tugas fangpus
DESCRIPTION
Antioksidan adalah senyawa atau zat yang dapat menghambat, menunda, mencegah atau memperlambat reaksi oksidasi meskipun dalam kosentrasi yang kecil.TRANSCRIPT
![Page 1: Tugas Fangpus](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062500/5695d0691a28ab9b02925add/html5/thumbnails/1.jpg)
KANDUNGAN ANTIOKSIDA SEBAGAI PANGAN FUNGSIONAL PADA
PRODUK CINCAU DAN TEH ROSELA
Oleh :
Kelompok 1
1. Anitsa Asrining Puri 11140510052. Dian Putra 10140510613. Devi Hanafiati 11140510144. M. Satria Gunawan 11140510325. Suci Marita D. 1014051015
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2014
![Page 2: Tugas Fangpus](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062500/5695d0691a28ab9b02925add/html5/thumbnails/2.jpg)
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perubahan radikal pada kehidupan manusia yang semakin modern berdampak
pada tingkat kesehatan yang semakin menurun dan menimbulkan penyakit-
penyakit baru penyebab kematian terbesar di dunia. Penyebab kematian terbesar
di dunia kebanyakan merupakan penyakit degeneratif utama seperti CVD (Cardio
Vascular Disease), kanker, dan diabetes.
Munculnya penyakit degeneratif tidak lepas dari kebiasaan yang dilakukan
masyarakat. Pola hidup dan pola makan yang tidak baik: rendah sayur dan buah,
konsumsi alkohol, pangan olahan penghasil peroksida lipid, bahan kimia dalam
pertanian, bahan kimia yang ditambahkan dalam pengolahan pangan, obat-obat
kimia yang dikonsumsi rutin, kurang olahraga, merokok, dan tingkat polusi
kendaraan bermotor yang terus bertambah menyebabkan manusia terus-menerus
terpapar racun berbahaya yang dapat mengganggu metabolisme tubuh.
Penyakit degeneratif dapat dicegah dengan diet pangan fungsional (Marsono,
2013). Pangan fungsional diyakini memiliki kandungan zat gizi dan non-gizi yang
bermanfaat bagi kesehatan. Menurut Badan POM definisi pangan fungsional
merupakan pangan yang secara alami atau telah melalui pengolahan mengandung
![Page 3: Tugas Fangpus](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062500/5695d0691a28ab9b02925add/html5/thumbnails/3.jpg)
senyawa-senyawa yang berdasar kajian ilmiah telah terbukti memberikan fungsi
fisiologis tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan dan dikonsumsi layaknya
makanan/minuman bukan seperti suplemen. Dalam hal ini antioksidan
digolongkan sebagai salah satu komponen pangan fungsional menurut Badan
POM. Kementrian kesehatan Jepang juga memasukkan antioksidan dan
fitokimia ke dalam 12 bahan yang terbukti bermanfaat bagi kesehatan.
Antioksidan dibutuhkan tubuh untuk menyumbangkan satu buah elektron kepada
radikal bebas, sehingga tubuh terlindung dari kerusakan oksidatif.
Antioksidan adalah senyawa atau zat yang dapat menghambat, menunda,
mencegah atau memperlambat reaksi oksidasi meskipun dalam kosentrasi yang
kecil. Senyawa antioksidan dapat di temui dalam berbagai jenis bahan pangan dan
dari hasil sintetis reaksi kimia. Anti oksidan banyak di gunakan dalam dunia
kesehatan dan teknologi makanan. Dalam dunia kesehatan, antioksidan sangat
bermanfaat bagi tubuh karena dapat menetralisir radikal bebas yang sangat
berbahaya. Sedangkan dalam teknologi pengolahan pangan, senyawa antioksidan
memiliki peran penting dalam mempertahankan mutu produk pangan dan
menghambat berbagai jenis kerusakan seperti ketengikan, perubahan warna dan
aroma, perubahan tekstur, dan perubahan nilai gizi.
Salah satu alternatif pencegahan dan pengobatan kanker yang aman dan murah
adalah dengan mengkonsumsi bahan-bahan alami seperti cincau dan rosella.
Menurut Heyne (1987); Zakaria dan Prangdimurti (2000) cincau hijau
mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, klorofil, karotenoid, alkaloid
bisbenzylisoquinoline yang mempunyai efek farmakologi. Sedangkan rosela
![Page 4: Tugas Fangpus](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062500/5695d0691a28ab9b02925add/html5/thumbnails/4.jpg)
merupakan sumber penting untuk vitamin,mineral dan komponen bioaktif seperti
asam organik, phytosterol dan polyphenon. Kandungan penting yang berperan
sebagai antioksidan pada kelopak bunga rosela adalah pigmen antosianin yang
termaksud ke dalam golongan flavonoid.
2. Tujuan
Pada penyusunan makalah ini bertujuan sebagai berikut :
1. Untuk memberikan informasi dan pembahasan yang mendalam tentang
manfaat cincau hijau sebagai bahan pangan fungsional antioksidan.
2. Untuk memberikan informasi dan pembahasan yang mendalam tentang
manfaat rosela sebagai bahan pangan fungsional antioksidan
![Page 5: Tugas Fangpus](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062500/5695d0691a28ab9b02925add/html5/thumbnails/5.jpg)
II. ISI
1. Kandungan Gizi Cincau Hijau
Di Indonesia cincau hijau yang bernama latin Cyclea barbata Miers banyak
ditemui di berbagai tempat, mulai dari pasar tradisional sampai supermarket. Di
beberapa daerah, tanaman ini dikenal dengan nama camcao (Jawa), camcauh
(Sunda), juju, kepleng, krotok, tahulu, tarawalu, telor, terung kemau (Melayu).
Bagi masyarakat Indonesia cincau hijau dikonsumsi sebagai campuran minuman
yang menyegarkan. Ada empat jenis cincau yang dikenal masyarakat, yaitu cincau
hijau, cincau hitam dan cincau minyak serta cincau perdu. Bentuk fisik keempat
tanaman ini sangat berbeda satu sama lainnya.
Namun masyarakat Indonesia lebih menggemari jenis cincau hijau, halini karena
fisik daun cincau hijau tipis dan lemas sehingga lebih mudah diremas untuk
dijadikan gelatin atau agar-agar karena kandungan pektin didalamnya cukup
tinggi. Menurut Artha dalam Nurdin dan Suharyono (2007), komponen utama
ekstrak cincau hijau yang membentuk gel adalah polisakarida pektin yang
bermetoksi rendah. Karena kandungan utamanya adalah pektin maka ekstrak
cincau hijau dapat dianggap sebagai sumber serat pangan yang baik.
![Page 6: Tugas Fangpus](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062500/5695d0691a28ab9b02925add/html5/thumbnails/6.jpg)
Secara umum kandungan gizi daun cincau hijau adalah karbohidrat, lemak,
protein dan senyawa-senyawa lainnya seperti Polifenol, Flavonoid serta mineral-
mineral dan vitamin-vitamin, di antaranya Kalsium, Fosfor dan Vitamin A serta
Vitamin B. Oleh karena itu dilihat dari kandungan yang terdapat dalam cicau hijau
maka cinjau hijau dapat dikonsumsi dalam bentuk pangan fungsional, seperti
makanan pencuci mulut dan healthy snack. Selain itu, secara tradisional tanaman
ini digunakan sebagai obat penurun panas, obat radang lambung, menghilangkan
rasa mual, hingga penurun darah tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ekstrak air cincau dapat menurunkan sel kanker. Bahkan ekstrak dari akar cincau
mempunyai aktivitas sebagai antioksidan. Beberapa komponen yang berperan
aktif dalam cincau adalah karotenoid, polifenol, flavonoid, dan klorofil (Mardiah,
et.al., 2007). Beberapa kandungan gizi dalam cincau hijau tersaji dalam tabel
berikut :
Tabel 1. Kandungan gizi cincau hijau dalam 100 gram
Sumber : Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan Indonesia, dalam Pitojo dan
Zumiyati (2005).
![Page 7: Tugas Fangpus](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062500/5695d0691a28ab9b02925add/html5/thumbnails/7.jpg)
Selain kandungan gizi dalam cincau hijau memiliki kandungan senyawa aktif
seperti flavonoid, karetenoid, polivenol dan klorofil. Zat-zat aktif tersebut dapat
berperan sebagai antioksidan yang membantu menjaga kesehatan tubuh.
a. Flavonoid
Daun cincau hijau mengandung flavonoid yaitu merupakan senyawa yang
memiliki ikatan gula yang disebut aglikon yang berikatan dengan berbagai gula
dan sangat mudah terhidrolisis atau mudah lepas dari gugus gulanya. Flavonoid
merupakan antioksidan yang berpotensi mencegah radikal bebas, selain itu
senyawa tersebut memiliki sifat anti bakteri dan anti viral.
b. Polivenol
Daun cincau hijau memilii kandungan senyawa polivenol yang merupakan
senyawa turunan fenol yang mempunyai aktivitas sebagai antioksidan.
antioksidan fenolik biasanya digunakan untuk mencegah kerusakan akibat
oksidasi makanan, kosmetik dan farmasi. Fungsi polifenol sebagai penangkap dan
pengikat radikal bebas dari rusaknya ion-ion logam. Kelompok tersebut sangat
mudah larut dalam air dan lemak serta dapat bereaksi dengan vitamin C dan E.
![Page 8: Tugas Fangpus](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062500/5695d0691a28ab9b02925add/html5/thumbnails/8.jpg)
Cincau hijau dapat dibuat menjadi 2 bentuk penyajian, yakni bubuk dan Ekstrak
daun cincau hijau .
a. Bubuk ( Pranoto, 2003 )
b. Ekstrak Daun Cincau Hijau ( Sugito, 2011)
Cincau hijau
Dicuci
Diblender t 1’air
Dilewatkan pada drum dryer
Diblender
Bubuk cincau hijau
Daun cincau hijau tua
Dicuci
Diblender
Bubur cincau
Air 1:1
Direbus T 90-100OC
Disaring
Didinginkan dan didiamkan T 12 jam
Cairan cincau hijau akan mengental dan mengeras
![Page 9: Tugas Fangpus](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062500/5695d0691a28ab9b02925add/html5/thumbnails/9.jpg)
2. Kandungan Gizi Teh Rosella
Rosella mempunyai nama ilmiah Hibiscus sadbariffa Linn, merupakan anggota
family Malvaceae. Rosella dapat tumbuh baik di daerah beriklim tropis dan
subtropis. Tanaman ini mempunyai habitat asli di daerah yang terbentang
dariIndia hingga Malaysia. Namun, sekarang tanaman ini telah tersebar luas di
daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia. Berbagai kandungan yang terdapat
dalam tanaman rosella membuatnya populer sebagai tanaman obat tradisional.
Menurut DepKes RI No SPP 1065/35.15/05, setiap 100 gram kelopak bunga
Rosella mempunyai kandungan gizi sebagai berikut: protein 1,145 gr, lemak 2,61
gr, serat 12 gr, kalsium 1,263 gr, fosor 273,2 mg, zat besi 8,98 mg, malic acid
3,31%, fruktosa 0,82%, sukrosa 0,24%, karoten0,029%, tiamin 0,117mg, niasin
3,765 mg, dan kandungan vitamin dalam bunga rosella cukup lengkap, yaitu
vitamin A, C, D, B1, dan B2. bahkan, kandungan vitamin C-nya (asam askorbat)
diketahui 3 kali lebih banyak dari anggur hitam, 9 kali dari jeruk sitrus, 10 kali
dari buah belimbing, dan 2,5 kali dari jambu biji.Vitamin C merupakan salah satu
antioksidan penting. Kandungan vitamin C yang tinggi ini dapat berfungsi sebagai
sumber antioksidan dalam tubuh.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kandungan antioksidan pada teh rosella
sebanyak 1,7 mmol/prolox. Jumlah tersebut lebih tinggi dari pada jumlah pada
kumis kucing (Widyanto dan Nelistya, 2008). Kelopak kering bisa di manfaatkan
untuk membuat teh, jeli, selai, es krim, serbat, mentega, pai, saus, taart, dan
makanan pencuci mulut lainnya. Pada pembuatan jeli rosella tidak perlu
ditambahkan pektin untuk memperbaiki tekstur karena kelopak sudah
![Page 10: Tugas Fangpus](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062500/5695d0691a28ab9b02925add/html5/thumbnails/10.jpg)
mengandung pektin 3,19 %. Bunga rosella juga dapat dijadikan bahan baku selai,
warnanya yang merah menyala, menghasilkan selai yang menyehatkan dan
berwarna cantik (Sutomo, 2009).
Selain memiliki citarasa segar, kelopak bunga Rosella mempunyai efek
farmakologis yang cukup lengkap, seperti diuretik, onthelmitic, antibakteri,
antiseptik, antiradang, menurunkan panas, mencegah gangguan jantung, kanker
darah, dan menstimuli gerak peristaltik usus. Antosianin merupakan pigmen alami
yang memberi warna merah pada seduhan kelopak bunga Rosella dan mempunyai
sifat antioksidan yang kuat. Zat aktif yang paling berperan dalam kelopak bunga
Rosella meliputi gossypetin, antosianin, dan glukosida hibiscin. Setiap 100 gram
kelopak bunga Rosella kering mengandung 260-280 mg vitamin C, vitamin D, B1
dan B2, kalsium 486 mg, Omega-3, magnesium, beta karoten, serta asam amino
esensial seperti lysine dan arginin (DEPKES RI. No SPP. 1065/35.15/05). Karena
kelopak bunga Rosella ini dapat diseduh menyerupai teh maka dapat dibuat salah
satu minuman fungsional menyerupai teh yang berbahan baku rosela yang
memiliki banyak khasiat bagi kesehatan tubuh.
Antosianin adalah pigmen daun bunga yang berwarna merah sampai biru.
Antosianin tergolong pigmen yang disebut flavonoid yang pada umumnya larut
dalam air. Flavonoid yang ada sebagai metabolit sekunder mempunyai efek
berbagai macam, seperti dapat bekerja sebagai inhibitor kuat pernafasan, sebagi
antioksidan juga bermanfaat sebagai pengobatan gangguan fungsi hati dan
mengurangi pembekuan darah (Robinson, 1991). Proses pembuatan teh rosela
sebagai berikut :
![Page 11: Tugas Fangpus](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062500/5695d0691a28ab9b02925add/html5/thumbnails/11.jpg)
a. Teh Rosela
3. Mekanisme Kerja Antioksidan
Antioksidan adalah zat yang dapat melawan pengaruh bahaya dari radikal bebas
yang terbentuk sebagai hasil metabolisme oksidatif, yaitu hasil dari reaksi-reaksi
kimia dan proses metabolik yang terjadi di dalam tubuh. Berbagai bukti ilmiah
menunjukkan bahwa senyawa antioksidan mengurangi risiko terhadap penyakit
kronis, seperti kanker dan penyakit jantung koroner (Amrun et al. 2007).
Antioksidan memiliki fungsi untuk menghentikan atau memutuskan reaksi
berantai dari radikal bebas yang terdapat di dalam tubuh, sehingga dapat
menyelamatkan sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas (Hernani dan
Rahardjo, 2005). Antioksidan berperan dalam menetralkan radikal bebas dengan
cara memberikan satu elektronnya kepada radikal bebas, sehingga menjadi non
radikal. Mekanisme pemberian satu elektron oleh antioksidan ini dapat
berlangsung sebagai berikut:
Rosela
Dipisahkan kelopaknya Biji rosela
Dikeringkan
Rosela kering
![Page 12: Tugas Fangpus](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062500/5695d0691a28ab9b02925add/html5/thumbnails/12.jpg)
Salah satu contoh reaksi penetralan radikal bebas dengan antioksidan yaitu
senyawa Diphenylpicrylhydrazyl (bersifat radikal bebas) beraksi dengan
antioksidan yang menyumbangkan satu elektronnya sehingga membentuk
senyawa Diphenylpicrylhydrazine (non radical) yang lebih stabil.
Penggolongan Antioksidan
Antioksidan dapat digolongkan menjadi antioksidan enzim dan vitamin.
Antioksidan enzim meliputi superoksida dismutase (SOD), katalase dan glutation
peroksidase (GSH.Prx). Antioksidan vitamin lebih populer sebagai antioksidan
dibandingkan enzim. Antioksidan vitamin mencakup alfa tokoferol (vitamin E),
beta karoten (pro vitamin A) dan asam askorbat (vitamin C). Superoksida
dismutase berperan dalam melawan radikal bebas pada mitokondria, sitoplasma
dan bakteri aerob dengan mengurangi bentuk radikal bebas superoksida. SOD
murni berupa peptida orgoteina yang disebut agen anti peradangan. Kerja SOD
akan semakin aktif dengan adanya poliferon yang diperoleh dari konsumsi teh.
Enzim yang mengubah hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen adalah
katalase. Fungsinya menetralkan hidrogen peroksida beracun dan mencegah
formasi gelembung CO2 dalam darah. Antioksidan glutation peroksidase bekerja
dengan cara menggerakkan H2O2 dan lipid peroksida dibantu dengan ion
![Page 13: Tugas Fangpus](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062500/5695d0691a28ab9b02925add/html5/thumbnails/13.jpg)
logamlogam transisi. GSH.Prx mengandung Selenium (Se). Sumber Se ada pada
ikan, telur, ayam, bawang putih, biji gandum, jagung, padi, dan sayuran yang
tumbuh di tanah yang kayaakan Se. Namun, dosis Se yang terlalu tinggi juga
dapat bersifat racun.
Vitamin E dipercaya sebagai sumber antioksidan yang kerjanya mencegah lipid
peroksidasi dari asam lemak tak jenuh dalam membran sel dan membantu oksidasi
vitamin A serta mempertahankan kesuburan. Vitamin E disimpan dalam jaringan
adiposa dan dapat diperoleh dari minyak nabati terutama minyak kecambah,
gandum, kacang- kacangan, biji-bijian, dan sayuran hijau. Sebagai antioksidan,
beta karoten adalah sumber utama vitamin A yang sebagian besar ada dalam
tumbuhan. Selain melindungi buah-buahan dan sayuran berwarna kuning atau
hijau gelap dari bahaya radiasi matahari, beta karoten juga berperan serupa
dalam tubuh manusia. Beta karoten terkandung dalam wortel, brokoli, kentang,
dan tomat.
Antioksidan yang berasal dari sumber hewani walaupun menjadi penyumbang
minoritas tetapi peranannya tidak dapat disepelekan begitu saja. Hal yang
mengejutkan ada pada astaxanthin yang tergolong karoten. Menurut para ahli,
astaxanthin 1000 kali lebih kuat sebagai antioksidan daripada vitamin E. Udang,
ikan salmon, kerang merupakan sumber potensial astaxanthin. Tetapi kandungan
astaxanthin terbanyak ada pada sejenis mikroalga, yaitu Haematococos pluvalis.
Sedangkan asam askorbat mudah dioksidasi menjadi asam dehidroaskorbat.
Dengan demikian maka vitamin C juga berperan dalam menghambat reaksi
oksidasi yang berlebihan dalam tubuh dengan cara bertindak sebagai antioksidan.
![Page 14: Tugas Fangpus](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062500/5695d0691a28ab9b02925add/html5/thumbnails/14.jpg)
Vitamin C terkandung dalam sayuran berwarna hijau dan buah-buahan. Di
samping itu, ada pula senyawa lain yang dapat menggantikan vitamin E yaitu
flavonoid. Hal ini dikemukakan oleh Department of Environmental and Molecular
Toxicology, Oregon State University.Flavonoid merupakan senyawa polifenol
yang terdapat pada teh, buah-buahan, sayuran, anggur, bir dan kecap. Aktivitas
antioksidan flavonoid tergantung pada struktur molekulnya terutama gugus prenil
(CH3)2C=CH-CH2-).
Dalam penelitian menunjukkan bahwa gugus prenil flavonoid dikembangkan
untuk pencegahan atau terapi terhadap penyakit-penyakit yang diasosiasikan
dengan radikal bebas.Selain penggolongan antioksidan diatas, dikenal pula
antioksidan alami. Hampir semua sumber antioksidan alami didapat dari sayur-
sayuran, buah-buahan, dan rempah-rempah. Itulah sebabnya salah satu pusat
penelitian kanker di Amerika merekomendasikan konsumsisayur dan buah 5 kali
atau lebih dalam sehari untuk mencegah terjadinya penyakit kanker.
Beberapa sumber antioksidan alami yang sering kita temui sehari-hari adalah :
1. Tomat
Tomat kaya akan vitamin C, potasium, serat, dan vitamin A serta beta-karoten
yang disebut sebagai likopen yang diyakini mengandung antioksidan. Likopen
dapat menurunkan risiko terkena kanker seperti kanker prostat, kanker
tenggorokan, kanker lambung dan kanker tenggorokan. Jimenez et al. (2002)
melaporkan bahwa kandungan dan komposisi senyawa antioksidan buah tomat
dapat mengalami perubahan selama terjadinya proses pematangan yang
ditunjukkan oleh adanya perubahan aktivitas antioksidan pada buah tersebut.
![Page 15: Tugas Fangpus](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062500/5695d0691a28ab9b02925add/html5/thumbnails/15.jpg)
2. Wortel
Wortel mengandung beta-karoten, vitamin A, serat, dan gula. Wortel
dapatmencegah stroke dan penyakit jantung. Dalam setiap 100 gram wortel segar
terdapat beta-karoten sebanyak 6-20 mg dan vitamin C 5-10 mg.
3. Kelapa
Air kelapa muda dapat berfungsi sebagai antioksidan yang mengandung glukosa,
mineral, enzim, kalium , dan asam amino. Dalam 100 gram daging kelapa terdapat
2 mg vitamin C.
4. Cabai
Kandungan dalam cabai adalah vitamin C, A, thiamin, niacin, riboflavin, dan
vitamin E. Kandungan vitamin A cabai 470 SI dan vitamin C 18 mg. Cabai dapat
melancarkan peredaran darah.
5. Mentimun
Kandungan kimia dalam buah mentimun antara lain saponin, glutation, protein,
lemak, karbohidrat, karoten, terpenoid, vitamin B, vitamin C, kalsium, posfor, dan
mangan. Dalam setiap 100 gram mentimun mengandung vitamin C sebanyak 8
mg. Mentimun dapat menurunkan tekanan darah, menyembuhkan penyakit
kuning, melancarkan buang air kecil dan menghancurkan batu ginjal.
6. Anggur
Kandungan buah anggur adalah senyawa saponin, flavonoid, dan polifenol.
Sementara yang mempunyai aktivitas sebagai antioksidan adalah senyawa
antosianin. Anggur dapat melancarkan buang air kecil, meringankan kandungan
asam urat dalam darah, dan memelihara kesehatan hati. Sementara tanaman
![Page 16: Tugas Fangpus](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062500/5695d0691a28ab9b02925add/html5/thumbnails/16.jpg)
rempah yang mengandung antioksidan di antaranya adalah jahe, temulawak,
kunyit, lengkuas, kencur, cengkeh, dan pala.Selain contoh-contoh di atas, pada
dasarnya hampir semua sayuran, buah, dan rempah yang kita kenal mengandung
antioksidan dalam jumlah tertentu.
Oleh karena itu, perlunya makan dengan gizi seimbang, banyak sayur dan buah
serta menu yang beraneka ragam setiap hari agar kita memiliki antioksidan yang
cukup untuk menangkal radikal bebas di sekeliling kita. Antioksidan yang berasal
dari sumber hewani walaupun menjadi penyumbang minoritas tetapi peranannya
tidak dapat disepelekan begitu saja. Hal yang mengejutkan ada pada astaxanthin
yang tergolong karoten. Menurut para ahli, astaxanthin 1000 kali lebih kuat
sebagai antioksidan daripada vitamin E. Udang, ikan salmon, kerang merupakan
sumber potansial astaxanthin. Tetapi kandungan astaxanthin terbanyak ada pada
sejenis mikroalga, yaitu Haematococos pluvalis.
![Page 17: Tugas Fangpus](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062500/5695d0691a28ab9b02925add/html5/thumbnails/17.jpg)
KESIMPULAN
Pada makalah ini di dapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada cincau hijau terdapat komponen aktif seperti karotenoid, polifenol,
flavonoid, dan klorofil yang berperan sebagai antioksidan yang membantu
menjaga kesehatan.
2. Rosella memiliki kandungan vitamin C 3 kali lebih banyak dari anggur hitam
dan 9 kali dari jeruk sitrus yang berfungsi sebagai sumber antioksidan.
3. Antioksidan dapat menghentikan atau memutuskan reaksi berantai radikal
bebas dalam tubuh, sehingga menyelamatkan sel-sel tubuh dari kerusakan
akibat radikal bebas.
4. Antioksidan digolongkan menjadi antioksidan enzim dan vitamin. Antioksidan
enzim meliputi superoksida dismutase, katalase dan glutation peroksidas.
Sedangkan antioksidan vitamin meliputi alfa tokoferol (vitamin E), beta
karoten (pro vitamin A) dan asam askorbat (vitamin C)
![Page 18: Tugas Fangpus](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062500/5695d0691a28ab9b02925add/html5/thumbnails/18.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Arnelia. 2002. Fitokimia, Komponen Ajaib Cegah PJK, Diabetes Mellitus & Kanker http//:www.kimianet.lipi.go.id/utama.cgi? artikel.
Dlamini, N.R., John R.N. Taylor, Lloyd W. Rooney. (2007) .The effect of sorghum type and processing on the antioxidant properties of African sorghum-based foods. Food Chemistry. 105.p 1412–1419.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 003/Menkes/Per/I/2010 Tentang Saintifikasi Jamu dalam Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan. Jakarta . Departemen Kesehatan Republik Indonesia :1-5
Hernani, Rahardjo M. 2005. Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Jakarta: Penebar Swadaya.
Higdon, J. V., & Frei, B. (2003). Tea .catechins and polyphenols: health effects, metabolism, and antioxidant functions. Critical Reviews in Food Science and Nutrition, 43, 89–143. http://www.blogdokter.net/2008/10/28/antioksidan
Jimenez, A., Creissen, G., Kular, B., Firmin, J., Robinson, S.,Verhoeyen, M., et al. (2002). Changes in oxidative processes and components of the antioxidant system during tomato fruit ripening. Plant, 214, 751–758.
Lee, C H et al. (2005) Relative antioxidant activity of soybean isoflavones and their glycosides. Food Chemistry, 90 735–741.
Leong LP dan Shui G, 2002. An Investigation of Antioxidant Capacity of Fruits in Singapore Markets, Food Chemistry,76: 69–75.
Liu, Qing., Huiyuan Yao. 2007. Antioxidant activities of barley seeds extracts. Food Chemistry,102: 732–737.
Mardiah, et.al. 2007. Makanan Anti Kanker. Kawan pustaka. Jakarta selatan
![Page 19: Tugas Fangpus](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062500/5695d0691a28ab9b02925add/html5/thumbnails/19.jpg)
Molyneux, P. 2004. The use of the stable free radical diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) for estimating antioxidant activity. Songklanakarin J. Sci. Technol., 26(2) : 211-219.
Nurdin, Samsu Udayana dan Suharyono A.S. 2007. Karakteristik FungsionalPolisakarida Pembentuk Gel Daun Cincau Hijau (Premna oblongifoliaMerr.)http://uppmpolinela.files.wordpress.com/2008/07/karakteristik fungsional-polisakarida-pembentuk-gel-daun-cincau-hijau.doc. Diaksespada 10 Desember 2014.
Pranoto, B.A. 2003. Aktivitas Antitumor dan Immunomodulator dari Produk Cincau Hijau Terhadp Pertumbuhan Tumor Kelenjar Susu Mencit C3H
Sugito. 2011. Pemanfaatan Cincau Hijau Sebagai Pangan Fungsional Antitumor, Antioksidan dan Peningkat Sistem Imun Tubuh.Widyanto, PS. dan Nelistya, A. 2008. Rosella. Jakarta: Penebar Swadaya.
Sutomo. 2009. Komposisi kimiawi kelopak rosella, http://.pro-mdc.com/ detailbunga rosella.php, (Diakses 10 Desember 2014)