tugas kapsel eks 2.docx

6
A. TANTANGAN GLOBAL SDM, TEKNOLOGI, BUDAYA, DAN EKONOMI 1. EKONOMI BERBASIS PENGETAHUAN (KNOWLEDGE-BASED ECONOMY) Melihat keragaman Indonesia (baik persoalannya maupun potensinya), terlebih lagi dengan sistem otonomi daerah yang sampai saat ini telah mencapai jumlah 539 daerah otonom (34 provinsi, 412 kabupaten dan 93 kota), maka pembangunan ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi (IPTEKIN) di daerah otonom merupakan keniscayaan. Penguatan sistem inovasi daerah, sangatlah penting untuk membangun ekosistem berinovasi yang baik di daerah-daerah tersebut. Hal ini perlu menjadi bagian integral dari pembangunan daerah. Kelemahan nilai tambah (produktivitas) atau daya saing industrial. Walaupun indutri di Indonesia cukup beragam dan berkembang, namun pada umumnya masih bergerak dalam proses nilai tambah yang relatif rendah dan memiliki struktur yang lemah, sehingga daya saingnya pun pada umumnya masih lebih rendah dibanding dengan industri-industri pesaingnya di luar negeri. Karena itu, langkah- langkah yang lebih progresif untuk mengembangkan klaster-klaster industri secara lebih terpadu, sesuai dengan potensi terbaik yang dimiliki. Indonesia masih memiliki kelemahan dalam menghasilkan dan mendayagunakan IPTEKIN secara terpadu dan sinergis. Simpul-simpul IPTEKIN masih bekerja masing-masing. Untuk memperkuat jaringan inovasi yang lebih efektif, sehingga kemitraan, dinamika aliran pengetahuan dan inovasi, serta kapasitas inovatif, baik secara kewilayahan, industrial dan institusional dapat meningkat secara signifikan.

Upload: adellamahadikaputri

Post on 15-Sep-2015

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sas

TRANSCRIPT

A. TANTANGAN GLOBAL SDM, TEKNOLOGI, BUDAYA, DAN EKONOMI

1. EKONOMI BERBASIS PENGETAHUAN (KNOWLEDGE-BASED ECONOMY) Melihat keragaman Indonesia (baik persoalannya maupun potensinya), terlebih lagi dengan sistem otonomi daerah yang sampai saat ini telah mencapai jumlah 539 daerah otonom (34 provinsi, 412 kabupaten dan 93 kota), maka pembangunan ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi (IPTEKIN) di daerah otonom merupakan keniscayaan. Penguatan sistem inovasi daerah, sangatlah penting untuk membangun ekosistem berinovasi yang baik di daerah-daerah tersebut. Hal ini perlu menjadi bagian integral dari pembangunan daerah. Kelemahan nilai tambah (produktivitas) atau daya saing industrial. Walaupun indutri di Indonesia cukup beragam dan berkembang, namun pada umumnya masih bergerak dalam proses nilai tambah yang relatif rendah dan memiliki struktur yang lemah, sehingga daya saingnya pun pada umumnya masih lebih rendah dibanding dengan industri-industri pesaingnya di luar negeri. Karena itu, langkah-langkah yang lebih progresif untuk mengembangkan klaster-klaster industri secara lebih terpadu, sesuai dengan potensi terbaik yang dimiliki. Indonesia masih memiliki kelemahan dalam menghasilkan dan mendayagunakan IPTEKIN secara terpadu dan sinergis. Simpul-simpul IPTEKIN masih bekerja masing-masing. Untuk memperkuat jaringan inovasi yang lebih efektif, sehingga kemitraan, dinamika aliran pengetahuan dan inovasi, serta kapasitas inovatif, baik secara kewilayahan, industrial dan institusional dapat meningkat secara signifikan. Pengembangan pust-pusat keunggulan (centers of excellence) dan pengembangan kawasan-kawasan IPTEKIN seperti kawasan teknopilitan adalah di antara beberapa prakarsa yang perlu ditingkatkan ke depan. Sangat terbatasnya bisnis-bisnis inovatif di Indonesia. perkembangan dari perusahaan yang ada maupun perusahaan-perusaahn pemula yang inovatif masih sangat terbatas, padahal perannya dalam perekonomian sangat penting. Perusahaan-perusahaan inovatif inilah yang dapat menjadi kunci motor penggerak dan modernisasi ekonom berbasis pengetahuan. Mereka tidak hanya penting bagi pertumbuhan ekonomi tetapi juga pembangunan ekonomi secara lebih luas. Dalam kaitan inilah Tatang mengusulkan agar pengembangan bisnis inovatif atau teknoprener ditingkatkan dan menjadi salah satu pioritas pembangunan. Masih banyak kebutuhan mendasar rakyat yang belum terpenuhi secara merata, termasuk air dan lingkungan, energi, pangan dan lainnya. Sementara dalam UUD 1945 (Amandemen Keempat) disebutkan bahwa salah satu hak dasar rakyat (hak asasi manusia) adalah memproleh kemanfaatan dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Itu sebabnya menurut Tatang, pengembangan dan pendayagunaan bidang tematik IPTEKIN tertentu, khususnya yang berkaitan dengan kebutuhan mendasar rakyat perlu diprioritaskan. Mayoritas pakar ekonomi berpendapat, dewasa ini besarnya investasi dan kapasitas pasar tidak memainkan peran vital dalam perkembangan ekonomi sebuah negara. Tapi peran tersebut dimainkan oleh sains dan teknologi. Poin yang senantiasa harus diperhatikan adalah untuk menggapai ekonomi yang berbasis pengetahuan tidak cukupdengan produksi dan penyebaran informasi serta menekuni pendidikan dan riset, namun yang paling penting adalah pemanfaatan sumber-sumber ekonomi secara permanen dan berkesinambungan. Sejatinya ekonomi berbasis pengetahuan bergerak dengan memanfaatkan lebih besar faktor-faktor produksi dan mengoptimalkan sumber ekonomi, sehingga pada akhirnya laju ekonomi akan semakin kencang. Oleh karena itu, untuk menanamkan peran teknologi dalam ekonomi dibutuhkan persiapan infrastruktur yang kuat. Pengadaan lembaga riset merupakan salah satu metode untuk memperkokoh infrastruktur ini. Dalam ekonomi maju terdapat hubungan erat dan berarti antara ekonomi muqawama dan ekonomi ilmiah.(IRIB Indonesia).

2. TEKNOLOGI INFORMASI DAN ARUS KOMUNIKASI Teknologi Komunikasi dan informasi mengalami perkembangan yang sangat hebat. Hadirnya internet berhasil menembus hambatan geografis, batasan negara, ras, adat, dll. Istilah 1000 negara di dunia akan dapat terwujud dalam dunia maya (cyberspace) melalui komputer yang terhubung ke setiap individu penggunanya. Yang berperan disini bukanlah negara melainkan individu, keberhasilan suatu negara dalam percaturan global ditentukan oleh keberhasilannya menghasilkan sumber daya manusia yang siap untuk bersaing, disamping tentunya pengadopsian teknologi komunikasi dan informasi. Beberapa dekade yang lalu manajer harus mengerjakan tugasnya di kantor perusahaan. Semua berkas pekerjaan tersimpan dalam filing cabinet. Untuk mendapatkan lembar atau berkas tertentu harus terlebih dahulu membuka berkas arsip dengan bantuan sekretaris atau staf pembantu. Tetapi semua itu tidak lagi dialami pada masa dewasa ini. Kemajuan teknologi informasi memungkinkan orang melakukan pekerjaan di manapun mereka berada, di rumah, di kendaraan dalam perjalanan, atau di tempat lain yang jauh dart kantor perusahaan, bahkan untuk penyelenggaraan suatu konferensi pun dapat dilakukan tanpa harus mengumpulkan peserta di sebuah ruangan. Dengan teknologi telecon-ference dan Internet suatu komunikasi dapat dilakukan dart jarak jauh bahkan antarbenua. Teknologi telah menjadikan jarak komunikasi dekat sehingga suatu aktivitas organisasi dapat dilaksanakan secara lebih efektif. Komputer menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perkembangan komunikasi, setelah era surat kabar, radio, dan televisi, kini komputer memegang peranan penting dalam penyebaran informasi. Kebutuhan manusia terhadap informasi akan terus meningkat sejalan dengan kebutuhan manusia akan penopang hidupnya, terutama ekonomi. Konsumsi informasi meningkat dalam menopang kebutuhan ekonomi tersebut. Dalam pekerjaan, sebagian besar kegiatan ekonomi pada saat ini termasuk memproduksi, memproses atau mendistribusian informasi, termasuk yang dihasilkan oleh media massa, telekomunikasi dan industri komputer. Saat ini para pekerja informasi mendominasi angkatan kerja dan proporsi pekerja yang terlibat dalam bidang informasi adalah lebih dari dua kali lipat dari satu generasi. Para pekerja informasi termasuk programer komputer, produsen televisi, jurnalis, advertising, Account Executive, Akuntan, Sekretaris dan juru tulis. Bahkan dalam bidang pertanian dan manufaktur, yang mendominasi dunia ditahuan 1950-an, teknologi informasi meningkat dalam kegunaannya. Akibat dari perubahan ini para pengamat menyimpulkan bahwa kita sekarang hidup pada masyarakat informasi. Komunikasi antar tempat, antar kota, antar negara, bahka antara bangsa, dapat dilakukan dengan cepat dan secara langsung dengan menggunakan internet. Batas-batas teritorial, adat, dan ras, seperti hilang. Karenanya peranan komunikasi sangatlah penting, internet jika diolah dengan proses komunikasi yang benar dan tepat, akan menghasilkan suatu produk yang sangat efektif dalam menjangkau khalayak. Teknologi baru telah membuahkan efisiensi di berbagai lembaga dan organisasi meskipun biaya komunikasi antarindividu masih relatif tinggi. Pada masa dewasa ini, rapat bisnis dapat diselenggarakan tanpa pertemuan tatap muka. Dengan pembicaraan telepon, e-mail, faksimili, pager, dan voice mail konferensi jarak jauh dapat diselenggarakan. Sistem Telepon Sistem telepon bisnis di era informasi dewasa ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana komunikasi antar individu sebagaimana telepon rumah karena telepon bisnis dihubungkan dengan komputer. Transisi menuju masyarakat informasi mengalami percepatan karena adanya perubahan yang terus-menerus pada teknologi. Saat ini tidak lagi berarti untuk membicarakan tentang beberapa media komunikasi cetak, radio, televisi, film, telepon dan komputer yang dipikirkan sebagai suatu yang sangat berbeda. Kemajuan dalam komputer dan jaringan telekomunikasi mengarahkannya untuk bersatu, atau konvergensi dengan media massa konfensional.

3. BUDAYA (ETOS KERJA, BAHASA) MAKIN MEWARNAI KEBANGKITAN EKONOMI BANGSA

5