tugas ke 9

13
PENENTUAN TATA LETAK PABRIK Di Buat Oleh : Imam Arifin Rosyadi, Selna Shalawati , Dewi Rahmawati ABSTRAK Pembangunan pabrik terkait tata letaknya dapat didasari pada berbagai macam metode untuk menentukan lokasi atau tempatyang tepat. Tidak hanya untuk tempat saja, tetapi juga pengaturan untuk tata letak fasilitas di dalam pabrik juga harus direncanakan pula dengan matang. Dua hal ini akan sangat berpengaruh bagi kemampuan perusahaan untuk memproduksi barang. Sehingga penentuan tata letak harus sangat diperhatikan, karena sangat berpengaruh terhadap produktivitas suatu pabrik. Pemilihan tempat akan tergantung dari jenis benda produksi, bahan material, konsumen dan lain sebagainya. Kesalahan dalam pemilihan tempat akan berpengaruh pada biaya, nama perusahaan dan jumlah konsumen. Perancangan tata letak akan mempunyai dampak yang panjang bagi perusahaan sehingga dibutuhkan ketelitian, keahlian, kesiapan dan tentunya metode-metode yang menunjang untuk merencanakannya. Pengaturan akan tata letak fasilitas akan meningkatkan efisiensi dan kemampuan manusia untuk menjangkau letak fasilitas yang adadi dalam pabrik. Hal ini juga akan berpengaruh terhadap jarak antar fasilitas yang terhubung antar satu dengan yang lainnya. Pengurangan jarak akan mempersingkat waktu, biaya dan mengurang tenaga yang digunakan dalam proses produksi. Hal tersebut diwujudkan dengan menerapkan metode yang baik dan sesuai dengan kondisi pabrik itu sendiri. Dalam review ini akan dibahas serangkaian metode dari jurnal-jurnal sebelumnya terkait dengan tata letak tempat dan fasilitas serta pengaruhnya bagi perusahaan. Kata kunci: tata letak, fasilitas, tempat, perancangan, pengaruh bagi perusahaan.

Upload: delsimlab

Post on 16-Sep-2015

32 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

delsim laboratory recruit

TRANSCRIPT

  • PENENTUAN TATA LETAK PABRIK

    Di Buat Oleh : Imam Arifin Rosyadi, Selna Shalawati , Dewi Rahmawati

    ABSTRAK

    Pembangunan pabrik terkait tata letaknya dapat didasari pada berbagai macam metode untuk

    menentukan lokasi atau tempatyang tepat. Tidak hanya untuk tempat saja, tetapi juga pengaturan

    untuk tata letak fasilitas di dalam pabrik juga harus direncanakan pula dengan matang. Dua hal ini

    akan sangat berpengaruh bagi kemampuan perusahaan untuk memproduksi barang. Sehingga

    penentuan tata letak harus sangat diperhatikan, karena sangat berpengaruh terhadap produktivitas

    suatu pabrik.

    Pemilihan tempat akan tergantung dari jenis benda produksi, bahan material, konsumen dan lain

    sebagainya. Kesalahan dalam pemilihan tempat akan berpengaruh pada biaya, nama perusahaan dan

    jumlah konsumen. Perancangan tata letak akan mempunyai dampak yang panjang bagi perusahaan

    sehingga dibutuhkan ketelitian, keahlian, kesiapan dan tentunya metode-metode yang menunjang

    untuk merencanakannya.

    Pengaturan akan tata letak fasilitas akan meningkatkan efisiensi dan kemampuan manusia untuk

    menjangkau letak fasilitas yang adadi dalam pabrik. Hal ini juga akan berpengaruh terhadap jarak

    antar fasilitas yang terhubung antar satu dengan yang lainnya. Pengurangan jarak akan

    mempersingkat waktu, biaya dan mengurang tenaga yang digunakan dalam proses produksi. Hal

    tersebut diwujudkan dengan menerapkan metode yang baik dan sesuai dengan kondisi pabrik itu

    sendiri.

    Dalam review ini akan dibahas serangkaian metode dari jurnal-jurnal sebelumnya terkait dengan

    tata letak tempat dan fasilitas serta pengaruhnya bagi perusahaan.

    Kata kunci: tata letak, fasilitas, tempat, perancangan, pengaruh bagi perusahaan.

  • 2

    PENDAHULUAN

    Pada era globalisasi ini, Indonesia sedang mengalami perkembangan di berbagai bidang,

    salah satunya adalah perindustrian. Contohnya yaitu semakin banyak perusahaan perusahaan yang

    semakin eksis dengan mendirikan pabrik pabrik yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dengan

    harapan bisa menjangkau masyarakat Indonesia sebagai target penjualan. Perusahaan perusahaan itu

    terus berlomba lomba meningkatkan kualitas penjualannya dengan mendirikan pabrik pabrik

    tersebut. Namun semakin banyak perusahaan yang melakukan hal tersebut, maka sebuah perusahaan

    harus memiliki sebuah strategi yang sangat baik dalam menjaga persaingannya dengan perusahaan

    lain.

    Salah satunya adalah strategi dalam menentukan tata letak pabrik, karena hal tersebut sangat

    penting bagi peningkatan kualitas penjualan dari suatu perusahaan. Tata letak menentukan segala

    aspek yang sangat berpengaruh terhadap hasil yang baik.

    Strategi lokasi dan tata letak merupakan satu keputusan penting yang akan menentukan

    efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang yang dapat membantu organisasi mencapai sebuah

    strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah, atau respon yang cepat. (Islam, Pengaruh Strategi

    Lokasi Dan Tata Letak Terhadap Citra Perusahaan Dan Keputusan Pembelian, 2012). Mengatur tata

    letak tempat adalah tugas rutin bagi karyawan yang mengatur tata letak dalam tahap sebelum kontrak

    ataupun setelah kontrak. Hal ini merupakan ciri-ciri dari multikriteria dan multiobjektivitas dari

    masalah konstruksi (Tam, Tong, Leung, & Chiu, 2002).

    Selain dari tata letak pabrik itu sendiri, tata letak fasilitas yang ada di dalamnya juga harus

    diperhatikan demi menunjang kualitas perusahaan tersebut.Tata letak fasilitas didefinisikan

    sebagai pengurutan fisik dari semua yang dibutuhkan oleh produk atau pelayanan, termasuk

    mesin,karyawan,material, dan barang jadi. Bahkan tata letak fasilitas mempengaruhi bagaimana

    suatu proyek itu berjalan. Tata letak fasilitas sangat penting bagi seluruh lokasi, khususnya pada

    manufaktur (Roslin, Seang, & Dawal, A Study on Facility Layout in Manufacturing

    Production, 2008).Mulai dari pemanfaatan ruang daripada pabrik agar dapat dimanfaatkan secara

    efisien, distribusi barang juga akan dipengaruhi oleh permasalahan ruang pabrik, sehingga

    performansi perusahaan juga tergantung daripada tata letak fasilitas pabrik tersebut.

    Tata letak fasilitas pabrik memiliki dampak yang cukup significant terhadap

    performansi perusahaan seperti ongkos material handling, work-in process inventory, lead

    times, produktivitas, dan performansi pengantaran. (Susetyo, Simanjuntak, & Ramos, 2010)

    Jadi, tata letak itu sendiri mempengaruhi bagaimana sebuah proyek itu berjalan. Tata letak

    pabrik yang strategis akan memacu peningkatan kualitas dari proyek itu. Penelitian tentang tata letak

  • 3

    fasilitas menjadi semakin penting saat ini(Roslin, Seang, & Dawal, A Study on Facility Layout

    in Manufacturing Production, 2008).

    Maka dari pada itu, penulis membuat jurnal ini dengan maksud untuk dapat mengetahui

    informasi mengenai tata letak pabrik itu sendiri. metode yang digunakan yaitu dengan me-review

    jurnal yang telah dibuat dan dipublikasikan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan mengenai tata letak

    pabrik dari jurnal jurnal tersebut.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    1. Tata Letak Tempat

    1.1. Analisa Tata Letak Tempat untuk efektifitas produksi

    Perancangan tata letak pabrik sangat penting demi meningkatnya produktivitas

    suatu perusahaan. (Roslin, Seang, & Dawal, 2008). Perancangan tata letak sangat

    kompleks dengan hubungannya oleh faktor faktor seperti para karyawan, posisi mesin

    dan alat alat, dan hubungan antara mesin dan komponennya.

    Urutan prosedurnya berdasarkan langkah langkah berikut:

    1. Pengetahuan mengenai tata letak telah di perlajari.

    2. Mesin yang dibutuhkan ada.

    3. Proses produksinya telah dianalisa.

    4. Tata letak pabrik telah dianalisa dan diidentifikasi.

    5. Saran saran yang telah dikumpulkan dalam pembuatan laporan perencanaan

    sebelumnya, digunakan sebagai salah satu acuan dalam penyusunan perencanaan tata

    ruang.

    Berdasarkan studi proses pabrikasi, berikut detil daripada perancangan alur material:

    a. Sand mold

    Semua daerah dipisahkan dan bekerja pada bidang bidang yang berbeda.

    Masalah yang ditemukan yaitu dinding pemisah sand mold dan furnace, yang

    menyebabkan bagian daerah yang tidak langsung antara dua daerah itu dimana

    terjadi peningkatan konsumsi untuk perpindahan logam cair.

    b. Core warehouse

  • 4

    Pada bagian ini, terdapat ruangan segiempat yang dikelilingi oleh pagar logam

    dan sebuah pintu masuk dan keluar. Di dalam ruangan tersebut, inti intinya

    berada di atas lantai yang menyebabkan tidak maksimalnya penggunaan.

    c. Core making

    Pembuatan inti dan bagian inti gudang harus dipindahkan menjadi

    bersebelahan yang urut untuk menurunkan konsumsi waktu dalam pemindahan

    inti.

    d. Disassembly and surface finishing.

    Jarak dari bagian sand mold sampai pelepasan dan bagian penyelesaian

    permukaan jauh secara tidak langsung menyebabkan kegiatan pengiriman

    membutuhkan waktu yang lebih lama.

    Masalah yang terjadi adalah semua jenis pekerjaan yang ditempatkan bersama

    tanpa pemisah menyebabkan semua produk tercampur.

    Jarak alur kerja dari tata letak yang dimodifikasi pada bagiannya bisa

    dikurangi. Tidak hanya perbaikan alur kerja, tapi juga kejadian dari objek yang tidak

    berurutan selama pengiriman material bisa dikurangi. Akhirnya penyusunan kembali

    tata letak akan menurunkan jarak dan konsumsi waktu pada alur material.

    1.2. Metode Systematic Layout Planning (SLP)

    Menurut studi dari proses manufaktur, ditemukan bahwa jarak jauh dapat dikurangi

    untuk memindahkan bahan baku dan masalah tentang daerah yang tidak produktif dapat

    diselesaikan. Cara untuk memperbaiki pabrik adalah menerapkan metode SLP untuk membuat

    alur kerja terus menerus dengan mengatur urutan penting manufaktur.

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari tata letak pabrik manufaktur besi

    berdasarkan pola teori sistematic layout planning (SLP) untuk meningkatkan produktivitas.

    Jumlah peralatan dan alat-alat produksi besi dipelajari dalam studi kasus ini. Penelitian yang

    rinci berkaitan dengan tata letak pabrik seperti bagan proses operasi, aliran material dan

    aktivitas hubungan grafik telah diteliti. Tata letak pabrik masa depan (baru) telah dirancang dan

    dibandingkan dengan tata letak pabrik saat ini. Metode SLP menunjukkan bahwa tata letak

    pabrik baru secara signifikan mengurangi jarak aliran material dari proses pemotongan material

    sampai tersimpan di gudang.

  • 5

    1.3. Perancangan Tata Letak Fleksibel

    Dalam makalah ini, dibahas masalah perancangan tata letak pabrik yang fleksibel untuk

    fasilitas manufaktur. Diajukan sebuah prosedur baru untuk merancang tata letak tersebut.

    Prosedur baru yang secara eksplisit menjelaskan sifat stokastik permintaan barang,

    memungkinkan untuk beberapa departemen terpisah dari jenis yang sama untuk berada dalam

    fasilitas yang sama, dan membiarkan aliran material antara pasangan masing-masing

    departemen ditentukan bersamaan dengan lokasi departemen.

    Data hasil penelitian menunjukkan bahwa tata letak yang terdistribusi umumnya

    menghasilkan tata letak yang lebih fleksibel dan kuat daripada yang dihasilkan dari tata letak

    fungsional di mana departemen dari jenis yang sama dibatasi untuk berada di lokasi tetangga.

    Bahkan, ketika duplikasi departemen tinggi, perbedaan kinerja antara tata letak dengan

    distribusi yang cukup dari departemen ditemukan menjadi rendah. Di sisi lain, dengan tidak

    adanya duplikasi departemen, kebutuhan untuk berhati-hati dalam memilih tata letak yang

    paling fleksibel menjadi lebih penting dan prosedur yang disajikan di sini menjadi lebih berarti.

    Penelitian selanjutnya, bagaimanapun, diperlukan dalam rangka untuk menggeneralisasi

    pengamatan ini.

    Beberapa isu masih tetap harus diselidiki. Dalam tulisan ini, ditunjukkan bahwa

    beberapa tingkat duplikasi departemen mungkin diinginkan. Hal ini tidak begitu jelas,

    bagaimanapun juga, berapa banyak duplikasi umunya dibutuhkan dan / atau dapat diberikan.

    Metodologi untuk menentukan tingkat optimal duplikasi harus dikembangkan. Fakta bahwa

    departemen tertentu diduplikasi juga merupakan tantangan bagi pekerjaan workload dari

    periode ke periode. Prosedur alokasi volume aliran yang dijelaskan dalam makalah ini tentu

    dapat digunakan. Kendati prosedur tersebut harus diperkaya dengan rincian tambahan

    mengenai perkakas, tenaga kerja, dan persyaratan material handling.

    1.4. Pengaruh Strategi Lokasi dan Tata Letak terhadap Citra Perusahaan dan Keputusan

    Pembelian

    Penelitian ini difokuskan pada pengungkapan hubungan kausal antar variabel, yaitu

    penelitian yang mengarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat berdasarkan akibat

    yang terjadi terhadap pengamatan. Hal ini ditujukan untuk memisahkan pengaruh langsung dan

    tidak langsung dari suatu variabel penyebab terhadap variabel akibat.(Islam, 2012)

    Hal-hal yang dianalisis antara lain:

    1. Penerapan strategi lokasi (X1)

    2. Penerapan strategi tata letak (X2)

  • 6

    3. Citra perusahaan (Y1)

    4. Keputusan pembelian (Y2)

    Penelitian ini termasuk ke dalam studi cross sectional, karena pengambilan data

    penelitian dilakukan sekali untuk menjawab penelitian atau hipotesis pda waktu tersebut.

    Penelitian yang dilakukan pada metode ini ialah dengan melakukan pendekatan

    kuantitatif. Pendekatan kuantitatif itu sendiri bertujuan untuk menguji teori-teori tertentu

    dengan meneliti hubunga antar variabel. Biasanya variabel-variabel tersebut diukur dengan

    instrumen penelitian sehingga dapat menganalisis berdasarkan prosedur statistik data yang

    terdiri dari angka-angka.. Skala pengukuaran yang digunakan adalah skala ordinal dan skala

    instrument yang digunakan adalah skala Likert (Noor, 2011). Untuk menilai keabsahan dari

    instrument penelitian dilakukan pengujian validitas dan reabilitas.

    1.5. Sistem Pendukung Keputusan Fuzzy Nonstruktural

    Dalam penyusunan makalah yang terkait Nonstructural Fuzzy Decision Support

    System (NSFDSS), tujuannya adalah menyajikan pemecahan masalah yang terintegrasi baik

    dari penilaian akhir atau model dalam membantu pengambilan keputusan untuk

    mengidentifikasi urutan perencanaan fasilitas sementara dalam perencanaan tata letak tempat

    yang diterapkan pada proses penetapan prioritas.

    Dalam NSFDSS, fuzzy set memberikan kemampuan untuk model ambiguitas

    dan ketidaktepatan klasifikasi manusia dalam menangani kata samar dan ekspresi untuk

    perbandingan dan penilaian. Menggunakan teori himpunan fuzzy atau NSFDSS memiliki

    kelebihan:

    1. Memecahakan masalah ke banyak perbandingan yang berpasangan antara alternatif yang

    dapat mengurangi kesulitan membuat keputusan.

    2. Menerapkan konsistensi yang logis untuk perbandingan berpasangan dan

    pertimbanganbesarnya perbandingan itu bisa meningkatkan akurasi pemecahan masalah.

    3. Menggunakan semanticoperators yang mengintegrasikan kekuatan teori himpunan fuzzy

    untuk lebih meningkatkan analisis penilaian terbaik.

    NSFDSS dapat memberikan Fungsi sintesis tambahan di antara keputusan prioritas.

    Metode ini juga dapat secara sistematismenganalisispenilaian manusiauntuk

    menghasilkanbobot relatifdari faktor keputusandan elemen.

    Kesimpulan dari metode ini antara lain:

  • 7

    1. NSFDSScocokdi lokasitahap perencanaantata letak awal,

    2. Mengulangievaluasi danproses seleksicocok untukfasilitastempatutama

    3. Faktorevaluasi untukmempertimbangkanfasilitastempatdapat mempengaruhihasil evaluasi.

    2. Tata letak fasilitas

    2.1. Pendekatan Group Technology dan Algoritma Blocplan untuk meminimasi ongkos

    material handling

    Metode Blocplan adalah sistem fasilitas layout yang menggunakan komputer. Metode

    ini bertujuan untuk meningkatkan kefektifan, keefisienan dan fleksibilitas tinggi suatu pabrik

    dengan meminimalisir perpindahan jarak material dan ongkos material handling melalui

    langkah evaluasi kondisi tata letak fasilitas pabrik dengan pendekatan group technology.

    (Susetyo, Simanjuntak, & Ramos, 2010). Pengukuran jarak menggunakan pengukuran

    rectlinier dan pada pengukuran jarak dari masing masing titik tengah departemen produksi.

    Titik tengah ini untuk menghitung jarak antar mesin dengan metode jarak rectlinier.

    Perhitungan metode Rectlinierdengan rumus:

    | | | | (1)

    Penentuan jarak dengan Algoritma Blocplan dilakukan dengan menggambar ulang

    tata letak mesin, peralatan, operator menjadi suatu area atau blok blok dalam koordinat

    sumbu X dan sumbu Y. Rumus frekuensi perpindahan tiap komponen adalah

    (2)

    (3)

    Dengan nmat = banyak unit yang dipindah, dan c = kapasitas alat angkut rata rata,

    serta m = massa

    Ongkos pemindahan bahan baku:

    (4)

    Dengan r = jarak perpindahan ( m )

  • 8

    Untuk mengetahui besarnya penurunan jarak OMH maka dilakukan dengan

    mengurangkan jarak atau lokal OMH awal dengan jarak atau total OMH hasil Blocplan. Jadi,

    besarnya penurunan total OMH berdasarkan metode rectlinier yaitu:

    Penurunan total OMH = total OMH semula total OMH hasil relayout.

    Penurunan jarak tempuh tentu saja berpengaruh pada ongkos material handling

    secara keseluruhan. Selain itu penurunan total jarak ini akan memperngaruhi besarnya waktu

    kerja dari tenaga kerja yang bekerja di bagian produksi tersebut. Dengan jarak tempuh yang

    lebih pendek, maka secara otomatis akan mempercepat penyelesaian pekerjaan.

    Kemudian menentukan titik tengah ( koordinat ) departemen produksi.Group

    technology merupakan metode yang mencakup langkah langkah identifikasi dan

    pengelompokkan suatu bagian bagian yang serupa ke dalam suatu kelompok tertentu dengan

    memanfaatkan kesamaan dalam hal rancangan produk dan proses fabrikasi dalam siklus

    manufaktur. Kemudian metode penyusunan mesin di dalam suatu sel, dapat menggunakan

    metode Rank Order Clustering ( ROC ). Salah satu hal yang penting dalam mengambil

    keputusan pembentukan sel adalah maksimasi independensi antar sel dan maksimasi tingkat

    utilitasi mesin dalam tiap sel tanpa melanggar batasan ukuran sel dan jumlah sel yang telah

    ditetapkan. Masalah pembentukan sel mesin merupakan suatu bentuk masalah data clustering,

    karena data input datanya berupa sebuah matriks hubungan mesin dan komponen yang bernilai

    biner ( 0 dan 1 ).

    2.2. Metode WITNESS

    Proses pabrikasi dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pertama adalah

    pemproduksian produk dan tahap kedua adalah pemasukan produk ke bungkusnya serta

    pembungkusan.

    Dalam kaitannya dengan penentuan penempatan dua tangki minyak yang besar

    yaitu dekat dengan pintu utama yang besar dan suatu ruangan yang terisolir. Desain tata

    letak yang pertama yaitu dua tipe arus umum yang digunakan untuk merancang

    tataruang yang mana U-shaped flowi pada separuh proses yang pertama dan Straight-

    line flow pada separuh proses yang kedua. Desain tata letak yang kedua adalah S-shape

    flow digunakan sebagai arus umum dari proses tersebut.

    Perancangan tata letak yang baru untuk produksi pabrikasi adalah tata letak

    produk dimana susunan dari aktivitas pada sebuah urutan ditentukan berdasarkan urutan

    operasi dan tugas produksi.

  • 9

    Berdasarkan suatu studi, perancangan U-shape flow pattern dinilai lebih baik

    daripada perancangan S-shape. Karena perancangan U-shape flow pattern memiliki

    total panjang relatif lebih pendek daripada perancangan S-shape flow pattern. Hal ini

    dapat meminimalisir waktu produksi dan meningkatkan taraf produksi. Sementara itu

    ruang kosong untuk lorong pada perancangan U-shapeflow pattern lebih lebar daripada

    perancangan S-shape flow pattern. Ruang ekstra tersebut adalah sebagai keuntungan

    tambahan bagi perusahaan untuk proses material handling yangmana ruang ekstra ini

    bisa digunakan sebagai suatu alur untuk forklift.

    Kedua tata letak layout yang dipersiapkan juga dievaluasi dengan matriks

    prioritas sebelum proses seleksi dari perancangan tata letak dibuat. Perancangan tata

    letak dengan nilai tertinggi dipilih sebagai tata letak terbaik yang cocok. Evaluasi dan

    pengukuran nilai matriks tergantung pada pilihan oleh perencana dan perusahaan

    setelah proses pengungkapan pendapat.

    Pada suatu penelitian, kriteria perancangan dapat ditentukan oleh perencana

    berdasarkan kebutuhan perusahaan. Skala penilaian dapat dibagi menjadi lima

    kelompok ( 1=sangat buruk, 2=buruk, 3=sedang, 4=baik, 5=sangat baik ) digunakan

    untuk mengindikasi dampak dari kriteria tersebut.

    Pengukuran faktor mencakup nilai 1 sampai 10 yang ditandai pada setiap

    kriteria tata letak. Dari perhitungan tersebut, didapat bahwa U-shape flow pattern

    memiliki nilai yang lebih tinggi dari perancangan S-shape flow pattern. Berdasarkan

    penelitian tersebut, U-shapeflow pattern dipilih sebagai perencanaan tata letak yang

    ideal dan di rekomendasikan pada perusahaan.

    Software simulasi WITNESS digunakan untuk menetukan baris efisiensi dari

    tata letak pabrik yang dirancang. Penyusunan tempat kerja berdasarkan pada baris

    keseimbangan yang dihitung dengan menggunakan CMOM dan perhitungan manual.,

    yang kemudian hasilnya berbentuk laporan statistik.

    2.3. Sistem Pendukung Perancangan Tata Letak Fasilitas

    Sebagian besar tujuan awal dalam penelitian ini telah tercapai. Pertama, sebuah sistem

    berkembang yang mendukung cara yang ramah dan komprehensif, tahapan yang paling penting

    dari prosedur perencanaan fasilitas. Kedua, modularitas sistem terjamin, yang memungkinkan

    pengguna untuk mendekati seluruh proses keputusan secara terpadu atau sebaliknya, menuju

    hanya pada bagian dari proses tersebut. Ketiga, pilihan komponen perangkat lunak yang pokok

    dipilih untuk mengembangkan Design Support System (DSS) - dibuat di awal proses

  • 10

    pengembangan jangka panjang - ditemukan benar. Seandainya pilihan ini tidak memadai,

    mungkin dapat membahayakan perkembangan keseluruhan DSS pada tahap selanjutnya.

    Akhirnya, portabilitas dari sistem secara menyeluruh meyakinkan, sehingga menjamin

    kemungkinan pengembangan lebih lanjut dari DSS.

    Bagaimanapun juga, sistem yang diusulkan tidak mencapai semua persyaratan ideal

    untuk sebuah Sistem Pendukung Perancangan Tata Letak Fasilitas. Secara terbatas, terdapat

    sedikitnya dua isu utama yang perlu diperhatikan. Yang pertama mengenai desain dari sistem

    material handling, yang tidak didukung oleh dasar model mutakhir dari DSS. Pemodelan

    terpisah dari sistem material handling cukup layak. Namun, mengingat interaksi antara sistem

    dan tata letak fasilitas, pendekatan holistik jelas diinginkan. Meskipun pendekatan tersebut

    merupakan hambatan utama, selain beberapa penyederhanaan yang diperkenalkan dalam

    proses pemodelan. Sementara bahwa pendekatan yang ditemukan tidak layak, adalah tepat

    untuk menjaga dua subsistem yang terpisah tapi dimodelkan secara realistis, meninggalkan

    tugas pengintegrasian solusi yang sesuai sub-masalah untuk pengguna DSS.

    Isu kedua, untuk setiap tata letak, yaitu evaluasi perilaku dinamis dari sistem

    manufaktur utama. Secara khusus, penilaian ruang yang diperlukan untuk area penyimpanan

    work-in-process. Penggabungan teknik seperti simulasi atau sistem antrian mungkin berguna

    dalam konteks ini untuk jenis sistem manufaktur yang ditangani oleh DSS. Meskipun sistem

    secara keseluruhan masih harus diuji dalam aplikasi kehidupan nyata, modul desain tata letak

    fasilitas ini sudah digunakan dengan sukses dalam merancang ulang tata letak pabrik dari

    sebuah pabrik gabus.

    2.4. Metode Systematic Layout Planning (SLP)

    Pada metode SLP, dengan melaksanakan tiga tahapan yaitu tahap analisis material,

    tahap penelitian dan tahap proses seleksi.(SISKA & HENRIADI, 2012) Namun sebelumnya

    dikumpulkan data awal kondisi tata letakfasilitas pabrik sesuai dengan pendekatan metode SLP.

    Data yang diperlukan tersebut mengenai data rancangan produk, data rancangan proses dan

    data rancangan jadwal produksi. Setelah didapat data awal mengenai pabrik tersebut, bisa

    ditarik kesimpulan mengenai keadaan awal suatu pabrik tersebut. Selanjutnya masuk ke tahap

    analisis, yaitu menganalisa mulai dari analisis aliran material, analisis aktivitas, analisis diagram

    hubungan aktivitas, analisis pertimbangan keperluan ruangan dan ruangan yang tersedia.

    Setelah itu ke tahap kedua, yaitu tahap penelitian, mulai dari penelitian mengenai perencanaan

    diagram hubungan ruangan sampai dengan perancangan alternatif tata letak. Kemudian, tiba ke

  • 11

    tahap ketiga yaitu proses seleksi dengan jalan mengevaluasi altenatif tata letak yang telah

    dirancang.

    Setelah dilakukan metode SLP, permasalahan mengenai kondisi lingkungan kerja

    pabrik dapat diatasi dengan metode 5S, yaitu Seiri (sisih / ringkas) dengan mengidentifikasi

    suatu barang dan menyisihkannya jika barang tersebut tidak diperlukan. Seiton (penataan) yaitu

    mengelompokkan barang, menyiapkan tempat, memberi tanda batas, memberi tanda pengenal

    baran, dan membuat denah pengerjaan barang. Seiso (pembersihan) yaitu memeriksa,

    membersihkan dan menjaga agar tempat kerja selalu bersih. Seiketsu (pemantapan) yaitu

    memberikan informasi secara baik dan tepat waktu pada karyawan tentang pemeliharaan

    tempat kerja. Shitsuke (pembiasaan) yaitu membiasakan kepada para karyawan untuk tetap

    memelihara lingkungan kerjanya.

    2.5. Analisa Metode Deskriptif dengan Teknik Rekayasa

    Kesimpulan dari penelitian evaluasi dan modifikasi tata letak fasilitas produksi jamur

    tiram studi kasus petani jamur di daerah Cisarua ini adalah bahwa tata letak fasilitas produksi

    jamur tiram masih dapat dimodifikasi menjadi tata letak yang lebih baik dari segi teknis

    maupun ekonomis. Hasil modifikasi tersebut menghasilkan perbedaan perbedaan selisih yang

    berarti antara tata letak awal dengan tata letak baru pada :

    1. Selisih ongkos hasil evaluasi antara kedua tata letak adalah sebesar Rp 58.640

    2. Selisih total jarak yang ditempuh untuk pemindahan bahan antara kedua tata letak adalah

    121,53 meter.

    3. Selisih lama waktu proses produksi antara kedua tata letak adalah 4,35 jam.

    Hasil dari evaluasi evaluasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa tata letak hasil

    modifikasi yang baru lebih baik dari tata letak sebelumnya

  • 12

    KESIMPULAN

    Dari serangkain penjelasan dan ulasan pada pembahasan di atas adabeberapa halyang bisa

    diambil sebagai kesimpulandari review ini antara lain:

    Metode dalam menentukan tata letak tempat sangat bervariasi diantaranya :sistematic layout planning

    (SLP), Perancangan Tata Letak Fleksibel, Nonstructural Fuzzy Decision Support System (NSFDSS),

    Metode Pro Model dan lainnya.

    Untuk tata letak fasilitas sendiri metode yang digunakan diantaranya : Pendekatan Group Technology

    dan Algoritma Blocplan, Metode WITNESS, Metode System Layout Planing (SLP) dan lainnya.

    Dari semua metode metode di atas terdapat kekurangan dan kelebihan, tergantung oleh kondisi

    objek yang akan diaplikasikan metode tersebut.

    Langkah langkah yang dilakukan dalam menentukan tata letak tempat yang baik yaitu dengan

    menyiapkan pengetahuan akan dasar dasar tata letak. Kemudian analisa terhadap mesin, karyawan,

    proses produksi dan kondisi tempatnya. Selanjutnya semua aspek aspek yang mendukung tersebut

    diidentifikasi dan akan menghasilkan suatu keputusan keputusan tata letak sementara yang baik.

    Pada akhirnya, ditentukan tata letak yang paling baik dengan pertimbangan dari semua pihak.

    Dalam tata letak tempat ada pengaruh yang akan terjadi seperti jurnal yang telah dibahas sebelumnya

    yaitu citra perusahaan dan keputusan pembelian.

    Dalam menentukan tata letak fasilitas perlu diperhatikan penempatan, jarak, pemisahan,

    pengelompokan dan penyusunan daripada mesin dan seluruh komponen dari seluruh aspek di pabrik

    tersebut.

    Untuk tata letak fasilitas sendiri ada pengaruh juga seperti meminimalkan ongkos material handling,

    meningkatkan optimasi produktifitas dan kefisienan waktu.

  • 13

    DAFTAR PUSTAKA

    Forza, C., Vinelli, A., & Filippini, R. (1993). Telecommunication Services for Quick

    Response in the Textile-Apparel Industry. Proceedings of the 1st International

    Symposium on Logistic (hal. 119-126). The University of Nottingham.

    Islam, I. I. (2012). Pengaruh Strategi Lokasi Dan Tata Letak Terhadap Citra Perusahaan Dan

    Keputusan Pembelian. Institut Manajemen Telkom Bandung.

    Lyche, T., & Morken, K. (2004). Spline Methods. Dipetik November 09, 2009, dari

    http://www.ubion.com/umn/english/index.html

    Noor, J. (2011). Metodologi Penelitian - skripsi, tesis, disertasi dan karya ilmiah.

    KencanaPrenada Media Group.

    Roslin, E. N., Seang, O. G., & Dawal, S. Z. (2008). A Study on Facility Layout in

    Manufacturing Production.

    SISKA, M., & HENRIADI. (2012). PERANCANGAN FASILITAS PABRIK TAHU

    UNTUK. UIN Sultan Syarif Kasim Riau.

    Susetyo, J., Simanjuntak, R. A., & Ramos, J. M. (2010). Perancangan Ulang Tata Letak

    Fasilitas Produksi Dengan Pendekatan Group Technology Dan Algoritma Blocplan

    Untuk Meminimasi Ongkos Material Handling. AKPRIND Yogyakarta.