tugas epid (endemi)

8
Nama : Resky Syamsuriana Halmu Nim : c13112104 Epidemiologi PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI MENURUT ASAL KATA : Jika ditinjau dari asal kata Epidemiologi berasal dari bahasa Yunai yang terdiri dari 3 kata dasar yaitu EPI yang berarti PADA atau TENTANG, DEMOS yang berati PENDUDUK dan kata terakhir adalalah LOGOS yang berarti ILMU PENGETAHUAN. Jadi EPIDEMILOGI adalah ILMU YANG MEMPELAJARI TENTANG PENDUDUK. Sedangkan dalam pengertian modern pada saat ini EPIDEMIOLOGI adalah : “Ilmu yang mempelajari tentang Frekuensi dan Distribusi (Penyebaran) serta Determinat masalah kesehatan pada sekelompok orang/masyarakat serta Determinannya (Faktor factor yang Mempengaruhinya). Suatu ilmu yang awalnya mempelajari timbulnya, perjalanan, dan pencegahan pada penyakit infeksi menular. Tapi dalam perkembangannya hingga saat ini masalah yang dihadapi penduduk tidak hanya penyakit menular saja, melainkan juga penyakit tidak menular, penyakit degenaratif, kanker,penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya. Oleh karena itu, epidemiologi telahmenjangkau hal tersebut. (Bustan MN ( 2002 ). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Rineka Cipta)

Upload: fahrulrinja

Post on 18-Jan-2016

9 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: tugas epid (endemi)

Nama : Resky Syamsuriana Halmu

Nim : c13112104

Epidemiologi

PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI MENURUT ASAL KATA :

Jika ditinjau dari asal kata Epidemiologi berasal dari bahasa Yunai yang

terdiri dari 3 kata dasar yaitu EPI yang berarti PADA atau TENTANG, DEMOS

yang berati PENDUDUK dan kata terakhir adalalah LOGOS yang berarti ILMU

PENGETAHUAN. Jadi EPIDEMILOGI adalah ILMU YANG MEMPELAJARI

TENTANG PENDUDUK.

Sedangkan dalam pengertian modern pada saat ini EPIDEMIOLOGI

adalah : “Ilmu yang mempelajari tentang Frekuensi dan Distribusi (Penyebaran)

serta Determinat masalah kesehatan pada sekelompok orang/masyarakat serta

Determinannya (Faktor – factor yang Mempengaruhinya). Suatu ilmu yang

awalnya mempelajari timbulnya, perjalanan, dan pencegahan pada penyakit

infeksi menular. Tapi dalam perkembangannya hingga saat ini masalah yang

dihadapi penduduk tidak hanya penyakit menular saja, melainkan juga penyakit

tidak menular, penyakit degenaratif, kanker,penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas,

dan sebagainya. Oleh karena itu, epidemiologi telahmenjangkau hal tersebut.

(Bustan MN ( 2002 ). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Rineka Cipta)

ENDEMI

Pada pembelajaran Epidemiologi dapat dipahami dan diterapkan dengan baik,

akan diperoleh berbagai manfaat yang jika disederhanakan dan pada akhirnya

menghasilkan 4 ( empat ) Keadaan Masalah Kesehatan, salah satunya yang akan

dibahas yaitu mengenai Endemi.

Page 2: tugas epid (endemi)

Pengertian :

Endemi ditinjau dari asal kata Yunani (endѐmos) yang berarti tinggal di

satu tempat. Terdapat atau biasanya sering terdapat dalam satu populasi atau

daerah geografis setiap saat; digunakan untuk penyakit atau agen, disebut juga

endemial. (dorlan.tahun terit.Kamus Kedokteran Edisi 29.nama kota:EGC)

Suatu infeksi dikatakan sebagai endemik, pada suatu populasi jika infeksi

tersebut berlangsung di dalam populasi tersebut tanpa adanya pengaruh dari luar.

Suatu infeksi penyakit dikatakan sebagai endemik bila setiap orang yang

terinfeksi penyakit tersebut menularkannya kepada satu orang lain (secara rata-

rata). Suatu infeksi dikatakan berada dalam keadaan tunak endemik (endemic

steady state) bila infeksi tersebut tidak lenyap dan jumlah orang yang terinfeksi

tidak bertambah secara eksponensial,. Suatu infeksi yang dimulai sebagai suatu

epidemi pada akhirnya akan lenyap atau mencapai keadaan tunak endemik,

bergantung pada sejumlah faktor, termasuk virulensi dan cara penularan penyakit

yang bersangkutan.

Contoh Penyakit Endemi :

Leptospirosis

Kasus leptospirosis terutama dilaporkan pada daerah-daerah yang sering

terjadi bencana banjir selama tahun 2003-2007, kasus Leptospirosis terbanyak

adalah di DKI Jakarta bila dibandingkan dengan provinsi endemis

Leptopsirosis yang lain. Namun pada tahun 2008 kasus Leptospirosis

terbanyak dilaporkan terjadi di DI Yogyakarta, yaitu sebanyak 125 kasus.

Provinsi lain yang melaporkan kasus Leptospirosis pada tahun 2008 adalah

Jawa Tengah 72 kasus, DKI Jakarta 37 kasus dan Jawa Timur 29 kasus.

(Chandra, Budiman.2006. Ilmu Kedokteran Pencegahan & Komunitas. Jakarta:

Buku Kedokteran EGC)

Page 3: tugas epid (endemi)

ARTIKEL

Demam Tifoid Tempati Urutan 15 Penyebab Kematian

Jum'at, 12 November 2010 - 17:21 wib | Adhini Amaliafitri - Okezone

DEMAM tifoid merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh bakteri

patogen Salmonella Enterica khususnya serotipe Typhi (S. typhi). S. typhi

adalah bakteri patogen yang telah beradaptasi dengan baik dengan manusia

sekira 50.000 tahun lalu melalui mekanisme bertahan dalam inang (host) yang

luar biasa.

Pada akhir abad ke-19 dan awal abad 20, tifoid berstatus endemik di

kebanyakan negara di Eropa dan Amerika Utara. Endemik ini terjadi akibat

urbanisasi besar-besaran pada revolusi industri dan buruknya perencanaan

sistem air bersih.

Saat ini, demam tifoid masih berstatus endemik di banyak wilayah di Asia,

Afrika, dan Amerika Selatan, dimana sanitasi air dan pengolahan limbah

kotoran tidak memadai. Sementara, kasus tifoid yang ditemukan di negara

maju biasanya akibat terinfeksi saat melakukan perjalanan ke negara-negara

dengan endemik tifoid.

“Demam tifoid bisa menjadi sangat parah, terdapat 33 juta kasus dengan

kematian sebesar 15 juta per tahun. Indonesia melaporkan angka prevalensinya

Page 4: tugas epid (endemi)

berkisar 1,6 persen dan menempati urutan 15 besar penyebab kematian,” papar

Ketua Perdalin, Prof Dr. Djoko Widodo, DTM&H, SpPD-KPTI usai

menandatangani perjanjian kerjasama antara Bayer dan Perhimpunan

Pengendalian Infeksi (Perdalin) di Hotel Intercontinental Jakarta MidPlaza,

Jakarta, baru-baru ini.

Di Indonesia, tifoid jarang dijumpai secara epidemis tapi bersifat endemis

dan banyak dijumpai di kota-kota besar. Tidak ada perbedaan yang nyata

insidens tifoid pada pria dan wanita. Insiden terringgi didapatkan pada remaja

dan dewasa muda. Simanjuntak (1990) mengemukakan bahwa insiden tifoid di

Indonesia masih sangat tinggi berkisar 350-810 per 100.000 penduduk.

Demikian juga dari telaah kasus tifoid di rumah sakit besar di Indonesia,

menunjukkan angka kesakitan cenderung meningkat setiap tahun dengan rata-

rata 500/100.000 penduduk. Angka kematian diperkirakan sekitar 0,6-5%

sebagai akibat dari keterlambatan mendapat pengobatan serta tingginya

“Tifoid biasanya ditularkan melalui konsumsi makanan atau air yang

terkontaminasi dan faktor-faktor risiko tertentu, di antaranya minum dari

sumber air yang tercemar, berbagi makanan, mengonsumsi buah-buahan yang

terkontaminasi, cuci tangan tidak menggunakan sabun,” jelas Dr. Djoko.

Lebih lanjut, Dr. Djoko yang menjabat staf Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi

Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo ini

menjelaskan mengenai proses penularan tifoid. Dituturkannya, setelah bakteri

S. typhi memasuki tubuh tidak terlihat ada gejala apapun selama 7-14 hari pada

umumnya, meski dapat pula berkisar antara 3-60 hari.

Pasien umumnya datang ke rumah sakit dengan keluhan-keluhan seperti

demam, gejala flu, sakit kepala berat, lemas, anoreksia, rasa tidak nyaman pada

perut, batuk kering, dan nyeri otot.

Page 5: tugas epid (endemi)

“Secara bertahap, suhu tubuh akan terus naik dan menetap pada suhu tinggi

pada minggu kedua, dan bahkan hingga minggu keempat jika tidak diobati.

Kemudian, suhu akan kembali normal, meskipun rasa lemas dan letih akan

terus dirasakan hingga beberapa minggu setelahnya. Hingga 10 persen sampai

15 persen pasien yang tidak mendapatkan pengobatan mengalami berbagai

komplikasi, seperti perdarahan dan perforasi pada usus halus, serta beberapa

kondisi gangguan syaraf,” imbuh dokter berkacamata tersebut.

Dr Djoko juga menjelaskan, bahwa perdarahan terjadi pada kondisi infeksi

yang parah, dan ditandai dengan turunnya suhu tubuh secara drastis dan

kemudian naik lagi pada awal terjadinya peritonitis, yaitu sebuah kondisi

berbahaya dimana peradangan terjadi pada peritoneum (selaput tipis yang

melindungi dinding rongga perut).

Perforasi usus halus terjadi pada 1 sampai 3 persen pasien yang dirawat di

rumah sakit dengan tingkat kematian 40 persen. Komplikasi ini biasanya

memengaruhi ileum terminalis dan harus segera dioperasi.

“Kekambuhan terjadi pada 5-10 persen kasus, umumnya dalam waktu sebulan

setelah demam dinyatakan sembuh. Gejala umumnya lebih ringan daripada

infeksi sebelumnya dan pada kasus dimana proses klasifikasi molekuler S.

typhi telah dilakukan, terlihat bahwa kekambuhan pada umumnya disebabkan

oleh jenis isolat yang sama dengan infeksi sebelumnya. Infeksi berulang

dengan jenis isolat berbeda juga dapat terjadi,” tutup dokter yang menjabat

sebagai Ketua Dewan Guru Besar FKUI tersebut. (ftr) SUMBER :

http://lifestyle.okezone.com/read/2010/11/12/195/392763/demam-tifoid-

tempati-urutan-15-penyebab-kematian