tugas kelompok 6 maret

15
SHORT ESSAY TUGAS KELOMPOK ROTASI KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER yang dilaksanakan di LAB. KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER Oleh Ari Purnamasari Putu A., S.KH 130130100111011 Fitri Amalia Riska, S.KH 130130100111030 Galuh Asmoro Putro, S.KH 130130100111024 Jefri Hardyanto, S.KH 130130100111026 Paura Rangga Zobda, S.KH 130130100111022 Prima Santi, S.KH 130130100111020 Rizka Asrini, S.KH 130130100111016 Wakhidatus Inrya M., S.KH 130130100111027 Yosia Arauna, S.KH 130130100111031 Yulinar Risky Karaman, S.KH 130130100111018 PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014

Upload: wakhidatus-inrya

Post on 26-Nov-2015

79 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

  • SHORT ESSAY TUGAS KELOMPOK

    ROTASI KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER

    yang dilaksanakan di

    LAB. KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER

    Oleh

    Ari Purnamasari Putu A., S.KH 130130100111011

    Fitri Amalia Riska, S.KH 130130100111030

    Galuh Asmoro Putro, S.KH 130130100111024

    Jefri Hardyanto, S.KH 130130100111026

    Paura Rangga Zobda, S.KH 130130100111022

    Prima Santi, S.KH 130130100111020

    Rizka Asrini, S.KH 130130100111016

    Wakhidatus Inrya M., S.KH 130130100111027

    Yosia Arauna, S.KH 130130100111031

    Yulinar Risky Karaman, S.KH 130130100111018

    PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN

    PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2014

  • 1. Tuliskan cara kerja sterilisasi basah dan sterilisasi kering dengan alat yang

    ada di laboratorium kesmavet.

    Sterilisasi adalah usaha untuk membebaskan bahan-bahan dari mikrobia yang tidak

    diinginkan. Terdapat dua cara yaitu sterilisasi dengan cara basah dan sterilisasi

    dengan cara kering.

    Sterilisasi Basah

    Pada sterilsasi ini menggunakan Autoclave, fungsi dari autoclave adalah alat untuk

    mensterilkan alat-alat atau media dengan menggunakan uap air bertekanan tinggi.

    Umumnya pada suhu 121C selama 15 menit pada tekanan 1 atm. Uap air panas akan

    merusak protein mikroba hingga mengalami koagulasi, pada saat itu protein akan

    mengendap (denaturasi) dan menyebabkan kematian pada mikroba.

    Cara kerja :

    a. Media yang akan disterilisasi tersebut dimasukkan ke dalam Erlenmeyer,

    kemudian disumbat dengan kapas dan dibungkus alumunium foil untuk

    selanjutnya disterilisasi di dalam autoklaf.

    b. Mengisi air (lebih baik menggunakan aquades) ke dalam autoclave, jangan

    sampai melebihi batas penyangga tempat penyipanan alat/media.

    c. Setelah alat/media dimasukkan, tutup autoclave rapat-rapat dankencangkan

    kunci tutupnya. Kemudian nyalakan tombol ON-nya.

    d. Setelah air menetes keluar dari klep pengaman, yaitu tempat uap air keluar untuk

    menjaga stabilitas tekanan tetap dibuka, tutup klep tersebut.

    e. Setelah itu, bila jarum sudah menunjukkan angka 121C/15 lbs, biarkan

    kedudukan selama waktu sterilisasi yang diperlukan dengan cara mengukur besar

    kecilnya pemanasan.

    f. Setelah sterilisasi selesai, matikan listriknya dan biarkan jarum penunjuk

    kembali ke angka nol dengan sendirinya.

    g. Setelah itu klep dibuka dan tutup digeser, kemudian isi autoclave dikeluarkan.

    h. Setelah selesai semua proses matikan powernya.

  • Sterilisasi Kering

    Pada sterilisasi ini menggunakan oven, fungsi dari oven adalah mensterilkan bahan-

    bahan atau alat-alat gelas secara kering pada suhu 70 - 80C selama dua jam.

    Cara kerja :

    a. Bahan yang akan disterilisasi dibungkus dahulu dengan kertas arang.

    b. Masukkan ke dalam oven dan setel pada suhu 80C

    c. Tunggu dan diamkan selama dua jam. Waktu untuk sterilisasi kering cukup lama

    yaitu sekitar dua jam, karena hanya menggunakan udara panas, dimana kontak

    dengan media tidak terjadi secara langsung dan intens, tidak seperti menggunakan

    uap panas.

    2. Tuliskan langkah kerja uji MPN pada sampel susu

    Uji Cemaran Koliform dengan Metode MPN (SNI 2897: 2008)

    Alat dan bahan :

    Tabung reaksi, tabung durham, inkubator, timbangan, botol media, gunting, pinset, jarum

    inokulasi, pembakar bunsen, stomacher, pH meter, timbangan, magnetic stirer, pengocok

    tabung (vortex), inkubator, penangas air, autoklaf, lemari steril (clean bench), lemari

    pendingin, freezer, larutan buffer pepton water (BPW) 0,1%, media Lactose Broth (LB),

    media Briliant Green Lactose Bile Broth .

    Prosedur Pengujian

    Penyiapan sampel

    1. Masukkan susu cair sebanyak 25 ml secara aseptik, selanjutnya masukkan dalam wadah

    steril

    2. Tambahkan 225 ml larutan BPW 0,1 % steril ke dalam kantong steril yang berisi sampel

    lalu homogenkan selama 1-2 menit

    Cara pengujian menggunakan seri 3 tabung, seperti pada cara berikut :

    a. Uji Pendugaan

    1. Pindahkan 1 ml larutan engenceran 10-1

    tersebut dengan pipet steril ke dalam larutan 9 ml

    BPW 0,1% untuk mendapatkan pengenceran 10-2

    . Dengan cara yang sama seperti di atas

    dibuat pengenceran 10-3

    2. Pipet masing-masing 1 ml dari setiap pengenceran ke dalam 3 seri tabung tabung

  • Durham.

    3. Inkubasi pada temperatur 35oC selama 24 jam sampai dengan 48 jam.

    4. Perhatikan adanya gas yang terbentuk di dalam tabung Durham. Hasil uji dinyatakan

    positif apabila terbentuk gas.

    b. Uji Konfirmasi (Peneguhan)

    1. Pengujian selalu disertai dengan kontrol positif

    2. Pindahkan biakan positif dari uji pendugaan dengan menggunakan jarum inokulasi dari

    setiap tabung LSTB ke dalam tabung bglbb yang berisi tabung Durham.

    3. Inkubasikan pada temperatur 35oC selama 48 jam

    4. Perhatikan adanya gas yang terbentuk di dalam tabung Durham. Hasil uji dinyatakan

    positif apabila terdapat terbentuk tabung gas.

    5. Selanjutnya gunakan tabel Most Probable Number (MPN) untuk menentukan nilai MPN

    berdasarkan jumlah tabung BGLBB yang positif sebagai julah koliform per milimeter

    atau per gram.

    Interpretasi Hasil

    Banyaknya koliform yang terdapat dalam contoh uji diinterpretasikan dengan mencocokkan

    kombinasi jumlah tabung yang memperlihatkan hasil positif, berdasarkan tabel nilai MPN .

    Kombinasi yang diambil, dimulai dari pengenceran tertinggi yang masih menghasilkan

    semua tabung positif, sedangkan pada pengenceran berikutnya terdapat tabung yang negatif.

    Kombinasi yang diambil terdiri dari tiga pengenceran. Nilai MPN contoh dihitung sebagai

    berikut :

    MPN contoh (MPN/ml atau MPN/g) = nilai MPN tabel x faktor pengenceran yang di tengah

    100

    3. Tuliskan langkahnya uji TPC pada sampel susu metode pour plate dan spread

    plate, jelaskan kelebihan dan kekurangan masing-masing metode?

    a. Langkah pengujian TPC

    Persiapan Pengenceran Sampel

    1. 1 gram sampel sebanyak 25 gram kemudian dimasukkan dalam wadah steril

    dan ditambahkan 9 ml larutan BPW 0.1% steril ke dalam kantong steril lalu

    dihomogenkan dengan stomacher selama 1-2 menit (larutan 10-1

    ).

  • 2. 1 ml suspensi pengenceran 10-1 dipindahkan ke dalam larutan 9 ml BPW

    0.1% menggunakan pipet steril (larutan10-2

    ).

    3. 1 ml suspensi pengenceran 10-2 dipindahkan ke dalam larutan 9 ml BPW

    0.1% menggunakan pipet steril (larutan10-3

    ).

    4. Langkah selanjutnya yaitu membuat pengenceran 10-4,10-5 dan seterusnya

    dengan cara yang sama seperti pada prosedur sebelumnya sesuai kebutuhan.

    Prosedur inokulasi dengan metode tuang (pour plate)

    1 ml suspensi dituang ke dalam cawan petri kemudian ditambahkan 15-20

    ml PCA bersuhu 45C1C, kemudian dihomogenkan dihomogenkan dengan

    cara membentuk angka delapan dan diamkan sampai menjadi padat.

    Prosedur inokulasi dengan metode sebar (spread plate)

    Trigalski diletakkan di dalam cawan petri berisi media agar padat ,

    kemudian 1 ml suspensi dituang ditengah-tengah trigalski lalu trigalski diputar

    agar suspensi menyebar merata ke seluruh permukaaan agar .

    b. Kelebihan dan kekurangan

    Prosedur inokulasi dengan metode tuang (pour plate)

    Kelebihan Kelemahan

    Dapat memisahkan bakteri

    sehingga terbentuk koloni tunggal

    dan murni.

    Dapat digunakan untuk

    menentukan jenis bakteri (aerobik,

    anaerob fakultatif, anaerob

    obligat) berdasarkan letak

    pertumbuhan bakteri (dasar,

    tengah, permukaan).

    Tidak memerlukan keterampilan

    tinggi

    Suhu media yang terlalu tinggi

    dapat membunuh mikroba dalam

    suspense

    Sulit menemukan adanya

    kontaminan

    Sulit menghitung koloni karena

    jarak antar koloni terlalu rapat.

    membutuhkan waktu dan bahan

    yang lama dan banyak

  • Prosedur inokulasi dengan metode sebar (spread plate)

    Kelebihan Kelemahan

    Dapat mengetahui bentuk koloni

    alami mikroba

    Bakteri terpisah secara individual

    menjadi koloni tunggal

    Mudah menghitung kerapatan

    mikrobia

    Sulit mengetahui kontaminasi

    Memerlukan keterampilan tinggi

    4. Tuliskan cara kerja penggunaan pH meter yang ada di lab kesmavet

    Cara kerja pH meter Digital :

    1. Tekan tombol ON pada alat pH meter, tunggu beberapa saat sampai pada layar

    display pH meter muncul tanda CAL

    2. Tusukan ujung alat pH meter pada sampel daging, baca dan catat nilai pH yang

    tertera pada layar display alat pH meter.

    3. Lakukan beberapa kali pengukuran untuk memperoleh hasil nilai pH yang akurat.

    4. Jika melakukan pengukuran pH dengan sampel yang berbeda, maka sebelum alat

    pH meter digunakan, ujung alat pH meter dibasuh terlebih dahulu dengan

    menggunakan aquades, kemudian keringkan dengan tissue. Setelah itu lakukan

    pengukuran terhadap sampel yang lain.

    5. Apabila alat sudah dimatikan atau mati, maka proses kalibrasi harus dilakukan

    kembali apabila pH meter akan digunakan kembali.

    6. Apabila selesai digunakan, ujung alat pH meter dibasuh dengan aquades sampai

    bersih, kemudian keringkan dengan tissue dan simpan kembali alat pH meter pada

    tempatnya

  • 5. Tuliskan prinsip kerja laktodensimeter dan cara kerja pengukuran BJ susu

    Prinsip Kerja Laktodensimeter

    Berat jenis susu biasanya ditentukan dengan menggunakan laktodensimeter.

    Laktodensimeter adalah hidrometer yang skalanya sudah disesuaikan dengan berat

    jenis susu. Prinsip kerja alat ini mengikuti hukum Archimides, yaitu jika suatu benda

    dicelupkan ke dalam suatu cairan, maka benda tersebut akan mendapat tekanan ke

    atas sesuai dengan berat volume cairan yang dipindahkan atau diisi.

    Cara Kerja Pengukuran BJ Susu

    1. Susu 250 ml diaduk dengan cara menuangkan dari gelas ukur satu ke gelas ukur

    lainnya secara hati-hati tanpa menimbulkan buih supaya lemaknya merata.

    2. Dimasukkan susu homogen tersebut 2/3 gelas ukur.

    3. Laktodensimeter dimasukkan ke dalam gelas ukur.

    4. Tunggu sampai goyangan berhenti.

    5. Kemudian BJ (pada skala yang ditunjukkan oleh laktodensimeter) dan suhu

    dibaca (termometer dicelupkan ke dalam susu). Angka pada laktodensimeter yang

    dibaca menunjukkan angka kedua dan ketiga di belakang koma.

    6. Tuliskan cara kerja kerja titrasi keasaman metode Soxhlet Henkel

    Uji derajat asam menggunakan metode SH bertujuan untuk mengetahui kesegaran

    sampel, dalam hal ini susu. Batasan dari derajat asam adalah angka yang

    menunjukkan jumlah milliliter larutan 0,25 N NaOH yang dibutuhkan untuk

    menetralkan 100 ml susu dengan menggunakan phenolphthalein 2% sebagai

    indicator. Adapaun cara kerjanya sebagai berikut

    1. Siapakan dua tabung Erlenmeyer yang masing masing berisi 50 ml sampel

    2. Teteskan + 4 tetes larutan phenolphthalein 2% ke dalam dalam masing masing

    tabung Erlenmeyer

    3. Pada salah satu tabung Erlenmeyer diteteskan larutan NaOH 0,25 N hingga

    mulai terbentuk warna merah muda tetap yang tidak hilang lagi bila dikocok.

    Tabung erlenmeyer yang lain digunakan sebagai pembanding.

  • 4. Kalikan jumlah NaOH yang terpakai dengan 2 (sebagai jumlah susu yang

    digunakan)

    5. Hasilnya adalah derajat asam

    Derajat asam 0SH = jumlah NaOH 0,25 N (ml) x 100

    volume susu sampel yang digunakan

    7. Kegunaan media-media beserta komposisi media dan preparasi.

    PCA Composition per liter:

    Potatoes..................................................................................... 300.0g

    Carrots......................................................................................... 25.0g

    Agar ............................................................................................ 15.0g

    Preparasi Medium

    Kupas kulit kentang, kemudian bersihkan dan potong wortel. Ambil 300 g kentang

    dan 25 g wortel masukan kedalam air yang sudah didestilasi sebanyak 1L. Kemudian

    di panaskan hingga mendidih selama 20 menit. Saring dengan kertas saring, masukan

    agar hingga volume 1 L dengan air yang sudah di destilasi. Aduk hingga rata

    dipanaskan sampai mendidih dan dimasukan kedalam wadah. Masukan kedalam

    autoclave selama 15 menit pada suhu 121 derajat celcius. Tuangkan didalam cawan

    petri.

    Kegunaan : penumbuhan : Cochliobolus ravenelii, Humicola fuscoatra, Humicola

    grisea, Pyrenophora tritici-repentis, dan Verticillium fungicola.

    Violet Red Bile Agar Composition per liter:

    Agar ............................................................................................ 15.0g

    Lactose ........................................................................................ 10.0g

    Glucose ....................................................................................... 10.0g

    Pancreatic digest of gelatin ........................................................... 7.0g

    NaCl .............................................................................................. 5.0g

    Yeast extract.................................................................................. 3.0g

    Bile salts........................................................................................ 1.5g

    Neutral Red ................................................................................. 0.03g

    Crystal Violet ............................................................................. 2.0mg

    pH 7.4 0.2 at 25C

  • Preparasi media :

    Penambahan air destilasi sampai dengan ILm kemudian dicampur dan diaduk sampai

    rata. Dan dipanaskan hingga mendidih. Masukan kedalam wadah. Dimasukan ke

    dalam autoclave selama 15 menit pada suhu 121 derajat celcius dan tuangkan

    kedalam cawan petri. Kegunaan untuk penumbuhan dan isolasi eneterobacter dari

    produk sayuran.

    EMB Agar (Eosin Methylene Blue Agar) Composition per liter:

    Agar ............................................................................................ 13.5g

    Pancreatic digest of casein.......................................................... 10.0g

    Lactose.......................................................................................... 5.0g

    Sucrose.......................................................................................... 5.0g

    K2HPO4......................................................................................... 2.0g

    Eosin Y ......................................................................................... 0.4g

    Methylene Blue......................................................................... 0.065g

    pH 7.2 0.2 at 25C

    Preparasi Medium:

    Penambahan komponesn air destilasi sampai 1 L kemudian diratakan dan di panaskan

    hingga mendidih. Dituangkan pada gelas ukur 1 L dan diatoclave selama 15 menit

    pada suhu 121 derajat celcius dan tuangkan pada cawan petri.

    Kegunaan:

    Digunakan untuk, deferensasi pada bakteri gram negative, enteric bacteri fermentasi

    laktosa. Bakteri fermentasi laktosa terutama

    Escherichia coli berwarna hijau metallic. Bakteri yang tidak bisa memfermentasikan

    laktosa terlihat transparent atau berwarna ungu terang.

    (Saboraud Dextrose Agar) (SabDex, 2%) Composition per liter:

    Glucose ....................................................................................... 20.0g

    Agar ............................................................................................ 15.0g

    Pancreatic digest of casein............................................................ 5.0g

    Peptic digest of animal tissue ....................................................... 5.0g

    pH 5.6 0.2 at 25C

  • Preparasi Medium

    Penambahan komponen air yang terdestilasi hingga 1 L, kemudian diaduk. Panaskan

    hingga mendidih dan dimasukan ke dalam wadah. Dimasukan kedalam autoclave

    selama 15 menit pada susu 121 derajat celcius/ Tuangkan pada cawan petri steril.

    Kegunaan :

    Digunakan untuk penumbuhan yeast dan jamur berfilamen. Penumbuhan jamur

    pathogenic dan non pathogenic terutama demathopytes. Medium dapat digunakan

    sebagai media media selektif untuk jamur dengan penambahan antibiotic

    chloramphenicol. Atau Fluconazole dengan konsentrasi 8-16 ml, dan dapat digunakan

    pada test antibiotic sensitivity.

    Buffered Peptone WaterComposition per liter:

    Pancreatic digest of gelatin......................................................... 10.0g

    NaCl.............................................................................................. 5.0g

    Na2HPO4....................................................................................... 3.5g

    KH2PO4......................................................................................... 1.5g

    pH 7.2 0.2 at 25C

    Preparasi

    Penambahan air yang di destilasi sampau bervolume 1,0 L kemudian dicampur dan

    diaduk panaskan hingga mendidih dan di tuangkan di dalam wadah. Masukan

    kedalam autoclave selama 15 menit pada suhu 121 derajat celcius masukan ke dalam

    cawan petri.

    Kegunaan : Untuk preenrichment media, sebagai media isolasi salmonella.

    8. Tuliskan prinsip sanitasi pada saat bekerja dengan sampel di laboratorium

    pangan.

    Sanitasi merupakan usaha pencegahan penyakit yang menitik beratkan kegiatan pada

    usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan

    cara memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan dari subyeknya. Prinsip

    sanitasi pada sampel di laboratorium adalah pengendalian terhadap bahan sampel,

    peralatan, ketenagaan dan lingkungan laboratorium. Prinsip ini penting untuk

  • diketahui karena berperan sebagai faktor kunci keberhasilan dalam pemeriksaan

    sampel.

    Prinsip 1 : Bahan Sampel

    1. Penyimpanan harus dilakukan dalam freezer yang bersih dan memenuhi syarat.

    2. Bahan bahan harus diatur dan disusun dengan baik, sehingga mudah untuk

    mengambilnya.

    3. Setiap bahan sampel mempunyai kartu catatan dari mana, kapan di ambil dan

    tanggal kedaluarsa.

    Prinsip 2 : Peralatan

    1. Tersedia tempat pencucian peralatan, jika memungkinkan terpisah dari tempat

    pencucian bahan pangan.

    2. Pencucian peralatan harus menggunakan bahan pembersih/deterjen.

    3. Peralatan yang telah dibersihkan disimpan dalam tempat yang terlindung dari

    pencemaran

    Prinsip 3 : Ketenagaan

    1. Berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter.

    2. Tidak mengidap penyakit menular seperti tipus, kolera, TBC, hepatitis

    3. Setiap karyawan harus memiliki buku pemeriksaan kesehatan yang berlaku.

    4. Semua kegiatan yang berhubungandengan sampel harus dilakukan dengan cara

    terlindung dari kontak langsung dengan tubuh.

    5. Perlindungan kontak langsung dengan sampel dilakukan dengan menggunakan alat

    6. Sarung tangan plastik sekali pakai (disposal), masker, Penjepit sampel, Tutup

    rambut, Sepatu kedap air

    7. Perilaku selama bekerja/mengelola bahan sampel :

    Tidak merokok, tidak makan atau mengunyah, Tidak memakai perhiasan, tidak

    menggunakan peralatan dan fasilitas yang bukan untuk keperluannya, selalu

    mencuci tangan sebelum bekerja, selalu memakai pakaian kerja dan pakaian

    pelindung dengan benar, selalu memakai pakaian kerja yang bersih, tidak banyak

    berbicara dan selalu menutup mulut pada saat batuk atau bersin

  • Prinsip 4 : Laboratorium

    1. Lantai harus bersih, dilakukan pembersihan setiap hari dengan menggunakan

    desinfektan

    2. Tersedia tempat sampah khusus untuk bahan bahan sampel yang tidak digunakan.

    9. Tuliskan cara uji kadar lemak susu dengan metode gerber?

    Pengujian lemak Metode Gerber

    Prinsip Pengujian metode Gerber adalah mereaksikan cairan dengan H2SO4 dan amil

    alkohol, kemudain kadar lemak dapat dibaca dari butirometer standar

    Alat dan bahan :

    Beaker gelas, Pipet Scala, Centrifuge, Butyrometer, Penangas Air, Sumbat karet,

    H2SO4 91 % - 92 % , Amyl alkohol, air panas dengan suhu 650C

    Metode pengujian :

    1. Air susu diaduk hingga sempurna bercampur, dituang dalam beker gelas satu

    yang lain

    2. Beri tanda sampel pada Butyrometer dengan mulut diatas.

    3. Kedalam masing-masing Butyrometer diisi 10 ml H2SO4 dari pipet (mulut pipet

    diletakkan ke dinding Butyrometer) dan air susu 11 ml dialirkan pelanpelan.

    Sedemikian pula sehingga kedua cairan tersebut tetap terpisah.

    4. Isikan masing-masing 1 ml amyl alkohol dari pipet otomat kedalam butyrometer.

    5. Butyrometer disumbat dengan penyumbat karet yang diputar sedalam-dalamnya.

    6. Butyrometer satu persatu dibungkus dengan lap dan dikocok dengan sempurna

    sehingga tidak terdapat bagian-bagian yang padat, warna menjadi keunguan.

    7. Masukkan Butyrometer ke dalam penangas air selama 5 menit dengan suhu 65C

    (bagian skala harus selalu diatas).

    8. Aturlah sumbat sehingga seluruh lemak berada dalam skala.

    9. Masukkan butyrometer ke dalam sentrifuge/pemusing (skala dipusat).

  • 10. Pusingkan selama 3 menit dengan kecepatan 1200 rpm.

    11. Penyumbat diatur sedemikian rupa sehingga lemak berada di bagian yang

    berskala.

    12. Masukkan ke dalam alat penangas lagi selama 5 menit pada suhu 56C.

    13. Butyrometer di lap dan skala dibaca.

    Rata-rata kadar lemak air susu untuk semua kondisi dan jenis sapi perah adalah : 3,9

    % lemak.

    10. Jelakan cara kerja dan prinsip uji awal pembusukan untuk daging, metode

    manakah yang terbaik?

    1. Uji eber

    Prinsip : Gas 3 yang dihasilkan pada awal proses pembusukan daging akan

    bereaksi dengan reagen Eber untuk membentuk senyawa 4Cl yang tampak seperti

    awan putih.

    Alat dan Bahan

    Sampel daging,Reagen eber (1 bagian HCl+3 bagian alkohol 96%+1 bagian eter),

    Tabung reaksi, Sumbat karet yang dilengkapi lidi, Gunting dan pinset

    Cara kerja

    1. Masukkan 3-5 ml reagen eber kedalam tabung reaksi

    2. Daging dipotong kira-kira sebesar biji kedelai, tusukkan pada ujung lidi dan ujung

    lainnya tusukkan pada penyumbat karet

    3. Masukkan kedalam tabung reaksi tersebut di atas dengan hati-hati jangan sampai

    menyentuh dinding tabung, dan gabusnya disumbatkan pada tabung reaksi

    4. Secepatnya perhatikan terbentuknya warna asap putih di atas reagent eber yang

    bergerak ke atas

    5. Amati hasil reaksi : Reaksi positif jika terbentuk awan putih disekitar

    daging

    Reaksi negatif tidak terbentuk awan

  • 2. Uji Postma

    Prinsip : Gas 3 yang dihasilkan pada awal proses pembusukan daging biasanya

    masih terikat pada beberapa bahan kimia dari dengan prosees pemanasan dan

    penambahan MgO maka akan membebaskan 3dari ikatan tersebut. Gas yang

    bersifat basa ini kemudian akan ditangkap oleh kertas lakmus dan mengubahnya

    menjadi warna biru.

    Alat dan bahan : sampel daging, MgO, akuades, kertas saring, ketas lakmus merah,

    pinset, gunting, Erlenmeyer, corong, cawan petri, pipet, pengas air

    Cara kerja:

    1. Buat ekstrak daging : 1 bagian daging dicampur dengan 10 bagian akuades lalu

    dihomogenkan. Kemudian saring dan ambil filtrasinya

    2. 100 mg MgO dimasukan ke dalam cawan petri. Kemudian tambahkan 10 ml

    filtrate ke dalamnya. Pada permukaan tutup bagian dalam cawan petri dengan

    isinya dihomogenkan.

    3. Letakkan cawan petri pada waterbath pada suhu 50 C selama 5 menit lalu angkat

    4. Amati reaksi perubahan warna kertas lakmus :

    Reaksi positif kertas lakmus warna biru

    Reaksi negatif kertas lakmus warna merah

    Reaksi dubius kertas lakmus warna merah-biru

    3. Uji

    Prinsip : Gas 2 yang dihasilkan pada awal pembusukan akan bereaksi dengan Pb-

    asesat dan akan menghasilkan PbS yang berwarna hitam kecoklatan

    Alat dan Bahan : Sampel daging, 2, Pb- asesat, Cawan petri, Kertas saring,

    Gunting dan pinset,

  • Cara kerja

    1. Potong daging yang akan diperiksa sebesar biji kacang tanah dan letakkan dalam

    cawan petri

    2. Tutup dengan kertas saring dan tetesi larutan Pb-Asetat di atas kertas saring pada

    tempat dimana daging diletakkan

    3. Tutup cawan petri dan biarkan sedikit terbuka

    4. Tunggu kira-kira 3-5 menit dan perhatikan terbentuknya warna coklat pada kertas

    saring bekas tetesan Pb-Asetat.

    5. Terbentuknya warna coklat menandakan adanya 2S dari hasil pembusukan

    daging

    6. Amati reaksi yang terjadi :

    Reaksi positif warna hitam kecoklatan disekitar tetesan Pb asesat (ada 2 )

    Reaksi negatif tidak terdapat warna hitam kecoklatan ( tidak ada 2 )

    Metode terbaik untuk uji awal pembusukan

    Metode terbaik dalam uji awal pembusukan daging adalah uji eber karena uji ini lebih

    mudah dan pembacaan interpretasi lebih mudah di bandingkan uji awal pembusukan

    yang lain. Reaksi yang terjadi pada uji eber ini ketika daging segar belum tedapat

    banyak bakteri pembusuk sebagai indikator terjadinya pembusukan tingkat awal.

    NH3 itu bisa terbentuk karena aktifitas bakteri yang menguraikan protein menjadi

    polipeptida dan asam-asam amimo melalui proses hidrolisis dengan bantuan

    eksoenzim, selanjutnya pepton, polipeptida dan asam-asam amino dipecah kembali

    melalui proses deaminase protein yang menyebabkan terbentuknya amoiak (NH3).