tugas case control, cross sectional dan kohort

3
NAMA : ANIS WARDHANINGRUM NIM : 2501011112002 9 KELAS : A_2011 1. Pengertian dan perbedaan antara cross sectional, case control, dan kohort a. Cross sectional Studi epidemiologi yang mempelajari prevalensi, distribusi maupun hubungan  penyakit dan paparan dengan mengamati status paparan, penyakit atau outcome lain secara serentak pada individu-individu dari suatu populasi pada satu saat. Dengan demikian cross sectional tidak mengenal adanya dimensi waktu, sehingga mempunyai kelemahan dalam menjamin bahwa paparan mendahului efek (disease) atau sebaliknya. Namun dalam studi ini mempunyai kekuatan dalam teknisnya, yaitu mudah dilakukan dan murah, tidak memerlukan waktu follow up. Umumnya studi croos sectional dimanfaatkan untuk merumuskan hipotesis hubungan kausal yang akan diuji dalam studi analitik lainnya (kohort atau case control). b. Case control Studi analitik yang menganalisis hubungan kausal dengan menggunakan logika terbaik, yaitu menentukan penyakit (outcome) terlebih dahulu kemudian mengidentifikasi penyebab (faktor risiko). Riwayat paparan dalam penelitian kasus kontrol dapat diketahui dari register medik atau berdasarkan wawancara dengan responden penelitian. Kelemahan dalam penelitian studi ini adalah ketika responden penelitian sulit untuk mengingat kembali riwayat paparan yang pernah dialami terutama jika paparan sudah terlewati selama bertahun-tahun, sehingga dalam penelitian case control sanagat rawan terhadap recall bias, disamping bias seleksi. Namun mempunyai kelebihan diantaranya waktu penelitian yang relatif singkat, murah dan cocok untuk meneliti penyakit langka dan memiliki periode laten yang panjang. c. Studi kohort Studi observasional yang mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit dengan memilih dua atau lebih kelompok studi berdasarkan status paparan kemudian diikuti (difollow up) hingga periode tertentu sehinggan dapat diidentifikasi dan dihitung besarnya kejadian penyakit. Apabila periode induksi yaitu kejadian penyakit dapat diamati dalam waktu yang panjang maka studi

Upload: eky-purwanti

Post on 13-Oct-2015

122 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Rancangan penelitian

TRANSCRIPT

NAMA: ANIS WARDHANINGRUMNIM: 25010111120029KELAS: A_2011

1. Pengertian dan perbedaan antara cross sectional, case control, dan kohorta. Cross sectionalStudi epidemiologi yang mempelajari prevalensi, distribusi maupun hubungan penyakit dan paparan dengan mengamati status paparan, penyakit atau outcome lain secara serentak pada individu-individu dari suatu populasi pada satu saat. Dengan demikian cross sectional tidak mengenal adanya dimensi waktu, sehingga mempunyai kelemahan dalam menjamin bahwa paparan mendahului efek (disease) atau sebaliknya. Namun dalam studi ini mempunyai kekuatan dalam teknisnya, yaitu mudah dilakukan dan murah, tidak memerlukan waktu follow up. Umumnya studi croos sectional dimanfaatkan untuk merumuskan hipotesis hubungan kausal yang akan diuji dalam studi analitik lainnya (kohort atau case control).b. Case controlStudi analitik yang menganalisis hubungan kausal dengan menggunakan logika terbaik, yaitu menentukan penyakit (outcome) terlebih dahulu kemudian mengidentifikasi penyebab (faktor risiko). Riwayat paparan dalam penelitian kasus kontrol dapat diketahui dari register medik atau berdasarkan wawancara dengan responden penelitian. Kelemahan dalam penelitian studi ini adalah ketika responden penelitian sulit untuk mengingat kembali riwayat paparan yang pernah dialami terutama jika paparan sudah terlewati selama bertahun-tahun, sehingga dalam penelitian case control sanagat rawan terhadap recall bias, disamping bias seleksi. Namun mempunyai kelebihan diantaranya waktu penelitian yang relatif singkat, murah dan cocok untuk meneliti penyakit langka dan memiliki periode laten yang panjang.c. Studi kohortStudi observasional yang mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit dengan memilih dua atau lebih kelompok studi berdasarkan status paparan kemudian diikuti (difollow up) hingga periode tertentu sehinggan dapat diidentifikasi dan dihitung besarnya kejadian penyakit. Apabila periode induksi yaitu kejadian penyakit dapat diamati dalam waktu yang panjang maka studi kohort rawan terhadap bas penarikan responden (banyak yang drop out dari observasi), perlu dana yang besar dan waktu yang panjang. Sebaliknya studi kohort mempunyai kekuatan dalam membuktikan inferensi kausal dibanding studi observasional lainnya, didapatkan angka kejadian penyakit (incidence rate) secara langsung, serta cocok untuk meneliti paparan yang langka. Difference Case ControlCohortCross sectional

Desain penelitianMempelajari hubungan antara penyebab dan penyakit dengan membedakan kelompok kasus dan controlMempelajari hubungan natara paparan dan penyakit dengan membandingkan kelompok terpapar berdasarkan status penyakitMmempelajari/mengukur hubungan penyakit (akibat) dengan pajanan (penyebab) dalam waktu yang bersamaan pada satu saat

Metode penelitianStudy retrospective (melakukan penelusuran kebelakang terhadap riwayat suatu penyakit)Longitudinal prospective (dimulai dari status keterpaparan kemudian dilakukan penelusuran kedepan terhadap suatu penyakit)Diperoleh prevalensi suatu penyakit dalam populasi pada suatu saat, (Prevalence study)

SampelSampel relative sedikitSampel banyakSampel banyak

Waktu/ biayaBiaya relative murah dan hasil dapat diperoleh cepatKurang efisien dari segi waktu dan biayaMudah, murah, dan hasilnya relatif cepat dapat diperoleh

Hasil penelitianDapat melihat hubungan beberapa penyebab (risiko) terhadap satu akibat (penyakit)Menerangkan hubungan antara factor risiko dan efekSulit untuk menentukan sebab dan akibat karena pengambilan data risiko dan efek dilakukan pada saat yang bersamaan

Penyakit yang ditelitiDapat digunakan untuk meneliti penyakit yang jarangTidak efisien untk penyakit yang jarangDapat dipakai untuk meneliti banyak variabel sekaligus

InformasiBisa terjadi recall biasTidak akan terjadi recall biasBisa terjadi recall bias

RumusOR = ad / bcRR = a / (a+b) : c / (c+d)RP = a/(a+b) : c/(c+d)

2. Definisi Odds Ratio (OR) dengan relative risk (RR) serta cara penerapannyaa. Odds Ratio adalah ukuran asosiasi paparan (faktor risiko) dengna kejadian penyakit; dihitung dari angka kejadian penyakit pada kelompok berisiko (terpapar faktor risiko) dibanding angka kejadian penyakit pada kelompok yang tidak berisiko (tidak terpapar faktor risiko). Odds Ratio adalah ukuran besarnya efek dan umumnya digunakan untuk membandingkan hasil dan uji klinik. Odds Ratio juga hanya dapat dilakukan pada penelitian dengan pendekatan Case Control. Rumus Odds Ratio = a x d / b x c = ad / bcb. Risiko Relatif adalah rasio angka insidensi kelompok yang terpajan faktor tertentu terhadap angka insidensi kelompok yang tidak terpajan faktor tertentu. Risiko relatif tidak menugkur probabilitas bahwa seseorang yang memiliki suatu faktor akan mengidap penyakit. Risiko relatif juga mengukur kekuatan asosiasi antara suatu faktor dan suatu outcome tertentu, jadi suatu risiko relatif yang tinggi menunjuk kepada penyebab penyakit dan sangat berguna dalam penelitian untuk etiologi penyakit. Risiko relatif dilakukan pada penelitian studi kohort. Rate insidensi kelompok terpapar Rumus Risiko Relatif (RR) = Rate insidensi kelompok tidak terpapar