tugas fangpus

30
KANDUNGAN ANTIOKSIDA SEBAGAI PANGAN FUNGSIONAL PADA PRODUK CINCAU DAN TEH ROSELA Oleh : Kelompok 1 1. Anitsa Asrining Puri 1114051005 2. Dian Putra 1014051061 3. Devi Hanafiati 1114051014 4. M. Satria Gunawan 1114051032 5. Suci Marita D. 1014051015

Upload: dianputra

Post on 28-Jan-2016

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Antioksidan adalah senyawa atau zat yang dapat menghambat, menunda, mencegah atau memperlambat reaksi oksidasi meskipun dalam kosentrasi yang kecil.

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Fangpus

KANDUNGAN ANTIOKSIDA SEBAGAI PANGAN FUNGSIONAL PADA

PRODUK CINCAU DAN TEH ROSELA

Oleh :

Kelompok 1

1. Anitsa Asrining Puri 11140510052. Dian Putra 10140510613. Devi Hanafiati 11140510144. M. Satria Gunawan 11140510325. Suci Marita D. 1014051015

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2014

Page 2: Tugas Fangpus

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Perubahan radikal pada kehidupan manusia yang semakin modern berdampak

pada tingkat kesehatan yang semakin menurun dan menimbulkan penyakit-

penyakit baru penyebab kematian terbesar di dunia. Penyebab kematian terbesar

di dunia kebanyakan merupakan penyakit degeneratif utama seperti CVD (Cardio

Vascular Disease), kanker, dan diabetes.

Munculnya penyakit degeneratif tidak lepas dari kebiasaan yang dilakukan

masyarakat. Pola hidup dan pola makan yang tidak baik: rendah sayur dan buah,

konsumsi alkohol, pangan olahan penghasil peroksida lipid, bahan kimia dalam

pertanian, bahan kimia yang ditambahkan dalam pengolahan pangan, obat-obat

kimia yang dikonsumsi rutin, kurang olahraga, merokok, dan tingkat polusi

kendaraan bermotor yang terus bertambah menyebabkan manusia terus-menerus

terpapar racun berbahaya yang dapat mengganggu metabolisme tubuh.

Penyakit degeneratif dapat dicegah dengan diet pangan fungsional (Marsono,

2013). Pangan fungsional diyakini memiliki kandungan zat gizi dan non-gizi yang

bermanfaat bagi kesehatan. Menurut Badan POM definisi pangan fungsional

merupakan pangan yang secara alami atau telah melalui pengolahan mengandung

Page 3: Tugas Fangpus

senyawa-senyawa yang berdasar kajian ilmiah telah terbukti memberikan fungsi

fisiologis tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan dan dikonsumsi layaknya

makanan/minuman bukan seperti suplemen. Dalam hal ini antioksidan

digolongkan sebagai salah satu komponen pangan fungsional menurut Badan

POM. Kementrian kesehatan Jepang juga memasukkan antioksidan dan

fitokimia ke dalam 12 bahan yang terbukti bermanfaat bagi kesehatan.

Antioksidan dibutuhkan tubuh untuk menyumbangkan satu buah elektron kepada

radikal bebas, sehingga tubuh terlindung dari kerusakan oksidatif.

Antioksidan adalah senyawa atau zat yang dapat menghambat, menunda,

mencegah atau memperlambat reaksi oksidasi meskipun dalam kosentrasi yang

kecil. Senyawa antioksidan dapat di temui dalam berbagai jenis bahan pangan dan

dari hasil sintetis reaksi kimia. Anti oksidan banyak di gunakan dalam dunia

kesehatan dan teknologi makanan. Dalam dunia kesehatan, antioksidan sangat

bermanfaat bagi tubuh karena dapat menetralisir radikal bebas yang sangat

berbahaya. Sedangkan dalam teknologi pengolahan pangan, senyawa antioksidan

memiliki peran penting dalam mempertahankan mutu produk pangan dan

menghambat berbagai jenis kerusakan seperti ketengikan, perubahan warna dan

aroma, perubahan tekstur, dan perubahan nilai gizi.

Salah satu alternatif pencegahan dan pengobatan kanker yang aman dan murah

adalah dengan mengkonsumsi bahan-bahan alami seperti cincau dan rosella.

Menurut Heyne (1987); Zakaria dan Prangdimurti (2000) cincau hijau

mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, klorofil, karotenoid, alkaloid

bisbenzylisoquinoline yang mempunyai efek farmakologi. Sedangkan rosela

Page 4: Tugas Fangpus

merupakan sumber penting untuk vitamin,mineral dan komponen bioaktif seperti

asam organik, phytosterol dan polyphenon. Kandungan penting yang berperan

sebagai antioksidan pada kelopak bunga rosela adalah pigmen antosianin yang

termaksud ke dalam golongan flavonoid.

2. Tujuan

Pada penyusunan makalah ini bertujuan sebagai berikut :

1. Untuk memberikan informasi dan pembahasan yang mendalam tentang

manfaat cincau hijau sebagai bahan pangan fungsional antioksidan.

2. Untuk memberikan informasi dan pembahasan yang mendalam tentang

manfaat rosela sebagai bahan pangan fungsional antioksidan

Page 5: Tugas Fangpus

II. ISI

1. Kandungan Gizi Cincau Hijau

Di Indonesia cincau hijau yang bernama latin Cyclea barbata Miers banyak

ditemui di berbagai tempat, mulai dari pasar tradisional sampai supermarket. Di

beberapa daerah, tanaman ini dikenal dengan nama camcao (Jawa), camcauh

(Sunda), juju, kepleng, krotok, tahulu, tarawalu, telor, terung kemau (Melayu).

Bagi masyarakat Indonesia cincau hijau dikonsumsi sebagai campuran minuman

yang menyegarkan. Ada empat jenis cincau yang dikenal masyarakat, yaitu cincau

hijau, cincau hitam dan cincau minyak serta cincau perdu. Bentuk fisik keempat

tanaman ini sangat berbeda satu sama lainnya.

Namun masyarakat Indonesia lebih menggemari jenis cincau hijau, halini karena

fisik daun cincau hijau tipis dan lemas sehingga lebih mudah diremas untuk

dijadikan gelatin atau agar-agar karena kandungan pektin didalamnya cukup

tinggi. Menurut Artha dalam Nurdin dan Suharyono (2007), komponen utama

ekstrak cincau hijau yang membentuk gel adalah polisakarida pektin yang

bermetoksi rendah. Karena kandungan utamanya adalah pektin maka ekstrak

cincau hijau dapat dianggap sebagai sumber serat pangan yang baik.

Page 6: Tugas Fangpus

Secara umum kandungan gizi daun cincau hijau adalah karbohidrat, lemak,

protein dan senyawa-senyawa lainnya seperti Polifenol, Flavonoid serta mineral-

mineral dan vitamin-vitamin, di antaranya Kalsium, Fosfor dan Vitamin A serta

Vitamin B. Oleh karena itu dilihat dari kandungan yang terdapat dalam cicau hijau

maka cinjau hijau dapat dikonsumsi dalam bentuk pangan fungsional, seperti

makanan pencuci mulut dan healthy snack. Selain itu, secara tradisional tanaman

ini digunakan sebagai obat penurun panas, obat radang lambung, menghilangkan

rasa mual, hingga penurun darah tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

ekstrak air cincau dapat menurunkan sel kanker. Bahkan ekstrak dari akar cincau

mempunyai aktivitas sebagai antioksidan. Beberapa komponen yang berperan

aktif dalam cincau adalah karotenoid, polifenol, flavonoid, dan klorofil (Mardiah,

et.al., 2007). Beberapa kandungan gizi dalam cincau hijau tersaji dalam tabel

berikut :

Tabel 1. Kandungan gizi cincau hijau dalam 100 gram

Sumber : Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan Indonesia, dalam Pitojo dan

Zumiyati (2005).

Page 7: Tugas Fangpus

Selain kandungan gizi dalam cincau hijau memiliki kandungan senyawa aktif

seperti flavonoid, karetenoid, polivenol dan klorofil. Zat-zat aktif tersebut dapat

berperan sebagai antioksidan yang membantu menjaga kesehatan tubuh.

a. Flavonoid

Daun cincau hijau mengandung flavonoid yaitu merupakan senyawa yang

memiliki ikatan gula yang disebut aglikon yang berikatan dengan berbagai gula

dan sangat mudah terhidrolisis atau mudah lepas dari gugus gulanya. Flavonoid

merupakan antioksidan yang berpotensi mencegah radikal bebas, selain itu

senyawa tersebut memiliki sifat anti bakteri dan anti viral.

b. Polivenol

Daun cincau hijau memilii kandungan senyawa polivenol yang merupakan

senyawa turunan fenol yang mempunyai aktivitas sebagai antioksidan.

antioksidan fenolik biasanya digunakan untuk mencegah kerusakan akibat

oksidasi makanan, kosmetik dan farmasi. Fungsi polifenol sebagai penangkap dan

pengikat radikal bebas dari rusaknya ion-ion logam. Kelompok tersebut sangat

mudah larut dalam air dan lemak serta dapat bereaksi dengan vitamin C dan E.

Page 8: Tugas Fangpus

Cincau hijau dapat dibuat menjadi 2 bentuk penyajian, yakni bubuk dan Ekstrak

daun cincau hijau .

a. Bubuk ( Pranoto, 2003 )

b. Ekstrak Daun Cincau Hijau ( Sugito, 2011)

Cincau hijau

Dicuci

Diblender t 1’air

Dilewatkan pada drum dryer

Diblender

Bubuk cincau hijau

Daun cincau hijau tua

Dicuci

Diblender

Bubur cincau

Air 1:1

Direbus T 90-100OC

Disaring

Didinginkan dan didiamkan T 12 jam

Cairan cincau hijau akan mengental dan mengeras

Page 9: Tugas Fangpus

2. Kandungan Gizi Teh Rosella

Rosella mempunyai nama ilmiah Hibiscus sadbariffa Linn, merupakan anggota

family Malvaceae. Rosella dapat tumbuh baik di daerah beriklim tropis dan

subtropis. Tanaman ini mempunyai habitat asli di daerah yang terbentang

dariIndia hingga Malaysia. Namun, sekarang tanaman ini telah tersebar luas di

daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia. Berbagai kandungan yang terdapat

dalam tanaman rosella membuatnya populer sebagai tanaman obat tradisional.

Menurut DepKes RI No SPP 1065/35.15/05, setiap 100 gram kelopak bunga

Rosella mempunyai kandungan gizi sebagai berikut: protein 1,145 gr, lemak 2,61

gr, serat 12 gr, kalsium 1,263 gr, fosor 273,2 mg, zat besi 8,98 mg, malic acid

3,31%, fruktosa 0,82%, sukrosa 0,24%, karoten0,029%, tiamin 0,117mg, niasin

3,765 mg, dan kandungan vitamin dalam bunga rosella cukup lengkap, yaitu

vitamin A, C, D, B1, dan B2. bahkan, kandungan vitamin C-nya (asam askorbat)

diketahui 3 kali lebih banyak dari anggur hitam, 9 kali dari jeruk sitrus, 10 kali

dari buah belimbing, dan 2,5 kali dari jambu biji.Vitamin C merupakan salah satu

antioksidan penting. Kandungan vitamin C yang tinggi ini dapat berfungsi sebagai

sumber antioksidan dalam tubuh.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kandungan antioksidan pada teh rosella

sebanyak 1,7 mmol/prolox. Jumlah tersebut lebih tinggi dari pada jumlah pada

kumis kucing (Widyanto dan Nelistya, 2008). Kelopak kering bisa di manfaatkan

untuk membuat teh, jeli, selai, es krim, serbat, mentega, pai, saus, taart, dan

makanan pencuci mulut lainnya. Pada pembuatan jeli rosella tidak perlu

ditambahkan pektin untuk memperbaiki tekstur karena kelopak sudah

Page 10: Tugas Fangpus

mengandung pektin 3,19 %. Bunga rosella juga dapat dijadikan bahan baku selai,

warnanya yang merah menyala, menghasilkan selai yang menyehatkan dan

berwarna cantik (Sutomo, 2009).

Selain memiliki citarasa segar, kelopak bunga Rosella mempunyai efek

farmakologis yang cukup lengkap, seperti diuretik, onthelmitic, antibakteri,

antiseptik, antiradang, menurunkan panas, mencegah gangguan jantung, kanker

darah, dan menstimuli gerak peristaltik usus. Antosianin merupakan pigmen alami

yang memberi warna merah pada seduhan kelopak bunga Rosella dan mempunyai

sifat antioksidan yang kuat. Zat aktif yang paling berperan dalam kelopak bunga

Rosella meliputi gossypetin, antosianin, dan glukosida hibiscin. Setiap 100 gram

kelopak bunga Rosella kering mengandung 260-280 mg vitamin C, vitamin D, B1

dan B2, kalsium 486 mg, Omega-3, magnesium, beta karoten, serta asam amino

esensial seperti lysine dan arginin (DEPKES RI. No SPP. 1065/35.15/05). Karena

kelopak bunga Rosella ini dapat diseduh menyerupai teh maka dapat dibuat salah

satu minuman fungsional menyerupai teh yang berbahan baku rosela yang

memiliki banyak khasiat bagi kesehatan tubuh.

Antosianin adalah pigmen daun bunga yang berwarna merah sampai biru.

Antosianin tergolong pigmen yang disebut flavonoid yang pada umumnya larut

dalam air. Flavonoid yang ada sebagai metabolit sekunder mempunyai efek

berbagai macam, seperti dapat bekerja sebagai inhibitor kuat pernafasan, sebagi

antioksidan juga bermanfaat sebagai pengobatan gangguan fungsi hati dan

mengurangi pembekuan darah (Robinson, 1991). Proses pembuatan teh rosela

sebagai berikut :

Page 11: Tugas Fangpus

a. Teh Rosela

3. Mekanisme Kerja Antioksidan

Antioksidan adalah zat yang dapat melawan pengaruh bahaya dari radikal bebas

yang terbentuk sebagai hasil metabolisme oksidatif, yaitu hasil dari reaksi-reaksi

kimia dan proses metabolik yang terjadi di dalam tubuh. Berbagai bukti ilmiah

menunjukkan bahwa senyawa antioksidan mengurangi risiko terhadap penyakit

kronis, seperti kanker dan penyakit jantung koroner (Amrun et al. 2007).

Antioksidan memiliki fungsi untuk menghentikan atau memutuskan reaksi

berantai dari radikal bebas yang terdapat di dalam tubuh, sehingga dapat

menyelamatkan sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas (Hernani dan

Rahardjo, 2005). Antioksidan berperan dalam menetralkan radikal bebas dengan

cara memberikan satu elektronnya kepada radikal bebas, sehingga menjadi non

radikal. Mekanisme pemberian satu elektron oleh antioksidan ini dapat

berlangsung sebagai berikut:

Rosela

Dipisahkan kelopaknya Biji rosela

Dikeringkan

Rosela kering

Page 12: Tugas Fangpus

Salah satu contoh reaksi penetralan radikal bebas dengan antioksidan yaitu

senyawa Diphenylpicrylhydrazyl (bersifat radikal bebas) beraksi dengan

antioksidan yang menyumbangkan satu elektronnya sehingga membentuk

senyawa Diphenylpicrylhydrazine (non radical) yang lebih stabil.

Penggolongan Antioksidan

Antioksidan dapat digolongkan menjadi antioksidan enzim dan vitamin.

Antioksidan enzim meliputi superoksida dismutase (SOD), katalase dan glutation

peroksidase (GSH.Prx). Antioksidan vitamin lebih populer sebagai antioksidan

dibandingkan enzim. Antioksidan vitamin mencakup alfa tokoferol (vitamin E),

beta karoten (pro vitamin A) dan asam askorbat (vitamin C). Superoksida

dismutase berperan dalam melawan radikal bebas pada mitokondria, sitoplasma

dan bakteri aerob dengan mengurangi bentuk radikal bebas superoksida. SOD

murni berupa peptida orgoteina yang disebut agen anti peradangan. Kerja SOD

akan semakin aktif dengan adanya poliferon yang diperoleh dari konsumsi teh.

Enzim yang mengubah hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen adalah

katalase. Fungsinya menetralkan hidrogen peroksida beracun dan mencegah

formasi gelembung CO2 dalam darah. Antioksidan glutation peroksidase bekerja

dengan cara menggerakkan H2O2 dan lipid peroksida dibantu dengan ion

Page 13: Tugas Fangpus

logamlogam transisi. GSH.Prx mengandung Selenium (Se). Sumber Se ada pada

ikan, telur, ayam, bawang putih, biji gandum, jagung, padi, dan sayuran yang

tumbuh di tanah yang kayaakan Se. Namun, dosis Se yang terlalu tinggi juga

dapat bersifat racun.

Vitamin E dipercaya sebagai sumber antioksidan yang kerjanya mencegah lipid

peroksidasi dari asam lemak tak jenuh dalam membran sel dan membantu oksidasi

vitamin A serta mempertahankan kesuburan. Vitamin E disimpan dalam jaringan

adiposa dan dapat diperoleh dari minyak nabati terutama minyak kecambah,

gandum, kacang- kacangan, biji-bijian, dan sayuran hijau. Sebagai antioksidan,

beta karoten adalah sumber utama vitamin A yang sebagian besar ada dalam

tumbuhan. Selain melindungi buah-buahan dan sayuran berwarna kuning atau

hijau gelap dari bahaya radiasi matahari, beta karoten juga berperan serupa

dalam tubuh manusia. Beta karoten terkandung dalam wortel, brokoli, kentang,

dan tomat.

Antioksidan yang berasal dari sumber hewani walaupun menjadi penyumbang

minoritas tetapi peranannya tidak dapat disepelekan begitu saja. Hal yang

mengejutkan ada pada astaxanthin yang tergolong karoten. Menurut para ahli,

astaxanthin 1000 kali lebih kuat sebagai antioksidan daripada vitamin E. Udang,

ikan salmon, kerang merupakan sumber potensial astaxanthin. Tetapi kandungan

astaxanthin terbanyak ada pada sejenis mikroalga, yaitu Haematococos pluvalis.

Sedangkan asam askorbat mudah dioksidasi menjadi asam dehidroaskorbat.

Dengan demikian maka vitamin C juga berperan dalam menghambat reaksi

oksidasi yang berlebihan dalam tubuh dengan cara bertindak sebagai antioksidan.

Page 14: Tugas Fangpus

Vitamin C terkandung dalam sayuran berwarna hijau dan buah-buahan. Di

samping itu, ada pula senyawa lain yang dapat menggantikan vitamin E yaitu

flavonoid. Hal ini dikemukakan oleh Department of Environmental and Molecular

Toxicology, Oregon State University.Flavonoid merupakan senyawa polifenol

yang terdapat pada teh, buah-buahan, sayuran, anggur, bir dan kecap. Aktivitas

antioksidan flavonoid tergantung pada struktur molekulnya terutama gugus prenil

(CH3)2C=CH-CH2-).

Dalam penelitian menunjukkan bahwa gugus prenil flavonoid dikembangkan

untuk pencegahan atau terapi terhadap penyakit-penyakit yang diasosiasikan

dengan radikal bebas.Selain penggolongan antioksidan diatas, dikenal pula

antioksidan alami. Hampir semua sumber antioksidan alami didapat dari sayur-

sayuran, buah-buahan, dan rempah-rempah. Itulah sebabnya salah satu pusat

penelitian kanker di Amerika merekomendasikan konsumsisayur dan buah 5 kali

atau lebih dalam sehari untuk mencegah terjadinya penyakit kanker.

Beberapa sumber antioksidan alami yang sering kita temui sehari-hari adalah :

1. Tomat

Tomat kaya akan vitamin C, potasium, serat, dan vitamin A serta beta-karoten

yang disebut sebagai likopen yang diyakini mengandung antioksidan. Likopen

dapat menurunkan risiko terkena kanker seperti kanker prostat, kanker

tenggorokan, kanker lambung dan kanker tenggorokan. Jimenez et al. (2002)

melaporkan bahwa kandungan dan komposisi senyawa antioksidan buah tomat

dapat mengalami perubahan selama terjadinya proses pematangan yang

ditunjukkan oleh adanya perubahan aktivitas antioksidan pada buah tersebut.

Page 15: Tugas Fangpus

2. Wortel

Wortel mengandung beta-karoten, vitamin A, serat, dan gula. Wortel

dapatmencegah stroke dan penyakit jantung. Dalam setiap 100 gram wortel segar

terdapat beta-karoten sebanyak 6-20 mg dan vitamin C 5-10 mg.

3. Kelapa

Air kelapa muda dapat berfungsi sebagai antioksidan yang mengandung glukosa,

mineral, enzim, kalium , dan asam amino. Dalam 100 gram daging kelapa terdapat

2 mg vitamin C.

4. Cabai

Kandungan dalam cabai adalah vitamin C, A, thiamin, niacin, riboflavin, dan

vitamin E. Kandungan vitamin A cabai 470 SI dan vitamin C 18 mg. Cabai dapat

melancarkan peredaran darah.

5. Mentimun

Kandungan kimia dalam buah mentimun antara lain saponin, glutation, protein,

lemak, karbohidrat, karoten, terpenoid, vitamin B, vitamin C, kalsium, posfor, dan

mangan. Dalam setiap 100 gram mentimun mengandung vitamin C sebanyak 8

mg. Mentimun dapat menurunkan tekanan darah, menyembuhkan penyakit

kuning, melancarkan buang air kecil dan menghancurkan batu ginjal.

6. Anggur

Kandungan buah anggur adalah senyawa saponin, flavonoid, dan polifenol.

Sementara yang mempunyai aktivitas sebagai antioksidan adalah senyawa

antosianin. Anggur dapat melancarkan buang air kecil, meringankan kandungan

asam urat dalam darah, dan memelihara kesehatan hati. Sementara tanaman

Page 16: Tugas Fangpus

rempah yang mengandung antioksidan di antaranya adalah jahe, temulawak,

kunyit, lengkuas, kencur, cengkeh, dan pala.Selain contoh-contoh di atas, pada

dasarnya hampir semua sayuran, buah, dan rempah yang kita kenal mengandung

antioksidan dalam jumlah tertentu.

Oleh karena itu, perlunya makan dengan gizi seimbang, banyak sayur dan buah

serta menu yang beraneka ragam setiap hari agar kita memiliki antioksidan yang

cukup untuk menangkal radikal bebas di sekeliling kita. Antioksidan yang berasal

dari sumber hewani walaupun menjadi penyumbang minoritas tetapi peranannya

tidak dapat disepelekan begitu saja. Hal yang mengejutkan ada pada astaxanthin

yang tergolong karoten. Menurut para ahli, astaxanthin 1000 kali lebih kuat

sebagai antioksidan daripada vitamin E. Udang, ikan salmon, kerang merupakan

sumber potansial astaxanthin. Tetapi kandungan astaxanthin terbanyak ada pada

sejenis mikroalga, yaitu Haematococos pluvalis.

Page 17: Tugas Fangpus

KESIMPULAN

Pada makalah ini di dapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada cincau hijau terdapat komponen aktif seperti karotenoid, polifenol,

flavonoid, dan klorofil yang berperan sebagai antioksidan yang membantu

menjaga kesehatan.

2. Rosella memiliki kandungan vitamin C 3 kali lebih banyak dari anggur hitam

dan 9 kali dari jeruk sitrus yang berfungsi sebagai sumber antioksidan.

3. Antioksidan dapat menghentikan atau memutuskan reaksi berantai radikal

bebas dalam tubuh, sehingga menyelamatkan sel-sel tubuh dari kerusakan

akibat radikal bebas.

4. Antioksidan digolongkan menjadi antioksidan enzim dan vitamin. Antioksidan

enzim meliputi superoksida dismutase, katalase dan glutation peroksidas.

Sedangkan antioksidan vitamin meliputi alfa tokoferol (vitamin E), beta

karoten (pro vitamin A) dan asam askorbat (vitamin C)

Page 18: Tugas Fangpus

DAFTAR PUSTAKA

Arnelia. 2002. Fitokimia, Komponen Ajaib Cegah PJK, Diabetes Mellitus & Kanker http//:www.kimianet.lipi.go.id/utama.cgi? artikel.

Dlamini, N.R., John R.N. Taylor, Lloyd W. Rooney. (2007) .The effect of sorghum type and processing on the antioxidant properties of African sorghum-based foods. Food Chemistry. 105.p 1412–1419.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 003/Menkes/Per/I/2010 Tentang Saintifikasi Jamu dalam Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan. Jakarta . Departemen Kesehatan Republik Indonesia :1-5

Hernani, Rahardjo M. 2005. Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Jakarta: Penebar Swadaya.

Higdon, J. V., & Frei, B. (2003). Tea .catechins and polyphenols: health effects, metabolism, and antioxidant functions. Critical Reviews in Food Science and Nutrition, 43, 89–143. http://www.blogdokter.net/2008/10/28/antioksidan

Jimenez, A., Creissen, G., Kular, B., Firmin, J., Robinson, S.,Verhoeyen, M., et al. (2002). Changes in oxidative processes and components of the antioxidant system during tomato fruit ripening. Plant, 214, 751–758.

Lee, C H et al. (2005) Relative antioxidant activity of soybean isoflavones and their glycosides. Food Chemistry, 90 735–741.

Leong LP dan Shui G, 2002. An Investigation of Antioxidant Capacity of Fruits in Singapore Markets, Food Chemistry,76: 69–75.

Liu, Qing., Huiyuan Yao. 2007. Antioxidant activities of barley seeds extracts. Food Chemistry,102: 732–737.

Mardiah, et.al. 2007. Makanan Anti Kanker. Kawan pustaka. Jakarta selatan

Page 19: Tugas Fangpus

Molyneux, P. 2004. The use of the stable free radical diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) for estimating antioxidant activity. Songklanakarin J. Sci. Technol., 26(2) : 211-219.

Nurdin, Samsu Udayana dan Suharyono A.S. 2007. Karakteristik FungsionalPolisakarida Pembentuk Gel Daun Cincau Hijau (Premna oblongifoliaMerr.)http://uppmpolinela.files.wordpress.com/2008/07/karakteristik fungsional-polisakarida-pembentuk-gel-daun-cincau-hijau.doc. Diaksespada 10 Desember 2014.

Pranoto, B.A. 2003. Aktivitas Antitumor dan Immunomodulator dari Produk Cincau Hijau Terhadp Pertumbuhan Tumor Kelenjar Susu Mencit C3H

Sugito. 2011. Pemanfaatan Cincau Hijau Sebagai Pangan Fungsional Antitumor, Antioksidan dan Peningkat Sistem Imun Tubuh.Widyanto, PS. dan Nelistya, A. 2008. Rosella. Jakarta: Penebar Swadaya.

Sutomo. 2009. Komposisi kimiawi kelopak rosella, http://.pro-mdc.com/ detailbunga rosella.php, (Diakses 10 Desember 2014)