tugas gita pbl modul 3 neuropsikiatri

6
Gita listawaty (2011730137) Substansia Biokimia Yang Berperan Dalam Kecemasan Neurotransmitter : 1. Norepinefrin Norepinefrin merupakan katekolamin natural yang beredar dalam sirkulasi darah. Kadar katekolamin dalam plasma adalah berfluktuasi dan dapat meningkatkan sebagai respon tubuh terhadap stimulus yang diterima. Epinefrin dan Norepinefrin juga disebut sebagai neurotransmiter yang merupakan meditor kimia yang dilepas ke dalam celah sinap akibat timbulnya potensial aksi pada ujung saraf. Keduanya terdapat dalam jumlah besar pada sistem aktivasi retikulas dan hipotamulus. Norepinefrin akan meningkat bersamaan dengan meningkatnya hormon stres seperti kortisol dan glukagon. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya penurunan cadangan glikogen dan peningkatan glukogenesis. Norepinefrin memiliki potensi stimulasi yang sama dengan Epinefrin pada reseptor β 1 . Sementara potensi stimulasi reseptor β 2 Norepinefrin adalah sangat kecil. Potensi terbesar Norepinefrin adalah stimulasi reseptor α. Maka disebutkan bahwa Epinefrin dan Norepinefrin akan menstimulasi insulin lewat reseptor β dan menginhibisinya lewat reseptor α. Peran norepinefrin dalam gangguan anxietas dapat memiliki system adrenergik yang diatur dengan ledakan aktivitas yang kadang- kadang terjadi. Badan sel sistem noradrenergic terutama terletak pada locus cerules di pons pars rotralis dan badan sel ini menjulurkan aksonnya ke korteks serebri, system limbik ,batang otak, serta medulla spinalis. Stimulasi locus cerules menghasilkan respons rasa takut. Gangguan panik, agonisadrenergik beta (c/: isoproterenol) dan antagonis adrnergik alfa 2m (c/:yohimbin) dapat mencetuskan serangan panic berat dan sering. Sebaliknya, klonidin (catapres), suatu adrenergic alfa 2 , menurunkan gejala ansietas. 2. Serotonin

Upload: andora46

Post on 10-Apr-2016

25 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

aaa

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Gita Pbl Modul 3 Neuropsikiatri

Gita listawaty (2011730137)

Substansia Biokimia Yang Berperan Dalam Kecemasan

Neurotransmitter :

1. Norepinefrin

Norepinefrin merupakan katekolamin natural yang beredar dalam sirkulasi darah. Kadar katekolamin dalam plasma adalah berfluktuasi dan dapat meningkatkan sebagai respon tubuh terhadap stimulus yang diterima. Epinefrin dan Norepinefrin juga disebut sebagai neurotransmiter yang merupakan meditor kimia yang dilepas ke dalam celah sinap akibat timbulnya potensial aksi pada ujung saraf. Keduanya terdapat dalam jumlah besar pada sistem aktivasi retikulas dan hipotamulus.

Norepinefrin akan meningkat bersamaan dengan meningkatnya hormon stres seperti kortisol dan glukagon. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya penurunan cadangan glikogen dan peningkatan glukogenesis.

Norepinefrin memiliki potensi stimulasi yang sama dengan Epinefrin pada reseptor β1. Sementara potensi stimulasi reseptor β2 Norepinefrin adalah sangat kecil. Potensi terbesar Norepinefrin adalah stimulasi reseptor α. Maka disebutkan bahwa Epinefrin dan Norepinefrin akan menstimulasi insulin lewat reseptor β dan menginhibisinya lewat reseptor α.

Peran norepinefrin dalam gangguan anxietas dapat memiliki system adrenergik yang diatur dengan ledakan aktivitas yang kadang-kadang terjadi. Badan sel sistem noradrenergic terutama terletak pada locus cerules di pons pars rotralis dan badan sel ini menjulurkan aksonnya ke korteks serebri, system limbik ,batang otak, serta medulla spinalis. Stimulasi locus cerules menghasilkan respons rasa takut.

Gangguan panik, agonisadrenergik beta (c/: isoproterenol) dan antagonis adrnergik alfa 2m (c/:yohimbin) dapat mencetuskan serangan panic berat dan sering. Sebaliknya, klonidin (catapres), suatu adrenergic alfa 2 , menurunkan gejala ansietas.

2. Serotonin

adalah neurotransmitter monoamina yang terutama ditemukan pada gastrointestinal (GI) saluran dan sistem saraf pusat (SSP). Sekitar 80 persen dari total serotonin tubuh manusia terletak dalam sel-sel enterochromaffin di usus, di mana didigunakan untuk mengatur gerakan usus. Sisanya disintesis di neuron serotonergik diSSP di mana ia memiliki berbagai fungsi, termasuk regulasi suasana hati, seleramakan, tidur, kontraksi otot, dan beberapa fungsi kognitif, termasuk memori danbelajar, dan dalam trombosit darah di mana ia membantu untuk mengatur hemostasisdan darah pembekuan.Serotonin (5-hidroksi-tryptamine, atau 5 -HT) adalahneurotransmitter monoamine disintesis dalam sistem saraf pusat. Serotonin diyakini memainkan bagian penting dari biokimia depresi , gangguan bipolar dan kecemasan . Hal ini juga diyakini berpengaruh pada seksualitas. Serotonin diambil secara lisan tidak masuk ke jalur serotonin otak. Karena seperti kimia pengatur penting, penghalang darah-otak mencegah serotonin dalam aliran darah dari langsung mempengaruhi tingkat serotonin dalam otak. Namun, asam amino triptofan dan metabolitnya 5-hydroxytryptophan - yang serotonin disintesis dari - yang mampu melintasi penghalang darah-otak. Bahan kimia ini sudah tersedia sebagai suplemen makanan dan dapat menjadi agen serotonergik efektif. Cara lain untuk

Page 2: Tugas Gita Pbl Modul 3 Neuropsikiatri

bekerja di sekitar penghalang darah-otak mencakup berbagai obat-obatan psikiatri yang mempengaruhi tingkat serotonin tidak langsung, termasuk  MAO inhibitor, antidepresan trisiklik, dan SSRI. Kategori terakhir meliputi fluoxetine antidepresan terkenal nama dagang: Prozac ®

Serotonin merupakan monoamine neurotransmitter. Secara biokimia serotonin merupakan derivat dari tryptophan.Serotonin banyak ditemukan di saluran gastrointestinal (GI), trombosit, dan dalam sistem saraf pusat.Serotonin dikenal sebagai kontributor untuk perasaan sejahtera (bahagia), sehingga dikenal juga sebagai “hormon kebahagiaan” meskipun serotonin bukanlah hormon. Sekitar 80 persen dari total serotonin dalam tubuh manusia terdapat pada sel enterochromaffin di usus yang digunakan untuk mengatur gerakan usus. Sisa yang 20 persen disintesis dalam neuron serotonergik dalam sistem saraf pusat dimana serotonin memiliki banyak fungsi. Fungsi tersebut daintaranya mengatur mood, nafsu makan, tidur, serta kontraksi otot. Serotonin juga memiliki beberapa fungsi kognitif, termasuk dalam memori (daya ingat) dan belajar. Serotonin disekresikan dari sel enterochromaffin yang kemudian menuju ke darah. Secara aktif serotonin diambil oleh trombosit darah untuk kemudian disimpan. Ketika menggumpal, trombosit akan mengeluarkan simpanan serotonin yang berfungsi sebagai vasokonstriktor dan membantu mengatur hemostasis dan pembekuan darah. Serotonin juga berkontribusi dalam pertumbuhan beberapa jenis sel yang turut berperan dalam penyembuhan luka. Diantara semua fungsi itu, fungsi utama serotonin adalah sebagai neurotransmitter pada susunan saraf pusat di otak. Bila tingkat serotonin di otak berubah, perilaku seseorang juga akan berubah.

Identifikasi banyak jenis reseptor serotonin memicu pencarian peranan serotonin dalam patogenesis gangguan anxietas. Antidepresan serotonergik memiliki efek terapeutik pada sejumlah gangguan anxietas (c/: clomipramin pada gangguan obsesif-komplusif).

Badan sel sebagian besar neuron serotogenik terletak di raphe nuclei di batang otak pars rotralis dan menyalurkan impuls ke korteks serebri, sistem limbik (khususnya amigdala dan hipokampus) , serta hipotalamus. Mklorofenilpiperazin (mCPP), yaitu obat dengan berbagai efek serotonergik dan nonserotonergik , serta fenfluramin (pondimin), yang menyebabkan pelepasan serotonin, menimbulkan peningkatan ansietas pada pasien dengan gangguan ansietas.

Kadar Serotonin Rendah

Serotonin dengan kadar normal akan memunculkan perasaan bahagia, tetapi pada waktu tubuh mengalami stres yang berlebihan, tubuh akan mulai menggunakan serotonin lebih banyak untuk mengkompensasi kondisi tersebut. Akibat kondisi stres yang meningkat, tubuh tidak mampu menghasilkan serotonin lebih banyak untuk mengganti jumlah serotonin yang terpakai.Tubuh akan mengalami resesi yang dapat mengakibatkan depresi ringan hingga sedang. Semakin rendah kadar serotonin pada otak, maka depresi akan semakin parah.

Berikut adalah gejala kadar serotonin rendah:

• Mengalami kesulitan untuk fokus dan berkonsentrasi

• Tugas terkecil bisa tampak seperti sebuah tugas yang sangat besar.

• Mengalami kelelahan kronis

Page 3: Tugas Gita Pbl Modul 3 Neuropsikiatri

 Mengalami gangguan nafsu makan

• Mengalami gangguan tidur

• Gairah seksual yang rendah

• Harga diri rendah

• Menarik diri dari lingkungan sosial

Serotonin Syndrome

Serotonin Syndrome adalah kondisi yang ditemukan ketika kadar serotonin di otak terlalu tinggi.Sebagian besar orang mungkin akan berpikir dan menganggapnya sebagai hal yang baik karena serotonin akan menjaga tubuh dalam kondisi yang bahagia. Tapi ternyata tidak demikian.Ketika seseorang menjalani perawatan untuk mengobati deperesi, sebagian besar obat antidepresan akan meningkatkan kadar serotonin di otak. Sebagai contoh, jika seseorang minum obat untuk mengobati migren dan pada saat yang bersamaan juga mengonsumsi obat antidepresan, maka kedua obat tersebut akan berinteraksi dan memicu serotonin syndrome. Akibat paling parah, kondisi ini dapat menyebabkan kematian dan gejala-gejalanya bisa terjadi dalam hitungan menit.

Berikut adalah gejala-gejala serotonin syndrome:

• Jantung berdetak dengan cepat

• Mengalami halusinasi

• Mengalami diare dan muntah

• Perubahan tekanan darah

• Kehilangan koordinasi

3. GABA

GABA merupakan neurotransmitter yang memegang peranan penting dalam gejala-gejala pada gangguan jiwa. Hampir tiap-tiap area otak berisi neuron-neuron GABA.GABA (gamma-aminobutyric acid) memiliki efek inhibisi terhadap monoamin, terutama pada sistem mesokorteks dan mesolimbik.Pada penderita depresi terdapat penurunan GABA. Stressor khronik dapat mengurangi kadar GABA dan antidepresor dapat meningkatkan regulasi reseptor GABA.Banyak pathway di otak menggunakan GABA dan merupakan Neurotransmitter utama untuk sel Purkinje. GABA dipindahkan dari synaps melalui katabolism oleh GABA transaminaseFungsi Utama adalah menurunkan arousal dan mengurangi agresi, kecemasan dan aktif dalam fungsi eksitasi.Gejala Defisit : Irritabilitas, Hostilitas, Tension and worry, Anxietas, Seizure.

Page 4: Tugas Gita Pbl Modul 3 Neuropsikiatri

Gejala Berlebihan : Mengurangi rangsang selular, Sedasi dan Gangguan memori

Peran GABA dalam gangguan ansietas paling kuat didukung oleh efektivitas benzodiapin yang tidak meragukan, yang meningkatkan aktivitas GABA di reseptor GABA a, didalam terapi gangguan ansietas. Gejala sistem saraf otonom pada gangguan anxietas dicetuskan ketika agonis kebalikan benzodiazepin, beta-karbolin-3-asam-karboksilat (BCEE), diberikan. Antagonis benzodiazepin, fulmazenil, menyebabkan serangan panik berat yang sering pada pasien dengan gangguan panik.

Referensi :

- Steiger H, Bruce KR, Groleau P. Neural circuits, neurotransmitters, and behavior:

serotonin and temperament in bulimic syndromes. Curr Top Behav Neurosci.

2011;6:125-38.

- Andreasen,NC. Mood disorders.2001. Dalam : Brave new brain. Conquering mental

illness in t6he era of the genome. Oxford University Press 215-240.

- Bhagwagar, ZB., Whale, R., Cowen, PJ. 2002. State and trait abnormalities in serotonin

function in major depression. Br.J. Psycchiatry. 181:242-247.