tugas kelompok 4 motorik

40
1 (TUGAS MAKALAH BELAJAR MOTORIK) MENGETAHUI DAN MEMAHI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN GERAK DI SUSUN OLEH KELOMPOK 4 1. KARTIKA SARI A1D413076 2.ARI AFANDI A1D413065 3. ARDIMAS A1D413058 DOSEN PEMBIMBING ADHE SAPUTRA, S.pd, M.pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS JAMBI TAHUN AJARAN 2014/2015

Upload: porjab

Post on 30-Jul-2015

305 views

Category:

Data & Analytics


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas kelompok 4 motorik

1

(TUGAS MAKALAH BELAJAR MOTORIK)

MENGETAHUI DAN MEMAHI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

GERAK

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK 4

1. KARTIKA SARI A1D413076

2.ARI AFANDI A1D413065

3. ARDIMAS A1D413058

DOSEN PEMBIMBING

ADHE SAPUTRA, S.pd, M.pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS JAMBI

TAHUN AJARAN 2014/2015

Page 2: Tugas kelompok 4 motorik

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadiran allah swt yang telah memberikan rahmat serta

hidayah kepada kita semua, sehingga berkat karunianya penulis dapat menyelesaikan

makalah tentang “Mengetahui dan Memahami Pelaksanaan Pembelajaran Gerak”

Dalam menyusun makalah ini, penulis tak lupa mengucapkan terima kasihkepada:

1. Bapak Adhe Saputra selaku dosen Belajar Motorik

2. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Mohon maaf apabila ada kekurangan atau kesalahan dalam penyusunan makalah.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis, maupun kepada pembaca.

Terimakasih.

Jambi, 28 September 2014

Penulis

i

Page 3: Tugas kelompok 4 motorik

3

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................... ii

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................3

1.3 Tujuan dan Manfaat penulisan ...........................................................3

1.4 Ruang Lingkup Materi .........................................................................4

BAB 11

PEMBAHASAN

2.1 Memperkenalkan Skill ........................................................................10

2.2 Menetapkan Tujuan ............................................................................12

2.3 Pemahaman Hasil ................................................................................13

2.4 Pemberian Instruksi ............................................................................14

2.5 Modeling Dan Demonstrasi .................................................................16

2.6 Bentuk Latihan.....................................................................................19

2.7 Teknik Latihan ............................................................................26

BAB 111

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN ....................................................................................33

3.2 SARAN ..................................................................................................34

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................35

LAMPIRAN................................................................................................36

ii

Page 4: Tugas kelompok 4 motorik

4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam Modul ini akan dibicarakan beberapa metode latihan motorik yang erat

kaitannya dengan hakikat dari gerak itu sendiri serta bagaimana keterampilan motorik

terkuasai. Tetapi sebelum membicarakan secara khusus tentang metode-metode tersebut,

diuraikan beberapa aspek penting yang mendahuluinya, seperti motivasi, memperkenalkan

skill, menetapkan tujuan, pemahaman hasil, pemberian instruksi, aspek-aspek demonstrasi,

bentuk latihan serta teknik latihan. Pemahaman gerak terhadap siswa di arahkan kepada

persoalan tentang seberapa jauh siswa sudah mengenal keterampilan yang di ajarkan dalam

pembelajaran motorik. Berdasarkan pengalaman siswa ,maka tingkat kemampuan siswa dapat

dikelompokkan berdasarkan tahapan pembelajaran. Tahapan pembelajaran ini akan

membantu guru dalam menentukan tugas pembelajaran motorik yang di berikan kepada para

siswa.

Demi kelancaran perancangan tugas yang akan di berikan kepada para siswa di sekolah,

guru atau pebimbing pembelajaran motorik perlu mengenal tahapan pembelajaran motorik.

misalnya, dalam pelajaran pendidikan jasmani, berdasarkan pengenalan para siswa terhadap

pengalaman gerak , pembelajaran motorik dalam pendidikan jasmani dapat di kelompokkan

menjadi tiga tahapan, yaitu tahapan pemahaman konsep gerak, tahapan gerak (motor stsge),

dan tahapan otonom.

Berdasarkan uraian tersebut bahwa persiapan teknis dalam pembelajaran motorik bagi para

siswa disekolah harus di sesuaikan dengan tahapan- tahapan yang ada. Keberhasilan mereka

dalam memahami dan menguasai keterampilan motorik bergantung pada tahapan- tahapan

yang di lalui. Jika mereka berhasil melewati tahapan- tahapan teresebut secara sempurna,

maka mereka akan berhasil menguasai materi pembelajaran motorik yang di berikan.

Dan juga seorang guru yang mengajar pembelajaran motorik bagi para siswa di sekolah tentu

harus mengetahui caranya bersikap saat pembelajaran berlangsung. Mengajar pembelajaran

motorik berbeda jauh dengan mengajar pembelajaran kognitif, maupun afektif, baik dari

sikap guru, metode mengajar yang di pakai, maupun suasana dan kondisi belajar yang

dialami oleh para siswa.

Page 5: Tugas kelompok 4 motorik

5

Oleh karena itu sebelum, menentukan program pembelajaran motorik bagi para siswa di

sekolah, seorang guru harus mengetahui caranya bersikap di tengah mereka. maka dari itu

Pada makalah ini, akan di jelaskan secara terperinci mengenai sikap guru dalam pemberian:

memperkenalkan skill, menetapkan tujuan, pemahaman hasil, pemberian instruksi, modeling

dan demonstrasi, bentuk latihan, dan teknik latihan saat pembelajaran motorik di sekolah. Ini

di nilai sangat penting karena dari sinilah, guru akan betul- betul memahami cara

mengaplikasikan teori pembelajaran motorik bagi para siswa di sekolah. Untuk itu

diharapkan pemaparan dari modul ini memberikan gambaran lengkap tentang bagaimana

keterampilan dapat dipelajari, serta syarat-syarat apa yang harus dipenuhi agar keterampilan

yang dipelajari dapat dengan mudah dikuasai.

Page 6: Tugas kelompok 4 motorik

6

1.2. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yng telah penulis uraikan di atas, untuk itu penulis memberikan

rumusan masalah:

Apa itu mengetahui dan memahami pelaksanaan pembelajaran gerak, seperti motivasi. yang

di lakukan dengan cara: memperkenalkan keterampilan, menetapkan tujuan, pemahaman

hasil, pemberian instruksi, modeling dan demonstrasi, bentuk latihan serta teknik latihan.

1.3. Tujuan Dan Manfaat Penulisan

Berdasarkan dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:

Untuk mengetahui dan memahami pelaksanaan pembelajaran gerak seperti: memperkenalkan

skill, menetapkan tujuan,pemahaman hasil,pemberian instruksi, modeling dan demonstrasi,

bentuk latihan serta teknik latihan.

1. Manfaat untuk siswa : siswa dapat mengetahui dan memahami pelaksanaan

pembelajaran gerak, seperti mengetahui tantang ‘ memperkenalkan skill,

menetapkan tujuan,pemahaman hasil,pemberian instruksi, modeling dan demonstrasi,

bentuk latihan serta teknik latihan.

2. Manfaat untuk guru / pengajar: sebagai bahan pengajaran Motorik, dalam

mengetrahui dan memahami pelaksanaan gerak.

3. Manfaat untuk sekolah: sebagai sumbangan alternatif yang di jadikan penelitian,

guna mengetahui dan memahami pelaksanaan pembelajaran gerak.

Page 7: Tugas kelompok 4 motorik

7

1.4. Ruang Lingkup Materi

Berdasarkan pengenalan para siswa terhadap pengalaman gerak, pembelajaran motorik

dalam pendidikan jasmani dapat di kelompokkan menjadi tiga tahapan yaitu:

A.Tahapan Pemahaman Konsep Gerak

Pada tahapan pertama ini ,tugas yang harus di pelajari oleh para siswa dalam

pembelajaran motorik merupakan tugas yang benar-benar baru . Bagi mereka yang baru

mengikuti pemelajaran motorik , mereka akan di persulit oleh berbagai keputusan yang

harus di di buat berikut:

1.Bagaimana cara berdiri dalam sikap yang baik?

2.Di mana lengan harus di siapkan?

3.Kapan gerak harus di mulai ?

4.Ke mana pandangan mesti diarahkan ?

Pada tahapan pertama ini , biasanya masalah yang di hadapi oleh para siswa

adalah penguasaan informasi tentang cara melaksanakan tugas gerak.

Mereka akan selalu memunculkan beberapa pertanyaan berikut :

1. kapan melakukannya?

2. apa yang harus di lihat ?

3. bagaimana caranya?

Pertanyaan - pertanyaan tersebut selalu muncul dalam benak para siswa yang pertama

kali mengikuti pembelajaran motorik (keterampilan gerak). oleh karena itu ,dalam hal ini,

guru harus membantu mereka yang masih baru mengikuti pembelajaran motorik,

khususnya dalam aspek atau materi yang belum pernah di kenal sebelumnya.

Salah satu cara yang bisa di lakukan adalah dengan menyampaikan informasi

sejelas-jelasnya tentang tugas yang harus di pelajari dan di kerjakan oleh mereka.

Guru pun harus sering memberikan instruksi, demonstrasi, film, dan informasi lisan lainnya

yang sangat berguna bagi para siswa.

Page 8: Tugas kelompok 4 motorik

8

Misalnya, ketika mereka melakukan baris –berbaris ,maka guru tidak hanya memberikan

penjelasan mengenai cara berbaris yang baik , melainkan ia juga harus melakukan baris-

berbaris bersama mereka agar mereka bisa melihat contoh yang nyata dan konkrit.

Salah satu tujuan pembelajaran motorik adalah : memungkinkan para siswa mengalihkan

informasi masa lalun ke tugas yang di hadapi mereka. Misalnya, dalam dalam pelajaran

pendidikan jasmani (olahraga), ada banyak keterampilan gerakan yang mempunyai ciri

gerak yang sama.dengan demikian guru harus mengemukakan ciri keterampilan gerakan

yang kira-kira sudah di pelajari oleh mereka , sehingga mereka mempunyai gambaran yang

jelas. Pertambahan kemampuan dalam tahapan ini biasanya sangat cepat. Itu menunjukan

bahwa strategi pembelajaran sudah di temukan oleh para siswa. Jangan terlalu di risaukan

jika penampilan pada tahapan ini masih kelihatan kaku,kasar,belum pasti,dan belum di

sertai gerak yang tepat (timing).

Semua itu merupakan tanda awal peningkatan kemampuan pada waktu berikutnya.

Keterlibatan pikiran dalam proses belajar pada tahapan ini masih cukup besar, sehingga

menuntut banyak perhatian. Oleh karna itu , guru harus mencegah pemberian informasi

yang terlalu banyak dan berlangsung secara bersamaan. Misalnya, pemberian penjelasan

taktik permainan bersamaan dengan menguraikan teknik gerak. Ini justru akan

mengacaukan perhatian para siswa. Sebaiknya, berilah informasi setahap demi setahap,

sehingga mereka mampu memahami secara sempurna.

B. Tahapan Gerak (Motorik Stage)

Tahapan berikutnya dalam pembelajaran motorik bagi para siswa di sekolah adalah tahapan

gerak atau tahapan asosiatif. Dalam tahapan ini ,mereka telah berhasil memecahkan

masalah-masalah pemahaman tentang tugas ,instruksi ,atau arahan yang di berikan oleh

guru. Sehingga, fokus mereka berpindah ke pengorganisasian pola gerak yang lebih efektif

untuk meningkatkan aksi.

misalnya , jika pembelajaran motorik berkaitan dengan senam pagi (pendidikan jasmani),

maka dalam tahapan Ini, mereka telah menguasai bentuk dan urutan gerak. Guru bisa

melihat indikasi bahwa para siswa sudah memahami serta menguasai bentuk dan urutan

gerak dalam gerakan tubuh yang di lakukan para siswa. Pasalnya , gerak tubuh merupan

Page 9: Tugas kelompok 4 motorik

9

wujud dari penguasaan bentuk gerakkan. Dengan demikian, dalam tahapan ini, tingkatan

keterampilan mereka naik dari tahapan pemahamaan menuju tahapan aksi. Oleh karena itu,

pada tahapan ini, hal yang harus dilakukan oleh guru adalah mendorong para siswa agar

menunjukan sikap dan kontrol yang terjaga, di sertai keyakinan yang meningkat dalam

gerakan. Mereka harus di dorong supaya dapat memberikan perhatian detail terhadap

gerakan. Dalam materi pembelajaran motorik lainnya ,misalnya keterampilan yang

memerlukan kecepatan gerak, seperti bulu tangkis, para siswa mulai membangun program

gerak untuk menyelesaikan gerakan. Sedangkan, dalam gerakan lebih lambat , seperti

keseimbangan dalam senam , mereka membangun cara untuk memanfaatkan respons yang

menghasilkan umpan balik.

Saat itu, efisiensi gerakkan mereka mulai meningkat, pengeluaran energi semakin berkurang

sebagai akibat otot yang berfungsi semakin relevan dengan tugas gerak , serta keterlibatan

pikiran ketika bergerak semakin berkurang. Para siswa harus di dorong agar bisa

menemukan ciri lingkungan yang dapat di jadikan sebagai tanda-tanda untuk mengatur

kecepatan waktu bergerak. Antisipasi dapat berkembang secara cepat, yang membuat gerak

lebih halus dan tidak berburu-buru.

Selain itu, dalam tahapan ini, para siswa juga perlu di dorong supaya dapat merasakan dan

memahami kesalahan sendiri. Tahapan ini biasanya berlangsung lebih lama dari pada

tahapan pemahaman konsep gerak. Artinya, mereka mungkin bisa tetap berada pada

tahapan gerak ini tanpa pernah meningkat ke tingkat berikutnya dalam beberapa lama.

Boleh jadi, dalam beberapa minggu , beberapa bulan,atau bahkan lebih lama daripada itu.

C . Tahapan Otonom

Tahapan berikutnya yang harus dilalui dalam pembelajaran motorik adalah tahapan

otonom. Tahapan ini akan di masuki secara bertahap oleh para siswa setelah mereka banyak

melakukan latihan. Tahapan otonom melibatkan perkembangan gerak otomatis.

Dengan ungkapan lain ,ketika para siswa telah memasuki tahapan otonom dalam

pembelajaran motorik, mereka akan melakukan gerakan secara refleks tanpa di pikirkan

sebelumnya. Pasalnya , gerakan mulai muncul hanya karena ada rangsangan tanpa instruksi

atau arahan lisan dariguru.

Page 10: Tugas kelompok 4 motorik

10

Munculnya gerakan secara refleks hanya karna rangsangan (tanpa adanya instruksi) dapat

terjadi lantaran adanya program gerak yang sudah terbentuk dalam otak para siswa selama

mereka mengikuti rangkaian pembelajaran motorik. Program gerak dalam otak mereka

adalah: suatu rangkaian mekanisme yang mengontrol terbentuknya gerak. Misalnya:

pambelajaran senam kesegaran jasmani dengan alunan musik senam (salah satu materi

pembelajaran motorik) akan membuat mereka merentangkan tangan kesamping ataupun

mengangkat kaki dan menggeleng-gelengkan kepala. Ini terjadi karena dalam otak mereka

telah terbentuk program gerak yang seirama dengan musik yang di dengarkan. Program

gerak itulah yang mengontrol aksi para siswa ketika bergerak dalam waktu yang relatif lama.

Adapun yang menjadi pertanyaan adalah apakah setiap siswa pasti dapat memasuki

tahapan terakhir (tahapan otonom) dalam pembelajaran motorik ? tentunya, tidak semua

siswa bisa memasuki tahapan yang terakhir ini dalam waktu yang sama. Dalam

pembelajaran motorik , keberhasilan seorang siswa memasuki tahapan otonom bergantung

pada kualitas dan tingkat latihan yang dilakukan, serta caranya melakukanlatihan tersebut.

Seorang siswa dapat memasuki tahapan otonom dalam pembelajaran motorik di sekolah di

sebabkan oleh meningkatnya otomatisasi indra dalam menganalisis pola-pola lingkungan.

Hal ini di landasi oleh beberapa hal pokok berikut:

1. Menurunnya tuntutan perhatian seorang siswa terhadap cara pelaksanaan gerak.

Artinya, ia tidak lagi memikirkan cara bergerak, posisi bergerak,dan lain-lain. Ia telah

berhasil menguasai bentuk gerak secara sempurna , sehingga gerak tersebut bisa muncul

hanya dengan sebuah rangsangan

2. pada saat yang sama , seorang siswa telah terbebas dari kegiatan kognitif tingkat tinggi.

Dengan ungkapan lain, untuk melakukan sebuan gerakan , ia tidak perlu memikirkannya

dengan panjang lebar ataupun menganalisis, sehingga ia dapat secara langsung bergerak

secara tepat dan terarah sesuai dengan yang diinginkan.

3. Seorang siswa memiliki keyakinan dan kepercayaan tinggi dalam mengambil keputusan-

keputusan tentang strategi permainan (gerakan) secara benar.

Page 11: Tugas kelompok 4 motorik

11

Artinya, ia telah mampu memahami dengan sangat cepat mengenai waktu melakukan

gerakan, seperti:

a. Melangkahkan kaki

b. merentangkan tangan ke samping

c. Menarik sesuatu(tali)

d. Mengulur

e. Menggelengkan kepala

f. menoleh ke kiri,kanan, atas, dan bawah

g. Mengumpan

h. Menendang

i. Memukul

j. Menerima pukulan

k. Menghindar

l. Maju, dan

m. Bersuara.

4. Seorang siswa juga dapat meningkatkan bentuk dan gaya dalam gerakkan, sehingga

setiap gerakan yang di lakukan diiringi dengan penguasaan yang sangat mendalam.

Logikanya adalah apa bila ia belum menguasai sebuah gerakan, seperti menendang bola,

tentu saja ia tidak bisa menendang bola dengan bentuk dan gaya tendangan yang sangat

indah. Sebaliknya , jika ia telah mampu memperlihatkan gaya dan bentuk tendangan yang

indah , maka dapat dipastikan bahwa ia telah menguasai sebuah tendangan.

5. Keyakinan diri dan kemampuan untuk menilai kesalahan diri lebih terkembangkan.

Artinya, ketika seorang siswa dapat memasuki tahapan otonom dalam pembelajaran

motorik di sekolah yang di sebabkan oleh meningkatnya otomatisisasi indra, maka pada

saat bersamaan , ia telah mampu merasakan dan mengidentifikasi benar atau tidaknya

tindakan yang di lakukannya. Misalnya, ketika ia menendang bola ke arah gawang dengan

pola gerakan yang salah, ia akan merasa bahwa tendangannya salah, walaupun bola

berhasil masuk ke mulut gawang. atau saat ia melakukan senam di sekolah dan melakukan

sebuah gerakkan yang salah, maka ia akan merasa dan meyakini bahwa gerakkannya itu

salah, meskipun guru tidak menegurnya.

Page 12: Tugas kelompok 4 motorik

12

Berdasarkan uraian tersebut, dapat di ambil kesimpulan bahwa persiapan teknis dalam

pembelajaran motorik bagi para siswa di sekolah harus di sesuaikan dengan tahapan-

tahapan yang ada. Keberhasilan mereka dalam memahami dan menguasai keterampilan

motorik bergantung pada tahapan- tahapan yang di lalui. Jika mereka berhasil melewati

tahapan-tahapan tersebut secara sempurna, maka mereka akan berhasil menguasai meteri

pembelajaran motorik yang di berikan.

Page 13: Tugas kelompok 4 motorik

13

BAB 11

PEMBAHASAN

"Bagaimana memotivasi?"

Motivasi akan menentukan siswa mampu dan mau mempelajari suatu kemampuan. Seorang

siswa yang tidak termotivasi sama sekali tidak akan mau berlatih, dan karenanya hasil latihan

atau belajar tidak akan maksimal. Siswa yang termotivasi akan menghabiskan waktu dan

usahanya untuk melakukan tugas yang diberikan, dengan latihan yang lebih serius, yang

mengarahkannya pada pembelajaran yang relative.

Upaya-upaya memotivasi siswa dengan cara sebagai berikut:

2.1 Memperkenalkan skill (keterampilan)

Memperkenalkan suatu keterampilan kepada murid merupakan satu upaya untuk

memotivasi mereka. Agar tujuan tersebut tercapai, tentunya upaya memperkenalkan

keterampilan tadi harus memenuhi ketentuan, salah satu di antaranya adalah dengan

memperkenalkan makna dan manfaat dari keterampilan yang dimaksud untuk masa-masa

tertentu. Schmidt, misalnya, mengatakan bahwa memberikan penjelasan tentang manfaat

suatu keterampilan di masa datang akan menjadikan siswa memiliki tujuan dan arah dalam

belajarnya. Selain manfaat yang ditonjolkan, penjelasan tentang bagaimana keterampilan itu

ditampilkan dalam tingkat yang sebenarnya akan mem-berikan pengaruh yang baik juga

dalam hal motivasi.

Sebagai contoh, pemutaran film atau video suatu pertandingan bola voli tingkat dunia di

suatu kelas yang sedang belajar bermain bola voli, akan juga menyadarkan anak tentang

hakikat keterampilan itu sendiri. Paling tidak akan timbul suatu kesadaran pada diri siswa

bahwa bola voli bukan hanya permainan yang aneh dan menyakitkan, melainkan merupakan

permainan yang bisa dilakukan dengan sangat variatif dan karenanya menarik.

Kesadaran anak tentang bagaimana hasil akhir dari suatu keterampilan, dengan sendirinya

akan membuat anak termotivasi dalam mempelajarinya.

Intinya, cara pertama yang bisa di lakukan oleh guru untuk memberika motivasi dalam

pembelajaran motorik adalah memperkenalkan keterampilan.

Cara ini harus di lakukan sebelum pembelajaran motorik di lakukan, atau di perkenalkan

kepada para siswa pada awal pembelajaran motorik agar mereka termotivasi sejak awal

Page 14: Tugas kelompok 4 motorik

14

hingga akhir. Jangan sampai memperkenalkan keterampilan setelah pembelajaran di

lakukan.

Agar tujuan tersebut tercapai, maka upaya memperkenalkan keterampilan harus di kaitkan

dengan dua hal utama yaitu:

a. Makna keterampilan dan pembelajaran ,serta

b. Manfaat keterampilan tersebut bagi para siswa yang mengikuti kegiatan

pembelajaran motorik.

Para ahli dalam dunia pendidikan meyakini bahwa memberikan penjelasan tentang manfaat

suatu keterampilan akan menjadikan para siswa memiliki tujuan dan arah yang tepat dalam

belajar. Artinya, mereka akan mengerti tujuan pembelajaran motorik yang sedang di

jalankan. Sebagai contoh, dalam pelajaran agama yang di jalankan secara motorik, para

siswa akan mengetahui manfaat sikap tolong- menolong antar sesama manusia, saling

memberi, saling menghormati keyakinan, gotong royong, dan lain sebagainya.

Selain manfaat keterampilan motorik yang di ajarkan , guru juga harus menjelaskan tentang

cara keterampilan itu di tampilkan dalam tingkat yang sebenarnya. Hal ini akan

meningkatkan motivasi para siswa dalam mengikuti pembelajaran dan menjalankan semua

tugas yang diberikan.

Contoh sederhana, pemutaran vidio pertandingan sepak bola liga inggris yang menampilkan

klub-klub besar dengan gaya permainan yang sangat memukau. Di kelas yang sedang

belajar sepak bola , guru mesti menyadarkan para siswa bahwa permainan sepak bola

sangatlah menyenangkan.

Dengan pengetahuan dan kesadaran semacam itu, mereka akan menerima rangsangan

motivasional agar selalu belajar dengan giat, sehingga mendapatkan hasil yang sangat

memuaskan.

Page 15: Tugas kelompok 4 motorik

15

2.2 MENETAPKAN TUJUAN

Cara lain yang baik untuk menumbuhkan motivasi adalah dengan cara menetapkan

sasaran atau tujuan belajar. Mintalah siswa untuk mencoba menetapkan tujuannya, misalnya

untuk menjadi pemain yang baik dalam tim sekolah atau perkumpulan tertentu. Schmidt

mengemukakan bahwa dari penelitian Locke & Brian, siswa yang diminta untuk menetapkan

standar dan melakukan sebaik-baiknya, menunjukkan manfaat dari usaha-nya itu. Dari hasil

tersebut jelaslah bahwa dipaksa untuk commit pada diri sendiri terhadap suatu tujuan

merupakan motivasi yang sungguh-sungguh kuat.

Namun demikian, dalam hal ini setiap guru harus menyadari bahwa standar atau tujuan yang

ditetapkan tersebut haruslah realistis, sesuatu yang dapat dicapai melalui latihan dan usaha.

Dengan begitu, tujuan yang terlalu tinggi dan tidak dapat dicapai oleh siswa tadi akan justru

meruntuhkan minat siswa yang bersangkutan. Sebaliknya, tujuan yang terlalu rendah yang

terlalu mudah untuk dicapai pun, dengan sendirinya akan kurang memotivasi.

Intinya, Guru juga bisa memberikan motivasi motorik kepada para siswa, dalam

pembelajaran motorik kepada para siswa dalam pembelajaran motorik dengan cara

menetapkan sasaran atau tujuan belajar motorik. Sebenarnya, tidak hanya guru yang dapat

menetapkan sasaran atau tujuan belajar motorik. Penetapan sasaran atau tujuan belajar

motorik pun bisa di lakukan oleh beberapa pihak ,yaitu:

a. Guru sendiri

b.guru bersama para siswa,serta

c.siswa sendiri

Sebuah penelitian yang di lakukan oleh para praktisi pendidikan memberikan gambaran

bahwa para siswa yang di minta menetapkan tujuan belajar sendiri justru menunjukan hasil

belajar yang lebih baik dari pada siswa yang hanya di minta melakukan tugas belajar, yang

tujuannya telah di tetapkan oleh seorang guru. Sebab, dalam pembelajaran motorik ,ketika

seorang siswa menetapkan tujuannya sendiri, maka penetapan tersebut akan memberi

pengaruh luar biasa terhadap perkembangan motorik, semangat, serta perjuangannya.

Sebagai contoh, seorang siswa menetapkan tujuan agar menjadi pemain yamg baik dalam

tim sepak bola sekolah, sehingga dapat menjadi juara dalan setiap ajang kompetisi antar

sekolah.

Page 16: Tugas kelompok 4 motorik

16

Penetapan tujuan tersebut akan membuatnya semakin giat berlatih, serta selalu

melaksanakan arahan guru dan pelatih dengan cermat. Oleh karena itu, guru yang

mengadakan pembelajaran motorik bagi para siswa di sekolah sebaiknya meminta kepada

mereka supaya mencoba menetapkan tujuan pembelajaran motorik sendiri.

Tentunya tidak cukup sampai di sana ,guru pun mesti meminta mereka berjanji agar

berjuang sekuat tenaga dalam menggapai tujuan yang telah di tetapkan.

Cara semacam itu akan dapat menjadi motivasi yang sangat kuat bagi para siswa dalam

pembelajaran motorik. Akan tetapi, setiap guru yang mengadakan pembelajaran motorik

harus menyadari bahwa tujuan yang di tetapkan oleh mereka bisa di capai hanya melalui

latihan dan usaha bersama, serta dengan dukungan dan bimbingan guru secara intens.

Selain itu, saat menetapkan tujuan pembelajaran motorik, yang harus di ingat adalah

kamampuan para siswa. Artinya , tujuan pembelajaran motorik mesti di sesuaikan dengan

kamampuan mereka dan guru. Kesesuaian antara tujuan dan kamampuan sangat penting

diperhatikan karena tujuan yang yeng terlalu tinggi dan tidak dapat di capai justru akan

meruntuhkan minat mereka. Sebaliknya, tujuan yang terlalu rendah dan mudah akan

menurunkan motivasi.

2.3 PEMAHAMAN ATAU PENGETAHUAN HASIL

Dalam dunia pembelajaran motorik ,di kenal sebuah ungkapan, „‟seorang siswa yang

hanya berlatih keterampilan motorik dengan diri sendiri, tanpa bantuan guru, tidak akan

membuat sempurna.‟‟ Ungkapan ini mengindikasikan bahwa kualitas pembelajaran motorik

yang di lakukan oleh siswa sangat menentukan hasil yang akan di capai. Apabila seorang

siswa berlatih keterampilan motorik secara terus-menerus, bukan berarti ia akan mendapatkan

kemampuan dan keterampilan motorik yang sempurn.

Seorang siswa bisa saja masih banyak melakukan kesalahan teknik keterampilan motorik.

Kesalahan itu dapat Terjadi kapanpun. Hal itu di karenakan ia tidak pernah mendapatkan

umpan balik yang benar dalam pembelajaran motorik dari gurunya. Artinya, umpan balik

yang diberikan oleh guru kepadanya sangat menentukan kualitas pembelajaran motorik serta

hasil keterampilan motorik yang akan diperolehnya. Pada dasarnya, umpan balik yang di

berikan oleh guru bersifat pemberitahuan hasil yang di capai oleh seorang siswa dalam hal

keterampilan motorik yang telah di lakukannya.

Page 17: Tugas kelompok 4 motorik

17

Saat ia di beri tahu hasil gerakkan motoriknya atau praktik pembelajaran motorik yang di

lakukannya. ia, segera mengetahui hasil itu, sehingga ia lekas melakukan beberapa

penyesuaian terhadap gerakan motorik berikutnya sesuai dengan umpan balik yang di

berikan oleh guru.

Atas dasar itulah, umpan balik yang di berikan oleh guru sebenarnya dapat di sebut

pengetahuan hasil. Lantas,yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana seorang guru dapat

menerapkan pemberian umpan balik dalam kategori ini?

Dalam hal itu, sebenarnya guru hanya cukup memberikan informasi kepada para siswa

mengenai hasil praktik keterampilan motorik dengan cara memberikan kata-kata (informasi)

yang mudah di pahami oleh mereka.

Ada banyak kalimat yang bisa di berikan oleh guru kepada para siswa terkait hasil

keterampilan motorik.

Di antaranya ialah sebagai berikut:

a. „‟ayo semangat „‟ ( berbagai mata pelajaran)

b.‟‟ Bolanya meleset sedikit ke kiri.‟‟(pelajaran olahraga)

c.‟‟ Nilai praktikmu 60.‟‟( kalimat ini di sampaikan dengan asumsi bahwa siswa telah

mengetahui bahwa skala penilaian yang di gunakan adalah 10-100. Dengan demikian ia, akan

mengetahui sejauh mana hasil yang telah di capainya dalam pembelajaran (praktik)

motoriknya.

d.„‟ sinar matahari yang kamu tangkap masih kurang panas. (dalam pelajaran fisika).

2.4 PEMBERIAN INSTRUKSI

Memberikan instruksi adalah peristiwa umum dalam hampir setiap pengajaran. Instruksi

tersebut biasanya diucapkan (meskipun bisa juga dituliskan) dan memberikan informasi

tentang aspek yang paling penting dari suatu keterampilan. Dihubungkan dengan teori

pengolahan informasi yang menyatakan bahwa informasi yang bisa ditangkap oleh sistem

memory amat terbatas, maka perlu diperhatikan bahwa pemberian instruksi pun haruslah

diperhitungkan. Informasi yang terlalu banyak akan segera terlupakan, dan perhatikan juga

bahwa informasi dalam bentuk verbal pun kadang-kadang dibatasi pula oleh ketepatan dan

kebenarannya.

Page 18: Tugas kelompok 4 motorik

18

Oleh karena itu, instruksi yang diberikan haruslah singkat dan bersifat langsung pada intinya,

menekankan hanya pada satu atau dua konsep umum saja. Cobalah memberikan instruksi

yang bermakna dengan meng-hubungkannya pada sesuatu yang telah dipelajari oleh siswa.

Membagi-bagi informasi selama latihan berlangsung akan juga berguna. Artinya, berikan

infromasi yang paling pokok terlebih dahulu, kemudian detil-detilnya disampaikan

bersamaan dengan pelaksanaan latihan.

Kesemua ketentuan ini akan sangat relevan terutama jika siswa-siswa yang dihadapi adalah

siswa pemula. Singer (1980) mencatat bahwa pemberian intruksi ini harus meliputi empat hal

berikut, yaitu:

1) terus-menerus memberikan instruksi dan arah,

2) hanya digunakan sebagai teknik transfer nilai pra-latihan (pre training)

3) mendorong siswa untuk memberikan respons pada tanda tanda khusus pada saat yang

khusus, dan

4) menawarkan saran yang bersifat korektif pada penampilan yang bersangkutan.

intinya, sikap yang harus di lakukan oleh seorang guru saat pembelajaran motorik di

sekolah adalah memberi instruksi kepada para siswa. Pemberian instruksi dari seorang guru

kepada mereka termasuk salah satu prosedur tetap dalam setiap pembelajaran motorik.

Instruksi tersebut bisa di berikan secara lisan(ucapan) maupun tulisan.

Instruksi dalam pembelajaran motorik bertujuan memberikan informasi tentang aspek yang

paling penting dari suatu keterampilan yang sedang di pelajari dan dipraktikkan.

Namun, yang harus diingat oleh guru ketika mengadakan pembelajaran motorik adalah

informasi yang dapat di tangkap oleh sistem memori sangat terbatas. Dengan ungkapan lain,

jika seorang guru memberikan instruksi terlalu banyak kepada para siswa, mereka akan sulit

menangkap instruksi yang di berikan karena memori otak tidak sanggup menampung semua

instruksi.

Dalam hal ini, banyaknya pemberian instruksi haruslah tetap di parhitungkan.

Instruksi seorang guru yang terlalu banyak dalam pembelajaran motorik akan segera

terlupakan oleh para siswa. Instruksi guru dalam bentuk lisan pun kadang di batasi oleh

Page 19: Tugas kelompok 4 motorik

19

ketepatan dan kebenarannya. Atas dasar itu, guru yang memberikan instrusi kepada para

siswa dalam pembelajaran motorik harus memperhatikan beberapa hal berikut:

1. Instruksi yang di berikan kepada para siswa haruslah singkat dan bersifat langsung. Jangan

sampai memberikan instruksi melalui orang ke dua. Misalnya, dalam permainan sepak bola,

seorang guru olahraga harus memberikan instruksi secara langsung kepada para siswa(

pemain) ketiKa permainan berlangung. Instruksi itu harus singkat, misalnya mundur ke

belakang kawal pemain nomor 8; setiap kali mendapatkan bola, berikan pemain no 5; dan

lain sebagainya.

2. instruksi harus di tekankan pada satu atau dua konsep umum.Contohnya dalam pelajaran

olahraga sepak bola, jika guru melihat para siswa bermain jelek tanpa kerja sama, maka ia

cukup memberikan instruksi dengan berucap,’’setiap kali memperoleh bola, umpankan

kepada kawan yang berada dalam posisi bebas, jangan bawa sendiri.

3. Guru harus memberikaninstruksi yang bermakna dan menghubungkannya dengan

sesuatu yang telahdi pelajari oleh para siswa sebelumnya. Jika mereka belum menerima

teori sebelum praktik, maka jangan memberikan instruksi mengenai teori baru saat prsktek.

4. Memberikan instruksi yang paling cocok terlebih dahulu, kemudian susunkan detailnya

bersama dengan pelaksanaan latihan. Semua metode pemberian instruksi dalam

pembelajaran motorik akan sangat relevan bagi para siswa, terutama jika yang di hadapi

adalah para siswa pemula. Jadi, memberikan instruksi kepada para siswa dalam

pembelajaran motorik merupakan kemampuan yang harus di kuasai oleh setiap guru.

Tujuan utamanya adalah mereka mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang

keterampilan motorik yang akan dan sedang di pelajari. Selian it, kamampuan ini akan

memperjelas cara dan metode dalam mencapainya

2.5 Modeling dan demonstrasi

Media yang paling baik dalam pemberian instruksi pra-latihan adalah alat-alat bantu visual,

seperti gambar dari suatu teknik atau keterampilan yang benar, klip film, video, atau

demonstrasi oleh kawan sekelas atau oleh guru sendiri (modeling). Informasi tentang

keterampilan dengan cara ini tidak

terbatas oleh penggunaan kata-kata saja, tetapi dikuatkan dengan gambaran nyata tentang

gerakan yang akan dipelajari. Prosedur ini merupakan bagian dari upaya pembelajaran

observasional (observational Learning), di mana siswa menambah informasinya hanya

Page 20: Tugas kelompok 4 motorik

20

dengan mengamati penampilan orang lain. Tidak dapat diragukan bahwa hasil pembelajaran,

terutama dalam latihan tahap-tahap awal, diperkirakan timbul dari mempelajari dan meniru

aksi orang lain. Dalam hal ini tidak perlu diperdebatkan apakah model yang tampil sebaiknya

guru atau kawan siswa sendiri.

Siapapun yang tampil tidak menjadi masalah, yang penting adalah model tadi harus

menampilkan gambaran kritis dari keterampilan yang dimaksud.

Prosedur ini akan memungkinkan siswa untuk memvisualisasikan tentang bagaimana gerakan

yang diinginkan itu ditampilkan serta memberikan tujuan ideal tentang usaha yang sedang

dilakukan (lihat Knapp, 1977). Tentu saja, demonstrasi dan modeling tidak bisa efektif jika

siswa sendiri sebagai pengamat tidak menaruh perhatian. Bandura (dalam bab terdahulu)

berulangkali menekankan bahwa jika perilaku modeling tersebut diharapkan efektif, maka

siswa harus memberikan perhatian pada gerakan yang ditampilkan, kemudian mencoba

menahan gambaran contoh tadi dalam bentuk simbol atau kata-kata, sebelum semua gerakan

yang dipelajari tadi dapat ditampilkan ulang oleh siswa sendiri.

Di samping itu, modeling dapat juga dilakukan bersamaan dengan pemberian instruksi. Guru

bisa menunjuk pada hal-hal penting pada saat penampilan model dilakukan. Menekankan

bagaimana tangan bergerak atau bagaimana kaki dikoordinasikan dengan tangan selama

tahap tertentu dari gerakan, akan sangat efektif hasilnya.

Seperti juga instruksi, model dan demonstrasi dapat memberikan terlalu banyak informasi

yang harus diperhatikan. Karenanya memberikan tanda-tanda yang tepat akan sangat baik

manfaatnya pada murid, tentang apa yang menjadi fokus dari perhatian mereka. Misalnya

guru bisa berkata, "jangan perhatikan bagaimana kerasnya ayunan tangan itu, yang penting

perhatikan bagaimana lengan itu bergerak."

Kemudian sebagai pegangan, untuk mengoptimalkan pemberian demonstrasi tersebut, guru

hendaknya berpedoman pada empat hal ini, yaitu:

1. Para siswa harus disadarkan untuk mengamati contoh yang diberikan dengan perhatian

penuh,

2. Guru harus menyampaikan informasi yang optimal yang dapat diproses oleh kemampuan

siswa,

3. Demonstrasi tersebut akan memberikan efek yang lebih baik jika diulang lebih dari sekali,

4. Akan sangat membantu jika dapat menampilkan demonstrasi dalam bentuk film.

Page 21: Tugas kelompok 4 motorik

21

Intinya, seorang guru saat pembelajaran motorik di sekolah adalah menyajikan demonstrasi

kepada para siswa. Demonstrasi merupakan media yang paling baik dalam pembelajaran

motorik. Dalam hal ini mereka lebih mudah memahami aplikasi pembelajaran motorik

dengan penyajian demonstrasi karena menggunakan alat-alat bantu visual, seperti gambar,

klip film, vidio atau demonstrasi secara langsung yang di lakukan oleh guru.

Demonstrasi dalam pembelajaran motorik sangat mutlak di lakukan karena pemahaman

para siswa terhadap keterampilan motorik yang sedang dipelajari tidak cukup disajikan

(di ajarkan) dengan kata-kata, tetapi lebih baik di kuatkan oleh gambaran nyata tentang

gerakkan yang akan di pelajari. Pembelajaran mengamati berarti para siswa menambah

informasi dengan hanya mengamati penampilan orang lain. Prosedur ini merupakan bagian

dari upaya membuat mereka bisa mengamati.setelah itu,mereka langsung memperaktikkan

secara nyata.

Adapun yang harus di ingat adalah hasil pembelajaran motorik terutama dalam latihan

tahapan awal timbul dari aktivitas mengamati dan meniru aksi orang lain. Sementara itu,

model atau demonstrasi yang di tampilkan bisa di lakukan dengan berbagai cara, yaitu di

lakukan oleh guru, di kerjakan oleh kawan (siswa lain) serta memakai alat atau film. Pada

prinsipnya, siapapun yang menyajikan demonstrasi tidak menjadi masalah. Hanya saja, yang

menjadi titik tekan adalah demonstrasi yang di sajikan harus menampilkan gambaran dari

keterampilan yang sedang di pelajari para siswa dan akan dipraktikkan oleh mereka setelah

mengamati demonstrasi. Berdasarkan demonstrasi yang di amati, para siswa akan

mendapatkan beberapa manfaat.

Pertama, memungkinkan mereka memperoleh gambaran tentang gerakkan motorik yang

akan di pelajari dan dipraktikkan.

Kedua, memberikan gambaran ideal tentang usaha yang harus di lakukan oleh mereka agar

dapat mencapai hasil yang maksimal.

Ketika demonstrasi , guru harus mendorong para siswa agar memperhatikan demonstrasi

tersebut secara saksama. Pasalnya, peragaan demonstrasi tidak akan efektif dalam

pembelajaran motorik apabila mereka sebagai pengamat tidak memberikan perhatian

penuh. Ada beberapa langkah yang harus di lakukan oleh guru guna mendorong para siswa

ketika demonstrasi. Di antaranya ialah sebagai berikut:

Page 22: Tugas kelompok 4 motorik

22

1. Para siswa harus di dorong penuh agar memberikan perhatian terhadap demonstrasi

atau gerak yang di tampilkan.

2. Para siswa mesti di dorong supaya bisa merekam gambaran yang muncul dalam

demonstrasi

3. Para siswa harus di dorong agar dapat menampilkan atau melakukan sendiri, sebagai

mana yang mereka amati dalam demonstrasi.

Selain ketiga langkah tersebut, hal yang tidak kalah pentingnya di lakukan adalah guru mesti

menunjukan berbagai hal penting saat demonstrasi. Misalnya, dalam pelajaran seni tari,

guru harus menunjukkan dalam demonstrasi dan menekankan cara tangan bergerak atau

kaki di koordinasikan dengan tangan selama tahapan tertentu dari gerak yang sedang di

pelajari. Cara semacam ini akan membuat parasiswa dapat menguasai keterampilan motorik

dengan sangat mudah sesuai tujuan yang di inginkan.

Di sisi yang lain, sebagai pegangan untuk mengoptimalkan pemberian demonstrasi kapada

para siswa dalam pembelajaran motorik, sebaiknya guru berpedoman pada empat hal

berikut:

1. Guru harus mendorong para siswa agar mengamati contoh (demonstrasi) yang di berikan

perhatian penuh.

2. Ketika demonstrasi di amati oleh para siswa, guru mesti menyampaikan informasi

sebanyak mungkin yang dapat diproses oleh kemampuan mereka.

3. Demonstrasi bisa memberikan pengaruh yang luar biasa terhadap keterampilan yang

sedang diplajari, asalkan demonstrasi tersebut di sajikan lebih dari sekali.

4. Alangkah lebih baik jika dapat menampilkan demonstrasi yang diperagakan oleh guru

atau kawan siswa, bukan dalam bentuk film.

2.6 BENTUK LATIHAN

Semua pembelajaran memerlukan beberapa bentuk latihan. Konsep dari keterampilan

sendiri sudah didasarkan pada asumsi bahwa latihan mendahului penguasaan tugas. Latihan

keterampilan gerak dapat terjadi pada waktu yang berbeda dan tempat, di bawah kondisi

yang berbeda-beda. Kadang-kadang latihan dapat terjadi hampir tidak disengaja, tetapi

kadang latihan juga benar-benar direncanakan secara matang. Namun secara umum, bentuk

Page 23: Tugas kelompok 4 motorik

23

latihan dapat dibedakan antara latihan yang berbentuk latihan motorik dan fisik (physical

rehearsal) serta latihan yang berbentuk latihan mental (mental rehearsal).

Bentuk latihan dapat dibedakan antara latihan yang berbentuk latihan motorik dan fisik serta

latihan yang berbentuk latihan mental. Teknik latihan fisik dan motorik: Siapapun yang

menyatakan “practice make perfect” mean ngetahui bahwa penguasaan keterampilan

memerlukan pengulangan. Akan tetapi, pengulangan sendiri tidak menjamin meningkatnya

penguasaan keterampilan tetapi hanya memperkuat pembentukan perilaku permanen. Oleh

kerana itu adigium lama tersebut akan lebih tapat berbunyi “latihan dirancang efektif

membuat sempurna”.

seorang guru harus dapat memilih bentuk pengaturan latihan yang tepat bagi para siswa. Hal

ini di maksudkan untuk memberikan hasil pembelajaran motorik yang memuaskan dan bisa

di pertanggung jawabkan sesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan. Atas dasar itu,

menjadi keniscayaan bagi setiap guru yang mengadakan pembelajaran motorik bagi para

siswa untuk mengetahui aplikasi pengaturan latihan bagi mereka di sekolah.

Dalam konteks itu , ada beberapa bentuk pengaturan latihan dalam pembelajaran motorik

yang saling berkaitan dan berkesinambungan antara satu dengan lainnya yang harus di

ketahui oleh guru, yaitu:

a. melatih tugas jamak

b. latihan motorik secara terpusat

c. latihan motorik secara acak

d. melatih keterampilan motorik tunggal.

A. Melatih tugas jamak

bentuk pengaturan latihan yang pertama dalam pembelajaran motorik yang harus di kuasai

oleh guru adalah melatih tugas jamak. Bentuk pengaturan latihan yang pertama ini dapat di

katakan sebagai hal yang baru dalam wacana pelatihan dan pembelajaran motorik saat ini.

Melatih tugas jamak adalah bentuk pengaturan latihan dalam pembelajaran motorik yang

perlu di gunakan ketika seorang guru hendak mengajarkan beberapa keterampilan sekaligus

dalam satu waktu, seperti satu minggu, satu hari, ataupun satu pertemuan. Adapun contoh

Page 24: Tugas kelompok 4 motorik

24

keterampilan yang di ajarkan dalam satu waktu adalah teknik servis, smes, dan dropshot

dalam bulu tangkis. Dalam latihan ragam keterampilan yang telah di sebutkan itu, tentunya

muncul beberapa pertanyaan berikut:

a. Bagaimana cara seorang guru mengatur latihan agar ketiga keterampilan tersebut di

lakukan oleh para siswa secara keseluruhan, tanpa terkecuali, dalam satu waktu?

b. Apakah seorang guru akan mengatur latihan ketiga ketermpilan itu secara berurutan satu

per satu?

c. Apakah seorang guru akan mengatur latihan ketiga keterampilan itu secara acak tanpa

memperhatikan urutan?

d. Apakah seorang guru membiarkan para siswa memilih sendiri dengan resiko akan muncul

keterampilan yang kurang mendapatkan tekanan?

Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut, guru harus mengetahui cara pengaturan latihan

untuk tugas jamak. Dalam hal ini, ada dua cara pengaturan latihan yang lazim di lakukan

untuk tugas jamak (lebih dari satu tugas motorik), yaitu pengaturan latihan terpusat dan

latihan acak.

B. Latihan motorik secara terpusat

Sebagian guru belum mengerti tentang pengaturan latihan terpusat. Pengaturan latihan

terpusat dapat di gambarkan dengan contoh ini. Guru mengambil keputusan untuk melatih

ketiga keterampilan sekaligus dalam pelajaran bulu tangkis (olah raga/pendidikan jasmani),

yaitu teknik servis , smes dan dropshot.

Hal pertama yang di lakukan oleh guru tarhadap para siswa adalah menyuruh mereka

melakukan praktik ( berlatih)keterampilan servis. Guru memerintahkan mereka untuk

menyelesaikan latihan keterampilan servis terlebih dahulu sebanyak 75 kali. Setelah para

siswa menyelesaikan latihan keterampilan servis sebanyak 75 kali dan telah di rasa cukup,

guru kembali menyuruh mereka berlatih keterampilan smes dengan jumlah pengulangan yang

sama yaitu 75 kali. Seusai keterampilan smes itu di pelajari (dipraktikkan) sebanyak 75 kali,

guru bisa memerintahkan kepada mereka untuk berpindah ke latihan keterampilan dropshot

dengan jumlah pengulangan seperti keterampilan servis dan smes, yakni 75 kali.

Page 25: Tugas kelompok 4 motorik

25

Sebenarnya, latihan terpusat dapat di mengerti dengan sangat mudah, yaitu menyelesaikan

satu keterampilan terlebih dahulu sebelum berpindah ke terampilan lainnya. Dengan

demikian, para siswa akan terpusat pada satu keterampilan motorik (satu tugas) sebelum

berpindah keterampilan motorik (tugas) lain. Latihan terpusat merupakan cara yang lazim di

pilih. Cara ini di anggap khas karena memungkinkan mereka berlatih secara terfokus, melatih

satu keterampilan berulang kali tanpa terganggu kegiatan lain.

Cara latihan terpusat ,sebagai mana yang di gambarkan dalam penjelasan sebelumnya, bisa

berlaku bagi semua materi pembelajaran yang di ajarkan secara motorik, tidak hanya

pendidikan jasmani. Gambaran ini juga dapat di terapkan dalam pelajaran agama,

matematika, praktik kimia, fisika, maupun biologi,PKN, bahasa indonesia, bahasa inggris dan

lain sebagainya. Dalam pembelajaran motorik, cara semacam ini sangat tepat di lakukan oleh

setiap guru guna melatih kemampuan motorik para siswa dalam berbagai materi pelajaran.

Sebab, cara ini sangat memungkinkan bagi mereka untuk berkonsentrasi penuh dan

mengoptimalkan kemampuan motorik.

C. Latihan Kemampuan motorik secara acak

Selain penerapan latihan motorik secara terpusat, seorang guru yang mengadakan

pembelajaran motorik bagi para siswa juga harus mengetahui penerapan latihan motorik

secara acak. tidak sedikit juga dari kalangan guru yang tidak mengetahui cara menerapkan

latihan motorik secara acak dapat di gambarkan dalam ilustrasi ini. Sebagai contoh, dalam

pelajaran pendidikan jasmani yang diisi dengan pembelajaran olahraga bulu tangkis, seorang

guru dapat mengatur latihan (pembelajaran) keterampilan motorik secara berbeda bagi para

siswa. Dalam hal ini,guru bisa meminta kepada mereka agar melakukan latihan tiga

keterampilan sekaligus ,yaitu teknik servis, smes dan dropshot, dengan cara selang-seling.

Apabila seorang siswa telah melakukan pukulan servis sebanyak 1 kali, berarti ia bisa

langsung melakukan smes, kemudian dropshot dan kembali melakukan servis lagi, demikian

seterusnya.

Dengan demikian, setiap siswa di perbolehkan melakukan latihan keterampilan motorik

secara acak, selang-seling,tanpa harus menunggu penguasaan satu keterampilan. Penguasaan

para siswa terhadap sebuah keterampilan motorik akan muncul seiring dengan seringnya

mereka melakukan latihan secara selang-seling. Dengan ungkapan lain setiap keterampilan di

Page 26: Tugas kelompok 4 motorik

26

lakukan secara berurutan tanpa harus menunggu di kuasai terlebih dahulu. Latihan

keterampilan motorik semacam ini menyerupai sebuah putaran dalam lingkaran .

jumlah latihan atau pukulan setiap gerakkan motorik tidak terlalu banyak; 3 atau 5 kali, lalu

beralih kepada keterampilan berikutnya. Berdasarkan ilustrasi tersebut, dapat di simpulkan

bahwa penerapan latihan motorik secara acak merupakan latihan motorik yang memeberikan

kesempatan kepada para siswa untuk melakukan berbagai bagian keterampilan motorik dalam

waktu bersamaan , tanpa di pisahkan oleh jenis keterampilan.

Mereka seolah berputar untuk melakukan semua keterampilan dengan cara acak. Lantas,

yang menjadi pertanyaan adalah pangaturan latihan manakah yang paling efektif untuk

pembelajaran motorikbagi para siswa di sekolah yang menghasilkan keterampilan motorik

paling optimal ? dan, penerapan latihan motorik di lakukan secara terpusat ataukah acak?

Boleh jadi, tidak banyak orang yang menyangka bahwa sebenarnya penerapan latihan

motorik secara acak justru dapat memberikan hasil yang lebih baik dari pada penerapan

latihan motorik terpusat. Dalam hal i ni, ,banyak keunggulan yang dimiliki oleh latihan

motorik secara acak ketimbang latihan motorik secara terpusat.

Pertama: dari segi penguasaan gerakan antara latihan motorik secara terpusat dan latihan

motorik secara acak, siswa yang berlatih keterampilan motorik secara acak ternyata lebih

unggul dari pada siswa yang berlatih keterampilan motorik secara terpusat. Keterampilan

siswa ynag diperoleh dari latihan secara acak lebih menonjol dari pada keterampilan motorik

siswa yang di peroleh dari latihan secara terpusat.

Kedua: ketika kemampuan siswa di ukur setelah proses latihan , baik dengan tes acak

maupun tes terpusat, keterampilan siswa yang di peroleh dari latihan secara acak ternyata

lebih unggul dalam segala hal.kenyataan ini tentu membingungkan banyak pihak,khususnya

kalangan guru atau pendidik, serta memunculkan sebuah pertanyaan, mengapa hasil

pembelajaran motorik dengan metode latihan motorik secara acak justru lebih unggul

ketimbang metode latihan motorik secara terpusat?

Ada alasan ilmiah yang memebuat latihan motorik secara acak justru lebih uggul dari pada

metode latihan motorik secara terpusat. Alasannya, kemampuan motorik siswa yang di

peroleh dari perubahan keterampilan yang terjadi harus bersifat menetap dan mampu di

alihkan ke situasi dan waktu lain.

Page 27: Tugas kelompok 4 motorik

27

Dengan dasar pemikiran tersebut, bisa di ketahui bahwa pengaturan latihan tepusat memang

dapat meningkatkan keterampilan siswa lebih pesat dari pada latihan acak, jika tes langsung

di laksanakan saat latihan.

Meskipun demikian , ketika di tes beberapa waktu kemudian, siswa dari kelompok terpusat

ternyata dilampaui kemampuannya oleh siswa kelompok acak. Ini menunjukan bahwa

pembelajaran dengan latihan acak sebenarnya lebih unggul dari pada latihan terpusat. Latihan

acak menyebabkan siswa memiliki kamampuan untuk mengalihkan (transfer) keterampilan

ke keadaan lain. Dengan ungkapan lain, latihan motorik secara acak mendorong siswa

memiliki keterampilan yang lebih menetap.

Selain alasan tersebut , ada pula alasan lain yang membuat penerapan latihan motorik secara

acak lebih unggul dari pada penerapan latihan motorik secara terpusat.para pakar pendidikan

dinegara-negara maju seperti Amerika, Australia, Inggris, belanda dan prancis , menyebutkan

beberapa alasan di balik keunggulan latihan motorik secara acak.

Pertama: adanya gejala lupa yang wajar timbul dalam diri siswa selama proses latihan

(pembelajaran)motorik. Jika guru menerapkan latihan motorik secara terpusat,maka gejala

lupa dalam diri siswa akan muncul manakala keterampilan yang sudah di pelajari tertindih

oleh keterampilan lain yang baru dikuasainya. Lain halnya bila guru menerapkan latihan

motorik secara acak, maka gejala lupa dalam diri siswa seolah terus di kikis oleh

pengulangan yang berkali-kali di lakukan secara selang-seling, dalam tempo relatif singkat.

Kedua: dari segi kebermaknaan , apabila guru menerapkan latihan motorik seara

acak,berarti ia seolah menampilkan tugas yang berbeda dari pada sebelumnya bagi siswa.

Terkait sistem memori dalam otak, keberbedaan ini akan di anggap lebih bermakna arena

selalu merangsang pikiran sebelumnya. Sebaliknya, jika guru menerapkan latihan motorik

secara terpusat maka proses pengingat ini tidak pernah terjadi, sehingga akan berlangsung

monoton. Dengan demikian , menurut hipotesis tersebut meningkatnya keberbedaan dan

kebermaknaan ini menghasilkan ingatan yang lebih tahan lama. Dan, hal itu bisa muncul dari

latihan motorik secara acak, sebagaimana yang telah di jelaskan sebelumnya akan tetapi,

dalam hal ini, bukan berarti seorang guru harus meninggalkan latihan motorik secara terpusat.

Keunggulan yang di perlihatkan oleh latihan acak sekedar sebagai dorongan bahwa latihan

acak jangan sampai di abaikan.

Page 28: Tugas kelompok 4 motorik

28

D. Melatih Keterampilan Motorik Tunggal

Hal yang sering kali di jumpai oleh guru dalam pembelajaran motorik di sekolah adalah

pengajaran keterampilan motoriktunggal. Misalnya, guru mengajarkan keterampilan menjahit

kepada para siswa. Secara umum, keterampilan menjahit tidak terbagi menjadi beberapa

bagian. dalam konteks ini, ada beberapa pertanyaan yang muncul yaitu:

1. Bagaimana pengaturan latihan dapat di laksanakan bila keterampilan motorik

yang akan di pelajari (dipraktikkan )hanya satu atau tunggal?

2. Apakah prinsip pengacakan masih berlaku?atau lebih baik mengambil latihan

terpusat?

Sebagaimana latihan untuk tugas jamak, latihan terpusat untuk keterampilan tunggal juga di

pandang kurang efektif. Lantas, yang menjadi pertanyaan adalah bagaimanakah pengaturan

latihan yang tepat jika keterampilan motorik yang di pelajari oleh para siswa hanya ada satu?

Cara yang bisa di tempuh adalah pengaturan latihan yang bervariasi atau lazim di sebut

variable practice. Latihan yang bervariasi melatih banyak kemungkinan dalam variasi

keterampilan motorik siswa. Ketika siswa di hadapkan pada pembelajaran suatu jenis

motorik, latihannya harus di rancang agar bervarias. jika memungkinkan, bisa di upayakan

agar dalam latihan, siswa mengalami berbagai kondisi yang terjadi dalam keadaan

sebenarnya.

Misalnya: apabila siswa di harapkan mampu bermain baik dalam permainan bulu tangkis

yang memiliki variasi gerak, ia harus di beri variasi sebanyak mungkin ketika mempelajari

salah satu teknik dasar. Contohnya, dalam latihan smes,ia harus melatih smes dengan

ketinggian dan arah bola yang berbeda-beda. Itulah inti latihan bervariasi.

Page 29: Tugas kelompok 4 motorik

29

2.7. Teknik latihan

teknik latihan fisik

1. Latihan simulator

Simulator adalah alat yang meniru keadaan tertentu dari tugas yag menyerupai gerak

sebenarnya. Simulator sering berupa alat yang rumit, canggih,dan mahal, seperti yang

digunakan untuk melatih pilot. Tetapi simulator juga tidak terlalu rumit. Banyak

perlengkapan yang malahan dapat dibuat sendiri oleh guru atau pelatih, sebagai alat bantu

latihan.

2. Latihan gerak lamban

Satu metode untuk menyedehanakan latihan dari keterampilan target adalah latihan gerak

lamban. Kekhususan dari gagasan pembelajaran akan menyatakan bahwa gerak lamban amat

berbeda jauh dengan kecepatan normal. Latihan gerak lamban bermanfaat pada latihan tahap-

tahap awal pembelajran. Dengan melatih gerakn lamban, meraka harus mengontrol gerakan

secara efektif, sehingga mengurangi keselahan dalam pola gerak fundamentalnya

Teknik latihan mental (menthal rehearsal)

Dalam khsanah pembelajaran gerak, kini muncul kesadaran bahwa upaya penguasaan

keterampilan tidak hanya difokuskan pada pembalajaran gerak saja, melainkan disadari

perlunya menyisihkan waktu untuk latihan mental.

Latihan mental adalah proses latihan dengan cara memikirkan atau membayangkan secara

mental aspek tertentu dari keterampilan yang sedang dipelajari, tanpa terlibat dalam segala

macam gerak sesungguhnya. Dalam khsanah pelatihan kita, praktik pelatihan mental sering

juga disebut latihan nir gerak atau nir motorik.

Teknik Latihan Fisik dan Motorik

Siapapun menyatakan bahwa practice makes perfect‖ mengetahui bahwa penguasaan

keterampilan memerlukan pengulangan. Akan tetapi, pengulangan sendiri tidak menjamin

meningkatnya penguasaan keterampilan tetapi hanya memperkuat pembentukan perilaku

permanen. Oleh karena itu, di jaman mutakhir ini, adagium lama tersebut akan lebih tepat

berbunyi latihan yang dirancang efektif membuat sempurna (Effectively designed practice

Page 30: Tugas kelompok 4 motorik

30

makes perfect). Dalam bagian ini akan di bahas beberapa teknik latihan fisik, di antaranya

latihan simulator dan latihan gerak lamban.

Latihan Simulator Simulator adalah alat latihan yang meniru keadaan tertentu dari tugas yang

menyerupai gerak sebenarnya. Simulator sering berupa alat yang rumit, canggih, dan mahal,

seperti alat yang digunakan untuk melatih pilot. Tetapi simulator juga tidak selalu rumit.

Banyak perlengkapan yang malahan dapat dibuat sendiri oleh guru atau pelatih, sebagai alat

bantu tambahan. Simulator dapat menjadi bagian penting dari program pengajaran, terutama

ketika tugas gerak yang dipelajari berbiaya mahal dan berbahaya (misalnya belajar

menerbangkan pesawat tempur), ketika ketersediaan fasilitas amat terbatas (misalnya

memasukkan bola ke green di lapangan golf), atau ketika latihan yang normal tidak

memungkinkan (misalnya ketika pitcher softball sudah kelelahan, mesin pitching dapat

digunakan untuk latihan memukul).

Latihan Gerakan Lamban Satu metode untuk menyederhanakan latihan dari keterampilan

target adalah latihan gerakan lamban. Pertanyaan penting untuk ditanyakan di sini adalah

apakah versi gerakan lamban dari keterampilan target benar-benar sama dengan versi

kecepatan normal? Tentu saja, kekhususan dari gagasan pembelajaran akan menyatakan

bahwa gerakan lamban anat berbeda jauh dengan versi kecepatan normal. Akan tetapi, dari

perspektif program gerak yang digeneralisasi, latihan gerakan lamban akan menghasilkan

beberapa manfaat.

Satu parameter dari program gerak yang digeneralisasi adalah kecepatan umum, nilai yang

dapat divariasikan oleh pelaku bergantung pada seberapa lamban dan cepat mereka

memutuskan untuk melakukan pola geraknya. Jika pelaku memperlambat gerakannya sedikit,

mereka akan menggunakan program gerakan yang digeneralisasi seperti ketika mereka

melakukannya untuk kecepatan yang lebih tinggi.

Latihan gerakan lamban karenanya tetap bermanfaat pada latihan di tahap-tahap awal

pembelajaran. Dengan melatih gerakan lamban, mereka harus dapat mengontrol gerakan

mereka secara lebih efektif, sehingga mengurangi kesalahan dalam pola gerak

fundamentalnya.

Namun demikian, guru perlu berhati-hati dalam menyarankan gerakan lamban ini agar tidak

terlalu lamban. Jika pelaku memperlambat gerakannya terlalu banyak (misalnya, gerakan

melempar yang berlangsung sampai 20 ms), pelaku sebenarnya mengubah dinamika esensial

dari gerakannya. Jika pelaku terbiasa dengan gerakan lamban, mereka akan mengabaikan

penggunaan program kecepatan normal.

Page 31: Tugas kelompok 4 motorik

31

Teknik Latihan Mental (Mental Rehearsal) Dalam khasanah pembelajaran

gerak, kini muncul kesadaran bahwa upaya penguasaan keterampilan tidak hanya difokuskan

pada pembelajaran geraknya saja, melainkan disadari perlunya menyisihkan waktu untuk

latihan mental (mental rehearsal). Latihan mental adalah proses latihan dengan cara

memikirkan atau membayangkan secara mental aspek tertentu dari keterampilan yang

sedang dipelajari, tanpa terlibat dalam segala macam gerak sesungguhnya. Dalam khasanah

pelatihan kita, praktek pelatihan mental sering juga disebut latihan nir-gerak atau nir-motorik.

Pertanyaan yang muncul adalah, benarkah latihan mental dapat menyumbang pada

pembelajarn gerak? Hingga beberapa tahun lalu, para ilmuwan dalam wilayah pembelajaran

gerak masih meragukan bahwa penguasaan keterampilan dapat ditingkatkan melalui latihan

mental. Pemahaman mereka tentang latihan dan pembelajaran terfokus pada kepercayaan

bahwa aksi fisikal yang nyata adalah factor yang esensial dalam pembelajaran gerak. Sulit

dipahami oleh para ahli bahwa pembelajaran dapat terjadi jika tidak ada gerakan aktual di

dalamnya, terlibatnya anak dalam praktik yang aktif, atau hadirnya umpan balik yang

dihasilkan dari gerakan (movement-produced feedback) yang memberi tanda adanya

kesalahan.

Bukti-bukti yang melimpah dan pengalaman langsung dari para pelatih barangkali telah

menjelaskan bahwa latihan fisik atau gerak sifatnya lebih superior daripada latihan mental

ketika menjalankan pembelajaran keterampilan gerak. Akan tetapi, dalam beberapa hal,

latihan mental telah menghasilkan hasil hampir sebaik dari latihan motorik sendiri, terutama

jika dijadikan

pelengkap dari latihan gerak dan latihan fisik. Apalagi sifatnya yang sangat fleksibel, bahkan

ketika para atlet sedang cedera sekalipun di mana latihan teknik dan fisik sedang tidak

mungkin dilakukan.

Selama latihan mental, anak atau atlet dapat diingatkan kepada aspek prosedural atau aspek

simbolik dari keterampilan (misalnya, urutan langkah dalam rangkaian dansa atau gerakan

stroke dalam permainan raket), sehingga ini disebut praktik mental (mental practice), atau

mereka membayangkan dirinya seperti benar-benar sedang memenangkan pertandingan, yang

kadang disebut secara khusus sebagai pembayangan mental (mental imagery). Kita akan coba

membahas kedua bentuk latihan tersebut di bagian berikutnya. Praktik Mental Teori awal

dari latihan mental dirumuskan oleh Sackett (1934), yang mengusulkan bahwa jenis latihan

nir-gerak ini memudahkan pembentukan elemen simbolik dari keterampilan. Misalnya,

seorang perenang pemula dapat mengingatkan gerakan menarik dan gerak memasukkan

Page 32: Tugas kelompok 4 motorik

32

tangan sebagai bagian dari gerakan lengannya. Elemen kognitif ini awalnya hanya dianggap

penting selama masa-masa awal tahapan pembelajaran (dikenal dengan tahap verbal-

cognitive stage). Akan tetapi ketika Feltz dan Landers (1983) melakukan review pada

berbagai literatur (penelitian literatur), mereka menemukan bahwa tanpa memperhatikan

tahapan keterampilan pelaku, praktik mental ternyata lebih efektif untuk tugas-tugas yang

berisi banyak komponen simbolik kognitif.

Hal ini menjadi masuk akal manakala kita mempertimbangkan jenis aktivitas mental yang

berlangsung ketika orang memikirkan tentang memproduksi gerakan yang efektif. Terutama

strategi, fokus gerakan, dan informasi pengajaran umum, semuanya merupakan bagian dari

kategori ‗elemen simbolik kognitif„ dari keterampilan. Dan semuanya akan menjadi hal yang

dapat dilakukan oleh semua anak untuk dipraktekkan secara mental tanpa kesulitan.

Praktek mental dari elemen kognitif, simbolik dan prosedural dari suatu tugas tidak

memerlukan alat apapun dan memungkinkan sekelompok besar anak untuk terlibat dalam

waktu yang bersamaan.

Terdapat bukti yang mencukupi bahwa untuk atlet yang belum berpengalaman, mengganti-

ganti antara praktik mental dengan praktik gerak merupakan strategi efektif untuk

meningkatkan penampilan gerak. Guru atau pelatih yang cerdas akan dapat menemukan cara

untuk mengkombinasikan kedua jenis latihan tersebut untuk menambah peningkatan

penampilan yang maksimal. Pembayangan Mental Jenis khusus dari latihan mental sering

disebut sebagai pembayangan mental (mental imagery).

Selama pembayangan mental, anak atau atlet berusaha untuk melihat dan merasakan dirinya

seperti benar-benar sedang melakukan keterampilan. Pembayangan dapat terjadi dalam

bentuk perspektif internal (cara gerakan dan lingkungan gerak dialami langsung ketika atlet

beraksi di lapangan) atau dalam bentuk perspektif eksternal (cara gerakan yang divideokan

dan diputar ulang untuk dilihat anak atau atlet yang bersangkutan). Perspektif mana yang

bekerja baik akan sangat bergantung pada jenis keterampilan yang dipelajari, meskipun jenlas

pula bahwa hal itu juga bergantung pada pilihan pribadi si atlet.

Misalnya, atlet yang membayangkan tembakan lemparan bebas dalam baske dapat

mengambil manfaat dari perspektif internal, dan seorang peloncat indah atau pesenam dapat

mengambil manfaat dari perspektif eksternal, terutama jika dirinya membayangkan sebuah

salto yang sulit. Pembayangan yang paling efektif, tanpa melihat perspektif mana yang

dipakai, adalah yang menstimulasi baik penglihatan maupun perasaan (kadang termasuk

suara dan penciuman) dari gerakan aktualnya.

Page 33: Tugas kelompok 4 motorik

33

Dukungan yang sangat awal tentang hubungan antara pikiran (mind) dan gerakan

(movement) selama pembayangan mental, datang dari Jacobson (1930).

Dia mengamati bahwa ketika atlet membayangkan gerakan secara mental, aktivitas elektris

yang lemah dalam EMG terjadi dalam perototan yang terlibat, meskipun aktivitasnya jauh

lebih kecil dalam ukurannya daripada yang diperlukan ketika harus menghasilkan aksi

sebenarnya.

Jadi, Jacobson menyarankan bahwa, ketika atlet membayangkan dirinya bergerak, sebuah

rencana aksi disalurkan oleh sistem syaraf pusat ke arah otot, memberikan sebuah bentuk-

latihan tanpa hadirnya gerakan tubuh sebenarnya.

Penjelasan yang lebih mutakhir tentang manfaat pembayangan diusulkan oleh MacKay

(1981). Menurut MacKay, unit-unit otot dipancing untuk beraksi selama pembayangan

mental, dan batas-batas manfaat dari pemancingan penampilan fisik berikutnya tersebut

bergantung pada jumlah latihan fisik yang sudah dilakukan pada keterampilan yang

dipelajari. Pandangan ini menerima dukungan yang kuat dari studi dalam wilayah psikologi

olahraga, yang menunjukkan bahwa atlet tingkat tinggi memperoleh manfaat yang lebih besar

dari latihan mental daripada atlet yang pemula (Vealey & Breenleaf, 1998).

Barangkali, pembayangan mental terhadap komponen otot dan proprioceptive tugas yang

dipelajari terjadi lebih efektif ketika pelakunya lebih familiar dengan komponen-komponen

tersebut. Menurut pandangan MacKay, pemancingan terhadap unit-unit otot selama

pembayangan mental akan menjadi lebih efektif ketika atlet menjadi lebih mengenal properti

fisikal dari tugas yang dipelajari.

Latihan Untuk memastikan bahwa Anda memahami konsep dan berbagai pengertian yang

diuraikan dalam kegiatan belajar, kerjakanlah tugas-tugas latihan dibawah ini.

Cobalah kenali mengapa prosedur memperkenalkan tugas, menetapkan tujuan, dan

pengetahuan hasil merupakan cara untuk memberikan motivasi?

Melatih Pembayangan Mental

Atlet atau anak perlu diajari secara hati-hati dalam metode mental imagery, karena tidak

cukup hanya dengan mengatakan bahwa atlet harus memilih suatu tempat dan

membayangkan tugas secara mental.

Awalnya, anak harus berpindah ke tempat yang menenangkan dan sunyi serta berfokus secara

jelas pada tugas gerak. Hal ini sendiri juga tentu perlu dilatih, sebab tidak mudah untuk

merasa tenang dan fokus ketika diperintahkan untuk itu. Salah satu metode untuk mencapai

Page 34: Tugas kelompok 4 motorik

34

keadaan tubuh tenang adalah dengan berfokus pada proses pernapasan, dengan mengatakan

kata-kata tenang setiap kali napas dihembuskan. Ketika anak mampu mencapi kondisi tenang,

mereka harus membayangkan peristiwa sehidup mungkin, bahkan hingga bentuk, warna,

suara serta sensasi lain dari gerakan sebenarnya.

Kadang juga sangat membantu untuk melatih pertama-tama hal-hal sederhana dari

pengalaman umum dalam bayangan, misalnya peristiwa mengambil sebuah jeruk dari kulkas,

memotongnya menjadi dua, dan memerasnya pelan-pelan untuk mengeluarkan airnya. Jika

pemandangan sederhana demikian sudah dikuasai, mereka dapat mencoba latihan mental

tentang keterampilan gerak.

Aksi yang dibayangkan harus memungkinkan terjadi secara real time, artinya, urutan

aktivitas yang dibayangkan secara jelas ketika semakin menjadi bagian dari keterampilan.

Akhirnya, anak harus membayangkan pelaksanaan yang berhasil dari gerakan, dan mencegah

bayangan gagal.

Ditampilkan dalam cara umum demikian, mental imagery akan merupakan cara yang sangat

efektif untuk melatih keterampilan. Pembayangan dapat berlangsung hampir setiap waktu,

misalnya, di antara pelaksanaan keterampilan di lapangan, di antara hari-hari waktu latihan

teknik atau fisik, ketika bersantai di rumah, dan ketika terbaring di tempat tidur sebelum

tidur. Seperti juga dengan keterampilan lain, mental imagery ini akan menjadi lebih baik lagi

ketika semakin sering dilatih.

Oleh karena itu, atlet harus menjadwalkan waktu khusus setiap harinya untuk latihan mental

imagery yang sistematis. Untuk hasil terbaik, mental imagery ini tidak usah lebih dari 10 – 15

menit, dengan penekanan pada kualitas latihan (menciptakan bayangan yang hidup dan

sepersis aslinya), bukan kuantitasnya.

Rangkuman Motivasi merupakan faktor penting di dalam proses belajar gerak. Terdapat

beberapa teknik yang dapat digunakan untuk memotivasi anak atau atlet untuk giat belajar

gerak, di antaranya dalam pemberian instruksi, modelling dan demonstrasi, serta dengan

memberi umpan balik ekstrinsik, di antaranya pengetahuan hasil (knowledge of result).

Knowledge of result adalah suatu kondisi di mana pembelajar memiliki pengetahuan terhadap

hasil dari pelaksanaan geraknya dalam masa-masa latihan. Pengetahuan hasil ini sering juga

disamakan sebagai augmented feed-back atau umpan balik tambahan, mengingat pengetahuan

hasil tersebut biasanya disampaikan oleh pelatih atau oleh guru.

Page 35: Tugas kelompok 4 motorik

35

Dalam kaitannya dengan bentuk latihan, dikenal apa yang disebut latihan fisik dan latihan

mental. Latihan fisik adalah latihan yang melibatkan praktik gerakan aktual dengan

melakukan gerakan-gerakan tubuh dan keterampilan yang dipelajari. Sedangkan latihan

mental merupakan bentuk latihan yang tidak melibatkan gerakan-gerakan tubuh, tetapi

melibatkan pikiran atau pembayangan terhadap gerakan yang sedang dipelajari.

Dalam latihan mental dikenal praktik mental (mental practice) dan pembayangan mental

(mental imagery).

Selama latihan mental, anak atau atlet dapat diingatkan kepada aspek procedural atau aspek

simbolik dari keterampilan (misalnya, urutan dalam rangkaian dansa atau gerakan stroke

dalam permainan raket), atau meraka membayangkan dirinya seperti benar-benar sedang

memenangkan pertandingan, yang kadang disebut secara khusus sebagai pembayangan

mental (mental imagery).

Page 36: Tugas kelompok 4 motorik

36

BAB 111

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pada makalah ini, sudah di jelaskan secara terperinci mengenai sikap guru dalam pemberian:

memperkenalkan skill, menetapkan tujuan, pemahaman hasil, pemberian instruksi, modeling

dan demonstrasi, bentuk latihan, dan teknik latihan saat pembelajaran motorik di sekolah. Ini

di nilai sangat penting karena dari sinilah, guru akan betul-betul memahami cara

mengaplikasikan teori pembelajaran motorik bagi para siswa di sekolah. Motivasi merupakan

faktor penting di dalam proses belajar gerak. Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan

untuk memotivasi anak atau atlet untuk giat belajar gerak, di antaranya dalam pemberian

instruksi, modelling dan demonstrasi, serta dengan memberi umpan balik ekstrinsik, di

antaranya pengetahuan hasil (knowledge of result).

Knowledge of result adalah suatu kondisi di mana pembelajar memiliki pengetahuan terhadap

hasil dari pelaksanaan geraknya dalam masa-masa latihan. Pengetahuan hasil ini sering juga

disamakan sebagai augmented feed-back atau umpan balik tambahan, mengingat pengetahuan

hasil tersebut biasanya disampaikan oleh pelatih atau oleh guru. Dalam kaitannya dengan

bentuk latihan, dikenal apa yang disebut latihan fisik dan latihan mental. Latihan fisik adalah

latihan yang melibatkan praktik gerakan aktual dengan melakukan gerakan-gerakan tubuh

dan keterampilan yang dipelajari. Sedangkan latihan mental merupakan bentuk latihan yang

tidak melibatkan gerakan-gerakan tubuh, tetapi melibatkan pikiran atau pembayangan

terhadap gerakan yang sedang dipelajari. Dalam latihan mental dikenal praktik mental

(mental practice) dan pembayangan mental (mental imagery). Demikian yang dapat kami

papar kan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih

banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya

rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

Penulis banyak berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang

membangun kepada penulis demi sempurna nya makalah ini dan penulisan makalah di

kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis

khususnya, juga para pembaca pada umumnya.

Page 37: Tugas kelompok 4 motorik

37

3.2 SARAN

Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca‟ apabila ada

saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami. Apabila ada

terdapat kesalahan mohon di ma‟afkan dan memakluminya karna kami adalah hamba allah

yang tak luput dari salah dan khilaf: dalam hadits “al insanu minal khotto‟ wannisa‟, dan

kami juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik

daripada masa sebelumnya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing

mata kuliah (Belajar Motorik) yaitu Bapak (ADHE SAPUTRA s.pd Mpd). Yang telah

memberi kami tugas kelompok demi kebaikan diri kita sendiri dan untuk negara dan bangsa.

Wabillah Taufik Walhidayah

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Page 38: Tugas kelompok 4 motorik

38

DAFTAR PUSTAKA

D.,Singgih G.Tanpa Tahun. Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta:BPK Gunung Mulia.

Danim, Sudarwan.2010.Perkembangan Peserta Didik.

Bandung:Alfabeta.

Hurlock, Elizabeth B. 1998.perkembangan Anak.

Jakarta: Erlangga.

Mahendra, Agus. 2006. Teori Belajar Mengajar

Motorik Bandung:FPOK-UPI.

Rasido, Ikhlas. 2010. Perkembangan Peserta Didik.

Tanpa kota: University press.

Santrock, John w.2002. Perkembangan Masa Hidup.

Jakarta :Erlangga.

Soetjiningsih. 1995.Tumbuh Kembang Anak.

Jakarta:Buku Kedokteran EGC.

Sudjana, Nana. 1989.Penilaian Hasil Proses Pembelajaran.

Bandung: Remaja Rosdakkarya Offset.

Sudjono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sugiyanto dan Sudjarwo. 1992. Perkembangan dan Belajar Gerak.

Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Suguyanto dkk. Tanpa Tahun .Perkembangsan dan belajar Motorik .

Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat jendral Pendidikan Dasar dan

Menengah.

Wardani, Sri. 2004. Penilaian pembelajaran Matematika Berbasis Kompetisi.

Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Website: Bidanku.com Blog.uny.ac.id Catatannana.Blogspot.com Guruantaraharapandankenyataan. Blogspot.com Meynurmaya. Wordpress.com Pastelblueformysky.blogspot. com Psb-psma.org

Page 39: Tugas kelompok 4 motorik

39

DATA LAMPIRAN

(Rubrik Penilaian)

Kekompakkan Tim 1 2 3 4 5

Pemahaman Matereri 1 2 3 4 5

KETUA KALAS DOSEN PENGAMPU

RIO AFRILLA ADHE SAPUTRA, S.pd,M.pd

Page 40: Tugas kelompok 4 motorik

40