tugas dr wahyu print-2

Upload: tangcitangci

Post on 05-Oct-2015

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

MM

TRANSCRIPT

PENATALAKSANAAN SYOK HIPOVOLEMIKPenanggulangan syok dimulai dengan tindakan umum yang bertujuan untuk memperbaiki perfusi jaringan, memperbaiki oksigenasi tubuh, dan mempertahankan suhu tubuh. Tindakan ini tidak bergantung pada penyebab syok. Diagnosis harus segera ditegakkan sehingga dapat diberikan pengobatan kausal. Segera berikan pertolongan pertama sesuai dengan prinsip resusitasi ABC. Jalan nafas (A=airway) harus bebas kalau perlu dengan pemasangan pipa endotrakeal. Pernafasan (B=breathing) harus terjamin, kalau perlu dengan memberikan ventilasi buatan dan pemberian oksigen 100%. Defisit volume peredaran darah (C = circulation) pada syok hipovolemik sejati atau hipovolemia relatif (syok septik, syok neurogenik, dan syok anafilaktik). Syok hipovolemik dapat diatasi dengan pemberian cairan intravena bisa lebih dari satu infus, pantau nadi, tekanan darah, warna kulit, isi vena, produksi urin dan Central Venous Pressure. Bila perlu pemberian obat-obatan inotropik untuk mempertahankan fungsi jantung atau obat vasokonstriktor untuk mengatasi vasodilatasi perifer. Manajemen cairan adalah penting dan kekeliruan manajemen dapat berakibat fatal. Untuk mempertahankan keseimbangan cairan maka input cairan harus sama untuk mengganti cairan yang hilang. Cairan itu termasuk air dan elektrolit. Tujuan terapi cairan bukan untuk kesempurnaan keseimbangan cairan, tetapipenyelamatan jiwa dengan menurunkan angka mortalitas.2Penanggulangan

Pasang satu atau lebih jalur infus intravena no 18/16 infus dengan cepat larutan kristaloid atau kombinasi kristaloid dan koloid sampai vena (vena jugularis) yang kolaps terisi. Sementara,bila diduga syok karena perdarahan ambil sampel darah dan usaha darah sesegera mungkin. Bila telah jelas ada peningkatan isi nadi dan tekanan darah, infus harus dilambatkan. Bahaya infus yang cepat adalah udem paru, terutama pasien usia tua.

Pemantauan yang perlu dilakukan dalam menentukan kecepatan infus :

Nadi : nadi yang cepat menandakan adanya hipovolemia

Tekanan darah : bila tekanan darah 40 mmHg pada pasien hipertensi menunjukan masih perlunya transfusi cairan.

Produksi urin: pemasangan kateter urin diperlukan untuk mengukur produksi urin. Produksi urin harus dipertahankan minimal ml/kg/jam. Bila kurang menunjukan adanya hipovolemia. Cairan diberikan sampai vena jelas terisi dan nadi jelas teraba.Bila masih terdapat gejala umum pasien seperti gelisah, rasa haus, sesak, pucat dan ektremitas dingin, menunjukan masih perlu transfusi cairan. Target resusitasi sebaiknya tidak hanya didasarkan atas parameter tekanan darah dan produksi urin saja sebab bila hanya didasarkan atas parameter tersebut, 85 % kasus ternyata menunjukan bahwa resusitasi belum optimal. Target yang lebih logis adalah tingkat oksigenasi sel atau jaringan yang dapat dilihat dari konsentrasi laktat, konsumsi oksigen jaringan, defisit basa, pH mukosa lambung dan tekanan parsial oksigen jaringan. Penderita dengan perdarahan kelas IV hampir selalu segera memerlukan transfusi darah. Kehilangan darah lebih dari 50% volume darah mengakibatkan kehilangan kesadaran, hilangnya denyut nadi dan turunnya tekanan darah.

Sedapat mungkin diberikan jenis cairan yang sama dengan yang keluar, darah pada perdarahan dan plasma pada luka bakar. Akan tetapi penanggulangan segera dengan resusitasi dapat dimulai dengan pemberian ringer laktat atau kristaloid. Darah merupakan cairan resusitasi yang optimal bagi pasien trauma dengan syok bila cairan elektrolit tidak mampu memulihkan tekanan darah pasien. Bila perdarahan lebih dari 25 % volume darah dan hematokrit sekitar 40%, tranfusi darah merah harus diberikan. Bila saturasi oksigen vena sentral