tugas kebijakan pembangunan sumber daya pesisir

9
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERIKANAN DAN KELAUTAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SUMBER DAYA PESISIR SEBAGAI ALTERNATIF PEMBANGUNAN INDONESIA MASA DEPAN A. Pendahuluan Kawasan pesisir dan laut mempunyai potensi yang sangat tinggi untuk dikembangkan, oleh karena itu dalam pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan kawasan pesisir dan laut perlu direncanakan dengan cermat dan sesuai dengan karakteristik wilayahnya. Pada pembangunan yang akan datang pemanfaatan sumber daya kelautan harus dijadikan prioritas, mengingat sumber daya alam kelautan dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi domestik dan penghasil devisa negara. Namun sebagian besar potensi tersebut masih belum dimanfaatkan dan dikelola secara optimal, sehingga masih belum bisa meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir secara maksimal. Dalam mencermati pembangunan Indonesia selama ini, secara empiris pembangunan kelautan dan perikanan kurang mendapat perhatian dan selalu diposisikan sebagai pinggiran dalam pembangunan ekonomi nasional. Kondisi ini sangat ironis, mengingat hampir 70% wilayah Indonesia merupakan lautan yang mempunyai potensi ekonomi yang sangat besar, sehingga negara Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia atau “ The largest archipelago country in the world”. Untuk itu pilihan pembangunan sektor kelautan dan perikanan sebagai sektor andalan utama pembangunan Indonesia Tugas Matakuliah Matrikulasi Pembangunan Perikanan Berkelanjutan

Upload: riky-arisandi

Post on 09-Sep-2015

213 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pesisir

TRANSCRIPT

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERIKANAN DAN KELAUTANKEBIJAKAN PEMBANGUNAN SUMBER DAYA PESISIRSEBAGAI ALTERNATIF PEMBANGUNAN INDONESIA MASA DEPAN

A. PendahuluanKawasan pesisir dan laut mempunyai potensi yang sangat tinggi untuk dikembangkan, oleh karena itu dalam pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan kawasan pesisir dan laut perlu direncanakan dengan cermat dan sesuai dengan karakteristik wilayahnya. Pada pembangunan yang akan datang pemanfaatan sumber daya kelautan harus dijadikan prioritas, mengingat sumber daya alam kelautan dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi domestik dan penghasil devisa negara. Namun sebagian besar potensi tersebut masih belum dimanfaatkan dan dikelola secara optimal, sehingga masih belum bisa meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir secara maksimal.Dalam mencermati pembangunan Indonesia selama ini, secara empiris pembangunan kelautan dan perikanan kurang mendapat perhatian dan selalu diposisikan sebagai pinggiran dalam pembangunan ekonomi nasional. Kondisi ini sangat ironis, mengingat hampir 70% wilayah Indonesia merupakan lautan yang mempunyai potensi ekonomi yang sangat besar, sehingga negara Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia atau The largest archipelago country in the world.Untuk itu pilihan pembangunan sektor kelautan dan perikanan sebagai sektor andalan utama pembangunan Indonesia merupakan pilihan yang sangat tepat, hal ini didasarkan atas potensi yang dimiliki dan besarnya keterlibatan sumberdaya manusia yang diperkirakan hampir 12.5 juta orang terlibat di dalam kegiatan perikanan. Disamping itu juga didukung atas suksesnya pembangunan kelautan dan perikanan di negara lain, seperti Islandia, Norwegia, Thailand, China dan Korea Selatan yang mampu memberikan kontribusi ekonomi nasional yang besar dan mendapatkan dukungan penuh secara politik, ekonomi, sosial dan dukungan lintas sektoral.Kontribusi sektor perikanan terhadap GDP di Islandia sebesar 65%, Norwegia 25%, China yang mempunyai 8.8% dari luas perairan Indonesia nilai produksi perikanan mencapai US$ 34 milliar dan Thailand mempunyai nilai eksport perikanan US$ 4.2 Milyar dengan panjang garis pantai 2.600 km (Indonesia hanya US$ 1.76 milyar). Sedangkan kontribusi sektor perikanan di Negara Korea Selatan sebesar 37%, RRC 48.4%, Jepang 54% dan Indonesia hanya 20%.B. Potensi dan Prospek Sumberdaya Laut dan PerikananIndonesia sebagai negara kepulauan memiliki 18.306 pulau yang dipersatukan oleh laut dengan panjang garis pantai 81.000 km terpanjang kedua di dunia setelah Kanada, dengan bentang wilayah Indonesia dari ujung barat (Sabang) sampai Timur (Merauke) setara dengan London sampai Bagdad, Bentang ujung Utara (kep. Satal) dan Selatan (P. Rote) setara dengan jarak Jerman sampai dengan Al- Ajazair, mempunyai potensi yang sangat besar dan mengandung kurang lebih 7000 species ikan. Potensi sumberdaya tersebut ada yang dapat diperbaharui (renewable resources) seperti sumberdaya perikanan (perikanan tangkap, budidaya, industri pengolahan, bioteknologi), mangrove, gelombang energi, pasang surut, angin dan OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion) dan energi yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable resources) seperti sumberdaya minyak dan gas bumi serta mineral. Selain itu juga terdapat potensi lain yaitu jasa lingkungan kelautan yang dapat dikembangkan untuk pembangunan ekonomi nasional seperti pariwisata bahari, industri maritim dan jasa angkutan.Potensi lestari sumberdaya ikan laut diperkirakan sebesar 6.4 juta ton per tahun dengan jumlah tangkapan yang diperbolehkan(JTB) sebesar 5.12 juta ton per tahun atau sekitar 80% dari potensi lestari, dan baru dimanfaatkan sebesar 4 juta ton (pada th 2002, atau baru 78.13%).Potensi lain yaitu potensi pengembangan budidaya laut seluas 2 juta ha dengan volume 46.73 juta ton per tahun terdiri dari budidaya ikan (kakap, kerapu, gobia), udang, budidaya moluska (kerang-kerangan, mutiara dan teripang) dan budidaya rumput laut. Potensi tersebut baru termanfaatkan sekitar 0.7 juta ton per tahun. Potensi perikanan air tawar terdiri dari perairan umum seluas 550.000 ha dengan produksi 356.020 ton/tahun, kolam air tawar 805.700 ton/tahun dan mina padi sawah sebesar 233.400 ton/tahun.Sedangkan potensi perikanan tangkap Indonesia lebih dari USD 15 milliar, Perikanan air tawar lebih dari USD 6 milliar, Perikanan budidaya tambak dan udang windu sebesar USD 10 milliar.Secara total devisa dari kelautan dan perikanan bisa mencapai USD 71 milliar setiap tahun (hampir 2 kali dari APBN). Dengan demikian maka sangatlah logis jika sektor kelautan dijadikan sebagai alternatif pembangunan ekonomi nasional saat ini dan saat mendatang.C. Permasalahan Pembangunan Perikanan dan KelautanBeberapa permasalahan yang selama ini dianggap sebagai faktor penghambat pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan antara lain faktor internal dan faktor eksternal.Faktor Internal antara lain sebagian besar nelayan merupakan nelayan tradisional dengan karaktersitik sosial budaya yang belum kondusif untuk kemajuan usaha, sebagian besar struktur armada yang dimiliki masih didominasi struktur skala kecil dan tradisional (berteknologi rendah), ketimpangan tingkat pemanfaatan stock ikan antara kawasan satu dengan kawasan lainnya, masih banyaknya praktek illegal, unregulated dan unreported fishing, penegakan hukum masih lemah, terjadinya kerusakan lingkungan ekosistem laut yang disebabkan oleh pengeboman dan penambangan pasir, terbatasnya sarana prasarana sosial dan ekonomi (transportasi, komunikasi, kesehatan, pendidikan dan perumahan) dan lemahnya market intelligence yang meliputi penguasaan informasi tentang segmen pasar, harga dan pesaing.Sedangkan faktor eksternal yang ikut mempengaruhi lambatnya pembangunan kelautan dan perikanan adalah khususnya yang terkait dengan kebijakan moneter, fiskal dan investasi seperti suku bunga pinjaman dan penyediaan kredit perikanan.Pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan masa depan tentunya harus dapat menjawab permasalahan permasalahan yang selama ini dianggap sebagai faktor yang menghambat proses pembangunan kelautan dan perikanan secara berkelanjutan, berkeadilan dan merata.D. Arah Kebijakan dan StrategiDengan melihat kondisi potensi dan permasalahan tersebut diatas maka terdapat beberapa alasan utama mengapa sektor kelautan dan perikanan sebagai alternatif utama pembangunan masa depan.Untuk itu perlu adanya sebuah kebijakan yang berperan sebagai payung di bidang kelautan yang sifatnya lintas sektoral, institutional serta teritegrasi dalam mengembangkan sumberdaya kelautan secara bijaksana untuk kepentingan publik dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat (social well being).Kebijakan pengelolaan kawasan pesisir adalah segala bentuk usaha, kegiatan, pekerjaan dan political yang diarahkan kepada pendayagunaan potensi kelautan dan pemnfaatannya secara terencana, rasional, serasi dan seimbang untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan memperluas kesempatan berusaha dan membuka lapangan pekerjaan.Salah satu kebijakan dan strategi yang dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan adalah Pengembangan Minapolitan. Minapolitan merupakan upaya percepatan pengembangan pembangunan kelautan dan perikanan di sentra-sentra produksi perikanan yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Pengembangan minapolitan bertujuan untuk:1. Meningkatkan produksi perikanan, produktivitas usaha, dan meningkatkan kualitas produk kelautan dan perikanan.2. Meningkatkan pendapatan nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan yang adil dan merata.3. Mengembangkan kawasan minapolitan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di daerah dan sentra-sentra produksi perikanan sebagai penggerak ekonomi rakyat.Adapun sasaran pengembangan minapolitan adalah sebagai berikut:1. Ekonomi rumah tangga masyarakat kelautan dan perikanan skala kecil makin kuat.2. Usaha kelautan dan perikanan kelas menengah ke atas makin bertambah dan berdaya saing tinggi.3. Sektor kelautan dan perikanan menjadi penggerak ekonomi nasional.Pendekatan pengembangan minapolitan dilakukan melalui: a. Ekonomi Kelautan Dan Perikanan Berbasis WilayahMendorong penerapan manajemen hamparan untuk mencapai skala ekonomi, mencegah penyebaran penyakit, meningkatkan efisiensi dalam penggunaan sumber daya, sekaligus mengintegrasikan pemenuhan kebutuhan sarana produksi, proses produksi, pengolahan dan pemasaran hasil dan pengelolaan lingkungan dalam suatu kesisteman yang mapan.b. Kawasan Ekonomi UnggulanMemacu pengembangan komoditas yang memiliki criteria (i) bernilai ekonomis tinggi, (ii) teknologi tersedia, (iii) permintaan pasar besar, dan (iv) dapat dikembangkan secara massal.c. Sentra ProduksiMinapolitan berada dalam kawasan pemasok hasil perikanan (sentra produksi perikanan) yang dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap mata pencaharian dan kesejahteraan masyarakatnya. Seluruh sentra produksi kelautan dan perikanan menerapkan teknologi inovatif dengan kemasan dan mutu terjamin.d. Unit UsahaSeluruh unit usaha dilakukan dengan menggunakan prinsip bisnis secara profesional dan berkembang dalam suatu kemitraan usaha yang saling memperkuat dan menghidupi.e. PenyuluhanPenguatan kelembagaan dan pengembangan jumlah penyuluh merupakan salah satu syarat mutlak keberhasilan pengembangan minapolitan. Penyuluh akan berperan sebagai fasilitator dan pendamping penerapan teknologi penangkapan dan budidaya ikan serta pengolahan hasil perikanan.f. Lintas SektorMinapolitan dikembangkan dengan dukungan dan kerjasama berbagai instansi terkait untuk mendukung kepastian usaha antara lain terkait dengan sarana dan prasarana pemasara produk perikanan, tata ruang wilayah, penyediaan air bersih, listrik, akses jalan, dan BBM.Langkah-langkah yang akan ditempuh dalam mengembangkan Minapolitan antara lain:a. Pembangunan sarana dan prasarana perikanan seperti (i) pengembangan pelabuhan perikanan dengan prioritas di lingkar luar (outer ring fishing port) Indonesia di 25 lokasi, (ii) pengembangan kapal dan alat penangkapan ikan sebesar 5.100 unit, (iii) pengembangan kawasan budidaya di 541 kawasan yang terdiri dari 145 kawasan budidaya perikanan payau, 238 kawasan budidaya perikanan tawar dan 158 kawasan budidaya perikanan laut, (iv) memenuhi seluruh kebutuhan benih ikan yang mencapai sekitar 69,7 miliar ekor benih, (v) Pengembangan sarana dan prasarana pengolahan dan pemasaran hasil perikanan (seperti; pengembangan sistem rantai dingin (cold chain system), sentra pengolahan, klaster/minapolitan industri hasil perikanan dan pasar ikan) di 33 provinsi;b. Pengembangan ekspor melalui pembinaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) berpotensi ekspor sebanyak 250 UKM berpotensi ekspor sampai dengan tahun 2014;c. Mendorong peningkatan nilai investasi perikanan mencapai Rp7,5 triliun;d. Perluasan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Kelautan dan Perikanan yang mampu menjangkau 2 juta usaha kecil dan menengah di 300 kabupaten/kota;e. Pengembangan lembaga pembiayaan kelautan dan perikanan yang mampu menyalurkan dana pembiayaan sebesar Rp50 miliar per tahun sampai dengan tahun 2014 melalui program KKMB (Konsultan Keuangan Mitra Bank)f. Pembangunan prasarana pulau-pulau kecil di 100 pulau, khususnya di pulau-pulau kecil terluarg. Peningkatan kapasitas skala usaha dan kewirausahaan mencapai: (i) usaha di perikanan tangkap mencakup 2.000 Kelompok Usaha Bersama (KUB), (ii) usaha di perikanan budidaya mencakup 3.388 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), serta (iii) usaha di pengolahan dan pemasaran: 3.860 Unit Pengolahan Ikan (UPI)

Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan 2010-201446Tugas Matakuliah Matrikulasi Pembangunan Perikanan Berkelanjutan