tugas karang

Upload: inharr-syamsinar

Post on 16-Jul-2015

147 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

A. Terumbu Karang Terumbu karang merupakan ekosistem perairan tropis yang begitu banyak perannya bagi kehidupan diperairan. Ekosistem ini merupakan habitat berbagai biota laut untuk tumbuh dan berkembang biak dalam kehidupan yang seimbang. Salah satu kekhasan dari terumbu karang adalah produktivitas dan keanekaragaman yang tinggi, pada ekosistem ini terdapat sejumlah spesies biota yang sangat banyak. Pada umumnya terumbu karang hidudan berkebang biak di daerah pantai dengan kedalaman tidak lebih dari 40 m dari permukaan air laut. Ekosistem ini memiliki banyak fungsi dan nilai ekonominya sangat penting terutama bagi sektor perikanan. Namun ekosistem ini mudah sekali mengalami kerusakan karena letaknya yang berdekatan dengan peisir, dimana paling mudah dipengaruhi oleh aktifitas manusia. Terumbu karang tergolong ekosistem yang sangat produktif, secara taksonomi sangat beragam pada perairan laut dangkal. Stuktur fisiknya terdiri dari kerangka kalsium karbonat yang membentuk bahan padatan yang keras dalam jangka waktu yang relatif lama. Pertumbuhan karang memerlukan kejernihan air ang tinggi dan ketersedian unsur hara yang renah. Dengan peran Zoozantthellae maka hewan karang ini dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Suhu kehidupannya berada pada batas antara 16 sampai 34 derajat Celcius, kondisi ini mencerminkan kehidupan pada daerah tropis dan sub tropis. Kondisi terumbu karang di Indonesia dari waktu ke waktu mengalami tekanan yang cukup parah akibat dari berbagai aktifitas manusia baik langsung maupun tidak langsung sehingga terumbu karang mengalami kerusakan. Dalam upaya menanggulangi masalah kerusakan ekosistem terumbu karang diperlukan langkah-langkah yang serius dan berkesinambungan. Selama ini upaya upaya yang telah ditempuh adalah melalui pengembangan karang buatan dan penanaman karang hidup yang disebut dengan transplantasi karang. B. Anatomi Menurut Nybakken (1988), koloni karang adalah kumpulan dari berjuta-juta polip penghasil bahan kapur (CaCO3) yang memiliki kerangka luar yang disebut koralit. Pada koralit terdapat septum-septum yang berbentuk sekat-sekat yang dijadikan acuan dalam penentuan jenis karang. Polip karang mempunyai mulut yang terletak di bagian atas dan juga berfungsi sebagai dubur; tentakel-tentakel yang digunakan untuk menangkap

mangsanya; serta tubuh polip. Tubuh polip karang terdiri dari tiga lapisan, dari luar ke dalam tersusun sebagai berikut : Ektoderm, mesoglea dan endoderm. Dalam lapisan endoderm, hidup simbion alga bersel satu yang disebut Zooxonthello, yang dapat menghasilkan zat organik yang melalui proses fotosistesis yang kemudian disekresikan sebagian ke dalam jaringan polip karang sebagai pangan. Makanan yang masuk dicerna oleh filamen khusus mesenteri dan sisa makanan dikeluarkan melalui mulut.

(Terangi, 2010). Gambar 1. Tubuh polip karang Karang atau disebut polip memiliki bagian-bagian tubuh terdiri dari :

mulut dikelilingi oleh tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa dari perairan serta sebagai alat pertahanan diri.

rongga tubuh (coelenteron) yang juga merupakan saluran pencernaan (gastrovascular).

dua lapisan tubuh yaitu ektodermis dan endodermis yang lebih umum disebut gastrodermis karena berbatasan dengan saluran pencernaan. Di antara kedua lapisan terdapat jaringan pengikat tipis yang disebut mesoglea.

Jaringan ini terdiri dari sel-sel, serta kolagen, dan mukopolisakarida. Pada sebagian besar karang, epidermis akan menghasilkan material guna membentuk rangka luar karang. Material tersebut berupa kalsium karbonat (kapur). Polip anthozoa berbeda dengan polip hydrozoa, karena mulutnya

berhubungan dengan pharynx, rongga gastrovaskuler terbagi atas sekat sekat longitudinal (septa) menjadi beberapa kamar, gastrodermis pada sekat mengandung nematokis dan gonad. Hidup sebagai polip soliter atau koloni; dalam daur hidupnya tidak ada stadia medusa. Kelas anthozoa mencakup lebih dari 6000 spesies, 2 subklas (Zoantharia dan Alycyonaria). Salah satu dari subklas Zoantharia adalah Sea anemone. Sea anemone adalah polip soliter, tinggi antara 1,5-5cm dengan diameter 1-2cm; terkecil 4mm dan terbesar stoichatis di great barrier reef denagn diameter ujung oral sampai 1m. warna bervariasi putih, hijau, biru, jingga, merah atau perpaduan berbagai warna. Terdapat diperairan pantai seluruh dunia terutama daerah tropis, pada batu, cangkang atau meliang di lumpur atau pasir. Bagian terbesar sea anemone adalah sebuah batang tubuh seperti tabung, di bagian aboral terdapat telapak kaki yang datar (pedal disk), di bagian oral agak melebar terdapat mulut dikelilingi tentakel bolong berjumlah 6 helai sampai beberapa ratus helai. Bentuk mulut lonjong, pada salah satu atau kedua ujung terdapat alur bercilia yang terus memanjang pada sisi pharynx, untuk mengalirkan air ke rongga gastrovaskuler. Alur bercilia pada sea anemone disebut siphonoglyph. Bentuk mulut yang memanjang dan adanya siphonoglyph menyebabkan sea anemone tidak simetri radial tapi simetri bilateral. Mesoglea tebal berisi serabut dan sel amoeboid bebas. Epidermis banyak mengandung lender kadang-kadang mempunyai flagella. Ostia pada septa untuk mengalirkan air antar kamar-kamar. Filament dan acontia kaya nematokis dan sel kelenjar acontia dapat keluar melalui dinding tubuh atau mulut sebagai alat penangkis. Bila sea anemone mengkerut mengecil, permukaan batang tubuh dekat oral akan menutupseluruh tubuh bagian atas (Suwignyo, 2000). Polip karang bersimbiosis dengan biota lainnya. Dalam kehidupan berasosiasi ini karang berperan sebagai produsen sekaligus sebagai konsumen. Hal tersebut disebabkan karena karang bersimbiosis dengan Zooxanthellae yang

menghasilkan bahan organik, disamping itu karang juga memakan plankton untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Karena anggota anggota terumbu karang yang dominan adalah karang, maka perlu dimengerti sedikit mengenai anatominya. Karang adalah anggota filum Cnidaria, yang termasuk mempunyai bermacam macam bentuk seperti uburubur, hydroid, hydra air tawar dan anemon laut. Karang dan anemon laut adalah anggota taksonomi kelas yang sama, yaitu anthozoa. Perbedaan yang utama adalah bahwa karang menghasilkan kerangka luar dari kalsium karbonat, sedangkan anemon tidak. Karang dapat berkoloni atau sendiri, tetapi hampir semua karang hermatipik merupakan koloni, dengan berbagai individu hewan karang atau polip mempunyai mangkuk kecil atau koralit dalam kerangka yang masif. Tiap mangkuk atau koralit mempunyai beberapa seri septa yang tajam dan bebrbentuk daun yang keluar dari dasar. Pola septa berbeda beda setiap spesies dan merupakan dasar dalam pembagian spesies karang (Nybakken, 1992). Ditinjau dari segi anatomisnya secara singkat dapat diuraikan bahwa karang tersusun atas unit unit organisme yang sangat kecil atau disebut polip. Polip tersusun atas 2 lapis jaringan yakni : lapisan epidermis dan gastrodermis yang menempel pada suatu rangka sedangkan antara dua lapisan tersebut dibatasi oleh lapisan mesoglea. Hewan polip juga mempunyai senjata untuk menangkap massa berupa benang (mesentery filaments) yang mengandung nematocyst. Sistem pencernaan terdiri dari mulut, tenggorok, dan columella (bagian tengah dari corralite dibawah mulut). Corralite merupakan bagian rangka yang diendapkan oleh satu hewan polip. Dinding rangka yang mengelilingi masing masing polip disebut theca. Sedangkan bahan rangka yang mengelilingi koralit disebut coenosteum. Antar polip dihubungkan oleh jaringan yang disebut coenosarc. Tiap koralit terdapat septa yang merupakan struktur menyerupai lempeng dari bahan kapur tersusun radier dari dinding rangka menuju ke titik tengah koralit (Wibisono, 2005). C. Morfologi Karang Morfologi terumbu karang tersusun atas kalsium karbonat (CaCO3) dan terdiri atas lempeng dasar, merupakan lempeng yang berfungsi sebagai pondasi dari septa yang muncul membentuk struktur tegak dan melekat pada dinding

yang disebut epiteka. Keseluruhan skeleton yang terbentuk dari satu polip disebut koralit, sedangkan keseluruhan skeleton yang terbentuk dari banyak polip dari satu individu atau koloni disebut koralum. Permukaan koralit yang terbuka disebut kalik. Septa dibedakan menjadi septa pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya, tergantung dari besar-kecil dan posisinya. Septa yang tumbuh hingga mencapai dinding luar dari koralit disebut kosta. Pada dasar sebelah dalam dari septa tertentu umumnya dilanjutkan oleh suatu struktur yang disebut pali. Struktur yang berada di dasar dan tengah koralit sering merupakan kelanjutan dari septa yang disebut kolumela (IPB, 2008). Sedangkan menurut Manuputty (1998), Karang lunak sesuai dengan namanya memiliki tubuh yang lunak tapi lentur. Jaringan tubuhnya disokong oleh kumpulan duri-duri kecil yang kokoh, tersusun sedemikian rupa sehingga tubuhnya lentur dan tidak mudah putus atau sobek. Duri-duri tersebut disebut spikula, mengandung karbonat kalsium. Secara sepintas karang lunak tampak seperti tumbuhan karena bentuk koloninya bercabang seperti pohon, memiliki tangkai yang identik dengan batang dan tumbuh melekat pada substrat dasar yang keras.

Gambar 2. Morfologi Polip Karang

Taksonomi Karang Biota karang batu pembentuk terumbu dicirikan dengan kemampuannya memproduksi kapur sebagai rangka dan menjadi bahan dasar pembangun terumbu karang. Secara taksomi biota karang batu termasuk ke dalam anggota Filum Coelentrata. Biota karang bersama biota lainnya yang termasuk dalam filum ini dicirikan dengan bentuk tubuh sederhana, radial simetris dengan satu rongga tubuh tunggal yang disebut dengan Coelum. Hampir sebagian besar

kelompok biotanya dilengkapi dengan sel-sel penyengat (nematocyte) sehingga filum ini dikenal juga dengan nama lain Cnidaria (Colin dan Anerson, 1995 ; Veron, 2000). Bersama biota karang lunak, biota karang batu diklasifikasikan ke dalam Kelas Anthozoa dengan ciri utama memiliki siklus hidup dewasa pada stadium polip dengan lengan-lengan tentakel. Perbedaan utama biota karang lunak dan karang keras adalah jumlah tentakel yang dimilki yaitu kelipatan delapan (8) dan kelipatan enam (6), sehingga mereka dibedakan lagi dalam dua sub kelas yaitu Octocoralia (jumlah tentakel kelipatan 8) dan Hexacorallia (jumlah tentakel

kelipatan 6). Semua biota karang dalam Kelas Hexacorallia adalah biota-biota pembentuk terumbu dengan ordo tunggal Scleractinia dan beberapa ordo lain dari Kelas Octocoralia yaitu Helioporaria dan Stolonifera ditambah satu ordo dari Kelas Hydrozoa yaitu Stylasterina (Sorokin, 1992 ; Veron, 2000 ;

Suharsono, 2008).

Gambar 3. Bagan klasifikasi Filum Coelentrata, karang batu pembentuk terumbu berada dalam kolom ordo cetak tebal (Sorokin, 1993)

DAFTAR PUSTAKA http://konservasi-laut.blogspot.com/search/?q=taksonomi+karang&x=0&y IPB, 2008. Bab II 2008rer. Bogor Agricultural University. Bogor. Manuputty, Anne W.E., 1998. Beberapa Karang Lunak (Alcyonaria) Penghasil Substansi Bioaktif. Puslitbang Oseanologi LIPI. Jakarta. Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologi (alih bahasa dari Marine Biology : An Ecologycal Approach, Oleh : M. Eidman, Koesoebiono, D.G. Bengen, M.Hutomo, dan S. Sukardjo). PT Gramedia. Jakarta Suwignyo, 2000. Avertebrata Air, oleh Sugiarti Suwignyo, Bambang Widigdo, Yusli Wardianto, Majariana Krisanti. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta. Terangi, 2010. http://www.terangi.or.id/publications/pdf/biologikarang.pdf. Wibisono, 2005. Pengantar Ilmu Kelautan. Penerbit Grasindo. Jakarta.

Tugas individu Koralogi Laut

Anatomi dan Taksonomi Karang

Nama Stambuk Jurusan

: Rezky Ramadhani : L111 10 251 : Ilmu Kelautan

JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012