tugas biofarmasetika.docx
TRANSCRIPT
TUGAS PAPER BIOFARMASETIKA
MEKANISME LINTAS MEMBRAN OBAT ATAU ABSORBSI OBAT
DISUSUN OLEH :
DENNY
11.01.034
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI
MAKASSAR
2013
SOAL
1. Contoh-contoh metode pelepasan obat dalam tubuh dengan
mekanisme lintas membrane berupa pelepasan filtrasi atau difusi
dengan penembusan pasif, difusi pasif, transport aktif dan pasif.?
JAWABAN
Obat yang masuk ke dalam tubuh melalui berbagai cara pemberian
umumnya mengalami absorbsi, distribusi, dan pengikatan untuk sampai di
tempat kerja dan menimbulkan efek. Kemudian, dengan atau tanpa
biotransformasi, obat diekskresikan dari dalam tubuh. Seluruh proses ini
adalah farmakokinetik.
Di tubuh manusia, obat harus menembus sawar (Barrier) sel di
berbagai jaringan. Pada umumnya obat melintasi lapisan sel ini dengan
menembusnya, bukan dengan melewati celah antara sel, kecuali pada
endotel kapiler. Karena itu peristiwa terpenting dalam farmakokinetik ialah
transport lintas membran.
Membran sel terdiri dari dua lapisan lemak yang membentuk fase
hidrofilik di kedua sisi membran dan fase hidrofobik di antaranya. Molekul
protein yang tertanam di kedua sisi membran atau menembus membran
berupa mozaik pada membran. Molekul ini membentuk kanal hidrofilik
untuk mentransport air dan molekul kecil lainnya yang larut dalam air.
Cara transport obat lintas membran adalah dengan cara difusi pasif
dan transport aktif., yang akhirnya melibatkan komponen membran sel
dan energi. Sifat fisiko kimia obat yang menentukan cara transport ialah
bentuk dan ukuran molekul, kelarutan dalam air, derajat ionisasi dan
kelarutan dalam lemak.
Umumnya obat diabsorbsi dan didistribusi secara difusi pasif. Mula
– mula obat harus berada dalam larutan air pada permukaan membran
sel, kemudian molekul obat akan melintasi membran, kemudian molekul
obat akan melintasi membran dengan melarut dalam lemak membran.
Pada proses ini, obat bergerak dari sisi kadarnya yeng lebih tinggi ke sisi
lain. Setelah taraf mantap (Steady state) dicapai, kadar obat bentuk non
ion di kedua sisi membran akan sama.
Kebanyakan obat berupa elektrolit lemah yakni asam lemah atau
basa lemah. Dalam larutan elektrolit lemah ini akan terionisasi. Derajat
ionisasi ini tergantung pada pKA obat dan pH larutan. Untuk obat asam,
pKa rendah berarti relatif kuat, sedangkan untuk obat basa, pKa tinggi
yang relatif kuat. Bentuk non ion umumnya larut baik dalam lemak
sehingga mudah berdifusi melintasi membran. Sedangkan bentuk ion,
sukar melintasi membran karena sukar larut dalam lemak. Pada taraf
mantap kadar obat bentuk ion – ion saja yang sama dikedua sisi
membran, sedangkan kadar obat bentuk ionnya tergantung dari
perbedaan pH di kedua sisi membran.
Membran sel merupakan membran semi permeabel artinya hanya
dapat dirembesi air dan molekul – molekul kecil. Air berdifusi atau
mengalir melalui kanal hidrofilik pada membran akibat perbedaan tekanan
hidrostatik maupun tekanan osmotik. Bersama dengan aliran air akan
terbawa zat – zat terlarut bukan ion yang berat molekulnya kurang dari
100 – 200 misalnya urea, etanol dan antipirin. Meskipun berat atomnya
kecil, ion anorganik ukurannya membesar karena mengikat air sehingga
tidak dapat melewati kanal hidrofilik bersama air. Kini telah ditemukan
kanal selektif untuk ion Na, K dan Ca.
Transport Lintas Membran
Proses transport melalui membran terjadi melalui 2 mekanisme, yaitu
transport aktif dan transport pasif. Transport pasif terjadi tanpa
memerlukan energi sedangkan transport aktif memerlukan energi.
Yang termasuk transport pasif adalah :
a) Difusi sederhana/ difusi pasif
Zat aktif dapat melarut dalam konstituen membraner pelaluan
terjadi menurut suatu gradient atau perbedaan (konsentrasi atau
elektrokimia-potensial kimia), tanpa menggunakan energi atau
kekuatan sampai di suatu keadaan kesetimbangan di kedua sisi
membrane.
Obat harus larut dalam air dari pada tempat absorpsi melewati
membrane semi permeable, obat tidak terionisir dan bukan metabolit
(=obat tidak berubah ) → ion tidak larut dalam lipid sehingga tidak
dapat menembus membran.
Gaya pendorong (driving force) untuk perpindahan solute
kompartemen luar ke kompartemen dalam ialah gradient konsentrasi
yaitu perbedaan konsentrasi di kedua sisi membran.
Difusi pasif ditekankan pada:
Proses difusi zat melalui membrane lipid, lalu masuk lagi ke fase
cairan air.
b) Transport dengan fasilitas,
c) Transport lewat ion channel.
Difusi Terfasilitas
Transport dengan cara difusi fasilitas mempunyai perbedaan dengan
difusi sederhana yaitu difusi fasilitas terjadi melalui carrier spesifik dan
difusi ini mempunyai kecepatan transport maksimum (Vmax). Suatu bahan
yang akan ditransport lewat cara ini akan terikat lebih dahulu dengan
carrier protein yang spesifik, dan ikatan ini akan membuka channel
tertentu untuk membawa ikatan ini ke dalam sel. Jika konsentrasi bahan
ini terus ditingkatkan, maka jumlah carrier akan habis berikatan dengan
bahan tersebut sehingga pada saat itu kecepatan difusi menjadi maksimal
(Vmax). Pada difusi sederhana hal ini tidak terjadi, makin banyak bahan
kecepatan transport bahan maakin meningkat tanpa batas.
Transport fasilitatif disebut juga difusi dipermudah.
Pada dasarnya sama dengan transport aktif, perbedaannya tidak
melawan gradient konsentrasi.
Difusi dengan pertolongan carrier akan tetapi tidak membutuhkan
energi luar dan berjalan sesuai engan gradient konsentrasi
Contoh klasik vitamin B12, dimana vitamin B12 membentuk kompleks
dengan factor intrinsik yang di produksi lambung, kemudian bergabung
dengan carrier membran.
Transport_Ion_Channel
Transport lewat ion channel khusus bagi ion-ion yang sulit ditransport
secara difusi akibat muatan listriknya. Ion channel ini mempunyai sifat
yang sangat selektif dan terbukanya channel tersebut akibat potensial
listrik sepanjang membran sel dan melalui ikatan channel dengan hormon
atau neurotransmitter.
Transport Pasif dan Aktif
Transpor aktif
Merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak spontan. Arah
perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif
membutuhkan bantuan dari beberapa protein. Contoh protein yang terlibat
dalam transpor aktif ialah channel protein dan carrier protein, serta
ionophore
Transport aktif terbagi atas transport aktif primer dan sekunder. Transport
aktif sekunder juga terdiri atas co-transport dan counter transport
(exchange).
Transport aktif primer memakai energi langsung dari ATP, misalnya pada
Na-K pump dan Ca pump. Pada Na-K pump, 3 Na akan dipompa keluar
sel sedang 2 K akan dipompa kedalam sel. Pada Ca pump, ca akan
dipompa keluar sel agar konsentrasi Ca dalam sel rendah.
Suatu cara pelaluan yang sangat berbeda dengan difusi pasif,
diperlukan suatu carrier/ transporter/ pengemban.
Obat harus larut pada tempat absorpsi. Tiap obat memerlukan carrier
spesifik. Sebelum diabsorpsi obat berikatan dengan carrier mengikuti teori
pengikatan obat-reseptor.
Carrier : suatu konstituen membrane, enzim atau setidak-tidaknya
sebagai substansi proteik, mampu membentuk kompleks dengan zat aktif
di permukaan membrane dan lalu memindahkannya dan di lepaskan disisi
yang lain. Selanjutnya carrier kembali ke tempat semula.
Transport aktif dengan carrier ini memerlukan energi dan ini di peroleh
dari hasil hidrolisa ATP di bawah pengaruh ATP ase.
1 ATP → ADP + Energi
Dalam hal ini setiap substansi yang menghalangi atau mencegah
reaksi pembentukan energi ini akan berlawanan dengan transport aktif.
Misal obat yang mempengaruhi metabolisme sel seperti CN-, F, ion iodium
acetate menghambat transport aktif dengan cara non kompetitif
Cara ini melawan gradient konsentrasi dalam hal ini ion-ion melawan
potensial elektrokimia membran.
Bila jumlah obat lebih besar dari pada carrien akan terjadi kejenuhan.
Obat + carrier → kompleks Obat-Carrier → bergerak melintasi
membrane menggunakan energi ATP → di bagian dalam membrane obat
dilepas, carrier kembali ke permukaan luar membran.
Carrier Ionophore
Transport sekunder co-transport
Pada transport sekunder co-transport , glukosa atau asam amino akan
ditransport masuk dalam sel mengikuti masuknya Natrium. Natrium yang
masuk akibat perbedaan konsentrasi mengikutkan glukosa atau asam
amino ke dalam sel, meskipun asam amino atau glukosa di dalam sel
konsentrasinya lebih tinggi dari luar sel, tetapi asam amino atau glukosa
ini memakai energi dari Na (akibat perbedaan konsentrasi Na). Sehingga
glukosa atau asam amino ditransport secara transport aktif sekunder co-
transport
Transport sekunder counter-transport
Pada proses counter transport/exchange, masuknya ion Na ke dalam sel
akan menyebabkan bahan lain ditransport keluar. Misalnya pada Na-Ca
exchange dan Na-H exchange. Pada Na-Ca exchange, 3 ion Na akan
ditransport kedalam sel untuk setiap 1 ion Ca yang ditransport keluar sel,
hal ini untuk menjaga kadar Ca intrasel, khususnya pada otot jantung
sehingga berperan pada kontraktiitas jantung. Na-H exchange terutama
berperan mengatur konsentrasi ion Na dan Hidrogen dalam tubulus
proksimal ginjal, sehingga turut mengatur pH dalam sel.
Ion-Pair ( Tranfer Pasangan Ion)
Obat-obat yang terionisasi kuat pada pH fisiologis tidak dapat
dijelaskan cara absorpsi lain. Ex : senyawa ammonium quarterner,
senyawa asam sulfonat.
Ammonium quarterner, asam sulfonat (bermuatan positif) + substansi
endogen GIT (=kation organic seperti mucin) → membentuk kompleks
pasangan ion netral ( dapat menembus membrane) → kemudian
diabsorpsi secara difusi pasif → disosiasi. Karena kompleks tersebut larut
dalam air dan lipoid.
Suatu obat mungkin di absorpsi lebih dari satu mekanisme, seperti :
Vitamin B12 : transport fasilitatif + difusi pasif
Glikosida Jantung : transport aktif dan sebagian difusi pasif
Molekul kecil : difusi pasif dan transport konvektif.
Absorpsi tergantung juga pada tersedianya mekanisme transport di
tempat kontak obat. Bermacam-macam mekanisme transport tersedia di
organ-organ dan jaringan-jaringan:
Dalam rongga mulut : difusi pasif + transport konvektif.
Dalam lambung : difusi pasif + transport konvektif dan mungkin
transport aktif
Dalam usus kecil : Difusi pasif + transport konvektif + transport aktif +
transport fasilitatif + ion pair + pinositosis.
Dalam usus besar dan rectum : difusi pasif + transport konvectif +
pinositosis
Pada kulit : difusi pasif + transport konvektif.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Absorpsi Obat, antara lain :
a. Biologis/ Hayati
1. Kecepatan pengosongan lambung
Kecepatan pengosongan lambung besar → penurunan proses
absorpsi obat-obat yang bersifat asam.
Kecepatan pengosongan lambung kecil → peningkatan proses
absorpsi obat-obat yang bersifat basa.
2. Motilitas usus
Jika terjadi motilitas usus yang besar (ex : diare), obat sulit
diabsorpsi.
3. pH medium
Lambung : asam → untuk obat-obat yang bersifat asam
Usus : basa → untuk obat-obat yang bersifat basa.
4. Jumlah pembuluh darah setempat
Intra muskular dengan sub kutan
Intra muscular absorpsinya lebih cepat, karena jumlah pembuluh
darah di otot lebih banyak dari pada di kulit.
b. Hakiki/ Obat
Polaritas → koefisien partisi
Semakin non polar semakin mudah diabsorpsi
c. Makanan
Paracetamol terganggu absorpsinya dengan adanya makanan dalam
lambung, maka dapat diberikan 1 jam setelah makan.
d. Obat lain
Karbon aktif dapat menyerap obat lain.
e. Cara pemberian
Per oral dan intra vena berbeda absorpsinya.
Efek- Efek Makanan Atas Absorpsi
Secara umum absorpsi obat lebih disukai atau berhasil dalam kondisi
lambung kosong.
Kadang-kadang tak bisa diberikan dalam kondisi demikian karena obat
dapat mengiritasi lambung.
Misal : Asetosal ( dapat menyebabkan iritasi karena bersifat asam).
Kecepatan absorpsi kebanyakan obat akan berkurang bila diberikan
bersama makanan.
Misal : Digoksin, Paracetamol, Phenobarbital (obat sukar larut)
Pemakaian antibiotika setelah makan seringkali → penurunan
bioavailabilitasnya maka harus diberikan sebelum makan.
Misal : Tetraciklin, Penisilin, Rifampisin, Erytromycin strearat
Absorpsi griseofulvin meningkat bila makanan mengandung lemak