tugas bio fosil

14
Fosil Penguin Setinggi Manusia Dewasa Ditemukan! NASIONAL DEWASA FOSIL MANUSIA PENGUIN SETINGGI Uniqpost 3 Oct '10 0 Inkayacu paracasensis adalah sebuah spesies penguin yang hidup pada 36 juta tahun yang lalu, penguin ini memiliki postur tubuh yang mengesankan, yaitu setinggi 5 kaki atau sekitar 1.5 meter, memiliki warna merah dan abu-abu. Ilmuwan mengumumkan penemuan ini pada hari Kamis, 30 September 2010. Fosil spesies penguin yang memiliki tinggi 150 cm ditemukan di Peru pada tahun 2007–tapi baru hari ini diumumkan. Penguin yang mendapat julukan “raja air” itu diperkirakan hidup 36 juta tahun yang lalu. Sebagai pembanding, penguin terbesar saat ini hanya memiliki tinggi 120 cm. Selain tinggi, warna penguin raksasa yang ditemukan berbeda dengan penguin sekarang. Para peneliti di laboratorium mendapati bulu sayap dan bulu tubuh. “Warna pada ujung sayap adalah abu-abu dan bagian bawah sayap berwarna cokelat kemerahan,” jelas pemimpin stud Julia Clarke yang juga seorang ahli purbakala dari University of Texas, Austin. Para peneliti mengaku terkejut mendapati warna cokelat dan abu-abu pada tubuh penguin. “Penguin yang kami temui ini telah dewasa sehingga adanya warna cokelat dan abu-abu ini mengejutkan bagi kami,” ujar Dan Ksepka, ahli burung purbakala dari North Carolina State University yang turut terlibat dalam studi. Meski demikian, Ksepka mengakui kalau para peneliti belum bisa menentukan warna seluruh tubuh dengan pasti karena tak memiliki cukup bulu. Kenapa penguin berubah warna menjadi hitam dan putih? Clarke beranggapan kalau perubahan warna itu mungkin merupakan upaya kamuflase, agar para pemangsa penguin, seperti anjing laut, yang berada di bawah air tidak dapat melihat penguin karena tersamar oleh

Upload: sigit-oktabriana

Post on 22-Oct-2015

26 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Bio Fosil

Fosil Penguin Setinggi Manusia Dewasa Ditemukan!NASIONAL DEWASA FOSIL MANUSIA PENGUIN SETINGGI Uniqpost 3 Oct '10  0

Inkayacu paracasensis adalah sebuah spesies penguin yang hidup pada 36 juta tahun yang lalu, penguin ini memiliki postur tubuh yang mengesankan, yaitu setinggi 5 kaki atau sekitar 1.5 meter, memiliki warna merah dan abu-abu. Ilmuwan mengumumkan penemuan ini pada hari Kamis, 30 September 2010. Fosil spesies penguin yang memiliki tinggi 150 cm ditemukan di Peru pada tahun 2007–tapi baru hari ini diumumkan. Penguin yang mendapat julukan “raja air” itu diperkirakan hidup 36 juta tahun yang lalu.

Sebagai pembanding, penguin terbesar saat ini hanya memiliki tinggi 120 cm. Selain tinggi, warna penguin raksasa yang ditemukan berbeda dengan penguin sekarang. Para peneliti di laboratorium mendapati bulu sayap dan bulu tubuh. “Warna pada ujung sayap adalah abu-abu dan bagian bawah sayap berwarna cokelat kemerahan,” jelas pemimpin stud Julia Clarke yang juga seorang ahli purbakala dari University of Texas, Austin.

Para peneliti mengaku terkejut mendapati warna cokelat dan abu-abu pada tubuh penguin. “Penguin yang kami temui ini telah dewasa sehingga adanya warna cokelat dan abu-abu ini mengejutkan bagi kami,” ujar Dan Ksepka, ahli burung purbakala dari North Carolina State University yang turut terlibat dalam studi. Meski demikian, Ksepka mengakui kalau para peneliti belum bisa menentukan warna seluruh tubuh dengan pasti karena tak memiliki cukup bulu.

Kenapa penguin berubah warna menjadi hitam dan putih? Clarke beranggapan kalau perubahan warna itu mungkin merupakan upaya kamuflase, agar para pemangsa penguin, seperti anjing laut, yang berada di bawah air tidak dapat melihat penguin karena tersamar oleh langit. Sementara pemangsa yang ada di langit melihat warna hitam di punggung penguin sebagai lubang di permukaan.

Akan tetapi, ada bukti melanosome (bagian sel yang mengandung melanin) yang menunjukkan kalau perubahan warna itu merupakan efek samping gaya hidup penguin di dalam air. Penguin raksasa ini memiliki melanosome mirip dengan melanosome milik burung lain yang berwarna cokelat kemerahan. Tapi, paket pigmen yang ada di dalamnya sangat berbeda dengan penguin modern. Para peneliti memperkirakan kalau perubahan melanosome itu membuat bulu penguin semakin kuat, membuat sayap mereka keras dan kaku sehingga lebih kuat untuk berenang. “Sepertinya perubahan melanosome itu tidak berdampak langsung pada warna penguin,” kata Clarke. “Perubahan warna mungkin juga disebabkan oleh perubahan lingkungan yang belum kita ketahui,” tambahnya.

Berikut ini adalah foto-foto fosil dan gambaran seniman tentang wujud penguin tersebut:

Page 2: Tugas Bio Fosil

fosilnya… O.O Sayap penguin yang telah menjadi fosil

fosil yang menyatu dengan batu seorang peneliti yang sedang memisahkan fosil dengan bebatuan

Read more at http://uniqpost.com/6774/fosil-penguin-setinggi-manusia-dewasa-ditemukan/

Page 3: Tugas Bio Fosil

Fosil Serangga Berusia 230 Juta Tahun Terbungkus Getah Karet NASIONALFOSILPURBASERANGGATRIASSIC

Moyo 29 Aug '12 

Di Pegunungan Alpen Dolomite, timur laut Italia, ilmuwan telah menemukan serangga tertua yang terbungkus dalam tetesan getah karet. Serangga jenis arthropoda (hewan beruas) ini diperkirakan 100 tahun lebih tua dari yang pernah ditemukan sebelumnya. Tetesan sepanjang 2-6 milimeter ini ditemukan oleh Eugenio Ragazzi dan Guido Roghi dari Univeritas Pandova, Italia.

Dari tetesan tesebut, dua jenis spesies serangga baru ditemukan yaitu Triasacarus Fedelei dan Ampezzoa Triassica. Keduanya tampak seperti kutu, mempunyai bentuk tubuh beruas, cakar dan bulu-bulu halus. Triascarus dan Ampezzoa mempunyai habitat di tanaman.

Hasil mikroskop dengan pembesaran sebanyak 1000 kali. Triasacarus Fedelei (kanan), Ampezzoa Triassica (kiri).

Temuan ini diterbitkan dalam Proceeding National Academy of Sciences, jurnal ilmiah Amerika yang telah ada sejak tahun 1914. Membuka jalan bagi pemahaman yang lebih baik dari evolusi serangga di dunia. Getah karet (amber) merupakan alat alamiah yang mempunyai peran penting bagi ahli paleontologi, karena kemampuannya mengawetkan organisme baik hewan dan tumbuhan secara akurat, serta mampu bertahan selama jutaan tahun.

Page 4: Tugas Bio Fosil

Triascarus dan Ampezzoa hidup pada periode Triassic, sekitar 251 hingga 199 juta tahun lalu.

Read more at http://uniqpost.com/46112/fosil-serangga-berusia-230-juta-tahun-terbungkus-getah-karet/

Page 5: Tugas Bio Fosil

ADA SEMUT RAKSASA: FOSIL SERANGGA BERUMUR 50 JUTA TAHUN SEUKURAN KOLIBRI6 Mei 2011

Para ilmuwan telah menemukan fosil semut berukuran 5 cm, yang menyeberangi Arktik lewat jalur daratan antarbenua, padahal rata-rata ukuran semut adalah 1,6 cm. Semut, yang bernama Titanomyrma lubei, diperkirakan telah ada sekitar 50 juta tahun yang lalu dan berukuran sebesar burung kolibri biasa

Fosil Titanomyrma lubei

Fosil makhluk ini ditemukan pada sedimen danau kuno di Wyoming, satu daerah di Amerika Serikat, menjadikannya salah satu spesies semut terbesar yang pernah ditemukan.

Semut berukuran dua inci ini hampir selalu tinggal di iklim panas dan dikatakan sangat mirip dengan fosil yang ditemukan di Isle of Wight dan Jerman pada waktu yang sama.

Periode Eosen, dalam sejarah bumi, yang terjadi pada 50 juta tahun lalu itu diselingi oleh periode temperatur yang lebih tinggi daripada hari ini karena pelepasan gas rumah kaca ke atmosfer.

Periode Eosen ini terlihat dari munculnya mamalia modern pertama, serta periode hyperthermal melalui pemanasan global yang cepat. Rincian kehidupan semut itu diungkapkan oleh tim Kanada-AS dalam jurnal Royal Society journal Proceedings B. 

Dr. Bruce Archibald dari Simon Fraser University di British Columbia, mengatakan, "Kami tidak memiliki (fosil semut) pekerja dari spesies baru ini, kita hanya memiliki seorang ratu."Ini akan sangat mengesankan, satu di Jerman diperkirakan memiliki berat badan seukuran burung berencet, dan (fosil) ini mungkin berukuran sama. "Ditemukan pula sayap pada fosil semut ini, walaupun masih sedikit informasi yang ada tentang bagaimana makhluk ini hidup."\

Page 6: Tugas Bio Fosil

Mereka ditemukan, di Eropa dan sekarang di Wyoming, di dekat tanaman yang hanya bisa tumbuh dalam suhu sekitar 20C (70F).

Para peneliti percaya bahwa semut raksasa ini mesti berjalan dari Eropa ke Amerika Utara - atau sebaliknya - selama periode hyperthermal Eosen Bumi.

Dr Archibald menambahkan, "Ada banyak kehidupan yang berpindah dari Eropa ke Amerika Utara, atau sebaliknya, pada waktu itu—mamalia, pohon, segala macam hal.

"Dan banyak serangga yang mirip antara British Columbia dan Denmark, tapi mereka bisa hidup dalam iklim dingin dan menyeberang setiap saat.

"Ini adalah contoh pertama yang kita miliki tentang sesuatu yang memerlukan suhu yang hangat agar bisa menyeberang."

Daratan Arktik diperkirakan memiliki iklim yang hangat pada sebagian besar periode Eosen selama hyperthermals.

Para peneliti menemukan bahwa hampir semua semut spesies lebih besar dari 3cm, yang telah punah atau yang masih bertahan hidup, dapat tumbuh dalam suhu tropis.

Yang dapat mengimbangi ukuran fosil ini adalah Driver Ants dari genus Dorylus di Afrika, yang bisa tumbuh sampai 5cm panjangnya.

Sumber : http://dunianyaridwan.blogspot.com/2011/05/ada-semut-raksasa-fosil-serangga.html

Page 7: Tugas Bio Fosil

Fosil kucing besar tertua ditemukanTerbaru  13 November 2013 - 13:32 WIB

Panthera blytheae merupakan kucing besar yang mirip dengan macan tutul salju, kata palaeontolog.

Fosil kucing besar tertua yang dinamakan Panthera blytheaedan memiliki usia 4,1 hingga 5,95 juta tahun, telah diangkat dari Himalaya.

Penemuan fosil di Tibet ini mendukung teori bahwa kucing besar berevolusi di Asia Tengah - bukan Afrika - dan menyebar ke luar daerahnya.

Penelitian yang dilakukan oleh paleontolog dari Amerika Serikat dan Cina ini dipublikasikan pada jurnal Royal Society Proceedings B.Mereka menggunakan data anatomi dan DNA untuk menentukan bahwa kerangka itu dimiliki oleh kucing besar yang sudah punah, yang daerah tempat tinggalnya saling tumpang tindih dengan spesies yang kita tahu saat ini."Kucing ini adalah saudara dari macan tutul salju - dia memiliki dahi yang lebar dan wajah kecil," kata periset Dr Jack Tseng dari University of Southern California."Fosil ini berhubungan erat dengan pertanyaan kami tentang bagaimana hewan berevolusi dan menyebar ke seluruh dunia.""Para peneliti memiliki hipotesis bahwa kucing besar berasal dari Asia, tetapi ada perbedaan antara data DNA dan catatan fosil."

Penemuan signifikan

Fosil karnivora yang utuh seperti ini jarang ditemukan.

Kucing besar merupakan sub-famili Pantherinae termasuk singa, jaguar, harimau, macan tutul, dan macan tutul salju.Bukti DNA menunjukkan jenis mereka ini menyimpang dari sepupu mereka, sub-famili Felinae - seperti puma dan kucing domestik - sekitar 6,37 juta tahun yang lalu.Tapi fosil paling awal yang sebelumnya ditemukan hanya berusia 3,6 juta tahun - yaitu fragmen gigi di Laetoli, Tanzania.

Page 8: Tugas Bio Fosil

Fosil-fosil terbaru yang ditemukan ini digali pada ekspedisi tahun 2010 di wilayah terpencil Zanda Basin di barat daya Tibet, oleh tim termasuk Dr Tseng dan istrinya Liu Juan - sesama paleontolog.Di antara serpihan tulang-tulang itu terdapat tujuh fragmen tengkorak, yang dimiliki setidaknya oleh tiga kucing besar, termasuk satu tengkorak yang hampir lengkap.Usianya berkisar antara 4,1 hingga 5,95 juta tahun."Ini adalah penemuan yang sangat signifikan - ini mengisi kekosongan yang sangat luas dalam catatan fosil," kata Dr Manabu Sakamoto seorang ahli spesies kucing besar dari University of Bristol."Penemuan ini menyajikan bukti kuat untuk hipotesis yang mengatakan bahwa kucing besar berasal dari Asia."

Sumber: http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2013/11/131113_iptek_kucing_besar.shtml

Page 9: Tugas Bio Fosil

Fosil Nyamuk 'Gemuk' Berusia 46 Juta Tahun

WASHINGTON - Peneliti menemukan fosil nyamuk yang masih menyimpan darah makhluk hidup purbakala. Diyakini berusia 46 juta tahun, fosil nyamuk ini tampak dengan perutnya yang besar.

Dilansir Foxnews, Rabu (16/10/2013), sekira 46 juta tahun lalu, seekor nyamuk menghisap darah hewan, mungkin burung atau mamalia. Kemudian, nyamuk ini jatuh ke dalam danau dan tenggelam hingga ke dasar danau.

Ditemukan di wilayah Montana, Amerika Serikat, peneliti Dale Greenwalt di National Museum of Natural History di Washington menemukan fosil nyamuk ini dan memberikannya kepada museum. Ia menyadari bahwa spesimen ini adalah langka.

Greenwalt mengungkap, temuan ini merupakan fosil nyamuk satu-satunya dengan perut membesar (bekas menghisap darah). Temuan ini dianggap aneh, sebab biasanya fosil serangga ditemukan di sisa-sisa getah kuno pohon kering (amber) yang lebih mudah diawetkan.

Fosil ini berasal dari serpihan, jenis batuan yang terbentuk dari sedimen yang diendapkan di bawah air. "Kemungkinan bahwa serangga tersebut dipertahankan dalam shale (serpihan) hampir sangat kecil," kata Greenwalt.

Dalam studinya, Greenwalt dan rekannya meneliti fosil nyamuk dengan molekul bismut, logam berat yang merupakan bahan kimia mampu menguap yang ditemukan dalam fosil. Bahan kimia tersebut kemudian dianalisis dengan spektrometer massa, sebuah mesin yang dapat mengidentifikasi bahan kimia berdasarkan berat atomnya.

Dengan teknik tersebut, peneliti mengungkapkan bahwa sampel fosil tidak akan mengalami kerusakan. Hasil penelitian menunjukkan, terdapat unsur porphyrins tersembunyi, yang merupakan komponen organik yang ditemukan dalam hemoglobin.

Hemoglobin merupakan protein pembawa oksigen dalam darah yang bersembunyi dalam perut fosil nyamuk tersebut. Temuan ini dilaporkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.

Sumber: http://techno.okezone.com/read/2013/10/16/56/882123/unik-fosil-nyamuk-gemuk-berusia-46-juta-tahun

Page 10: Tugas Bio Fosil

ILMUWAN MENEMUKAN FOSIL PRIMATA TERTUA DI CHINA

Archicebus achilles

Sepuluh tahun lalu, ilmuwan menemukan fosil primata purba di provinsi Hubei, China. Kini, ilmuwan mengonfirmasi bahwa fosil itu adalah milik primata paling mula, moyang tertua manusia.

Fosil primata ini berusia 7 juta tahun lebih tua dari fosil primata yang dinobatkan sebagai yang tertua sebelumnya milik spesies Darwinius massilae, ditemukan di wilayah Messel, Jerman.

Primata tertua yang ditemukan dinamai Archicebus achilles, termasuk spesies yang sangat aktif. Fauna ini punya berat tak lebih dari 30 gram, panjang sekitar 55 cm, bola mata yang besar, dan diduga memakan serangga.

Xijun Ni dari Chinese Academy of Sciences yang memimpin analisis fosil menuturkan bahwa A. achilles memiliki ekor panjang, kaki ramping, wajah bulat, dan kaki yang mampu menggenggam. Menurut Ni, primata ini mungkin juga punya corak warna khas.

Proses identifikasi dilakukan dengan bantuan fasilitas European Synchrotron Radiation Facility di Grenoble, Perancis. Dengan fasilitas itu, dihasilkan citra 3D dari fosil. Identifikasi dilakukan dengan citra tersebut.

Identifikasi menunjukkan bahwa karakter primata ini merupakan gabungan dari karakter dua golongan primata yang berbeda, yaitu golongan primata mirip tarsius serta golongan primata anthropoida. 

Anthropoida mencakup golongan primata termasuk simpanse, bonobo, dan manusia. Anthropoida dalam evolusinya terpisah dari golongan primata mirip tarsius jutaan tahun lalu. Karakter anthropoida yang ditemukan pada A. achilles antara lain tumit kakinya.

achilles hidup 55 juta tahun lalu di China dan termasuk spesies yang hiperaktif. Masa itu adalah masa pemanasan global yang disebut palaeocene-eocene thermal maximum, masa di mana hanya ada dunia tropis dan subtropis serta pohon palem-paleman tumbuh hingga wilayah Alaska

Dengan karakteristiknya, A. achilles bisa dikatakan sebagai moyang tertua manusia. Bukan moyang langsung, melainkan menjadi spesies yang mengawali proses evolusi menuju terciptanya manusia. 

Christopher Soligo, pakar antropologi biologi dari University College London menuturkan bahwa penemuan ini akan sangat berharga karena akan membantu ilmuwan dalam menguak proses evolusi primata.

Chris Bear dari Carniege Museum of Natural History di Pittsburgh mengungkapkan, fosil ini memberi petunjuk bahwa tahap paling penting dalam evolusi primata, termasuk golongan anthropoida, berlangsung di Asia, bukan di Afrika seperti diduga sebelumnya.

"Pendukungnya ada dua data. Pertama genetik. Kalau kita urutkan DNA mamalia dan primata yang eksis saat ini, kita menemukan bahwa yang terdekat primata adalah tikus pohon dan lemur, dan ini adalah hewan yang hidup di Asia kini, tepatnya Asia Tenggara," kata Beard.

Data pendukung kedua adalah rekaman fosil. Fosil primata yang hidup 55 juta tahun lalu memang ditemukan di Afrika. Namun, pengetahuan tentangnya sangat terbatas yakni hanya berasal dari fosil gigi dan beberapa tulang.

"Afrika saat itu merupakan benua dengan spesies mamalia endemik yeng mencerminkan spesies mamalia modern yang hidup di Australia saat ini. Ini aneh. Tidak seperti yang kita lihat di benua lain," urai Beard.

Page 11: Tugas Bio Fosil

Dalam skenario, bila primata mulai berevolusi di Asia, maka keturunan A. achillesselanjutnya akan melakukan perjalanan ke Afrika. Di benua itulah, proses evolusi selanjutnya terjadi hingga menciptakan spesies manusia.

Beard mengatakan bahwa soal perjalanan spesies anthropoida ke Afrika pada 38 juta tahun yang lalu telah diketahui. Namun, hingga saat ini ilmuwan belum mengetahui bagaimana perjalanan itu dilakukan. 

Saat itu, Afrika belum terhubung dengan barat daya Asia. Mungkin, spesies anthropoida pada saat itu menyeberangi perairan untuk menuju Afrika. Beard mengatakan bahwa itu memang tidak mudah, tapi mungkin dilakukan.