tugas kelompok behaviorism

28
Kata Pengantar Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Behaviorism”. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan pembimbing, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.Bapak Betri Gusrizal yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada penulis sehingga penulis termotivasi dan menyelesaikan tugas ini. 2.Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas ini selesai. 3.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin. Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak

Upload: chairun-filhayani

Post on 12-Feb-2015

107 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

Behaviorisme

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Kelompok Behaviorism

Kata Pengantar

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis

dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Behaviorism”.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun

penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan,

dorongan dan bimbingan pembimbing, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi

teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1.Bapak Betri Gusrizal yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada penulis sehingga

penulis termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.

2.Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan

sehingga tugas ini selesai.

3.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan

dalam penulisan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka

yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah,

Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik

pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis.

Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan

pembuatan makalah ini. Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan

pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang

diharapkan dapat tercapai, Amiin.

Page 2: Tugas Kelompok Behaviorism

Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan teori dan praktik pendidikan dipengaruhi oleh aliran filsafat

pendidikan. Beberapa aliran filsafat pendidikan yang dapat diaplikasikan dalam sistem

pembelajaran adalah teori behavioristik dan teori kognitif-konstruktivisme.

Dua aliran filsafat pendidikan yang memengaruhi arah pengembangan teori dan praktik

pendidikan dewasa ini adalah aliran behavioristik dan kognitif-konstruktivistik. Aliran

behavioristik menekankan terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar,

sedangkan aliran kognitif-konstruktivistik lebih menekankan pembentukan perilaku internal

yang sangat memengaruhi perilaku yang tampak itu.

Teori Behavioristik merupakan sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner

tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Kemudian teori ini

berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap pengembangan teori

pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini

menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori

behavioristik tidak mengakui adanya pemmbawaan dan keturunan atau sifat-sifat yang turun

temurun . semua pendidikan, menurut behaviorisme adalah pembentukan kebiasaan, yaitu

menurut kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di dalam lingkungan seorang anak(ilmu

pendidikan teoritis dan praktis,ngalim purwanto,PT remaja rosdakarya bandung 1985)

Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang

belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan

metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila

diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.

Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.

Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output

yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pebelajar,

sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pebelajar terhadap stimulus yang diberikan

oleh guru tersebut.

Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur.

Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru

(stimulus) dan apa yang diterima oleh pebelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur.

Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk

melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.

Page 3: Tugas Kelompok Behaviorism

PENDAHULUAN

Behaviorisme adalah posisi filosofis yang mengatakan bahwa psikologi, menjadi ilmu, harus

fokus perhatian pada apa yang dapat diobservasi - lingkungan dan perilaku - daripada apa

yang hanya tersedia untuk individu - persepsi, pikiran, gambar, perasaan.”The latter are

subjective and immune to measurement, and therefore can never lead to an objective

science”. Yang terakhir ini bersifat subyektif dan kebal terhadap pengukuran, dan karenanya

tidak pernah dapat menyebabkan sebuah ilmu yang objektif.

Dalam teori behaviorisme, ingin menganalisa hanya perilaku yang nampak saja, yang dapat

diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Teori kaum behavoris lebih dikenal dengan nama teori

belajar, karena seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar. Belajar artinya perbahan

perilaku organise sebagai pengaruh lingkungan. Behaviorisme tidak mau memperoalkan

apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional; behaviorisme hanya ingin

mengetahui bagaimana perilakunya dikendalian oleh faktor-faktor lingkungan. Dalam arti

teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang individu

sebagai makhluk reaktif yang memberirespon terhadap lingkungan. Pengalaman dan

pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka. Dari hal ini, timbulah konsep ”manusia

mesin” (Homo Mechanicus). Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian

kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan

reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil

belajar,mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah

munculnya perilaku yang diinginkan. Pada teori belajar ini sering disebut S-R psikologis

artinya bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward dan penguatan

atau reinforcement dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat

jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioural dengan stimulusnya. Guru yang menganut

pandangan ini berpandapat bahwa tingkahlaku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan

dan tingkahlaku adalah hasil belajar.

Page 4: Tugas Kelompok Behaviorism

DAFTAR ISIPENDAHULUAN…………………………………………………………………………...I

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….II

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………...III

LATAR BELAKANG……………………………………………………………………….IV

BAB I

Latar belakang munculnya teori behaviorisme……………………………………………….1

BAB II

Russian Objective Psychology:

Ivan M. Sechenov………………………………………………………………………..

Ivan Petrovich…………………………………………………………………………….

Vladimir M. Bechterev……………………………………………………………………….

BAB III

John B.Watson And Behaviorism…………………………………………………………..

BAB IV

William Mcdoughall Another type of behaviorism…………………………………………….

BAB V

Neo-Behaviorism………………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA

Page 5: Tugas Kelompok Behaviorism

BAB I

Latar Belakang Munculnya Teori Behaviorisme Klasik (Classical Conditioning)

Behaviorisme merupakan suatu pandangan teoritis yang beranggapan bahwa pokok persoalan

psikologi adalah pada tingkah laku, tanpa mengaitkan konsepsi – konsepsi mengenai

kesadaran atau mentalitas. Sedangkan Teori Operant Conditioning (Teori Kekuatan Operan)

yang ditemukan oleh BF Skinner merupakan pengembangan dari Teori Behaviorisme dan

lebih dikenal dengan istilah teori Behaviorisme Deskriptif ( Chaplin JP, 2005 ).

Ivan Petrovitch Pavlov merupakan tokoh aliran behaviorisme klasik ( Classical

Conditioning ). Dia dilahirkan di kota Ryazan, yaitu sebuah desa kecil di Rusia pada

September 1849, satu dekade sebelum dipublikasikannya teori Darwin “ Darwin’s On The

Origin of Species “ ( Chance, 2002 ).

Pavlov sebenarnya seorang ahli fisiologi sejak tahun 1980 dan pada tahun 1904 ia

mendapatkan hadiah Nobel dalam bidang fisiologi, Penelitian yang dilakukannya adalah

mengenai kelenjar ludah dengan menggunakan anjing sebagai subyek. Dalam hal ini anjing

di operasi kelenjar ludahnya sedemikian sehingga memungkinkan peneliti untuk mengukur

air liur yang keluar sebagai respon ( reaksi ) apabila ada perangsang makanan ke mulutnya

( kemampuan daya deskriminasi anjing ). Suatu stimulus yang memunculkan respon tertentu

dioperasikan berpasangan dengan stimulus lain pada saat yang sama untuk memunculkan

respon refleks. Stimulus lain itu dikondisikan agar memunculkan respon refleks yang

dimaksud. Kedalam mulut anjing diberikan daging ( stimulus asli ) dan secara refleks anjing

akan merespon dengan mengeluarkan air liur ( respon asli ), dan jika dengan pemberian

daging dibunyikan bel ( stimulus kondisi ), yang terjadi adalah stimulus asli bersama – sama

dengan stimulus kondisi direspon. Sesudah percobaan di ulang – ulang, bunyi bel tanpa

pemberian daging direspon dengan mengeluarkan air liur, Dalam hal ini terjadi proses

conditioning antara stimulus kondisi dengan respon asli yang menjadi respon kondisi ( Cown,

1996 ).

Makanan ( daging ) disini berperan memperkuat ( reinforcing ) keluarnya air liur ketika bel

berbunyi disebut penguat positif ( positive reinforcer ), yaitu stimulus atau penguat yang

kehadirannya meningkatkan peluang terjadinya respon yang dikehendaki. Jika dalam

eksperimen pemberian makanan dihentikan, selama beberapa waktu anjing tetap

mengeluarkan air liur setiap mendengar bel tetapi hubungan itu semakin lemah sampai

Page 6: Tugas Kelompok Behaviorism

akhirnya bel tidak lagi mengeluarkan air liur. Hal ini dikatakan proses pemadaman (

extinction ), yang menunjukkan penguatan berkelanjutan. Tanpa reinforcement tingkah laku

respon yang bukan otomatis ( refleks ) akan semakin hilang. Behaviorisme klasik ini

menghasilkan tipe tingkah laku responden,yang oleh Skinner dianggap dianggap kurang

penting karena kurang menggambarkan fungsi integral manusia dalam lingkungannya. Dalam

kehidupan yang sebenarnya, umumnya reinforcement tidak segera dikenali dan akan timbul

sesudah tingkah laku terjadi.

Dari eksperimen yang dilakukan tersebut Pavlov menyimpulkan bahwa :

Refleks bersyarat ( conditioned re flex / CR ) yang telah terbentuk itu dapat hilang karena

perangsang yang mengganggu ( hilang untuk sementara )

Refleks bersyarat ( conditioned reflex / CR ) dapat dihilangkan dengan proses pensyaratan

kembali ( reconditioning, berconditionering ), jalannya melakukan pensyaratan kembali ini

sama dengan ketika menimbulkan refleks bersyarat, hanya saja disini tidak diberi

reinforcement.

Namun dalam eksperimennya Pavlov masih mengalami kelemahan karena adanya

keterbatasan daya deskriminasi dari anjing yang di cobanya itu maksimum hanya mampu

mengingat sampai pada tiga macam perangsang ( Suryabrata, 2004 ).

Enam konsep operan conditioning :

1. Penguatan yang positif dan negatif

2. Shapping adalah proses pembentukan tingkah laku yang makin mendekati tingkah laku

yang diharapkan

3. Pendekatan suksesif adalah proses pembentukan tingkah laku yang menggunakan

penguatan pada saat yang tepat hingga respon-pun sesuai dengan yang diharapkan

4. Ektention adalah proses penghentian kegiatan sebagai akibat dari ditiadakan penguatan

5. Signing of respon adalah respon dan stimulus yang berangkaian satu sama lain.

Teori Behavioristik : Pavlov, Watson, Guthrie, Skinner.

Mereka berpendapat; belajar itu tergantung kepada lingkungan atau kondisional.

Contoh :

a. Belajar dari Pavlov mengenai percobaan tentang anjing.

Dimana setiap kali anjing diberi makanan, lampu merah dinyalakan dan kejadian ini terus-

menerus berlangsung hingga suatu saat lampu merah dinyalakan, tetapi tidak ada makanan.

Percobaan ini mengkondisikan anjing bahwa lampu merah tanda makanan datang sehingga

anjing tersebut mengeluarkan air liur.

b. Belajar dari Watson mengenai percobaan menghilangkan ketakutan anak pada kelinci

Page 7: Tugas Kelompok Behaviorism

Dimana mendekatkan kelinci secara perlahan pada sang anak, dan ini dilakukan terus-

menerus hingga sang anak merasa aman dengan kelinci.

Teori belajar Behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner

tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.

Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah

pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran

behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil

belajar.

Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang

belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan

metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila

diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.

Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman (Gage, Berliner, 1984) Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara

stimulus dan respon (Slavin, 2000). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat

menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah

input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang

diberikan guru kepada siswa, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan siswa terhadap

stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon

tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang

dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru

(stimulus) dan apa yang diterima oleh siswa (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori

ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk

melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.

Page 8: Tugas Kelompok Behaviorism

BAB II

IVAN M SCHENOV (1829-1905)

The first behaviorists were Russian. Para behavioris pertama Rusia. The very first was Ivan

M. Sechenov (1829 to 1905). Yang pertama adalah Ivan M. Sechenov (1829-1905). He was a

physiologist who had studied at the University of Berlin with famous people like Müller,

DuBois-Reymond, and Helmholtz. Dia adalah seorang ahli ilmu faal yang pernah belajar di

Universitas Berlin dengan orang-orang terkenal seperti Müller, DuBois-Reymond, dan

Helmholtz. Devoted to a rigorous blend of associationism and materialism, he concluded that

all behavior is caused by stimulation. Dikhususkan untuk campuran ketat asosiasionisme dan

materialisme, ia menyimpulkan bahwa perilaku semua disebabkan oleh stimulasi.

In 1863, he wrote Reflexes of the Brain . Pada tahun 1863, ia menulis Refleks Otak. In this

landmark book, he introduced the idea that there are not only excitatory processes in the

central nervous system, but inhibitory ones as well. Dalam buku ini tengara, dia

memperkenalkan gagasan bahwa tidak ada hanya proses rangsang pada sistem saraf pusat,

tapi yang penghambatan juga.

Page 9: Tugas Kelompok Behaviorism

Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936)

Teori pelaziman klasik adalah memasangkan stimuli yang netral atau stimuli yang terkondisi

dengan stimuli tertentu yang tidak terkondisikan, yang melahirkan perilaku tertentu. Setelah

pemasangan ini terjadi berulang-ulang, stimuli yang netral melahirkan respons terkondisikan.

Pavlov mengadakan percobaan laboratories terhadap anjing. Dalam percobaan ini anjing di

beri stimulus bersarat sehingga terjadi reaksi bersarat pada anjing. Contoh situasi percobaan

tersebut pada manusia adalah bunyi bel di kelas untuk penanda waktu tanpa disadari

menyebabkan proses penandaan sesuatu terhadap bunyi-bunyian yang berbeda dari pedagang

makan, bel masuk, dan antri di bank. Dari contoh tersebut diterapkan strategi Pavlo ternyata

individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang

tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan. Sementara individu tidak

sadar dikendalikan oleh stimulus dari luar. Belajar menurut teori ini adalah suatu proses

perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat yang menimbulkan reaksi.Yang

terpenting dalam belajar menurut teori ini adalah adanya latihan dan pengulangan.

Kelemahan teori ini adalah belajar hanyalah terjadi secara otomatis keaktifan dan penentuan

pribadi dihiraukan.

Page 10: Tugas Kelompok Behaviorism

Vladimir M. Bechterev (1857-1927)

Vladimir M. Bekhterev (1857 to 1927) is another early Russian behaviorist. Vladimir M.

Bekhterev (1857-1927) adalah behavioris Rusia awal. He graduated in 1878 from the

Military Medical Academy in St. Petersburg, one year before Pavlov arrived there. Dia lulus

pada 1878 dari Akademi Kedokteran Militer di St Petersburg, satu tahun sebelum Pavlov tiba

di sana. He received his MD in 1881 at the tender age of 24, then went to study with the likes

of DuBois-Reymond and Wundt in Berlin, and Charcot in France. Ia menerima MD pada

tahun 1881 di usia 24, kemudian pergi untuk belajar dengan orang seperti DuBois-Reymond

dan Wundt di Berlin, dan Charcot di Perancis.

He established the first psychology lab in Russia at the university of Kazan in 1885, then

returned to the Military Medical Academy in 1893. Dia mendirikan laboratorium psikologi

pertama di Rusia di universitas Kazan pada 1885, kemudian kembali ke Akademi Kedokteran

Militer pada tahun 1893. In 1904, he published a paper entitled "Objective Psychology,"

which he later expanded into three volumes. Pada 1904, ia menerbitkan sebuah makalah

berjudul "Psikologi Tujuan", yang kemudian diperluas menjadi tiga volume.

He called his field reflexology , and defined it as the objective study of stimulus-response

connections. Ia menyebut refleksologi bidangnya, dan didefinisikan sebagai studi tujuan

stimulus-respon koneksi. Only the environment and behavior were to be discussed! Hanya

lingkungan dan perilaku itu harus didiskusikan! And he discovered what he called the

association reflex -- what Pavlov would call the conditioned reflex. Dan ia menemukan apa

yang disebut refleks asosiasi - apa Pavlov akan memanggil refleks terkondisi.

Page 11: Tugas Kelompok Behaviorism

BAB III

JOHN B.WATSON AND BEHAVIORISM

J.B Watson lahir pada tanggal 9 januari 1878 di . Ia dilahirkan dari rahim

seorang wanita yang taat beragama, bernama Emma Kesiah Roe Watson. Ia juga

merupakan individu yang memusatkan perhatian kepada agama. Meskipun demikian,

ayahnya bukanlah sesorang yang mempunyai pandangan yang sama dengannya.

Ayahnya merupakan seorang peminum dan pemain wanita, yang akhirnya

meninggalkan rumah ketika Watson berusia 13 tahun.

Watson menempuh jenjang pendidikan di University of Chicago dan

memperoleh gelar PhD pada tahun 1903. Tahun 1908 Watson diterima di Johns

Hopksins University, dimana perhatiannya berada pada kemugkinan “objective

psychology” yang disusun secara sistematik melalui program yang koheren.

Pada tahun 1913 Watson menulis sebuah makalah yang bejudul “psychology

as the behaviorist view it”. Watson mengusulkan agar membahas psikologi

berdasarkan kesadaran dan proses mental. Di berbagai karyanya Watson menyatakan

bahwa psikologi haruslah menjadi sebuah ilmu yang obyektif,sehingga penyelidikan

tentang tingkah laku dalam psikologi semakin diperketat.

Watson berhasil mengawali perubahan perkembangan psikologi. Sehingga

behaviorisme secara bertahap berkembang. Teori behaviorisme menurut Watson lebih

menitikberatkan pada kemampuan prilaku terhadap stimuli lingkungan. Psikologi

behaviorisme merupakan disiplin ilmu yang mempelajari perilaku sebagai adaptasi

terhadap stimuli lingkungan. Inti utama behaviorisme merupakan organisme yang

mempelajari adaptasi perilaku dan pembelajaran tersebut yang dikendalikan oleh

prinsip-prinsip asosiasi.

Pada tahun 1930 teori behaviorisme menjadi sistem yang dominan dalam

psikologi Amerika, dimana teori dari J.B Watson menjelaskan ilmu psikologi yang

positif dan objektif sehingga ia dikenal sebagai pendiri aliran behaviorisme di

Amerika Selatan.

Page 12: Tugas Kelompok Behaviorism

BAB IV

William Mcdoughall Another type of behaviorism

Pengertian psikologi menurut MC Dougals

walaupun dougalls menghabiskan banyak waktu berdebat dengan Watson , dia diantara yang

pertama mendefinisikan psikologo sebagai ilmu pengetahuan. Sebagai contohnya pada taun

1905, dia berkata , “Psikologi mungkin menjadi yang terbaik dan lebih meliputi banyak hal

yang dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan positif tingkah laku makhluk hidup. pada taun

1908 dia menerangkan secara terprinci dalam point: “Psikologi harus berhebti untuk

menghadapi kesetrelilan dan terbatas. Konsep dari ilmu oengetahuan sebagai ilmu

pengetahuan kesadaran dan harus berani menegaskan itu dinyatakan untuk menjadi ilmu

pengetahuan positif dalam pikiran dan semua ospek dan bermacam macam fungsi ataua saya

akan mempersiapkan untuk berkata. Ilmu pengetahuan yang positif yang digambarkan oleh

aliran atau kelakuan , psikolologi tidak harus hormat mawas diri gambaran dari aliran

kesadaran sebagai tugas , tetapi hanya sebagai bagian dari persiapan kerja. Sebagai gambaran

dari mawas diri.sebagai “Psikologi murni” tidak pernah bias mengangkat sebuah ilmu

pengetahuan atau paling sedikit tidak pernah bias bangkit ke tngkatan yang bias menjelaskan

ilmu pengetahuan dan tidak pernah bias dalam dirinya sendiri menjadi banyak nilai yang

besar untuk ilmu pengetahuan social. Memerlukan dasar oleh semua dari mereka adalah

dengan perbandingan fisiologi psikologi memercayakan denan luas pada metode objek

pengamatan tingkah laku dari manusia atau binatang dari semua variasi dibawah semua

keadaan kesehatan yang memungkinkan dan penyakit. dengan bahagia ini lebih bermurah

hati dari konsep psikologi adalah memulai untuk menang. Demikian , beberapa waktu yang

sama , Watson membuat pernyataan pertama dari khalayak ramai, dari kelakuan. Dougall

juga sanya jawab dari mawas dan menyebutnya untuk pelajaran objektif kelakuan dari

keduanya baik manusia atau bukan manusia. Ketidak-sukaan Watson walaupun tidak

menyangkal kejadian atau peristiwa-peristiwa mental yang penting. Dougall berpikir bahwa

salah satu yang bias dipelajari sebagai kejadian pribadi, oleh pengamatan pengaruh mereka

pada kelakuan. Menurut perbedaan pendapat kita sebelumnya diantara seorang radikal dan

metode kelakuan. Mc Dougall menjadi tokoh metodolog.

Page 13: Tugas Kelompok Behaviorism

BAB V

NEO-BEHAVIORISM

Neobehaviorisme muncul sebagai teori revisi yang telah dicetuskan ahli psikologi pendidikan

yang ada pada masa abad ke-19 yakni ilmuwan itu bernama Watson, dan Skinner. Dan teori

pembelajaran yang telah dicetuskan adalah teori behaviorisme, teori ini lebih cenderung pada

proses belajar yang didasarkan pada tingkah laku seorang siswa. Sedangkan teori yang telah

ditawarkan oleh Robert Gagne yang baru ini (revisi atau penguat dari teori sebelumnya),

lebih membidik pada hasil dari tingkah laku seorang siswa setelah melakukan proses belajar

yang tentunya melalui S-R (Stimulus dan Respon)nya siswa tersebut dalam menghasilkan

output yang diharapkan mampu mencapai perkembangan setelah melewati proses tersebut.

Dalam makalah ini akan dibahas teori belajar Neobehaviorisme, prinsip-prinsip dan

hubungannya dengan hakikat belajar serta pengaruh dalam proses belajar. Apabila ada

kesalahan dalam penulisan maupun isi, penulis mengharap permaafan seluas samudra.

Penulis hanyalah seorang yang dhoif dalam menuliskan sebuah makalah, penulis bukanlah

sang creator ulung yang mampu menghasilkan sekardus karya tulis yang berbobot. Oleh

karena itu, kritikan, saran, cacian, makian, dan hinaan selalu penulis harapkan dalam

membenahi makalah ringkas ini.

II. Pembahasan

A. Teori Neobehavioristik

Robert M Gagne membedakan delapan tipe belajar, yang dipusatkan kepada hasil belajar

yang diperoleh dan disusun secara hierarkis dan sistematik dimana tipe belajar yang satu

menjadi landasan bagi tipe belajar yang berikutnya. Delapan tipe belajar tersebut adalah:

1. Signal Learning (Belajar isyarat)

Page 14: Tugas Kelompok Behaviorism

Signal learning ini mirip dengan conditioning menurut Pavlov dan timbul setelah sejumlah

pengalaman tertentu. Respon yang timbul bersifat umum, kabur, emosional dan timbulnya

refleks dan tak dapat dikuasai. Contohnya: melihat ular timbul rasa takut, melihat orang

tersenyum timbul rasa senang.

2. Stimulus-respon learning (belajar stimulus-respon)

Dalam pola belajar ini, dibentuk hubungan antara suatu perangsang dan suatu raksi,

berdasarkan efek yang mengikuti pemberian reaksi tertentu. Pola ini hampir sama dengan

yang dikemukakan oleh Skinner.

3. Chaining (Rantai atau rangkaian)

Rangkaian terjadi jika terbentuk hubungan antara beberapa S-R oleh sebab yang satu terjadi

setelah yang satu lagi, berdasarkan continuity (pembiasaan).

4. Verbal association (Assosiasi verbal)

Terbentuknya hubungan antara suatu perangsang dengan suatu reaksi verbal. Contohnya: jika

anak diperlihatkan suatu bangun geometris, maka dia akan bisa mengatakan ”persegi” atau

”jajar genjang” karena dia sudah mengenal bentuk bentuk geometris.

5. Discrimination learning (belajar diskriminasi)

Hasil dari cara belajar ini adalah kemampuan untuk membeda-bedakan antara objek-objek

yang terdapat dalam lingkungan fisik yang real. Contohnya: siswa dapat mengenal berbagai

merk mobil berdasarkan ciri- cirinya sehingga siswa mampu mendiskriminasikan jenis-jenis

mobil tersebut.

6. Concept learning ( belajar konsep )

Untuk memahami suatu konsep, seseorang harus bisa mendiskriminasi untuk membedakan

apa yang masuk dan apa yang tidak masuk dalam konsep itu. Misalnya, orang yang tidak

Page 15: Tugas Kelompok Behaviorism

mempunyai persepsi yang jelas tentang variasi dalam bentuk ukuran, dan warna tanaman,

akan mengalami kesulitan dalam menggolong-golongkan suatu tanaman.

7. Rule learning (belajar aturan)

Cara belajar ini menghasilkan suatu kaidah yang terdiri atas penggabungan beberapa konsep.

Pengungkapan hubungan atau relasi tetap di antara konsep-konsep itu, biasanya dituangkan

dalam bentuk suatu kalimat.

8. Problem solving (pemecahan masalah)

Cara belajar ini mnghasilkan suatu prinsip yang dapat dipergunakan dalam pemecahan suatu

problem. Problem yang dihadapi akan dapat dipecahkan dengan menghubung-hubungkan

beberapa kaidah sedemikian rupa sehingga terbentuk suatu kaidah yang lebih tinggi, yang

oleh Gagne disebut ”higher- order rule” dan kerap dilahirkan sebagai hasil berpikir, bila

orang menghadapi suatu problem untuk dipecahkan. 

Sistematika ”delapan tipe belajar” kemudian diganti oleh Gagne dengan sistematika lain atau

yang biasa disebut dengan Neobehaviorisme, sehingga sistematika terdahulu tidak aktual lagi

namun tetap mempunyai suatu nilai historis, karena di dalamnya terkandung dua keyakinan

yaitu bentuk/jenis belajar berjumlah lebih dari satu dan hasil belajar yang satu menjadi

landasan belajar hasil yang lain.

B. Sifat atau Ciri-ciri Neobehaviorisme sebagai Hasil Belajar

Sistematika ”lima jenis belajar” dikemukakan oleh Gagne meliputi lima kategori hasil

belajar, yang masing-masing mencakup sejumlah kemampuan internal yang bercirikan sama

dan sekaligus berbeda sifatnya dari kemapuan internal dalam kategori lain. Kelima kategori

hasil belajar yang dikemukakan oleh Gagne adalah sebagai berikut:

1. Informasi verbal

2. Kemahiran intelektual

3. Pengaturan kegiatan kognitif

4. Ketrampilan motorik

Page 16: Tugas Kelompok Behaviorism

5. Sikap

Perlu diselidiki sampai seberapa jauh terdapat hubungan antara sistematika ”delapan tipe

belajar” dan sistematika ”lima jenis belajar” yang keduanya dikembangkan oleh Gagne. Dari

uraian di atas, jelas bahwa kedua sistematika itu tidak bisa dilepaskan satu sama lain,

meskipun sistematika ”lima jenis belajar” lebih bermanfaat untuk diterapkan dalam

menganalisa proses belajar mengajar di sekolah, karena dibedakan dengan tegas aspek hasil

dan aspek proses dalam suatu jenis belajar.

C. Pengaruh Teori Neobehaviorisme

Kalau dilihat historis dari pada teori Gagne atau neobehaviorisme ini, teori yang mampu

berkembang menjadi aliran psikologi belajar dan berpengaruh terhadap arah pengembangan

teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran Neobehavioristik.

Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.

Sebenarnya teori ini hampir ada kesamaan dengan teori sebelumnya, namun teori ini lebih

cenderung melihat hasil dari proses belajar mengajar tersebut, tentunya setelah melalui

pengaruh yang telah ada dalam behaviorisme, nah, teori neobehaviorisme ini hadir sebagai

teori yang melihat nilai daripada hanya sebatas tingkah laku. Karena di balik tingkah laku itu

terdapat nilai yang dalam hal ini dikaji oleh teori Gagne atau neobehaviorisme.

Teori behaviorisme memandang bahwa pengetahuan telah terstruktur rapi dan teratur, maka

peserta didik atau orang yang belajar harus dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas dan

ditetapkan terlebih dulu secara ketat. Pembiasaan dan disiplin menjadi sangat esensial dalam

belajar, sehingga pembelajaran lebih banyak dikaitkan dengan penegakan disiplin. Kegagalan

atau ketidakmampuan dalam penambahan pengetahuan dikategorikan sebagai kesalahan yang

perlu dihukum dan keberhasilan belajar atau kemampuan dikategorikan sebagai bentuk

perilaku yang pantas diberi hadiah.

Dari pernyataan di atas dapat dilihat bahwa teori behaviorisme yang hadirnya sebelum teori

ini (neobehaviorisme) lebih mengutamakan penguasaan material saja tanpa melihat nilai yang

diterapkan di dalamnya. Sedangkan teori nebehaviorisme ini menbidik nilai penerapan dari

Page 17: Tugas Kelompok Behaviorism

tingkah laku peserta didik setelah ia belajar. Dan inilah merupakan salah satu pengaruh yang

terdapat dalam teori neobehaviorisme ini.

III. Kesimpulan

Penulis ingin mengatakan sekali lagi dengan tegas bahwa, “Pendekatan neobehaviorisme ini

menekankan pada teori yang melihat hasil dari konsep yang hanya memandang tingkah

laku.” Dan hasil dari tingkah laku tersebut dijadikan dasar atau tolak ukur atau barometer

Sebagai aplikasi dari teori ini, tingkah laku individu pada dasarnya dikontrol oleh Delapan

tipe belajar dan hasis-hasilnya yang telah disebutkan di atas. Uraian lebih lengkap mengenai

teori ini dapat ditemukan dalam teori tentang belajar, namun yag terpenting dalam bahasan

teori ini adalah aplikasi dalam proses belajar-mengajar.

Neobehaviorisme

Dalam pendekatan ini, proses belajar memperhatikan perilaku yang tidak hanya langsung

dapat dilihat, namun juga yang dapat disimpulkan. Tidak hanya memperhatikan faktor

stimulus dan respons, tetapi juga memperhitungkan proses internal dalam diri manusia.

Dengan demikian, ada intervening variabel yaitu internal diri manusia (individual

differences) yang mempengaruhi proses belajar. Neobehavioris meyakini bahwa pengalaman

subjektif atau cognitive information process dibutuhkan untuk menjelaskan bagaimana

individu belajar dalam situasi sosial.

Social learning theory atau teori belajar sosial adalah salah satu pendekatan neobehaviorisme

yang berusaha memahami bagaimana individu menggunakan perilaku sosial yang sesuai.

Perilaku yang spesifik adalah hasil belajar sosial dari kultur yang berbeda, tergantung pada

proses identifikasi dan imitasi masing-masing. Dalam observational learning yang

dikembangkan oleh Albert Bandura, strategi belajar sosial menekankan proses belajar dengan

memperhatikan orang lain. Proses belajar ini disebut juga modeling.

Sementara itu, Cognitive Behavior Modification (CBM) yang dikembangkan Meichenbaum

mengungkapkan strategi neobehavioris yang menekankan pada belajar sosial dan strategi

metakognitif yang menekankan pada regulasi diri. Strategi belajar sosial yang menggunakan

modeling dan self-instructional verbalization secara bersama-sama. Strategi belajar ini

melatih self control dan kreativitas siswa.

Page 18: Tugas Kelompok Behaviorism

c. Cognitivisme

Pendekatan cognitivisme menekankan bahwa siswa tidak hanya belajar menyelesaikan

masalah, tapi juga mengalami perubahan struktur kognitif internal sebagai hasil belajar.

Menurut teori kognitif, proses belajar melibatkan penambahan atau reorganisasi dari struktur

kognitif. Salah satu tokohnya, yaitu Piaget, mengungkapkan pemikirannya bahwa setiap anak

akan melalui tahap-tahap perkembangan kognitif. Tahap-tahap tersebut berlangsung secara

urut menuju tahap berikutnya dan tidak dapat melompat.

Menurut Piaget, proses perkembangan kognitif berlangsung mengikuti prinsip mencari

keseimbangan, dengan menggunakan dua cara, yaitu (1) Teknik asimilasi: digunakan apabila

individu memandang bahwa hal-hal baru yang dihadapi dapat disesuaikan dengan struktur

kognitif yang dimiliki; (2) Teknik akomodasi: digunakan apabila individu memandang bahwa

hal-hal baru yang dihadapinya tidak dapat disesuaikan dengan struktur kognitifnya sehingga

ia harus mengubah struktur kognitifnya.

Dalam pendekatan ini, belajar dipandang sebagai proses yang aktif dan konstruktif, siswa

mengorganisir dan memaknai sesuatu. Selain itu, kurikulum disusun mulai dari materi

konkrit menuju materi yang lebih abstrak dan ide yang rinci. Dengan demikian orientasi

proses belajar adalah memahami, bukan sekadar mengingat.

Di samping teori perkembangan kognitif, termasuk dalam pendekatan ini adalah proses

pengolahan informasi dalam struktur kognitif manusia (information processing). Information

Processing Model (IPM) menekankan pada peranan persepsi yang selektif pada memori.

Proses belajar meliputi penerimaan informasi, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pada

saat informasi tersebut dibutuhkan.