruhi perilaku konsumtif
adalah kebudayaan, kelas sosial, kelompok sosial, dan keluarga.
E. Pengertian Fashion
Aspek fashion semakin menyentuh di kehidupan sehari-hari setiap remaja. Fashion
mempengaruhi apa yang kita kenakan, bagaimana kita hidup dan bagaimana kita memandang
diri sendiri. Fashion juga memicu pasar dunia untuk terus berkembang, produsen untuk
5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 9/40
9
berproduksi, pemasaran untuk menjual dan konsumen untuk membeli. Cara berpakaian yang
mengikuti fashion juga memperlihatkan kepribadian dan idealisme.
Fashion sendiri berasal dari bahasa Inggris, yang artinya suatu cara, kebiasaan atau mode.
Menurut Troxell dan Stone dalam bukunya ³Fashion Merchandising´, fashion didefinisikan
sebagai gaya yang diterima dan digunakan oleh mayoritas anggota sebuah kelompok dalam satu
waktu tertentu. Definisi ini berbeda dengan Solomon. Menurut Solomon dalam bukunya
³Consumer Behavior : European Perspective´, fashion adalah proses penyebaran sosial (social-
diffusion) dimana sebuah gaya baru diadopsi oleh kelompok konsumen. Sedangkan menurut
penulis sendiri, fashion adalah busana yang menentukan penampilan seseorang dalam suatu
acara tertentu, sehingga terlihat berbeda dari sebelumnya.
Dari definisi-definisi diatas dapat terlihat bahwa fashion erat kaitannya dengan gaya yang
digemari, kepribadian seseorang, dan rentang waktu. Maka bisa dimengerti mengapa sebuah
gaya yang di gemari bulan lalu ini bisa dikatakan ketinggalan jaman beberapa bulan kemudian.
Di kehidupan remaja putri fashion bisa dianggap sebagai kode atau bahasa yang
membantu mereka untuk saling berkomunikasi. Mereka selalu mengikuti setiap trend mode
terbaru. Mereka akan terlihat percaya diri jika mengikuti trend mode yang sedang digandrungi
kelompok mereka. Hal tersebut tentunya akan sedikit menimbulkan rasa cemburu terhadapremaja yang satu dengan remaja yang lainnya. Selain itu, tidak semua remaja putri mempunyai
pola konsumsi fashion yang sama. Remaja putri sekarang ini penuh karakter. Hal tersebut
dikarenakan perbedaan gaya hidupnya masing-masing. Jadi tidak semua remaja putri mempunyai
pola konsumsi fashion yang sama antara satu dengan yang lainnya.
Pada dasarnya pola konsumsi fashion tidak hanya dipengaruhi oleh status sosial ekonomi
saja, tetapi juga dipengaruhi oleh adanya iklan. Peran iklan dalam meningkatkan pola konsumsi
sangat besar karena iklan dapat menciptakan mode atau trend yang terbaru. Melalui iklan
produk, fashion menjadi semakin melekat dikalangan remaja putri yang memperhatikan
penampilannya.
5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 10/40
10
Kebutuhan akan produk fashion didasari oleh adanya kebutuhan konsumen. Perilaku
konsumen dalam membeli produk fashion dapat dikatakan sebagai pembelian produk secara
simbolik. Remaja yang mengikuti trend mode dapat dikatagorikan sebagai pencerminan dari
kehidupan sosial konsumennya. Produk-produk fashion yang remaja kenakan secara tidak
langsung dapat memperlihatkan status sosialnya, image dan karakteristik pribadi remaja yang
bersangkutan. Produk fashion sendiri terbagi 2 jenis , antara lain :
1. Physiological : merupakan pakaian yang menutupi tubuh dan melindungi tubuh dari
elemen-elemen eksternal.
2. Safety : sebuah pakaian yang tidak mudah terbakar jika didekatkan dengan elemen
pemicu kebakaran.
Menurut Jacky Mussry, Partner / Kepala Divisi Consulting dan Research Mark Plus and
Co, bahwa gejala ramai-ramainya berbagai produk yang mengarah pada fashion muncul karena
konsumen semakin ingin diakui jati dirinya sebagai suatu pribadi. Maka dari itu, mereka sengaja
membentuk identitasnya sendiri dan kemudian bersatu dengan kelompok yang selaras
dengannya. Jenis-jenis produk fashion sendiri sekarang ini sudah banyak berkembang. Produsen
yang berlomba-lomba menciptakan trend mode fashion terbaru, membuat pemasaran menjadi
semakin bervariasi. Di dunia bisnis, macam-macam produk fashion sangat bervariasi sekarang
ini.
2. Definisi Operasional
Perilaku konsumtif dapat didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu yang secara
langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis
termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan
tersebut. Sedangkan, fashion didefinisikan sebagai gaya yang diterima dan digunakan oleh
mayoritas anggota sebuah kelompok dalam satu waktu tertentu.
5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 11/40
11
3. Hipotesis Umumnya perilaku konsumtif remaja putri cenderung yang mereka lakukan hanya untuk
mengikuti tren, mode atau malah hanya ingin membeli tanpa memikirkan kegunaan dari barang
yang mereka beli.
5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 12/40
12
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang
bermaksud membuat pemeriaan (penyandraan) secara sistematis, factual, dan akurat mengenai
fakta-fakta dan sifat-sifat populasi tertentu. (Prof. Dr. Usman, M.Pd., M.T. 2008; 4) dan juga
bertujuan untuk menggambarkan keadaan status fenomena dimana yang digambarkan dengan
kata-kata atau kalimat dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan
(Arikunto, 1997;254)
Dalam penelitian ini dijelaskan tentang prilaku konsumtif dalam berbelanja fashion . Dan
penelitian ini merupakan penelitian lapangan, peneliti akan terjun langsung ke lapangan (lokasi
penelitian) agar mendapatkan data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian.
y Lokasi Penelitian
Untuk mendapatkan data yang diperlukan maka, penelitian ditujukan pada pusat
perbelanjaan Palembang Indah Mall di kawasan 23 ilir.
y Jenis Penelitian
Pengelompokan jenis- jenis penelitian tergantung pada pedoman dari sudut pandang
mana pengelompokan itu ditinjau. Ditinjau dari jenis penelitian ini termasuk penelitian kualitatif
yang menghasilkan data deskriptif yaitu penelitian yang langsung bertujuan untuk memberikan
data seteliti mungkin tentang.
2. Strategi Penelitian
Dalam penelitian ditentukan tahap-tahap penelitian, dan bagaimana beranjaknya dari
tahap satu ke tahap yang lain dalam proses yang berbentuk siklus. Tahapan-tahapan tersebut
5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 13/40
13
memiliki tiga fase pokok: Pertama. Tahap orientasi dengan mendapatkan informasi tentang apa
yang penting untuk ditemukan, atau orientasi dan peninjauan. Kedua, tahap eksplorasi dengan
menemukan sesuatu secara eksplorasi terfokus, dan ketiga, tahap member check dengan
mengecek temuan menurut prosedur yang tepat dan memperoleh laporan akhir.
3. Peranan Peneliti
Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit. Peneliti berperan sebagai
perencana penelitian sekaligus merupakan pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir data,
serta menjadi pelapor hasil penelitiannya. Di sini peneliti bertindak sebagai instrumen penelitian
yang dimaksudkan sebagai alat mengumpulkan data seperti pada penelitian kuantitatif.
4. Penentuan Informan
Penentuan subjek penelitian dan informan pada penelitian dan informan pada penelitian
kualitatif erat kaitannya dengan faktor-faktor kontekstual. (Moeloeng, 2002; 181). Subyek dan
informan dalam penelitian ini dimaksud adalah responden penelitian dan berfungsi untuk
menjaring sebanyak-banyaknya data dan informasi yang akan berguna bagi pembentukan kosep
dan proposisi sebagai temuan penelitian (Bunging, 2003; 206). Penentu informan dalam
penelitian ini menggunakan dengan cara purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan
informasi sesuai dengan permasalahan penelitian.
5. Teknik Pengumpulan Data
A. Observasi / Pengamatan
Peneliti akan melakukan pengamatan di lapangan dengan melakukan pecatatan-
pencatatan secara sistematis terhadap fenomena dan gejala yang berlangsung dalam proses social
yang terjadi di lapangan dalam upaya menggali data kualitatif yang diukur secara tidak langsung
berupa sikap, prilaku, dan aktifitas.
5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 14/40
14
Selain itu peneliti akan melakukan Penelitian Kepustakaan ( Library Research) yang
dilakukan dengan menghimpun data dari berbagai literatur baik di perpustakaan maupun di
tempat lain. Literatur yang digunakan tidak terbatas pada buku-buku tetapi juga bahan-bahan
dokumentasi serta artikel-artikel baik yang bersumber dari media cetak mai\upun media
elektronik yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.
B. Wawancara / Interview
Wawancara merupakan suatu cara pengumpulan data atau informasi dengan cara
langsung bertatap muka dengan informan dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap
tentang masalah yang diteliti, wawancara yang dimaksud dilakukan dengan informan atau subjek
penelitian pada umumnya. Dalam proses interview ada dua pihak yang menempati kedudukan
yang berbeda. Satu pihak berfungsi sebagai pencari informasi atau interviewer sedangkan pihak
lain berfungsi sebagai pemberi informasi atau informan (responden). Pedoman wawancara yang
kami gunakan berbentuk pertanyaan pertanyaan kepada informan yang akan diwawancarai,
pedomannya seperti di bawah ini :
Nama :
Umur :
1. Berapa kali anda berbelanja dalam waktu satu bulan ?
2. Apa saja yang anda beli?
3. Apakah barang yang anda beli dipergunakan sesuai dengan kebutuhan?
4. Berapa uang yang anda keluarkan dalam sekali berbelanja?
5. Berapa penghasilan orang tua anda (kisaran < Rp. 2.000.000 , > Rp.2. 000.000?
6. Dalam berbelanja, apakah anda pernah berencana membeli barang A tetapi ternyata
barang yang anda beli adalah barang B, apakah anda sering mengalami hal seperti itu?
Jika iya apa alasannya?
Metode penarikan sampel dalam penelitian ini adalah
1. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja putri yang berusia antara 14-20 tahun.
5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 15/40
15
2. Sampel dalam penelitian ini kita ambil menurut lokasi yang umum menjadi tempat para
remaja putri dalam berbelanja kubutuhan fashion mereka
6. Teknik Pengolahan Data
Data yang berupa kalimat-kalimat yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara
diolah dan dianalisa supaya menghasilkan kesimpulan yang valid (Sutopo, 1988). Ada tiga
komponen pokok dalam tahap analisa, yaitu :
1. Data Reduksi
Merupakan proses seleksi pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data yang ada
dalam field note. Proses ini berlangsung sepanjang pelaksanaan penelitian dan saat pengumpulandata. Data reduksi bagian dari analisa yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus dan
membuang hal yang tidak penting, sehingga kesimpulan akhir dapat diperoleh.
2. Penarikan Kesimpulan
Sejak awal pengumpulan data, peneliti sudah harus mengerti tentang data-data yang
didapatkan. Kemudian data tersebut diverifikasi untuk mendapatkan hasil riset yang baik. Kedua
komponen analisa data tersebut aktivitasnya berbentuk interaksi dengan proses pengambilan datasebagai proses siklus dan sifatnya saling berkait baik sebelum, pada waktu, maupun sesudah
pelaksanaan pengumpulan data yang bergerak data reduksi, data display dan penarikan
kesimpulan. Analisa ini disebut model analisa interaktif.
7. Teknik Analisis
Studi penelitian ini dengan menggunakan teknik Analisis data kualitatif yang mana
proses penganalisisan data tersebut dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:
a. Data yang diperoleh diproses dan dilakukan penyusunan data dalam satuan-satuan
tertentu.
b. Analisis Komponensial (Component ial Analysi s)
5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 16/40
16
Analisis komponensial ini baru akan dilakukan setelah peneliti memiliki cukup banyak
fakta, informasi dari hasil wawancara dan atau observasi yang melacak kontras-kontras diantara
warga satu domain. Kontras-kontras tersebut oleh peneliti dipikirkan atau dicarikan dimensi-
dimensi yang bisa mewadahinya. Kontras-kontras yang dimasukkan ke dalam lembaran kerja
analisis kompenensial tersebut masih perlu dicek kembali guna memastikan apakah terpenuhi
secara memadai ataukah belum. Hasil pengecekan tersebut barangkali tanpa menimbulkan
perubahan apapun, tetapi mungkin juga diperlukan penambahan tertentu.
c. Penafsiran Data
Tahap ini merupakan tahap dimana teori-teori yang akan diterapkan di dalam suatu data
sehingga akan terjadi diskusi antara data di satu pihak dan teori di pihak lain yang pada akhirnya
akan diharapkan dan ditemukan beberapa asumsi yang dapat dijadikan dasar untuk mendukung
toeri-teori yang sudah ada.
8. Teknik Triangulasi
Dalam rangka mencari validitas data dalam penelitian digunakan metode triangulasi.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di
luar data itu untuk keperluan pengecekan data atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik
triangulasi yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lain (Moleong,
1988).
Dalam hal ini metode triangulasi yang digunakan yaitu triangulasi data dengan
menggunakan beberapa sumber untuk mengumpulkan data yang sama yaitu dengan melakukan
kroscek dengan beberapa sumber yang berkaitan dengan penelitian ini, dan dalam hal ini
sumber- sumber data yang akan kami jadikan data pembanding untuk mengkroscek data yang
kami dapatkan berupa penelitian-penelitian sebelumnya dengan fokus serupa diU
niversitasSriwijaya, artikel-artikel ilmiah, dan sebagainya. Data pembanding juga bisa kami dapatkan
misalnya di perpustakaan.
5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 17/40
17
9. Jadual Kegiatan Penelitian
Penelitian rencananya akan dilaksanakan yaitu pada tanggal 28 November 2011 sampai 5
Desember 2011.
5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 18/40
18
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Deskripsi Informan Penelitian
Deskripsi informan yaitu mengenai keadaan informan seperti identitas informan yang
terdiri dari 5 informan penelitian serta aktivitas penggunaan fashion di kalangan remaja putri.
Pada bagian ini akan diuraikan profil informan yang diperoleh melalui hasil wawancara. Ada 5
orang informan yang menggunakan fashion di kalangan remaja putri.
a. Informan 1
Laura (20 tahun). Menggunakan fashion karena ingin terlihat lebih menarik saat bersekolah.
b. Informan 2
Mira (19 tahun). Menggunakan fashion karena ingin tampil menarik saat beraktivitas
seperti jalan jalan.
c. Informan 3
Kiki (20 tahun). Menggunakan fashion karena hanya sebagai pajangan atau dengan kata
lain kolektor fashion
d. Informan 4
Sania (19 tahun). Menggunakan fashion karena ingin tampil menarik saat berpergian dan
menghadiri acara acara tertentu.
e. Informan 5
Rani (17 tahun). Menggunakan fashion karena menggemari untuk mengkoleksi busana
busana fashion atau kolektor fashion.
Berikut hasil wawancara peneliti dengan 5 informan remaja putri yang sebagai konsumenfashion :
1. Nama : Laura
Umur : 18 tahun
5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 19/40
19
7. Berapa kali anda berbelanja dalam waktu satu bulan ?
T id ak t entu t ergantun g keuan gan d an kebutuhan. Biasan ya satu bulan sekal i
8. Apa saja yang anda beli?
P akaian untuk di pakai jalan- jalan, aksesor i s seper t i band o jepit d an ikat rambut
9. Apakah barang yang anda beli dipergunakan sesuai dengan kebutuhan?
I ya biasan ya aksesor i s saya pakai pad a saat sek olah biar lebih rapi saat berad a di
sek olah d an t erl ihat lebih menar ik .
10. Berapa uang yang anda keluarkan dalam sekali berbelanja?
S ek it ar 30 r ibu ± 70 r ibu
11. Berapa penghasilan orang tua anda (kisaran < Rp. 2.000.000 , > Rp.2. 000.000?
> Rp. 2.000.000
12. Dalam berbelanja, apakah anda pernah berencana membeli barang A tetapi ternyata
barang yang anda beli adalah barang B, apakah anda sering mengalami hal seperti itu?
Jika iya apa alasannya?
I ya ser in g . Karena pad a saat saya mencar i baran g yan g in g in saya bel i , saya t id ak
sen gaja mel ihat baran g lain yamg lebih menar ik , karena baran g t ersebut bag u s d an lag i
t ren pad a saat ini makan ya saya lan gsun g bel i.
2. Nama : Mira
Umur : 19 tahun
1. Berapa kali anda berbelanja dalam waktu satu bulan ?
T id ak t entu. P ad a saat sed an g jalan- jalan ad a baran g yan g menar ik saya bel i.
2. Apa saja yang anda beli?
Baju, jean s t et api lebih ser in g baju
3. Apakah barang yang anda beli dipergunakan sesuai dengan kebutuhan?
Biasa
n ya saya paka
isaa
t jala
n- jala
nseper
t i ini
t et ap
ijika m
od el n ya s
ud ah lama baj
u
n ya saya simpan di lemar i.
4. Berapa uang yang anda keluarkan dalam sekali berbelanja?
S ek it ar 70 r ibu ± 150 r ibu
5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 20/40
20
5. Berapa penghasilan orang tua anda (kisaran < Rp. 2.000.000 , > Rp.2. 000.000?
> Rp. 2. 000.000
6. Dalam berbelanja, apakah anda pernah berencana membeli barang A tetapi ternyata
barang yang anda beli adalah barang B, apakah anda sering mengalami hal seperti itu?
Jika iya apa alasannya?
T id ak saya bel i baran g yan g saya bel i d ul u jika ad a baran g yan g lain yan g bag u s saya
akan membel in ya jika uan g saya ad a yan g lebih.
3. Nama : Kiki
Umur : 20 tahun
1. Berapa kali anda berbelanja dalam waktu satu bulan ?
2-3 kal i
2. Apa saja yang anda beli?
Aksesor i s , baju
3. Apakah barang yang anda beli dipergunakan sesuai dengan kebutuhan?
Ad a baran g yan g saya pakai ad a ju ga baran g yan g saya simpan untuk pajan gan.
4. Berapa uang yang anda keluarkan dalam sekali berbelanja?
50 r ibu ± 100 r ibu
5. Berapa penghasilan orang tua anda (kisaran < Rp. 2.000.000 , > Rp.2. 000.000?
> Rp. 2.000.000
6. Dalam berbelanja, apakah anda pernah berencana membeli barang A tetapi ternyata
barang yang anda beli adalah barang B, apakah anda sering mengalami hal seperti itu?
Jika iya apa alasannya?
I ya , soal n ya saya ser in g t erg iur jika mel ihat baran g yan g bag u s apa lag i jika baran g
t ersebut lag i t ren. Biasan ya baran g yan g lag i t ren itu cepat habi s jadi saya lan gsun g
membel i.
4. Nama : Sania
Umur : 19 tahun
5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 21/40
21
1. Berapa kali anda berbelanja dalam waktu satu bulan ?
S atu bulan sekal i
2. Apa saja yang anda beli?
Baju, sepatu at au sand al
3. Apakah barang yang anda beli dipergunakan sesuai dengan kebutuhan?
I ya biasan ya saya pakai untuk beperg ian, baju-baju yan g dibel i mod el bajun ya bag u s
jika di simpan bajun ya bi sa di g unakan untuk acara-acara t er t entu.
4. Berapa uang yang anda keluarkan dalam sekali berbelanja?
100 r ibu ± 200 r ibu
5. Berapa penghasilan orang tua anda (kisaran < Rp. 2.000.000 , > Rp.2. 000.000?
> Rp. 2.000.000
6. Dalam berbelanja, apakah anda pernah berencana membeli barang A tetapi ternyata
barang yang anda beli adalah barang B, apakah anda sering mengalami hal seperti itu?
Jika iya apa alasannya?
Biasan ya saya membel i baran g yan g saya in g in bel i t erlebih d ahul u, jika saya pun ya
uan g lebih saya akan membel i baran g yan g saya l ihat bag u s/menar ik t adi.
5. Nama : Rani
Umur : 17 tahun
1. Berapa kali anda berbelanja dalam waktu satu bulan ?
2 kal i
2. Apa saja yang anda beli?
P akaian, aksesor i s
3. Apakah barang yang anda beli dipergunakan sesuai dengan kebutuhan?
Biasan ya baran g yan g saya bel i saya pakai han ya sesekal i saja , han ya baran g -baran g
t er
t entu
yan g saya ser
in g paka
ikare
na bara
n g
t erseb
ut mod
el n ya mema
n g bag
u s
d an
saya suka bi sa dikat akan favor it
4. Berapa uang yang anda keluarkan dalam sekali berbelanja?
50 r ibu ± 100 r ibu
5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 22/40
22
5. Berapa penghasilan orang tua anda (kisaran < Rp. 2.000.000 , > Rp.2. 000.000?
> Rp.2.000.000
6. Dalam berbelanja, apakah anda pernah berencana membeli barang A tetapi ternyata
barang yang anda beli adalah barang B, apakah anda sering mengalami hal seperti itu?
Jika iya apa alasannya?
I ya baran g -baran g yan g lag i t rend d an mod el n ya bag u s ser in g membuat saya t erg iur
untuk memil ik i baran g t ersebut. Biasan ya saya ser in g ketok o buk u untuk mencar i buk u
penun jan g pelajaran karena t id ak sen gaja mel ihat baju yan g bag u s saya jadi membel i
baju t ersebut.
Dari hasil wawancara tersebut dapat ditarik benang merah dari perilaku konsumtif pada
remaja putri dalam konsumsi fashion yakni berupa konsumsi yang sebenarnya di luar kebutuhan,dari 5 informan terdapat 3 informan yang menyatakan menggunakan fashion agar tampil
menarik, sedangkan sisanya sebagai pajangan saja.
2. Fungsi atau Kegunaan Fashion bagi Pengguna Termasuk Remaja Putri
Banyak kaum muda tertarik dan menjadi konsumen yang secara tidak langsung mereka
menyadari bahwa fashion merupakan suatu identitas penting yang harus di lakukan untuk
memenuhi kebutuhan mereka, dalam hal ini kepuasaan rasa memiliki. Fashion itu sepertimenciptakan ilusi. Pakar fashion Sonny Muchilson menjelaskan bahwa berbusana fashion itu
pada intinya bagaimana mengalihkan perhatian atau atensi orang di luar lingkungan rumah dan
mengetahui kekurangan dan kelebihan diri. Seperti yang diungkap beberapa informan :
³I ya biasan ya aksesor i s saya pakai pad a saat sek olah biar lebih rapi saat berad a di
sek olah d an t erl ihat lebih menar ik´. (Laura)
³ B
iasan ya saya paka
isaat jalan- jalan seper t
i ini t et ap
ijika mo
d el n ya su
d ah lama
bajun ya saya simpan di lemar i´. (Mira)
³I ya biasan ya saya pakai untuk beperg ian, baju-baju yan g dibel i mod el bajun ya bag u s
jika di simpan bajun ya bi sa di g unakan untuk acara-acara t er t entu´. (Sania)
5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 23/40
23
Selama berabad-abad tiap individu dan masyarakat telah menggunakan pakaian dan
hiasan tubuh lainnya sebagai bentuk komunikasi nonverbal. Fashion juga berguna untuk
menunjukkan pekerjaan, pangkat, jenis kelamin, lokalitas, kelas, kekayaan, dan afiliasi
kelompok. Fashion merupakan bentuk kebebasan ekspresi. Hal ini tidak hanya mencakup
pakaian, tetapi juga aksesoris, perhiasan, gaya rambut, kecantikan, dan seni tubuh. Apa yang
dipakai, bagaimana, dan kapan memakainya, orang lain akan menilai bagaimana status sosial
seseorang.
a. Fashion sebagai Simbol
Fashion merupakan bahasa simbol dan ikonografi sebagai komunikasi non-verbal tentang
individu dan kelompok. Fashion dalam segala bentuknya dari tato, tindik pusar, hingga
gaya rambut terbaru, merupakan contoh dari ikonografi untuk mengungkapkan identitas
diri seseorang.
b. Fashion sebagai Barometer Perubahan Budaya
Bagaimana memandang keindahan atau keburukan fisik tergantung pada ruang dan
waktu. Mungkin tidak akan mengatakan perempuan yang dilukis pada abad ke-18 adalah
cantik jika memakai standar wanita cantik yang berlaku pada abad 21. Orang-orang yang
bertahan pada adat yang ideal dan tidak mampu mengikuti perubahan mode, akan
dianggap gagal dalam fashion test. Sedangkan mereka yang lulus dalam fashion test akan
selalu menghabiskan hidup mereka dengan diet, olahraga, operasi kosmetik, dan
perawatan lainnya. Termasuk berbelanja dan membeli baju model terbaru dengan merek
terkenal.
Dalam bahasan ini, fashion tidak akan berada jauh dari konsep konsumerisme. George
Simmel menekankan tentang interaksi pertukaran dalam ekonomi. Menurutnya model barudalam mengkonsumsi muncul berkat kemunculan uang dan masyarakat perkotaan. Pertumbuhan
kelas sosial urban dan model baru konsumsi tersebut terkait dengan modifikasi barang konsumsi.
Pertumbuhan imajinasi mengenai barang konsumsi muncul dari penilaian pada barang tersebut.
5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 24/40
24
Puncak imajinasi itu berperan pada munculnya masyarakat urban yang berorientasi pada
pemasaran mode (fashion) (Chaney, 2006 : 55). Simmel menyimpulkan bahwa mengkonsumsi
membentuk budaya baru dan mengkonstruksi masyarakat, di mana terjadi pergeseran dari
masyarakat konsumen (comsumer society) menjadi budaya konsumen (consumer culture).
Pendapat lainnya berasal dari Pierre Bordieu yang menghubungkan konsumsi dengan
simbol-simbol sosial. Menurutnya, barang konsumsi merupakan simbol status dan kelas sosial
seseorang. Konsumsi dibentuk oleh ide, simbol, dan selera yang menciptakan pembedaan dalam
masyarakat. Selera, preferensi, gaya hidup dan standar nilai ini ditentukan oleh kelas superior.
Kelas ini menentukan hegemoni dalam pola-pola konsumsi.
Pada zaman sekarang ini mengkonsumsi barang sama dengan mengkonsumsi simbol dan
citra. Featherstone memandang konsumsi sebagai sumber diferensiasi kelas dan status sosial. Ia
membagi budaya konsumen menjadi tiga tipe, pertama, konsumerisme merupakan tahap tertentu
kapitalis ; kedua, konsumerisme dan konsumsi merupakan persoalan tentang relasi benda-benda
dan cara melukiskan status. Praktik konsumsi merupakan strategi penciptaan dan pembedaan
status sosial; ketiga, kemunculan kreativitas konsumsi. Hal ini terkait dengan estetikasi konsumsi
yang kemudian menciptakan mode, estetisasi bentuk dan gaya hidup.
3.
Fashion pada Remaja Putri SebagaiB
agian dari Konsumerisme
Malcolm Barnard dalam ³Fashion sebagai Komunikasi: Identitas Sosial, Seksual, Kelas,
dan Gender³ (2009) mengungkapkan, fashion digunakan untuk menunjukkan nilai sosial atau
status, dan orang sering membuat penilaian terhadap nilai sosial, berdasarkan atas apa yang
dipakai oleh orang lain tersebut. Fashion bukan hanya soal pakaian, tetapi juga sebagai
mekanisme atau ideologi yang berlaku untuk hampir setiap area pada dunia modern, dari akhir
abad pertengahan dan periode sesudahnya.
Pakaian adalah wujud sebuah entitas yang berhubungan dengan hasrat untuk tampil
berbeda dengan komunitasnya. Oleh karenanya, berbagai upaya dilakukan dalam perkara
menghias tubuh, yang pada nantinya akan terpasung dalam hasrat-hasrat semu.
5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 25/40
25
Deni S Jumani dalam tulisannya ³Fashion Ideologi dan Politik Busana´ (2010)
menunjukkan, bahwa hasrat berlebihan untuk memiliki, bergaya, dan berbelanja, telah menjebak
manusia modern pada perilaku konsumerisme akut. Konsep konsumerisme merupakan gerakan
sosial pascakapitalisme awal untuk melindungi konsumen dari serangan produk yang tidak
berguna, inferior, dan berbahaya, seperti iklan yang menyesatkan atau harga yang tidak adil. Hal
ini terlihat dari ungkapan salah seorang informan bernama Kiki (20) yang berperilaku
konsumerisme akut :
³I ya , soal n ya saya ser in g t erg iur jika mel ihat baran g yan g bag u s apa lag i jika baran g
t ersebut lag i t ren. Biasan ya baran g yan g lag i t ren itu cepat habi s jadi saya lan gsun g
membel i´. (Kiki)
Termasuk di dalamnya konsep ekonomi liberal yang mengatakan bahwa konsumsi barang
terus berkembang dan menguntungkan bagi perekonomian, kendati fakta di lapangan
menunjukkan meningkatnya konsumsi barang berelasi secara signifikan dengan soal soal
pemerataan atau keadilan ekonomi.
Dalam pandangan teori konsumerisme, John Storey (Cultural Studies dan Kajian Budaya
Pop: Teori dan Metode, 2008), memandang perilaku konsumsi secara artifisial sangat
dipengaruhi oleh persepsi individu terhadap faktor eksternal, seperti produk-produk barang yangkerap ditansmisikan berbagai media dan produk-produk iklan. Dalam konteks industri busana,
laki-laki dan perempuan adalah obyek yang kerap dieksploitasi untuk kepentingan ekonomis.
Filsuf Mazhab Frankfurt, Herbert Mercuse (1968), menunjukkan bahwa ideologi
konsumerisme mendorong kebutuhan palsu dan bekerja sebagai satu bentuk kontrol sosial.
Pengiklan mendorong kebutuhan palsu untuk menjadi jenis orang tertentu, menggunakan tipe
pakaian tertentu, serta makan, minum, dan menggunakan barang khusus. Filsuf Jerman lainnya,
Karl Mainnhem (Ideologi dan Utopia, 1991) mengatakan, bahwa pengetahuan dan kesadaran
manusia atas satu teks itu tidak selalu obyektif. Pengetahuan (dan kesadaran) bersifat sosial,
politis, dan historis. Di sini, busana terkait dengan pengetahuan, kesadaran, dan cara hidup
5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 26/40
26
manusia (modern) yang dibentuk (by design), yang subyektif dan mencerminkan identitas sosial,
kultural, bahkan afiliasi politis dan ideologis penggunanya.
Bagi filsuf postmodernisme seperti Pierre Bourdieu (1984), perilaku konsumerisme
bertujuan untuk melakukan pelabelan sekaligus pembedaan sosial, menunjukkan adanya
pertarungan kelompok dan kelas sosial. Konsumerisme (termasuk mengonsumsi busana secara
berlebih dan mahal) sesungguhnya bukanlah ranah ilmu ekonomi, namun sebuah pergulatan nilai
dan identitas modern yang lebih pas dikategorisasi sebagai problem budaya.
Hedonisme-konsumerisme modern dipahami sebagai pencarian kenikmatan dan makna
melalui godaan pembaruan yang selalu disediakan pasar. Dalam logika modernitas, fashion atau
gaya berbusana bukanlah eksploitasi irasional, melainkan suatu pencarian eksistensial dalam
kultur modernitas yang kian sekular dan irasional.
Baudrillard memandang konsumerisme sebagai budaya konsumen yang memiliki ciri
penting sebagai gerakan menuju ke arah produksi massal yang menjadi jantung hidup sistem
kapitalisme. Kemenangan budaya massa yang memberi dorongan simulasional telah
mengaburkan batasan antara realita dan imajinasi, memaksa manusia modern hidup dalam dunia
halusinasi dan komodifikasi µestetik¶.
4. Penyebab dan Dampak Fashion Pada Remaja Putri
Mengikuti trend mode fashion selalu saja identik dengan penghambur-hamburan uang.
Namun dibalik semua itu, sebenarnya mengikuti trend mode fashion tidak ada ruginya sama
sekali. Banyak manfaat juga yang bisa remaja dapat dari keaktifannya mengikuti arus fashion
tersebut. Secara tidak langsung, remaja yang mengikuti fashion menjadi terlatih untuk
berpenampilan baik. Selain itu, remaja juga bisa mendapatkan teman-teman baru dengan terjun
mengikuti dunia fashion. Kecenderungan menghamburkan uang dapat dilihat dari ungkapaninforman bernama Laura (18) :
5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 27/40
27
³I ya ser in g . Karena pad a saat saya mencar i baran g yan g in g in saya bel i , saya t id ak
sen gaja mel ihat baran g lain yamg lebih menar ik , karena baran g t ersebut bag u s d an lag i
t ren pad a saat ini makan ya saya lan gsun g bel i.´ (Laura)
Fashion di kalangan remaja putri merupakan target pasar yang potensial. Ada beberapa
alasan kenapa remaja putri menjadi sasaran pasar yang menarik. Pertama, remaja putri
merupakan konsumen langsung. Kedua, remaja putri merupakan pembujuk yang hebat di
lingkungan manapun. Ketiga, remaja putri adalah konsumen remaja masa depan. Artinya bahwa
dengan bertambahnya waktu, remaja yang dulunya dibiayai orangtuannya untuk membeli
produk-produk fashion akan berubah menjadi seorang remaja yang memiliki penghasilan sendiri
untuk memenuhi kebutuhan fashion di masa mendatang. Bagi sejumlah produsen, kelompok
remaja putri merupakan salah satu target yang menggiurkan. Alasannya karena remaja putri biasanya mudah terbujuk iklan, suka ikut-ikutan teman, tidak realistis, dan cenderung boros
dalam penggunaan uang.
Di kalangan remaja yang memiliki orangtua dengan kelas ekonomi menengah ke atas,
mal sudah menjadi rumah kedua bagi mereka. Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka
mengikuti trend mode yang sedang beredar. Padahal sebuah mode itu sendiri cenderung selalu
berubah dari waktu ke waktu. Sedangkan di kalangan remaja yang memiliki orangtua dengan
kelas menengah ke bawah, mereka berusaha untuk mengikuti trend mode yang sedang beredar
walaupun uang menjadi kendala utama bagi mereka. Tetapi pada dasarnya, trend mode untuk
kalangan menengah ke atas dan kalangan menengah ke bawah adalah sama. Yang membedakan
adalah jenis barang dan harga barang tersebut. Untuk kalangan menengah ke atas, mereka
membeli barang-barang yang bermerk (misalnya, Logo, Dust, Volcom, Billabong, Quicksilver,
Ripcurl, Polo) dan tentu saja dengan harga yang lumayan mahal. Sedangkan untuk kalangan
menengah ke bawah, mereka hanya bisa membeli barang-barang tiruan yang trend modenya
sama dengan trend mode aslinya.
Pola konsumsi fashion tidak hanya dipengaruhi oleh status sosial ekonomi saja, tetapi
juga dipengaruhi oleh adanya iklan. Peran iklan dalam meningkatkan pola konsumsi sangat besar
karena iklan dapat menciptakan mode atau trend yang terbaru. Melalui iklan produk, fasion
5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 28/40
28
menjadi semakin melekat di kalangan remaja putri yang memperhatikan penampilannya.
Kemunculan iklan produk fashion sendiri disesuaikan dengan sasaran pasar. Contohnya iklan
baju Polo, celana jeans Logo, Lea, Dust yang sering terpampang di berbagai majalah remaja
seperti Gaul, Gadis, Aneka, Hai, dan Olga. Dari iklan-iklan produk fashion tersebut, remaja putri
akan dipengaruhi oleh perkembangan fashion yang beredar dari hari ke harinya.
Lingkungan sekitar merupakan tempat sosialisasi setelah di dalam keluarga. Pengaruh
lingkungan terhadap kehidupan seseorang bisa lebih besar pengaruhnya dari pada pengaruh
dalam keluarga itu sendiri. demikian juga dengan kehidupan remaja putri. Kehidupannya, dalam
hal ini gaya hidupnya banyak dipengaruhi oleh lingkungan pergaulannya. Cara berdandan, cara
berpakaian banyak dipengaruhi oleh lingkungan pergaulannya. Hal ini disebabkan karena remaja
putri sebagian besar waktunya dihabiskan di luar rumah baik mengikuti bimbingan belajar,sekolah, kursus, atau hanya sekedar berkumpul dengan teman-temannya di pusat perbelanjaan
atau mall. Oleh karena itu, faktor lingkungan juga menjadi faktor yang berpengaruh terhadap
pola konsumsi produk fashion di kalangan remaja putri.
Dari manfaat yang dapat diperoleh remaja, mengikuti arus fashion juga akan memperoleh
dampak-dampak tertentu. Pola konsumsi remaja putri yang sekarang ini meningkat tajam dapat
juga menimbulkan berbagai macam dampak. Dampak-dampak tersebut antara lain :
a. Dampak positif
1. Remaja putri akan mempunyai wawasan yang luas tentang bagaimana cara berpakaian
menurut mode fashion yang sedang beredar.
2. Remaja putri akan mendapat teman-teman baru karena mereka masuk dalam kelompok-
kelompok penggemar trend mode fashion.
b.
Dampak negatif
1. Remaja putri akan bertindak boros dalam pengeluarannya dikarenakan mereka berusaha
selalu mengikuti trend mode fashion yang sedang beredar.
5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 29/40
29
2. Remaja putri akan membeli barang-barang yang mungkin tidak mereka butuhkan karena
mereka hanya mengikuti hasrat untuk memiliki barang-barang yang sedang marak di
kalangan mereka.
Dengan kata lain dampak negatifnya yakni adanya trend fashion yang membludak dan
membabi buta melahirkan culture shock yakni efek kejut negatif dalam hal pergaulan, dalam
artian bersikap terus-menerus untuk konsumtif terhadap apa yang di sebut ´brand new´ dan
mengagung-agungkan kata ´prestige´ untuk sebuah kelayakan dalam norma sosial. Hal ini
mengakibatkan pemaksaan-pemaksaan kebutuhan individu, memborosi pengeluaran sendiri dan
pada akhirnya terpental dan menyadari bahwa hal itu tidaklah dituntut untuk dipenuhi
keterbatasan untuk rasa memiliki.
5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 30/40
30
BAB V
PENUTUP
Sebagai kesimpulan, mengapa remaja putri ingin mendapatkan baju atau aksesoris penunjang penampilan mereka, walaupun sebenarnya apa yang mereka beli tidak masuk dalam
kategori kebutuhan bahkan tidak mereka gunakan? Sesuai dengan hipotesis, umumnya perilaku
konsumtif remaja putri cenderung yang mereka lakukan hanya untuk mengikuti tren, mode atau
malah hanya ingin membeli tanpa memikirkan kegunaan dari barang yang mereka beli. Dari
hasil wawancara kepada 5 informan remaja putri dapat ditarik benang merah dari perilaku
konsumtif pada remaja putri dalam konsumsi fashion yakni berupa konsumsi yang sebenarnya di
luar kebutuhan, dari 5 informan terdapat 3 informan yang menyatakan menggunakan fashion
agar tampil menarik, sedangkan sisanya sebagai pajangan saja.
Fashion itu seperti menciptakan ilusi. Pakar fashion Sonny Muchilson menjelaskan
bahwa berbusana fashion itu pada intinya bagaimana mengalihkan perhatian atau atensi orang
dari kekurangan dan kelebihan diri. Apa yang dipakai, bagaimana, dan kapan memakainya, orang
lain akan menilai bagaimana status sosial seseorang. Fashion sebagai simbol, fashion merupakan
bahasa simbol dan ikonografi sebagai komunikasi non-verbal tentang individu dan kelompok.
Fashion dalam segala bentuknya mulai dari tato, tindik pusar, pakaian, alas kaki hingga gayarambut terbaru, merupakan contoh dari ikonografi untuk mengungkapkan identitas diri
seseorang.
Dalam pandangan teori konsumerisme, John Storey (Cultural Studies dan Kajian Budaya
Pop: Teori dan Metode, 2008), memandang perilaku konsumsi secara artifisial sangat
dipengaruhi oleh persepsi individu terhadap faktor eksternal, seperti produk-produk barang yang
kerap ditansmisikan berbagai media dan produk-produk iklan. Dalam konteks industri busana,
laki-laki dan perempuan adalah obyek yang kerap dieksploitasi untuk kepentingan ekonomis.
Filsuf Mazhab Frankfurt, Herbert Mercuse (1968), menunjukkan bahwa ideologi
konsumerisme mendorong kebutuhan palsu dan bekerja sebagai satu bentuk kontrol sosial.
5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 31/40
31
Pengiklan mendorong kebutuhan palsu untuk menjadi jenis orang tertentu, menggunakan tipe
pakaian tertentu, serta makan, minum, dan menggunakan barang khusus. Filsuf Jerman lainnya,
Karl Mainnhem (Ideologi dan Utopia, 1991) mengatakan, bahwa pengetahuan dan kesadaran
manusia atas satu teks itu tidak selalu obyektif. Pengetahuan (dan kesadaran) bersifat sosial,
politis, dan historis. Di sini, busana terkait dengan pengetahuan, kesadaran, dan cara hidup
manusia (modern) yang dibentuk (by design), yang subyektif dan mencerminkan identitas sosial,
kultural, bahkan afiliasi politis dan ideologis penggunanya.
Bagi filsuf postmodernisme seperti Pierre Bourdieu (1984), perilaku konsumerisme
bertujuan untuk melakukan pelabelan sekaligus pembedaan sosial, menunjukkan adanya
pertarungan kelompok dan kelas sosial. Konsumerisme (termasuk mengonsumsi busana secara
berlebih dan mahal) sesungguhnya bukanlah ranah ilmu ekonomi, namun sebuah pergulatan nilaidan identitas modern yang lebih pas dikategorisasi sebagai problem budaya.
Hedonisme-konsumerisme modern dipahami sebagai pencarian kenikmatan dan makna
melalui godaan pembaruan yang selalu disediakan pasar. Dalam logika modernitas, fashion atau
gaya berbusana bukanlah eksploitasi irasional, melainkan suatu pencarian eksistensial dalam
kultur modernitas yang kian sekular dan irasional.
Baudrillard memandang konsumerisme sebagai budaya konsumen yang memiliki ciri penting sebagai gerakan menuju ke arah produksi massal yang menjadi jantung hidup sistem
kapitalisme. Kemenangan budaya massa yang memberi dorongan simulasional telah
mengaburkan batasan antara realita dan imajinasi, memaksa manusia modern hidup dalam dunia
halusinasi dan komodifikasi µestetik¶.
Mengikuti trend mode fashion selalu saja identik dengan penghambur-hamburan uang.
Namun dibalik semua itu, sebenarnya mengikuti trend mode fashion tidak ada ruginya sama
sekali. Banyak manfaat juga yang bisa remaja dapat dari keaktifannya mengikuti arus fashion
tersebut. Secara tidak langsung, remaja yang mengikuti fashion menjadi terlatih untuk
berpenampilan baik. Selain itu, remaja juga bisa mendapatkan teman-teman baru dengan terjun
mengikuti dunia fashion.
5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 32/40
32
Fashion di kalangan remaja putri merupakan target pasar yang potensial. Ada beberapa
alasan kenapa remaja putri menjadi sasaran pasar yang menarik. Pertama, remaja putri
merupakan konsumen langsung. Kedua, remaja putri merupakan pembujuk yang hebat di
lingkungan manapun. Ketiga, remaja putri adalah konsumen remaja masa depan. Artinya bahwa
dengan bertambahnya waktu, remaja yang dulunya dibiayai orangtuannya untuk membeli
produk-produk fashion akan berubah menjadi seorang remaja yang memiliki penghasilan sendiri
untuk memenuhi kebutuhan fashion di masa mendatang. Bagi sejumlah produsen, kelompok
remaja putri merupakan salah satu target yang menggiurkan. Alasannya karena remaja putri
biasanya mudah terbujuk iklan, suka ikut-ikutan teman, tidak realistis, dan cenderung boros
dalam penggunaan uang.
Pola konsumsi fashion tidak hanya dipengaruhi oleh status sosial ekonomi saja, tetapi juga dipengaruhi oleh adanya iklan. Peran iklan dalam meningkatkan pola konsumsi sangat besar
karena iklan dapat menciptakan mode atau trend yang terbaru. Melalui iklan produk, fasion
menjadi semakin melekat di kalangan remaja putri yang memperhatikan penampilannya.
Kemunculan iklan produk fashion sendiri disesuaikan dengan sasaran pasar. Contohnya iklan
baju Polo, celana jeans Logo, Lea, Dust yang sering terpampang di berbagai majalah remaja
seperti Gaul, Gadis, Aneka, Hai, dan Olga. Dari iklan-iklan produk fashion tersebut, remaja putri
akan dipengaruhi oleh perkembangan fashion yang beredar dari hari ke harinya.
Lingkungan sekitar merupakan tempat sosialisasi setelah di dalam keluarga. Pengaruh
lingkungan terhadap kehidupan seseorang bisa lebih besar pengaruhnya dari pada pengaruh
dalam keluarga itu sendiri. demikian juga dengan kehidupan remaja putri. Kehidupannya, dalam
hal ini gaya hidupnya banyak dipengaruhi oleh lingkungan pergaulannya. Cara berdandan, cara
berpakaian banyak dipengaruhi oleh lingkungan pergaulannya. Hal ini disebabkan karena remaja
putri sebagian besar waktunya dihabiskan di luar rumah baik mengikuti bimbingan belajar,
sekolah, kursus, atau hanya sekedar berkumpul dengan teman-temannya di pusat perbelanjaanatau mall. Oleh karena itu, faktor lingkungan juga menjadi faktor yang berpengaruh terhadap
pola konsumsi produk fashion di kalangan remaja putri.
5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 33/40
33
Dari manfaat yang dapat diperoleh remaja, mengikuti arus fashion juga akan memperoleh
dampak-dampak tertentu. Pola konsumsi remaja putri yang sekarang ini meningkat tajam dapat
juga menimbulkan berbagai macam dampak. Dampak-dampak tersebut antara lain :
c. Dampak positif
3. Remaja putri akan mempunyai wawasan yang luas tentang bagaimana cara berpakaian
menurut mode fashion yang sedang beredar.
4. Remaja putri akan mendapat teman-teman baru karena mereka masuk dalam kelompok-
kelompok penggemar trend mode fashion.
d. Dampak negatif
3. Remaja putri akan bertindak boros dalam pengeluarannya dikarenakan mereka berusaha
selalu mengikuti trend mode fashion yang sedang beredar.
4. Remaja putri akan membeli barang-barang yang mungkin tidak mereka butuhkan karena
mereka hanya mengikuti hasrat untuk memiliki barang-barang yang sedang marak di
kalangan mereka.
Dengan kata lain dampak negatifnya yakni adanya trend fashion yang membludak dan
membabi buta melahirkan culture shock yakni efek kejut negatif dalam hal pergaulan, dalam
artian bersikap terus-menerus untuk konsumtif terhadap apa yang di sebut ´brand new´ dan
mengagung-agungkan kata ´prestige´ untuk sebuah kelayakan dalam norma sosial. Hal ini
mengakibatkan pemaksaan-pemaksaan kebutuhan individu, memborosi pengeluaran sendiri dan
pada akhirnya terpental dan menyadari bahwa hal itu tidaklah dituntut untuk dipenuhi
keterbatasan untuk rasa memiliki.
5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 34/40
34
LAMPIRAN I
Pedoman wawancara
Nama :Umur :
13. Berapa kali anda berbelanja dalam waktu satu bulan ?
14. Apa saja yang anda beli?
15. Apakah barang yang anda beli dipergunakan sesuai dengan kebutuhan?
16. Berapa uang yang anda keluarkan dalam sekali berbelanja?
17. Berapa penghasilan orang tua anda (kisaran < Rp. 2.000.000 , > Rp.2. 000.000?
18. Dalam berbelanja, apakah anda pernah berencana membeli barang A tetapi ternyata
barang yang anda beli adalah barang B, apakah anda sering mengalami hal seperti itu?
Jika iya apa alasannya?
5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 35/40
35
LAMPIRAN II
6. Nama : Laura
Umur : 18 tahun
1. Berapa kali anda berbelanja dalam waktu satu bulan ?
T id ak t entu t ergantun g keuan gan d an kebutuhan. Biasan ya satu bulan sekal i
2. Apa saja yang anda beli?
P akaian untuk di pakai jalan- jalan, aksesor i s seper t i band o jepit d an ikat rambut
3. Apakah barang yang anda beli dipergunakan sesuai dengan kebutuhan?
I ya biasan ya aksesor i s saya pakai pad a saat sek olah biar lebih rapi saat berad a di
sek olah d an t erl ihat lebih menar ik .
4. Berapa uang yang anda keluarkan dalam sekali berbelanja?
S ek it ar 30 r ibu ± 70 r ibu
5. Berapa penghasilan orang tua anda (kisaran < Rp. 2.000.000 , > Rp.2. 000.000?
> Rp. 2.000.000
6. Dalam berbelanja, apakah anda pernah berencana membeli barang A tetapi ternyata
barang yang anda beli adalah barang B, apakah anda sering mengalami hal seperti itu?
Jika iya apa alasannya?
I ya ser in g . Karena pad a saat saya mencar i baran g yan g in g in saya bel i , saya t id ak
sen gaja mel ihat baran g lain yamg lebih menar ik , karena baran g t ersebut bag u s d an lag i
t ren pad a saat ini makan ya saya lan gsun g bel i.
7. Nama : Mira
Umur : 19 tahun
7. Berapa kali anda berbelanja dalam waktu satu bulan ?
T id ak t entu. P ad a saat sed an g jalan- jalan ad a baran g yan g menar ik saya bel i.
8. Apa saja yang anda beli?
Baju, jean s t et api lebih ser in g baju
5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 36/40
36
9. Apakah barang yang anda beli dipergunakan sesuai dengan kebutuhan?
Biasan ya saya pakai saat jalan- jalan seper t i ini t et api jika mod el n ya sud ah lama baju
n ya saya simpan di lemar i.
10. Berapa uang yang anda keluarkan dalam sekali berbelanja?
S ek it ar 70 r ibu ± 150 r ibu
11. Berapa penghasilan orang tua anda (kisaran < Rp. 2.000.000 , > Rp.2. 000.000?
> Rp. 2. 000.000
12. Dalam berbelanja, apakah anda pernah berencana membeli barang A tetapi ternyata
barang yang anda beli adalah barang B, apakah anda sering mengalami hal seperti itu?
Jika iya apa alasannya?
T id ak saya bel i baran g yan g saya bel i d ul u jika ad a baran g yan g lain yan g bag u s saya
akan membel in ya jika uan g saya ad a yan g lebih.
8. Nama : Kiki
Umur : 20 tahun
7. Berapa kali anda berbelanja dalam waktu satu bulan ?
2-3 kal i
8. Apa saja yang anda beli?
Aksesor i s , baju
9. Apakah barang yang anda beli dipergunakan sesuai dengan kebutuhan?
Ad a baran g yan g saya pakai ad a ju ga baran g yan g saya simpan untuk pajan gan.
10. Berapa uang yang anda keluarkan dalam sekali berbelanja?
50 r ibu ± 100 r ibu
11. Berapa penghasilan orang tua anda (kisaran < Rp. 2.000.000 , > Rp.2. 000.000?
> Rp. 2.000.000
12. Dalam berbelanja, apakah anda pernah berencana membeli barang A tetapi ternyata barang yang anda beli adalah barang B, apakah anda sering mengalami hal seperti itu?
Jika iya apa alasannya?
5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 37/40
37
I ya , soal n ya saya ser in g t erg iur jika mel ihat baran g yan g bag u s apa lag i jika baran g
t ersebut lag i t ren. Biasan ya baran g yan g lag i t ren itu cepat habi s jadi saya lan gsun g
membel i.
9. Nama : Sania
Umur : 19 tahun
7. Berapa kali anda berbelanja dalam waktu satu bulan ?
S atu bulan sekal i
8. Apa saja yang anda beli?
Baju, sepatu at au sand al
9. Apakah barang yang anda beli dipergunakan sesuai dengan kebutuhan?
I ya biasan ya saya pakai untuk beperg ian, baju-baju yan g dibel i mod el bajun ya bag u s
jika di simpan bajun ya bi sa di g unakan untuk acara-acara t er t entu.
10. Berapa uang yang anda keluarkan dalam sekali berbelanja?
100 r ibu ± 200 r ibu
11. Berapa penghasilan orang tua anda (kisaran < Rp. 2.000.000 , > Rp.2. 000.000?
> Rp. 2.000.000
12. Dalam berbelanja, apakah anda pernah berencana membeli barang A tetapi ternyata
barang yang anda beli adalah barang B, apakah anda sering mengalami hal seperti itu?
Jika iya apa alasannya?
Biasan ya saya membel i baran g yan g saya in g in bel i t erlebih d ahul u, jika saya pun ya
uan g lebih saya akan membel i baran g yan g saya l ihat bag u s/menar ik t adi.
10. Nama : Rani
Umur : 17 tahun
7. Berapa kali anda berbelanja dalam waktu satu bulan ?
2 kal i
8. Apa saja yang anda beli?
P akaian, aksesor i s
5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 38/40
38
9. Apakah barang yang anda beli dipergunakan sesuai dengan kebutuhan?
Biasan ya baran g yan g saya bel i saya pakai han ya sesekal i saja , han ya baran g -baran g
t er t entu yan g saya ser in g pakai karena baran g t ersebut mod el n ya meman g bag u s d an
saya suka bi sa dikat akan favor it
10. Berapa uang yang anda keluarkan dalam sekali berbelanja?
50 r ibu ± 100 r ibu
11. Berapa penghasilan orang tua anda (kisaran < Rp. 2.000.000 , > Rp.2. 000.000?
> Rp.2.000.000
12. Dalam berbelanja, apakah anda pernah berencana membeli barang A tetapi ternyata
barang yang anda beli adalah barang B, apakah anda sering mengalami hal seperti itu?
Jika iya apa alasannya?
I ya baran g -baran g yan g lag i t rend d an mod el n ya bag u s ser in g membuat saya t erg iur
untuk memil ik i baran g t ersebut. Biasan ya saya ser in g ketok o buk u untuk mencar i buk u
penun jan g pelajaran karena t id ak sen gaja mel ihat baju yan g bag u s saya jadi membel i
baju t ersebut.
5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 39/40
39
LAMPIRAN III
Foto remaja putri yang sedang berbelanja
The image cannotbe displayed. Your computer may nothave enough memory to open the image, or the image may have been corrupted. Restartyour computer, and then open the file again. If the red x still appears, you may have todelete the image and then insertit again.
5/13/2018 Tugas Kelompok Full - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kelompok-full 40/40
40
DAFTAR PUSTAKA
Amir Piliang, Yasraf. Dia yan g dil i pat : T amasya Melampaui Bat as- Bat as Kebud ayaan. 2004.
Bandung : Jalasutra
Baudrillard, Jean P. diterjemahkan oleh Wahyunto. Masyarakat K on sumsi. 2004. Yogayakarta:
Kreasi Wacana
Feathersone, Mike. Con sumer Cul ture and P o smod er ni sm. 1992. London : Sage Publications
Kumpulan Penulis: Editor Idi Subandi Ibrahim. Li fest yle Ecst asy: Kebud ayaan P o p d alam
Masyarakat K omodit as I nd onesia. 1997. Bandung: Jalasutra
Stearns, Peter N. Con sumer i sm in W orl d H i story: T he Gl obal T ran sf ormat ion o f Desire. 2003.
New York. Routledge
Roland Barthes , T he Fashion S yst em, CA: University of California Press, 1990
Griffin, Emory A., A F irst Look at Communicat ion T heory , 5t h edit ion, New York: McGraw-
Hill, 2003
Soedjatmiko, Haryanto., S aya Berbelan ja , Maka S aya Ad a: Ket ika K on sumsi d an Desain
Men jadi Gaya H id u p K on sumer i sme, Indonesia : Jalasutra, 2008