tugas b.indo(wanda)
DESCRIPTION
ooooTRANSCRIPT
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, banyak sekali masyarakat bahkan mahasiswa yang masih rancu
dalam menempatkan kata dalam kalimat. Disadari atau tidak, penggunaan kata
sering sekali tidak tepat dalam penggunaannya. Masyarakat/mahasiswa sering kali
tidak memperhatikan apakah tulisannya sesuai aturan atau tidak, yang terpenting
tujuan dan maksud mereka tersampaikan. Selain itu ketidak pahaman penggunaan
tanda baca, menyebabkan banyak tulisan-tulisan pada tugas akhir,makalah,bahan
presentasi, atau jurnal. Banyak ditemui kata yang tidak baku dan juga ditemukan
kesalahan dalam penulisan tanda baca yang tidak sesuai dengan ejaan yang
disempurnakan. Hal itulah yang menyebabkan dalam sebuah tulisan kerap tidak
sesuai dengan EYD ataupun bahasa baku.
Sebagai bahasa baku, terdapat standar tertentu yang harus dipenuhi dalam
penggunaan ragam bahasa. Standar tersebut meliputi penggunaan tata bahasa dan
ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. Tata bahasa Indonesia yang baku
salah satunya meliputi penggunaan kata, dan EYD yang sesuai dengan kaidah
baku. Kaidah tata bahasa Indonesia yang baku adalah kaidah tata bahasa Indonesia
sesuai dengan aturan berbahasa yang ditetapkan oleh Pusat Bahasa Indonesia.
-
2
Sementara itu, kaidah ejaan bahasa Indonesia yang baku adalah kaidah ejaan
bahasa Indonesia yang disempurnakan.
Ketidak tepatan dalam pemilihan kata berpengaruh terhadap keefektifan suatu
kalimat. Banyak kalimat yang maknanya tidak sampai kepada pembaca karena
susah atau sulit dalam memahami penulisan si penulis.
1.2 Masalah
Penggunaan kata, dengan tuntutan mengikuti kaidah tata bahasa dan ejaan
bahasa Indonesia yang disempurnakan. Memang seharusnya sesuai dengan aturan
yang ditetapkan oleh Pusat Bahasa. Adapun rumusan masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini yaitu: penggunaan kata apa saja, yang banyak ditemukan
kesalahan penulisannya pada sebuah tulisan? Tanda baca apa saja, yang banyak
ditemukan kesalahan penempatanya pada sebuah tulisan? Bagaimana cara
menempatkan tanda baca yang sesuai dengan ejaan yang disempurnakan?
Bagaimana keefektifan sebuah kalimat yang terdapat pada jurnal sebuah tulisan?
1.3 Batasan Masalah
Pada laporan ini, batasan masalah dalam pelaksanaannya adalah hanya
meneliti tulisan dosen Teknik Elektro Universitas Andalas berupa jurnal dalam
pemakaian tanda baca, kata baku, dan keefektifan sebuah kalimat.
-
3
Pada pemakaian tanda baca hanya membahas masalah penggunaan tanda baca
kurung siku dan tanda baca koma.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari pengerjaan laporan ini adalah :
1. Memeriksa sebuah tulisan salah satu dosen teknik Elektro dengan
menganalisa pemakaian kata dan tanda baca yang tepat.
2. Menganalisa kalimat efektif.
1.5 Hasil yang Diharapkan
Hasil-hasil analisis ini diharapkan dapat membantu pembelajar bahasa
Indonesia yang baku. Bagi seorang pelajar menggunakan bahasa indonesia yang
baku dan benar adalah sebuah keharusan. Karena ragam bahasa baku digunakan
dan dipelajari di sekolah/institusi pendidikan. Yang kesesuaian penggunaannya
harus diperhatikan. Selain itu, hasil analisis ini diharapkan juga dapat memberi
sumbangan pemikiran kepada para dosen, agar keterampilan menulis bisa
ditingkatkan, sehingga orang-orang bisa memahami isi tulisan tersebut dengan
mudah.
-
4
1.6 Metoda dan Teknik
Ada beberapa metode dan teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1. Dengan pembalajaran yang telah diperoleh, dan
2. Studi pustaka dengan mengambil bahan dari beberapa buku cetak.
1.7 Sumber Data
Sumber data didapat dari sebuah jurnal dosen elektro dengan judul Sintesis
Kendali Positif-Real Menggunakan Metoda Gain-Scheduling Dengan Pendekatan
LMI oleh Mumuh Muharam.
1.8 Hipotesis
Pada jurnal dosen Mumuh Muharam yang berjudul Sintesis Kendali Positif-
Real Menggunakan Metoda Gain-Scheduling Dengan Pendekatan LMI terdapat
beberapa kesalahan dalam pemakaian kata baku dan tanda baca. Kalimat dalam
jurnal tersebut masih belum efektif karena ada beberapa kalimat yang pembaca
tidak dapat memahaminya.
-
5
1.9 Landasan Teori
1.9.1 Pengertian Bahasa
Secara umum bahasa didefinisikan sebagai lambang. Bahasa adalah alat
komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap
manusia.Sebagaimana kita ketahui, bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan
kata. Masing-masing mempunyai makna, yaitu, hubungan abstrak antara kata
sebagai lambang dengan objek atau konsep yang diwakili kumpulan kata atau
kosakata itu oleh ahli bahasa disusun secara alfabetis, atau menurut urutan
abjad,disertai penjelasan artinya dan kemudian dibukukan menjadi sebuah kamus
atau leksikon.Pada waktu kita berbicara atau menulis, kata-kata yang kita ucapkan
atau kita tulis tidak tersusun begitusaja, melainkan mengikuti aturan yang ada.
Untuk mengungkapkan gagasan, pikiran atau perasaan, kita harus memilih kata-
kata yang tepat dan menyusun kata-kata itu sesuai dengan aturan bahasa.
Seperangkat aturan yang mendasari pemakaian bahasa, atau yang kita gunakan
sebagai pedoman berbahasa inilah yang disebut tata bahasa.
1.9.2 Bahasa Baku
Bahasa baku merupakan adalah salah satu ragam bahasa yang dijadikan pokok,
yang diajukan dasar ukuran atau yang dijadikan standar. Menurut Yus Rusyana di
dalam Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan bepengertian bahwa bahasa
baku atau bahasa standar adalah suatu bahasa yang dikodifikasikan, diterima dan
dijadikan model oleh masyarakat bahasa yang lebih luas (1984:104). Di dalam
-
6
pengertian bahasa baku terdapat 3 aspek yang saling menyatu yaitu kodifikasi, keberterimaan, dan
difungsikan sebagai model.
Istilah kodifikasi berasal dari bahasa Inggris codification . Kodifikasi diartikan sebagai hal
yang memberlakukan suatu kode atau aturan kebahasaan untuk dijadikan norma dalam bahasa
(Alwasilah, 1985 : 121).
Masalah kodifikasi berkait dengan masalah ketentuan atau ketetapan norma
kebahasaan. Norma-norma kebahasaan itu berupa pedoman tata bahasa, ejaan,
kamus, lafal, dan istilah. Kode kebahasaan sebagai norma itu dikaitkan juga dengan
praanggapan bahwa bahasa baku itu berkeseragaman. Keseragaman kode
kebahasaan diperlukan bahasa baku agar efisien, karena kaidah atau norma jangan
berubah setiap saat. Kodifikasi yang demikian diistilahkan oleh Moeliono sebagai
kodifikasi bahasa menurut struktur bahasa sebagai sebuah system komunikasi
(1975 : 2).
Kodifikasi kebahasaan juga dikaitkan dengan masalah bahasa menurut situasi
pemakai dan pemakaian bahasa. Kodifikasi ini akan menghasilkan ragam bahasa.
Perbedaan ragam bahasa itu akan tampak dalam pemakaian bahasa lisan dan tulis.
Dengan demikian kodifikasi kebahasaan bahasa baku akan tampak dalam
pemakaian bahasa baku.
Bahasa baku atau bahasa standar itu harus diterima atau berterima bagi masyarakat
bahasa. Penerimaan ini sebagai kelanjutan kodifikasi bahasa baku. Dengan penerimaan ini
bahasa baku mempunyai kekuatan untuk mempersatukan dan menyimbolkan masyarakat
bahasa baku.
-
7
Bahasa baku itu difungsikan atau dipakai sebagai model atau acuan oleh masyarakat
secara luas. Acuan itu dijadikan ukuran yang disepakati secara umum tentang kode bahasa
dan kode pemakaian bahasa di dalam situasi tertentu atau pemakaian bahasa tertentu.
Ketiga aspek yang terdapat di dalam konsep bahasa baku itu kodifikasi,
keberterimaan, difungsikan atau dipakai sebagai model, berkesatuan utuh dan saling
berkait, baik dalam menentukan kode bahasa maupun kode pemakaian bahasa baku.
Hal ini akan dirinci pada pembahasan ciri-ciri dan fungsi bahasa baku dan
pemakaian bahasa baku.
1.9.3 Tanda Baca
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau
kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur
dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu
pembacaan.
Beberapa jenis tanda baca yang penting antara lain adalah:
A. Tanda Kurung Siku ([])
1. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau
tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu
menyatakan bahwa kesalahan atau ekurangan itu memang terdapat di naskah asli.
Misalnya:
Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
-
8
2. Tanda kurung siku menapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah
bertanda kurung.
Misalnya:
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat
halaman 35-38] perlu dibentangkan.
B. Tanda Kurung (())
1. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya:
Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor
itu.
2. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral
pokok pembicaraan.
Misalnya:
Sajak Tranggono yang berjudul Ubud (nama yang terkenal di Bali) ditulis pada
tahun 1962.
3. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat
dihilangkan.
Misalnya:
Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain (a).
4. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Misalnya:
-
9
Factor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.
C. Tanda Hubung (-)
1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian
baris.
Misalnya:
Di samping cara-cara lama itu ju-
ga cara yang baru
2. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau
akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.
Misalnya:
Kini ada acara baru untuk meng-
ukur panas.
3. Tanda hubung meyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya:
Anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan
4. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian
tanggal.
Misalnya:
p-a-n-i-t-i-a
5. Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas (i) hubungan bagian-bagian kata
atau ungkapan, dan (ii) penghilangan baian kelompok kata.
-
10
Misalnya:
ber-evolusi, dua puluh lima-ribuan (20 x 5.000), tanggung jawab-dan
kesetiakawanan-sosial
6. Tanda hubung dipakai untuk merangkai (i) se- dengan kata berikutnya yang
dimulai dengan huruf kapital, (ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan -an, (iv)
singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama jabatan rangkap.
Misalnya:
se-Indonesia, se-Jawa Barat, hadiah ke-2, tahun 50-an, mem-PHK-kan, hari-H,
sinar-X; Menteri Sekretaris Negara.
7. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsure bahasa Indonesia dengan
unsur bahasa asing.
Misalnya:
di-smash, pen-tackle-an
1.9.4 Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
pemakainya secara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula. Kalimat yang
memenuhi ketentuan tata bahasa, tetapi masih menimbulkan tafsiran ganda juga
tidak termasuk kalimat yang efektif.
-
11
Pemilihan kata, pembentukan kata, atau pembuatan kalimat yang tidak cermat
mengakibatkan nalar yang terkandung dalam kalimat terganggu. Hal itu seharusnya
dihindari oleh penyusun kalimat yang ingin menyampaikan informasi secara tepat.
-
12
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pemakaian Kata Baku dalam Tulisan
Pada jurnal yang telah penulis teliti terdapat beberapa kesalahan dalam
pemakaian kata, diantaranya terdapat kesalahan memakai kata non-baku dan
pemilihan kata yang tidak tepat. Analisis pada bagian jurnal terdapat kata yang tidak
baku seperti missile. Yang terdapat pada kalimat, untuk studi kasus, perancangan
teknik kendali ini disimulasikan pada dinamika gerak missile (Mumuh Muharam
2008:70).
Kata missile tidak terdapat dalam kamus besar bahasa Indonesia. Jika ini
merupakan bahasa asing yaitu bahasa inggris dengan arti misil atau peluru rudal.
Kata missile tersebut tidak cocok dipakai dalam kalimat tersebut karna tidak satupun
bagian dari kalimat yang mempunyai hubunngan dengan peluru rudal.
Pada bagian pendahuluan jurnal, penulis juga melihat adanya pemakaian kata
non-baku. Pada paragraf I baris 14, plant di dunia nyata memiliki sifat nonlinier dan
berubah terhadap waktu (Mumuh Muharam 2008:70). Pemakaian kata plant tidak
terdapat dalam kamus besar bahasa Indonesia. Plant merupakan kata asing yaitu
berasal dari bahasa Inggris yang berarti tanaman. Jika penulis jurnal memang
memakai kata plant, kata tersebut tidak cocok dengan maksud kalimatnya. Mungkin
penulis jurnal bermaksud memakai kata plan yang berarti rencana. Namun kata ini
-
13
juga tidak harus dipakai karena bisa dengan memakai kata Indonesia yang baku
yaitu perencanaan.
Kata nonlinear merupakan kata yang non-baku, penulis jurnal mungkin
bermaksud nonlinear berarti tidak linear, namun penulis jurnal tidak memisahkan
antara bahasa asing non dengan linear, sehingga nonlinear menjadi sebuah kata yang
tidak baku.
Pada paragraph kedua bagian pendahuluan, juga terdapat kesalahan dalam
pemakaian kata, kata equilibrium dan kata trayektori merupakan kata yang tidak
baku karena tidak terdapat dalam kamus besar bahasa Indonesia. Kalimat tersebut
tertulis, sangat penting karena eksternal disturbance selalu hadir dalam sistem nyata
untuk menyebabkan trayektori keluar dari equilibriumnya (Mumuh Muharam 2008
: 70).
Pada paragraf lima, baris pertama bagian pendahuluan juga terdapat kesalahan
dalam pemakaian kata. Terdapat kata sintesa, penulis tidak tahu apa arti dari kata
sintesa tersebut. Kata sintesa tidak terdapat dalam kamus besar bahasa Indonesia,
namun kata sintesis ada dalam kamus besar bahasa Indonesia.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia kata sinstesis berarti, sintesis n 1
paduan (campuran) berbagai pengertian atau hal sehingga merupakan kesatuan yg
selaras; 2 penentuan hokum yang umum berdasarkan hukum yg khusus; 3 reaksi
kimia antara dua atau lebih zat membentuk satu zat baru; 4 Ling penggabungan
-
14
unsur-unsur untuk membentuk ujaran dng menggunakan alat-alat bahasa yang ada;
(2008:1213).
Terdapat juga kesalahan dalam bagian metodologi penelitian, dalam pemakaian
kata baku. Kata politopik tidak ada dalam kamus besar bahasa Indonesia, dan
penulispun tidak tahu apa maksud dari kata politopik. Kata politop juga terdapat
dalam bagian metodologi penelitian, kata politopik dengan politop mungkin
bermakna yang sama bagi penulis jurnal. Kedua kata ini merupakan kata yang non-
baku.
Pada bagian 3.1 Konstruksi Kontroller juga terdapat kesalahan dalam
pemakaian kata matrik, kata matrik tidak terdapat dalam kamus besar bahasa
Indonesia. Kata matrik merupakan bentuk kata non-baku sedangkan yang bakunya
adalah kata matriks.
Menurut kamus besar bahasa Indoneisa, matriks n 1 Mat susunan unsur yg
berbentuksegi empat; 2 pola dasar pd pembuatan relief atau patung; 3 hasil
rekamanutama yg digunakan untuk merekam pdyg lainnya; 4 Bio subtansi
pembentuk ygmenjadi asal sel dan struktur lainnya;subtansi antarsel pd
jaringan;(2008:906).
-
15
Pada bagian kesimpulan jurnal, juga terdapat kesalahan dalam pemakaian kata
loop. Kata loop merupakan kata yang berasal dari bahasa asing, yaitu bahasa inggris
yang berarti berulang atau perulangan. Jika penulis jurnal ingin memakai kata loop
maka penulis jurnal haruslah memasukkannya dengan aturan kata asing yang ditulis
secara miring.
Jadi, pada jurnal ini terdapat kesalahan kesalahan dalam pemakaian kata baku.
Penulis jurnal menganggap bahwa kata-kata tersebut baku. Penulis jurnal telah
terbiasa menulis atau menyebutkan kata kata tersebut dalam kesehariannya,
sehingga penulis menganggap bahwa kata-kata yang digunakannya dalam jurnal
merupakan kata yang baku. Oleh sebab itu, penulis jurnal seharusnya melihat atau
memerikasa kata-kata yang digunakannya dalam kamus besar bahasa Indonesia.
2.2 Pemakaian Tanda Baca
Di dalam jurnal tersebut sangat banyak memakai tanda baca, seperti tanda baca
koma, titik, kurung, dll. Penulis berusaha untuk menganalisis tanda baca yang
digunakan oleh penulis jurnal. Lebih tepatnya, penulis akan mencari kesalahan
dalam pemakaian tanda baca yang ada pada jurnal tersebut.
Hal yang pertama dapat dianalisis yang pemakaian tanda kurung siku, tanda
kurung siku sangat banyak terdapat dalam jurnal tersebut. Penulis jurnal menulis
angka-angka di dalam tanda kurung siku kerawal tersebut. Penulis mengamati
fungsi tanda kurung siku dalam buku EYD.
-
16
Dalam buku EYD tertulis bahwa Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau
kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat
yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau ekurangan itu
memang terdapat di naskah asli. Tanda kurung siku juga digunakan untuk menapit
keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Berdasarkan pengertian di atas dapat dianalisis bahwa pemakaian tanda kurung
siku yang digunakan penulis jurnal tidak tepat. Hal itu dapat dilihat pada tulisan
Mumuh Muharam, untuk mengatasi hal ini dirancang pengendali linier dengan
parameter yang berubah terhadap waktu sebagai fungsi kondisi operasinya atau
parameter operasi yang berpengaruh besar terhadap plant [1, 2, 3] (2008:70).
Penulis jurnal beranggapan pemakaian tanda baca kurung sebagai catatan yang
bermaksud bahwa kalimat atau teori yang ditulisnya dalam jurnal dari buku yang
ada pada daftar kepustakaan jurnal tersebut. Ini merupakan hal yang tidak benar,
seharusnya penulis jurnal membuatnya sebagai kutipan atau memakai tanda baca.
Dalam jurnal tersebut juga terdapat kesalahan dalam tanda kurung, yaitu pada
bab II metodologi penelitian.
Dalam jurnal tersebut Mumuh Muharam menulis, analisis kendali pada [6, 7]
menekankan pembahasan untuk sistem linear tak-berubah waktu (LTI, linear time
invariant), untuk itu tesis ini menurunkan kendali positif-real untuk sistem linear
-
17
berubah waktu (LPV, linear parametrically varying) dengan menggunakan
(2008:71).
Pemakaian tanda kurung tersebut telah benar, namun isi dari dalam tanda
kurung tersebut tidak tepat. Di dalam tanda kurung merupakan kata yang diperjelas
atau hal yang ingin diperjelas. Penulis jurnal menulis singktan dan menjelaskan
singkatan tersebut dalam tanda kurung yang sama. Dalam tanda kurung dijelaskan
adalah hal yang ingin diperjelas di luar tanda kurung, bukan memperjelas hal yang
ada dalam tanda kurung.
Dalam jurnal ini juga terdapat kesalahan dalam tanda baca hubunng, pada
pembahasan sebelumnya tentang kata baku terlihat bahwa penulisan kata nonlinier
seharusnya ditulis dengan tanda hubung (-) sehingga menjadi non-linier.
Dalam buku EYD dijelaskan, tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur
bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing (2007:50).
2.3 Analisa Kalimat Efektif
Pada sub-bab pembahasan sebelumnya mengenai kata baku, telah terlihat
bahwa didalam jurnal ini banyak memakai kata yang tidak baku.
Kesalahan dalam memakai kata baku membuat tulisan atau jurnal ini menjadi
sulit untuk dimengerti. Kata-kata serapan atau kata baku tersebut tidak mendukung
atau menjelaskan makna dari kalimatnya.
-
18
Menurut pusat bahasa departemen pendidikan nasional kalimat efektif
adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan
dapat dipahami secara tepat pula. Kalimat yang memenuhi ketentuan tata bahasa,
tetapi masih menimbulkan tafsiran ganda juga tidak termasuk kalimat yang efektif
(2003:91).
Dengan demikian pembaca akan sulit memahami makna dari kalimat tersebut,
jika kalimat tersebut susah untuk dimengerti, isi dari jurnal tersebut tidak sampai
atau tidak dapat dicerna baik oleh pembaca.
-
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari analisis yang telah didapat maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Penggunaan bahasa baku atau kata baku sangat perlu diperhatikan karena jika
kalimat tersebut menggunakan kata non-baku, makna kalimat tersebut akan
berbeda.
b. Pada sebuah tulisan, tanda baca merupakan simbol yang tidak berhubungan
dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan
berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga
intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan.
c. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
pemakainya secara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula. Kalimat yang
memenuhi ketentuan tata bahasa, tetapi masih menimbulkan tafsiran ganda juga
tidak termasuk kalimat yang efektif.
3.2 Saran
Untuk penelitian selanjutnya penulis menyarankan :
a. Gunakanlah kamus besar bahasa Indonesia sebagai pedoman dalam memilih
kata baku.
-
20
b. Dalam membuat sebuah tulisan, penulis sebaiknya berpedoman pada EYD
sehingga aturan atau kaedah-kaedah yang ada tidak dilanggar.
c. Buatlah kalimat yang efektif dalam penulisan agar pembaca mengerti maksud
dari si penulis.
-
21
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Buku Praktis Bahasa
Indonesia. Jilid I dan II. Jakarta: Pusat Bahasa.
Chaer, Abdul. 1993. Gramatika Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta
Alwi, Hasan. dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Balai
Pustaka.