b.indo kalimat

95
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latar belakang pembuatan makalah tentang kalimat adalah selain untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia juga untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai kalimat, yang bersangkutan dengan pengertiannya, jenis-jenis kalimat dan lain sebagainya. B. Tujuan Dalam setiap pekerjaan pasti memiliki tujuan masing-masing, begitu pula dengan pembuatan makalah ini, memiliki beberapa tujuan, diantaranya : 1. Untuk memenuhi tugas bahasa Indonesia. 2. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. C. Batasan-batasan Masalah Agar pembahasan tentang kalimat ini tidak berbelit-belit dan akan menuju ke arah yang tidak berkepentingan, maka diberi lah batasan-batasan masalah, diantaranya : 1. Pengertian kalimat 2. Jenis-jenis kalimat

Upload: hyun-eun-tie

Post on 14-Aug-2015

290 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: b.indo Kalimat

BAB IPENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Latar belakang pembuatan makalah tentang kalimat adalah selain untuk memenuhi tugas

Bahasa Indonesia juga untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai kalimat, yang

bersangkutan dengan pengertiannya, jenis-jenis kalimat dan lain sebagainya.

B.     Tujuan

Dalam setiap pekerjaan pasti memiliki tujuan masing-masing, begitu pula dengan pembuatan

makalah ini, memiliki beberapa tujuan, diantaranya :

1.      Untuk memenuhi tugas bahasa Indonesia.

2.      Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.

C.     Batasan-batasan Masalah

Agar pembahasan tentang kalimat ini tidak berbelit-belit dan akan menuju ke arah yang tidak

berkepentingan, maka diberi lah batasan-batasan masalah, diantaranya :

1.      Pengertian kalimat

2.      Jenis-jenis kalimat

BAB IIISI

A.    Pengertian KalimatKalimat adalah satuan bahasa yang mengandung pikiran lengkap. Sebuah kalimat paling

kurang mengandung subjek dan predikat. Kalimat dalam wujud lisan diucapkan dengan suara

naik turun, dan keras lembut,disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan

Page 2: b.indo Kalimat

berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda

tanya (?) dan tanda seru (!).

Susilo (1990:2) mengemukakan lima ciri kalimat bahasa Indonesia kelima ciri tesebut

ialah: bermakna, bersistem urutan frase, dapat berdiri sendiri dalam hubungannya dengan

kalimat yang lain, berjeda dan berhenti dengan berakhirnya intonasi. Namun hal itu belum

menjamin bahwa kalimat itu ialah kalimat bahasa Indonesia baku.

Contoh kalimat:

di tempat itu dijadidkan tempat pertemuan bagi pihak yang bertikai di Poso.

Kalimat ini bukanlah kalimat baku meskipun memiliki kelima ciri kalimat diatas. Hal itu karena

tidak terlihat unsur subjek di dalam kalimat tersebut. Ciri kalimat baku menurut Susilo (1990:4),

yaitu: gramatikal, masuk akal, bebas dari unsur mubazir, bebas dari kontaminasi, bebas dari

interfensi, sesuai dengan ejaan yang berlaku dan sesuai dengan lafal bahasa Indonesia.

B.     Pengertian SPOK

Setiap kalimat memiliki unsur penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-unsur kalimat akan

membentuk kalimat yang mengandung arti. Unsur-unsur inti kalimat antara lain SPOK :

a.    Subjek / Subyek (S)

Subjek atau pokok kalimat merupakan unsur utama kalimat. Subjek menentukan kejelasan

makna kalimat. Penempatan subjek yang tidak tepat, dapat mengaburkan makna kalimat.

Keberadaan subjek dalam kalimat berfungsi:

(1) membentuk kalimat dasar, kalimat luas, kalimat tunggal, kalimat majemuk,

(2) memperjelas makna,

(3) menjadi pokok pikiran,

(4) menegaskan makna,

(5) memperjelas pikiran ungkapan,

(6) membentuk kesatuan pikiran.

Ciri-ciri subjek:

1. jawaban apa atau siapa

2. didahului kata bahwa

Page 3: b.indo Kalimat

3. berupa kata atau frasa benda (nomina)

4. disertai dengan kata ini atau itu

5. disertai pewatas yang

6. kata sifat didahului kata si atau sang: si cantik, si hitam, sang perkasa

7. tidak didahului preposisi: di, dalam, pada, kepada, bagi, untuk, dari, menurut, berdasarkan,

dan lain-lain.

8. tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak, tetapi dapat dengan kata bukan.

  Contoh Subjek :

Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa kepada Predikat.

1. Hadi memelihara binatang

Siapa memelihara? Jawab : Hadi. (maka Hadia adalah Subjek (S)

2. Meja itu dibeli oleh paman.

Apa dibeli ? = jawab Meja

3. Biasanya disertai kata itu,ini,dan yang (yang ,ini,dan itu juga sebagai pembatas antara subyek

dan predikat).

Anak itu membawa bukuku

S P

b.      Predikat (P)

Predikat adalah bagian yang memberi keterangan tentang sesuatu yang berdiri sendiri atau subjek

itu. Memberi keterangan tentang sesuatu yang berdiri sendiri tentulah menyatakan apa yang

dikerjakan atau dalam keadaan apakah subjek itu. Oleh karena itu, biasanya predikat terjadi dari

kata kerja atau kata keadaan .Kita selalu dapat bertanya dengan memakai kata tanya mengapa,

artinya dalam keadaan apa, bagaimana, atau mengerjakan apa?.

Ciri-ciri predikat:

1. jawaban mengapa, bagaimana

2. dapat diingkarkan dengan tidak atau bukan

Page 4: b.indo Kalimat

3. dapat didahului keterangan aspek: akan, seudah, sedang, selalu, hampir

4. dapat didahului keterangan modalitas: sebaiknya, seharusnya, seyogyanya, mesti, selayaknya,

dan lain-lain

5. tidak didahului kata yang, jika didahului yang predikat berubah fungsi menjadi perluasan

subjek

6. didahului kata adalah, ialah, yaitu, yakni

7. predikat dapat berupa kata benda, kata kerja, kata sifat atau bilangan.

c.       Objek (O)

Subjek dan predikat cenderung muncul secara eksplisit dalam kalimat, namun objek tidaklah

demikian halnya. Kehadiran objek dalam kalimat bergantung pada jenis predikat kalimat serta

ciri khas objek itu sendiri. Predikat kalimat yang berstatus transitif mempunyai objek. Biasanya,

predikat ini berupa kata kerja berkonfiks me-kan, atau me-i, misalnya: mengembalikan,

mengumpulkan; me-i, misalnya: mengambili, melempari, mendekati.

Dalam kalimat, objek berfungsi:

(1) membentuk kalimat dasar pada kalimat berpredikat transitif,

(2) memperjelas makna kalimat

(3) membentuk kesatuan atau kelengkapan pikiran.

Ciri-ciri objek:

1. berupa kata benda

2. tidak didahului kata depan

3. mengikuti secara langsung di belakang predikat transitif

4. jawaban apa atau siapa yang terletak di belakang predikat transitif

5. dapat menduduki fungsi subjek apabila kalimat itu dipasifkan.

Page 5: b.indo Kalimat

d.      Keterangan (K)

Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu

yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi tentang tempat, waktu, cara,

sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang

berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang,

oleh, dan untuk. Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata penghubung, seperti

ketika, karena, meskipun, supaya, jika, dan sehingga.

  Berikut ini beberapa ciri unsur keterangan.

• Bukan Unsur Utama

Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap, keterangan merupakan unsur tambahan

yang kehadirannya dalam struktur dasar kebanyakan tidak bersifat wajib.

• Tidak Terikat Posisi

Di dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki kebebasan tempat.

Keterangan dapat menempati posisi di awal atau akhir kalimat, atau di antara subjek dan

predikat.

  Jenis Keterangan

Keterangan dibedakan berdasarkan perannya di dalam kalimat.

1. Keterangan Waktu

Keterangan waktu dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa kata

adalah kata-kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin, besok, sekarang, kini, lusa, siang, dan

malam. Keterangan waktu yang berupa frasa merupakan untaian kata yang menyatakan waktu,

seperti kemarin pagi, hari Senin, 7 Mei, dan minggu depan. Keterangan waktu yang berupa anak

kalimat ditandai oleh konjungtor yang menyatakan waktu, seperti setelah, sesudah, sebelum,

saat, sesaat, sewaktu, dan ketika.

2. Keterangan Tempat

Keterangan tempat berupa frasa yang menyatakan tempat yang ditandai oleh preposisi, seperti di,

pada, dan dalam.

Page 6: b.indo Kalimat

3. Keterangan Cara

Keterangan cara dapat berupa kata ulang, frasa, atau anak kalimat yang menyatakan cara.

Keterangan cara yang berupa kata ulang merupakan perulangan adjektiva. Keterangan cara yang

berupa frasa ditandai oleh kata dengan atau secara. Terakhir, keterangan cara yang berupa anak

kalimat ditandai oleh kata dengan dan dalam.

4. Keterangan Sebab

Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan sebab yang berupa frasa ditandai

oleh kata karena atau lantaran yang diikuti oleh nomina atau frasa nomina. Keterangan sebab

yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor karena atau lantaran.

5. Keterangan Tujuan

Keterangan ini berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan tujuan yang berupa frasa ditandai

oleh kata untuk atau demi, sedangkan keterangan tujuan yang berupa anak kalimat ditandai oleh

konjungtor supaya, agar, atau untuk.

6. Keterangan Aposisi

Keterangan aposisi memberi penjelasan nomina, misalnya, subjek atau objek. Jika ditulis,

keterangan ini diapit tanda koma, tanda pisah (--), atau tanda kurang.

Perhatikan contoh berikut.

• Dosen saya, Bu Erwin, terpilih sebagai dosen teladan.

7. Keterangan Tambahan

Keterangan tambahan memberi penjelasan nomina (subjek ataupun objek), tetapi berbeda dari

keterangan aposisi. Keterangan aposisi dapat menggantikan unsur yang diterangkan, sedangkan

keterangan tambahan tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan. Seperti contoh berikut.

• Siswanto, mahasiswa tingkat lima, mendapat beasiswa.

Keterangan tambahan (tercetak miring) itu tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan

yaitu kata Siswanto.

Page 7: b.indo Kalimat

8. Keterangan Pewatas

Keterangan pewatas memberikan pembatas nomina, misalnya, subjek, predikat, objek,

keterangan, atau pelengkap. Jika keterangan tambahan dapat ditiadakan, keterangan pewatas

tidak dapat ditiadakan. Contohnya sebagai berikut.

• Mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih mendapat beasiswa.

Contoh diatas menjelaskan bahwa bukan semua mahasiswa yang mendapat beasiswa, melainkan

hanya mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih.

e.       Pelengkap (Pel)

Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif.

Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat

pasif, bukan pelengkap. Berikut ciri-ciri pelengkap.

Di Belakang Predikat

Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan

pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat berikut.

a) Diah mengirimi saya buku baru.

b) Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.

Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak mendahului

predikat.

Hasil jawaban dari predikat dengan pertanyaan apa.

Contoh :

a. Pemuda itu bersenjatakan parang.

Kata parang adalah pelengkap.

Bersenjatakan apa ? jawab parang ( maka parang sebagai pelengkap )

b. Budi membaca buku.

Page 8: b.indo Kalimat

Membaca apa ? jawab buku (buku sebagai obyek karena dapat

menempati Subyek)

C.    Pola Kalimat Dasar

Berdasarkan penelitian para ahli, pola kalimat dasar dalam bahasa Indonesia adalah sebagai

berikut:

1. KB + KK : Mahasiswa berdiskusi.

2. KB + KS : Dosen itu ramah.

3. KB + KBil : Harga buku itu sepuluh ribu rupiah.

4. KB + (KD + KB) : Tinggalnya di Palembang.

5. KB1 + KK + KB2 : Mereka menonton film.

6. KB1 + KK + KB2 + KB3 : Paman mencarikan saya pekerjaan.

7. KB1 + KB2 : Rustam peneliti.

Ketujuh pola kalimat dasar ini dapat diperluas dengan berbagai keterangan dan dapat pula pola-

pola dasar itu digabung-gabungkan sehingga kalimat menjadi luas dan kompleks.

D.    Jenis-jenis Kalimat1.      Kalimat berdasarkan pengucapana)      Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat

langsung juga dapat diartikan kalimat yang memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain

(orang ketiga) dengan lngsung menirukan, mengutip atau mengulang kembali  ujaran dari

sumber tersebut. Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan Intonasi dari

bagian kutipan bernada lebih tinggi dari bagian lainnya.

         Ciri-ciri kalimat langsung :

1.      Susunan kutipan-pengiring

• Bila kutipan ada di awal kalimat, masukkan tanda petik pembuka dan tulis kutipannya diawali

dengan huruf besar.

• Tambahkan tanda titik, tanda seru atau anda tanya di akhir kutipan. • Masukkan tanda petik

penutup di akhir kutipan.

• Ikuti dengan spasi.

Page 9: b.indo Kalimat

• Masukkan pengiring tanpa diselipkan tanda koma dan huruf besar.

• Akhiri pengiring dengan tanda titik.

  Contoh : “Apa yang harus ku lakukan?” gumam Ratu Gading Mas.

2.      Susunan pengiring-kutipan

• Bila kutipan ada di akhir kalimat, tuliskan pengiringnya dulu seperti menulis kalimat biasa.

• Selipkan tanda koma sebelum menambahkan kutipan.

• Selipkan spasi.

• Masukkan tanda petik pembuka dan awali kutipan dengan huruf besar.

• Tambahkan tanda titik, tanda seru atau anda tanya di akhir kutipan.

• Masukkan tanda petik penutup di akhir kutipan.

  Contoh : Lalu Ratu berkata kepada pengawalnya, “Suruh kedua wanita itu menghadapku!”

3.      Susunan kutipan, pengiring dan kutipan lagi.

• Ulang cara menulis kalimat langsung yang susunannya pengiring-kutipan, tetapi jangan taruh

tanda titik di belakang pengiring.

• Taruh tanda koma di belakang pengiring.

• Selipkan spasi

• Masukkan tanda petik pembuka dan tetapi jangan awali kutipan dengan huruf besar.

• Tambahkan tanda titik, tanda seru atau anda tanya di akhir kutipan.

• Masukkan tanda petik penutup di akhir kutipan.

  Contoh : “Tunggu!” teriak penasehat ratu, “lebih baik kita selidiki dulu masalahnya.”

b)     Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan  orang

lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua, berkata

tugas(bahwa,agar,sebab,untuk,supaya,tentang,dsb), Intonasi mendatar dan menurun

pada akhir kalimat

         Ciri-ciri Kalimat Tak Langsung

1.      kata ganti orang ke-1 menjadi orang ke-3.

Contoh: Ratu Gading Mas tidak tahu apa yang harus dia lakukan

2.      kata ganti orang ke-2 menjadi orang ke-1.

Page 10: b.indo Kalimat

Contoh: Ia menyuruh pengawalnya untuk membawa kedua wanita itu masuk.

3.      kata ganti orang ke-2 jamak atau kita menjadi kami atau mereka, sesuai dengan isinya.

Contoh: Penasehat ratu menyuruh pengawal itu untuk menunggu dan

menyarankan agar mereka menanyakan dulu sebabnya.

2.      Kalimat berdasarkan jumlah frasa (struktur gramatikalnya)

a)      Kalimat tunggal ialah kalimat yang hanya memiliki satu pola (klausa), yang terdiri dari subjek

dan predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat yang paling sederhana. Kalimat tunggal yang

sederhana ini dapat ditelusuri berdasarkan pola-pola pembentukannya.

Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah sebagai berikut :

KB + KK (kata benda + kata kerja)Contoh:Ibu memasak S P

KB + KS (kata benda + kata sifat)Contoh:Anak itu sangat rajin. S P

KB + KBil (kata benda + kata bilangan)Contoh:Apel itu ada dua buah. S P

Kalimat tunggal terdiri dari 2 jenis, yaitu:

  Kalimat Nominal yaitu jenis kalimat yang pola predikatnya menggunakan kata benda.

Contoh: Adik perempuan saya ada dua orang.

  Kalimat Verbal yaitu jenis kalimat yang menggunakan kata kerja sebagai predikatnya.

Contoh: Saya sedang mandi.

Dua jenis kalimat tunggal diatas dapat dikembangkan dengan menambahkan kata pada tiap

unsur-unsurnya. Dengan adanya penambahan tiap unsur-unsur itu, unsur utama masih dapat

dengan mudah dikenali. Perluasan kalimat tunggal itu terdiri atas:

1.      Keterangan tempat

misalnya: disini, lewat jalan itu, di daerah ini, dll.

Page 11: b.indo Kalimat

Contoh: Rumahnya ada di daerah ini.

2.      Keterangan waktu

misalnya: setiap hari, pukul, tahun ini, tahun depan, kemaren, lusa, dll.

Contoh: Aktifitasnya dimulai pukul 08.30 pagi.

3.      Keterangan alat

misalnya: dengan baju, dengan sepatu, dengan motor, dll.

Contohnya: Dia pergi dengan sepeda motor.

4.      Keterangan cara

misalnya: dengan hati-hati, secepat mungkin, dll.

Contoh: Prakarya itu dibuat dengan hati-hati.

5.      Keterangan modalitas

misalnya: harus, mungkin, barangkali, dll.

Contoh: Saya harus giat berlatih.

6.      Keterangan aspek

misalnya: akan, sedang, sudah, dan telah.

Contoh: Dia sudah menyelesaikannya.

7.      Keterangan tujuan

misalnya: untuk dirinya, untuk semua orang,dll

Contoh: Orang itu membuat dirinya terlihat menawan.

8.      Keterangan sebab

misalnya: karena rajin, karena panik, dll.

Contoh: Dia lulus ujian karena rajin belajar.

9.      Keterangan tujuan (ket. yang sifatnya menggantikan)

contoh: penerima medali emas, taufik Hidayat.

10.  Perluasan kalimat yang menjadi frasa

contoh: orang itu menerima predikat guru teladan.

b)     Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa kalimat dasar. Struktur kalimat

majemuk terdiri dari dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik secara

kordinasi maupun subordinasi.

Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis:

  Kalimat Majemuk Setara (KMS) adalah kalimat yang terdiri dari 2 atau lebih kalimat tunggal,

dan kedudukan tiap kalimat tunggal itu ialah setara baik secara struktur maupun makna kalimat

Page 12: b.indo Kalimat

itu. Struktur kalimat yang di dalamnya terdapat sekurang-kurangnya dua kalimat dasar dan

masing-masing dapat berdiri sebagai kalimat tunggal.

Contoh: Saya makan; dia minum.

Kalimat tersebut terdiri dari dua kalimat dasar yaitu a) Saya makan dan b) Dia minum.

Jika kalimat a) ditiadakan, kalimat b) masih dapat berdiri sendiri dan tidak tergantung baik dari

segi struktur maupun makna kalimat. Demikian juga, jika kalimat dasar b) ditiadakan, kalimat

dasar b) masih dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal. Kedua kalimat tersebut memiliki

kedudukan yang sama di dalam kalimat majemuk setara.

Hubungan kedua kalimat dasar dalam kalimat majemuk setara tersebut tidak tampak jelas

karena tidak digunakan konjungsi di antara kedua kalimat dasar tersebut. Hubungan yang paling

dekat dengan makna kalimat majemuk setara tersebut adalah hubungan urutan peristiwa.

Konjungsi yang cocok adalah lalu, lantas, terus, atau kemudian.

1a) Saya makan lalu dia minum.

Jika konjungsi kalimat itu diganti dengan kata tetapi, hubungan kedua kalimat tersebut akan

berubah. Hubungan kalimat yang semula hubungan urutan peristiwa akan berubah menjadi

hubungan pertentangan.

1b) Saya makan, tetapi dia minum.

Jadi, konjungsi mempunyai peranan yang penting dalam kalimat majemuk. Peranan

konjungsi adalah menyatakan hugungan antarkalimat dasar di dalam kalimat majemuk.

Kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan kedalam beberapa bagian, yaitu:

o   Kalimat majemuk setara penggabungan ialah jenis kalimat yang dapat diidentifikasi dengan

adanya kalimat yang dihubungkan dengan kata “dan” atau “serta”. Contoh: "Aku menulis surat

itu dan Dia yang mengirimnya ke kantor pos.", "Murid-murid membuat prakarya itu serta

memajangnya di pameran."

o   Kalimat majemuk setara pertentangan ialah jenis kalimat majemuk yang dihubungkan dengan kata

“tetapi”, “sedangkan”, “melainkan”, “namun”. Contoh: "Anak itu rajin datang kesekolah, tetapi

nilainya selalu merah.", "Ibu memasak didapur sedangkan saya membersihkan rumah.", "Yang

membuat prakarya itu bukan adiknya melainkan kakaknya yang membuat prakarya itu.", "Dia

tidak membuat makanan itu namun hanya menyiapkannya untuk para tamu."

Page 13: b.indo Kalimat

o   Kalimat majemuk setara pemilihan ialah jenis kalimat majemuk yang didalam kalimatnya

dihubungkan dengan kata “atau”. Contoh" "Dia bingung memilih antara buah apel atau buah

anggur."

o   Kalimat majemuk setara penguatan ialah jenis kalimat yang mengalami penguatan dengan

menambahkan kata “bahkan”. Contoh: "Dia tidak hanya pandai bermain alat musik, dia bahkan

pandai bernyanyi."

  Kalimat Majemuk Bertingkat(KMB) adalah penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat

tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk

kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk

kalimat. Kalimat majemuk bertingkat mengandung satu kalimat dasar yang merupakan inti

(utama) dan satu atau beberapa kalimat dasar yang berfungsi sebagai pengisi salah satu unsur

kalimat itu. Konjungsi yang digunakan dalam kalimat majemuk bertingkat adalah ketika, karena,

supaya, meskipun, jika, dan sehingga.

o   Induk Kalimat dan Anak Kalimat

Perbedaan induk kalimat dan anak kalimat dapat dilihat berdasarkan tiga kategori

.

1) Kemandirian sebagai Kalimat Tunggal

Induk kalimat mempunyai ciri dapat berdiri sendiri sebagai kalimat mandiri, sedangkan anak

kalimat tidak dapat berdiri sebagai kalimat tanpa induk kalimat. Hal ini tampak pada contoh

berikut.

a) Hujan turun selama tiga hari tiada henti-hentinya.

b) Sehingga banjir melanda sawah dan ladang petani desa itu.

Kalimat (a) dapat berdiri sendiri, sedangkan kalimat (b) tidak.

2) Konjungsi

Konjungsi digunakan untuk menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat. Dengan kata

lain, anak kalimat ditandai oleh adanya konjungsi, sedangkan induk kalimat tidak didahului

konjungsi.

Saya membaca buku ketika dia datang.

Jika konjungsi dipindahkan di awal kalimat itu, akan terjadi perubahan baik struktur maupun

informasi.

Page 14: b.indo Kalimat

Ketika saya membaca buku, dia datang.

Setelah dipindahkan ke bagian awal, unsur pertama kalimat tersebut merupakan anak kalimat

dan unsur kedua merupakan induk kalimat.

3) Urutan

Anak kalimat yang berfungsi sebagai keterangan mempunyai kebebasan tempat, kecuali anak

kalimat akibat, didahului kata sehingga. Jika anak kalimat di depan induk kalimat, anak kalimat

itu harus dipisahkan dengan tanda koma dari induk kalimatnya. Anak kalimat yang menempati

posisi di belakang induk kalimat dapat ditempatkan di depan kalimat tanpa perubahan informasi

yang pokok.

Contoh :

- Dia mengajukan permintaan kredit investasi kecil karena ingin meningkatkan perusahaan.

Kalimat tersebut dapat diubah menjadi berikut.

- Karena ingin meningkatkan perusahaannya, dia mengajukan permintaan kredit investasi kecil.

o   Jenis Anak Kalimat

Berdasarkan perannya, anak kalimat dapat dibedakan atas beberapa jenis.

1) Anak Kalimat Keterangan Waktu

Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan waktu seperti ketika, waktu, kala,

tatkala, saat, sebelum, sesudah, dan setelah.

Contoh:

Seorang pengunjung, ketika melihat seorang anak kesakitan, sempat terisak.

2) Anak Kalimat Keterangan Sebab

Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan hubungan sebab, antara lain, sebab,

karena, dan lantaran. Konjungsi ini mengawali bagian anak kalimat dalam kalimat majemuk

bertingkat.

Contoh:

Karena jatuh dari sepeda, Andi tidak masuk kuliah.

3) Anak Kalimat Keterangan Akibat

Page 15: b.indo Kalimat

Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan pertalian akibat. Konjungsi yang

digunakan adalah hingga, sehingga, maka, akibatnya, dan akhirnya. Anak kalimat keterangan

akibat hanya menempati posisi akhir, terletak di belakang induk kalimat.

Contoh:

Hujan turun berhari-hari sehingga banjir besar melanda kota itu.

4) Anak Kalimat Keterangan Syarat

Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan hubungan syarat. Konjungsi itu,

antara lain, jika, kalau, apabila, andaikata, dan andaikan.

Contoh:

Jika ingin berhasil dengan baik, Andi harus belajar dengan tekun.

5) Anak Kalimat Keterangan Tujuan

Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan hubungan tujuan. Konjungsi yang

digunakan adalah supaya, agar, untuk, guna, dan demi.

Contoh:

Ana belajar dengan tekun agar lulus ujian akhir semester.

6) Anak Kalimat Keterangan Cara

Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan cara. Konjungsi tersebut adalah

dengan dan dalam.

Contoh:

Pemerintah berupaya meningkatkan ekspor nonmigas dalam mengatasi pemasaran minyak yang

terus menurun.

7) Anak Kalimat Keterangan Pewatas

Anak kalimat ini menyertai nomina, baik nomina itu berfungsi sebagai subjek, predikat, maupun

objek. Konjungsi yang digunakan adalah yang atau kata penunjuk itu. Anak kalimat ini berfungsi

sebagai pewatas nomina.

Contoh:

Anak yang berbaju hijau mempunyai dua ekor kucing.

Page 16: b.indo Kalimat

8) Anak Kalimat Pengganti Nomina

Anak kalimat ini ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi subjek atau objek

dalam kalimat transitif.

Contoh:

Ana mengatakan bahwa jeruk itu asam

Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk bertingkat terdiri dari 10

macam, yakni:

1.      Waktu, misal: ketika, sejak, saat ini. Contoh: "Rumah makan itu sudah berdiri sejak orang tuaku

menetap di kota ini.", "Orang tuaku meninggalkan kota ini ketika umurku beranjak 3 tahun."

2.      Sebab, misal: karena, oleh karena itu, sebab, oleh sebab itu. Contoh: "Dia pergi dari rumah

karena bertengkar dengan istrinya."

3.      Akibat, misal: hingga, sehingga, maka. Contoh: "Hari ini hujan sangat deras di Ibukota hingga

mampu menggenangi beberapa ruas jalan."

4.      Syarat, misal: jika, asalkan, apabila. Contoh: "Dia harus giat belajar jika ingin nilainya

sempurna.", "Tanaman itu bisa tumbuh dengan subur asalkan dirawat dengan baik."

5.      Perlawanan, misal: meskipun, walaupun. Contoh: "Dia ingin masuk ke perguruan tinggi di

Jakarta walaupun nilai kelulusannya tidak memenuhi syarat.", "Dia selalu pergi kesekolah

dengan berjalan kaki meskipun dia tahu kalau jarak antara rumah dan sekolahnya sangat jauh."

6.      Pengandaian, misal: andaikata, seandainya. Contoh: "Tim kita bisa menjadi juara 1 andaikata

kita berusaha lebih keras lagi."

7.      Tujuan, misal: agar, supaya, untuk. Contoh: "Dia bekerja disini agar mendapatkan biaya

hidup.", "Pria itu membuatkan sebuah rumah di daerah "A" untuk kedua orangtuanya."

8.    Perbandingan, misal: bagai, laksana, ibarat, seperti. Contoh: "Wajah anak itu bagai bulan

kesiangan.", "Anaknya yang suka membangkang itu ibarat Malin Kundang di zaman modern."

9.         Pembatasan, misal: kecuali, selain. Contoh: "Dia memiliki bakat menyanyi selain bakat bermain

musik."

10.     Alat, misal: (dengan + Kata Benda) dengan mobil, dll. Contoh: "Orang itu pergi ke kantor

dengan mobil."

Page 17: b.indo Kalimat

11.     Kesertaan, misal: dengan + orang. Contoh: "Murid-murid sekolah dasar pergi berdarmawisata

dengan para guru."

  Kalimat Majemuk Campuran (KMC) adalah kalimat majemuk yang merupakan penggabungan

antara kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk bertingkat. Minimal pembentukan

kalimatnya terdiri dari 3 kalimat.

Contoh:

1.      Toni bermain dengan Kevin. (kalimat tunggal 1)

2.      Rina membaca buku dikamar. (kalimat tunggal 2, induk kalimat)

3.      Ketika aku datang kerumahnya. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)

Hasil penggabungan ketiga kalimat diatas.

Toni bermain dengan Kevin dan Rina membaca buku dikamar, ketika aku datang kerumahnya.

3.      Kalimat berdasarkan isi atau fungsinya

a)      Kalimat pernyataan (deklaratif) adalah Kalimat pernyataan dipakai jika penutur ingin

menyatakan sesuatu dengan lengkap pada

waktu ia ingin menyampaikan informasi kepada lawan berbahasanya. (Biasanya, intonasi

menurun;tanda baca titik).

Misalnya:

Positif

1. Presiden Gus Dur mengadakan kunjungan ke luar negeri.

2. Indonesia menggunakan sistem anggaran yang berimbang.

Negatif

1. Tidak semua bank memperoleh kredit lunak.

2. Dalam pameran tersebut para pengunjung tidak mendapat informasi yang memuaskan tentang

bisnis komdominium di kota-kota besar.

b)     Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan untuk memberikan perintah kepada seseorang

untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah dalam bentuk lisan biasanya diakhiri dengan intonasi

yang tinggi, sedangkan pada bentuk tulisan kalimat ini akan diakhiri dengan tanda seru (!).

Ciri-ciri kalimat perintah:

1.      Intonasi keras, terutam aperintah biasa dan larangan

Page 18: b.indo Kalimat

2.      Menggunakan tanda seru (!) , bila digunakan dalam tulisan

3.      Kata kerja yang mendukung kalimat biasanya kata kerja dasar

4.      Menggunakan partikel pengeras (lah)

5.      Berpola kalimat inversi (PS).

  Beberapa bentuk kalimat perintah :

1.      Kalimat perintah permintaan adalah perintah yang halus, orang yang menyuruh bersikap rendah.

Contoh :

-          Tolong, tutup pintu itu!

-          Tolong bawa buku itu kesini!

-          Harap berdiri!

-          Kalau ada waktu, bacalah buku ini!

-           

2.      Kalimat perintah larangan adalah perintah yang melarang seseorang melakukan sesuatu hal. Bila

larangan itu bersifat umum/resmi digunakan kata dilarang, bila bersifat khusus/tidak resmi

digunakan kata jangan.

contoh:

- Jangan membuang sampah sembarangan!

- Dilarang merokok disini!

3. Kalimat perintah ajakan biasanya didahului kata-kata ajakan.

contoh:

-          Marilah kita bersama-sama melestarikan kebudayaan Indonesia!

-          Mari kita jaga kebersihan rumah kita!

4.      Kalimat perintah sindiran/cemooh adalah perintah yang mengandung ejekan karena yakin bahwa

yang diperintah tidak mampu melaksanakan yang diperintahkan.

Contoh :

-          Kerjakan sendiri, kalau kamu bisa!

-          Dekatilah anjing itu, kalau kamu berani!

Page 19: b.indo Kalimat

-          Tangakaplah jika engkau berani!

5.      Kalimat perintah bersyarat adalah perintah yang mengandung syarat untuk terpenuhi sesuatu hal.

Contoh:

-          Tanyakanlah kepadanya, tentu ia akan menerangkannya kepadamu !

-          Bantulah dia, pasti pekerjaannya akan segera selesai!

6.      Kalimat perintah mengizinkan adalah perintah biasa yang ditambahkan dengan pernyataan yang

mengungkapkan pemberian izin.

Contoh:

-          Makanlah, semampu anda!

-          Ambillah buah mangga itu semaumu!

c)      Kalimat berita adalah kalimat yang isinya mengabarkan atau menginformasikan sesuatu.

Dalam penulisannya kalimat ini diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya kalimat ini

akan diakhiri dengan intonasi yang menurun. Biasanya kalimat berita akan berakhir dengan

pemberian tanggapan dari pihak yang mendengar kalimat berita ini.

  Ciri-ciri kalimat berita :

2.      intonasinya yang netral, tak ada suatu bagian yang dipentingkan dari yang lain

3.      Susunan kalimat tak dapat dijadikan ciri-ciri karena hampir sama saja dengan kalimat lain.

4.      Suatu bagian dari kalimat berita  dapat dijadikan pokok pembicaraan. Dalam hal ini bagian

tersebut dapat ditempatkan di depan kalimat, atau bagian tersebut mendapat intonasi yang lebih

keras. Intonasi yang lebih keras yang menyertai kalimat seperti ini disebut intonasi pementing.

Beberapa bentuk kalimat berita:

1.      Kalimat berita positif.

2.      Kalimat berita negatif yaitu kalimat yang berisi pengingkaran atau kalimat yang ditandai dengan

kata ingkar yaitu menggunakan kata "tidak" dan kata "bukan".

Contoh :

1. Ayahku bukan seorang koruptor. (negatif)

2. Kakekku tidak mau makan daging sapi. (negatif)

3. Rian adalah seorang pembunuh yang sadis. (positif)

Page 20: b.indo Kalimat

4. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan masjid agung di bogor. (positif)

5. Banyak anggota DPR yang melakukan korupsi. (positif).

c)      Kalimat Tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk mendapatkan informasi, biasanya kalimat

ini akan diakhiri dengan pemberian tanda tanya (?). Kata Tanya yang sering digunakan untuk

membuat kalimat. Adapun macam kata tanya dan gunanya adalah :

-          Apa : hal, orang, atau barang

-          Siapa : orang atau nama orang

-          Kapan, bilamana : waktu

-          Dimana : tempat

-          Mengapa : sebab

-          Bagaimana : keadaan, cara, proses.

Contoh :

1.      Apa yang dia lakukan disana ?

2.      Siapa namamu?

3.      Kapan anda pergi ke Banjarmasin?

4.      Dimana rumahmu?

5.      Bagaimana pemerintah menyelesaikan krisis ekonomi saat ini?

6.      Mengapa orang-orang itu berhamburan pergi keluar gedung?

  Beberapa bentuk kalimat tanya:

1.      Kalimat Tanya klarifikasi dan konfirmasi 

Yang dimaksud kalimat tanya klarifikasi (penegasan) dan kalimat Tanya konfirmasi

(penjernihan) ialah kalimat tanya yang disampaikan kepada orang lain untuk tujuan

mengukuhkan dan memperjelas persoalan yang sebelumnya telah diketahui oleh penanya.

Kalimat tanya ini tidak meminta penjelasan, tapi hanya membutuhkan jawaban pembenaran atau

sebaliknya dalam bentuk ucapan ya atau tidak dan benar atau tidak benar.

Contoh kalimat Tanya konfirmasi :

Page 21: b.indo Kalimat

a.       Apakah engkau ingin pulang hari ini? (ya/tidak)

b.      Apakah anda mengambil  buku itu? (ya/Tidak)

Contoh kalimat tanya klarifikasi:

a.       Benarkah Saudara yang memimpin penelitianmu?

b.      Apa benar barang-barang ini milik Anda?

2.      kalimat tanya retorik

Kalimat Tanya retorik adalah kalimat Tanya yang tidak menghendaki jawaban karena penanya

jawaban sudah tahu.

Contoh:

                                 i.      Apakah anda mau tidak naik kelas?

                               ii.      Apakah saudara mau di jajah kembali?

3.      Kalimat tanya tersamar

Kalimat Tanya tersamar adalah kalimat yang tujuannya tidak untuk bertanya melainkan

mempunyai tujuan lain yaitu:

  Tujuanmeminta:

-Bolehkah saya tahu siapa namamu?

- Dapatkah kamu menolong saya?

  Tujuan mengajak:

- Bagaimana kalau kamu ikut dalam perlombaan sains antarsekolah?

- Dapatkah kamu menemaniku ke pesta itu nanti malam?

  Tujuan memohon:

- Apakah kamu bersedia menerima lamaran saya?

- Bersediakah kamu meminjamkan motormu kepadaku?

  Tujuan menyuruh:

- Bagaimana kalau kamu berangkat ke sekolah sekarang?

- Maukah kamu membuatkan kue bolu?

Page 22: b.indo Kalimat

  Tujuan merayu:

- Kapan saya bisa mengajak kamu jalan-jalan?

- Jadi kan kamu traktir saya makan hari ini?

  Tujuan menyindir:

- Apa tidak ada orang yang lebih bodoh dari kamu?

- Begini caranya kamu berterima kasih?

  Tujuan menyanggah:

- Apa dengan cara ini semua persoalan dapat selesai?

- Bagaimana jika kita mencari cara yang lain?

  Tujuan meyakinkan:

- Mestikah saya bersumpah di hadapanmu?

- Apa selama ini kata-kata saya cuma pepesan kosong?

  Tujuan menyetujui:

- Tak ada alasan untuk ditolak, bukan?

- Apa pantas hal ini saya abaikan?

d)     Kalimat seruan adalah kalimat yang dipakai untuk mengungkapkan perasaan (sakit, marah,

terkejut, hairan, sindiran, sedih, takut, terperanjat, hiba, dan sebagainya). Dalam pelafalan

biasanya ditandai dengan intonasi yang tinggi, sedangkan dalam penulisannya kalimat seruan

akan diakhiri dengan tanda seru (!) atau tanda titik (.).

Adapun macam kalimat seru dan gunanya adalah :

         Aduh, untuk menyatakan perasaan sakit dan kagum

Contoh: - Aduh, sakitnya tangaanku!

- Aduh, besarnya rumahmu!

         Aduhai untuk menyatakan perasaan sedih

Contoh: - Aduhai, sungguh malang nasibku!

Page 23: b.indo Kalimat

         Ah untuk menyatakan tidak setuju atau menolak sesuatu

Contoh : - Ah, saya tetap tidak mengaku bersalah!

- Ah, alasan itu tidak dapat kuterima!

         Amboi/wah untuk menyatakn perasaan heran atau kagum

Contoh : - Amboi, cantik sekali gadis itu!

- Wah, indah sekali pemandangan itu!

         Cis/cih untuk menyatakan perasaan marah dan benci

Contoh : - Cis, berani dia menentang aku!

- Cih, mereka tidak kenal siapa aku!

         Eh untuk menyatakan perasaan terkejut atau heran

Contoh: - Eh, kamu sudah sampai !

- Eh, tadi dia ada disini!

4.      Kalimat Berdasarkan Unsur Kalimat

Kalimat yang dilihat dari unsur kalimatnya dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

a.      Kalimat lengkap adalah kalimat yang setidaknya masih memiliki sebuah subjek dan sebuah predikat. Contoh : -Presiden SBY membeli buku gambar

S P O

- Si Jarwo Pergi

Page 24: b.indo Kalimat

S P

b.      kalimat tak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna. Kalimat dengan bentuk tidak

sempurna kadang hanya berupa sebuah subjek saja, atau sebuah predikat, bahkan ada yang hanya

berupa objeknya saja atau keterangannya saja. Kalimat tidak lengkap ini sering dipakai untuk

kalimat semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan, dan

kekaguman.

Contoh :

- Jangan dilempar!

- Astaga, indahnya!

- Silakan Masuk!

- Kapan menikah?

5.      Kalimat Berdasarkan Susunan  Pola Subjek-Predikat

Kalimat yang dilihat dari struktur Subjek & Predikatnya dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

  Kalimat Versi

Kalimat versi adalah kata predikat yang mendahului kata subjek. Kalimat versi biasanya

dipakai untuk penekanan atau ketegasan makna. Kata yang pertama kali muncul pada kalimat

versi merupakan tolak ukur yang akan mempengaruhi makna kalimat, bahkan kata itu pula yang

akan menimbulkan suatu kesan pada pendengarnya.

Contoh:

- Bawa buku itu kemari! P S

-  Ambilkan koran di atas kursi itu!         P                       S

-  Sepakat kami untuk berkumpul di taman kota.     S           P                          K

  Kalimat Inversi

Kalimat inversi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan pola

kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-O-K).

Contoh:

-  Penelitian ini dilakukan mereka sejak 2 bulan yang lalu.

Page 25: b.indo Kalimat

          S                 P            O                     K

-  Aku dan dia bertemu di cafe ini.

             S             P             K

6. Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajiannya (Retorikanya)

  Kalimat Yang Melepas

Kalimat yang melepas akan terwujud jika kalimat tersebut diawali oleh unsur utama (induk

kalimat) dan diikuti oleh unsur tambahan (anak kalimat). Unsur anak kalimat ini seakan-akan

dilepaskan saja oleh penulisnya. Jika unsur anak kalimat tidak diucapkan, kalimat itu sudah

bermakna lengkap.

Contoh:

-  Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jikasaya lulus ujian sarjana. Induk kalimat/kalimat utama anak kalimat

- Saya akan diizinkan pergi dengan teman-teman jika saya selesai mengerjakan PR. Induk kalimat/kalimat utama anak kalimat

  Kalimat yang Klimaks

Kalimat klimaks akan terwujud jika kalimat tersebut diawali oleh anak kalimat dan

diikuti oleh induk kalimat. Kalimat belum dapat dipahami jika hanya membaca anak kalimatnya.

Sebelum kalimat itu selesai, terasa masih ada sesuatu yang ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh

karen itu, penyajian kalimat ini terasa berklimaks dan terasa membentuk ketegangan.

Contoh:

-   Karena pola makan yang tidak teratur, penyakit Maagnya sering kambuh. anak kalimat induk kalimat/kalimat utama

  Kalimat Yang  Berimbang

Kalimat yang berimbang disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara dan kalimat

majemuk campuran, Struktur kalimat ini memperlihatkan kesejajaran bentuk dan informasinya.

Contoh:

-   Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba melakukan

transaksi, dan IHSG naik tajam.

Page 26: b.indo Kalimat

-  Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat beribadat

dengan leluasa.

- Harga pangan saat ini makin melonjak, pedagang dan konsumen mempermasalahkan harga

yang semakin naik.

7.      Kalimat Berdasarkan Subjeknya

Berdasarkan subjeknya kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

a)      Kalimat Aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat ini

biasanya memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan ber-. Predikat juga dapat

berupa kata kerja aus (kata kerja yang  tidak dapat dilekati oleh awalan me–saja), misalnya 

pergi, tidur, mandi, dll  (kecuali makan dan minum).

Contoh:

- Imbuhan "me-"

Koki itu membuat menu baru untuk restorannya.

- Imbuhan "ber-"

Kami bermain di taman.Kalimat aktif dapat dibedakan lagi menjadi 2, yaitu:

         Kalimat Aktif Transitif adalah kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap dan mempunyai

tiga unsur wajib, yakni subjek, predikat, dan objek. Predikatnya biasanya berawalam “me-“ dan

selalu dapat dirubah kedalam bentuk kalimat pasif yang predikatnya berawalan “di-“.

Contoh:

Kami membuat kue. (kalimat aktif) dapat dirubah menjadi

Kue dibuat oleh kami. (kalimat pasif).

         Kalimat Aktif Intransitif adalah kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap dan

mempunyai tiga unsur wajib, yakni subjek, predikat, dan objek. Predikat pada kalimat ini

biasanya berawalan “ber-“. Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kalimat pasif.

Contoh:

Page 27: b.indo Kalimat

- Kami berjaga diluar rumah.

- Andi berteriak dari dalam kamar mandi.

         Kalimat Semi Transitif adalah jenis kalimat yang tidak dapat dirubah kedalam bentuk pasif, hal

itu dikarenakan adanya unsur pelengkap bukannya objek. Ciri-cirinya berupa adanya

subjek,predikat,pelengkap,dan tanpa atau dengan keterangan.

Contoh:

- Tata tertib ini berdasarkan keputusan bersama.

S P Pel

- Dia menjadi ketua kelas.

S P Pel

b)     Kalimat Pasif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat

bentuk ini memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan “di-“ dan “ter-“ dan diikuti kata

depan “oleh”. Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi 2 bentuk, yaitu:

         Kalimat Pasif Biasa adalah kalimat pasif yang terdapat di kalimat aktif transitif. Untuk

predikatnya sendiri selalu berawalan dengan imbuhan “di-“, “ter-“ dan “ke-an”.

Contoh: - Sampah dibuang Rina.

- Barang itu dijual paman.         Kalimat Pasif Zero adalah kalimat yang unsur objek pelaku berdekatan dengan unsur objek

penderita tanpa ada sisipan dari kata yang lain. Ciri lainnya ialah unsur predikat berakhiran “-

kan” sehingga membuat awalan “di-“ menghilang dari predikat. Predikat juga bisa menggunakan

kata dasar yang bersifat kata kerja, kecuali kata kerja "aus" (kata kerja yang tidak bisa

menggunakan awalan “me-“ dan “ber-“).

Contoh: - akan saya sampaikan pesanmu.

- Saya berikan bukuku.

  Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif :1.  Subjek pada kalimat aktif dijadikan objek pada kalimat pasif.

2.  Awalan me- diganti dengan di-.3.  Tambahkan kata oleh di belakang predikat.Contoh :   Bapak  memancing ikan. (aktif)

Page 28: b.indo Kalimat

.                Ikan  dipancing oleh bapak. (pasif)4.  Jika subjek kalimat akrif berupa kata ganti maka awalan me- pada predikat dihapus,

kemudian subjek dan predikat dirapatkan.

Contoh :   Aku harus memngerjakan PR. (aktif).                PR harus kukerjakan. (pasif)

8.    Kalimat Mayor dan Minora)      Kalimat mayor adalah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsur pusat (inti).

Kalimat mayor klausanya minimal harus terdiri atas subjek dan predikat.

misalnya :

- Saya mengantuk.

- Presiden berkunjung ke Australia.

- Susilo pergi

b) Kalimat minor adalah kalimat yang mengandung satu unsur pusat (inti). Kalimat minor

hanya dibentuk oleh subjek atau predika atau objek bahkan keterangan saja. Meskipun hanya

dibentuk dengan satu kata, kalimat minor dapat dipaham pesannya karena sudah diketahui

konteksnya (kalimat,situasi,topic yang dibicarakan). Kalimat dapat berupa kalimat jawaban-

jawaban singkat,seruan, pertanyaan, salam, dan sapaan.

Contoh :

- pergi!

- mana?

- hai!

-diam!

                                                                          BAB IIIPENUTUP

A.    KESIMPULAN

Dari uraian-uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :

1.      Kalimat adalah satuan bahasa yang mengandung pikiran lengkap. Sebuah kalimat paling kurang

mengandung subjek dan predikat.

2.      Kalimat memiliki unsur penyusun kalimat, yaitu Subjek,Predikat,objek,dan Predikat (SPOK).

Page 29: b.indo Kalimat

3.      Pola dasar kalimat adalah :

1. KB + KK

2. KB + KS

3. KB + KBil

4. KB + (KD + KB)

5. KB1 + KK + KB2

6. KB1 + KK + KB2 + KB3

7. KB1 + KB2

4. Jenis-jenis Kalimat :

1. Kalimat berdasarkan pengucapan

2. Kalimat berdasarkan jumlah frasa (struktur gramatikalnya)

3. Kalimat berdasarkan isi atau fungsinya

4. Kalimat berdasarkan unsur kalimat

5. Kalimat Berdasarkan Susunan  Pola Subjek-Predikat

6. Kalimat berdasarkan bentuk gaya penyajiannya(retorikanya)

7. Kalimat berdasarkan subjeknya

8. Kalimat Mayor dan Minor

9. Kalimat Efektif

AB II PEMBAHASANA. Pengertian Kalimat Arti kalimat secara leksikal atau arti kamus bahasa Indonesia adalah: ä Kalimat adalah susunan kata atau kelompok kata yang teratur dan mengandung maksud atau pikiran yang jelas. ä Kalimat adalah satuan bahasa yang berdiri sendiri dan tidak merupakan bagian dari kesatuan yang lebih besar yang lain yang diakhhiri dengan intonasi final, terdiri atas satu atau lebih klausa. ä Kalimat adalah kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran, perasaan dan perkataan. ä Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Berikut ini ada beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli mengenai arti dari kalimat: Menurut Cook, 1971; Elson dan Picket, 1969 Kalimat merupakan satuan bahasa yang secara relative dapat berdiri-sendiri, mempunyai pola intonasi akhir dan terdiri-dari ataus klausa. Menurut Bloomfield, 1955 Kalimat adalah suatu bentuk linguistis, yang tidak termasuk ke dalam suatu bentuk yang lebih besar karena merupakan suatu konstruksi gramatikal. Menurut Hockett, 1985

Page 30: b.indo Kalimat

Menyatakan bahwa kalimat adalah suatu konstitut atau bentuk yang bukan konstituen; suatu bentuk gramatikal yang tidak termasuk ke dalam konstruksi gramatikal lain. 1 2. Menurut Lado (1968) Mengatakan bahwa kalimat adalah satuan terkecil dari ekspresi lengkap. Pendapat lado dipertegas lagi oleh Sutan Takdir Alisyahbana (1978) yang mengatakan bahwa kalimat adalah satuan bentuk bahasa yang terkecil, yang mengucapkan suatu pikiran yang lengkap. Menurut Ramlan (1996) Mengatakan bahwa Kalimat adalah satuan gramatikal yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang diserta nada akhir turun atau naik.B. Unsur kalimat Subyek Disebut juga pokok kalimat. Merupakan unsur inti dari kalimat. Biasanya berupa kata benda atau kata lain yang dibendakan. Untuk mencari subjek dalam kalimat dapat diajukan pertanyaan dengan kata tanya “siapa” dan “apa”. Contoh : Aku sebetulnya seorang artis. Sukses yang kuperoleh di bidang lain, tidak lain karena nasib baik. Predikat Merupakan unsur inti pada kalimat yang berfungsi untuk menerangkan subjek. Biasanya berupa kata kerja atau kata sifat.Untuk mencari predikat dalam kalimat dapat diajukan pertanyaan dengan kata tanya “mengapa” dan “bagaimana”. Contoh : Rasa jemu mengamuk jua dalam jiwaku. Pekerjaan itu tidak kusukai, tapi aku memperoleh penghasilan yang besar darinya. Pelengkap Seringkali sebuah kalimat harus dilengkapi lagi dengan unsur lain, sehingga terjadilah suatu pernyataan yang lebih lengkap. Contoh: Adik menulis surat. Pemerintah membangun pusat kegiatan remaja. 2 Kata Perangkai3. Unsur ini berfungsi merangkaikan dua unsur subyek, dua unsur predikat, atau dua unsur pelengkap di dalam sebuah kalimat. Contoh: Tujuan dan ambisi mereka berbda jauh dengan getaran jiwaku. Kata PenghubungKegemaranku ialah menulis dan melukis. Ada kalanya unsur ini terdiri atas suatu kata dan ada pula yang terdiri atas suatu kelompok kata; berfungsi untuk menghubungkan (jika perlu) dua buah informasi di dalam satu kalimat. Contoh: Pekerjaan itu tida kusukai, tapi aku memperoleh penghasilan yang besar darinya. Kata ModalitasAku tidak puas, dan keadanku jauh dari bahagia. Unsur ini sering juga disebut “kata warna”, berfungsi untuk mengubah keseluruhan arti sebuah kalimat. Contoh: Aku sebetulnya seorang artis. FrasePekerjan itu memang tidak kusukai. Bentuknya merupakan sebuah kelompok kata dan sering kali berfungsi sebagai keterangan predikat untuk keperluan-keperluan tertentu. Misalnya, untuk menyatakan keterangan waktu, keterangan sebab, keterangan tempat, dan lain sebagainya. Contoh: Karena tak setuju, ia terpaksa mencari jalan lain. Klausarapat akan dilanjutkan lagi sehabis makan siang. Sama dengan sebuah frase, klausa juga berbentuk sebuah kelompok kata. Bedanya, klausa mempunyai unsur-unsur subyek dan predikat, frase tidak. Contoh: Buku itu tak jadi saya beli karena harganya mahal. Sementara hujan masih turun, pekerjaan terpaksa dihentikan. 3 4. Bentuk Absolut Unsure ini dinamakan bentuk absolute, sebab secara gramatikal tidak punya hubungan apa-apa dengan unsur-unsur yang lain di dalam sebuah kalimat. Contoh: Tidak, orang tuanya bukan seorang penjahat. Omong kosong, tanpa uang mana bias membangun.C. Pola Kalimat 1. Pola SP ( Subyek – Predikat ) 2. Pola SPO ( Subyek – Predikat – Obyek ) 3. Pola SPK ( Subyek – Predikat – Keterangan ) 4. Pola SPOK ( Subyek – Predikat – Obyek – Keterangan ) Contoh dalam kalimat: Pola SP : Pak Toha guru S P Pola SPO : Pak Toha guru bahasa Indonesia S P O Pola SPK : Pak Toha guru di sekolah dasar S P K Pola SPOK: Pak Toha guru bahasa Indonesia di sekolah dasar S P O K Cara menentukan pola SPOK di atas sebagai berikut: a) Siapa yang menjadi guru ? Pak Toha Pak Toha sebagai Subjek. b) Apakah pekerjaan Pak Toha ? Guru Guru adalah predikat atau jabatan ( pekerjaan Pak Toha ) c) Bidang study apa yang diajarkan Pak Toha? Bahasa Indonesia Bahasan Indonesia sebagai Objek. d) Di mana Pak Toha mengajar bahasa Indonesia? Di sekolah dasar. Sekolah dasar sebagai keterangan tempat. 4

Page 31: b.indo Kalimat

5. D. Kalimat Efektif Menurut Gorys Keraf, kalimat yang memenuhi syarat – syarat adalah berikut : a. Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis. b. Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis. KalimatCiri – ciri kalimat efektif sebagai berikut : efektif mengandung kesatuan gagasan. a) Subyek dan atau predikat kalimat eksplisit. Contoh : Tidak efektif: Berhubungan itu mengemukakannya juga minat baca kaum remaja makin menurun. Efektif: Sehubungan dengan itu, dikemukakannya juga minat baca kaum remaja menurun. b) Subyek dan predikat kalimat hendaknya tidak terpisah terlalu jauh agar kesatuan gagasan terjamin. Contoh : Kurang kuat: Pembangunan jelas menuju zaman keemasan yang baru, menghendaki pengembangan bakat – bakat pendukung kebudayaan bangsa disegala lapangan mulai dari hal – hal yang tampaknya kecil seperti cara mengatur rumah tangga, cara baergaul dan cara memperoleh hiburan sampai meningkatkan kemasalah – masalah besar seperti pembangunan kota, memproduksi pangan, menciptakan berbagai bentuk kesenian baru, pendeknya segala soal yang membina kebudayaan baru. Efektif: Pembangunan jelas munuju zaman keemasan yang baru. Oleh karena itu, pembangunan menghendaki pengembangan bakat – bakat kebudayaan bangsa disegala lapangan, mulai dari hal – hal yang nampaknya kecil sampai kemasalah – masalah besar. c) Keterangan harus ditempatkan setepat – tepatnya dan seterang – terangnya dalam kalimat sehingga sama sekali tidak mengganggu pemahaman. Keterangan yang dimaksud disini mencakup atribut, opsisi, adverbial, dalam bahasa Inggris disebut modifer. 5 6. - Squinting modifiers ( keteranga menjuling )Contoh :Tidak efektif: Tahun ini SPP mahasiswa baru saja dinaikkan.Efektif : SPP mahasiswa tahun ini baru saja dinaikkan.- Dangling modifires ( keterangan tak terkait )Contoh :Tidak efektif: Dapat menyusun anggaran belanjanya dengan cermat, akhirnya hutang –hutangnya dapat dilunasi.Efektif: Karena dapat menyusun anggaran belanjanya dengan cermat, akhirnya ia dapatmelunasi semua hutangnya.- Misplaced modifiers ( keterangan salah letak )Contoh:Tidak Efektif: Dalam keramaian serupa itu, merekapun tidak mau kalah dengan yang muda –muda, yang jarang terjadi sekali dalam lima tahun.Efektif: Dalam keramaian serupa itu, yang jarang terjadi sekali dalam lima tahun, merekapuntidak mau kalah dengan yang muda – muda.- Unidiomatic modifiers ( keterangan yang tidak idiomatis )Contoh:Tidak efektif: Kalimat tersebut harus disusun sedemikian rupa agar tidak membingungkanpembaca.Efektif: Kalimat tersebut harus disusun sebaik – baiknya agar tidak membingungkanpembaca.- Abrupt modifiers ( keterangan mendadak ) Contoh : Tidak efektif: Kami berkeputusan, karena keluarga kami dan kawan – kawan menasehati kami untuk tidak menginap di hotel besar itu, untuk menginap dirumah penginapan penduduk. Efektif: Karena keluarga dan kawan – kawan menasehati kami untuk tidak menginap di hotel besar itu, kami berkeputusan untuk menginap di rumah penginapan penduduk. 6 7. - Related modifiers illogicaly separated ( keterangan yang berkaitan terpisah tak logis ) Contoh: Tidak efektif: Meskipun guru itu masih dlam perawatan dokter kegagalannya memberitahukan absennya kepada kepala sekolah tidak diterima, biarpun sebenarnya ternyata ia sudah berusaha memberi tahu. Efektif: Meskipun guru itu masih dirawat dokter dan sebenarnya sudah berusaha memberitahukan absennya kepada kepala sekolah, kegagalannya untuk memberitahu tidak dapat diterima.- Fragment ( kalimat tak lengkap ) Contoh: Tidak Efektif: Penyusunan buku pelajaran ini bertujuan membantu masyarakat, khususnya yang berada di pedesaan agar mendapat kesempatan belajar membaca dan menulis. Efektif: Penyusunan buku pelajaran ini bertujuan membantu masyarakat, khususnya yang berada di pedesaan agar mendapat kesempatan belajar dan menulis.d) Tanda baca harus dapat digunakan sebaik – baiknya. Kalimat yang efektif harus bersih dari kesalahan – kesalahan berikut ini : o Runing on

Page 32: b.indo Kalimat

sentences ( fused sentences ) kalimat bertumpukan. Contoh: Tidak efektif: Kita semua mengemban amanat penderiataan rakyat harus selalu mengupayakan kesejahteraan bangsa kita, baik jasmani maupun rohani. Efektif: Kita semua, selaku mengemban amanat penderitaan rakyat, harus selalu mengupayakan kesejahteraan rohani dan jasmani bangsa kita. o Comma splices ( comma faults ) kesalahan pemakaian koma dalam kalimat. Contoh: Tidak efektif: Seorang mahasiswa seumpama pendaki gunung, sedang mendaki gunung cita – cita. Efektif: Seorang mahasiswa, seumpama pendaki gunung sedang mendaki gunung cita – cita. 7 8. e) Kalimat efektif hendaknya bersih juga dari : o Kontamisani ( kerancuan ) Contoh: Tidak efektif: Di sekolah itu para siswa diajarkan berbagai macam ketrampilan. Efektif : Disekolah itu kepada siswa diajarkan bermacam – macam ketrampilan. o Pleonasme dan trutologi ( penambahan yang tidak perlu) Contoh : Tidak efektif: Pada zaman dulu kala, dalam sebuah kerajaan memerintah seorang ratu yang sangat arif lagi bijaksana. Efektif: Pada zaman dahulu, dalam sebuah kerajaan memerintah seorang ratu yang arif. o Hiperkorek ( membetulkan apa yang sudah betuk sehingga salah ) Contoh : Tidak efektif: Semua ijazahnya dilaminasi Supaya awet. Kalimat efektifEfektif: Semua ijazahnya dilamisai supaya awet. mewujudkan koheresi yang baik dan kompak. Koheresi adalah pertautan antara unsur – unsur yang mebangun kalimat dan alinea. Tiap kata atau frase dalam kalimat harus berhubungan kedalam maupun keluar. Untuk menjaga koheresi itu, hendaknya penulis : Kritis terhadap pemakaian kata ganti dalam kalimat. Ada kemungkinan bahwa pemakaian kata ganti tersebut menyebabkan kalimat tidak efektif. Kritis terhdap pemakaian kata depan, adakalanya terpakai kata depan yang sebenarnya tidak diperlukan atau sebaliknya, terhapus kata depan yang sebenarnya harus dipakai. Memanfaatkan kata – kata peralihan atau transisi untuk mengeksplisitkan dan memperjelas hubungan gagasan antara kalimat yang satu dan kalimat yang lain dalam alinea, antara alinea yang satu dengan yang lain dalam paragraf. Kalimat efektif merupakan komunikasi yang berharkat. Harkat berarti daya, tenaga, kekuatan, bila penulis ingin agar komunikasinya sampai dan mengesam. Kalimat yang ditulis harus berharkat dan bertenaga. 8 9. Cara – cara untuk mengharkatkan kalimat antara lain: Bagian kalimat yang hendaknya dipentingkan atau diutamakan diletakkan pada awal kalimat, dalam hal ini dapat terwujud ialah INVERSI pada awal kalimat atau prolepsi atau gabungan inversi dan prolepsis. Inversi : Predikat diletakkan didepan subjek Contoh: Biasa : Penyakit AIDS merajalela dikalangan orang barat. Berharkat: Dikalangan orang barat penyakit AIDS merajalela. Prolepsis : keterangan atau objek diletakkan didepan subjek . prolepsis keterangan lebih banyak terjadi pada prolepsis objek. Contoh: Biasa : Ayah suka makan sate ; bakso tidak Berharkat: Sate, ayah suka ; bakso tidak Gabungan inversi dan prolepsis Bila penulisan menyebutkan serangkaian hal ( peristiwa ) hendaknya diperhatikan dan diusahakan agar urutan hal (peristiwa) itu logis, kronologis dan berklimaks. Kata kunci diulang. Kata atau frase yang hendak dipentingkan dapat ditambah partikel pementing lah, pun, dan kah. Serangkaian hal yang disebutkan dapat menjadi lebih kuat dengan Kalimat efektif memperhatikan pararelisme.pararelisme. Pararelisme ( kesejajaran ) adalah penggunaan bentuk gramatikal yang sama untuk unsur – unsur yang sama fungsinya. Jika sebuah pikirannya dinyatakan dengan frase, maka pikiran – pikiran lain yang sejajar harus dinyatakan pula dengan frase. Jika satu gagasan dinyatakan dengan kata benda verbal atau kata kerja bentuk Me- di- dan sebagainya, maka gagasan lain yang sejajar harus dinyatakan pula dengan kata benda verbal atau kata kerja bentuk me- di- dan sebagainya. 9 10. Upaya – upaya untuk berhemat kata antara lain: Menghilangkan subjek yang tidak diperlukan. Menghindari pemakaian superordinat dan hiponim bersama – sama. Menjatukan pemakaian kata depan dari dan daripada yang tidak perlu. Menghindari penguraian kata yang

Page 33: b.indo Kalimat

tidak perlu. Menghilangkan kata – kata pembalut seperti, fakta, faktor, unsur yang sebenarnya tidak perlu. Kalimat Menghilangkan pleonasme. efektif didukung variasi. Yang dimaksud dengan variasi kalimat disini ialah variasi kalimat – kalimat yang membangun paragraf atau alinea. Kalimat efektif dibantu pemakaian EYD. Pemakaian huruf kapital. Huruf kapital digunakan sebagai : # Huruf pertama pada awal kalimat # Huruf pertama petikan langsung. # Huruf pertama dalam ungkapan yang bnerhubungan dengan kitab suci, nama tuhan, termasuk kata gantinya. # Huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan yang diikuti nama orang. 10 11. BAB III PENUTUPA. KESIMPULAN Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). 11 12. B. SARAN Kalimat merupakan hal yang pokok untuk kita ketahui sebagai manusia yang ingin berkomunikasi dan membutuhkan orang lain umumnya dan juga sebagai mahasiswa dan pelajar umumnya, karena baik langsung maupun tidak langsung, baik disengaja ataupun tidak mahasiswa setiap hari bergelut dengan kalimat. Misalnya saja apabila kita membuat karya tulis dan karya sastra lainya harus mempunyai pengetahuan yang matang tentang penggunaan kalimat yang baik, benar dan berbobot serta bisa dimengerti oleh penulis dan pembaca. 12 13. DAFTAR PUSTAKADwipayana, Gatot. dkk. 2002. Intisari Bahasa Indonesia: Graha Cipta Pustaka, Bandung.Keraf, Gorys.1994. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa: Nusa Indah, Flores, NTT.Razak, Abdul.1985. Kalimat Efektif, struktur Gaya dan Variasi: PT Gramedia, Jakarta. 13

KALIMAT Oleh : Sugeng Rahardjo http://u13aps.blogspot.com 2. Pengertian Kalimat• Bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subyek (S) dan predikat (P) serta intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna.Unsur Kalimat- Subyek - Pelengkap- Predikat - Keterangan- Obyek 3. Subyek (S)*Bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal atau suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subyek biasanya diisi oleh kata/frasa benda (nominal), klausa, frasa verbal. Contoh: - Ayahku sedang melukis. - Meja direktur besar. - Yang berbaju batik, dosen saya. - Berjalan kaki menyehatkan badan. - Membangun jalan raya sangat mahal. 4. Predikat (P)* Bagian kalimat yang memberi tahu melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan bagimana subyek (pelaku, tokoh, atau benda dalam kalimat). Predikat (P) dapat pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jati diri subyek (S).Contoh:- Kuda meringkik.- Ibu sedang tidur siang.- Putrinya cantik jelita.- Kota Jakarta dalam kedaan aman.- Kucingku belang tiga.- Robi, mahasiswa baru 5. Obyek (O)* Bagian kalimat yang melengkapi predikat. Obyek biasanya diisi oleh nomina, frasa nominal atau klausa.Contoh: - Ibu menimang bayi. - Presiden mengundang tokoh LSM terkenal. - Slobodan Milosevic menculik lawan politiknya. - Pemerintah mengumumkan bahwa harga BBM akan naik. 6. Pelengkap (Pel) atau Komplemen Bagian kalimat yang melengkapi P. Letak Pel umumnya di belakang P. Posisi ini sama dengan O. Perbedaan Pel dan O. - Posisi O bisa diubah menjadi S, sedangkan Pel tidak - Pengisi Pel selain sama seperti pengisi O, juga diisi oleh frasa adjektival dan frasa preposisional - Letak Pel selain di belakang P juga di belakang O.

Page 34: b.indo Kalimat

7. Contoh: Banyak orsospol belandaskan pancasila. Sutardji membacakan pengagumnya puisi kontemporer. Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum. Pamanku membelikan anaknya rumah mungil. 8. Keterangan (Ket)• Bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian kalimat yang lainnya (S,P,O,Pel). Posisinya bisa di awal, tengah, maupun akhir kalimat. Pengisi Ket adalah frasa nominal, frasa preposisional, adverbia, atau klausa.Contoh: Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum dari kulkas. Lia memotong roti dengan pisau. Karena malas belajar, mahasiswa itu tidak lulus. 9. Kalimat EfektifKalimat Efektif adalah :• Kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur/penulisnya secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula.Syarat Kalimat Efektif :- kesatuan - ketepatan- kepaduan - kehematan- keparalelan - kelogisan 10. 1. KesatuanTerdapat satu ide pokok dalam kalimat.Contoh kalimat yang tidak jelas kesatuan gagasannya:* Dalam pembangunan sangat berkaitan dengan stabilitas politik. (memakai kata depan yang salah sehingga gagasan kalimat menjadi kacau)Contoh kalimat yang jelas kesatuan gagasannya :* Pembangunan sangat berkaitan dengan stabilitas politik.. 11. 2. Kepaduan (Koherensi)Hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentuk kalimat (kata, frasa, klausa serta tanda baca yang membentuk S-P-O- Pel-Ket dalam kalimat.Contoh kalimat yang tidak koheren :* Saya punya rumah baru saja diperbaiki.Contoh kalimat yang koheren :* Rumah saya baru saja diperbaiki. 12. 3. Keparalelan (Kesejajaran)Keparalelan atau kesejajaran adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat.Contoh paralelisme yang salah.• Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, membuat katalog, dan buku-buku diberi label.Contoh Paralelisme yang benar.* Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, pembuatan katalog, dan pelabelan buku. 13. 4. PenekananSuatu perlakuan khusus menonjolkan bagian kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan.Cara yang dipakai untuk memberi penekanan:- Meletakkan kata yang ditonjolkan di depan.- Melakukan pengulangan kata (repetisi).- Melakukan pengontrasan kata kunci.- Menggunakan partikel/penegas. 14. Contoh: Pada bulan Desember kita ujian akhir semester (bukan bulan November) Saudara-saudara, kita tidak suka dibohongi, kita tidak suka ditipu, kita tidak suka dibodohi. Penduduk desa itu tidak menghendaki bantuan yang bersifat sementara, tetapi bantuan yang bersifat permanen. Andalah yang bertanggung jawab menyelesaikan masalah ini. 15. 5. Kehematan Kehematan adalah menghindari pemakaian kata yang tidak perlu ( tidak memakai kata-kata yang mubazir, tidak mengulang subyek, tidak menjamakkan kata yang memang sudah berbentuk jamak)Contoh kalimat yang tidak hemat: Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri bahwa mahasiswa itu belajar seharian dari pagi sampai petang.Contoh kalimat yang hemat:* Saya melihat sendiri mahasiswa itu belajar seharian. 16. 6. KelogisanKelogisan ialah mengupayakan agar ide kalimat masuk akal. Logis dalam hal ini juga menuntut adanya pola pikir yang sistematis.Contoh kalimat yang tidak logis: Kepada Bapak Direktur, waktu dan tempat kami persilahkan. (waktu dan tempat tidak perlu dipersilahkan) Uang bertumpuk itu terdiri dari pecahan ratusan, puluhan, sepuluh ribuan, lima puluh ribuan, dua puluh ribuan. (tidak runtut dalam merinci)

BAB I

Page 35: b.indo Kalimat

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Hal yang menyebabkan kalimat menjadi bidang kajian bahasa yang penting tidak lain

karena melalui kalimat lah seseorang dapat menyampaikan maksudnya dengan jelas. Satuan

bahasa yang sudah kita kenal sebelum sampai pada tataran kalimat adalah kata (misalnya tidak)

dan frasa atau kelompok kata (mis. tidak tahu). Kedua bentuk itu, kata dan frasa, tidak dapat

mengungkapkan suatu maksud dengan jelas, kecuali jika keduanya sedang berperan sebagai

kalimat. Untuk dapat berkalimat dengan baik, perlu kita pahami terlebih dahulu struktur dasar

suatu kalimat.

Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek (S) dan predikat

(P) dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna. Intonasi final

kalimat dalam bahasa tulis adalah berupa tanda baca titik, tanda tanya, atau tanda seru.

Penetapan struktur minimal S dan P dalam hal ini menunjukkan bahwa kalimat bukanlah semata-

mata gabungan atau rangkaian kata yang tidak mempunyai kesatuan bentuk. Lengkap dengan

makna menunjukkan sebuah kalimat harus mengandung pokok pikiran yang lengkap sebagai

pengungkap maksud penuturannya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Beberapa rumusan masalah yang dapat dikaji dari uraian-uraian di atas, antara lain:

1. Apa yang dimaksud dengan kalimat ?

2. Unsur - unsur apa sajakah yang termasuk dalam kalimat ?

3. Tuliskan dan jelaskan apa saja yang termasuk dalam jenis – jenis kalimat ?

1.3 TUJUAN

Dengan dibuatnya makalah ini kami selaku pembuat makalah ini sangat mengharapkan

makalah ini sangat berguna bagi seluruh pembaca dan dengan makalah yang berjudul “kalimat

Page 36: b.indo Kalimat

bahasa indonesia” para pembaca akan mengetahui apa saja yang dimaksud dengan pengetian

kalimat,unsur-unsur kalimat dan jenis-jenis penggunaan dalam sebuah kalimat.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KALIMAT

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik

dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik

turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh

kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses

fonologis lain. Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan

tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!); dan di dalamnya dapat disertakan tanda baca

seperti koma (,), titik dua (:), pisah (-), dan spasi. Tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru pada

wujud tulisan sepadan dengan intonasi akhir pada wujud lisan sedangkan spasi yang mengikuti

mereka melambangkan kesenyapan.

2.2 UNSUR - UNSUR KALIMAT

1.      Predikat

Page 37: b.indo Kalimat

Adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan

bagaimana subjek (pelaku).

Contoh: putrinya cantik jelita.

2.      Subjek

Adalah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, sosok (benda), sesuatu hal, atau masalah yang

menjadi pangkal/pokok pembicaraan.

Contoh: yang berbaju batik dosen saya

3.      Objek

Adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat.

Contoh : Nurul menimbang gula

4.      Pelengkap dan komplemen

Adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat.

Contoh : Banyak orsospol berlandaskan Pancasila.

S P Pel.

5.      Keterangan

Adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal tentang bagian kalimat yang lainnya.

Contoh : Anak yang baik itu rela berkorban demi orang tuannya ( ket. Tujuan )

2.3 JENIS - JENIS KALIMAT

o   Berdasarkan pengucapan

Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:

1. Kalimat Langsung

Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat langsung

juga dapat diartikan kaliamt yang memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain (orang

ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa kalimat

tanya atau kalimat perintah.

Contoh: “Saya gembira sekali”,kata ayah,”karena kamu lulus ujian”.

2. Kalimat Tak Langsung

Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan orang

lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah dirubah menjadi

kalimat berita.

Contoh:

Page 38: b.indo Kalimat

- Kakak berkata bahwa buku itu harus segera dikembalikan.

Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)

Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:

1. Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek

dan satu predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana. Kalimat-kalimat yang

panjang dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang sederhana dan dapat juga

ditelusuri Pola-pola pembentukannya. Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah:

* KB + KK (Kata Benda + Kata Kerja) Contoh: sintia beryanyi

. S P

* KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat) Contoh: Ika sangat rajin

. S P

* KB + KBil (Kata Benda + Kata Bilangan) Contoh: Masalahnya seribu satu.

. S P

Kalimat tunggal dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda.

Contoh : Saya siswa kelas VI.

2. Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.

Contoh : Adik bernyanyi.

Setiap kalimat tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahkan kata-kata pada unsur-

unsurnya. Dengan penambahan unsur-unsur itu, unsur utama dari kalimat masih dapat dikenali.

Suatu kalimat tunggal dapat diperluas menjadi dua puluh atau lebih. Perluasan kalimat tesebut

terdiri atas:

  Keterangan tempat, seperti di sini, dalam ruangan tertutup, lewat Bali, sekeliling kota.

  Keterangan waktu, seperti: setiap hari, pada pukul 21.00, tahun depan, kemarin sore, minggu

kedua bulan ini.

  Keterangan alat (dengan + kata benda), seperti: dengan linggis, dengan undang-undang itu, dengan

sendok, dengan wesel pos, dengan cek.

  Keterangan modalitas, seperti: harus, barangkali, seyogyanya. sesungguhnya, sepatutnya.

Page 39: b.indo Kalimat

  Keternagan cara (dengan + kata sifat/kata kerja), seperti: dengan hati-hati, seenaknya saja, selekas

mungkin.

  Keterangan aspek, seperti akan, sedang, sudah, dan telah.

Keterangan tujuan, seperti: agar bahagia, untuk anaknya, supaya aman, bagi mereka.

  Keterangan sebab, seperti: karena rajin, sebab berkuasa, lantaran panik.

  Keterangan aposisi adalah keterangan yang sifatnya menggantikan, seperti: penerima Sepatu

Emas, David Beckham.

Frasa yang, seperti: mahasiswa yang IP-nya 3 ke atas, pemimpin yang memperhatikan rakyat.

Contoh perluasan kalimat tunggal adalah: Ika sangat rajin menyelesaikan tugas-tugas yang

diberikan kepadanya.

2.      Kalimat majemuk

Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik

kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu:

2.1 Kalimat Majemuk Setara (KMS)

Kalimat ini terbentuk dari 2 atau lebih kalimat tunggal dan kedudukan tiap kalimat sederajat.

Kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bagian, yaitu:

* KMS Penggabungan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata dan atau

serta.

Contoh:- Kami mencari bahan dan mereka meramunya.

* KMS Pertentangan. Dua kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata tetapi, sedangkan,

namun, melainkan. Kedua kalimat tersebut menunjukkan hubungan pertentangan.

Contoh:- Bukan saya memecahkan gelas itu, melainkan kakak.

* KMS Pemilihan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata atau.

Contoh:- Makalah ini harus dikumpukan besok atau minggu depan.

* KMS Penguatan. Dua atau lebih kalimat tunggal dihubungkan dengan kata bahkan.

Contoh:- Pencuri itu tidak hanya dipukuli oleh masa, bahkan dia disiksa dengan sadis.

* KMS yang dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata lalu dan

kemudian, untuk menandakan suatu kejadian yang berurutan.

Page 40: b.indo Kalimat

Contoh:- Mula-mula disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SD, kemudian disebutkan

nama-nama juara melukis tingkat SMP.

1.      2.2 Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)

Kalimat majemuk setara terdiri atas satu suku kaliamat bebas dan satu suku kalimat yang tidak

bebas. Kedua kalimat tersebut memiliki pola hubungan yang tidak sederajat. Bagian yang

memiliki kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut sebagai klausa utama (induk kalimat).

Bagian yang lebih rendah kedudukakannya disebut dengan klausa sematan (anak kalimat).

Ada beberapa penanda hubungan / konjungsi yang dipergunakan oleh kalimat majemuk

bertingkat, yaitu:

1. Waktu : ketika, sejak

2. Sebab: karena, Oleh karena itu, sebab, oleh sebab itu

3. Akibat: hingga, sehingga, maka

4. Syarat: jika, asalkan, apabila

5. Perlawanan: meskipun, walaupun

6. Pengandaian: andaikata, seandainya

7. Tujuan: agar, supaya, untuk, biar

8. Perbandingan: seperti, laksana, ibarat, seolah-olah

9. Pembatasan: kecuali, selain

10. Alat: dengan+ katabenda: dengan tongkat

11. Kesertaan: dengan+ orang

Contoh:- Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, para hacker masih dapat

mengacaukan data-data komputer itu.

Induk kalimat: Para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.

Anak kalimat: Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern.

2.3 Kalimat Majemuk Campuran

Kalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat

atau kebalikannya.

Contoh:- Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.

Page 41: b.indo Kalimat

KMS: Kami berhenti dan langsung pulang.

KMC: Kami berhenti karena hari sudah malam.

- Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.

KMS: Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja.

KMB: Mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.

Berdasarkan Isi atau Fungsinya

Kalimat dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:

1. Kalimat Perintah

Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk

melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam

penulisannya. Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.

Macam-macam kalimat perintah :

* Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.

Contoh : Gantilah bajumu !

* Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.

Contoh : Jangan membuang sampah sembarangan !

* Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.

Contoh : Tolong temani nenekmu di rumah !

2. Kalimat Berita

Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Dalam penulisannya,

biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan dengan intonasi

menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan.

Macam-macam kalimat berita :

* Kalimat berita kepastian

Contoh : Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.

* Kalimat berita pengingkaran

Contoh : Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.

* Kalimat berita kesangsian

Contoh : Bapak mungkin akan tiba besok pagi.

* Kalmat berita bentuk lainnya

Contoh : Kami tidak taahu mengapa dia datang terlambat.

Page 42: b.indo Kalimat

3. Kalimat Tanya

Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau

reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya(?) dalam

penulisannya dan dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang

dipergunakan adalah bagaimana, dimana, berapa, kapan.

Contoh:- Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan disainnya?

4. Kalimat Seruan

Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan perasaa ‘yang

kuat’ atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi dalam

pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya.

Contoh:- Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.

• Berdasarkan Unsur Kalimat

Kalimat dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:

1. Kalimat Lengkap

Kalimat lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari satu buah subyek dan satu

buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap.

Contoh :- Mahasiswa berdiskusi di dalam kelas.

. S P K

2. Kalimat Tidak Lengkap

Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena hanya memiliki subyek saja,

atau predikat saja, atau objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap biasanya berupa

semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan

kekaguman.

Contoh:- Selamat sore

- Silakan Masuk!

Page 43: b.indo Kalimat

• Berdasarkan Susunan S-P

Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Kalimat Versi

Kalimat versi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya. Kata atau frasa tertentu

yang pertama muncul akan menjadi kunci yang akan mempengaruhi makna untuk

menimbulkankesan tertentu, dibandingkan jika kata atau frasa ditempatkan pada urutan kedua.

Kalimat ini biasanya dipakau untuk penekanan atau ketegasan makna.

Contoh:- Ambilkan koran di atas kursi itu!

. P S

2. Kalimat Inversi

Kalimat inversi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan pola

kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-O-K).

Contoh:- Penelitian ini dilakukan mereka sejak 2 bulan yang lalu.

. S P O K

- Aku dan dia bertemu di cafe ini.

. S P K

• Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajiannya (Retorikanya)

Kalimat dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:

1. Kalimat Yang Melepas

Kalimat yang melepas terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh unsur utama

(induk kalimat) dan diikuti oleh unsur tambahan (anak kalimat). Unsur anak kalimat ini seakan-

akan dilepaskan saja oleh penulisnya. Jika unsur anak kalimat tidak diucapkan, kalimat itu sudah

bermakna lengkap.

Contoh;- Semua warga negara harus menaati segala perundang-undangan yang berlaku agar

kehidupan di negeri ini berjalan dengan tertib dan aman.

Page 44: b.indo Kalimat

2. Kalimat yang Klimaks

Kalimat klimaks terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan

diikuti oleh induk kalimat. Kalimat belum dapat dipahami jika hanya membaca anak kalimatnya.

Sebelum kalimat itu selesai, terasa masih ada sesuatu yang ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh

karen itu, penyajian kalimat ini terasa berklimaks dan terasa membentuk ketegangan.

Contoh:- Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan akhirnya tiga sandera warga negara

Prancis itu dibebaskan juga.3.

3. Kalimat yang Berimbang

Kalimat yang berimbang disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk

campuran, Struktur kalimat ini memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan dituangkan ke

dalam bangun kalimat yang simetri.

Contoh:- Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba

melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam.

• Berdasarkan Subjeknya

Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Kaliamat Aktif

Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat ini

biasanya memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan ber-. Predikat juga dapat

berupa kata kerja aus (kata kerja yang tidak dapat dilekati oleh awalan me–saja), misalnya pergi,

tidur, mandi, dll (kecuali makan dan minum).

Contoh:- Mereka akan berangkat besok pagi.

Kalimat aktif dibedakan menjadi 2, yaitu:

1.1 Kalimat Aktif Transitif

Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada

kalimat ini biasanya berawalam me- dan selalu dapatt dirubah menjadi kalimat pasif.

Contoh:Eni mencuci piring.

. S P O1

1.2 Kalimat Aktif Intransitif

Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak dapat diikuti oleh objek penderita (O1).

Page 45: b.indo Kalimat

Predikat pada kalimat ini biasanya berawaln ber-. Kalimat yang berawalan me- tidak diikuti

dengan O1. Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kalimat pasif.

Contoh:- Mereka berangkat minggu depan.

. S P K

1.3 Kalimat Semi Transitif

Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kal pasif karena disertai oleh pelengkap bukan objek.

Contoh:Dian kehilangan pensil.

. S P Pel.

2. Kalimat Pasif

Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya

memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di- dan ter- dan diikuti oleh kata depan oleh.

Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

2.1 Kalimat Pasif Biasa

Kalimat pasif ini biasanya diperoleh dari kalimat aktif transitif. Predikat pada kalimat ini

berawalan di-,ter-,ke-an.

Contoh:Piring dicuci Eni.

. S P O2

2.2 Kalimat Pasif Zero

Kalimat pasif zero adalah kalimat yang objek pelakunya(O2) melekat berdekatan dengan O2

tanpa disisipi dengan kata lain. Predikat pada kalimat ini berakhiran -kan dan akan terjadi

penghilangan awalan di-. Predikatnya juga dapat berupa kata dasar berkelas kerja kecuali kata

kerja aus. Kalimat pasif zero ini berhubungan dengan kalimat baku.

Contoh:Ku pukul adik.

. O2 P S

Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif :

1. Subjek pada kalimat aktif dijadikan objek pada kalimat pasif.

2. Awalan me- diganti dengan di-.

3. Tambahkan kata oleh di belakang predikat.

Contoh : Bapak memancing ikan. (aktif)

. Ikan dipancing oleh bapak. (pasif)

4. Jika subjek kalimat akrif berupa kata ganti maka awalan me- pada predikat dihapus, kemudian

Page 46: b.indo Kalimat

subjek dan predikat dirapatkan.

Contoh : Aku harus memngerjakan PR. (aktif)

. PR harus kukerjakan. (pasif)

BAB IIIPENUTUP

31. KESIMPULAN

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik

dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik

turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh

kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses

fonologis lain. Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan

tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!); dan di dalamnya dapat disertakan tanda baca

seperti koma (,), titik dua (:), pisah (-), dan spasi. Dan kalimat dapat dibagi menjadi beberapa

macam.

3.2 SARAN

Penulis menyadari dalam pembutan makalah yang membagas tentang kalimat dalam

bahasa indonesia ini masih banyak kekurangaan untuk itu penulis membutuhkan kritik dan saran

yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah selanjutnya.

Page 47: b.indo Kalimat

DAFTAR PUSTAKA

      Finoza, Lamuddin. Komposisi Bahasa Indonesia. Diksi Insan Mulia.

      http://freezcha.wordpress.com/2010/05/08/jenis-jenis-kalimat/ di akes pada tanggal

      http://rizaljenius.wordpress.com/2009/11/26/kalimat-dan-unsur-kalimat/ di akes pada

tanggal

      http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat/ di akses pada tanggal

      http://id.wikibooks.org/wiki/Bahasa_Indonesia/Kalimat di akses pada tanggal

PENGERTIAN KALIMAT

Kalimat mengandung dua pengertian.Ada yang disebut dengan kalimat “Lisan” dan ada

yang disebut dengan kalimat “Tertulis”.Tergantung cara penggunaannya masing-masing dan

disini kita akan membahas bagaimana tata cara penggunaan kalimat lisan maupun tertulis

tersebut.Namun sebelumnya kita harus mengetahui dahulu apa yang dimaksud dengan kalimat

itu sendiri.

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik

dengan cara lisan maupun tulisan.Kalimat selalu kita ucapkan ketika kita berbicara kepada

seseorang.Didalam kalimat itu sendiri terdapat tata bahasa dan tata cara pengucapanya.Penting

untuk kita memprelajari seluk beluk mengenai kalimat secara rinci.

Page 48: b.indo Kalimat

Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela

jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya

perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lain.

Di Indonesia cara pengucapan kalimat lisan ini memiliki beranekaragam intonasi yang

berbeda-beda.Karena Indonesia kaya akan keanekaragaman budaya dan terdiri atas beribu-ribu

pulau yang disetiap wilayahnya sehingga memiliki cara pengucapan kalimat-kalimatnya

tersendiri.Ada yang pengucapan kalimat dengan intonasi yang keras dan ada yang pengucapanya

dengan intonasi yang lembut.

Apabila kita meninjau kewilayah pulau sumatera orang-orang sumatera cenderung

menggunakan penyampaian kalimat yang keras mengapa demikian.Mungkin dipengaruhi oleh

cuaca yang panas,wilayah yang bergunung-gunung menyebabkan orang-orang sumatera

cenderung berbicara dengan intonasi yang keras.

Apabila kita meninjau kewilayah pulau jawa orang-orangnya cenderung menyampaikan

kalimat dengan intonasiyang lembut.Mengapa demikian.Mungkin disebabkan karena wilayah

pulau jawa yang berupa dataran rendah,cuaca yang dingin menyebabkan orang-orang

didalamnya terbiasa bebicara dengan intonasi yang lembut.

Keanekaragaman penyampaian kalimat yang berbeda-beda diwilayah Indonesia

merupakan suatu kekayaan budaya yang menunjukan bahwa disetiap provinsi di Indonesia

memiliki ciri khas masing-masing.

Page 49: b.indo Kalimat

Selanjutnya kita akan mempelajari kalimat yang berbentuk tulisan serta tata cara

penulisanya.Kalimat selalu ditandai dengan huruf kapital dan tanda baca yang sesuai.Kalimat

dalam bentuk tulisan dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya

(?), atau tanda seru (!); dan di dalamnya dapat disertakan tanda baca seperti koma (,), titik dua

(:), pisah (-), dan spasi. Tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru pada wujud tulisan sepadan

dengan intonasi akhir pada wujud lisan sedangkan spasi yang mengikuti mereka melambangkan

kesenyapan. Tanda baca sepadan dengan jeda.

Tanda titik diletakan diakhir kalimat dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau

seruan.

Contoh: 

Saya suka makan nasi.

Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan.

 Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.

Contoh:

  Irwan S. Gatot

  George W. Bush

Apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.

Contoh: 

Anthony Tumiwa

Page 50: b.indo Kalimat

Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.

Contoh:

  Dr. (doktor)

  S.E. (sarjana ekonomi)

  Kol. (kolonel)

  Bpk. (bapak)

 Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan

yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.

Contoh:

  dll. (dan lain-lain)

  dsb. (dan sebagainya)

  tgl. (tanggal)

  hlm. (halaman)

   

 Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan

waktu atau jangka waktu.

Contoh:

  Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)

  0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)

   

 Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.

Contoh: Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang.

Page 51: b.indo Kalimat

 Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak

menunjukkan jumlah.

Contoh:

  Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.

  Nomor Giro 033983 telah saya berikan kepada Mamat.

   

 Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan

ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi maupun di dalam akronim

yang sudah diterima oleh masyarakat.

Contoh:

  DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)

  SMA (Sekolah Menengah Atas)

  PT (Perseroan Terbatas)

  WHO (World Health Organization)

  UUD (Undang-Undang Dasar)

  SIM (Surat Izin Mengemudi)

  Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)

  rapim (rapat pimpinan)

Page 52: b.indo Kalimat

  Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan

mata uang.

Contoh:

  Cu (tembaga)

  52 cm

  l (liter)

  Rp350,00

 Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala

ilustrasi, tabel, dan sebagainya.

Contoh:

  Latar Belakang Pembentukan

  Sistem Acara

  Lihat Pula

Tanda Tanya (?)

Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.

Contoh:

  Kapan ia berangkat?

  Saudara tahu, bukan?

Penggunaan kalimat tanya tidak lazim dalam tulisan ilmiah.

Page 53: b.indo Kalimat

Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan

atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

Contoh:

  Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).

  Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.

Tanda Seru (!) dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah

yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.

Contoh:

  Alangkah mengerikannya peristiwa itu!

  Bersihkan meja itu sekarang juga!

  Sampai hati ia membuang anaknya!

  Merdeka!

Oleh karena itu, penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di dalam tulisan ilmiah atau

ensiklopedia. Hindari penggunaannya kecuali dalam kutipan atau transkripsi drama.

Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang

berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.

Contoh:

 Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.

Page 54: b.indo Kalimat

Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat

tersebut mendahului induk kalimatnya.

Contoh:

  Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.

  Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.

 Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak

kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.

Contoh: 

Saya tidak akan datang kalau hari hujan.

Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat

pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan

tetapi.

Contoh:

  Oleh karena itu, kamu harus datang.

  Jadi, saya tidak jadi datang.

Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada

awal kalimat.

contoh:

Page 55: b.indo Kalimat

  O, begitu.

  Wah, bukan main.

Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.

Contoh:

 Kata adik, "Saya sedih sekali".

Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan

tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.

Contoh:

  Medan, 18 Juni 1984

  Medan, Indonesia.

Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar

pustaka.

Contoh: 

Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.

Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.

Contoh:

 I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.

 Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk

membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.

Page 56: b.indo Kalimat

Contoh:

 Rinto Jiang, S.E.

Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan

dengan angka.

Contoh:

  33,5 m

  Rp10,50

 Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.

Contoh: 

pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.

Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada

awal kalimat.

Contoh:

 Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-

sungguh.

Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan

pengembangan bahasa.

Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang

mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda

Page 57: b.indo Kalimat

seru.

contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.

Tanda Titik Dua (:)

Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau

pemerian.

Contoh:

  Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.

  Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.

Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.

Contoh:

Ketua                  : Borgx

Wakil Ketua         : Hayabuse

Sekretaris            : Ivan Lanin

Wakil Sekretaris   : Irwan Gatot

Bendahara           : Rinto Jiang

Wakil bendahara  : Rex

Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam

percakapan.

Contoh:

Page 58: b.indo Kalimat

Borgx : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"

Rex    : "Siap, Boss!"

Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat

dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.

Contoh:

(i) Tempo, I (1971), 34:7

(ii) Surah Yasin:9

(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.

Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding).

Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1.

Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang

mengakhiri pernyataan.

Contoh:

 Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.

Tanda Pisah (–, —)

 Tanda pisah em (—) membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan

khusus di luar bangun kalimat.

Page 59: b.indo Kalimat

Contoh: 

Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar.

Tanda pisah em (—) menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat

menjadi lebih tegas.

Contoh:

Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah

mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.

 Tanda pisah en (–) dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau

di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'.

Contoh:

  1919–1921

  Medan–Jakarta

  10–13 Desember 1999

   

 Tanda pisah en (–) tidak dipakai bersama perkataan dari dan antara, atau bersama tanda

kurang (−).

Contoh:

  dari halaman 45 sampai 65, bukan dari halaman 45–65

  antara tahun 1492 dan 1499, bukan antara tahun 1492–1499

  −4 sampai −6 °C, bukan −4–−6 °C

Page 60: b.indo Kalimat

Penjelasan diatas merupakan bergam kumpulan tanda-tanda baca yang digunakan didalam

kalimat tertulis yang memiliki fungsinya masing-masing agar mempermudah pembaca

memahami dari setiap kalimat yang terkandung didalam sebuah referensi,tulisan,wacana,maupun

naskah.

 Setiap tanda baca harus diletakan pada posisi kalimat yang tepat sehingga dapat

dipahami oleh para pembaca dan tidak menjadi salah dalam pengertian isi bacaanya.Oleh sebab

itu pentingya bagi kita mengetahui beragam tanda baca dan kegunaanya.

STRUKTUR KALIMAT(UNSUR KALIMAT)

Struktur kalimat terdiri atas empat unsur yang saling berkaitan satu sama lain yaitu:

Subjek,predikat,objek,pelengkap.Keempatnya membentuk satu-kestuan yang utuh dan saling

melengkapi berikut penjelasanya:

1.SUBJEK

-Merupakan bagian kalimat yang menunjukan pelaku utama atau topic yang menjadi

permasalahan utama.

-Subjek digunakan untuk menjelaskan “apa” dan “siapa”.

-Subjek juga biasanya merujuk pada kata benda /frasa(konkret/abstrak)

Contoh:Ayahku sedang melukis.

                 SPenjelasan:disini bisa kita ketahui bahwa “ayah” adalah subjeknya yang menjadi pelaku utama

atau topic utama dalam kalimata ini.

Page 61: b.indo Kalimat

2.PREDIKAT

-Predikat merupakan bagian yang menjelaskan kegiatan/tindakan/keadaan yang sedang

dialami/dilaksanakan oleh subjek.

-Berbentuk kata/frasa

-Berfungsi untuk menjelaskan:mengapa,bagaimana,diapakan,sedang apa.

Contoh:Adik menangis              S                PPenjelasan:predikat menjelaskan kegiatan apa yang sedang dilakukan oleh adik yaitu sedang

menangis dan menangis menjadi sebuah predikat didalam kalimat tersebut.

3.OBJEKObjek dibagi kedalam 3 jenis dilambangkan dengan:

•O¹ Berfungsi untuk menerangkan objek yang langsung dijumpai pada kalimat langsung transitif.

Rumusnya:S+P+ O¹

Contoh kalimatnya:Saya menanam pohon.                                  S          P              O¹

•O² Berfungsi untuk menjelaskan objek yang terkandung didalam kalimat pasif

Rumusnya sama seperti bentuk kalimat terstuktur lainya yaitu: S+P+ O²

hanya saja untuk penggunaan objeknya menggunakan O² yaitu objek yang diletakan dikalimat

pasif disebut O².

Contoh kalimatnya:Saya dimarahi dosen                                   S           p           O²

•O³

- Yaitu objek yang diletakan pada kalimat tidak langsung.

-Dapat diletakan pada kalimat aktif maupun kalimat pasif.

-Dapat dijadikan sebagai pelengkap O¹ mapun O².

Page 62: b.indo Kalimat

Rumusnya:S+P+ O³+ O¹/ O².

 Contoh kalimatnya:Aming memberikan Nabila mobil.                                    S              P               O³       O¹

Dari paparan penjelasan diatas dapat kita pahami bahwa bentuk dari struktur kalimat

umumnya hamper sama pada setiap kalimat dengan pola dasar S+P+O yang selalu terkandung

disetiap kalimat.

Pada pembahasan selanjutnya kita akan mempelajari struktur atau unsur kalimat yang paling terakhir yaitu:

4.PELENGKAP/KETERANGAN yaitu:

-Bagian kalimat yang berfungsi untuk melengkapi predikat.

-Biasanya berjenis kata/frasa nomina/frasa adjektiva/dan frasa verba.

Rumus:S+P+O+K

Mega bermain piano diruang keluargaS              P         O             K

 Antara objek dengan pelengkap memiliki persamaan konstruksi namun untuk membedakan

antara keduanya perlu kita ketahui objek selalu wajib hadir didalam suatu kalimat sedangkan

pelengkap tidak selalu hadir didalam kalimat.

PERAN SEMANTIS UNSUR KALIMAT

Cakupan  semantis keterangan lebih luas, yaitu mewakili unsur kalimat atau seluruh

kalimat. Keterangan ada yang menyatakan alat, tempat, cara, waktu, kesertaan, atau tujuan.

Perhatikan contoh berikut:

         Dia memotong kue itu dengan garpu.

         Kami  tinggal di Jatinegara.

         Mereka masuk diam-diam.

         Beliau meninggal tahun 1970.

Page 63: b.indo Kalimat

         Dia ke pasar dengan adiknya.

         Saya belajar supaya lulus Sipenmaru.

c)      Peran Semantis

Suatu kata dalam konteks kalimat memiliki peran semantis tertentu. Perhatikan contoh-

contoh berikut:

         Farida menunggui adiknya.

         Pencuri itu lari.

         Penjahat itu mati.

         Johan melihat kecelakaan itu.

         Dari segi peran semantis, Farida pada point (a) adalah pelaku, yakni orang yang

melakukan perbuatan menunggui. Adiknya pada kalimat itu adalah sasaran, yakni yang terkena

perbuatan yang dilakukan oleh pelaku.

 Pencuri pada point (b) adalah pelaku, dia melakukan perbuatan lari.

Akan tetapi, penjahat pada point (c) adalah bukanlah pelaku karena mati bukanlah perbuatan

yang dia lakukan, melainkan suatu peristiwa yang terjadi padanya. Oleh karena itu, meskipun

wujud sintaksisnya mirip dengan point (b) penjahat itu pada (c) adalah sasaran. Pada kalimat (d)

Johan bukanlah pelaku ataupun sasaran. Ada suatu peristiwa, yakni kecelakaan, dan peristiwa itu

menjadi rangsang yang kemudian masuk kebenak dia. Jadi, Johan di sini mengalami peristiwa

tersebut. Karena itu, peran semantis Johan adalah pengalaman.

  

JENIS KALIMAT

Jenis-jenis kalimat tergolong kedalam Sembilan kelompok yaitu:

Page 64: b.indo Kalimat

1.Kalimat aktif  adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan.Biasanya memiliki

predikatnya berupa kata kerja berawalan me atau ber.

Contoh :Aku menanam bunga.

              Ibu berjualan bunga.

2. Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan.Biasanya memiliki predikat

berupa kata kerja berawalan di.

Contoh :Aku dimarahi ibu.

3.Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Bagian

kutipan dalam kalimat langsung dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah. Biasanya

ditandai dengan tanda petik ( “....” )

 Contoh :Kata ayah,”Rajin-rajinlah kamu belajar supaya tercapai cita-citamu!”.

4.Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan orang lain. Bagian

kutipan pada kalimat langsung berubah menjadi kalimat berita.

Contoh :Ayah berkata bahwa aku harus rajin belajar supaya tercapai semua cita-citaku.

5. Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu.Umumnya mendorong

orang untuk memberikan tanggapan.

Macam-macam kalimat berita :

1. Kalimat berita kepastian Contoh : Korban gunung merapi mencapai 4.321jiwa.

2. Kalimat berita pengingkaran Contoh :Tidak semua orang menyukai perbuatanmu.

Page 65: b.indo Kalimat

3. Kalimat berita kesangsian Contoh :Kejadian ini mungkin akan membuatnya trauma.

6.Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain

untuk melakukan sesuatu.Biasanya diakhiri dengan tanda seru (!).Dalam bentuk lisan, kalimat

perintah ditandai dengan intonasi tinggi.

Macam-macam kalimat perintah :

1.Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.

 Contoh :Pergunakanlah helm ketika mengendarai sepeda motor !.

2. Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.

Contoh:Jangan membuang sampah sembarangan !.

3. Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.

Contoh:Tolong siram bunga dihalaman !.

7.Kalimat tanya adalah kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau seseorang sehingga

diperoleh jawaban tentang suatu masalah.Biasanya diakhiri dengan tanda tanya (?). Secara lisan,

kalimat tanya ditandai dengan intonasi yang rendah.

Contoh :Siapakah Gayus tambunan itu?.

8.Kalimat efektif memiliki syarat :

1. Secara tepat mewakili gagasan penulis atau pembicaranya.

Page 66: b.indo Kalimat

 2. Menimbulkan gambaran yang sama antara penulis dengan pembaca atau pembicara dengan

pendengar.

Dengan ciri-ciri :

1. Memiliki kesatuan gagasan atau ide pokok

 2. Menggunakan kata atau frase imbuhan yang memiliki kesamaan.

 3. Tidak menggunakan kata-kata yang tidak perlu.

4. Memberikan penekanan pada bagian-bagian yang penting.

Contoh:Kucing itu naik ke atas meja

Kata “atas” tidak perlu digunakan lagi karena kata “naik” sudah memberi informasi yang cukup

bahwa kucing itu sudah pasti naik ke atas sehingga bentuk kalimatnya berubah menjadi:

Kucing itu naik ke meja.

9. Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri dari inti kalimat atau satu kalimat.Inti

kalimat dibentuk oleh subjek dan predikat Jenis-jenis kalimat tunggal :

1. Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda. Contoh : Saya siswa

kelas VI.

2. Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja. Contoh : Adik bernyanyi.

Perluasan kalimat tunggal dilakukan dengan menambah unsur baru yang disebut keterangan

Dapat berupa keterangan tempat, keterangan cara, maupun keterangan waktu.

Contoh : Saya siswa kelas VI di SD Negeri Merdeka. Adik bernyanyi dengan sangat merdu.

Page 67: b.indo Kalimat

KESIMPULAN

 Didalam setiap kalimat terkandung struktur-struktur kalimat yang penting untuk kita

ketahui dan pelajari agar kita mengetahui pola-pola kalimat tersebut.Serta pembagian jenis-jenis

kalimat yang beragam harus kita kuasai sebagai mahasiswa.

 Didalam makalah ini pun mengajarkan tata cara penulisan mengenai kalimat yang baik

dan benar akan bermanfaat penerapanya ketika melakukan penulisan ilmiah.Karena didalam

penulisan ilmiah memerlukan tata cara penulisan yang benar-benar sempurna dan

dipertanggungjawabkan.

 Didalam penulisan kalimat harus jelas penulisan tanda bacanya sehingga tidak

mengandung pengertian yang salah bagi pembaca.Disini kita bisa mengetahui letak kesalahan

dan sampai dimana kemampuan kita dalam penggunaan kalimat yang benar dan dapat berguna

untuk pembelajaran kedepanyanya.

DAFTAR PUSTAKA

Iswara, Prana D. 2009. TBBI- Beberapa Pengertian Dasar. Melalui

http://kd-sumedang.upi.edu/index.php?option=com_content&view=article&id=262:tbbbi-

beberapa-pengertian-dasar&catid=61:kapita-selekta-bahasa-indonesia&Itemid=75 [2011/01/07]

NN. 2011. Bahasa Indonesia/Kalimat. Melalui     http://id.wikibooks.org/wiki/Bahasa_Indonesia/Kalimat [2011/01/07]

Page 68: b.indo Kalimat