tugas bioetic

Upload: rakatsu

Post on 29-May-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/9/2019 tugas bioetic

    1/14

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Manusia sebagai ciptaan Tuhan yang sempurna, dalam memahami alam sekitarnya

    terjadi proses yang bertingkat dari pengetahuan (sebagai hasil dari tahu manusia ), ilmu,

    dan filsafat. Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar

    menjawab pertanyaan what, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya.

    Sedangkan ilmu (science) bukan sekedar menjawab what, Melainkan akan menjawab

    pertanyaan why dan how, misanya mengapa air mendidih bila di panaskan, mengapa

    bumi berputar, mengapa manusia bernafas, dan sebagainya. Pengetahuan hanya dapat

    menjawab pertanyaan apa sesuatu itu. Tetapi ilmu dapat menjawab mengapa dan

    bagaimana sesuatu tersebut terjadi.

    Manusia pada dasarnya selalu ingin tahu yang benar. Untuk memenuhi rasa ingin

    tahu ini, manusia sejak zaman dahulu telah berusaha mengumpulkan pengetahuan.

    Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan

    seseorang untuk dapat memecahkan pertanyaan (masalah) yang di hadapinya. Semenjak adanya sejarah kehidupan manusia di bumi ini, manusia telah berusaha mengumpulkan

    fakta. Dari fakta fakta ini kemudian di susun dan disimpulkan menjadi berbagai teori,

    sesuai dengan fakta yang di kumpulkan tersebut. Teori teori tersebut kemudian digunakan

    untuk memahami gejala gejala alam dan kemasyarakatan yang lain. Sejalan dengan

    perkembangan kebudayaan umat manusia, teori teori tersebut makin berkembang baik

    kualitas maupun kuantitasnya, seperti apa yang telah kita rasakan dewasa ini.

    Pada awalnya ilmu kedokteran terbatas pada pengobatan penyakit, sekarang

    bertumpang tindih dengan seluruh ilmu kehidupan (life sciences) dan bidang ilmu

    pengetahuan lain, seperti kimia, fisika, dan informatika. Dengan perkembangan itu,

    muncullah tiga kata kunci: bioetika, riset, dan ilmu kedokteran. Sementara itu, Departemen

    Kesehatan yang terikat pada Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1995 tentang

    1

  • 8/9/2019 tugas bioetic

    2/14

    Penelitian dan Pengembangan Kesehatan tetap menggunakan kata etik, penelitian, dan

    kesehatan.

    Sebelum ilmu kedokteran lahir pada akhir abad ke-19, orang sakit diobati dengan

    menggunakan obat atau cara pengobatan yang menurut pengalaman paling berkhasiat. Obat

    atau cara pengobatan terbaik ditemukan dengan dicoba-coba pada orang sakit. Melalui

    kemajuan dalam percobaan dan metode ilmiah, ilmu kedokteran berkembang dengan

    pembuktian kebenaran hipotesis.

    Pada riset ilmu kedokteran sering diikutsertakan manusia relawan sebagai subyek

    riset. Pengetahuan dan kesadaran masyarakat ilmu kedokteran 60 tahun yang lalu tentang

    bioetika riset masih sangat terbatas. Pada waktu itu sebagai subyek riset banyak digunakan

    penderita penyakit jiwa, anak-anak yatim piatu, narapidana, tunawisma, mahasiswa, polisi,dan tentara. Subyek riset itu dikerahkan dengan sedikit banyak ancaman dan paksaan, janji-

    janji kemudahan, dan sejumlah bayaran. Para dokter melakukan riset itu dengan iktikad

    baik. Namun, dengan pemahaman bioetika riset sekarang, yang dilakukan para dokter itu

    dapat disebut biadab .

    Dalam beberapa dasawarsa terakhir terjadi berbagai perubahan mendasar dalam

    kehidupan manusia yang antara lain disebabkan perubahan pesat dalam iptek. Iptek yang

    sebelumnya berperan sebagai sarana penunjang berubah menjadi memberi landasan

    konseptual kepada keseluruhan upaya pembangunan. Berkembanglah konsep-konsep baru

    seperti pembangunan berdasarkan pengetahuan. Konsep baru pembangunan kesehatan

    melahirkan sistem kesehatan berbasis pengetahuan. Akibat perubahan peranan fundamental

    itu, iptek makin menentukan penetapan kebijakan pembangunan kesehatan dan

    implementasinya. Dipengaruhi perubahan suasana itu, di Indonesia meningkat jumlah dan

    mutu riset ilmu kedokteran. Makin banyak ilmuwan dan lembaga ilmiah yang

    melaksanakan riset ilmu kedokteran.

    Seiring dengan berkembangnya zaman, dunia kedokteran pun terus menerus berkembang. Kemajuan teknologi yang terus berkembang mengharuskan para dokter terus

    menjawab tantangan-tantangan tersebut. Dalam menjawab tantangan-tantangan tersebut,

    para dokter tidak boleh meninggalkan aspek-aspek penting seperti kode etik kedokteran,

    agama, dan hukum. Yang juga tidak kalah pentingnya adalah aspek sosial budaya,

    2

  • 8/9/2019 tugas bioetic

    3/14

    mengingat Indonesia merupakan Negara yang menjunjung tinggi nilai moral dan

    kemanusiaan dalam kehidupan sosial budayanya.

    Dalam diri manusia yang memiliki sikap ketidak puasan terhadap sesuatu merupakan faktor

    yang menyebabkan mengapa manusia selalu mencari dan mencari apa yang mengganjal

    dan menjadi pertanyaan dalam dirinya. Sikap ketidakpuasan terhadap sesuatu itupun

    menjadi jalan pikir mereka untuk memuaskan diri mereka. Baik dengan jalan yang benar

    maupun dengann jalan yang mengharus kan mereka melanggar sesuatu.

    B. Manfaat Penulisan

    a. Untuk memperbaiki penelitian dan riset di kedokteran agar lebih etis lagi dalam

    hal melakukan penelitian

    b. Sebagai bahan bacaan dan diskusi bagi para mahasiswa, dosen dan masyarakatumum berhubungan dengan makalah ini.

    c. Menjadi tolak ukur dalam melakukan penelitian selanjutnya di bidang

    eksperimen.

    d. Memberikan solusi.

    C. Tujuan Penulisan

    a. Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan yang di

    berikan oleh ibu Wika Rispudyani selaku dosen.

    b. Agar penelitian berikutnya lebih etis lagi dalam hal melekukan penelitian dan

    riset di bidang kedokteran, sains dan lain l;ainnya.

    c. Memberikan saran saran yang bagus untuk para peneliti dalam melakukan

    penelitian selanjutnya baik di bidang eksperimen maupun riset biasa.

    3

  • 8/9/2019 tugas bioetic

    4/14

    BAB II

    KASUS

    A. Contoh Kasus

    Kasus 1

    Pada riset ilmu kedokteran sering diikutsertakan manusia relawan sebagai subyek

    riset. Pengetahuan dan kesadaran masyarakat ilmu kedokteran 60 tahun yang lalu

    tentang bioetika riset masih sangat terbatas. Pada waktu itu sebagai subyek riset banyak

    digunakan penderita penyakit jiwa, anak-anak yatim piatu, narapidana, tunawisma,mahasiswa, polisi, dan tentara. Subyek riset itu dikerahkan dengan sedikit banyak

    ancaman dan paksaan, janji-janji kemudahan, dan sejumlah bayaran. Para dokter

    melakukan riset itu dengan iktikad baik. Namun, dengan pemahaman bioetika riset

    sekarang, yang dilakukan para dokter itu dapat disebut biadab.

    Kasus 2 :

    Studi Tuskegee yang bertujuan menelaah perkembangan penyakit sifilis secara

    alamiah. Studi dilakukan oleh Institut Tuskegee di Kabupaten Mason, Alabama.

    Penduduk Kabupaten Mason terdiri atas 82 persen kulit hitam yang miskin sehingga

    studi tidak bisa lepas dari aspek rasial, yang waktu itu masih kuat. Survei pendahuluan

    menemukan 36 persen penduduk menderita sifilis. Selama studi berjalan (1930-1972)

    penderita sifilis dengan sengaja, sesuai dengan protokol riset, tidak diobati supaya

    perkembangan alamiah penyakit sifilis dapat diamati dan dipelajari. Pengobatan juga

    tidak diberikan ketika penisilin, obat yang dapat menyembuhkan sifilis secara tuntas,

    sudah tersedia.

    Kasus 3 :

    John Moore yang menderita penyakit darah yang jarang ditemukan, semacam

    hairy cell leukaemia. Moore yang tinggal di Seattle datang berobat ke California.

    Padanya dilakukan splenektomi, operasi pengambilan limpa. Tanpa pengetahuan dan

    persetujuan Moore, dokter mengembangkan pembiakan sel dari limpanya untuk

    4

  • 8/9/2019 tugas bioetic

    5/14

    menghasilkan banyak uang. Moore beberapa kali kembali ke California dengan

    anggapan bahwa kedatangannya adalah bagian dari pengobatannya. Namun, ternyata

    Moore diminta datang atas biaya sendiri untuk diambil jaringannya guna melanjutkan

    pembiakan sel limpanya. Masalah ini diajukan ke pengadilan dan naik sampai pada

    Mahkamah Agung yang memutuskan (1) Moore tidak punya hak milik terhadap

    pembiakan sel dan (2) dokter telah mengabaikan kewajiban meminta persetujuan

    sesudah penjelasan untuk tindakan yang dilakukannya.

    Sejak itu masyarakat ilmu kedokteran mulai mempermasalahkan penyimpanan

    dan pemanfaatan BBT. Kesepakatan belum dicapai. Masih banyak beda pendapat

    tentang perlunya izin yang bersangkutan pada pemanfaatan BBT.

    Kasus 4 :Penelitian biomedis yang mengikutsertakan subyek manusia. Seusai Perang

    Dunia II, baru diketahui eksperimen-eksperimen kejam yang dilakukan dokter-dokter

    Nazi selama rezim Hitler di Jerman dengan korban-korban mereka yang kebanyakan

    keturunan Yahudi. Pengalaman mengejutkan ini memicu perhatian besar untuk etika

    penelitian biomedis yang sejak saat itu menjadi bagian penting dari etika biomedis.

    Perlu diperhatikan lagi bahwa di antara peneliti-peneliti biomedis itu terdapat semakin

    banyak ahli dari luar profesi kedokteran, seperti ahli-ahli biologi, yang juga tidak

    terdidik dalam tradisi etika kedokteran dan tidak pernah mengucapkan Sumpah Dokter.

    Meski demikian, tidak bisa disangkal bahwa seluruh dunia penelitian ini merupakan

    suatu sektor hakiki dari ilmu-ilmu kedokteran.

    B. Sumber Kasus :

    Koran kompas tanggal 5 5 2004

    http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg00932.html

    5

  • 8/9/2019 tugas bioetic

    6/14

  • 8/9/2019 tugas bioetic

    7/14

    eksperimen tersebut berkat dia terciptalah obat dan cara penyembuhan untuk penyakit

    sifilis serta kita pun patut berterima kasih kepada dokter tersebut karena berkat

    keberaniannya maka banyak orang bisa sembuh. Tetapi tindakan menjadikan manusia

    sebagai objek ini boleh dilakukan apabila memang manusia tersebut mau dan bersedia

    dengan ikhlas untuk di jadikan objek penelitian serta sudah mempertimbangkan hal

    hal yang terjadi nantinya dan juga para ilmuwan menghormati hak haknya sebagai

    objek penelitian. Sebelum itu pun sebenarnya ilmuwan mencari cara lain sebagai ganti

    dari manusia. Mungkin memakai makhlukm hidup lain seperti binatang yang memiliki

    organ yang memiliki kemiripan dengan manusia.

    3. Keuntungan dan Kerugian yang muncul dari Tindakan

    Keuntungan dari tindakan yang dilakukan adalahDapat mengambangkan ilmu pengetahuan dimasa depan.

    Memberikan jalan untuk penyembuhan dan cara penangannya

    seperti obat.

    Membuat orang terinspirasi untuk melakukan penelitian

    tersebut sehingga dunia kesehatan pun makin maju.

    Dalam penelitian tersebut pun hasil yang di dapatkan belum

    tentu berhasil dan belum tentu juga gagal, perbandingan 50 : 50. Jadi

    penelitian tersebut kalau gagal akan menimbulkan dampak buruk

    sedangkana bila berhasil menimbulkan dampak buruk dan

    keuntungan juga. Dapat disimpulkan penelitian yang berobjek

    manusia tersebut banyak melahirkan damak burk dari pada

    keberhasilannya.

    Kerugian yang didapat dari tindakan tersebut adalah

    Menodai dunia kedokteran dan kesehatan, karena tidak

    memperhatikan hak hak pasien serta menjadikan manusia yang

    juga merupakan mahkluk yang sama dengannya sebagai ekperimen.

    Setelah menjadikan manusia sebagai penelitian dampak yang

    di timbulkan bagi manusia yang menjadi ekperimen tersebut adalah

    7

  • 8/9/2019 tugas bioetic

    8/14

    kecacatan seumur hidup, gangguan psikologis serta sampai pada

    kematian.

    Dengan penemuan baru yang berhasil, membuat suatu negara

    tersebut banyak mendapatkan keuntungan devisa dan mungkin

    membuat negara tersebut terkenal

    B . Penjelasan/alasan mengapa kasus termasuk menjadi masalah bioetik

    Masalah adalah suatu kesenjangan (gap) anatara yang seharusnya dengan apa

    yang terjadi tentang sesutu hal, atau antara kenyataan yang ada atau terjadi dengan

    yang seharusnya ada atau terjadi, antara harapan dan kenyataan. Meskipun

    pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan atau kedokteran telah

    sedemikian tingginya, misalnya ditemukannya teknik pemberantasan penyakit, dan berbagai macam masalah lainnya. Masalah masalah tersebut seolah olah sedang

    antri atau menunggu gilirannya untuk di pecahkan. Masalah yang satu di pecahkan

    masalah yang lain sudah muncul untuk segera dipecahkan. Tidak dapat diragukan,

    timbulnya bioetika dipicu oleh "revolusi biomedis" yang berlangsung dalam abad ke-

    20. Bioetika adalah refleksi etis atas pertanyaan-pertanyaan baru yang ditimbulkan oleh

    life sciences dan teknologi biomedis sejak kira-kira pertengahan abad ke-20. Apa yang

    membuat masalalah manusia sebagai objek penelitian sebagai bioetik di karenakan :

    Biotek dalam artian dasarnya adalah etik dalam kehidupan atau Kalau kita

    menyimak cara kata ini dipakai dalam masyarakat, terutama ada dua arti.

    Pertama, sering kita mendengar atau membaca kalimat seperti berikut ini:

    "hal itu tidak etis", "perbuatan itu tidak sesuai dengan etika yang benar",

    "kita tidak boleh memikirkan keuntungan saja, masih ada juga etika". Jika

    kalimat-kalimat macam itu dipakai, etika dimaksudkan sebagai nilai-nilai

    dan norma-norma moral yang diterima sebagai pegangan bagi perilaku

    kita. Di sini etika sama artinya dengan moral atau moralitas. Moralitasmerupakan suatu aspek penting dalam hidup manusia-pada taraf perorangan

    maupun sosial-dan sekaligus sebuah aspek yang khas untuk manusia saja.

    Etika atau moralitas tidak berperanan sama sekali untuk hewan. Hanya

    manusia yang merupakan makhluk moral. Hanya bagi manusia berlaku

    8

  • 8/9/2019 tugas bioetic

    9/14

    bahwa tidak semua hal yang bisa dilakukan boleh dilakukan juga. Perilaku

    manusia tidak baik sungguh-sungguh kalau tidak ditandai oleh moralitas.

    Berdasarkan pengertian tersebut bisakah kita menyebut bahwa manusia

    dijadikan sebagai objek pebelitian dan objek ekperimen oleh para

    dokter, tenga kesehatan dan lain lainnya sebagai keetisan dalam

    mengembangkan ilmu pengetahuan.

    Ketika manusia dijadikan sebagai objek penelitian, ditemukan banyak kasus

    dimana manusia yang dijadikan objek penelitian selalu hak asasinya tidak di

    akui, perlakuan kasar dan di berikan ancaman serta paksaan. Apakah cara itu

    etis, dan perlu ditingkatkan ? tentu saja tidak.

    C. Solusi untuk perawat dari masalah bioetik yang di ambila. Sebagai seorang perawat kita harus memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi

    agar bisa mengantisipasi adanya ketidak etisan dilingkungan kita dan kita

    tahu apa ang dimaksud dengan bioetik tersebut.

    b. Dalam kita bekerja di rumah sakit, usahakan kita sebagai terutama diri kita

    sendiri tidak menjadikan pasien sebagai eksperimen atau peneltian kita.

    Hargailah mereka sebagai manusia juga bukan sebagai kelinci percobaan.

    c. Menghilangkan ketidak etisan dilingkungan rumah sakit dan kesehatan, agar

    tidak membudaya dan menjadi kebiasaan di masa depan.

    d. Dalam melakukan penelitian usahakan kita bisa menawarkan kepada para

    ilmuwan untuk mencari ganti lain dari manusia. Agar terlihat lebih etis dan

    bermoral.

    e. Dalam bekerja sebagai perawat usahakan gunakan hati nurani, perasaan dan

    berpikir yang kritis.

    D. Undang undang yang berhubungan dengan kasus ( negara dan agama )

    Beberapa undang undang dan hukum terhadap masalah adanya manusia yangdijadikan sebagai objek :

    a. Departemen Kesehatan yang terikat pada Peraturan Pemerintah Nomor 39

    Tahun 1995 tentang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan tetap

    menggunakan kata etik, penelitian, dan kesehatan.

    9

  • 8/9/2019 tugas bioetic

    10/14

    b. Majelis Umum PBB pada tahun 1966 menetapkan Perjanjian Internasional

    tentang Hak-hak Sipil dan Politik. Pasal 7 perjanjian itu menegaskan

    perlindungan hak asasi manusia dan kesejahteraan setiap manusia relawan

    yang diikutsertakan sebagai subyek riset ilmu kedokteran.

    c. Pada banyak lembaga yang melaksanakan riset ilmu kedokteran di Indonesia

    masih ditemukan kekurangpahaman dan kekurangsadaran akan pentingnya

    bioetika riset ilmu kedokteran, cara membentuk komisi bioetika lembaga,

    serta proses pemberian persetujuan bioetika. Untuk mengatasi kekurangan

    itu, Pemerintah RI dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

    1334/Menkes/SK/X/2002 tertanggal 29 Oktober 2002 telah membentuk

    Komisi Nasional Etik Penelitian Kesehatan (KNEPK). Sesuai dengan penugasannya, KNEPK akan bekerja sama dengan semua lembaga riset ilmu

    kedokteran yang menggunakan hewan percobaan dan atau mengikutsertakan

    manusia relawan sebagai subyek riset

    d. Kode etik keperawatan BAB II TANGGUNG JAWAB PERAWAT

    TERHADAP TUGAS Pasal 7

    Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan

    keperawatan untuk tujuan yang bertentangan dengan norma-norma

    kemanusiaan.

    e. KUHP Pasal 361

    Jika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini dilakukan dalam melakukan

    sesuatu jabatan atau pekerjaan, maka hukuman dapat ditambah dengan

    sepertiganya dan si tersalah dapat dipecat dari pekerjaannya.

    f. KUHP Pasal 359

    Barang siapa karena salahnya menyebabkan matinya orang, dihukum

    penjara selama - lamanya lima tahun atau kurungan selama - lamanya satutahun.

    g. KUHP Pasal 360

    1. Barang siapa karena kesalahannya menyebabkan orang Luka Berat di

    hukum dengan hukuman penjara selama - lamanya lima tahun atau

    10

  • 8/9/2019 tugas bioetic

    11/14

    hukuman kurungan selama - lamanya satu tahun.

    Luka berat : Penyakit / luka yang tak boleh harap akan sembuh lagi

    dengan sempurna atau mendatangkan bahaya maut.

    2. Barang siapa karena kesalahannya menyebabkan orang luka sedemikian

    rupa sehingga orang itu menjadi sakit sementara atau tidak dapat

    menjalankan jabatannya atau pekerjaannya sementara, dihukum dengan

    hukuman penjara selama - lamanya 9 bulan atau hukuman kurungan

    selama - lamanya 6 bulan.

    h. II. Keputusan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor:

    1239/MENKES/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktek Perawat

    (sebagai revisi dari SK No. 647/MENKES/SK/IV/2000) Pasal 31 Perawatyang telah mendapatkan SIK atau SIPP dilarang :

    Menjalankan praktek selain ketentuan yang tercantum dalam izin

    tersebut.

    Melakukan perbuatan bertentangan dengan standar profesi.

    11

  • 8/9/2019 tugas bioetic

    12/14

    BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    a. Manusia di jadikan sebagai objek penelitian termasuk kedalam bioetik

    karena mengenaggap manusia sebagai kelinci percobaan, dimana hasil

    percobaan tersebut menimbulkan dampak buruk bagi orang yang di jadikan

    objek

    b. Manusia sebagai objek penelitian adalah manusia di jadikan sebagaieksperimen oleh para ilmuwan dan dokter yang bertujuan untuk

    mengembangkan ilmu pengetahuan meskipun dengan cara yang agak sedikit

    menyimpang dan melampaui batas kemanusian.

    c. Etika dimaksudkan sebagai nilai-nilai dan norma-norma moral yang diterima

    sebagai pegangan bagi perilaku kita. Di sini etika sama artinya dengan moral

    atau moralitas

    d. Manusia sebagai objek penelitian ternyata bertentangan hukum negara dan

    agama.

    B. Saran

    Kepada perawat :

    a. Perawat harus memliki pengetahuan yang tinggi dan tahu

    tentang bioetik ini.

    b. Jadikan dan pandanglah pasien sebagai manusia seutuhnya,

    bukan sebagai alat percobaan, penelitian atau eksperimen.

    c. Bekerja lah dengan hati, perasaan, dan pikiran yang kritis, hal

    itu dapat menjauhkan kita dari hal - hal yang diluar prosedur rumah

    sakit.

    d. Berusaha untuk tidak menjadikan pasien sebagai ekperimen

    atau manusia percobaan dalam praktik kerja kita.

    12

  • 8/9/2019 tugas bioetic

    13/14

    e. Bekerjalah secara profesional di lapangan.

    Kepada Dinas kesehatan/Pemeritah :

    a. Pemerintah tidak boleh menutup mata terhadap masalah

    bioetik ini yang sedang menglobal.

    b. Pemerintah harus serius untuk menanggapi hal ini agar tidak

    menjadi kebudayaan dan kebiasaan yang bisa berlanjut di masa

    depan.

    c. Pemerintah harus lebih menekankan hukum hukum yang

    dibuat untuk masalah bioetika karena masalah bioetika ini sekarang

    masalahnya sedang ngambang, ada yang setuju dan ada yang tidak.

    Kepada masyarakat :a. Masayarakat di sarankan agar setidaknya tahu tentang bioetik

    ini.

    b. Masyarakat agar berhati dengan iming iming uang atau

    hadiah dari seseorang yang meniginkan masyarakat tersebut manjadi

    ekpserimen penelitiannya.

    13

  • 8/9/2019 tugas bioetic

    14/14

    DAFTAR PUSTAKA

    Koran kompas tanggal 5 5 2004

    http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg00932.html

    http://www.bioethics.upenn.edu/vaccines/?pageId=4&subpage=194

    http://newblueprint.wordpress.com/2008/01/11/teori-konstruksi-sosial-peter-l-berger/

    Carol Taylor,Carol Lillies, Priscilla Le Mone, 1997, Fundamental Of Nursing Care , ThirdEdition, by Lippicot Philadelpia, New York.

    Shirley R.Jones,1994, Ethics In Midwifery , by Mosby Year Book

    Europe Ltd.

    Wayan Titib Sulaksana, SH., M.S.Dosen Hukum FH UNAIR & Ketua YLBHI Surabaya

    MDate: Monday, 28 May 2007 (10:52:26) WIT Topic: Seminar Keperawatan Diapload dari

    situs PPNI

    KUHP

    Notoadmodjo, Soekodjo. 2005. Metodologi penelitian kesehatan . Jakarta: PT. Rineka Cipta

    14

    http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg00932.htmlhttp://www.bioethics.upenn.edu/vaccines/?pageId=4&subpage=194http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg00932.htmlhttp://www.bioethics.upenn.edu/vaccines/?pageId=4&subpage=194