tugas ke 9
DESCRIPTION
delsim laboratory recruitTRANSCRIPT
-
PENENTUAN TATA LETAK PABRIK
Di Buat Oleh : Imam Arifin Rosyadi, Selna Shalawati , Dewi Rahmawati
ABSTRAK
Pembangunan pabrik terkait tata letaknya dapat didasari pada berbagai macam metode untuk
menentukan lokasi atau tempatyang tepat. Tidak hanya untuk tempat saja, tetapi juga pengaturan
untuk tata letak fasilitas di dalam pabrik juga harus direncanakan pula dengan matang. Dua hal ini
akan sangat berpengaruh bagi kemampuan perusahaan untuk memproduksi barang. Sehingga
penentuan tata letak harus sangat diperhatikan, karena sangat berpengaruh terhadap produktivitas
suatu pabrik.
Pemilihan tempat akan tergantung dari jenis benda produksi, bahan material, konsumen dan lain
sebagainya. Kesalahan dalam pemilihan tempat akan berpengaruh pada biaya, nama perusahaan dan
jumlah konsumen. Perancangan tata letak akan mempunyai dampak yang panjang bagi perusahaan
sehingga dibutuhkan ketelitian, keahlian, kesiapan dan tentunya metode-metode yang menunjang
untuk merencanakannya.
Pengaturan akan tata letak fasilitas akan meningkatkan efisiensi dan kemampuan manusia untuk
menjangkau letak fasilitas yang adadi dalam pabrik. Hal ini juga akan berpengaruh terhadap jarak
antar fasilitas yang terhubung antar satu dengan yang lainnya. Pengurangan jarak akan
mempersingkat waktu, biaya dan mengurang tenaga yang digunakan dalam proses produksi. Hal
tersebut diwujudkan dengan menerapkan metode yang baik dan sesuai dengan kondisi pabrik itu
sendiri.
Dalam review ini akan dibahas serangkaian metode dari jurnal-jurnal sebelumnya terkait dengan
tata letak tempat dan fasilitas serta pengaruhnya bagi perusahaan.
Kata kunci: tata letak, fasilitas, tempat, perancangan, pengaruh bagi perusahaan.
-
2
PENDAHULUAN
Pada era globalisasi ini, Indonesia sedang mengalami perkembangan di berbagai bidang,
salah satunya adalah perindustrian. Contohnya yaitu semakin banyak perusahaan perusahaan yang
semakin eksis dengan mendirikan pabrik pabrik yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dengan
harapan bisa menjangkau masyarakat Indonesia sebagai target penjualan. Perusahaan perusahaan itu
terus berlomba lomba meningkatkan kualitas penjualannya dengan mendirikan pabrik pabrik
tersebut. Namun semakin banyak perusahaan yang melakukan hal tersebut, maka sebuah perusahaan
harus memiliki sebuah strategi yang sangat baik dalam menjaga persaingannya dengan perusahaan
lain.
Salah satunya adalah strategi dalam menentukan tata letak pabrik, karena hal tersebut sangat
penting bagi peningkatan kualitas penjualan dari suatu perusahaan. Tata letak menentukan segala
aspek yang sangat berpengaruh terhadap hasil yang baik.
Strategi lokasi dan tata letak merupakan satu keputusan penting yang akan menentukan
efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang yang dapat membantu organisasi mencapai sebuah
strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah, atau respon yang cepat. (Islam, Pengaruh Strategi
Lokasi Dan Tata Letak Terhadap Citra Perusahaan Dan Keputusan Pembelian, 2012). Mengatur tata
letak tempat adalah tugas rutin bagi karyawan yang mengatur tata letak dalam tahap sebelum kontrak
ataupun setelah kontrak. Hal ini merupakan ciri-ciri dari multikriteria dan multiobjektivitas dari
masalah konstruksi (Tam, Tong, Leung, & Chiu, 2002).
Selain dari tata letak pabrik itu sendiri, tata letak fasilitas yang ada di dalamnya juga harus
diperhatikan demi menunjang kualitas perusahaan tersebut.Tata letak fasilitas didefinisikan
sebagai pengurutan fisik dari semua yang dibutuhkan oleh produk atau pelayanan, termasuk
mesin,karyawan,material, dan barang jadi. Bahkan tata letak fasilitas mempengaruhi bagaimana
suatu proyek itu berjalan. Tata letak fasilitas sangat penting bagi seluruh lokasi, khususnya pada
manufaktur (Roslin, Seang, & Dawal, A Study on Facility Layout in Manufacturing
Production, 2008).Mulai dari pemanfaatan ruang daripada pabrik agar dapat dimanfaatkan secara
efisien, distribusi barang juga akan dipengaruhi oleh permasalahan ruang pabrik, sehingga
performansi perusahaan juga tergantung daripada tata letak fasilitas pabrik tersebut.
Tata letak fasilitas pabrik memiliki dampak yang cukup significant terhadap
performansi perusahaan seperti ongkos material handling, work-in process inventory, lead
times, produktivitas, dan performansi pengantaran. (Susetyo, Simanjuntak, & Ramos, 2010)
Jadi, tata letak itu sendiri mempengaruhi bagaimana sebuah proyek itu berjalan. Tata letak
pabrik yang strategis akan memacu peningkatan kualitas dari proyek itu. Penelitian tentang tata letak
-
3
fasilitas menjadi semakin penting saat ini(Roslin, Seang, & Dawal, A Study on Facility Layout
in Manufacturing Production, 2008).
Maka dari pada itu, penulis membuat jurnal ini dengan maksud untuk dapat mengetahui
informasi mengenai tata letak pabrik itu sendiri. metode yang digunakan yaitu dengan me-review
jurnal yang telah dibuat dan dipublikasikan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan mengenai tata letak
pabrik dari jurnal jurnal tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Tata Letak Tempat
1.1. Analisa Tata Letak Tempat untuk efektifitas produksi
Perancangan tata letak pabrik sangat penting demi meningkatnya produktivitas
suatu perusahaan. (Roslin, Seang, & Dawal, 2008). Perancangan tata letak sangat
kompleks dengan hubungannya oleh faktor faktor seperti para karyawan, posisi mesin
dan alat alat, dan hubungan antara mesin dan komponennya.
Urutan prosedurnya berdasarkan langkah langkah berikut:
1. Pengetahuan mengenai tata letak telah di perlajari.
2. Mesin yang dibutuhkan ada.
3. Proses produksinya telah dianalisa.
4. Tata letak pabrik telah dianalisa dan diidentifikasi.
5. Saran saran yang telah dikumpulkan dalam pembuatan laporan perencanaan
sebelumnya, digunakan sebagai salah satu acuan dalam penyusunan perencanaan tata
ruang.
Berdasarkan studi proses pabrikasi, berikut detil daripada perancangan alur material:
a. Sand mold
Semua daerah dipisahkan dan bekerja pada bidang bidang yang berbeda.
Masalah yang ditemukan yaitu dinding pemisah sand mold dan furnace, yang
menyebabkan bagian daerah yang tidak langsung antara dua daerah itu dimana
terjadi peningkatan konsumsi untuk perpindahan logam cair.
b. Core warehouse
-
4
Pada bagian ini, terdapat ruangan segiempat yang dikelilingi oleh pagar logam
dan sebuah pintu masuk dan keluar. Di dalam ruangan tersebut, inti intinya
berada di atas lantai yang menyebabkan tidak maksimalnya penggunaan.
c. Core making
Pembuatan inti dan bagian inti gudang harus dipindahkan menjadi
bersebelahan yang urut untuk menurunkan konsumsi waktu dalam pemindahan
inti.
d. Disassembly and surface finishing.
Jarak dari bagian sand mold sampai pelepasan dan bagian penyelesaian
permukaan jauh secara tidak langsung menyebabkan kegiatan pengiriman
membutuhkan waktu yang lebih lama.
Masalah yang terjadi adalah semua jenis pekerjaan yang ditempatkan bersama
tanpa pemisah menyebabkan semua produk tercampur.
Jarak alur kerja dari tata letak yang dimodifikasi pada bagiannya bisa
dikurangi. Tidak hanya perbaikan alur kerja, tapi juga kejadian dari objek yang tidak
berurutan selama pengiriman material bisa dikurangi. Akhirnya penyusunan kembali
tata letak akan menurunkan jarak dan konsumsi waktu pada alur material.
1.2. Metode Systematic Layout Planning (SLP)
Menurut studi dari proses manufaktur, ditemukan bahwa jarak jauh dapat dikurangi
untuk memindahkan bahan baku dan masalah tentang daerah yang tidak produktif dapat
diselesaikan. Cara untuk memperbaiki pabrik adalah menerapkan metode SLP untuk membuat
alur kerja terus menerus dengan mengatur urutan penting manufaktur.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari tata letak pabrik manufaktur besi
berdasarkan pola teori sistematic layout planning (SLP) untuk meningkatkan produktivitas.
Jumlah peralatan dan alat-alat produksi besi dipelajari dalam studi kasus ini. Penelitian yang
rinci berkaitan dengan tata letak pabrik seperti bagan proses operasi, aliran material dan
aktivitas hubungan grafik telah diteliti. Tata letak pabrik masa depan (baru) telah dirancang dan
dibandingkan dengan tata letak pabrik saat ini. Metode SLP menunjukkan bahwa tata letak
pabrik baru secara signifikan mengurangi jarak aliran material dari proses pemotongan material
sampai tersimpan di gudang.
-
5
1.3. Perancangan Tata Letak Fleksibel
Dalam makalah ini, dibahas masalah perancangan tata letak pabrik yang fleksibel untuk
fasilitas manufaktur. Diajukan sebuah prosedur baru untuk merancang tata letak tersebut.
Prosedur baru yang secara eksplisit menjelaskan sifat stokastik permintaan barang,
memungkinkan untuk beberapa departemen terpisah dari jenis yang sama untuk berada dalam
fasilitas yang sama, dan membiarkan aliran material antara pasangan masing-masing
departemen ditentukan bersamaan dengan lokasi departemen.
Data hasil penelitian menunjukkan bahwa tata letak yang terdistribusi umumnya
menghasilkan tata letak yang lebih fleksibel dan kuat daripada yang dihasilkan dari tata letak
fungsional di mana departemen dari jenis yang sama dibatasi untuk berada di lokasi tetangga.
Bahkan, ketika duplikasi departemen tinggi, perbedaan kinerja antara tata letak dengan
distribusi yang cukup dari departemen ditemukan menjadi rendah. Di sisi lain, dengan tidak
adanya duplikasi departemen, kebutuhan untuk berhati-hati dalam memilih tata letak yang
paling fleksibel menjadi lebih penting dan prosedur yang disajikan di sini menjadi lebih berarti.
Penelitian selanjutnya, bagaimanapun, diperlukan dalam rangka untuk menggeneralisasi
pengamatan ini.
Beberapa isu masih tetap harus diselidiki. Dalam tulisan ini, ditunjukkan bahwa
beberapa tingkat duplikasi departemen mungkin diinginkan. Hal ini tidak begitu jelas,
bagaimanapun juga, berapa banyak duplikasi umunya dibutuhkan dan / atau dapat diberikan.
Metodologi untuk menentukan tingkat optimal duplikasi harus dikembangkan. Fakta bahwa
departemen tertentu diduplikasi juga merupakan tantangan bagi pekerjaan workload dari
periode ke periode. Prosedur alokasi volume aliran yang dijelaskan dalam makalah ini tentu
dapat digunakan. Kendati prosedur tersebut harus diperkaya dengan rincian tambahan
mengenai perkakas, tenaga kerja, dan persyaratan material handling.
1.4. Pengaruh Strategi Lokasi dan Tata Letak terhadap Citra Perusahaan dan Keputusan
Pembelian
Penelitian ini difokuskan pada pengungkapan hubungan kausal antar variabel, yaitu
penelitian yang mengarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat berdasarkan akibat
yang terjadi terhadap pengamatan. Hal ini ditujukan untuk memisahkan pengaruh langsung dan
tidak langsung dari suatu variabel penyebab terhadap variabel akibat.(Islam, 2012)
Hal-hal yang dianalisis antara lain:
1. Penerapan strategi lokasi (X1)
2. Penerapan strategi tata letak (X2)
-
6
3. Citra perusahaan (Y1)
4. Keputusan pembelian (Y2)
Penelitian ini termasuk ke dalam studi cross sectional, karena pengambilan data
penelitian dilakukan sekali untuk menjawab penelitian atau hipotesis pda waktu tersebut.
Penelitian yang dilakukan pada metode ini ialah dengan melakukan pendekatan
kuantitatif. Pendekatan kuantitatif itu sendiri bertujuan untuk menguji teori-teori tertentu
dengan meneliti hubunga antar variabel. Biasanya variabel-variabel tersebut diukur dengan
instrumen penelitian sehingga dapat menganalisis berdasarkan prosedur statistik data yang
terdiri dari angka-angka.. Skala pengukuaran yang digunakan adalah skala ordinal dan skala
instrument yang digunakan adalah skala Likert (Noor, 2011). Untuk menilai keabsahan dari
instrument penelitian dilakukan pengujian validitas dan reabilitas.
1.5. Sistem Pendukung Keputusan Fuzzy Nonstruktural
Dalam penyusunan makalah yang terkait Nonstructural Fuzzy Decision Support
System (NSFDSS), tujuannya adalah menyajikan pemecahan masalah yang terintegrasi baik
dari penilaian akhir atau model dalam membantu pengambilan keputusan untuk
mengidentifikasi urutan perencanaan fasilitas sementara dalam perencanaan tata letak tempat
yang diterapkan pada proses penetapan prioritas.
Dalam NSFDSS, fuzzy set memberikan kemampuan untuk model ambiguitas
dan ketidaktepatan klasifikasi manusia dalam menangani kata samar dan ekspresi untuk
perbandingan dan penilaian. Menggunakan teori himpunan fuzzy atau NSFDSS memiliki
kelebihan:
1. Memecahakan masalah ke banyak perbandingan yang berpasangan antara alternatif yang
dapat mengurangi kesulitan membuat keputusan.
2. Menerapkan konsistensi yang logis untuk perbandingan berpasangan dan
pertimbanganbesarnya perbandingan itu bisa meningkatkan akurasi pemecahan masalah.
3. Menggunakan semanticoperators yang mengintegrasikan kekuatan teori himpunan fuzzy
untuk lebih meningkatkan analisis penilaian terbaik.
NSFDSS dapat memberikan Fungsi sintesis tambahan di antara keputusan prioritas.
Metode ini juga dapat secara sistematismenganalisispenilaian manusiauntuk
menghasilkanbobot relatifdari faktor keputusandan elemen.
Kesimpulan dari metode ini antara lain:
-
7
1. NSFDSScocokdi lokasitahap perencanaantata letak awal,
2. Mengulangievaluasi danproses seleksicocok untukfasilitastempatutama
3. Faktorevaluasi untukmempertimbangkanfasilitastempatdapat mempengaruhihasil evaluasi.
2. Tata letak fasilitas
2.1. Pendekatan Group Technology dan Algoritma Blocplan untuk meminimasi ongkos
material handling
Metode Blocplan adalah sistem fasilitas layout yang menggunakan komputer. Metode
ini bertujuan untuk meningkatkan kefektifan, keefisienan dan fleksibilitas tinggi suatu pabrik
dengan meminimalisir perpindahan jarak material dan ongkos material handling melalui
langkah evaluasi kondisi tata letak fasilitas pabrik dengan pendekatan group technology.
(Susetyo, Simanjuntak, & Ramos, 2010). Pengukuran jarak menggunakan pengukuran
rectlinier dan pada pengukuran jarak dari masing masing titik tengah departemen produksi.
Titik tengah ini untuk menghitung jarak antar mesin dengan metode jarak rectlinier.
Perhitungan metode Rectlinierdengan rumus:
| | | | (1)
Penentuan jarak dengan Algoritma Blocplan dilakukan dengan menggambar ulang
tata letak mesin, peralatan, operator menjadi suatu area atau blok blok dalam koordinat
sumbu X dan sumbu Y. Rumus frekuensi perpindahan tiap komponen adalah
(2)
(3)
Dengan nmat = banyak unit yang dipindah, dan c = kapasitas alat angkut rata rata,
serta m = massa
Ongkos pemindahan bahan baku:
(4)
Dengan r = jarak perpindahan ( m )
-
8
Untuk mengetahui besarnya penurunan jarak OMH maka dilakukan dengan
mengurangkan jarak atau lokal OMH awal dengan jarak atau total OMH hasil Blocplan. Jadi,
besarnya penurunan total OMH berdasarkan metode rectlinier yaitu:
Penurunan total OMH = total OMH semula total OMH hasil relayout.
Penurunan jarak tempuh tentu saja berpengaruh pada ongkos material handling
secara keseluruhan. Selain itu penurunan total jarak ini akan memperngaruhi besarnya waktu
kerja dari tenaga kerja yang bekerja di bagian produksi tersebut. Dengan jarak tempuh yang
lebih pendek, maka secara otomatis akan mempercepat penyelesaian pekerjaan.
Kemudian menentukan titik tengah ( koordinat ) departemen produksi.Group
technology merupakan metode yang mencakup langkah langkah identifikasi dan
pengelompokkan suatu bagian bagian yang serupa ke dalam suatu kelompok tertentu dengan
memanfaatkan kesamaan dalam hal rancangan produk dan proses fabrikasi dalam siklus
manufaktur. Kemudian metode penyusunan mesin di dalam suatu sel, dapat menggunakan
metode Rank Order Clustering ( ROC ). Salah satu hal yang penting dalam mengambil
keputusan pembentukan sel adalah maksimasi independensi antar sel dan maksimasi tingkat
utilitasi mesin dalam tiap sel tanpa melanggar batasan ukuran sel dan jumlah sel yang telah
ditetapkan. Masalah pembentukan sel mesin merupakan suatu bentuk masalah data clustering,
karena data input datanya berupa sebuah matriks hubungan mesin dan komponen yang bernilai
biner ( 0 dan 1 ).
2.2. Metode WITNESS
Proses pabrikasi dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pertama adalah
pemproduksian produk dan tahap kedua adalah pemasukan produk ke bungkusnya serta
pembungkusan.
Dalam kaitannya dengan penentuan penempatan dua tangki minyak yang besar
yaitu dekat dengan pintu utama yang besar dan suatu ruangan yang terisolir. Desain tata
letak yang pertama yaitu dua tipe arus umum yang digunakan untuk merancang
tataruang yang mana U-shaped flowi pada separuh proses yang pertama dan Straight-
line flow pada separuh proses yang kedua. Desain tata letak yang kedua adalah S-shape
flow digunakan sebagai arus umum dari proses tersebut.
Perancangan tata letak yang baru untuk produksi pabrikasi adalah tata letak
produk dimana susunan dari aktivitas pada sebuah urutan ditentukan berdasarkan urutan
operasi dan tugas produksi.
-
9
Berdasarkan suatu studi, perancangan U-shape flow pattern dinilai lebih baik
daripada perancangan S-shape. Karena perancangan U-shape flow pattern memiliki
total panjang relatif lebih pendek daripada perancangan S-shape flow pattern. Hal ini
dapat meminimalisir waktu produksi dan meningkatkan taraf produksi. Sementara itu
ruang kosong untuk lorong pada perancangan U-shapeflow pattern lebih lebar daripada
perancangan S-shape flow pattern. Ruang ekstra tersebut adalah sebagai keuntungan
tambahan bagi perusahaan untuk proses material handling yangmana ruang ekstra ini
bisa digunakan sebagai suatu alur untuk forklift.
Kedua tata letak layout yang dipersiapkan juga dievaluasi dengan matriks
prioritas sebelum proses seleksi dari perancangan tata letak dibuat. Perancangan tata
letak dengan nilai tertinggi dipilih sebagai tata letak terbaik yang cocok. Evaluasi dan
pengukuran nilai matriks tergantung pada pilihan oleh perencana dan perusahaan
setelah proses pengungkapan pendapat.
Pada suatu penelitian, kriteria perancangan dapat ditentukan oleh perencana
berdasarkan kebutuhan perusahaan. Skala penilaian dapat dibagi menjadi lima
kelompok ( 1=sangat buruk, 2=buruk, 3=sedang, 4=baik, 5=sangat baik ) digunakan
untuk mengindikasi dampak dari kriteria tersebut.
Pengukuran faktor mencakup nilai 1 sampai 10 yang ditandai pada setiap
kriteria tata letak. Dari perhitungan tersebut, didapat bahwa U-shape flow pattern
memiliki nilai yang lebih tinggi dari perancangan S-shape flow pattern. Berdasarkan
penelitian tersebut, U-shapeflow pattern dipilih sebagai perencanaan tata letak yang
ideal dan di rekomendasikan pada perusahaan.
Software simulasi WITNESS digunakan untuk menetukan baris efisiensi dari
tata letak pabrik yang dirancang. Penyusunan tempat kerja berdasarkan pada baris
keseimbangan yang dihitung dengan menggunakan CMOM dan perhitungan manual.,
yang kemudian hasilnya berbentuk laporan statistik.
2.3. Sistem Pendukung Perancangan Tata Letak Fasilitas
Sebagian besar tujuan awal dalam penelitian ini telah tercapai. Pertama, sebuah sistem
berkembang yang mendukung cara yang ramah dan komprehensif, tahapan yang paling penting
dari prosedur perencanaan fasilitas. Kedua, modularitas sistem terjamin, yang memungkinkan
pengguna untuk mendekati seluruh proses keputusan secara terpadu atau sebaliknya, menuju
hanya pada bagian dari proses tersebut. Ketiga, pilihan komponen perangkat lunak yang pokok
dipilih untuk mengembangkan Design Support System (DSS) - dibuat di awal proses
-
10
pengembangan jangka panjang - ditemukan benar. Seandainya pilihan ini tidak memadai,
mungkin dapat membahayakan perkembangan keseluruhan DSS pada tahap selanjutnya.
Akhirnya, portabilitas dari sistem secara menyeluruh meyakinkan, sehingga menjamin
kemungkinan pengembangan lebih lanjut dari DSS.
Bagaimanapun juga, sistem yang diusulkan tidak mencapai semua persyaratan ideal
untuk sebuah Sistem Pendukung Perancangan Tata Letak Fasilitas. Secara terbatas, terdapat
sedikitnya dua isu utama yang perlu diperhatikan. Yang pertama mengenai desain dari sistem
material handling, yang tidak didukung oleh dasar model mutakhir dari DSS. Pemodelan
terpisah dari sistem material handling cukup layak. Namun, mengingat interaksi antara sistem
dan tata letak fasilitas, pendekatan holistik jelas diinginkan. Meskipun pendekatan tersebut
merupakan hambatan utama, selain beberapa penyederhanaan yang diperkenalkan dalam
proses pemodelan. Sementara bahwa pendekatan yang ditemukan tidak layak, adalah tepat
untuk menjaga dua subsistem yang terpisah tapi dimodelkan secara realistis, meninggalkan
tugas pengintegrasian solusi yang sesuai sub-masalah untuk pengguna DSS.
Isu kedua, untuk setiap tata letak, yaitu evaluasi perilaku dinamis dari sistem
manufaktur utama. Secara khusus, penilaian ruang yang diperlukan untuk area penyimpanan
work-in-process. Penggabungan teknik seperti simulasi atau sistem antrian mungkin berguna
dalam konteks ini untuk jenis sistem manufaktur yang ditangani oleh DSS. Meskipun sistem
secara keseluruhan masih harus diuji dalam aplikasi kehidupan nyata, modul desain tata letak
fasilitas ini sudah digunakan dengan sukses dalam merancang ulang tata letak pabrik dari
sebuah pabrik gabus.
2.4. Metode Systematic Layout Planning (SLP)
Pada metode SLP, dengan melaksanakan tiga tahapan yaitu tahap analisis material,
tahap penelitian dan tahap proses seleksi.(SISKA & HENRIADI, 2012) Namun sebelumnya
dikumpulkan data awal kondisi tata letakfasilitas pabrik sesuai dengan pendekatan metode SLP.
Data yang diperlukan tersebut mengenai data rancangan produk, data rancangan proses dan
data rancangan jadwal produksi. Setelah didapat data awal mengenai pabrik tersebut, bisa
ditarik kesimpulan mengenai keadaan awal suatu pabrik tersebut. Selanjutnya masuk ke tahap
analisis, yaitu menganalisa mulai dari analisis aliran material, analisis aktivitas, analisis diagram
hubungan aktivitas, analisis pertimbangan keperluan ruangan dan ruangan yang tersedia.
Setelah itu ke tahap kedua, yaitu tahap penelitian, mulai dari penelitian mengenai perencanaan
diagram hubungan ruangan sampai dengan perancangan alternatif tata letak. Kemudian, tiba ke
-
11
tahap ketiga yaitu proses seleksi dengan jalan mengevaluasi altenatif tata letak yang telah
dirancang.
Setelah dilakukan metode SLP, permasalahan mengenai kondisi lingkungan kerja
pabrik dapat diatasi dengan metode 5S, yaitu Seiri (sisih / ringkas) dengan mengidentifikasi
suatu barang dan menyisihkannya jika barang tersebut tidak diperlukan. Seiton (penataan) yaitu
mengelompokkan barang, menyiapkan tempat, memberi tanda batas, memberi tanda pengenal
baran, dan membuat denah pengerjaan barang. Seiso (pembersihan) yaitu memeriksa,
membersihkan dan menjaga agar tempat kerja selalu bersih. Seiketsu (pemantapan) yaitu
memberikan informasi secara baik dan tepat waktu pada karyawan tentang pemeliharaan
tempat kerja. Shitsuke (pembiasaan) yaitu membiasakan kepada para karyawan untuk tetap
memelihara lingkungan kerjanya.
2.5. Analisa Metode Deskriptif dengan Teknik Rekayasa
Kesimpulan dari penelitian evaluasi dan modifikasi tata letak fasilitas produksi jamur
tiram studi kasus petani jamur di daerah Cisarua ini adalah bahwa tata letak fasilitas produksi
jamur tiram masih dapat dimodifikasi menjadi tata letak yang lebih baik dari segi teknis
maupun ekonomis. Hasil modifikasi tersebut menghasilkan perbedaan perbedaan selisih yang
berarti antara tata letak awal dengan tata letak baru pada :
1. Selisih ongkos hasil evaluasi antara kedua tata letak adalah sebesar Rp 58.640
2. Selisih total jarak yang ditempuh untuk pemindahan bahan antara kedua tata letak adalah
121,53 meter.
3. Selisih lama waktu proses produksi antara kedua tata letak adalah 4,35 jam.
Hasil dari evaluasi evaluasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa tata letak hasil
modifikasi yang baru lebih baik dari tata letak sebelumnya
-
12
KESIMPULAN
Dari serangkain penjelasan dan ulasan pada pembahasan di atas adabeberapa halyang bisa
diambil sebagai kesimpulandari review ini antara lain:
Metode dalam menentukan tata letak tempat sangat bervariasi diantaranya :sistematic layout planning
(SLP), Perancangan Tata Letak Fleksibel, Nonstructural Fuzzy Decision Support System (NSFDSS),
Metode Pro Model dan lainnya.
Untuk tata letak fasilitas sendiri metode yang digunakan diantaranya : Pendekatan Group Technology
dan Algoritma Blocplan, Metode WITNESS, Metode System Layout Planing (SLP) dan lainnya.
Dari semua metode metode di atas terdapat kekurangan dan kelebihan, tergantung oleh kondisi
objek yang akan diaplikasikan metode tersebut.
Langkah langkah yang dilakukan dalam menentukan tata letak tempat yang baik yaitu dengan
menyiapkan pengetahuan akan dasar dasar tata letak. Kemudian analisa terhadap mesin, karyawan,
proses produksi dan kondisi tempatnya. Selanjutnya semua aspek aspek yang mendukung tersebut
diidentifikasi dan akan menghasilkan suatu keputusan keputusan tata letak sementara yang baik.
Pada akhirnya, ditentukan tata letak yang paling baik dengan pertimbangan dari semua pihak.
Dalam tata letak tempat ada pengaruh yang akan terjadi seperti jurnal yang telah dibahas sebelumnya
yaitu citra perusahaan dan keputusan pembelian.
Dalam menentukan tata letak fasilitas perlu diperhatikan penempatan, jarak, pemisahan,
pengelompokan dan penyusunan daripada mesin dan seluruh komponen dari seluruh aspek di pabrik
tersebut.
Untuk tata letak fasilitas sendiri ada pengaruh juga seperti meminimalkan ongkos material handling,
meningkatkan optimasi produktifitas dan kefisienan waktu.
-
13
DAFTAR PUSTAKA
Forza, C., Vinelli, A., & Filippini, R. (1993). Telecommunication Services for Quick
Response in the Textile-Apparel Industry. Proceedings of the 1st International
Symposium on Logistic (hal. 119-126). The University of Nottingham.
Islam, I. I. (2012). Pengaruh Strategi Lokasi Dan Tata Letak Terhadap Citra Perusahaan Dan
Keputusan Pembelian. Institut Manajemen Telkom Bandung.
Lyche, T., & Morken, K. (2004). Spline Methods. Dipetik November 09, 2009, dari
http://www.ubion.com/umn/english/index.html
Noor, J. (2011). Metodologi Penelitian - skripsi, tesis, disertasi dan karya ilmiah.
KencanaPrenada Media Group.
Roslin, E. N., Seang, O. G., & Dawal, S. Z. (2008). A Study on Facility Layout in
Manufacturing Production.
SISKA, M., & HENRIADI. (2012). PERANCANGAN FASILITAS PABRIK TAHU
UNTUK. UIN Sultan Syarif Kasim Riau.
Susetyo, J., Simanjuntak, R. A., & Ramos, J. M. (2010). Perancangan Ulang Tata Letak
Fasilitas Produksi Dengan Pendekatan Group Technology Dan Algoritma Blocplan
Untuk Meminimasi Ongkos Material Handling. AKPRIND Yogyakarta.