tugas jaras sensorik dan motorik

24
JARAS MOTORIK DAN SENSORIS 1) Lemniskus Medialis Kolumna Dorsalis Impuls yang masuk ke medulla spinalis berjalan melalui serabut bermielin tebal yang masuk melalui divisi medial akar dorsal saraf spinalis ke kolumna dorsalis massa putih yang ipsilateral, selanjutnya akan terbagi menjadi cabang asenden dan descenden. Cabang descenden menyusun rangkaian reflek dengan cabang-cabang kolateralnya ke kolumna dorsalis masa kelabu. Cabang asenden merupakan serabut penghubung sensorik yang pertama. Pada saat masuk, serabut- serabutasenden ini berada tepat disebelah medial kornu dorsalis. 1

Upload: kristivia

Post on 19-Dec-2015

938 views

Category:

Documents


86 download

DESCRIPTION

hggasjas

TRANSCRIPT

JARAS MOTORIK DAN SENSORIS

1) Lemniskus Medialis Kolumna Dorsalis

Impuls yang masuk ke medulla spinalis berjalan melalui serabut bermielin

tebal yang masuk melalui divisi medial akar dorsal saraf spinalis ke

kolumna dorsalis massa putih yang ipsilateral, selanjutnya akan terbagi

menjadi cabang asenden dan descenden. Cabang descenden menyusun

rangkaian reflek dengan cabang-cabang kolateralnya ke kolumna dorsalis

masa kelabu. Cabang asenden merupakan serabut penghubung sensorik

yang pertama. Pada saat masuk, serabut-serabutasenden ini berada tepat

disebelah medial kornu dorsalis.

1

Dalam perjalanannya keatas, serabut asenden ini akan semakin bergeser

ke medial (karena ada serabut lain di tingkat yang lebih atasnya akan

masuk), sehingga serabut yang berada paling medial ( pada tingkat

servikal) adalah yang berasal dari area sacral, sedangkan yang lebih

lateral berasal dari ekstremitas atas. Serabut asenden ini akan berakhir di

nucleus grasilis dan nucleus kuneatus pada perbatasan servikal dan

medulla oblongata. Serabut dari nucleus-nukleus ini akan berjalan

melengkung ke ventral dan membentuk kumpulan serabut yaitu lemnikus

medialis. Dan akhirnya memasuki nucleus ventroposterior lateralis

thalamus. Jalur sensorik ini merupakan penghantar impuls sensorik: rasa

2

raba, tekanan (dalam), getaran, sensasi posisi dan diskriminasi

sensorik.1,2,3,4

2) Traktus Spinothalamikus

Badan sel neuron tingkat pertamanya berada di ganglia akar dorsalis dan

mempunyai serabut yang lebih tipis disbanding serabut lemnikus

medialis. Serabut-serabutnya memasuki medulla spinalis di bagian lateral

akar dorsal dan terpisah menjadi cabang asenden dan descenden. Cabang

asenden nya akan ke atas (1-2 segmen) pada kolumna postero lateral

3

sebelum bersinap dengan neuron tingkat kedua yang terletak di kolumna

dorsalis. Selanjutnya, akson ini akan menyilang garis tengah ( komisura

ventralis massa putih) dan terus keatas didalam ventrolateral ( masa putih)

sebagai traktus spinotalamikus.

Ada beberapa serabut spinothalamikus yang mempunyai cabang kolateral

ke beberapa daerah nucleus tertentu seperti formasio retikularis. Traktus

spinothlamikus berakhir di nucleus ventroposterior lateralis thalamus.

Traktus ini merupakan transmisi rasa panas, dingin, nyeri, gatal serta

merupakan jalur alternative untuk rasa raba ( kasar).1,2,3,4

Jaras Motorik

4

1) Traktus piramidalis

System piramidalis merupakan kumpulan serabut saraf yang mengatur

gerakan volunteer otot rangka ( kontralateral). Serabut system piramidalis

ini dimulai dari sel-sel bets daerah kortek girus presentralis / area

broadman 4, sel fusiform kortek broadman 4, dan area broadman 6.

Serabut-serabut ini berjalan menurun secara konvergen melewati korona

radiate dan berkumpul di kapsula interna yang terletak diantara thalamus

dengan ganglia basalis ( nuklues kaudatus, putamen, dan globus palidus).

5

Impuls dari kortek motorik ini disalurkan melalui 2 jalur yang terdiri dari

serabut-serabut traktus kortikobulbar dan traktus kortikospinal. Traktus

kortikobulbar berpengaruh terhadap LMN saraf-saraf cranial otak.

Traktus kostikospinal berpengaruh terhadap LMN saraf spinal. Serabut

traktus kortikobulbar berjalan dari kapsula interna menuju otak tengah

(mesensefalone). Pada area ini traktus kortikobulbar mengalami

persilangan. Ada beberapa serabut yang menyilang dan sisanya berjalan

ipsilateral. Nucleus yang terlibat merupakan saraf-saraf otak yang

mengatur inervasi volunteer otot wajah dan mulut yaitu N.V (trigeminal),

N VII (fasialis), N. XI (glosofaringeus), N.X (vagus), N. XI (asesorius),

dan N.XII ( hipoglosus). Ada sebagian kumpulan serabut yang kadang-

kadang juga ikut dikelompokan kedalam traktus ini, yaitu traktus

kortikomesensefalik yang berasal dari broadman 8 menuju nucleus

motorik N.III (okulomotorik), N.IV ( trochlearis), dan N.VI

(abdusen).1,2,3,4

Serabut traktus kortekospinal berjalan dari kapsula interna menuju

mesensefalonlalu turun menuju pons dan kemudian muncul melewati

piramis yang terletak di medulla oblongata. Pada bagian bawah medulla

oblongata 80-85% serabut traktus ini akan menyilang garis tengah

( dekusasio piramidum) dan melanjutkan diri menjadi traktus

kortikospinalis lateralis, sedangkan sisanya akan terus turun ( tidak

menyilang) sebagai traktus kortikospinal lateralis nantinya akan terus

menurun untuk masuk kedalam subtantia grisea kornu anterior segmen

6

vertebral yang bersangkutan dan berakhir di sel-sel kornu anterior

(primary motoneuron) dan selanjutnya akan mempersarafi otot-otot

rangka melalui medulla spinalis. Traktus kortikospinalis ventralis akan

terus menurun dan baru menyilang melalui komisura ventralis di masing-

masing segmen yang bersangkutan untuk berakhir di kornu anterior untuk

kemudian mempersarafi otot-otot rangka.1,2,3,4

2) Traktus Ekstrapiramidalis

7

System ekstrapiramidal tersusun dari semua jaras motorik yang tidak

melalui piramis medulla oblongata dan berkepentingan untuk mengatur

sirkuit umpan balik motorik pada medulla spinalis, batang otak,

serebelum, dan kortek serebri. Selain itu, system ini juga mencakup

serabut-serabut yang menghubungkan kortek serebri dengan masa kelabu

( seperti striata, nucleus ruber, dan subtantia nigra), dengan formation

rerikuaris dan dengan nucleus tegmental batang otak lainnya.1,2,3,4

Susunan ekstrapiramidal terdiri atas korpus striatum, globus palidus, inti-

inti talamik, nukleus subtalamikus, subtansia nigra, formatio retikularis

batang otak,serebelum berikut dengan korteks motorik tambahan, yaitu

area 4, area 6 dan area 8. komponen-komponen tersebut dihubungkan satu

dengan yang lain oleh akson masing-masing komponen itu. Dengan

demikian terdapat lintasan yang melingkar yang dikenal sebagai sirkuit.

Oleh karena korpus striatum merupakan penerima tunggal dari serabut-

serabut segenap neokorteks, maka lintasan sirkuit tersebut dinamakan

sirkuit striatal yang terdiri dari sirkuit striatal utama (principal) dan 3

sirkuit striatal penunjang (aksesori).1,3 Sirkuit striatal prinsipal tersusun

dari tiga mata rantai, yaitu (a) hubungan segenap neokorteks dengan

korpus striatum serta globus palidus, (b) hubungan korpus striatum/globus

palidus dengan thalamus dan (c) hubungan thalamus dengan korteks area

4 dan 6. Data yang tiba diseluruh neokorteks seolah-olah diserahkan

kepada korpus striatum/globus paidus/thalamus untuk diproses dan hasil

pengolahan itu merupakan bahan feedback bagi korteks motorik dan

8

korteks motorik tambahan. Oleh karena komponen-komponen susunan

ekstrapiramidal lainnya menyusun sirkuit yang pada hakekatnya

mengumpani sirkuit striata utama, maka sirkuit-sirkuit itu disebut sirkuit

striatal asesorik. Sirkuit striatal asesorik ke-1 merupakan sirkuit yang

menghubungkan stratum-globus palidus-talamus-striatum. Sirkuit-striatal

asesorik ke-2 adalah lintasan yang melingkari globus palidus-korpus

subtalamikum-globus palidus. Dan akhirnya sirkuit asesorik ke-3, yang

dibentuk oleh hubungan yang melingkari striatum-subtansia nigra-

striatum.

Penjalaran Nervus VII

9

Nervus facialis terdiri atas bagian motorik dan sensorik. Bagian sensorik

sering disebut juga nervus intermedius (pars intermedii of Wrisberg). Keduanya

muncul pada batas bawah pons pada recessus diantara oliva dan pedunculus

inferior, bagian motorik yang terletak lebih medial segera menuju sisi lateral

bagian sensorik.

Akar motorik berangkat dari nucleus yang terletak di dalam formasi

retikuler di bagian bawah pons. Nukleus ini terletak di atas nucleus ambiguus, di

belakang nukleus olivary superior dan sebelah medial terhadap traktus spinalis

nervus trigeminus. Dari sini, serabut berjalan membentuk kurva di dalam

substansi pons.

Akar sensorik berangkat dari ganglion genicular yang terletak di atas

geniculum bervus facialis di canalis facialis, di belakang hiatus canalis facialis.

Sel-sel ganglion ini bersifat unipolar, dan processus tunggal terbagi dalam bentuk

T menuju cabang pusat dan perifer. Cabang pusat meninggalkang batang nervus

facialis di dalam meatus accusticus internus dan membentuk cabang sensorik;

cabang perifer berlanjut menuju chorda tympani dan nervus petrosus superficialis

mayoris.

10

Penjalaran Nervus XII1,3,5

Nervus hipoglosal sebagai nervus motorik, yang menyuplai bagian

interinsik dan eksterinsik otot lidah. Nervus hipoglosal berorigin di nucleus

hipoglosal, dan membawa ke medulla, muncul dari batang otak sebagai kelompok

saraf antara pyramid dan olive. Serabut saraf eferen mediasi gerakandan bentuk

lidah. Nucleus hipoglosal menerima input afferent dari kontralateral kortek

motorik, yang mana termasuk dalam pergerakan lidah selama bicara.

11

12

Penjalaran Nervus II

1) Geniculocalcarine pathways

Pada nucleus geniculata lateral, bagian thalamus yang berlokasi diatas

cistern ambient, sel ganglion axon pada sinap traktus optikus dengan

neuron destinasi menjadi radiasi optikus. Struktur ini dibedakan menjadi

fungsional dan anatomi. Serat-serat yang berada di lobus temporal,

terminal loop meyer, menyampaikan informasi visual dari retina bagian

bawah dan berhubungan di bagian inferior dari kortek calcarina.

2) Straiate Cortex

Area Brodmann 17 ( atau V1, kortek striata) merupakan organ terakhir dari

system afferent visual dan berlokasi di kortek calcarina pada lobus

occipitalis. Kebanyakan kortek striata, khususnya pada bagian posterior,

13

diperuntukan macular vision. Kortek calcarina bagian superior dan inferior

mempersarafi daerah kontralateral kuadrant inferior dan posterior.

Mayoritas daerah lobus oksipital di perdarahi oleh arteri serebral posterior

dengan kontribusi dari arteri serebri media pada bagian oksipital.

3) Visual association areas

Proses tertinggi terjadinya informasi visual, sebagai contoh pada girus

lingual dan fusiform pada struktur inferior calcarina dipercaya sebagai

daerah yang bertanggung jawab untuk penglihatan warna.

Sistem saraf autonom1,3,5

14

1) Parasimpatik

Divisi parasimpatik dari system saraf autonum yang terdiri dari serabut

preganglionik yang berorigin pada 3 area utama dari system saraf pusat.

Terdiri atas midbrain atau tectum, medulla, dan luaran sacral. Luaran terbagi

dalam 2 regio, 1) luaran cranial batang otak dan luaran sacral. Serabut

preganglionik umumnya lebih panjang dari serabut postganglionic dan sering

kali ganglia berada pada organ yang dipersarafinya

15

2) Simpatik

Badan-badan neuron yang menjulurkan serabut preganglionar simpatetik

terletak disemu segmen torakal dan lumbal 1-2. Neuron tersebut

menduduki kornu lateral subtantia grisea medula spinalis dan dikenal

kolumna intermediolateralis. Pada umumnya ditemukan ditemukan 3

pasang ganglion di servikal, 12 pasang di daerah thorakal, 5 pasang daerah

lumbal, 2 pasang daerah sacral, dan 1 didaerah garis tengah os cocsigis.

Ganglion-ganglion ini terakhir berkelompok menjadi ganglion soliaka dan

ganglion mesenterika. Serabut yang menuju ganglion tersebut namanya

nervus splanknikus mayor dan minor.

16

Daftar Pustaka

1. Greenstein. B and Greenstein. A. Neuroanatomy and Neurophysiology in Color Atlas of Neuroscience. Thieme Stuttgart · New York 2000

2. Liu G. T, Volve N.J, Galetta S. L. Neuro-Ophthalmology Diagnosis and Management. Saunders Elsevier. 2nd . 2001

3. Lumbantobing, SM. Neurologi Klinik Pemeriksaan fisik dan Mental. Jakarta, FK UI; 67-75.

4. Mardjono, Mahar dan Priguna Sidharta. Neurologi Klinik Dasar. Jakarta, PT Dian Rakyat, 1988; 163-173.

5. Prof. Dr. I. Gusti Ng. Gd. Ngoerah. Nervi Kranialis. Dalam: Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Saraf. Penerbit Universitas Airlangga. Surabaya. 1990: 1 – 4.

17

18