untuk pengelolaan sumber daya pesisir

134
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIK UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

i

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIKUNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

Page 2: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

ii

Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat(1) atau pasal 49 ayat(1) dan ayat(2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1(satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7(tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5(lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

1.

2.

KUTIPAN PASAL 72:Sanksi Pelanggaran Undang-Undang Hak Cipta (UU No. 19 Tahun 2002)

Page 3: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

iii

COPYRIGHT ©2012, Brilliant, ALL RIGHTS RESERVED

an imprint of MIC Publishing

Dr. Viv Djanat Prasita

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIKUNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

Page 4: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

iv

x + 124 hal, 15.5 x 23 cmBrilliant 002-08-2012 ISBN 978-602-18620-2-5

COPYRIGHT ©2012, BRILLIANT, ALL RIGHTS RESERVEDHak cipta dilindungi oleh Undang-undangCetakan pertama : Agustus 2012

Editor : -Layouter : IdaCover Designer : Candra TP

Diterbitkan oleh Brilliant Didistribusikan oleh PT Menuju Insan Cemerlang Media Distribusi CemerlangLandmark Modern Shop House A-17 Landmark Modern Shop House A-17Jl. Indragiri 12-18 Surabaya Jl. Indragiri 12-18 SurabayaHotline 08123039000 & 031-71928000 Hotline 031-72478000Fax. 031-5048958 SURABAYA

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

No. Anggota IKAPI 105 / JTI / 08

Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagianatau seluruh isi buku tanpa izin tertulis dari Penerbit

PT Menuju Insan Cemerlang

an imprint of MIC Publishing

Page 5: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

v

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Buku “Sistem Informasi Geografik (SIG) untuk Pengelolaan Sumberdaya Pesisir”. Buku ini merupakan salah satu bahan referensi matakuliah di Jurusan Oseanografi maupun Perikanan Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan Universitas Hang Tuah.

Buku ini menjelaskan mulai konsep dasar sistem informasi geografi (SIG) hingga penerapannya di bidang kelautan. Selain itu, buku ini juga menjelaskan software yang dipakai dalam mengembangkan SIG untuk pengelolaan sumberdaya pesisir, yaitu ArcView 3.3 dan ArcGIS 9.3 dari ESRI.

Kepada Ketua Jurusan Oseanografi dan Ketua Jurusan Perikanan, Ketua Pusat Studi Pesisir dan Laut, Dekan FTIK, Kepala LPPM dan Rektor Universitas Hang Tuah Surabaya diucapkan terima kasih atas dukungan moril maupun materiil hingga buku ini dapat terselesaikan. Ucapan yang sama juga ditujukan kepada rekan sejawat maupun mahasiswa yang mendorong pembuatan buku ini.

PRAKATA

Page 6: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

vi

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

Akhir kata semoga buku ini bermanfaat bagi pembaca, terutama mahasiswa Jurusan Oseanografi dan Jurusan Perikanan Universitas Hang Tuah. Kritik dan saran dapat kami terima demi kesempurnaan buku ini.

Surabaya, Julii 2012

Penulis

Page 7: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

vii

PRAKATA v

DAFTAR ISI vii

BAB I PENDAHULUAN 11.1. Sejarah Perkembangan SIG 21.2. Pengertian SIG 31.3. Mengapa SIG itu Penting 41.4. Komponen SIG 51.5. Data Digital untuk SIG 61.6. Beberapa Disiplin dan Teknologi yang Terkait 6

BAB II PETA DAN ANALISIS PETA 112.1. Definisi Suatu Peta 112.2. Peta sebagai Sumber Informasi 122.3. Jenis Peta 132.4. Tingkatan-tingkatan Kenampakan Peta 142.5. Variabel-variabel Grafik 152.6. Generalisasi 162.7. Informasi Obyektif dan Subyektif 202.8. Fakta tentang Sebuah Peta 202.9. Pengambilan Data 212.10. Skala Peta 212.11. Proyeksi Peta 222.12. Kompilasi, Penyajian dan Desain Kartografi 29

DAFTAR ISI

Page 8: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

viii

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

2.13. Penggunaan Peta 312.14. Informasi dalam Bentuk Peta Digital 32

BAB III SIG SEBAGAI MANAGER DATA 333.1. Sumber Data 333.2. Data Turunan 333.3. Pertimbangan Utama dalam Pengambilan Data 333.4. Beberapa Hal tentang Penggunaan Data Sekunder 36 3.5. Tema-tema Data 38 BAB IV SISTEM MANAJEMEN DATABASE TEKSTUAL: STRUCTURED QUERY LANGUAGE (SQL) 394.1. Pendahuluan 394.2. Penggunaan DBMS di Dalam SIG 404.3. Sistem Manajemen Database (DBMS) 42

BAB V OBYEK SPASIAL DAN HUBUNGAN DIANTARANYA 475.1. Pendahuluan 475.2. Elemen-elemen Database 485.3. Obyek Spasial dan Model Database 515.4. Representasi Permukaan Kontinue 57

BAB VI BEBERAPA METODE SIG 596.1. Pendahuluan 596.2. Metode Interaksi 596.3. Mode Produk/Hasil 656.4. Penampilan Masyarakat dari Produk SIG 66

BAB VII INTEGRASI SIG DENGAN INDERAJA 69

BAB VIII PENERAPAN SIG DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR 738.1. Pendahuluan 738.2. Langkah Pembuatan SIG Pengelolaan Pesisir 78

BAB IX ARCVIEW SEBAGAI SALAH SATU SOFTWARE SIG UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR 819.1. Pengenalan ArcView 819.2. Karakteristik ArcView 3.3 82

Page 9: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

ix

Daftar Isi

9.3. Tampilan Interface ArcView 3.3 839.4. Mulai dan Akhiri ArcView 3.3 869.5. Pembuatan Theme Baru 889.6. Editing Peta 989.7. Penggunaan Tabel 1009.8. Pembuatan Layout (Tata Letak) 1059.9. Register Peta Scan Menjadi Peta Digital 110

BAB X. SOFTWARE ARCGIS 9.3 11510.1. Arc Map 11610.2. Arc Catalog 11710.3. Arc ToolBox 118

DAFTAR PUSTAKA 121

TENTANG PENULIS 123

Page 10: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

x

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

DAFTAR GAMBAR2.1. Ilustrasi permukaan bumi dan penggambaran petanya 122.2. Ilustrasi landscape dan konturnya 132.3. Seleksi obyek pada peta 172.4. Penyederhanaan poligon pada peta 172.5. Penggeseran obyek pada peta 182.6. Penggabungan obyek pada peta 182.7. Penekanan bentuk obyek pada peta 192.8. Penghalusan obyek pada peta 192.9. Penghilangan obyek pada peta 192.10. Skala peta dalam angka maupun garis 212.11. Ilustrasi skala pada peta/foto 222.12. Ilustrasi proyeksi peta 232.13. Proyeksi kerucut (conical) 242.14. Proyeksi silinder (cylindrical) 252.15. Proyeksi bidang datar (azimuthal) 262.16. Ilustrasi graticule pada peta 262.17. Ilustrasi bentuk dan bagian bumi 282.18. Proses kompilasi peta 309.1. Tampilan view pada project ArcView 3.3 849.2. Icon/buttons yang tersedia pada software ArcView 3.3 84 9.3. Tools yang tersedia pada software ArcView 3.3 859.4. Tampilan pembuka dari Arc View 879.5. Tampilan view baru 879.6. Dialog box untuk pemilihan jenis fitur 889.7. Dialog box untuk pembuatan theme baru 899.8. Tampilan penambahan & editing attribut 909.9. Dialog box untuk pemilihan jenis fitur 919.10. Undershoot dan overshoot 929.11. Tampilan theme properties 939.12. Tampilan pemotongan garis 949.13. Pembuatan poligon 959.14. Garis-garis yang overshoot 999.15. Garis-garis yang undershoot 9910.1. Tiga pandangan SIG 11610.2. Contoh pemrosesan data dengan geoprosessing 119

Page 11: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

1

Sebagian besar kegiatan manusia merupakan kejadian yang terjadi di atas bumi. Sebagai contoh, seseorang melakukan perjalanan darat, laut, udara, maupun bawah permukaan laut. Kegiatan pembangunan juga demikian, seperti: penggalian dan penguburan pipa dan kabel, penambangan mineral dan energi, pengeboran minyak dan gas. Mengetahui dan menyimpan informasi terhadap segala sesuatu yang dilakukan manusia merupakan suatu hal yang sangat penting. Oleh karena itu, dasar informasi tersebut adalah lokasi kejadian di atas bumi. Sistem Informasi Geografi (SIG) merupakan sistem informasi yang tidak hanya menyajikan kegiatan dan aktivitas tetapi juga menyajikan tempat kegiatan tersebut berlangsung.

Kelautan merupakan hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan di laut, yang meliputi kegiatan di dasar laut dan tanah di bawahnya, badan air, landas kontinen termasuk sumber kekayaan yang terkandung di dalamnya, kegiatan di permukaan laut, dan ruang di atasnya. Maritim adalah bagian dari kegiatan di laut yang mengacu pada pelayaran (navigation), perdagangan (sea-borne trade), pencemaran laut, urusan kepelabuhanan, dan jasa maritim yang kegiatannya berada pada mintakat (zone) mesopelagik sampai ke permukaan laut. Terkait dengan kegiatan kelautan dan kemaritiman tersebut, kajian buku SIG ini akan diorientasikan pada kegiatan kelautan dan maritim.

BAB IPENDAHULUAN

Page 12: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

2

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

SIG merupakan suatu sistem yang menyediakan dan memiliki kemampuan untuk automasi, pengembangan, analisis, dan query (tanya jawab) secara spasial. Kemampuan tersebut memungkinkan SIG sebagai teknologi yang handal dalam berbagai aspek kehidupan, pengelolaan sumberdaya alam, perencanaan wilayah dan tata kota, pengelolaan fasilitas dan infrastruktur, transportasi, produksi dan logistik, pemasaran dan fungsi bisnis lainnya, termasuk di dalamnya bidang maritim. Penerapan SIG di bidang kelautan/maritim relatif masih baru dan masih perlu pengembangan lebih lanjut karena penelitian di bidang kelautan /maritim masih relatif sedikit.

Untuk memberikan gambaran secara singkat, bab ini akan menjelaskan tentang sejarah perkembangan sistem informasi geografi (SIG), pengertian SIG, komponen SIG dan data digital untuk SIG.

1.1 Sejarah Perkembangan SIG

Sistem Informasi Geografis (SIG) telah berkembang sejak tahun 1960-an dengan dikembangkannya sistem pengelolaan data spasial berbasis komputer oleh para pakar ilmu Geografi dan Kartografi di Amerika (Aronoff, 1989). Sistem pengelolaan data ini dikembangkan, dengan kenyataan bahwa dalam pengelolaan data spasial secara manual dalam volume besar bisa memakan waktu lama dan biaya yang mahal. Pemikiran untuk mengembangkan Sistem Informasi Geografis pada tahun 1960-an tersebut menurut Star dan Ester (1990) dilatar belakangi oleh beberapa faktor, antara lain:

a. Usaha peningkatan teknologi kartografi.b. Adanya perkembangan pesat sistem informasi geografisc. Meningkatnya kebutuhan dalam analisa spasial.

Sistem informasi geografis di dunia pertama kali berkembang di Canadian Geographic Information System (CGIS), Kanada tahun 1965 dalam program rehabilitasi dan pengembangan pertanian. Kemudian

Page 13: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

3

Pendahuluan

pada tahun 1967 Amerika Serikat mengembangkan sistem “Land Use and Natural Resources (LUNR)” (Star dan Estes, 1990). Kedua sistem tersebut telah mengawali perkembangan SIG kearah kesempurnaan seperti sekarang ini.

1.2 Pengertian SIG

Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG) saat ini lebih sering diterapkan ke pengertian informasi geografi yang beorientasi teknologi komputer. Pada pengertian yang lebih luas SIG mencakup juga pengertian sebagai prosedur yang dipakai untuk menyimpan dan memanipulasi data yang berreferensi geofrafis secara manual.

Burrough (1989) mendefinisikan SIG sebagai suatu perangkat alat untuk mengkoreksi, menyimpan, menggali kembali, mentransformasi dan menyajikan data spasial dari aspek-aspek permukaan bumi. Demikian juga Aronof (1989) mendefinisikan SIG sebagai sistem komputer yang mempunyai kemampuan pemasukan, pengambilan, analisis data dan tampilan data geografis yang sangat berguna bagi pengambilan keputusan.

SIG adalah sistem komputer yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, dan personal (manusia) yang dirancang untuk secara efisien memasukan, menyimpan, memperbaharui, memanipulasi, menganalisa dan menyajikan semua jenis informasi yang berorientasi geografis (ESRI, 1990; Aronoff, 1998). Teknologi SIG dikembangkan dan dipadukan dari beberapa konsep dan teknik seperti Geografis, Statistik, Kartografi, Ilmu Komputer, Biologi, Matematika, Ekonomi dan geologi (Maguire, 1991).

Manguire dan Dangermond (1991) menyatakan bahwa fungsi SIG adalah pengumpulan, pembaharuan dan perbaikan data; penyimpanan dan strukturisasi data, generalisasi data, transformasi data, pencarian data, analisis dan presentasi hasil analisis. Kemampuan-kemampuan

Page 14: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

4

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

tersebut umumnya dimiliki oleh beberapa perangkat lunak SIG, dengan kemampuan yang memuaskan dan mudah digunakan. Beberapa perangkat lunak memiliki perbedaan pada beberapa fungsi seperti output kartografi dan presentasi serta cara analisis.

1.3 Mengapa SIG itu Penting?

Teknologi SIG dipakai untuk analisis secara geografi seperti mikroskop, teleskop, dan komputer yang telah digunakan oleh ilmu-ilmu lainnya. Oleh karena itu dibutuhkan katalis untuk meleburkan perbendaan sistematik regional dan fisik manusia yang telah dikenakan pada geografi dan disiplin-disiplin yang menggunakan informasi spasial.

SIG mengintegrasikan informasi spasial dan macam-macam informasi lainnya dalam sistem tunggal. Sistem tersebut menyediakan suatu kerangka kerja yang konsisten untuk penganalisaan data geografi. Dengan menempatkan peta-peta dan macam-macam informasi spasial lainnya kedalam bentuk digital, SIG memungkinkan kita untuk memanipulasi dan mendispay pengetahuan geografi dalam cara-cara baru dan menarik.

SIG menciptakan hubungan-hubungan diantara kegiatan-kegiatan yang didasarkan pada pendekatan geografi. Melihat data secara geografi sering dapat membangkitkan pandangan baru. Hubungan ini sering tidak dikenal tanpa SIG , tetapi dapat menjadi vital untuk pengertian dan pengaturan kegiatan-kegiatan dan sumber daya. Sebagai contoh, kita dapat menghubungkan data limbah beracun dengan lokasi sekolahan melalui penkatan geografi.

SIG memungkinkan akses rekord administrasi, pemilikan properti, file-file perpajakan, kabel-kabel dan pipa-pipa utilitas melalui posisi geografinya. World Bank membiayai proyek-proyek geomatics (geoscience & informatics) sekitar $1,2 billion/tahun.

Page 15: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

5

Pendahuluan

1.4 Komponen SIG

Aronof (1989) membagi komponen SIG atas empat bagian, yaitu: komponen masukan (input), komponen manajemen data, komponen manipulasi dan analisis data serta komponen keluaran.

1. Komponen MasukanMeliputi pengkonversian data dari bentuk yang sudah ada ke bentuk yang dapat diterima oleh SIG. Untuk data yang berbeda format, dapat dilakukan pengkonversian ke format data SIG. Sumber data dapat berupa peta, tabel, foto udara, atau citra satelit.

2. Komponen Manajemen DataMeliputi fungsi yang diperlukan untuk melakukan proses penyimpanan dan penyajian kembali data dari basis data.

3. Komponen Manipulasi dan Analisis DataMerupakan fungsi yang menentukan dalam membangun suatu informasi yang akurat sesuai dengan kebutuhan pengguna. Dalam tahap ini keterlibatan para ahli sangat penting terutama dalam penentuan fungsi-fungsi yang perlu untuk menganalisis data-data yang ada dalam SIG hingga mencapai suatu hasil keputusan.

4. Komponen KeluaranMerupakan fungsi pelaporan yang menampilkan data-data hasil menipulasi dan hasil analisis pada layar monitoring dan dicetak dalam bentuk peta, tebel-tebel, laporan/teks, baik kemedia kertas maupun ke media penyimpanan lain, seperti disket, Compack Disk (CD), Hard Disk.

Page 16: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

6

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

1.5 Data Digital untuk SIG

Menurut Kardono (1996) ada enam macam sistem untuk mendapatkan data digital yang akan dipakai sebagai masukan data SIG yaitu:1. CAD system, umumnya pemasukan data grafis seperti peta,

gambar-gambar konstruksi dan yang sejenis lainnya yang dibuat dengan bantuan komputer dalam hal konstruksinya.

2. Digitasi dan Scanning, dengan alat digitasi maupun scanner, data grafis yang berupa peta, data spasial maupun gambar-gambar konstruksi didigit atau di-scan dan kemudian dimasukkan dalam bentuk vektor data.

3. Sistem Penginderaan Jauh, data satelit, foto udara, dimasukkan melalui image prosesing dan akan menghasilkan data citra dalam bentuk raster dan data SIG yang berupa grid sel.

4. DBMS (Data Base Management Syatems), pembuatan basis data dengan adanya data-data tabular dan pembentukan basis data sesuai dengan hirarki, hubungan alamat file yang bersangkutan, terutama dengan data spasial.

5. Sistem pengolah kata (Word Processing), pemasukan data-data berupa teks, dokumen dan bibliografi.

6. Video serta sistem laser, adanya teknologi CCD dan laser digital.Semua data-data tersebut di atas adalah data yang telah

dikonversikan kedalam bentuk digital dan setiap saat dapat dipakai sebagai data masukan untuk membentuk suatu SIG.

1.6 Beberapa Disiplin dan Teknologi yang TerkaitSIG merupakan suatu konvergensi dari program-program

studi teknologi dan disiplin-disiplin tradisional. SIG telah dijuluki “ ENABLING TECHNOLOGY “ karena potensialnya memberikan macam-macam disiplin yang luas yang harus berkaitan dengan data

Page 17: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

7

Pendahuluan

spasial. Tiap program studi yang berkaitan memberikan beberapa teknik yang memperbaiki SIG. Kebanyakan program-program studinya menekankan pengambilan data. SIG menggabugkannya dengan penekanan integrasi, pemodelan dan analisis. Sebagai pengintegrasi , SIG sering disebut sebagai “the science of spatial information”.

GeografiSecara umum, geografi merupakan ilmu yang berkaitan

dengan pengertian dunia dan tempat manusia didalamnya. Ilmu ini selalu berhubungan dengan analisis spasial. Dengan perkembangan komputer yang pesat, ilmu ini juga berkembang mengikutinya. Sebagai contoh ilmu ini telah memberikan teknik untuk melaksanakan analisis spasial dan suatu rancangan spasial pada penelitian.

KartografiKartografi merupakan ilmu yang berkaitan dengan tampilan

informasi secara spasial. Pada saat ini, sumber utama data masukan untuk SIG adalah peta-peta . Kartografi memberikan tradisi lama di dalam desain peta-peta yang merupakan suatu bentuk keluaran penting dari SIG. Kartografi komputer (juga dinamakan digital cartography, automated cartography) memberikan metoda untuk representasi dan manipulasi digital dari features kartografi dan metoda visualisasi. Oleh karena itu, kartografi sangat berkaitan sekali dengan SIG.

Penginderaan Jauh (JP)Image dari ruang angkasa dan udara merupakan sumber

utama data geografi. Penginderaan jauh meliputi teknik-teknik untuk pembacaan (acquisition) dan pemrosesan data dunia dengan

Page 18: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

8

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

biaya rendah, dan kemudahan pembaharuan yang konsisten.Pada saat ini, banyak sistem analisis image terdiri dari fungsi-fungsi analitik yang baik. Data yang diinterpretasi dari sistem penginderaan jauh dapat digabungkan dengan lapisan-lapisan data lain di dalam SIG.

FotogrametriFotogrametri menggunakan foto-foto udara dan teknik-

teknik untuk membuat pengukuran-pengukuran yang akurat darinya. Fotogametri merupakan sumber dari kebanyakan data pada topografi (kemiringan permukaan tanah) yang digunakan untuk masukan SIG.

SurveyingSurveying memberikan kualitas data yang tinggi pada posisi-

posisi dari batasan-batasan tanah, gedung-gedung dan seterusnya. Oleh karena itu, ilmu ini sangat berkaitan dengan SIG.

GeodesiFungsi utama dari ilmu geodesi adalah sebagai sumber

kontrol akurasi tinggi untuk SIG. Dengan ilmu ini, data spasial yang ada pada SIG dapat dibuat/dipilih yang lebih akurat.

StatistikaStatistik sangat mendukung dalam pembuatan model.

Banyak model-model yang dibuat dengan SIG adalah bersifat statistik, banyak teknik-teknik statistik dipakai untuk analisis. Statistik adalah penting dalam pengertian isue kesalahan dan ketidakpastian dalam data SIG.

Page 19: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

9

Pendahuluan

Ilmu KomputerComputer Aided Design (CAD) memberikan software,

teknik-teknik untuk masukan data, display dan visualisasi, representasi khususnya dalam tiga dimensi. Tingkat lanjutan di komputer grafik memberikan hardware, software untuk penanganan dan penampilan obyek grafik, teknik-teknik visualisasi. Di sisi yang lain, DBMS mendukung metode-metode untuk representasi data dalam bentuk digital, prosedur-prosedur untuk desain sistem dan penanganan volume data yang besar, khususnya akses dan up date. Selain itu, artificial intelegent (AI) menggunakan komputer untuk membuat pilihan-pilihan yang berdasarkan pada data yang tersedia dalam suatu cara yang terlihat untuk memcampurkan intelejensi manusia dan komputer pembuat keputusan dapat bekerja sebagai “ expert “ dalam fungsi-fungsi seperti pendesainan peta-peta, menggeneralisasikan sifat-sifat peta. Oleh karena itu, fungsi ilmu komputer sangat berguna dalam mengembangkan SIG.

MatematikaBeberapa cabang matematika, khususnya geometri dan teori

graph, digunakan desain sistem SIG dan analisis data spasial.

Teknik SipilSIG mempunyai banyak aplikasi dalam transportasi , teknik

perkotaan.Oleh karena itu, SIG sering dimanfaatkan dalam pekerjaan teknik sipil.

OseanografiSIG dapat diterapkan untuk manajemen sumber daya

kelautan, wilayah pesisir pantai, termasuk bakau, karang, dan

Page 20: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

10

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

hasil-hasil laut. SIG dapat digunakan untuk memodelkan topografi dasar laut untuk merancang saluran pipa-pipa dasar laut.

Page 21: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

11

2.1. Definisi Suatu Peta

Asosiasi Kartografi Internasional/International Cartography Association (ICA) mendefinisikan suatu peta sebagai “a representation, normally to scale and on a flat medium, of a selection of material or abstract features on, or in relation to, the surface of the Earth “ yang berarti :“Suatu representasi/gambaran dari pemilihan ciri-ciri (features) materi maupun abstrak atau yang berkaitan dengan permukaan bumi, yang secara normal gambaran tersebut berskala dan pada medium datar”.

Peta umumnya peta dibuat pada bidang datar dan disajikan berdasarkan kaidah-kaidah kartografi. Peta rupabumi baik darat maupun laut dibuat melalui survey darat, batimetri, pemeruman dan lainnya. Dengan adanya ilmu-ilmu baru, pemetaan rupabumi dapat dibuat melalui pemotretan udara maupun dengan bantuan satelit, penentuan posisi untuk mendapatkan posisi horizontal dengan GPS (Global Positioning System).

Hasil pengukuran yang di dapat agar menjadi peta pada bidang datar diperlukan pengetahuan mengenai proyeksi peta serta kaidah-kaidah kartografi seperti: skala, generalisasi (penyederhanaan, pemilihan unsur, dsb). Selain itu, juga penambahan keterangan dengan huruf, angka dan lain nya yang berhubungan dengan ilmu kartografi. Hasil proses kartografi ini dapat disajikan sebagai apa yang disebut dengan

BAB IIPETA DAN ANALISIS PETA

Page 22: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

12

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

peta (ilustrasi disajikan pada Gambar 2.1). Oleh karena itu, pengertian peta adalah:

Gambaran sebagian atau seluruh/sebagian permukaan bumi, baik yang di atas maupun yang berada dibawah permukaan bumi dan disajikan pada suatu bidang datar (atau bidang matematis lainnya) dengan skala dan proyeksi tertentu.

Jadi peta dibatasi oleh skala dan proyeksi tertentu, maka peta tidak akan pernah selengkap dan sedetail aslinya yaitu bumi itu sendiri. Hanya peta skala 1 : 1 saja yang selengkap dan sedetail aslinya.

2.2. Peta sebagai Sumber Informasi

Untuk memperoleh informasi dari kata yang tertulis kita harus membaca tiap kata secara beraturan. Kita harus mengerti konteks dari tiap kata dan informasi yang disampaikan oleh penulis. Penulis menggunakan alphabet yang terdiri dari simbol-simbol harfiah (sesuai dengan kenyataan) yang diatur sesuai dengan aturan-aturan agar dapat berkomunikasi dengan lainnya.

Untuk mendapatkan informasi dari peta, pengguna/user peta dapat mulai menginterprestasi informasi dari suatu titik pada kertas peta. Hal

Gambar 2.1. Ilustrasi permukaan bumi dan penggambaran petanya

Page 23: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

13

Peta dan Analisis Peta

itu tidak perlu mengamati simbol-simbol dalam sekumpulan urutan. Peta tersebut akan dihasilkan sesuai dengan sejumlah aturan yang mana akan membuat informasi lebih penting dan dominan. Simbol grafik yang menyatakan ciri-ciri tertentu mungkin bervariasi dari peta satu terhadap lainnya. Grafik peta sebaiknya membuat pembaca mendapat kesan yang akurat dari bagian dunia nyata yang dipetakan.

Peta bervariasi dari kerja seni, seperti lukisan, yang menyatakan informasi bereferensikan secara spasial/geografi.

2.3. Jenis Peta

Secara umum, peta dapat dikategorikan menjadi 4 empat jenis, yaitu: 1). Peta topografi (peta rupa bumi), 2). Peta tematik, 3). Peta navigasi, 4). Peta foto/citra.

1. Peta topografi, (peta rupabumi=RB)Peta topografi merupakan peta yang menyajikan sebagian

unsur-unsur buatan manusia (kota, jalan, struktur bangunan lain, dsb) serta unsur alam (sungai, danau, gunung dsb). Pada bidang datar dengan skala dan proyeksi tertentu. Kata rupabumi berasal dari kata Yunani yaitu Topos=tempat dan Graphein=deskripsi jadi rupabumi secara harfiahnya berarti deskripsi mengenai suatu tempat. Perhatikan bentuk kontur dgn landscapenya pada Gambar 2.2.

Gambar 2. 2. Ilustrasi landscape dan konturnya

Page 24: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

14

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

2. Peta TematikPeta tematik merupakan peta yang menyajikan tema

tertentu dan untuk keperluan tertentu (penduduk, transportasi dsb.) yang mempergunakan peta rupabumi yang telah di sederhanakan sebagai dasar untuk meletakkan informasi tematiknya. Peta tematik umumnya berdasarkan.a. Subyek temanya b. Skala, seri petanya.

Umumnya peta tematik mempunyai skala lebih kecil dari peta RB dan merupakan peta turunan dari peta induknya yaitu peta rupabumi.

3. Peta Navigasi (Chart)Peta navigasi merupakan bagian dari peta tematik dan lebih

bersifat khusus hanya menyajikan tema navigasi baik laut maupun udara. Seperti peta tematik, peta navigasi juga mempergunakan peta rupabumi yang telah di turunkan/di sederhanakan sebagai dasar untuk menyajikan unsur-unsur navigasinya.

4. Peta foto/citraSeperti diketahui dengan adanya kemajuan pemetaan

melalui wahana baik foto maupun satelit secara pesat saat ini, maka detail muka peta pada peta citra adalah citra/foto itu sendiri, citra akan menyajikan detail secara lengkap dari unsur alam maupun unsur buatan manusia.

2.4. Tingkatan-tingkatan Kenampakan Peta

Seperti kata yang tertulis diatur secara struktural agar lebih mudah dibaca demikian juga informasi yang dipetakan harus terstruktur agar pengguna dengan cepat mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

Pertama, pemakai perlu tahu judul/tema peta dan luasan geografi yang terliput. Setelah itu pengguna akan menempatkan luasan menarik

Page 25: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

15

Peta dan Analisis Peta

tertentu dan kemudian memilih tema/judul informasi khusus untuk diinterpretasi. Untuk menghasilkan peta yang efektif dan tidak membingungkan, suatu peta harus dibuat dengan simbol-simbol yang ditampilkan dalam tingkatan-tingkatan yang nampak sehingga pentingnya informasi untuk pengguna direfleksikan dalam pentingnya kenampakan informasi (visual importance of information). Informasi judul utama sebaiknya muncul sebagai informasi depan sementara informasi seperti grid akan nampak sebagai informasi latar belakang.

2.5. Variabel-variabel Grafik

Bukan suatu masalah ciri-ciri akan digambarkan pada peta karena gambarannya terbatas pada kenyataan bahwa hanya simbol-simbol titik, garis dan luasan yang dapat digunakan untuk menyatakan ciri-ciri tersebut dan simbol-simbol tersebut hanya divariasi dalam bentuk, ukuran dan warna.

Teks juga sangat penting dan dapat divariasi sesuai dengan ukuran, style dan warna. Simbol-simbol titik, karena ukuran fisik dari simbol, akan menempati luasan peta. Ciri-ciri yang lain mungkin ditempatkan pada atau dekat titik yang sama akan perlu diatur dari posisi benarnya (true position) atau tidak diperlihatkan semua dalam beberapa hal karena keterbatasan fisik dari kertas peta. Simbol-simbol titik dapat divariasi sesuai bentuk, ukuran dan warna.

Simbol-simbol garis adalah simbol yang paling umum digunakan pada kebanyakan peta. Simbol-simbol garis ini bisa membingungkan jika tidak jelas hirarki kenampakannya dalam tema tertentu. Jika perbedaan yang jelas diantara tema-tema ( misal: batasan-batasan, jalan-jalan, sungai, rel Kereta Api ) tidak dibuat maka peta menjadi komplek dan menghasilkan sumber data yang tidak akurat karena gangguan kartografi (“Cartographic noise”) sebagai akibat dari garis-garis yang tidak terstruktur.

Page 26: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

16

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

Simbol luasan, umumnya terdiri dari warna-warna, garis-garis yang terulang atau simbol-simbol titik, atau teksture. Tidak seperti titik-titik dan garis-garis, ukuran luasan ditetapkan dengan luasnya secara geografi. Simbol-simbol yang mewakili luasan mempunyai pengaruh besar pada penampilan peta.

2.6. Generalisasi

Bumi kita dibandingkan dengan visi sehari-hari secara relatif sangatlah besar, sedang atas dasar keperluan tertentu kita ingin melihat secara menyeluruh keadaan bumi kita pada suatu bidang yang masih dapat dijangkau dengan pandangan mata kita. Kita tahu bahwa detail yang ada di muka bumi adalah detail yang sangat banyak dan beragam, tapi pada bidang peta yang mempunyai luas yang terbatas, detail yang banyak tersebut di dikecilkan berdasar skala yang dikehendaki. Untuk ini tentu ada beberapa detail yang harus dipilih, dihilangkan, disederhanakan dan lain sebagainya agar muat di sajikan diatas bidang peta tersebut. proses tersebut diatas umum dikenal dengan nama Generalisasi atau Penyederhanaan.

Data untuk suatu peta adalah:Dipilih. Semua informasi tentang bagian dari dunia nyata

tidak dapat digambarkan pada sebuah kertas peta pada waktu yang sama. Hanya ciri-ciri/ feature yang dianggap penting untuk peta tertentu yang dipilih.

Disederhanakan. Semua karakteristik dari fearures yang terpilih tidak dapat digambarkan secara grafik sehingga hanya elemen-elemen feature utama yang digambarkan. Untuk mendapatkannya feature harus disederhanakan..

Dikategorikan. Dalam banyak hal, perlu membuat kategori-kategori untuk tiap feature individu yang akan ditampilkan (jangkauan tipe atau harga untuk feature tertentu seperti jumlah curah hujan, tipe jalan).

Page 27: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

17

Peta dan Analisis Peta

Disimbolkan. Ini merupakan bagian akhir dari proses generalisasi. Variabel-variabel grafik diterapkan untuk data-data yang diseleksi, disederhanakan, dan dikategorikan. Kemudian simbol-simbol diciptakan untuk mewakili semua feature yang terseleksi.

Seleksi (Selection)

Penyederhanaan (Simplification)

Gambar 2. 3. Seleksi obyek pada peta.

Gambar 2. 4. Penyederhanaan poligon pada peta.

Page 28: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

18

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

Pemindahan (Displacement)

Penggabungan (Merging)

Gambar 2. 5. Penggeseran obyek pada peta.

Gambar 2. 6. Penggabungan obyek pada peta.

Page 29: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

19

Peta dan Analisis Peta

Pembesaran (exaggeration)

Penghalusan (Smothing)

Penghilangan (Omission)

Gambar 2. 7. Penekanan bentuk obyek pada peta.

Gambar 2.8. Penghalusan obyek pada peta.

Gambar 2.9. Penghilangan obyek pada peta.

Page 30: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

20

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

2.7. Informasi Obyektif dan Subyektif

Informasi obyektif seperti informasi foto udara tidak tergeneralisasi. Citra dari bumi pada saat foto udara diambil merekam semua feature yang ada tanpa terpilih. Suatu sumber data obyektif dapat memberikan informasi ukuran yang akurat untuk pembuat peta.

Informasi subyektif seperti informasi yang ditemukan pada sebuah peta telah tergeneralisasi. Seseorang telah membuat keputusan subyektif tentang apa dan bagaimana feature tertentu akan dilukiskan. Oleh karena itu sebaiknya ditentukan bagaimana, kapan, dan oleh siapa informasi subyektif itu diciptakan sebelum digunakan.

2.8. Fakta tentang Sebuah Peta • Citra statik — sekali peta tercetak, informasi tidak akan berubah• Kedaluarsa — semua produk-produk peta yang tercetak adalah

kedaluarsa (out of date). Mungkun berbulan-bulan atau bertahun-tahun di antara peta-peta yang terkompilasi dan tercetak.

• Tergeneralisasi — semua informasi yang terpetakan telah mengalami beberapa bentuk generalisasi

• Pengaturan skala — skala informasi pada peta diatur pada waktu pencetakan. Skala yang terpilih akan menentukan jumlah generalisasi yang dibutuhkan.

• Pengaturan proyeksi — informasi pada permukaan lengkung bumi ketika direpresentasikan pada kertas data kehilangan beberapa komponen-komponennya (propertinya). Mengalami distorsi dalam beberapa cara. Suatu proyeksi peta akan menetapkan properti-properti tertentu dari data dan mengabaikan lainnya. Sebuah peta yang mempertahankan ekuivalen luasan akan tidak pas (kompatibel) dengan peta yang mempertahankan sudut-sudut tentang kebenaran titik (angles about a point true).

Page 31: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

21

Peta dan Analisis Peta

2.9. Pengambilan Data

Itu sangat penting bahwa data dibuat pada skala terbesar untuk ditampilkan. Suatu peraturan bahwa seorang pembuat peta harus membuat peta pada skala yang sama pada saat kompilasi, atau dari skala besar ke skala kecil (karena proses generalisasi). Sungai yang diambil dengan banyak lekukan dapat digeneralisasi menjadi garis lengkung sederhana pada peta skala kecil tetapi sungai tersebut sebagai garis lengkung sederhana pada peta skala kecil tidak dapat digambar kembali untuk memperlihatkan lekukan-lekukan dari sunga tersebut pada peta skala besar.

2.10. Skala Peta

Skala peta adalah perbandingan jarak yang diukur di peta dengan jarak yang diukur di atas muka bumi. Sebagai contoh, jika suatu jarak di muka bumi sepanjang 2,5 km dan di peta disajikan dengan panjang 2,5 cm, maka skala peta tersebut dapat dihitung berdasar perbandingan besaran di peta dengan di muka bumi. Skala dapat disajikan dengan: skala angka, atau dengan skala garis, lihat pada Gambar 2.10.

SkalaSkala angka : 1 : 100.000 atau

Skala garis :

Gambar 2. 10. Skala peta dalam angka maupun garis.

Page 32: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

22

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

Perbandingan Skala peta satu dengan lainnya dimana detail unsur di peta berbanding terbalik dengan pembagi angka skala. Makin besar angka skalanya makin besar cakupan areanya, dan Makin kecil kenampakan detailnya.

Peta skala besar (PSB) bila dibandingkan dengan peta skala kecil mempunyai karakteristik berikut ini:• PSB meliput luasan yang kurang untuk kertas peta dengan format

yang sama.• sedikit generalisasi pada data• penyimpangan akibat kelengkungan bumi kurang berpengaruh

pada data• informasi yang lebih detail dapat ditampilkan pada kertas peta• geometri feature dapat lebih baik direpresentasikan.

Skala tidak akan sama untuk seluruh kertas peta. Variasi dalam skala mungkin sangat kecil dan faktor skala yang dipakai pada peta akan memungkinkan pengguna peta menghitung perbedaan dalam ukuran yang dibutuhkan untuk menghitungkan variasi skala.

2.11. Proyeksi Peta

Proyeksi peta adalah pemindahan secara matematis dan pengaturan secara sistematis dari bujur dan lintang yang terletak pada

Gambar 2. 11. Ilustrasi skala pada peta / foto.

Page 33: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

23

Peta dan Analisis Peta

bidang lengkung spheroid maupun bidang matematis lain (= kedekatan permukaan bumi) yang merepresentasikan posisi di permukaan bumi dan yang dipindahkan ke atas suatu bidang datar yang disebut bidang proyeksi.

Prinsip proyeksiProyeksi peta diibaratkan sebagai gambaran bayangan yang

terekam di suatu bidang datar akibat adanya penyinaran dari ditengah-tengah bumi yang memancar secara radial keseluruh penjuru. Sebagai ilustrasi proyeksi peta disajikan Gambar 2.12.

Jenis Proyeksi atas dasar KeperluanKarena keperluan dan luas daerah yang berbeda-beda untuk

pemetaan suatu daerah maka jenis dan macam serta spesifikasi proyeksi juga menjadi berbeda-beda. Beberapa jenis proyeksi, spesiifikasi serta aspek posisi bidang proyeksi yang umum dipergunakan adalah:1. proyeksi dengan bidang kerucut (conical),2. proyeksi dengan bidang silinder (cylindrical),3. proyeksi dengan bidang datar (azimuthal).

Gambar 2.12. Ilustrasi proyeksi peta.

Page 34: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

24

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

Spesifikasi ProyeksiTiga proyeksi peta yang umum dipakai, Proyeksi peta tersebut

mempertahankan sifat-sifat khusus luasan yang dipetakan dan mengabaikan sifat-sifat lain yang bervariasi.• Equal Area (luasan sama) — mempertahankan kesamaan luasan

pada kertas peta. Luasan-luasan pada peta dapat dibandingkan.• Equidistant (jarak sama) — jarak-dari titik-titik ke titik-titik

adalah benar.• Conformal — sudut-sudut pada sebuah titik adalah benar

Dalam hal memproyeksikan gratikul dari bidang bola atau spheroid ke bidang datar, bidang bola tersebut haruslah bersentuhan dengan bidang proyeksi untuk itu ada masing-masing 3 macam sistem persentuhan dan macam pembungkus bidang bola tersebut. Dengan aspek posisi bidang proyeksi: normal, transverse dan (oblique).

Proyeksi kerucut (conical)Jika bidang pembungkus atau bidang proyeksi yang membungkus

bidang bola berbentuk kerucut maka proyeksi tersebut dikatakan proyeksi kerucut. Jika sumbu kerucut dan sumbu bumi berhimpit dan bagian yang lancip dari kerucut terletak pada arah kutub maka proyeksi tersebut dikatakan “proyeksi kerucut normal”. Jika bagian yang lancip dari kerucut terletak pada bidang equator, maka disebut “transvers”. Jika bagian yang lancip dari kerucut terletak pada arah selain tersebut diatas maka dikatakan miring atau “oblique”. Proyeksi ini ditunjukkan pada Gambar 2.13.

Gambar 2. 13. Proyeksi kerucut (conical).

Page 35: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

25

Peta dan Analisis Peta

Proyeksi silinder (cylindrical)Jika bidang pembungkus atau bidang proyeksi yang membungkus

bidang bola berbentuk silinder maka proyeksi tersebut dikatakan proyeksi silinder. Jika sumbu silinder dan sumbu bumi berhimpit maka proyeksi tersebut dikatakan “proyeksi silinder normal”. Jika sumbu silinder terletak pada bidang equator, atau membentuk sudut 90 derajat dengan sumbu bumi maka disebut “transvers”. Jika sumbu silinder terletak pada arah selain tersebut diatas maka dikatakan miring “oblique”. Proyeksi ini ditunjukkan pada Gambar 2.14.

Proyeksi bidang datar (azimuthal)Apabila persinggungan bidang proyeksi dengan bidang bola

hanya pada satu titik, maka disebut “proyeksi azimuthal” atau proyeksi “zenithal”. Apabila bersinggungan di kutub disebut “proyeksi polar” atau “normal” dan apabila bersinggungan di equator maka disebut “equatorial” atau “transverse” dan jika bersinggungan pada lingkaran di antara kutub dan equator, maka disebut proyeksi “oblique”. Proyeksi ini ditunjukkan pada Gambar 2.15.

Gambar 2.14. Proyeksi silinder (cylindrical).

Page 36: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

26

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

Gratikul (graticule)Jaringan garis-garis yang digambar diatas peta secara horisontal dan

vertical, yang merepresentasikan fraksi dari paralel (lintang) dan fraksi dari meridian (bujur) pada daerah tersebut dengan interval yang diinginkan. Bentuk setiap gratikul tergantung atas jenis dan macam proyeksinya.Garis gratikul dapat berupa: 1). Garis lurus atau lengkung, 2). Sejajar atau konvergen. Jarak antara gratikul mempunyai besaran yang tetap sama atau berubah dari posisi satu ke posisi lainnya. Sudut yang dibentuk dari perpotongan lintang dan meridian (bujur), dapat bervariasi besarnya.

Gambar 2. 15. Proyeksi bidang datar (azimuthal).

Gambar 2. 16. Ilustrasi graticule pada peta.

Page 37: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

27

Peta dan Analisis Peta

GridJaringan garis lurus dari paralel dan bujur yang saling berpotongan

tegak lurus satu sama lain yang umumnya menyajikan posisi garis-garis proyeksi X (easting) dan garis-garis proyeksi Y (northing) yang diukur pada bumi yang digambar di atas bidang datar dari daerah tertentu. Besaran dan intervalnya hanya dapat berupa sistem lokal maupun sistem yang secara universal diakui berlaku seperti Universal Transverse Mercator (UTM) grid.

Batas Tepi (margin)Batas yang membatasi area dari daerah yang dipetakan atau batas dari

muka peta dimana semua detail peta digambar. Batas Tepi dapat berupa persegi empat yang tidak ada hubungannya dengan grid atau gratikul atau diambil dari pasangan paralel dan meridian; grid dan gratikul.

GeoidSemua pengukuran yang dilakukan pada survei geodesi,

studi gravitasi, astronomi terutama dalam tracking posisi satelit, mempergunakan geoid sebagai bidang perhitungn dan berpijaknya. Perhitungan-perhitungan ini selanjutnya dibawa ke bidang matematis pendekatan yang disebut elipsoid atau splreroid, yang secara matematis dapat diketahui besaran-besarannya.

Bentuk dan Ukuran BumiBagian bumi dengan konfigurasi Geoid, Elipsoid dan Muka bumi

diilustrasikan pada Gambar 2.17.

Page 38: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

28

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

ElipsoidBidang referensi matematis yang dipilih karena bumi serta geoid

mempunyai kedekatan bentuk dengan elipsoid yang dipakai sebagai bidang antara perhitungan hasil pengukuran yang diletakkan pada geoid. Elipsoid mempunyai “peng-gepeng-an” pada kutubnya, sehingga sumbu panjang dan sumbu pendeknya tidak sama (a=6378 km dan b=6356 km), kegepengan ini disebut “flattening, (f )=(a-b)/a”. Jika kegepengan tersebut tidak ada atau sangat kecil sekali f 1/298 maka elipsoid tersebut dikatakan menjadi spheroid.

Koordinat GeografiKoordinat geografi adalah suatu sistem koordinat yang

mempergunakan pasangan besaran lintang dan bujur yang saling berpotongan dan membentuk jaring-jaring dan dipergunakan untuk menyatakan lokasi di permukaan bumi yang diukur diatas bidang lengkung speroid atau bola. Sudut paralel (lintang) merupakan sudut yang diukur dari pusat bumi ke arah posisi yang ditentukan di permukaan bumi dengan bidang equator. Meridian (bujur) adalah

Gambar 2.17. Ilustrasi bentuk dan bagian bumi.

Page 39: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

29

Peta dan Analisis Peta

besaran sudut yang diukur kearah barat atau timur dari bidang datum yang dipilih. Meridian Nol merupakan meridian yang ditetapkan secara internasional pada tahun 1884 yaitu bidang yang melalui titik yang terletak di “Royal Observatory Greenwich” dekat London, Inggris dan dikenal dengan nama Meridian Nol.

2.12. Kompilasi, Penyajian dan Desain Kartografi

Untuk mendapat peta yang benar-benar dapat dibaca secara baik, maka perlu sumber data yang baik dan akurat (peta-peta, data geografi, data statistik dsb), ada perbedaan seperti:• ketelitian dan proyeksi • penerbitan yang juga berbeda, • untuk ini perlu diseleksi, dipilih dan dikompilasi

Dalam penyajian hasil kompilasi tersebut, harap dilihat apakah data yang disajikan terlalu banyak untuk skala tertentu dan apakah topik atau tema yang disajikan sesuai dengan apa yang menjadi judul petanya. Pertanyaan ini dirangkum dalam motto Kartografi yaitu:

“Bagaimana kita harus menyajikan apa dan dengan cara bagaimana serta untuk siapa, dan diharapkan untuk mencapai sasaran apa??”

Dengan meresapkan motto kartografi tersebut diharapkan pembuat peta dapat mengetahui sedikit banyak komunikasi dalam pembuatan peta. Proses kompilasi disajikan pada Gambar 2.18.

Page 40: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

30

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

Sumber Data untuk isi petaSurvey Lapangan, untuk mendapatkan data posisi titik, jarak dan

sudut baik vertikal maupun horisontal. Foto udara adalah sumber data yang paling komplit dalam hal isi informasi yang direkam oleh foto tersebut, daerah cakupan sedang dan luas. Data statistik umumnya merupakan tabel detail kwantitatif yang berhubungan dengan objek /unsur tertentu. dapat berupa basis data deskriptif jika digabungkan dengan sistem informasi geografis. Perhitungan statistik merupakan sumber data yang sangat baik bagi peta-peta tematik. Bank data, peranan bank data merupakan kunci dari suksesnya ke sahihan peta yang dibuat. Data spasial dan data deskriptif merupakan bentuk data yang saat ini diwujudkan dalam basis data sistem informasi geografis. Peta dasar, berbagai koleksi peta dalam bentuk cetakan dengan berbagai skala dan jenis. Informasi Lain, dapat berupa buku-buku literatur, maupun informasi-informasi kejadian yang terahir terjadi menyangkut perubahan muka bumi, politik, batas geografis, batas administratif dsb.

Gambar 2. 18. Proses kompilasi peta.

Page 41: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

31

Peta dan Analisis Peta

2.13. Penggunaan Peta

Penyimpanan DataPeta dapat dipakai sebagai rekaman jangka panjang dari

sekelompok judul-judul yang komplek (topografi) atau satu judul komplek khusus sebagai misal geologi. Banyak penggunaan atau interpretasi oleh pengguna yang terlatih dalam disiplin ilmu tertentu.Indeks Spasial/ Temporal

Peta-peta yang dipakai untuk merekam lokasi dari feature khusus sebagai indeks dari lokasi geografinya. Mungkin juga terdiri dari sekumpulan peta yang memperlihatkan perubahan-perubahan dalam luasan geografi terhadap waktu.

Alat Analisis DataPenggunaan peta yang lebih memuaskan dimana presisi dan

akurasi data merupakan kepentingan utama, sebagai pengguna akan berusaha mendapatkan informasi ukuran dari informasi yang digambarkan.

Display DataPenggunaan peta sederhana(satu judul) yang digunakan

untuk memberikan informasi dan kemudian dibuang. Sebagai contoh peta yang dipakai untuk menginformasikan lokasi pameran.

Peta Kertas ke Peta DigitalPeta digital memiliki keuntungan-keuntungan luar biasa

dibanding dengan produk peta kertas dan apabila peta digital dikaitkan dengan SIG, peta tersebut memiliki “intelegensi”. “Intelegensi” tersebut memungkinkan sistem komputer tahu

Page 42: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

32

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

dimana tiap komponen (entity) dalam database dikaitkan dengan komponen lainnya.

2.14. Informasi dalam Bentuk Peta Digital

Kelebihan informasi bentuk peta digital adalah sebagai berikut :• dapat diperbaharui dengan cepat dan dirawat dengan mudah.• dapat dipakai secara selektif oleh pengguna, misal informasi yang

berkaitan dengan kebutuhan tertentu.• memungkinkan pembacaan data sesuai dengan waktu yang

sebenarnya (real time access).• dapat dikembangkan untuk pengguna baru maupun data baru.• memungkinkan pembacaan data, elemen demi elemen.• keluaran pada skala yang bervariasi.• tidak terbatas oleh batasan kertas.• dapat merupakan keluaran pada proyeksi peta yang berbeda-beda.• dapat digeneralisasi secara selektif.

Page 43: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

33

3.1 Sumber Data

Sumber daya yang digunakan SIG diambil dari berbagai macam metode/cara. Sumber data untuk SIG tersebt antara lain : Berbagai peta yang ada, foto udara, catatan survey lapangan, logger data, data digital raster atau vector, dan data citra digital.

3.2. Data Turunan

Slope, aspek didapat dari digital elevation model/DEM (raster) yang diturunkan dari kontur (vektor). Pengumpulan data merupakan kegiatan dengan biaya mahal. Oleh karena itu, semua data yang ada ditempatkan dan dimanipulasi menuju suatu bentuk yang sesuai bagi input SIG. Data lokasi yang akurat untuk luasan geografi yang besar akan memungkinkan detail dalam sub luasan yang didasarkan pada koordinat menuju sistim database yang akurat. Pada awalnya,tipe data yang terkumpul perlu dilakukan pendekatan yang luas agar data yang tersedia siap dipakai. Masalah signifikasi data dapat diminimumkan dengan perencanaan proyek yang hati-hati.

3.3. Pertimbangan Utama dalam Pengambilan Data

Perencanaan awal sangat penting untuk memastikan data yang terkoleksi kompatibel, yakni relevan dan terkoleksi dengan cara paling

BAB IIISIG SEBAGAI MANAGER DATA

Page 44: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

34

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

efisien untuk meminimumkan waktu dan dana. Departemen komersial Amerika telah membuat observasi atau pengamatan tentang variabel-variabel data berikut ini:#Variabel yang tidak relevan - tidak sama data yang tersedia perlu untuk

pemahaman fenomena.#Saling ketergantungan - sebagai pembeda dari variabel-variabel yang

saling berhubungan, sebaiknya dipikirkan sebagai suatu komponen, dan hanya salah satu dari variabel- variabel tersebut dari komponen ini sebaiknya digunakan, kalau tidak akan terjadi korelasi yang tumpang tindih akibat dari redundancy data (data yang tak barguna).

#Variabel-variabel yang saling berhubungan - semua komponen-komponen lingkungan saling dihubungkan ke tingkatan-tingkatan, oleh karena itu harus dipastikan bahwa variabel-variabel memberikan informasi bebas yang cukup untuk mengukur hubungan dengan data lain. Variabel-variabel “invarian” hendaknya tidak dianggap sebagai penyebab homogenitas hasil klasifikasi.

Pertimbangan utama berkaitan dengan pengambilan data yang berdasarkan satuan-satuan kecil / tunggal:

(A) Ketersediaan data yang Relevan Pada saat awal pengembangan database SIG, perlu dibuat spesifikasi

pengambilan data. Apabila hal tersebut sudah jelas, pengambilan data dapat dimulai. Pengambilan data meliputi penempatan bagian-bagian berikut:- Peta-peta - Laporan-laporan - Foto-foto- Citra satelit

- Ground control - Data dari survey-survey khusus

Page 45: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

35

SIG Sebagai Manager Data

Pengambilan data juga meliputi produksi data asli. Hal ini mungkin dalam bentuk data sumber titik seperti kontrol survey, data transek seperti untuk pengukuran kelebatan tanaman bakau atau data berbasis grid. Pengambilan data asli harus sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang mempertimbangkan sifat-sifat analisis dan tes statistik yang diterapkan pada data.

(B) Skala besar dan luas pemetaan yang kecil Penyediaan peta-peta dasar pada skala dasar yang tepat merupakan

syarat pembuatan database digital. Perlu mempertimbangkan dua tingkat pemetaan dan analisis. Tingkat pertama merupakan skala terbesar dari pengambilan data atau tingkat yang paling akurat dari pengambilan data. Secara geografi, data ini perlu dimasukkan ke dalam sistem koordinat yang konsisten, yang berdasarkan datum yang dikenal, seperti grid peta Indonesia. Hal ini merupakan tingkat kedua yang memungkinkan semua data terintegrasi dengan standar akurasi yang konsisten.

Makin kecil luasan yang akan diatur sepertinya makin kurang luasan yang datanya ada dalam bentuk peta-peta dan data lapangan akan ada untuk seluruh luasan lahan. Skala terbesar pemetaan topografi yang tersedia umumnya 1 : 25000 karena keterbatasan grafik dari skala peta ini, detailnya tidak diperlihatkan dan yang dimunculkan sangat umum.

(C) Akurasi/ ketepatan data Akurasi data yang tinggi sangat dibutuhkan dalam SIG dan

datasetnya harus konsistensi agar dapat dipakai dalam analisis. Ingat “ Rubbish in is rubbish out “ yaitu masukannya sampah keluarannyapun akan juga sampah. Sering terjadi data dari sumber-sumber yang berbeda dengan bermacam-macam akurasi digabung menjadi suatu SIG. Analisis dan kesimpulannya akan didasarkan pada hubungan yang tidak sesuai dari dataset tersebut.

Page 46: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

36

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

Sebelum pengambilan data, kebutuhan akurasi harus ditentukan dan hanya data yang terkumpul pada tingkat akurasi atau lebih tinggi yang digunakan. Data sebaiknya jangan diolah pada skala yang lebih kecil dari pada peta-peta yang dihasilkan.

(D) Produksi peta-peta yang dapat dimengerti dan relevan. Data dasar digital untuk SIG mungkin dihasilkan dari foto

udara. Foto-foto udara memotret informasi yang obyektif sehingga memungkinkan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dan membuatnya pada suatu skala yang lebih besar dari pada foto aslinya.

Misal foto udara skala 1 : 25000 yang tersedia untuk seluruh propinsi dapat digunakan untuk menghasilkan data digital pada akurasi peta 1 : 5000.

Data yang dapat diperoleh dari foto udara meliputi:- Jalan - Gedung- Garis-garis dhainose - Daerah perkotaan- Pagar-pagar - Empang - Tumbuhan

3.4. Beberapa Hal tentang Penggunaan Data SekunderDalam penggunaan data sekunder, perlu diperhitungkan antara

lain: biaya, dokumentasi, kualitas data, konversi data, penggabungan, keabsahan, akurasi. Hal ini dibahas berikut ini.

BiayaBiasanya data sekunder lebih murah dari pada data primer

(survey lapangan). Kebutuhan yang besar pada pengumpulan data merupakan subsidi tak langsung ke pengguna-pengguna, yang sering menghabiskan biaya kurang dari biaya yang sebenarnya.Dokumentasi

Dokumentasi yang mendukung kualitas informasi (contoh peta-peta) biasanya tinggi untuk data yang dikumpulkan pemerintah.

Page 47: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

37

SIG Sebagai Manager Data

Kualitas DataKesulitan utama adalah hitungan kurang - sensus dan survey

sosial cenderung kehilangan kelompok-kelompok tertentu yang mengakibatkan hasilnya menyimpang.Konversi Data

Langkah-langkah konversi memungkinkan data lebih berguna di dalam SIG. Contoh: format, tipe data kemungkinan tidak kompatibel.Penggabungan (Aggregation)

Apakah data tersedia dengan tingkat penggabungan spasial dan temporal yang cocok ?. Contoh lokasi pom bensin akan membutuhkan data tingkat blok kota, untuk pertokoan (mall) regional resolusinya lebih rendah.Keabsahan (Currency / up to date)

Data sosial berubah dengan cepat, dapat kedaluarsa dengan cepat karena kelahiran, kematian, pindah, perubahan ekonomi. Ujungnya persaingan dalam penjualan data tergantung pada keabsahan data saat ini (current data). Yang sering terjadi kita harus mengestimasi pola saat ini atau mendatang berdasarkan data kuno (out of date).Akurasi lokasi

Sensus menempatkan orang-orang dengan tempat tinggal, yang disebut sensus “Night Time/Malam Hari”. Data “Day Time/Siang Hari” akan memperlihatkan lokasi-lokasi selama siang hari (tempat kerja, sekolahan, dll.) tetapi umumnya tidak tersedia dari sumber-sumber yang standar. Catatan-catatan medis sering menunjukkan penempatan individu-

individu oleh tempat perlakuan ( rumah sakit ) bukan tempat tinggal atau tempat kerja. Contoh: pikirkan implikasi untuk mendeteksi hal-hal penyebab kanker.

Page 48: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

38

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

3.5 Tema-tema Data

Contoh:

Data lokasi ( Survey pertahanan )PerkotaanKarakteristik sumber-sumber daya umumTata guna lahanTipe-tipe hutan utamaKedekatan terhadap jalan tol Kedekatan terhadap air Sepadan air utama Data tanahSatuan -satuan lahan tidurDaerah-daerah geomorfo tanahData kepemilikan umumTopografi

Elevasi/kemiringan

SlopeAspekBatasan daerah politik

GeologiGeologi bedrockHidrogeologi bedrockKedalaman bedrockDeskripsi bentuk lahanPosisi landscapeSlope yang digeneralisasi

Data dari modelErosi air Erosi anginSedimentasiProduktivitas untuk lahan panenPotensi produktivitas lahan panen

Page 49: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

39

4.1 Pendahuluan

SIG adalah sistem komputer untuk penyimpanan, pembacaan, manipulasi dan analisa data geografi. Data geografi mempunyai dua bentuk dasar, yaitu grafik dan teks. Oleh karena itu SIG terdiri dari database teks, dan peralatan software/ pemrograman untuk mencapai penyimpanan, pembacaan, manipulasi, dan analisis data dalam dua database.

Operasi pada database grafik dijalankan oleh modul manajemen database grafik di dalam sistem. Operasi pada database teks dijalankan oleh modul manajemen database teks di dalam sistem. Agar SIG berfungsi secara benar, elemen-elemen yang terkait dalam dua database harus dihubungkan bersama. Sekali hubungan telah terbentuk, operasi-operasi tertentu pada satu database memungkinkan merusak integritas dari semua sistem. Oleh karena itu peran sistem “GIS tools” ( peralatan SIG ) menjalankan opersi-operasi tersebut dan memastikan bahwa apapun perubahan terhadap suatu elemen database menghasilkan dalam satu perubahan terhadap elemen-elemen yang dihubungkan dalam database kedua.

Peralatan SIG memberi instruksi modul grafik dan modul teks, dimana masing-masing membuat perubahan-perubahan yang sesuai terhadap database-databasenya untuk mencapai operasi utama dan mempertahankan integritas seluruh data set yang dikombinasikan.

BAB IVSISTEM MANAJEMEN DATABASE

TEKSTUAL:STRUCTURED QUERY LANGUAGE (SQL)

Page 50: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

40

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

Struktur database teks harus didefinisikan sebelum pemasukan data diproses. Juga, sebelum penghubungan data grafik & teks, dan untuk beberapa operasi yang tidak melibatkan grafik, seperti query teks secara langsung, kondisi demikian sebaiknya menggunakan modele teks secara langsung, tanpa referensi ke peralatan khusus. Oleh sebab itu, pengetahuan DBMS merupakan syarat awal pokok untuk operasi SIG yang terintegrasi.

Akhir-akhir ini, SIG telah dibuat dengan DBMS yang ada. Pembelian atau penyewaan DBMS merupakan bagian utama dari biaya software sistem. DBMS menjalankan banyak fungsi-fungsi yang harus diprogram ke dalam SIG. DBMS apapun membuat asumsi-asumsi tentang data yang dikerjakan. Untuk mengefektifkan penggunaan DBMS, asumsi-asumsi tersebut perlu disesuaikan. Tipe DBMS tertentu lebih cocok untuk SIG daripada lainnya karena asumsi-asumsinya sesuai data spasial akan lebih baik.

4.2 Penggunaan DBMS di Dalam SIG

Dua cara untuk penggunaan Data Base Management System (DBMS) dalam SIG, yaitu:

1. Penyelesaian DBMS secara totalo Semua data diakses melalui DBMS, sehingga harus sesuai

dengan asumsi-asumsi yang dibuat oleh desainer DBMS.2. Penyelesaian campurano Beberapa data ( biasanya tabel atribut dan hubungan )

diakses melalui DBMS karena mereka sesuai model dengan baik.

o Beberapa data ( biasanya data lokasi ) dibaca secara langsung karena data tersebut tidak cocok dengan model DBMS.

o Database merupakan sumber data pusat yang akan dipakai bersama oleh banyak pengguna dengan bermacam-macam

Page 51: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

41

Sistem Manajemen Database Tekstual: Structured Query Language (SQL)

aplikasi. Jantungnya database adalah DBMS (sistem manajemen database), yang memungkinkan pembuatan, modifikasi, dan pembaruan database; pemanggilan data; dan pembuatan laporan-laporan.

Tujuan-tujuan pokok database meliputi:1. Pemastian bahwa data dapat dipakai bersama diantara pengguna-

pengguna untuk bermacam-macam penerapan.2. Peralatan data agar tetap akurat dan konsisten.3. Pemastian bahwa semua data yang dibutuhkan untuk penerapan

saat ini dan mendatang akan siap tersedia.4. Memungkinkan database untuk berevaluasi sesuai dengan

kebutuhan pengguna.5. Memungkinkan pengguna untuk membentuk pandangan

pribadinya tentang data tanpa memikirkan cara-cara data tersimpan secara fisik.Tujuan ini mengisyaratkan keuntungan-keuntungan pendekatan

database. Pertama, penggunaan bersama data berarti bahwa data hanya perlu disimpan sekali. Hal ini membantu mendapatkan integritas data karena perubahan-perubahan terhadap data dicapai lebih mudah dan dapat dipertanggungjawabkan apabila data muncul sekali dalam banyak file-file yang berbeda.

Akhirnya, pendekatan database mempunyai keuntungan, yaitu: memungkinkan pengguna memakai data sesuai dengan keinginannya. Pengguna tidak berurusan dengan struktur database yang sebenarnya atau penyimpanan fisiknya. Pendekatan database merupakan suatu konsep yang sangat penting. Penggunaan database relasional pada mikro komputer berarti konsep menjadi dapat dimengerti oleh banyak pengguna.

Page 52: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

42

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

4.3. Sistem Manajemen Database (DBMS)

DBMS merupakan sistem komputer yang akan mendefinisikan, menciptakan, memanggil, membaharui, merevisi, dan merawat keutuhan/ integritas database. Sistem tersebut didasarkan pada paket software yang membantu pengguna dalam mengatur database yang terkomputerisasi. DBMS yang diimplementasikan secara penuh mempunyai tujuh komponen besar:

1. Administrator database, yang bertanggungjawab untuk skema database.

2. Skema, yang menjelaskan sifat-sifat hubungan-hubungan logika dan fisik diantara record-record di database.

3. Program manajemen data, yang membuat semua record fisik dalam database dan mengontrol semua kegiatan-kegiatan input dan output record dari database.

4. Bahasa query, yang memungkinkan pengguna-pengguna menanyakan pertanyaan-pertanyaan dan menerima jawaban-jawaban dengan query database.

5. Database, yang terdiri dari record-record fisik.6. Programmer, yang membuat user interface sistem database.7. Program-program database, yang mana programmer

menggunakan/mengelola informasi dari data dalam database. Biasanya merupakan “program-program aplikasi “ pada database.

Ciri-ciri Pokok 1. Tipe data meliputi : Integer, real, karakter, tanggal. Untuk sistem

yang lebih lanjut meliputi gambar-gambar dan citra-citra sebagai tipe data. Contohnya adalah database bangunan-bangunan yang menyimpan gambar dan juga alamat, jumlah lantai dll.

2. Operasi-operasi standar meliputi : pengurutan, penghapusan, pengeditan, pemilihan, penambahan, pemanggilan records.

Page 53: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

43

Sistem Manajemen Database Tekstual: Structured Query Language (SQL)

3. Bahasa Definisi Data (Data Definition Language/ DDL). Contohnya adalah nama-nama atribut, tipe data-data “Meta data”.

4. Manipulasi data dan bahasa query. Bahasa komputer yang dipakai untuk membentuk perintah-perintah masukan, edit, analisis, keluaran, reformat dll. Standardisasi telah dibuat dalam SQL (Structured Query Language)

5. Alat-alat pemograman. Selain perintah-perintah dan query, database harus dapat diakses secara langsung melalui program aplikasi. Contohnya adalah pemanggilan sub rutin.

6. Struktur-struktur File. Struktur internal dipakai untuk mengorganisasi data.

Tipe-tipe Sistem Database Beberapa model untuk database:

• Hirarki• Jaringan• Relational

Sistem database berawal sekitar akhir tahun 1950-an dan awal tahun 1960-an secara besar-besaran dengan penelitian dan pengembangan IBM. Pengembangan ditujukan untuk kebutuhan bisnis, militer, pemerintah, dan institusi pendidikan - organisasi-organisasi komplek dengan data komplek dan kebutuhan informasi.

Model HirarkiAwal tahun 1960 an, IBM melihat dunia bisnis mengorganisasi

data dalam bentuk hirarki. Daripada tipe satu record, bisnis harus berurusan dengan beberapa tipe-tipe yang dikaitkan dengan lainnya secara hirarki. Contoh Fakultas mempunyai beberapa departemen/jurusan, tiap departemen mempunyai atribut atribut : nama dekan, jumlah karyawan, alamat.

Page 54: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

44

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

Tiap departemen membutuhkan beberapa program studi dengan atribut-atribut : nomor prodi, nomor dosen. Tiap prodi memiliki dosen dengan atribut-atribut: alamat dan keahlian.

D D D D: DepartemenP P P P: Program StudiDS DS DS DS: Dosen

Hubungan hirarki juga terjadi di institusi pendidikan

Tipe data geografi tertentu sesuai dengan model hirarki. Sebagai contoh adalah data sensus yang diorganisasi oleh negara (N), dalam negara ada propinsi (P), dalam propinsi ada pengumpul kabupaten/ kotamadya (PK).

Supriyatno WDosen

M.K. Kartografi

Agus Yuniko Teguh

M.K. Gelombang

Neni Agus Firdaus

N

P P P

PK PK PK PK PK

Page 55: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

45

Sistem Manajemen Database Tekstual: Structured Query Language (SQL)

Database mempertahankan jejak tipe record yang berbeda, atribut-atributnya, dan hubungan hirarkinya. Atribut yang menandai record ke tingkat-tingkat dalam struktur database dinamakan kunci.

Ringkasan Ciri-ciri Hirarki • Sekumpulan tipe-tipe record. Contoh : tipe record dosen, tipe record

departemen, tipe record bagian-bagian.• Sekumpulan hubungan (links) yang menghubungkan semua tipe-

tipe record, oleh karena itu link tidak dinamai.• Untuk setiap record, hanya ada satu parent record pada tingkat atas

berikutnya dalam pohon.• Tidak ada koneksi diantara kejadian dari tipe record yang sama.• Tidak dapat pindah diantara record pada tingkat yang sama jika

tidak record tersebut bekerjasama pada tingkatan yang sama.

Page 56: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

46

Page 57: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

47

5.1. Pendahuluan

Dunia nyata merupakan hal yang komplek untuk dimengerti secara langsung. Penciptaan “model-model” kenyataan yang diharapkan mempunyai kesamaan dengan aspek yang terpilih dari dunia nyata. Database diciptakan dari model-model tersebut sebagai langkah dasar untuk mengetahui sifat dan status dari dunia nyata.Definisi

Database spasial merupakan pengumpulan data bereferensi spasial yang bekerja seperti suatu model realitas. Database merupakan suatu model realita, dalam hal ini database mewakili sekumpulan atau pendekatan fenomena yang terpilih. Fenomena tersebut cukup penting untuk mewakili bentuk digital. Representasi digital mungkin untuk periode waktu lampau, saat ini atau akan datang.Desain Database

Dalam tiap organisasi hanya fenomena tertentu yang cukup penting untuk dikumpulkan dan diwakili dalam database. Proses pengumpulan data meliputi pengambilan sampel untuk menentukan status dari realitas tersebut (apakah hal tersebut merupakan masa lalu, sekarang, maupun akan datang). Identifikasi fenomena dan pemilihan representasi data yang sesuai merupakan bagian suatu proses yang dinamakan desain database.

BAB VOBYEK SPASIAL DAN HUBUNGAN

DIANTARANYA

Page 58: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

48

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

5.2 Elemen-elemen Database

Elemen-elemen realita yang dimodelkan dalam database SIG mempunyai dua identitas:

1. elemen dalam realita - entity2. elemen seperti yang direpresentasikan dalam database – obyekIdentitas ketiga yang penting dalam aplikasi kartografi adalah

simbol yang dipakai untuk mengambil obyek/ entity sebagai ciri pada peta atau display grafik yang lain.

Entity Entity merupakan fenomena realita yang menarik (phenomenon of

interest in reality) yang tidak dapat dibagi menjadi fenomena dari macam yang sama. Sebagai contoh, kota dapat dianggap entity dan dibagi menuju bagian-bagian tetapi bagian-bagian tersebut tidak dapat dikatakan dalam kota-kota melainkan kecamatan-kecamatan. Contoh lain adalah hutan yang dapat dibagi menjadi hutan-hutan yang lebih kecil.

ObyekObyek merupakan “representasi digital dari semua atau sebagian

dari suatu entity”. Metode representasi digital dari suatu fenomena bervariasi sesuai skala, tujuan dan faktor-faktor lain. Sebagai contoh, kota direpresentasikan secara geografi sebagai titik. Kota yang sama dapat direpresentasikan secara geografi sebagai luasan jika berkaitan database geografi untuk propinsi.

Tipe-tipe Entity Fenomena serupa yang akan disimpan di database diidentifikasi

sebagai tipe-tipe entity. Tipe entity merupakan pengelompokan fenomena yang serupa yang mewakili dan menyimpan di dalam cara yang seragam, contoh : jalan-jalan, sungai-sungai, tumbuh-tumbuhan. Tipe entity memberikan kerangka konsep yang cocok untuk menjelaskan

Page 59: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

49

Obyek Spasial dan Hubungan Diantaranya

fenomena pada tingkat umum. Pandangan organisasi mempengaruhi interprestasi untuk tingkatan yang besar.

Definisi-definisi yang tepat sebaiknya dihasilkan untuk tiap tipe entity. Definisi untuk tiap entity tersebut membantu identifikasi kategori informasi yang tumpang tindih. Definisi tersebut sebagai alat batu dalam menjelaskan isi database.

Langkah pertama dalam pengembangan database adalah pemilihan dan definisi tipe-tipe entity yang akan dilibatkan. Hal ini dipandu dengan organisasi dan tujuan database. Kerangka ini sama penting dengan database yang sebenarnya karena itu memandu pengembangan. Langkah kedua desain database adalah pemilihan metode yang sesuai dari representasi spasial untuk tiap tipe entity.

Tipe Obyek Spasial Representasi tipe-tipe entity digital dalam database spasial

memerlukan pemilihan tipe-tipe obyek spasial yang sesuai (spatial object types). Klasifikasi obyek spasial umum didasarkan pada definisi dimensi spasial berikut: ( Us National Standard For Digital Cartographic Database ):

0 - D : Suatu obyek yang mempunyai satu posisi dalam ruang, tetapi tidak punya panjang.

- satu titik1 - D: Suatu obyek yang mempunyai & panjang - tersusun dua atau lebih obyek-obyek 0 - D. - satu garis2 - D: Suatu obyek yang memiliki panjang dan lebar - tersusun oleh paling tidak tiga obyek segmen garis 1 - D - satu luasan / area3 - D: Suatu obyek yang memiliki panjang, lebar, dan tinggi/

kedalan

Page 60: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

50

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

- tersusun oleh paling empat obyek 2 - D - satu volume

Kelas-kelas ObyekKelas obyek merupakan sekumpulan obyek yang mewakili

sekumpulan entity.Sebagai contoh adalah sekumpulan titik yang mewakili sekumpulan

sumur. AtributAtribut merupakan karakteristik entity yang terpilih untuk

representasi. Atribut biasanya bersifat non spasial. Beberapa atribut mungkin dikaitkan ke karakter spasial dari fenomena. Sebagai contoh adalah luasan dan perimeter.

Nilai AtributNilai nyata dari atribut yang telah diukur dan disimpan dalam

database. Tipe entity hampir selalu dilabel dan dikenal dengan atribut-atribut. Sebagai contoh adalah jalan mempunyai nama dan diidentifikasi sesuai kelasnya. Miisal jalan sepadan, jalan layang. Nilai-nilai atribut sering diorganisasi secara konsep dalam tabel-tabel atribut yang memperlihatkan entity-entity individu dalam baris dan atribut dalam kolom. Pemasukan tiap-tiap sel tabel mewakili nilai atribut dari atribut spesifik untuk entity spesifik.

Model DatabaseModel database merupakan diskripsi konsep dari database yang

mendifinisikan tipe entity dan atribut-atribut yang dihubungkan. Tiap tipe entity diwakili oleh obyek-obyek spasial khusus. Setelah database terbentuk, model database merupakan gambaran database yang mana sistem dapat menyatakan ke pengguna. Gambaran-gambaran lain juga

Page 61: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

51

Obyek Spasial dan Hubungan Diantaranya

dapat dinyatakan, tetapi yang tadi berguna karena penting dalam desain konsep. Sebagai contoh adalah system yang dapat memodelkan data dalam bentuk vektor tetapi menghasilkan raster untuk tujuan display ke pengguna. Oleh karena itu, tidak perlu dihubungkan secara langsung ke cara penyimpanan data di database. Contoh lain adalah zona sensus yang direpresentasikan oleh poligon, tetapi program mewakili poligon sebagai sekumpulan segmen-segmen garis.

Contoh model-model database dapat dikelompokkan dengan sasaran penerapan. Misalnya adalah penerapan transportasi membutuhkan model-model database yang berbeda daripada penerapan sumber daya alam.

Lapisan (Layers) Obyek-obyek spasial dapat dikelompokkan ke lapisan-lapisan

(layers), juga dinamai tumpang tindih (overlay), converages atau judul/ tema (themes). Satu layer mungkin mewakili satu tipe entity atau kelompok tipe-tipe entity yang dihubungkan secara konsep. Contoh satu lapisan mungkin hanya mempunyai segmen-segmen aliran atau mungkin mempunyai aliran-aliran, danau-danau, garis pantai dan danau. Pilihan-pilihan tergantung pada sistem dan model database. Beberapa database spasial telah dibentuk dengan mengkombinasikan semua entity menuju satu lapisan.

5.3. Obyek Spasial dan Model Database

Obyek-obyek dalam database spasial merupakan representasi dari entity dunia nyata dengan atribut-atribut dikaitkan. Kekuatan SIG terlihat dari kemempuannya untuk melihat entity dalam konteks goegrafinya dan mengamati hubungan-hubungan diantara entity. Maka database SIG lebih dari pengumpulan obyek-obyek dan atribut-atribut. Kita akan lihat sekarang cara-cara database spasial dapat dikumpulkan dari obyek-obyek sederhana.

Page 62: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

52

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

Contoh: • Bagaimana garis-garis dikaitkan bersama untuk membentuk

jaringan hidrologi atau transportasi ?.• Bagaimana titik-titik, garis-garis atau luasan-luasan dapat

digunakan untuk mewakili entity yang lebih kompleks seperti permukaan ?

Data titikTipe obyek spasial yang paling sederhana. Pilihan entity-entity

yang akan diwakili sebagai titik-titik tergantung pada skala peta/ studi.Contoh:

• Pada peta skala besar - mengkode struktur gedung sebagai lokasi-lokasi titik.

• Pada peta skala kecil - mengkode kota-kota sebagai lokasi-lokasi titik.

• Koordinat dari tiap titik dapat disimpan sebagai dua atribut tambahan

• Informasi sebagai sekumpulan titik-titik dapat dipandang sebagai tabel atribut yang diperbesar.

• Tiap kolom merupakan titik - semua informasi tentang titik diisikan dalam kolom

• Tiap kolom merupakan atribut.• Dua kolom merupakan koordinat-koordinat.• Utara dan selatan mewakili koordinat Y dan X.• Tiap titik tidak tergantung dari setiap titik lainnya, dinyatakan

sebagai baris terpisah dalam model database.

Data GarisEntity-entity jaringan. Jaringan-jaringan infrastruktur antara lain:

jaringan-jaringan transportasi, seperti : jalan tol dan jalan KA; jaringan-

Page 63: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

53

Obyek Spasial dan Hubungan Diantaranya

jaringan utility, seperti: gas, listrik, telepon, air; jaringan-jaringan penerbangan, seperti : rute. Jaringan-jaringan alamiah seperti: saluran-saluran sungai.

Karakteristik jaringan. Jaringan terdiri dari:• Node (titik hubung) - juction (persimpangan), akhir dari garis-

garis yang mengambang.• Link (kaitan) - rantai dalam model database

Valensi dari node merupakan jumlah link pada node :• Akhir dari garis-garis mengambang disebut 1 valensi• Node 4 valensi merupakan yang paling umum dalam jaringan

jalan• Node 3 valensi merupakan yang paling umum dalam hidrologi.

Jaringan pohon hanya mempunyai satu jalur (path) diantara pasangan node-node, tidak ada loop atau rangkaian yang mungkin. Jaringan-jaringan sungai merupakan bentuk pohon-pohon

Atribut Contoh dari atribut-atribut link :

• arah lalu lintas, volume lalu lintas, panjang, waktu perjalanan sepanjang link.

• diameter pipa, arah aliran gas• tegangan garis transmisi listrik.• jumlah kereta api. dll

Contoh atribut-atribut node• adanya lampu lalu lintas,nama jalan yang berpotongan • adanya transformer.

Perlu dicatat bahwa beberapa atribut (contoh nama jalan-jalan yang berpotongan) mekaitkan satu tipe entity ke lainnya. (Node-node link ).

Page 64: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

54

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

Beberapa atribut dihubungkan dengan bagian-bagian link-link jaringan.Contoh: jalan K.A. menghubugkan antara dua persimpangan yang perlu perawatan aspalan.

Banyak sistem SIG membutuhkan atribut-atribut seperti itu untuk ditempelkan ke jaringan dengan memisah link yang ada dan menciptakan node-node baru.Contoh: • memisah link jalan pada rumah dan menempelkan atribut-atribut

rumah ke node (2 valensi) baru.• Ciptakan link baru untuk memperpanjang jalan K.A. yang

membentang di dalam terowongan, ditambah node-node baru.Kebutuhan ini dapat menyebabkan sejumlah besar link-link dan

node-node dua valensi.Contoh: • pada skala 1 : 100.000, jaringan K.A. amerika mempunyai kira-

kira 300.000 link-link.• jumlah link akan bertambah jika node-node baru harus didefinisikan

agar menempatkan jembatan-jembatan pada link-link.

Jaringan-jaringan sebagai sitem pengalamatan linearSering perlu untuk menggunakan jaringan sebagai sistem

pengalamatan. Contohnya jaringan jalan. Pencocokan alamat merupakan suatu proses penempatan rumah pada jaringan jalan dari alamat jalannya. Contoh : Jika diketahui blok berisi sejumlah rumah dari 100 hingga 198, rumah nomor 124 kira-kira 1/4 panjang link. Titik-titik dapat ditempatkan pada jaringan dengan nomor link dan jarak dari awal link. Ini lebih berguna daripada koordinat titik-titik (X, Y) karena itu menghubungkan titik ke suatu lokasi pada jaringan. Pendekatan ini menjawab masalah pemberian atribut-atribut ke bagian-bagian link-link.

Page 65: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

55

Obyek Spasial dan Hubungan Diantaranya

Menempatkan entity-entity (rumah-rumah, terowongan-terowongan) dalam table-tabel terpisah, menghubungkannya kejaringan dengan nomor link dan jarak dari awal link. Perlu satu jarak untuk entity-entity titik, dua untuk titik-titik yang dikembangkan seperti terowongan-terowongan (lokasi awal dan akhir). SIG dapat menghitung koordinat entity-entity (X, Y) jika diperlukan. Link-link tidak perlu terpisah secara permanen dalam skema ini.

Data LuasanData luasan dinyatakan pada peta-peta kelas luasan, peta-peta

choropleth. Batasan-batasan mungkin didefinisikan dengan fenomena alam, seperti danau atau oleh manusia seperti zona sensus. Ada beberapa tipe luasan yang dapat dinyatakan1. Zona sumber daya alam/ lingkungan

Contoh:• data penutup lahan: hutan, lahan basah, perkotaan.• data geologi: tipe-tipe karang.• data kehutanan: forest “ stand “, “ compartments “• data tanah: tipe-tipe tanah.Batasan-batasan didefinisikan oleh fenomenanya sendiri.Contoh: perubahan-perubahan tipe-tipe tanah.Hampir semua persimpangan merupakan valensi 3.

2. Zona sosial ekonomi• Meliputi jalur sensus, kode pos, dll.• Batasan-batasan yang didefinisikan secara bebas dari fenomena,

maka harga-harga atribut dapat ditentukan (dihitung).• Batasan-batasan mungkin didefinisikan secara budaya, contoh :

tetangga-tetangga

Page 66: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

56

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

3. Catatan lahan (land records)• Batasan-batasan lahan, tataguna lahan, kepemilikan lahan,

informasi pajak.

Coverage luasan (areal coverage)1. Entity-entity terisolasi luasan-luasan, mungkin tumpang tindih

• tempat apapun dapat di dalam sejumlah entity atau tidak sama sekali. Contoh: luasan-luasan yang terbakar oleh kebakaran hutan.

• luasan tidak menempati ruang (areas do not exhaust the space)

2. Tempat apapun berada di dalam satu entity secara pasti• luasan menempati ruang (areas exhaust the space).• setiap garis batas memisahkan dua luasan secara pasti,

kecuali untuk batas terluar dari luasan yang dipetakan.• luasan memungkinkan tidak tumpang tindih.• Lapisan apapun dari tipe pertama dapat dikonversi ke salah

satu tipe ke dua.• Tiap luasan sekarang memungkinkan memiliki sejumlah

atribut-atribut kebakaran, tergantung pada berapa kali luasan itu terbakar - luasan-luasan yang tidak terbakar akan tidak punya atribut

Lubang (holes) dan pulau (islands)Luasan sering memiliki lubang atau luasan dari atribut-atribut

yang berbeda yang semua tertutup dengannya. Database harus dapat berurusan dengan luasan secara benar. Hal ini tidak selalu benar dari produk-produk SIG. Masalah tersebut dapat menjadi rumit.

Beberapa sistem memungkinkan entity luasan mempunyai pulau. Lebih dari satu luasan dengan batasan tunggal primitif dapat dikelompokkan menuju sebuah obyek luasan. Contoh: luasan yang

Page 67: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

57

Obyek Spasial dan Hubungan Diantaranya

dipakai oleh sekolahan atau pusat pertokoan mungkin mempunyai lebih dari satu pulau, tapi hanya sekelompok atribut.

5.4 Representasi Permukaan Kontinue

Representasi permukaan yang kontinue, seperti elevasi /kemiringan (sebagai bagian data topografi), curah hujan, tekanan, suhu; kerapatan penduduk.

Potensi harus ada untuk sampling pengamatan-pengamatan dimanapun pada level interval.

Sifat-sifat permukaan secara umumBeberapa sifat permukaan antara lain: titik kritis, kesalahan (faults),

muka (front), slope dan aspect. Titik-titik kritis• puncak dan lembah; titik-titik tertinggi & terendah• garis-garis punggung bukit (ridge), dasar-dasar lembah (valley);

garis-garis melintas yang kemiringannya berlawanan secara tiba-tiba.

• lewatan (passes) ; konvergensi antara dua punggung bukit dan dua lembah.

Kesalahan (faults), diskontinuitas kemiringan yang runcing: jurang (cliffs).• Muka (fronts), diskontinuitas slope.• Slope dan aspect dapat diturunkan dari elevasi (kemiringan).

Struktur data untuk menyatakan permukaan-permukaanModel-model data tradisional tidak memiliki suatu metode untuk

merepresentasikan permukaan-permukaan oleh karena itu permukaan dinyatakan dengan menggunakan titik-titik, garis-garis, atau luasan-luasan.

Page 68: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

58

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

1. Titik-titik ; grid dari elevasi-elevasi• DEM (Digital Elevation Model)• Didasarkan pada sampling permukaan elevasi pada interval

yang teratur.• Hasilnya merupakan sebuah matriks dari titik-titik.• Banyak data elevasi digital tersedia dalam bentuk ini.

2. Garis-garis ; Kontur yang terdigitasi• Didasarkan pada type obyek string.• Suatu garis yang menghubungkan titik-titik yang

disampling dari elevvasi yang sama.• Elevasi merupakan attribut.• Dapat dikerjakan untuk curah hujan, tekanan barometer,

dll.3. Luasan-luasan ; TIN (Triangulated Irregular Network)

• Titik-titik sampel sering ditempatkan pada puncak, lembah, sepanjang punggung bukit dan lembah.

• Sampling dapat bervariasi tergantung pada kekasaran permukaan.

• Satu cara yang sangat efisien untuk menyatakan topografi.• Hasilnya merupakan TIN dari node-node, garis-garis, dan

muka-muka triangular.

Interpolasi SpasialSering bila menggunakan data kontinu, kita berharap untuk

menafsirkan nilai-nilai pada lokasi spesifik yang bukan merupakan bagian dari sekumpulan data titik, garis atau luasan. Harga-harga ini harus ditentukan dari nilai-nilai sekitarnya dengan menggunakan teknik interpolasi spasial. Contoh: untuk interpolasi kontur, grid teratur sering diinterpolasi dari hamburan titik-titik yang tidak teratur atau dipadatkan dari grid yang jarang.

Page 69: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

59

6.1 Pendahuluan

SIG menyimpan dan memproses data dengan volume besar yang berkaitan secara spasial/meruang. Data tersebut dapat dipakai sendiri (tunggal) atau dalam kombinasi yang kompleks, yang hasilnya dipakai untuk pembuat analisis dan keputusan atau untuk memuaskan pengguna-pengguna secara interaktif atau tanya jawab (query).

6.2 Metode Interaksi

Mode ProdukSistim menghasilkan produk-produk informasi, a.l.: daftar

urutan (lists), peta-peta yang selanjutnya dipakai untuk membuat keputusan. Pengguna produk biasanya tidak berinteraksi dengan sistim secara langsung. Sebagai contoh adalah sistim pencatat mahasiswa menghasilkan daftar kelas, transkip yang dipakai fakultas untuk membuat keputusan tentang kemajuan mahasiswa. Fakultas tidak perlu tahu tentang sistim pencatatan mahasiswa kecuali beberapa pengertian konsep informasi yang ada di dalamnya dan mempunyai kemampuan-kemampuan apa yang dimiliki.

Contoh lain adalah dapatkah anda memberikan saya sekumpulan mahasiswa yang mengambil paling tidak satu kursus dalam SIG tahun lalu ?

BAB VIBEBERAPA METODE SIG

Page 70: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

60

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

Asumsi : (a) Bahwa data yang diperlukan berada di dalam sistimdan

(b) Bahwa sistim mempunyai fungsi analisis untuk mengerjakannya.Manajer sumber daya seharusnya memiliki tingkat-tingkat

pengertian serupa dengan agen SIG: • Apa yang disimpan dalam lapisan-lapisan data (data loggers).• Fungsi-fungsi SIG apa yang dapat dijalankan.• Contoh: dapatkah kamu membuatkan saya sebuah peta yang

menunjukkan semua tanah/lahan yang tampak dari tempat pembuangan sampah yang diusulkan?Peneliti pasar sebaiknya mempunyai pengertian yang serupa dari

kemampuan-kemampuan perusahaan SIG.Contoh: Laporan jumlah orang umur 25-34, pendapatan lebih 130.000,

tinggal dalam sekitar 1/2 kilometer dari lokasi restoran yang diusulkan.

Mode Query ( Tanya Jawab )Pengguna berinteraksi secara langsung dengan sistem, barangkali

melalui seorang operator, untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan yang diajukan.Contoh: Tipe query di kantor PBB,” Kemudahan dan batasan wilayah

apa pada properti tersebut ?”. SIG dapat menangani cara-cara yang berbeda dari pengenalan properti. Contohnya dengan menunjukkan ke peta, alamat jalan, rencana pembangunan, kedekatan terhadap properti lain. Navigasi - “ Bagaimana saya dapat kesana dari sini ?

Mode Keterlanjutan (Continuum Mode) Mode Query dan produk merupakan dua ekstrim pada satu

rangkaian kesatuan. Posisi para penjual (vendors) berbeda-beda pada rangkaian kesatuan ini.

Page 71: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

61

Beberapa Metode SIG

Contoh: Para penjual dari sistem manajemen utiliti memberikan produk pada akhir query sementara penjual dari sistem manajemen sumber daya cenderung memfokuskan pada akhir produk.

Pilihan mode juga tergantung pada frekuensi penggunaan & training.Contoh: Di kantor pencatat kota, juru ketik mengoperasikan SIG

untuk menentukan jawaban terhadap pertanyaan khusus, sementara masyarakat umum akan merujuk ke peta-peta baru yang dicetak pada interval tertentu yang teratur.

Contoh: Biro travel belajar perintah-perintah untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan (query) bagi pemesanan pesawat sementara pelancong berkonsultasi jadwal waktu yang tercatat yang tidak perlu pengetahuan teknik sistem pemesanan.

Macam-macam Pertanyaan Khusus (Typical Queries)Pertanyaan (query) dapat dibedakan dalam beberapa kategori:

• Query dengan lokasi ( Spatial Query )• Query dengan atribute• Query dengan kombinasi data spasial dan atribut.

Beberapa contoh tipe-tipe query:1. Pemanggilan data secara sederhana • diberikan cara identifikasi obyek dengan atribut unik ( nama,

nomor ID, alamat jalan, nomor rekening ).• dapatkan daftar atribut-atribut

2. Dimana obyek A ?• diberikan cara identifikasi obyek dengan atribut unik ( nama,

nomor ID, alamat, nomor rekening).• tunjukkan lokasi obyek pada layar dengan lingkungan sekitarnya.• skala sekitar tergantung pada aplikasi.• tunjukkan rumah yang berkaitan dengan tetangga, maka gunakan

suatu peta inset untuk memperlihatkan hubungan dengan kota.

Page 72: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

62

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

• Contoh umum query ini adalah pencatatan alamat (address matching) : temukan koordinat atau lokasi rumah/ pelanggan baru alamatnya.

• Pencatatan alamat digunakan dalam penelitian pasar, proses pengembalian sensus, pengiriman kendaraan pemadam ke tempat kebakaran.

• Dalam beberapa hal, pencatatan alamat hanya merupkan fungsi SIG yang dibutuhkan.

• Hal khusus adalah navigasi mobil otomatis yang menunjukkan lokasi kendaraan pada peta yang diperbaharui secara konstan pada layar kecil dekat sopir.

3. Obyek apa ini ?• Obyek diidentifikasi dengan menempatkan penunjukan alat

interaktif, seperti mouse, cursor, light pen (suatu bentuk spatial query).

• Sistem mengembalikan atribute/keterangan-keterangan dari obyek. Contoh: alamat, nama pemilik, harga rumah pada akhir penawaran/penjualan, produksi sumur minyak.

4. Meringkas atribut dari obyek-obyek dalam jarak X• Berikan saya ringkasan atribut dari obyek dalam jarak X dari titik

yang ditunjuk pada layar.• Query umum dalam pemilihan tempat-tempat yang menarik.• beri saya sejumlah pelanggan dalam lingkaran 1/2 km dari lokasi

yang diusulkan, ditampilkan sesuai dengan informasi sensus, misal: income, umur, seks, jabatan.

• Statistik akan disimpan sebagai atribut dari obyek-obyek titik ataupun luasan dan akan dimunculkan untuk menanggapi query (pertanyaan).

Page 73: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

63

Beberapa Metode SIG

• Pelayanan query ini disediakan oleh banyak perusahaan penelitian pasar.

• Rantai besar ( seperti bank, supermarket, toko yang besar ) akan melakukan ini beribu kali setahun.

5. Meringkas atribute dari obyek dalam suatu daerah.• Perluasan no. 4 untuk poligon yang didefinisikan user daripada

lingkaran-lingkaran yang terpusatkan pada suatu titik.• Beri saya ringkasan atribute dari obyek di dalam luasan ini!,

Contoh: beritahu berapa banyak tambang utama terbakar di area query ini ?

• Query umum dalam pembagian politik atau sekolah. Misal: Laporkan jumlah pemilih atau jumlah mahasiswa dalam propinsi yang ditunjuk.

6. Rute mana yang terbaik?• Rute mana yang yang terbaik diantara dua titik ini ?• Model database munkin diskrit (hubungan titik-titik) atau

kontinu (raster / grid)• Diskrit dipakai untuk pengiriman truk-truk pemadan, kendaraan-

kendaran darurat, taksi, dst.• Membutuhkan pembaruan yang konstan dari attribut penghubung

untuk menginformasikan konstruksi jalan, perawatan.• Kontinu dipakai untuk memberi jalan transmisi, garis-garis pipa

untuk meminimumkan dampak.

7. Tunjukkan semua obyek-obyek yang sesuai kriteria!Tunjukkan semua obyek-obyek yang sesuai dengan kriteria yang didefinisikan pada attributnya. Contoh: Tunjukkan semua sumur-sumur minyak yang menghasilkan 100 m3 per hari.

Page 74: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

64

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

8. Penggunaan Hubungan diantara obyek-obyek.• Beberapa pertanyaan (query) membutuhkan hubungan antara

obyek-obyek. Contoh : - Tunjukkan semua sumur-sumur minyak di kecamatan yang sama seperti ini. Dibutuhkan hubungan “BERADA DI” diantara sumur minyak dan kecamatan.

• Tunjukkan jalan terdekat ke titik ini!. Diperlukan hubungan “TERDEKAT KE” diantara jalan-jalan dan titik tersebut.

• Tunjukkan kecamatan-kecamatan yang dekat dengan kecamatan yang satu ini. Diperlukan hubungan “DEKAT KE” diantara kecamatan-kecamatan.

Karakteristik Mode QueryMode query memberikan hasil dalam bentuk softcopy dan hardcopy.

Operasi dalam waktu nyata (real time), yaitu waktu maksimum yang diberikan untuk merespon sekitar beberapa detik. Sering dilaporkan melalui telpon secara verbal.

Tanggapan harus tepat sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Contoh panggilan telpon untuk informasi yang menanyakan nomor “ Soeharto “ tidak menginginkan 20 nomor yang mungkin, hanya yang paling mirip.

Pendekatan tradisional terhadap pencocokan alamat tergantung pada pengetahuan pribadi dari kota tersebut. Contoh : Sopir-sopir taksi surabaya perlu untuk mengetahui setiap jalan di surabaya sebagai kualifikasi persyaratan. Pencatatan alamat dengan pendekatan tradisional memakan waktu beberapa menit setiap pertanyaan. Sistem SIG memberi jawaban-jawaban yang lebih tepat, lebih cepat, dan dapat menangani lebih banyak transaksi-transaksi.

Pelatihan pengguna untuk sistem-sistem query.• Query membutuhkan tingkat keahlian pengguna yang tinggi.

Page 75: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

65

Beberapa Metode SIG

• Pengguna harus serius menggunakan sistem agar meningkatkan tingkat kebiasaan sistem (familiarity).

• Penggunaan harus melibatkan sedikit jumlah fungsi-fungsi jika tidak pengguna akan menetapkan sejumlah waktu penelitian.

• Mode query bekerja paling baik bila pertanyaan-pertanyaannya berulang. Contoh: Operasi “sekali panggil” untuk identifikasi lokasi pipa-pipa bawah tanah, kabel-kabel sebelum konstruksi.

• Query/ pertanyaannya selalu “ apa saja yang dekat sini?”.• Query membutuhkan interface yang mudah. Menu-menu, icons

lebih disukai dari pada perintah-perintah yang tidak menarik. Di lain pihak, pengguna yang terlatih lebih suka perintah-perintah rahasia terhadap metode-metode akses yang lain. Contoh: sistem pesanan pesawat udara merupakan command-driven yang memiliki tingkat fungsi dan kecepatan yang tinggi.

6.3. Mode Produk/Hasil

Mode produk diperlukan untuk produk informasi yang lebih kompleks, sering termasuk manipulasi, analisis, dan menggabungkan kembali data yang tersimpan untuk mendapatkan informasi baru.

Mode produk menghasilkan hard copy yang berguna untuk beberapa bulan setelah produksi. Misal : buku telpon berlaku satu tahun, petunjuk pesawat berlaku satu bulan, daftar kelas berlaku satu semester, peta batasan sensus saat ini untuk 10 tahun.

Produk sering diperlukan untuk diperbaiki dan dihasilkan pada basis yang teratur agar manajemen sumber daya memiliki 50-100 produk-produk standar untuk dibuat per bulan atau per tahun. Beberapa agen mungkin membutuhkan pembaharuan sebanyak 100 kertas-kertas peta yang berbeda untuk mendukung kewenangan. Karena tidak ada kebutuhan yang penting/tergesa, produksi dapat diperlakukan sebagai operasi proses yang berurutan (batch processing operation) sesuai dengan jadwal yang direncanakan.

Page 76: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

66

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

Berbeda dengan mode query yang menempatkan variabel yang ditaruh pada sistem. Untuk mempertahankan waktu tanggapan minimum, sistem harus dikonfigurasi untuk kondisi terburuk, misal pada jam 10 pagi. Untuk sifat pembaharuan dari produk yang berulang, produksinya dapat diprogram melalui penggunaan makro. Makro adalah sekumpulan perintah-perintah komputer yang berurutan yang didesain untuk mendapatkan hasil yang standart. Makro-makro akan menjalankan sekumpulan perintah yang panjang dan komplek.

6.4 Penampilan Masyarakat dari Produk SIG

Analis SIG Analisis diperlukan untuk menerjemahkan kebutuhan-kebutuhan

pengguna untuk produk:• identifikasi lapisan-lapisan data yang perlu.• mengembangkan strategi, perencanaan pengumpulan data yang

sesuai• desain urutan-urutan dari fungsi SIG untuk menempatkan hasil

dari lapisan-lapisan.• desain produk-produk untuk mencukupi kebutuhan pengguna.

Desain produk-produk membutuhkan orang-orang dengan kemampuan:• menkonsep urutan proses SIG yang dibutuhkan• membentuk algaritma untuk penerjemahan/ perumusan data• desain format laporan sehingga informasi yang diberikan

bermanfaat untuk pengguna.

Orang-orang ini harus mempunyai:• Pengertian tentang subjet master untuk berinteraksi secara efektif

dengan ... keputusan yang perlu informasi

Page 77: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

67

Beberapa Metode SIG

• Tingkat keahlian teknik untuk mengembangkan urutan-urutan operasi SIG untuk menghasilkan produk khusus

• Pengertian yang jelas tentang batasan-batasan teknologi dan data.

Teknisi SIGTeknisi perlu tahu aspek teknik dari operasi software & hardware.

Teknisi akan menggunakan makro-makro untuk menghasilkan produk-produk yang dibutuhkan.

PenggunaUmumnya mode produk membutuhkan keahlian teknis sedikit

pada bagian pengguna akhir dari data karena produk-produk biasanya akan dalam bentuk tradisional, contohnya peta dan tabel.

Page 78: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

68

Page 79: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

69

Data penginderaan jauh dapat berupa foto udara dan citra satelit. Foto udara dan citra satelit ini telah dikoreksi dan mempunyai koordinat geografi yang benar dan dapat diintegrasikan dengan SIG.

Barus dan Wiradisastra (1996) menyatakan ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk mengintegrasikan data spasial pengideraan jauh dengan SIG, antara lain:

1. Foto udara dapat disiam (Scanning) untuk kemudian diolah dan data yang dihasilkan berupa raster atau vektor bergantung pada kebutuhan dari pengguna SIG.

2. Foto udara yang benar didigit menggunakan meja digitiser, dan dihasilkan data vektor.

3. Citra satelit diolah menggunakan perangkat lunak pengolah citra dan datanya dikonversikan kedalam format SIG, baik berupa data vektor atau data raster.

4. Citra satelit yang sudah georeferenced langsung digunakan oleh perangkat lunak SIG, jika perangkat lunak SIG tersebut sudah terintegrasi untuk membaca data citra yang berupa format raster.

5. Citra satelit cetakan hasil olahan perangkat lunak pengolah citra, didigit menggunakan meja digitiser, dan akan dihasilkan data vektor.

Bab VIIINTEGRASI SIG DENGAN INDERAJA

Page 80: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

70

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

Data raster merupakan bentuk satuan homogen terkecil yang disebut piksel, dimana setiap piksel menyatakan suatu luasan pada permukaan bumi. Sedangkan data vektor merupakan obyek yang diwakili oleh titik-titik, garis-garis, dan poligon mengacu pada sistem koordinat Cartesian (x,y) (Barus dan Wiradisastra, 1996).

Citra satelit merupakan salah satu sumber data spasial yang bisa digunakan untuk SIG. Pemilihan jenis citra dan model data yang dapat digunakan bergantung pada kebutuhan penggunaan SIG. Semakin tinggi resolusi dari citra yang ada, semakin baik kenampakan spasial yang dihasilkan (Barus dan Wiradisastra, 1996).

Dari sekian banyak satelit penginderaan jauh yang sering digunakan untuk melihat penutupan lahan adalah sateli landsat (Land Satellite). Rais (1997) menyatakan citera landsat komposit warnah cocok untuk dipakai menduga biomassa dan cakupan lahan.

Salah satu sensor dari satelit landsat adalah sensot TM (Thematic Mapper), yang memiliki resolusi spasia; 30 x 30 m. Kaeakteristik yang dimiliki oleh sensor TM diuraikan dalam Tabel 7.1.

Tabel 7.1. Karakteristik Sensor TM (Butler dkk., 1988)

Panjang Gelombang Kanal 1 : 0,45 – 0,52 µm (violet-biru)Kanal 2 : 0,52 – 0,60 µm (hijau)Kanal 3 : 0,63 – 0,69µm (merah)Kanal 4 : 0,79– 0,90 µm (IR dekat)Kanal 5 : 1,55 – 1,75 µm (IR menegah)Kanal 6 : 10,40 – 12,50 µm (IR Thermal jauh)Kanal 7 : 2,08 – 2,35 µm (IR menengah)

IFOV 0,043 mrad (Kanal 6 : 0/170 mrad)Lebar Sapuan 185 kmUkuran Resolusi Piksel 30 x 30 m (Kanal 6 : 120 x 120 m)

Page 81: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

71

Integrasi SIG dengan Inderaja

Sebelum digunakan untuk SIG, citra Landsat tersebut harus sudah diolah dan sudah terklasifikasi. Pengolahan citra tersebut meliputi koreksi geometrik, koreksi radiometrik, penajaman citra, dan klasifikasi. Citra yang sudah terklasifikasi baru dikonversi dari format raster menjadi format vektor.

Klasifikasi citra bertujuan untuk membedakan bermacam-macam obyek yang terdapat dalam citra, dan pengelompokkan obyek-obyek yang mempunyai karateristik yang sama kedalam kelas-kelas tertentu. Menururt JARS (1993) proses klasifikasi citra dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

1). Metode Pararellelipiped, yaitu klasifikasi dilakukan dengan cara membagi tiap aksis dari ruang penampakan multispektral, dimana daerah nyata dari tiap kelas didefinisikan pada basis terendah dan nilai tertinggi pada tiap aksis. Metode ini disebut juga metode multi level slicing.

2). Metode Minimum Distance, yaitu Klasifikasi yang ditentukan dengan merata-ratakan nilai spektral untuk tiap-tiap kategori yang disebut vektor rata-rata. Suatu piksel yang dapat diketahui identitasnya diklasifikasikan dengan memperhitungkan jarak antara niali piksel yang tidak diketahui dengan nilai rata-rata untuk berbagi kategori. Piksel yang mempunyai jarak yang lebih jauh dari jarak rata-rata suatu kategori, akan diklasifikasikan sebagai piksel yang tidak diketahui (unknown) .

3). Metode Maximum Likehood , yaitu metode yang dilakukan berdasarkan probabilitas maksimal dari suatu titik yang telah ditentukan pada suatu kelas tertentu. Ketelitian dari hasil klasifikasi tergantung dari contoh yang diambil. Untuk dapat memilih contoh yang dapat mewakili data yang akan diklasifikasikan, maka harus didukung oleh pengetahuan lapang dan peta, serta memahami kunci-kunci interpretasi.

Page 82: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

72

Page 83: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

73

8.1 Pendahuluan

Terdapat dua fungsi utama SIG yaitu kemampuan mencari data (Query) dan analisis. Query data dapat menghubungkan antara data spasial dan data atribut. Fungsi query pada data spasial adalah mencari data/lokasi dan overlay beberapa peta. Pencarian lokasi dilakukan berdasarkan kriteria yang ditetapkan seperti daerah penyangga, dan informasi yang terdapat di wilayah buffer tersebut. Overlay peta dapat menggunakan objek pada 2 atau lebih peta. Fungsi overlay ini dapat digunakan untuk beberapa lokasi yang dipilih, seperti menentukan tipe penutupan vegetasi tertentu, jenis tanah, dan kepemilikannya.

Berbagai bentuk analisis spasial dapat dilakukan dengan menggunakan SIG, yaitu:

(1) Operasi titik (point operation), yaitu tipe analisis dengan memasukkan beberapa formula aljabar dan overlay beberapa layar data;

(2) Operasi Tetangga (Operation Neighbourhood) yakni tipe analisis yang menghubungkan titik pada suatu lokasi dipermukaan bumi dengan semua informasi atributnya, dengan lingkungan di sekitarnya, sebagai contoh menentukan kesesuaian lahan untuk berbagai kegiatan pembangunan;

BAB VIII PENERAPAN SIG DALAM

PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

Page 84: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

74

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

(3) Analisis jaringan yakni tipe analisis yang menghubungkan beberapa tampilan data berupa garis, seperti menentukan jalan dengan jarak terdekat di antara dua kota. Alat untuk menentukan analisis-analisis seperti tersebut di atas telah tersedia pada beberapa perangkat lunak SIG. Pada aplikasinya, penggunaan ketiga tipe analisis tersebut sepenuhnya tergantung kepada keahlian pengguna untuk menentukan tipe analisis mana yang akan dipakai.Perencanaan tata ruang wilayah pesisir adalah lebih kompleks bila

dibandingkan dengan perencanaan spasial di daerah daratan, karena (a) perencanaan di wilayah pesisir harus mengikutsertakan semua

aspek yang terkait baik dengan wilayah daratan maupun wilayah lautan;

(b) aspek daratan dan lautan tersebut tidak dapat dipisahkan secara fisik oleh garis pantai. Kedua aspek tersebut saling berinteraksi secara terus menerus dan bersifat dinamis seiring dengan proses-proses fisik dan biogeokimia yang terjadi; dan

(c) bentang alam (geomorfologi dan fisiografi) wilayah pesisir berubah secara cepat bila dibandingkan dengan wilayah daratan. Hal ini merupakan hasil interaksi yang dinamis antara daratan dan lautan (Dahuri, 1997).Aplikasi SIG sudah banyak digunakan untuk pengelolaan

penggunaan lahan di bidang pertania, kehutanan serta pembangunan pemukiman penduduk dan fasilitasnya. Hanya dalam beberapa tahun penggunaan SIG telah tersebar luas pada bidang ilmu lingkungan, perairan dan sosial ekonomi. Beberapa aplikasi SIG di wilayah pesisir khususnya di bidang perikanan, disajikan pada Tabel 8.1.

Page 85: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

75

Penerapan SIG dalam Pengelolaan Sumberdaya Pesisir

Tabal 8.1. Beberapa Aplikasi SIG di Wilayah Pesisir

No Aplikasi Keterangan

1. Pengelolaan lahan Pembuatan beberapa profil DAS di areal kehutanan, lahan budidaya, daerah pemukiman, perubahan garis pantai, tanah payau, tanah pasir dengan kemiringan 3-6% dan parameter lain untuk memperkirakan sumberdaya air.

2. Pengelolaan habitat air tawar

Studi kasus dalam analisis dampak pencemaran. Membangun basis data untuk habitat yang potensial, data atribut dari kondisi habitat dan aliran air, DAS. Lokasi pembuangan bahan pencemar. Menggambarkan dampak di bagian hilir sungai terhadap prosentasi kehilangan produksi ikan. Analisis habitat yang terpengaruh oleh bahan pencemar dan konversi areal habitat untuk pemeliharaan ikan.

3. Pengelolaan habitat laut Membangun basis data untuk beberapa atribut data, kedalaman, tipe sedimen. Membangun kriteria untuk model kesesuaian habitat dengan menggambarkan hubungan antara variabel spasial. Operlay peta untuk memproduksi data yang dihasilkan.

Page 86: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

76

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

4. Potensi pengembangan budidaya

Dalam penentuan lokasi yang sesuai untuk budidaya udang diperlukan beberapa data, antara lain : salinitas, jenis tanah, pola curah hujan, penggunaan lahan (mangrove dan non-mangrove). Data yang digunakan merupakan parameter-parameter lingkungan dan infrastruktur yang tersedia, penggunaan lahan, jenis tanah, hidrologi, geomorfologi pantai, dan karakteristik meteorologi. Sedangkan lokasi yang sesuai untuk pembenihan udang dan ikan memerlukan data sebagai berikut : adalah kualitas air, pola penggunaan lahan, jarak dari sumber air, geomorfologi dan jarak dari tambak.

5. Studi sumberdaya wilayah pesisir

Identifikasi variabel sosial ekonomi yang terpengaruh akibat pembangunan wilayah pesisir. Data yang digunakan adalah populasi, ketenagakerjaan, tingkat pendapatan, tingakat pendidikan, infrastruktur dan fasilitas umum.

6. Studi indeks kepekaan lingkungan terhadap pencemaran minyak

Klasifikasi Pulau Sumatera bagian timur dan Jawa Barat bagian utara, kedalam 5 klas tingkat kepekaan lingkungan terhadap pencemaran minyak.

7. Perencanaan di wilayah pesisir

Didasarkan pada karakteristik biofisik/ekologis dari wilayah pesisir dibandingkan dengan kriteria kebutuhan biofisik untuk berbagai kegiatan pembangunan. Wilayah pesisir Kalimantan Timur dapat dibagi menjadi beberapa tipe kegiatan pembangunan seperti pemukiman, sawah, tambak, pertambangan dan padang pengembalaan.

Sumber: Dahuri (1997).

Page 87: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

77

Penerapan SIG dalam Pengelolaan Sumberdaya Pesisir

Selanjutnya Dahuri (1997) mengemukakan bahwa keuntungan penggunaan SIG pada perencanaan dan pengelolaan SDA adalah: 1. Mampu mengintegrasikan data dari berbagai format data (grafik,

teks, digital, dan analog) dari berbagai sumber.2. Memiliki kemampuan yang baik dalam pertukaran data diantara

berbagai macam displin ilmu dan lembaga terkait.3. Mampu memproses dan menganalisis data lebih efisien dan efektif

dari pada pekerjaan manual.4. Mampu melakukan pemodelan, pengujian dan pembandingan

beberapa alternatif kegiatan sebelumnya dilakukan aplikasi di lapangan.

5. Memiliki kemampuan pembaharuan data yang efisien, terutama grafik.

6. Mampu menampung data dalam volume yang besar.

Pada evaluasi kesesuaian SIG untuk tujuan perencanaan dan pengelolaan wilayah pesisir, terlebih dahulu harus diketahui kondisi spesifik dari wilayah pesisir yang mungkin diperlukan untuk studi SIG, seperti model data, struktur, algoritma, dan teknik pengelolaan basis data (Bartlett, 1990). Sebagai objek dengan sifat yang kompleks dan dinamis, wilayah pesisir dapat dikategorikan memiliki karakteristik :1. Luasan: merujuk pada luasan lautan yang masih terpengaruh oleh

kegiatan di daratan dan wilayah terestrial.2. Kedalaman: berhubungan dengan volume air, dengan variabel

distribusi vertikal dari arus dan nutrien yang mempengaruhi penyebaran ikan dan pertumbuhan karang serta pembalikan sedimen (up welling).

3. Luasan wilayah pesisir memiliki batas yang semu (fuzzy boundaries), sebagai contoh garis yang memisahkan darat dan laut: apakah wilayah pesisir itu termasuk wilayah darat atau laut, belum terdefenisi secara tepat.

Page 88: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

78

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

Kisaran yang lebar skala dan resolusi data spasial diperlukan untuk menjelaskan proses dan fenomena yang berada di wilayah pesisir, pengukuran harus dimulai dari satuan terkecil, seperti proses kimia pada pasir dan batu di zona intertidal, sampai skala puluhan, ratusan atau ribuan kilometer (seperti : daerah penangkapan ikan, perubahan garis pantai, dan areal pengoperasian alat tangkap ikan).

Penentuan SIG untuk berbagai penggunaan harus ditetapkan terlebih dahulu. Sebagian besar penggunaan SIG adalah untuk pengelolaan sumberdaya alam. Kriteria utama yang harus dipertimbangkan pada saat evaluasi kesesuaian SIG bagi pengelolaan wilayah pesisir adalah sebagai berikut:1. Model dan struktur data yang digunakan dapat dipakai pada

wilayah yang luas dengan ketelitian dan resolusi yang tinggi.2. Data spasial maupun non-spasial yang telah tersusun, dapat

dipakai, disimpan, dapat diambil pada saat tertentu dan dapat ditampilkan secara efisien dan efektif.Tersedianya peralatan dengan kemampuan analisis spasial untuk

pemodelan wilayah pesisir, yang dapat melakukan proses-proses analisis dan pemodelan tersebut.

8.2. Langkah Pembuatan SIG Pengelolaan Pesisir

Beberapa Langkah-langkah dalam pembuatan SIG Pengeelolaan Pesisir adalah sebagai berikut :1. Pembuatan basis data2. Penerimaan daerah pengembangan3. Analisis (proses analisis)

Pembuatan basis data untuk wilayah pesisir dikelompokkan menjadi 2 basis data, yaitu layer dasar & layer tematik. (Teguh hariyanto, Dr.Ir.Msc, 1997)

Page 89: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

79

Penerapan SIG dalam Pengelolaan Sumberdaya Pesisir

Layer DasarLayer ini berguna untuk referensi posisi pada bumi (georeference)

sebagai dasar penyajian tematik sumber daya pesisir. Penggunaan skala dan sistem proyeksi yang salah akan manimbulkan informasi tematik yang salah juga (Garbage in Garbage out). Oleh karena itu, penyiapan layar dasar ini harus benar.Layar dasar tersebut meliputi:

1. Layer kedalaman laut zona pesisir, dinyatakan dengan garis ketinggian (bathimetri)

2. Layer Garis Pantai3. Layer Hidrologi4. Layer Topografi (Ketinggian pada permukaan tanah)5. Layer Toponimi(Nama-nama daerah/ wilayah pesisir)6. Layer Jaringan Transportasi ( Jalan)7. Layer Wilayah Pemerintahaan (Wilpem)

Layer Thematik Layer thematik merupakan layer yang mempunyai judul/ thema

tertentu, yaitu missal:1. Layer potensi habitat wilayah pesisir.2. Tata guna wilayah pesisir.3. Tata guna hutan kesepakatan.4. Kawasan hutan konservasi.5. Layer kondisi sosial dan ekonomi.

Layer ini harus mempunyai sistem georeferensi yang sama dengan layer dasar. Untuk penggunaan informasi yang dapat dipakai untuk pengambilan keputusan biasanya dipakai peta dengan skala 1 : 50.000 sedangkan untuk perencanaan global dipakai skala ! : 250.000 dengan sistem proyeksi UTM.

Prinsip dasar dalam pengelolaan wilayah pesisir & lautan secara terpadu 3 dimensi: Sektoral, Bidang ilmu, Keterkaitan ekologi.

Page 90: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

80

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

1. Wilayah pesisir adalah suatu sistem sumber daya (resource system) yang unik, yang memerlukan pendekatan khusus dalam merencanakan dan mengelola pembangunannya.

2. Air merupakan kekuatan pernyataan utama (the Integrating Force) dalam ekosistem wilayah pesisir.

3. Tata ruang daerah dan lautan harus direncanakan serta dikelola secara terpadu

4. Daerah perbatasan antara laut dan darat hendaknya dijadikan fokus utama (facelpoint) dalam setiap program pengelolaan wilayah pesisir

5. Batas wilayah suatu pesesir harus ditetapkan berdasarkan pada isu dan permasalahan yang hendak dikelola serta bersifat adaptif (disesuaikan dengan tujuan & sasaran pengelolaan

6. Fokus utama dari pengelolaan wilayah pesisir adalah untuk mengkonservasi sumber daya milik bersama (property resources ). Sumber daya- sumber daya yang perlu mendapat perhatian berada di sepanjang garis pantai, dan daerah peralihan dari pantai, hutan bakau, dan daerah pasang surut yang merupakan tanggungjawab pemerintah.

7. Pencegahan kerusakan akibat bencana alam dan konservasi sumber daya alam harus dikombinasikan dalam satu program pengelolaan wilayah pesisir dan ;laut terpadu.

8. Semua tingkat pemerintahan dalam suatu negara harus diikutsertakan dalam perencanaan dan pengelolaan wilayah pesisir.

Page 91: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

81

9.1. Pengenalan ArcView

ArcView adalah salah satu software pengolah Sistem Informasi Geografik (SIG/GIS). Sistem Informasi Geografik sendiri merupakan suatu sistem yang dirancang untuk menyimpan, memanipulasi, menganalisis, dan menyajikan informasi geografi. Mungkin anda sudah kenal kenal dengan yang namanya peta. Perlu diketahui bahwa peta juga bisa disebut SIG atau istilahnya SIG Konvensional. Terdapat beberapa perbedaan antara peta di atas kertas (peta analog) dan SIG yang berbasis komputer. Perbedaannya adalah bahwa peta menampilkan data secara grafis tanpa melibatkan basis data. Sedangkan SIG adalah suatu sistem yang melibatkan peta dan basis data. Dengan kata lain peta adalah bagian dari SIG. Sedangkan pada ArcView anda dapat melakukan beberapa hal yang peta biasa tidak dapat melakukannya.

Perbedaan pokok antara Peta Analog dengan ArcView adalah bahwa Peta itu statik sedangkan ArcView dinamik. Peta Analog dibuat hanya untuk keperluan yang bersifat umum atau sudah ditentukan. Sebagai contoh, peta topografi menyajikan unsur-unsur yang general seperti kontur, sungai, jalan, dan sebagainya; Peta jalan menyajikan jalan dengan nama jalan, unsur-unsur yang penting di sekitar jalan, dan batas-batas jalan yang berfungsi sebagai indeks. Kedua contoh di atas menunjukkan bahwa peta-peta tersebut memang dibuat untuk

BAB IX ARCVIEW SEBAGAI SALAH SATU

SOFTWARE SIG UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

Page 92: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

82

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

keperluan yang bersifat umum atau keperluan yang sudah ditentukan, dan tidak dapat digunakan untuk keperluan yang lain. Di lain pihak, SIG berkemampuan untuk menyeleksi dan menampilkan informasi-informasi apa saja yang Anda perlukan, serta mampu mengkomposisikan unsur-unsur pada peta sesuai dengan keperluan anda. Dengan demikian ArcView mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan Peta Analog.

Suatu komposisi peta di ArcView merupakan gabungan dari beberapa layer yang disusun secara bertumpuk. Umumnya disebut tema /entitas. Setiap tema merupakan layer yang dapat digabungkan untuk membentuk suatu peta, sehingga kita selaku pengguna (user) dapat menampilkan informasi geografis sesuai dengan kebutuhan.

9.2. Karakteristik ArcView 3.3

Graphical User Interface yang Bersifat UmumUser Interface dari "GUI" versi ArcView adalah identik dan dapat 'terbaca' pada semua plafform yang di support oleh ArcView. Sehingga user dapat dengan leluasa membuka data pada system (platform) yang berlainan.

Table Structure (Struktur Tabel) Struktur data ArcView adalah identik dengan semua platform yang di support oleh ArcView. Data dapat dibuka dan dibaca oleh platform yang berbeda, dan dapat didistribusikan melalui network ke user lain tanpa diterjemahkan terlebih dahulu.

Grafik yang Diintegrasikan dengan DataBase (Basis Data)Istilah yang paling tepat untuk menggambarkan ArcView adalah “geographic atau graphic database”.

Page 93: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

83

Arcview Sebagai Salah Satu Software SIG untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

DataBase atau Map SelectionDengan adanya integrasi grafik dengan basis datanya di ArcView, maka informasi dapat diketahui melalui seleksi basis data atau seleksi grafiknya.

Menampilkan Raster sebagai Background bagi VektorImage Raster, seperti Foto Udara, Peta hasil Scan atau Citra satelit dapat digunakan sebagai background peta (vektor). Sehingga penyajian peta akan tampak lebih bagus dan dengan presisi detail yang match dengan Raster sebagai background. Image raster dari aplikasi bitmap atau aplikasi lainnya juga dapat digunakan untuk menampilkan logo perusahaan di ArcView. Beberapa format raster yang dapat dibaca oleh ArcView dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 9.1. Jenis file format raster GIS

File Format ExtentionWindows™ Bitmap *.BMPCompuserveR Graphics Interchange File *.GIFJoint Photographic Experts Group ( JPEG) format *.JPGWindowsTM Picture format *.PCXTagged Image File Format (TIFF) *.TIF

9.3. Tampilan Interface ArcView 3.3

Komponen InterfaceDiagram berikut menunjukkan komponen dari pengguna interface

ArcView.

Page 94: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

84

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

Icon/Buttons

Menu bar

Icon/ Butons

Tools

Layer/ Tema

Minimize Maximize

Exit

Koordinat Posisi

Drawing Window

Gambar 9.1. Tampilan View pada project ArcView 3.3.

Save Project Theme

Properties

Open Theme Table

Locate Address

Query Builder

FindEdit

Legend

Add Theme

Zoom to Selected

Zoom to Full

Extent

ZoomOut Select Features

Using Graphics Help

Zoom to Active Theme(s) Zoom

In

Zoom to Previues Extent Clear

Selected Features

Gambar 9.2. Icon / buttons yang tersedia pada software ArcView 3.3.

Page 95: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

85

Arcview Sebagai Salah Satu Software SIG untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

Tools

Beberapa istilah yang dijumpai dalam Software ArcView:Project: Tempat menyimpan file pada saat Anda sedang atau

telah bekerja. Setiap project tersimpan dalam file extention (*.apr). Setiap Project terdiri dari :• Views: Sebuah View merupakan peta interaktif yang dapat

digunakan untuk menampilkan hasil gambar, data tabel, dan analisis data yang terdiri dari satu atau beberapa buah layer atau tema informasi geografis.

• Tables: Berisi informasi yang menggambarkan tentang sekumpulan data yang terdiri dari informasi-informasi tentang obyek peta.

• Charts: Merupakan tampilan presentasi grafis dari informasi pada tabel.

• Layouts: Merupakan tata letak untuk melihat segala macam “komponen yang dibuat pada ArcView”

• Scripts: Merupakan program yang ditulis dalam bahasa program ArcView.

Identify

Vertex Edit Zoom In

Pan

Hot Link

Label

Draw Point

TeksArea of Interest

Measure

Zoom outSelect

Features

Pointer

Gambar 9.3. Tools yang tersedia pada software ArcView 3.3.

Page 96: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

86

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

Project Window: Merupakan “jendela kecil” (smaller window) yang berada di sebelah bawah dari “Jendela ArcView (ArcView window). “Untitled” pada Project Window nampak pada saat pertama kali Anda membuka ArcView.

Layer: Informasi yang menggambarkan sebuah obyekTema/Theme: Gabungan dari beberapa layer yang membentuk

suatu susunan peta.Atribut: Informasi yang menggambarkan keadaan “field”

(terbaca Themes feature secara vertikal) dari sebuah layer / theme.Feature: Sebuah kenampakan, terdiri dari point, garis, maupun

polygon.

9.4. Mulai dan Akhiri ArcView 3.3

Cara untuk membuka software Arc View 3.3 adalah dengan memilih tombol berikut ini: 1. Start2. Program Manager3. ESRI; ArcView GIS Version 3.34. ArcView GIS Version 3.3; (atau klik dua kali icon Arc View pada

desktop).

Pada Welcome to ArcView GIS box (selanjutnya ditulis dalam bentuk [ ])Create New Project:• With a New View: digunakan untuk memulai view baru• As a blank project: digunakan untuk memulai view baru• Open an existing project: digunakan untuk membuka view yang

telah ada (sudah dikerjakan sebelumnya).

Page 97: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

87

Arcview Sebagai Salah Satu Software SIG untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

Cara lain untuk membuat view baru;• Create New Project; Cancel• Klik Icon New atau Ctrl N

Untuk mengakhiri Arc View 3.3, lakukan perintah berikut ini :1. Menu File2. Exit atau klik icon pada sebelah kanan atas atau Tekan

Alt + F4.

Gambar 9.4. Tampilan pembuka dari Arc View

Gambar 9.5. Tampilan view baru

Page 98: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

88

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

9.5. Pembuatan Theme Baru

Pada dasarnya, pembuatan data spasial pada ArcView 3.3 dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Digitasi onscreen2. Digitasi dengan menggunakan digitizer table.

Pada saat ini, digitasi onscreen akan dibahas lebih detil sedangkan untuk penggunaan digitizer table tidak dibahas karena hal tersebut akan tergantung dengan jenis digitizer tablenya.Beberapa hal yang akan dijelaskan adalah:

1. Pembuatan theme baru2. Penambahan fitur pada sebuah theme dan manipulasi fitur

tersebut.3. Pemasukan data tabular dan fitur yang ditambahkan4. Pengeditan theme yang ada.

A. Pembuatan Point Theme BaruApabila data mengandung fitur yang terlalu kecil untuk

digambarkan dalam bentuk poligon/area, maka sebaiknya dibuat dalam bentuk point theme. Titik merepresentasikan lokasi, seperti lokasi kota, terminal, sampel survei. Pada contoh ini, kita akan merepresentasikan peta titik lokasi pengambilan sampel air.

1. Buka view untuk membuat peta titik lokasi sampel air, jika belum, buat jendela baru.

2. Dari menu View, pilih New Theme. Pada kotak dialog yang muncul, pilih point sebagai tipe fitur dan tekan Ok.

Gambar 9.6. Dialog box untuk pemilihan jenis fitur.

Page 99: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

89

Arcview Sebagai Salah Satu Software SIG untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

3. Pada kotak dialog yang muncul selanjutnya, ketikkan dama dan lokasi dari shape file yang baru ini (theme baru yang dibuat pada Arc View selalu dalam bentuk format shape file). Sebagai contoh, beri nama sampel_air.shp dan tekan OK.

4. Klik Drawing tool pallete dan pilih point tool . Tambahkan titik pada theme dengan menekan tombol kiri mouse pada View.

5. Ketika selesai memasukkan titik-titik baru, pilih Stop Editing dari menu Theme. Pilih Yes ketika ditanya apakah akan disimpan.Jika theme baru pada jendela View yang tidak berisi theme yang

lain, dan belum ada sistem proyeksi yang ditetapkan untuk View, maka shape file yang telah dibuat disimpan dengan unit peta yang sebelumnya telah ditetapkan untuk jendela View. Untuk melihatnya, pilih View Properties dari menu View.

Jika dibuatnya pada View yang telah ditetapkan sistem proyeksinya, maka shapefile akan disimpan dalam bentuk decimal degree. Jika dibuatnya pada View yang berisi theme lain yang proyeksinya bukan desimal degree, maka shape file akan disimpan dengan unit yang sama dengannya.

Apabila kita ingin menambahkan informasi dari peta titik yang telah dibuat, kita dapat membuat field baru dengan cara berikut ini:

Gambar 9.7. Dialog box untuk pembuatan theme baru

Page 100: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

90

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

1. Dari menu Theme, pilih Start Editing (jika theme berada pada saat posisi edit, maka ada garis putus-putus disekeliling kotak pada Table of Contents).

2. Klik Open Theme Table Button. Table attribut dari theme yang dibuat akan muncul.

3. Dari menu Edit, pilih Add Field. Pada kotak dialog Field Definition masukkan nama field baru, pilih tipe datanya dan tetapkan lebarnya. Klik OK.

4. Sekarang kita dapat memasukkan data pada kolom baru untuk setiap titik. Tapi buat jendela View aktif, gunakan tool untuk memilih titik yang akan ditambah informasinya.

5. Buat tabel menjadi aktif. Record dari point yang ada diberi warna kuning. Dengan cara ini, kita dapat secara mudah titik yang mana yang akan diberi tambahan informasi. Dengan mengunakan edit tool, Ketikkan nilainya.

Ketika mengedit theme, kita harus selalu menggunakan single symbol legend type sehingga semua fitur baru akan segera tampil pada View.

Gambar 9.8. Tampilan penambahan & editing attribut.

Page 101: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

91

Arcview Sebagai Salah Satu Software SIG untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

B. Pembuatan LineTheme BaruApabila data terdiri dari fitur yang terlalu kecil untuk digambarkan

sebagai area/poligon, seperti jalan, sungai, maka kita harus membuatnya sebagai theme garis. Langkah untuk membuat theme garis adalah sebagai berikut:1. Buka View untuk membuat peta sungai dan jika belum ada, buat

jendela View baru2. Dari menu View, pilih New Theme. Pada kotak dialog pada

Gambar 4.9, pilih line sebagai tipe fitur dan tekan OK.

3. Pada kotak dialog tersebut, ketikkan nama dan lokasi dari shapefile yang baru ini. Sebagai contoh beri nama grspantai.shp. Tekan OK.

4. Klik grawing tool pallete dan pilih line tool . Tambahkan garis pada theme dengan menekan tombol kiri mouse pada View, dan apabila selesai, tekan mouse klik 2 x.

5. Ketika selesai memasukkan garis baru, pilih stop editing dan menu Theme. Pilih Yes ketika ditanya apakah akan disimpan.

Penetapan snapping environmentSebelum memulai menggambar sungai, tentukan cara garis sungai

itu bertemu atau diluruskan dengan garis yang lainnya. Semua garis yang bertemu bersama-sama pada satu titik untuk memiliki titik akhir yang sama (satu) sehingga tidak ada yang disebut overshoot atau undershoot.

Gambar 9.9. Dialog box untuk pemilihan jenis fitur.

Page 102: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

92

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

Kondisi demikian digunakan snapping environment. Ketika proses snapping, ArcView menggeser vertex atau garis dari fitur baru yang ditambahkan agar tekait dengan vertex atau garis lain yang telah ada sebelumnya pada jarak tertentu, yang disebut snap tolerance. Jika pembuatan garis dilakukan secara otomatis yang diikatkan pada garis lain dengan jarak tertentu, maka digunakan ArcView general snapping. General snapping adalah proses snapping antar fitur yang langsung terjadi segera setelah fitur baru ditambahkan. Langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:1. Klik nama theme yang sedang diedit pada table of contents untuk

menjadi aktif.2. Klik tombol Theme properties.3. Pada kotak dialog yang muncul, klik icon Editing untuk

menampilkan theme’s editing properties. Pada panel Snapping, klik General check box untuk mengaktifkan snap. Tentukan nilai snap tolerance. Tekan OK.

Untuk menetapkan general snapping dengan mouse:1. Pada View, klik kanan tombol mouse (jangan dilepas) dan pilih

Enable General Snapping.2. Klik snap tool pallete, pilih general snapping too. Pada View buat

lingkaran dengan tombol ini yang menunjukkan jarak toleransinya. Nilai radiusnya terlihat pada status bar di bagian bawah.

Gambar 9.10. Undershoot dan Overshoot.

Page 103: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

93

Arcview Sebagai Salah Satu Software SIG untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

Untuk kontrol yang lebih baik dalam proses ini, gunakan interactive snapping. Dengan cara ini, kita dapat menggunakan aturan snapping yang berbeda-beda pada tiap vertex ketika menambah garis.Untuk menetapkan interactive snapping adalah sebagai berikut:

1. Buat theme yang diedit dalam mode aktif.2. Klik tombol theme propertis.3. Pada kotak dialog yang muncul seperti pada Gambar 9.11, klik

icon Editing untuk menampilkan theme’s editing properties. Pada panel snapping, klik Interactive check box untuk mengaktifkan snap. Tentukan nilai snap toleance. Tekan OK.

Untuk menetapkan interactive snapping dengan mouse:1. Pada View, klik kanan tombol mouse (jangan dilepaskan) dan

pilih Enable General Snapping.2. Klik snap tool palette pilih interactive snapping tool. Pada View

buat lingakran dengan tombol ini yang menunjukkan jarak toleransinya. Nilai radiusnya terlihat pada status bar di bagian bawah.Jika interactive snap telah ditetapkan, kita dapat memilih salah

satu pilihan snapping berikut ini:

Gambar 9.11. Tampilan theme properties.

Page 104: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

94

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

1. Snap to vertex. Snap vertex selanjutnya ke vertex terdekat dari garis yang sudah ada.

2. Snap to boundary. Snap vertex selanjutnya ke garis terdekat dari garis yang ada.

3. Snap to endpoint. Snap vertex selanjutnya ke endpoint terdekat dari garis yang ada.

4. Snap to intersection. Snap vertex selanjutnya ke node terdekat yang merupakan pepotongan dari dua atau lebih garis yang ada.

Pemotongan GarisPada data sungai yang telah dibuat, kita dapat membuat garis

sungai baru yang memotong garis sungai yang ada. Kita dapat membuat intersection dengan memotong (split) garis, jika tidak dipotong, garis baru tidak dihubungkan pada garis yang lama dan akan dianggap sebagai overpass.

Selain itu, kita dapat menggunakan Line split tool untuk membuat garis yang melintasi garis yang ada dan hasilnya akan memotong garis yang saling berpotongan. Sebagai contoh peta sungai yang sedang diedit hanya memiliki 1 garis. Dengan menggunakan line split tool, buat garis yang melintang memotong garis yang sudah ada, maka hasilnya memiliki 4 garis baru, dan tercermin pada tabel atributnya (ada 4 baris). Pemotongan garis disajikan pada Gambar 9.12.

Gambar 9.12. Tampilan pemotongan garis.

Page 105: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

95

Arcview Sebagai Salah Satu Software SIG untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

Modifikasi GarisModifikasi garis digunakan Vertex Edit tool untuk mengubah

bentuk garis dengan menggeser, menambah atau menghapus vertex.1. Untuk menggeser posisi vertex, gunakan tombol dan

tempatkan cursor pada vertex yang akan dipindah, ketika cursor berubah menjadi tanda (+) tekan terus mouse kiri dan pindahkan vertex ke posisi baru yang dikehendaki.

2. Untuk menmbah vertex baru, geser cursor pada garis yang akan ditambah vertex-nya, ketika cursor sampai pada targetnya, klik mouse kiri.

3. Untuk menghapus vertex, tempatkan cursor pada vertex yang akan dihapus, ketika cursor berubah menjadi tanda (+), tekan DELETE key pada keyboard.

4. Untuk mengubah bentuk garis tunggal, klik vertex Edit tool Selanjutnya klik pada garis. Pada setiap vertex muncul kotak kecil berbentuk bujur sangkar kosong. Sekarang setiap penggeseran, penambahan, atau penghapusan hanya akan mengubah garis yang dipilih.

5. Untuk mengubah 2 garis yang berhimpitan, klik Vertex Edit tool . Kemudian klik pada garis yang berhimpitan. Pada setiap vertex muncul kotak kecil berbentuk bujur sangkar kosong, sedang pada vertex dimana 2 garis saling berhimpitan muncul lingkaran kecil pada setiap ujung garisnya. Sekarang setip mengeser, menambah atau menghapus akan mengubah 2 garis yang dipilih.

Gambar 9.13. Pembuatan poligon.

Page 106: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

96

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

6. Untuk menggeser node yang dipakai bersama-sama oleh lebih dari dua garis, klik vertex Edit Tool . Klik pada node yang dipakai bersama-sama oleh lebih dari 2 garis. Vertex bujur sangkar akan muncul pada node yang dipakai bersama-sama, dan lingkaran kecil akan muncul pada ujung terdekat dari setiap garis. Sekarang setip Anda menggeser node yang dipakai bersama-sama akan mengubah garis-garis yang memakai node tersebut bersama-sama.

C. Pembuatan PolygonTheme BaruApabila data berisi fitur yang terlalu besar untuk digambarkan

sebagi titik atau garis, sebaiknya fitur yang dipakai adalah poligon. Fitur poligon menggambarkan unit-unit yang homogen atau relatif homogen, seperti landuse, jenis tanah.

Sebagai contoh digitasi onscreen ini, dipakai data dari google earth (Disediakan pada saat praktek) yang sudah dikoreksi secara geometri. Berikut ini proses digitasi onscreen dari data tersebut.1. Buka jendela View, atau buat jendela View baru.2. Dari menu View, pilih New Theme. Pada kotak dialog yang

muncul, pilih polygon sebagai tipe fitur. Tekan OK.3. Ketikkan nama dan lokasi dari shapefile baru. Klik OK. Sebuah

polygon theme baru muncul pada jendela View.

Page 107: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

97

Arcview Sebagai Salah Satu Software SIG untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

Pembuatan Polygon Untuk membuat poligon dengan bentuk yang tidak beraturan,

digunakan polygon tool . Klik dimana kita akan mulai, selanjutnya klik disetiap vertex sekeliling batas poligon dan klik 2 x untuk mengakhiri.

Untuk membuat sebuah lingkaran, klik circle tool , posisikan cursor pada pusat lingkaran yang akan dibuat, tekan terus tombol kiri mouse, dan geser mouse sampai lingkaran terbentuk sesuai dengan ukuran yang anda inginkan.

Untuk membuat bentuk kotak, gunakan Rectangel tool , posisikan cursor pada salah satu sudut kotak yang akan digamba, tekan terus tombol kiri mouse, dan geser mouse sampai kotak berbentuk sesuai dengan ukuran yang diinginkan.

Auto Complete tool dapat digunakan untuk membuat sebuah poligon baru yang bersebelahan dengan poligon lain yang telah digambar sebelumnya.

Dengan cara ini, kita tidak perlu menggambar dua kali bagian yang saling berbatasan antara dua poligon. Ilustrasi dapat dilihat pada Gambar 9.13.

Untuk melakukan penambahan poligon tersebut, diperlukan langkah berikut ini.

1. Klik tombol Auto Complete tool ,2. Gambar garis yang dimulai dan diakhiri pada poligon yang telah

Gambar 9.13. Pembuatan poligon.

Page 108: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

98

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

ada sebelumnya, dan ikuti bentuk poligon baru yang akan digambar, klik dua kali jika selesai, maka poligon baru akan terbentuk tanpa harus

Pemotongan, Penggabungan dan Pembuatan Polygon Untuk memotong poligon digunakan Polygon Split tool yang

dipakai untuk menggambar garis yang melewati poligon yang akan dipotong. Dengan tool ini kita dapat membagi polygon menjadi lebih dari satu. Apabila sejumlah poligon ingin digabungkan menjadi satu poligon, maka digunakan pilihan Combine Feature dari menu Edit. Jika poligon-poligon yang akan digabung saling berbatasan, maka setelah digabung, batas-batas tersebut akan hilang. Jika poligon-poligon saling overlap, maka batas dari daerah yang overlap akan hilang. Jika ingin membuat poligon dengan lubang didalamnya, dipakai pilihan Combine Feature dari menu Edit. Dengan cara ini, poligon yang dipilih akan digabungkan, tetapi daerah yang overlap akan dihapus sehingga hasilnya berupa poligon donat.

9. 6. Editing Peta

Koreksi PetaSetiap kali kita melakukan digitasi melalui Software ArcView

selalu dihinggapi oleh kesalahan. Kesalahan-kesalahan yang paling umum dilakukan antara lain:1. Terdapat garis yang melewati / melebihi antara dua buah garis

yang berpotongan (overshoot)2. Ada garis yang tidak berpotongan (undershoot).

Ilustrasi overshoot dan undershoot ini dapat dilihat pada Gambar 9.14 dan Gambar 9.15.

Page 109: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

99

Arcview Sebagai Salah Satu Software SIG untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

Gambar di atas, yang terdapat di dalam lingkaran (sebagai contoh untuk layer jalan.shp) terjadi perpotongan dua buah garis. Untuk mengoreksi kesalahan tersebut:1. Pastikan layer tersebut aktif (Theme; Start Editing).2. Klik masing-masing garis terluar (pastikan garis tersebut berada

dalam layer yang sama). 3. Delete.4. Save.

Gambar 9.14. Garis-garis yang overshoot.

Gambar 9.15. Garis-garis yang undershoot.

Page 110: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

100

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

Gambar di atas, yang terdapat di dalam lingkaran (sebagai contoh untuk layer jalan.shp) ujungnya tidak membentuk simpul, yang seharusnya garis tersebut berhimpit. Untuk mengoreksi kesalahan tersebut :1. Pastikan layer tersebut aktif (Theme; Start Editing).2. Pastikan garis tersebut berada dalam layer yang sama.

Klik icon Draw Line to Split Feature3. Buat garis yang menghubungkan kedua garis tersebut !!!4. Delete; Save.

9.7 Penggunaan Tabel

Bekerja Dengan Tabel1. Klik Icon Open Theme Table2. [Attribute of *.shp]

• Terdapat dua buah kolom masing-masing : shape dan IDPoint untuk PointPolyline untuk LinePolygon untuk Polygon

Penambahan Field1. Menu Table2. Start Editing; (Icon Edit aktif )3. Menu Edit4. Add Field5. [Field Definition]

• Name: Nama Field (Kolom)• Type: Jenis (Number, String, Boolean, Date)• Width: Lebar Field• Decimal Places: angka/digit dalam desimal

6. Ok.

Page 111: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

101

Arcview Sebagai Salah Satu Software SIG untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

Field yang baru ditambahkan

Penambahan Record1. Menu Table2. Start Editing3. Menu Edit4. Add Record atau Ctrl + A

Modifikasi Tabel1. Menu Table2. Properties…3. [Table Properties]

• Title : Nama Tabel• Creator : Pembuat• Visible : mengaktifkan field. • Alias : Untuk mengganti nama field

5. Ok.

Penambahan Table:Data yang akan ditampilkan sudah terlebih dahulu dibuat dalam

tables1. Tables; Add2. Pada file name, pilih file dalam format *.dbf3. Pastikan berada dalam direktori (C:\ atau D:\)

Page 112: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

102

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

4. List Files of Type: dBASE (*.dbf )5. Ok.

Penggabungan Tabel:ArcView dapat melakukan penggabungan dari beberapa tabel.

Syaratnya salah satu nama fieldnya harus sama.1. Aktifkan masing-masing tabel yang akan digabung (join).2. Klik tiap-tiap field3. Table; Join atau Ctrl + J4. Untuk diingat bahwa field dari hasil gabungan tersebut tidak

dapat diedit!!!

Page 113: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

103

Arcview Sebagai Salah Satu Software SIG untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

Pembatalan Penggabungan Tabel:1. Aktifkan tabel yang sudah digabung2. Table3. Remove All Joins

Bekerja dengan Tabel dan View:Tabel juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi “themes

feature”:1. Memilih record (keadaan aktif record ditandai dengan warna

background kuning). Bandingkan tampilan tersebut pada View!!!2. Menggunakan atribut yang berasal dari tabel

• Klik icon Query Builder• Klik 2x Item yang berada di Fields• Pilih icon • Klik 2x Item yang berada di Values• Klik Add To Set• Close

Page 114: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

104

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

Penyimpanan Hasil Kerja pada Table:1. Menu Table2. Save Edits3. [Save Edits]4. Yes.

Pembuatan Grafik1. Klik Icon Create Chart atau 2. Menu Table3. Chart4. [Chart Properties]

• Name: Nama Grafik• Fields: Jenis ID yang sedang aktif• Groups: Jenis ID yang akan ditampilkan

5. Ok.

Penghapusan Grafik1. Aktifkan grafik2. Klik Icon Erase 3. Klik Grafik yang akan dihapus.

Pengeditan Judul/Legenda1. Aktifkan grafik2. Klik Icon Chart Element Properties atau3. Klik Judul/Legenda4. Ganti Judul/Legenda

Page 115: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

105

Arcview Sebagai Salah Satu Software SIG untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

Pengaturan Legend1. Aktifkan grafik2. Klik Icon Chart Element Properties atau3. Klik Legend4. Pada Chart Legend Properties, Klik Box Legend5. Ok

Penggantian Warna Grafik1. Aktifkan grafik2. Klik Icon Chart Color atau 3. Fill Pallete4. Klik grafik

Modifikasi Grafik 1. Aktifkan grafik2. Klik Icon-icon

9.8. Pembuatan Layout (Tata Letak)

Layout (tata letak) peta di design dengan menggunakan software Arcview. Adapun langkah-langkah layout peta sebagai berikut:

1. Project Windows, Klik 2x icon Layout.

(sesuai dengan jenis grafik).

Page 116: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

106

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

2. Klik icon View Frame 3. Tentukan ukuran besaran peta tersebut.

4. Pada View Frame Properties;• Pilih tampilan yang diinginkan pada View• Tentukan skala pada Scale;

AutomaticPreserve View Scale: ManualUser Specified Scale: Zoom All

5. Ok.

Cara lain:1. Dari menu View; Layout2. Pilih jenis kertas pada Template Manager3. Ok.

Menampilkan Legenda:1. Klik icon Legend Frame2. Legend Frame Properties;

• Pilih Nama File pada View Frame3. Ok.

Page 117: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

107

Arcview Sebagai Salah Satu Software SIG untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

Cara lain :1. Klik icon Custom Legend Tool2. Custom Legend; Next3. a. Pilih nama View yang ingin ditampilkan pada Choose a View:

b. Pilih layer yang ingin ditampilkan Choose the themes to show in your custom legend; Next

4. a. Pilih jenis huruf pada Title Fontb. Ukuran font pada Sizec. Style pada Title Styled. Tentukan posisi legenda pada Title positioning options; Next

5. a. Pilih jenis garis pada Border Styleb. Lebar garis pada Border widthc. Warna garis pada Border colord. Background legenda pada Background colore. Spesial efek;• Drop shadow; mempunyai bayangan di belakang legenda• Round corners; bentuk legendnya rounded rectangle; Next

6. a. Show area symbols as: bingkai dalam masing-masing layer (persegi, rectangle, oval)b. Show line symbols as: penampakan masing-masing layer (obyek

yang ditampilkan berbentuk garis horisontal, zig zag, dan kurva “S”); Next

7. Preview; Finish

Merubah View Legend:1. Klik Legend2. Graphics; Ungroup atau Ctrl + U

Merubah Teks :1. Klik 2x Teks pada Legenda2. Ganti dengan Teks Lain pada Text Properties3. Ok.

Page 118: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

108

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

Menampilkan Skala:1. Klik icon Scale Bar Frame2. Scale Bar Properties;

• Pilih Nama File pada View Frame• Pilih Jenis Skala pada Style• Pilih Satuan pada Units• Pilih Interval Skala pada Interval (khusus untuk skala batang)• Pilih berapa banyak jumlah batang pada Intervals• Pilih berapa banyak jumlah batang sebelah kiri angka 0 pada

Left Divisions3. Ok.

Menampilkan Arah Utara:1. Klik icon North Arrow2. Tentukan besaran Arah Utara3. Pilih Arah Utara pada North Arrow Manager4. Ok

Menampilkan Grafik:1. Klik icon Chart Frame2. Tentukan besaran grafik3. Pilih nama grafik pada Chart Frame Properties; Ok

Menampilkan Tabel:1. Klik icon Table Frame2. Tentukan besaran Table3. Pilih nama Table pada Table Frame Properties4. Ok.

Page 119: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

109

Arcview Sebagai Salah Satu Software SIG untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

Menampilkan Gambar:1. Klik icon Picture Frame2. Tentukan besaran Gambar3. Pilih nama Gambar yang diinginkan pada Table Frame Properties4. Ok

Mengubah Ukuran Kertas:1. Menu Layout2. Page Setup.

• Page Size: Ukuran kertas• Units: Satuan unit• Orientation: posisi kertas (Portrait atau Landscape)• Margins: Batas gambar• Output Resolution: Resolusi Output.

Print Out:1. Menu File2. Print

Page 120: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

110

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

9.9 Register Peta Scan Menjadi Peta Digital

Untuk meregister peta scan menjadi peta digital dilakukan langkah berikut ini:1. Panggil ekstensi Image Analysis dengan perintah File > Extensions

dari menu file.2. Panggil data/peta raster yang akan dikoreksi melalui add

theme atau control T pada folder tempat peta raster tersebut misalnya pada folder D: \Latihan_ArcView\Peta dasar admn

3. Ok, lalu no 4. Aktifkan peta tersebut (tanda chek)5. Untuk meregisternya lakukan langkah berikut6. Tetapkan beberapa titik ikat dari koordinat yang diketahui7. Pilih tombol Align Tool . 8. Gunakan Zoom In untuk memperbesar titik (pertemuan garis)

yang akan dijadikan titik ikat.9. Tekan tombol kiri mouse dan jangan dilepaskan lalu klik kanan

mouse. Arahkan kepilihan Enter to Coordinate. Selanjutnya masukkan nilai koordinat titik ikat yang anda pilih. Ulangi minimal sampai 3 titik

Page 121: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

111

Arcview Sebagai Salah Satu Software SIG untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

10. Setelah itu Save Image As melalui Theme dan simpan folder yang kita inginkan misal nama filenya Titik Ikat pada D: \Latihan_ArcView\Peta Admn\Peta dasar admn

11. Tunggu beberapa saat lalu save lagi dengan nama file Peta Digital Admn pada folder yang sama (jangan lupa pada List of Types diganti dengan TIFF).

Untuk mengkonversi nilai menit dan detik ke derajad, digunakan perhitungan berikut ini: Misal nilai koordinatnya 103o40’ BT (bacanya 103 derajad 40 menit)Rumusnya = 103 + (40/60)=103.66667Untuk 1o20’ LS (ingat untuk LS berarti bernilai negatif atau -1o20’ LS) = 1 + (20/60)= -1.33333Jika koordinatnya sampai 103o40’ 30” BT (bacanya 103 derajad 40 menit 30 detik)=103 + (40/60) + (30/3600)=103.675

Page 122: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

112

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

Latihan 1.1. Buka Software ArcView GIS 3.32. Buka View baru dan ubah nama/name View1 pada View Properties

tersebut dengan nama Latihan Register melalui view pada toolbar3. Buka file hasil scan (Peta MalangSelatan.jpg) pada Folder:

D : \Latihan_ArcView\Peta Admn\Peta dasar admn4. Save pekerjaan Anda dalam folder D : \Latihan_ArcView dengan

nama file latihan digitasi.apr5. Mulailah digitasi dengan menentukan dulu apa yang akan didigitasi

dengan memilih New Theme pada View Catatan. Langkah kerjanya dapat dilihat pada modul sebelumnya

6. Buatlah contoh dengan menggunakan feature : simbol, line, dan polygon

7. Simpan feature masing-masing :a. Polygon ;

• Batas_admn.shp untuk Kecamatan• Sungai_besar.shp untuk sungai besar

b. Line ;• Garis_pantai.shp untuk garis pantai.• Jalan.shp untuk jalanan.

c. Simbol ;• Rumpon.shp untuk lokasi rumpon laut dalam• PusatZPPI.shp untuk titik Pusat ZPPI

8. Hasil digitasi tersebut disimpan pada folder D : \ Latihan_Arc View \ Latihan_ Digitasi.

Page 123: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

113

Arcview Sebagai Salah Satu Software SIG untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

Latihan 2.Latihan ini merupakan lanjutan dari Latihan 1.

1. Buka latihan digitasi.apr2. Keluar/close dari Latihan Register 3. Aktifkan Views dan buka new4. Ganti nama View1 dengan nama Data Digital melalui view View

Propertis5. Buka semua file-file digital yang sudah ada melalui add theme 6. Susun file-file tersebut secara berurut dari feature titik, garis dan

polygon• Rumpon laut dalam dan pusat ZPPI (Pilih atribut tipe_

rumpon) warna merah dan hitam• Jalan warna merah• Sungai dan garis_pantai warna biru laut• Sungai_besar warna biru muda• Daerah studi warna kuning• Batas_admn warna coklat• Batas_kab transparan

7. Buat Layoutnya (ikuti prosedur dari modul sebelumnya) dalam ukuran A3 dan A4.

Latihan 3Merupakan latihan tambahan untuk menampilkan suatu data dari GPS (Global Positioning System)

1. Buka file Data Titik GPS Microsoft Office pada Folder D : \Latihan_ArcView\Data GPS

2. Save As melalui File dengan nama Input Data GPS dimana pada Save of type diganti dengan DBF 4 (dBase IV) pada folder yang sama

3. Buka kembali ArcView

Page 124: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

114

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

4. Close dari semua View dan Layout sehingga yang tinggal latihan digitasi.apr

5. Aktifkan Tables dan pilih Add cari file Input Data GPS pada Folder D : \Latihan_ArcView\Data GPS

6. Setelah itu close data tersebut dan aktifkan Views dan buat view baru dan beri nama Data GPS pada views properties melalui View

7. Pilih Add Event Theme pada View8. Pastikan pada Table tertulis Data GPS.dbf. Ganti X field dengan

Posisi_Bujur dan Y field dengan Posisi_Lintang9. Aktifkan Data GPS.dbf. Pilih Convert to Shapefile melalui

Theme

Page 125: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

115

Sistem informasi geografik (SIG) adalah suatu sistem yang dipakai untuk manajemen, analisis, dan tampilan informasi geografik. Informasi geografik dinyatakan dengan sekumpulan/rangkaian dataset geografik yang memodelkan geografi dengan menggunakan struktur data sederhana dan generik. SIG termasuk sekumpulan alat yang komprehensif untuk pemrosesan data geografik. Oleh karena itu, suatu Sistem Informasi Geografi memiliki tiga fungsi utama, yaitu: 1). untuk memvisualisasikan data geografik (The Geovisualization view); 2). memproses data geografik (The Geoprocessing view) dan; 3). mengelola data geografik (The Geodatabase view). Ketiga fungsi tersebut dinyatakan di ARCGIS 9.x, yaitu: ArcMAp, ArcToolBox, dan ArcCatalog.

• ArcMap (The Geovisualization view) untuk pemanggilan data/tampilan, layout data dan editing

• ArcToolBox (The Geoprocessing view) untuk konversi, proyeksi, topology dsb.

• Arc Catalog (The Geodatabase view) untuk management data, create data dsb

BAB XSOFTWARE ARCGIS 9.3

Page 126: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

116

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

10.1 Arc Map

1. Menampikan Data Spasial dan Attribute 2. Editing dan Digitasi

Editing data vector: • Tampilkan data yang akan di edit.• Zooming pada lokasi data yang akan di edit,• Start Editing (Klik Editor->Start Editing)àEdit

Digitizing on Screen: • Tampilkan background• Create shapefile (polygon, line, titik)• Digitasi

Editing Data Attribute• Tampilkan data spasial, open attribute table , editing

table sesuai keperluan, editing table juga bisa dilakukan di ArcCatalog

• Untuk table baru (create table) dilakukan pada Arc Catalog. Table baru biasanya dibuat untuk keperluan join informasi

Gambar 10.1 Tiga Pandangan SIG

Page 127: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

117

Software Arcgis 9.3

atau sebagai table referensi untuk kode-kode tertentu yang ada pada table utama suatu feature seperti table untuk kode dan nama desa , kecamatan atau kabupaten. Table semacam ini lazim disebut sebagai Look up Table.

• Contoh berikut adalah table untuk data Administrasi 3 Lay Out

• Arc Map mempunyai dua versi tampilan pada View yaitu Data View dan Lay out View.

• Tampilkan data spasial yang akan menjadi focus tampilan, apa yang nampak pada Data View itu yang akan disajikan pada Lay Out View.

• Dalam mendesain peta kita bisa melakukan:– Menampilkan data spasial (peta)– Membuat judul peta– Membuat legenda peta– Menampilkan arah utara peta– Menampilkan skala peta– Menambah teks lain– Menampilkan gambar lain– Menambah View data lain bila diperlukan– Mencetak Peta

10.2 Arc Catalog

Fungsi ini mirip dengan Windows Explorer pada aplikasi Windows, yaitu antara lain sbb: membuat direktori baru, mengcopy file/folder, merubah nama, menampilkan data spasial, attribute dan metadata , editing attribute, membuat feature baru (shapefile dsb), membentuk Personal Geodatabase, create Feature Data set dll.

1. Menambah Attribute• Click the shapefile atau dBASE table yang akan ditambah

data attributenya.

Page 128: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

118

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

• Click File menu dan click Properties. • Click Fields tab. • Geser ke bawah sampai attribute terakhir. • Click pada baris kosong dan isikan attribute baru• Click pada Data Type, tipe datanya• Isikan length/panjang alokasi data pada properties. • Click OK.

2. Menghapus Field• Click shapefile atau dBASE table yang akan di edit. • Click File menu dan click Properties. • Click the Fields tab. • Posisikan kursor pada Field yang akan dihapus (kiri abu-

abu). • Tekan Delete key. • Click OK.

10.3 ArcToolBox

ArcToolBox (Geoprocessing tools) merupakan peralatan (tools) dan pemrosesan yang dipakai untuk menghasilkan dataset turunannya. Sekumpulan peralatan tersebut dipakai untuk mengoperasikan pada obyek informasi SIG seperti dataset, field atribut, dan elemen kartografik.

Data + Alat (Tool) = Data Baru (New Data)

Peralatan SIG merupakan blok untuk menggabungkan operasi berbagai langkah. Satu alat diterapkan pada suatu operasi untuk beberapa data yang ada ke data baru yang diturunkan. Kerangka geoprocessing dalam SIG digunakan untuk mengikat bersama sekumpulan operasi tersebut.

Page 129: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

119

Software Arcgis 9.3

Gambar 10.2. Contoh pemrosesan data dengan geoprosessing

Page 130: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

120

Page 131: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

121

1. Aronoff S., 1989, Geographical Information System. Management Prespective WDL Publication. Canada. Otawa, Ontario.

2. Barus dan Wiradisastra , 1996. Sistem Informasi Geografis. Laboratorium Penginderaan Jauh dan Kartografi, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

3. Burrough P.A. 1986, Principal of Geographical Information System for Land Researcher Assessment. Oxford Science Publication. Buttler and Tuner Ltd. Britain.

4. Dahuri, 1997. The Application of Carrying Capacity Concept for Sustainable Development in Indonesia, Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Indonesia 1(1)13-20 IPB Bogor.

5. ESRI (Environmental System Research Institute), 1990. Understanding GIS. California USA. The ArcInfo Redland.

6. FAO (Food and Agriculture Organisation), 1977. A Framework for Land Evaluation FAO Soils-Bull No 32 Rome 72 pp and ILRI Pu blication No 22 Wageningen.

7. Manguire dan Dangermond. 1991. An Overview and Definition of GIS P 9-20 in DJ. Manguire. MF. Goodchild and DW. Rhine (eds). Geographical Information System. NewYork, Longman Scientific and Technical and John Wiley.

DAFTAR PUSTAKA

Page 132: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

122

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

8. Star dan Ester J., 1990. Geographic Information System An Introduction. New Jersey Prentice Hall, Inc. Englewood Cliff.

9. ________________, MCRMP – B, DKP (Slide), 2008, Jakarta.

Page 133: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

123

Penulis dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 17 Februari 1965. Seluruh pendidikan Tingkat Dasar dan Menengah diselesaikan di Surabaya.

Penulis menyelesaikan Pendidikan Tinggi S1 di Jurusan Fisika Universitas Airlangga pada tahun 1988. Kemudian penulis

menjadi staf pengajar di Universitas Hang Tuah (UHT) Surabaya dan menjadi anggota dari salah satu konsultan di Surabaya. Pada Tahun 1994, penulis belajar Sistem Informasi Geografik di Department of Land Information in Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT) Australia melalui beasiswa OTO-BAPPENAS hingga selesai pada Tahun 1996. Selain mengajar dan meneliti sebagai tugas utama, penulis juga terlibat dalam beberapa kegiatan di Departemen Kelautan dan Perikanan, Jakarta, antara lain: Penyusunan Rencana Strategi (Renstra) Pantai Selatan Jawa pada Tahun 2006; Pengembangan Kawasan Perlindungan Biota Laut Migrasi di Pulau Batek, Laut Sawu dan Sekitarnya pada Tahun 2005. Pada Tahun 2007, penulis menyelesaikan Studi Doktor Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan di IPB Bogor. Beberapa hibah penelitian DIkti telah diraih, antara lain: Optimalisasi

TENTANG PENULIS

Page 134: UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR

124

Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

Pemanfaatan Ruang Pesisir dalam Rangka Pengelolaan Kawasan Pertambakan Secara Berkelanjutan (Studi Kasus: Wilayah Pesisir Kabupaten Gresik), Penelitian Hibah Bersaing Dirjen Dikti, 2006-2008; Pengembangan SIG, Inderaja dan Model Optimalisasi Pemanfaatan Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) Secara Berkelanjutan di Perairan Sendang Biru Malang Selatan Jawa Timur, Penelitian Fundamental Dirjen Dikti, 2010; Model Pasang Surut dalam Penentuan Dampak Kenaikan Muka Laut di Pantai Timur Surabaya, Penelitian Hibah Bersaing Dirjen Dikti, 2012.