tugas farmfis denny.docx
TRANSCRIPT
Rute-rute degradasi obat / Jalur Penguraian Obat
Penguraian bahan berkhasiat pada bentuk sediaan farmasi terjadi pada jalur
hidrolisis / solvolisis, oksidasi-reduksi, fotolisis, dehidrasi, resemisasi, hidrasi,
epimerisasi, dekarboksilasi, pirolisis, dan rearrangement.
1. Hidrolisis/solvolisis
Reaksi hidrolisis terjadi pada obat-obat yang memiliki gugus fungsional. Misalnya
senyawa ester dan amina.
Dekomposisi molekul obat secara solvolisis melibatkan gugusan fungsional yang
dimiliki obat dan pelarut yang ada. Secara umum, reaksi solvolisis yang dialami obat
adalah adanya gugus karbonil seperti ester, lakton dan laktam. Contohnya : peruraian
aspirin dalam air menjadi asam salisilat dan asam asetat atau peruraian procaine dalam
air menjadi paraamino benzoic acid dan dietiletanol amine. Obat-obat lain yang juga
cenderung mengalami hidrolisis adalah cocain, atropin, meclafenoxate, barbiturate,
sulfacetamide dan roritetracycline.
2. Oksidasi-Reduksi
Pengurangan oksidatif senyawa farmasi menjadi sebab ketidakstabilan banyak
sediaan farmasi. Yang menjadi perantara pada reaksi itu adlah radikal bebas atau
oksigen molekuler. Suatu zat yang disebut teroksidasi apabila zat itu melepaskan
elektron. Jadi zat teroksidasi jika memperoleh atom atau radikal elektronegatif, atau
kehilangan atom atau radikal elektropositif. Bentuk penguraian oksidatif yang paling
umum terjadi dalam sediaan farmasi adalah autooksidasi yang melibatkan proses
berantai radikal bebas. Secara umum autooksidasi dapat didefinisikan sebagai reaksi
bahan apapun dengan bahan molekuler. Contoh : steroid, vitamin, antibiotika, dan
epinefrin mengalami penguraian oksidatif (Lachman dkk, 1994).
3. Fotolisis
Sinar matahari dapat mengakibatkan degradasi molekul obat. Contoh molekul
oabt yang mengalami fotolisis adalah Na-Nitroprussid. Umumnya, fotolisis melalui
proses oksidasi yang diawali oleh cahaya, tetapi tidak selamanya berlangsung melalui
proses oksidasi, tetapi dapat juga melalui iradiasi atau penambahan molekul pelarut.
Jika larutan terlindung dari cahaya, maka akan stabil selama setidak-tidaknya 1
tahun; jika terekspos terhadap cahaya ruangan, maka masa simpannya hanya 4 jam.
4. Resemisasi
resemisasi adalah proses dimana bahan obat yang memiliki bentuk-bentuk optis
aktif (bentuk L atau D) dalam larutannya terjadi campuran resemis (kedua bentuk
terdapat bersama-sama didalamnya). Dalam reaksi resemisasi, suatu zat aktif optis
aktif kehilangan aktivitas optiknya tanpa mengubah susunan kimianya. Reaksi ini dapat
mempengaruhi stabilitas formulasi farmasi, karena efek biologis bentuk dekstro
mungkin jauh lebih kecil daripada levo. Kinetika resemisasi dapat diteliti dengan cara
serupa dengan reaksi hidrolisis. Kondisi penyimpanan sediaan optimal dapat ditetapkan
melalui penentuan konstanta laju reaksi, ketergantungan reaksi pada temperatur, dan
ketergantungan reaksi pada pH. Pada umumnya reaksi resemisasi mengalami
penguraian menurut dasar kintika orde satu. Resemisasi suatu senyawa tampaknya
bergantung pada gugus fungsional yang terikat pada atom karbon asimetrik, gugus
aromatik cenderung mempercepat proses resemisasi. Contoh L-Adrenalin 15-20 X lebih
aktif dari D-Adrenalin (Lachman dkk,1994).
5. Epimerisasi
adalah suatu peristiwa dimana terjadi perubahan konfigurasi struktur suatu
senyawa. Hal ini dapat mengakibatkan senyawa tersebut tidak aktif secara biologi
bahkan menjadi toksik. Contoh : tetrasiklin. Dalam larutan, tetrasiklin mudah mengalami
epimerisasi pada gugus dimetil amina pada C4 menjadi bentuk lain yang dinamakan
epitetrasiklin. Bentuk epitetrasiklin hanya mempunyai aktivitas antibakteri sedikit atau
sama sekali tidak punya. Reaksi resemisasi dan epimerisasi ini seperti halnya reaksi
hidrolisis dikatalisis oleh asam atau basa, reaksi oksidasi tergantung dari pH.
6. Dekarboksilasi
Beberapa asam karboksilat, dibawah kondisi tertentu dapat kehilangan CO2 nya
dari gugus karboksilatnya sehingga menjadi inaktif.Contoh : Asam P-Aminosalisilat. Jika
dipanaskan dibawah kondisi an-aerobik akan mengalami dekarboksilasi.
7. Rearrangement
Adalah peristiwa dimana suatu senyawa kimia berubah menjadi senyawa lain
tanpa mengalami perubahan yaitu penambahan maupun pengurangan atom-atomnya.
Contoh : Penisillin, dalam larutan asam akan berubah menjadi asam penisilinat yang
diduga sebagai penyebab alergi, dengan demikian juga tergantung pH larutan.
8. Pirolisis
Salah satu factor yang mempengaruhi laju degradasi obat adalah suhu atau
temperature panas. Salah satu contoh obat yang mengalami pirolisis adalah Insulin
adalah contoh obat yang akan rusak bila ditempatkan pada ruangan dengan suhu yang
panas. Vaksin yang ’heat sensitive’ akan rusak bila terpapar pada suhu panas.
9. Dehidrasi
Peristiwa dehidrasi diawali dengan pembentukan ikatan rangkap.Contoh molekul
obat yang mengalami dehidrasi adalah tetracyclin. Pada dehidrasi secara fisika, seperti
pada theophylline dan ampicillin trihydrate, pelepasan molekul air tidak menghasilkan
ikatan yang baru tapi mengubah bentuk kristal molekul obat dan kecapatan disolusinya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Lachman, L., Lieberman, H. A., Kanig, J. L., 1986, Teori dan Praktek FarmasiIndustri, Edisi ketiga, diterjemahkan oleh: Suyatmi, S., Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta, 760-779, 1514 – 1587
2. Connors, K.A., Amidon, G.L. and Stella, V.J., 1986, Chemical Stability ofPharmaceutical, John Willey and Sons, New York, 3-26, 163-168.
TUGAS
OBAT-OBAT DENGAN RUTE
DEGRADASI OBAT
Oleh:
Nama : D E N N Y
Nim : 11.01.034
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI
MAKASSAR
2013