tugas kelompok 3 motorik
TRANSCRIPT
MAKALAH BELAJAR
MOTORIK
OLEH : 1. DANIL IRAWAN
2. ALHADI SHODIKIN
Dosen pembimbing : ADE SAPUTRA S.pd, M.pd
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Proses belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan mental yang tidak dapat dilihat.
Proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang belajar tidak dapat disaksikan.
Perubahan hanya dapat dilihat dari adanya gejala-gejala perubahan perilaku yang tampak.
Ketika seorang guru menjelaskan suatu materi pelajaran, sepertinya seorang siswa
memperhatikan dengan seksama sambil mengangguk-anggukkan kepala, maka belum tentu
siswa tersebut belajar. Kemungkinan siswa tersebut mengangguk-angguk kepala bukan
karena memperhatikan materi pelajaran dan faham apa yang dikatakan guru, akan tetapi
karena sangat mengagumi cara guru berbicara, atau mengagumi penampila guru, sehingga
ketika siswa tersebut ditanya tentang apa yang disampaikan guru, siswa tidak mengerti apa-
apa. Sebaliknya, manakala ada siswa yang seakan-akan tidak memperhatikan, belum tentu
siswa tersebut tidak sedang belajar. Kemungkinan otak dan fikiran siswa tersebut sedang
mencerna apa yang dikatakan guru, sehingga ketika ditanya siswa tersebut dapat menjawab
pertanyaan dengan benar.
Berdasarkan adanya perubahan perilaku yang ditimbulkan, maka sebenarnya siswa
sudah melakukan proses belajar. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang
dihasilkan dari proses pembelajaran, dengan demikian seorang guru harus memahami secara
teoritis bagaimana terjadinya perubahan perilaku itu. Dewasa ini sebagian guru tidak
memperhatikan tentang perubahan perilaku siswa. Guru hanya memberikan materi-materi
pelajaran tanpa memandang hasil dari proses belajar tersebut. Melihat fenomena yang
berkembang, maka seorang guru dituntut mengimplikasikan dan mengembangkan teori-teori
yang ada dalam pembelajaran, sehingga diharapkan proses belajar benar-benar dapat
dilaksanakan secara maksimal.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk melengkapi Tugas Mata
Kuliah Motorik Dasar dan untuk menambah wawasan mengenai pengertian belajar motorik
dan belajar gerak serta proses terjadinya gerak.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PARADIGMA TEORI BELAJAR
Teori belajar memiliki warisan yang kaya dan beragam. Sebagai akibat dari warisan
ini, banyak sudut pandang tentang proses belajar yang bermunculan. Sudut pandang yang
dianut oleh sejumlah ilmuan disebut sebagai paradigma.
Adapun beberapa sudut pandang yang dapat diidentifikasi ke dalam teori belajar
antara lain: 1) Fungsionalistik, 2) Asosiasinistik, 3) Kognitif, 4) Neurofisiologis,
5) Evolusioner. Paradigma fungsionalistik menekankan hubungan antara belajar dengan
penyesuaian diri dengan lingkungan. Paradigma asosiasionistik mempelajari proses belajar
dalam term hokum asosiasi. Paradigma kognitif menekankan sifat kognitif dalam belajar.
Paradigma neurofisiologis mengisolasi korelasi neurofisiologis dari hal-hal seperti belajar,
persepsi, pemikira, dan kecerdasan. Paradigma evolusioner menekankan pada sejarah evolusi
proses belajar orgaisme.
Paradigma-paradigma yang berkembang harus dlihat sebagai kategori kasar karena
sulit untuk menemukan teori belajar yang sesuai persis dengan dengan salah satu dari
kategori itu. Ketika meletakkan satu teori dalam paradigma tertentu berdasarkan penekanan
utama, maka aspek-aspek tertentu dari paradigma lain dapat ditemukan. Sebagai contoh, teori
Tolman sulit dikategorisasikan karena mengandung elemen fungsionalistik dan kognitif. Teori
Piaget banyak dipengaruhi oleh teori Darwin namun banyak kesamaan dengan teori dalam
paradigma fungsionalistik. Teori Hull dimasukkan dalam paradigma fungsionalis, namun
teori ini banyak didasarkan pada gagasan asosiasinistik. Dengan pertimbangan tersebut, teori
belajar utama dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Paradigma fungsionalistik
a. Teori Thorndike
b. Teori Skinner
c. Teori Hull
2. Paradigma asosiasinistik
a. Teori Pavlov
b. Teori Guthrie
c. Teori Estes
3. Paradigma kognitif
a. Teori Gestalt
b. Teori Piaget
c. Teori Bandura
4. Paradigma neurofisiologis
a. Teori Hebb
5. Paradigma evolusioner
a. Teori Bolles
B.BEBERAPA IMPLIKASI TEORI DALAM PEMBELAJARAN
1. Paradigma Fungsionalistik
a. Teori Thorndike
Implikasi dari teori Thorndike dalam pembelajaran menitikberatkan adanya
hubungan erat antara pengetahuan proses belajar dengan praktik pengajaran. Teknik
pengajaran berbentuk ceramah dianggap tidak baik. Thorndike juga menyetujui program
pelatihan praktik yang dibuat menyerupai dunia nyata (kehidupan sehari-hari) dan
memasukkan proses belajar eksperensial (berbasis pengalaman).
b. Teori Skinner
Implikasi teori Skinner dalam pembelajaran dinyatakan dalam informasi yang ada
dipelajari dan disajikan secara bertahap. Dalam pembelajaran selalu diberikan umpan balik
dengan segera, sehingga diharapkan murid mampu belajar dengan caranya sendiri. Teori
Skinner juga mengedepankan penggunaan teknik pengajaran programmed learning (belajar
terprogram), teaching machine (mesin pengajar), computer based instruction (CBI) atau
pengajaran berbasis computer.
c. Teori Hull
Hull membuat prediksi yang persis tentang efek gabungan dari belajar dan dorongan
terhadap perilaku dan efek keletihan (via hambatan reaktif dan terkondisi). Penguatan dalam
pembelajaran bergantung pada reduksi dorongan/stimuli dorongan yang dihasilkan oleh
kondisi kebutuhan fisiologi.
2. Paradigma Asosiasinistik
a. Teori Pavlov
Teori Pavlov sulit diaplikasikan ke dalam dunia pendidikan, khususnya dalam
pembelajaran. Pavlov mengedepankan modifikasi sikap dan emosi terhadap belajar
berdasarkan pengkondisian klasik yang harus dilakukan dengan hati-hati agar mendapatkan
program pendidikan yang benar-benar efektif. Selain itu, Pavlov juga menciptakan teori
belajar antisipasi.
b. Teori Guthrie
Menurut Guthrie latihan (praktik) adalah penting karena menimbulkan lebih banyak
stimuli untuk menghasilkan perilaku yang diinginkan. Pendidikan formal seharusnya
menyerupai situasi kehidupan nyata dibuat semirip mungkin. Pemberian hukuman dalam
pembelajaran idealnya tidak sekadar menghentikan perilaku yang tidak diinginkan melainkan
menghasilkan perilaku yang diinginkan. Perluasan dari teori Guthrie ke apklikasi praktis
bersifat langsung dan dijelaskan dengan cara menyenangkan, penuh contoh, tidak hanya
rumusan-rumusan.
3. Paradigma Kognitif Dominan
a. Teori Gestalt
Gestall mengedepankan penggunaan teknik ceramah (lecture), tetapi akan berusaha
agar ada interaksi antara guru dan murid. Teori ini juga menghindari memorisasi fakta tanpa
pemahaman. Ketika hal-hal yang dipelajari telah dipahami maka mudah diaplikasikan ke
situasi yang baru dan dipertahankan dalam jagka waktu lama.
b. Teori Piaget
Materi pendidikan harus disesuaikan dengan struktur kognitif anak, karena
kemampuan untuk mengasimilasi bervariai dari satu anak dengan anak yang lain sehingga
pendidikan harus diindividualisasikan. Selain itu pendidikan membutuhkan pengalaman yang
menantang bagi pembelajar sehingga proses asimilasi dan akomodasi dapat menghasilakan
pertumbuhan intelektual.
c. Teori Tolman
Tolman mendukung diskusi kelompok kecil dalam kelas. Setiap siswa mempunyai
kesempatan secara individual/sebagai anggota kelompok untuk menguji ide secara memadai.
Menurut Tolman, belajar terjadi secara konstan. Siswa berusaha mengembangkan
ekspektasi/keyakinan yang sesuai dengan kenyataan. Guru membantu siswa merumuskan
hipotesis dan member pengalaman yang mengonfirmasikan ketika hipotesis itu benar.
Dengan cara ini siswa mengembangkan peta kognitif yang akan memandu aktivitas siswa.
d. Teori Bandura
Implikasi teori Bandura dalam pembelajaran menekankan sesuatu yang dapat
dipelajari melalui pengalaman langsung yang bisa dipelajari secara tidak langsung dengan
observasi. Belajar observasional memiliki implikasi edukasional apabila guru memperhatika:
1)atensional/perhatian, 2) retensional, 3) motor/mampu melakukan perilaku yang dipelajari,
4) motivasi dari siswa. Pemberian model sangat efektif dan berpengaruh besar terhadap
pembelajaran siswa. Model yang efektif digunakanadalah dengan film, televisi, tape,
demonstrasi, dan display.
4. Paradigma Neurofisiologis Dominan
a. Teori Hebb
Implikasi teori Hebb dalam pembelajaran menitikberatkan proses kognitif dengan
menggunakan neuron atau synapse sebagai alat utama. Studi motivasi dan studi belajar
memberi pengaruh penting dalam proses pembelajaran.
5. Paradigma Evolusioner
a. Teori Bolles
Teori Bolles tidak memiliki implikasi untuk teknik pengajaran spesisik, tetapi
menitikberatkan pada implikasi untuk kurikulum pendidikan secara umum.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penggunaan dan pemilihan teori-teori belajar harus disesuaikan dengan materi yang
akan diajarkan sehingga teori tersebut dapat diimplikasikan ke dalam proses pembelajaran
agar tercapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan harapan. Cara yang tepat dalam
penggunaan teori yang ada harus sesuai petunjuk mengenai pendekatan yang sudah ada untuk
mempelajari proses belajar, selanjutnya memilih salah satu pendekatan yang memuaskan dan
berkonsentrasi pada pendekatan itu. Apabila teori yang sudah ada tidak sesuai dengan
pembelajaran, diharapkan dapat menyusun dan mengembangkan teori sendiri sesuai
kebutuhan. Ketika menentukan perilaku manusia tidak ada proses yang lebih penting selain
belajar, maka salah satu upaya yang penting yang dapat dilakukan seseorang adalah
membantu mengungkap misteri di balik proses belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Hergenhahn, B.R & Matthew H. (2009). Theories of Learning (Teori Belajar). Jakarta:
Kencana.
Wina Sanjaya. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan
Kurikulum Satuan Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada.
Winfred F. Hill. (2011). Theories of Learning: Konsepsi, Komparasi, dan Signifikansi.
Bandung: Nusa Media.
http://galihdwipradipta.blogspot.com/2011/12/implikasi-teori-belajar-dalam-penjas.html